1. TUGAS KHUSUS PKPA
UJI MIKROSKOP PADA
AMOKSISILIN DAN ERITROMISIN
Handy Hanggoda Untoro
UBAYA
Nurul Aryssilyawati
UBK
2. POKOK BAHASAN
Spesifikasi bahan baku
Amoksisilin dan Eritromisin
Prosedur Mikroskop
Sesuai dengan FI VI
Pemerian bahan baku
Amoksisilin dan Eritromisin
Uji Mikroskop
Amoksisilin dan Eritromisin
3. Spesifikasi bahan
baku Amoksisilin
01
Sumber : Farmakope Indonesia VI
Pemerian Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam
kloroform.
Baku Pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan, merupakan bentuk trihidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, dalam lemari pembeku.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti Amoksisilin BPFI
Endotoksin bakteri Tidak lebih dari 0,25 unit Endotoksin FI per mg amoksisilin, jika pada etiket tertera amoksisilin steril atau harus
dilakukan proses sterilisasi untuk pembuatan sediaan injeksi
4. Sterilitas Memenuhi syarat.
Sifat hablur Memenuhi syarat.
pH Antara 3,5 dan 6,0
Air Metode I Antara 11,5% dan 14,5%.
Dimetilanilin Memenuhi syarat.
Cemaran Organik Total cemaran tidak lebih dari 5,0%
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang terkendali
5. Spesifikasi bahan
baku Eritromisin
01
Sumber : Farmakope Indonesia VI
Pemerian Serbuk hablur putih atau agak kuning: tidak berbau atau hampir tidak berbau
Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter
Baku Pembanding Eritromisin BPFI; biarkan hingga suhu ruang sebelum dibuka. Higroskopik. Setelah dibuka, timbang
segera, hindari dari kelembapan berlebih, buang sisa. Simpan ampul yang belum dibuka dalam
lemari pembeku. Kecuali dinyatakan lain tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
ampul yang tertutup dalam lemari pembeku.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat kering pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60º
selama 3 jam dan dilarutkan dalam kloroform P hingga kadar lebih kurang 50 mg per mL dan diukur
dengan sel 0,1 mm, menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Eritromisin BPFI kecuali pada daerah antara 1980 cm1 dan 2050 cm-1 .
6. Sifat hablur Memenuhi syarat.
pH Antara 8,0 dan 10,5
Air Tidak lebih dari 10,0%
Cemaran Organik Kadar eritromisin A enol eter, eritromisin B, eritromisin C yang diperoleh dari
Penetapan kadar berturut-turut adalah tidak lebih dari 3,0%; 12,0% dan 5,0%
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
7. Prosedur Uji
Mikroskopik
02
● Alat : gunakan mikroskop yang stabil dan terlindung dari getaran. Perbesaran
mikroskop (untuk perbesaran objek, okuler dan komponen tambahan) harus cukup
untuk menetapkan partikel terkecil
● Pengaturan : Penting untuk dilakukan penyelarasan seluruh elemen sistem optik dan
pemfokusan (focusing) yang sesuai.
● Pencahayaan : Persyaratan pencahayaan yang baik adalah seragam dan intensitas yang
dapat diatur dengan lampu yang di atas bidang pengamatan; lebih baik dengan
pencahayaan Kohler.
● Karakterisasi sifat hablur : Sifat hablur dari material harus dikarakterisasi untuk
menetapkan kesesuaian persyaratan sifat hablur yang dicantumkan pada masing-
masing monografi.
Sumber : Farmakope Indonesia VI
8. Pemerian Bahan Baku
Amoksisilin Trihydrate
03
Mikroskop Polarisasi
Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; praktis tidak berbau
Karakteristik kristal : kristal jarum
Nugrahani et al, 2010
9. Pemerian Bahan Baku
Eritromisin Stearate
03
Mikroskop SEM (Scanning Electron Microscope)
Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kuning ; tidak berbau atau
praktis tidak berbau
Karakteristik kristal : kristal kubus
Dwi Setyawan et al, 2011
10. Uji Mikroskop
04
Alat dan Bahan
Bahan :
- Amoksisilin Trihydrate
- Eritromisin Stearat (Anuh)
- Eritromisin Stearat (Linear)
- Parafin Liquid (Reagen)
Alat :
- Mikroskop Polarisasi
- Kaca Preparat dan Cover glass
Eritromisin Stearate
Trihydrate
11. Prosedur Kerja :
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Tancapkan kabel mikroskop dengan sumber listrik
3) Tekan tombol “on” untuk menyalakan lampu
4) Letakkan masing-masing bahan amoksisilin trihydrate dan Eritromisin Stearate di atas kaca preparat
5) Ditetesi dengan reagen paraffin liquid
6) Didispersikan ad homogen
7) Pasang kaca preparat pada meja objek
8) Amati menggunakan mikroskop
9) Atur perbesaran lensa objektif yang dekat dengan kaca preparat agar sifat hablur sediaan terlihat jelas
(10x) → Skala yang kita gunakan (100x)
10) Dokumentasi hasil yang diperoleh
13. Karakteristik sifat hablur Eritromisin Stearat
Linear
Karakteristik sifat hablur Eritromisin Stearat
Anuh
14. PEMBAHASAN
● Pada gambar kristal hablur Amoksisilin Trihydrate menggunakan mikroskop polarisasi,
perbedaannya hanya pada ketembusan cahaya yang diatur (nikol dan cross nikol) paralel nikol
menghasilkan warna intervensi putih sedangkan cross nikol menghasilkan warna intervensi hitam.
Kristal hablur pada amoksisilin trihydrate berbentuk jarum Acicular yang bentuk silinder, partikel
seperti jarum dengan lebar dan ketebalan yang serupa.
● Pada gambar kristal hablur dari Eritromisin stearate menggunakan mikroskop polarisasi berbentuk
Equant – Partikel yang panjang, lebar dan ketebalannya serupa; termasuk partikel yang berbentuk
kubus dan bulat, walaupun berbeda manufaktur tetapi bentuk kristal menunjukkan kesamaan.
15. DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia Edisi VI. 2020
Nugrahani, Ilma; Asyarie, Sukmadjaja; Soewandhi, Sundani Nurono; and Ibrahim, Slamet (2010)
"Polimorfisme dan Solvatomorfi Amoksisilina Trihidrat setelah Proses beku Kering," Majalah Ilmu
Kefarmasian: Vol. 7 : No. 2 , Article 2.
Dwi Setyawan ; Yeyet C Sumirtapura ; Sundani N Soewandhi ; Daryono Hadi. Tj (2011) "Karakterisasi
sifat fisik sistem biner eritromisin stearat-sodium starch glycolate akibat pengaruh tekanan kompresi "
Majalah Farmasi Indonesia, (22)1, 43 – 49, 2011