SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
JUDUL :       PENGARUH STRESOR TERHADAP STRES KERJA DAN
              KINERJA       KARYAWAN PADA PT. BANK TABUNGAN
              PENSIUNAN NASIONAL Tbk. (BTPN) CABANG KEDIRI


A. LATAR BELAKANG
        Di era modernisasi dan perkembangan iptek yang sangatlah cepat, menuntut
 perkembangan SDM yang cepat pula, dan hal ini mengakibatkan semakin
 kompleknya permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh manusia baik
 menyangkut permasalahan politik, ekonomi maupun social, hal ini mencakup juga
 permasalahan – permasalahan dalam lingkungan pekerjaan. Sumber daya manusia
 sebagai aktor yang berperan penting dalam menggerakan suatu perusahaan atau
 organisasi dalam mencapai sebuah tujuan tertentu. Tercapainya sebuah tujuan
 perusahaan hanya akan tercapai karena adanya suatu upaya dari para pelaku yang
 terdapat dalam suatu perusahaan, yakni untuk selalu berkinerja dengan baik dan
 memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan sehingga dapat mencapai suatu
 tujuan yang diharapkan serta memajukan perusahaan tersebut.
        Dengan adanya kenyataan tersebut menunjukkan bahwa aset organisasi yang
 paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dan sangat diperhatikan oleh
 manajemen adalah aset manusia dari perusahaan tersebut. Tanpa adanya faktor
 manusia sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan ada, dengan demikian pada
 intinya tantangan-tantangan maupun peluang-peluang dalam pembentukan dan
 pengelolaan suatu organisasi sering bersumber dari masalah-masalah yang berkaitan
 dengan masalah sumber daya manusia.
        Ditengah maraknya tuntutan ekonomi yang semakin tinggi, pengembangan
 karier yang semakin ketat, gejala timbulnya stres dikalangan karyawan dari waktu
 kewaktu semakin meluas. Tidak semua stres yang dialami karyawan berdampak
 negatif terhadap prestasi kerjanya, dalam tingkatan tertentu dan bagi orang tertentu
 timbulnya stres merupakan tantangan yang memacu untuk lebih meningkatkan
 prestasi kerjanya. Stres yang dialami oleh karyawan dapat dilihat dari gejala - gejala


                                                                                     1
yang timbul, baik gejala fisik maupun mental. Untuk menghindari dampak negatif
dari stres, kepekaan pimpinan terhadap perilaku bawahan merupakan salah satu
modal dalam rangka lebih memberdayakan karyawan. Berbagai macam keinginan
dan kebutuhan diharapkan dapat terpenuhi dengan bekerja dalam suatu organisasi
oleh karyawan. Namun tidak semua keinginan maupun karyawan tersebut dapat
terpenuhi oleh perusahaan. Keterlibatan karyawan dalam konflik serta ketidak
mampuan memenuhi kebutuhan maupun keinginan karyawan merupakan salah satu
faktor yang menimbulkan stres dikalangan karyawan. Stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi karyawan.
       Adanya beragam permasalahan maupun tekanan yang dialami oleh
karyawan, baik yang berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat
maupun lingkungan kerja yang dapat timbulnya stres dikalangan karyawan.
Perbedaan permasalahan, tekanan yang dialami serta perbedaan karakter maupun
gaya seorang karyawan menyebabkan variasi dampak stres yang dialami terhadap
kinerja atau prestasi kerja. Dalam tingkatan tertentu, stres dapat meningkatkan
prestasi, sebaliknya bagi orang lain tingkat stres yang sama dapat menyebabkan
turunnya prestasi kerja. Namun apabila stres kerja yang terlalu berat pada umumnya
cenderung mengganggu kinerja karyawan. Untuk mengurangi dampak negatif dari
stres terhadap kinerja karyawan, usaha – usaha preventif untuk mencegah stres yang
berlebihan serta adanya konseling dari pimpinan maupun dari teman sejawat
maupun unit yang melayani konsultasi karyawan merupakan kebutuhan yang tidak
bisa diabaikan. (www.search-engine-journal/ stressor-kerja-terhadap-kinerja)
       Dampak dari stressor atau sumber stres akan nampak dan mempengaruhi
gejala psikologis, gejala fisik atau semuanya sehingga secara langsung stres
berpengaruh terhadap seluruh individu. Secara individu reaksi karyawan terhadap
stres selain berdampak negatif, ternyata juga bisa berdampak yang positif yakni
membuat kebalikan dari gejala-gejala stress kerja yang bersifat negatif. Hal ini
terjadi tergantung tingkat stres dan ketahanan individu terhadap stres. Secara umum
bagi karyawan yang sulit melakukan penyesuaian diri dari stres akan menganggu


                                                                                 2
keseimbangan kejiwaan dan fisik karyawan. Hal ini bila dibiarkan akan berdampak
pada penurunan prestasi kerja karyawan dan jika sudah demikian stres yang dialami
karyawan tergolong tinggi. Sedangkan bagi karyawan lain stres justru menjadi daya
dorong prestasi kerjanya, stres yang demikian tergolong rendah.
       Secara nyata stress fisiologis seorang karyawan dengan seringnya karyawan
merasakan sakit kepala, meningkatnya detak jantung dan pernapasan serta
perubahan dalam sistem metabolisme. Mengenai stress psikologis karyawan sering
merasakan kebosanan dalam bekerja, mudah marah, tersinggung, mengalami
kecemasan, dan lain-lain. Sedangkan stress perilaku dapat diketahui dari adanya
perubahan produktivitas, meningkatnya absensi kerja, adanya perubahan dalam
kebiasaan makan dan lain-lain. Adanya tanda-tanda tersebut maka mengindikasikan
bahwa karyawan mengalami tingkat stress yang terlalu tinggi sehingga
mempengaruhi prestasi kerja yang dihasilkan seorang karyawan.
       Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungan. Stress sering muncul dan terjadi pada perusahaan
khususnya pada karyawan. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu
penyebab, namun biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi dari
penyebab stress tersebut. Ada dua kategori penyebab stress, yaitu on the job dan off
the job. Penyebab stress on the job merupakan penyebab stress yang terjadi dari
dalam perusahaan, sedangkan penyebab stress off the job adalah penyebab stress
yang terjadi dari luar perusahaan. Masalah –masalah yang terjadi di perusahaan
yang berkaitan dengan pekerjaan secara otomatis akan menyebabkan karyawan
mengalami stress dalam bekerja dan secara otomatis akan berpengaruh terhadap
prestasi kerjanya.
       Sumber stress kerja yang terjadi pada suatu perusahaan yang memproduksi
barang maupun jasa akan berpengaruh pada kecemasan kegiatan perusahaan,
dimana karyawan mereka merupakan sumber daya utama dalam suatu perusahaan.
Oleh karena itu mereka harus diberi perhatian khusus guna tercapainya tujuan
perusahaan.


                                                                                  3
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) adalah instansi yang
bergerak dalam bidang jasa, dalam hal ini adalah melayani pinjaman dan tabungan
para pensiunan dan karyawan sipil. Seperti yang terjadi pada sumber stres yang
terjadi dalam obyek tersebut yang di dapat informasi dari Kepala Bagian Umum
pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), dilihat dari dalam
pekerjaan atau yang disebut dengan on the job yaitu beban pekerjaan yang tidak
stabil karena tuntutan dari pimpinan, selain itu adanya kurang harmonisnya
hubungan antar karyawan sehingga menyebabkan stress dalam bekerja. Sumber
stres kerja dapat juga dilihat dari luar pekerjaan atau yang biasa disebut dengan off
the job seperti permasalahan individu, baik permasalahan ekonomi maupun
permasalahan keluarga sehingga dapat mengganggu kelancaran dalam bekerja.
       Fenomena yang terjadi secara terus menerus pada beberapa karyawan maka
karyawan atau pegawai merasakan beban psikologis dan fisik yang berlebihan
sehingga dapat menyebabkan timbulnya stres kerja pada karyawan yang berlebihan,
oleh karena itu organisasi ini dituntut untuk menjaga karyawan agar tidak
mengalami stres kerja yang berlebihan, sehingga mereka dapat bekerja lebik baik
dan dapat meningkatkan kinerja yang baik.
       Dengan melihat permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Stresor Terhadap Stres Kerja dan
Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN)
Cabang Kediri”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
 1. Bagaimanakah sumber-sumber stres pada karyawan PT. Bank Tabungan
    Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ?
 2. Bagaimanakah stress kerja pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan
    Nasiaonal Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ?
 3. Bagaimanakah kinerja pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
    Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ?


                                                                                    4
4. Apakah sumber-sumber stres kerja yang terdiri dari on the job dan off the job
    berpengaruh signifikan terhadap stres kerja karyawan PT. Bank Tabungan
    Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ?
5. Apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank
    Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ?
C. BATASAN MASALAH
       Berdasarkan masalah diatas maka penulis membatasi masalah yang dilihat
dari variable stresor yaitu : on the job dan off the job yang mengakibatkan stress
ditinjau dari gejala psikologis, fisiologis dan perilaku seluruh karyawan di PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri.
D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
   1. Tujuan Penelitian
      a. Untuk mengetahui sumber-sumber stres pada karyawan PT. Bank
          Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri.
      b. Untuk mengetahui kinerja pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan
          Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri.
      c. Untuk mengetahui apakah sumber-sumber stres kerja yang terdiri dari on
          the job dan off the job berpengaruh signifikan terhadap stres kerja
          karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang
          Kediri.
      d. Untuk mengetahui apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap
          kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN)
          Cabang Kediri.
   2. Kegunaan Penelitian
      a. Bagi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang
          Kediri.




                                                                                   5
Memberi masukan pada instansi dalam usaha meningkatkan
          kinerja karyawan yang diwujudkan dengan upaya pencegahan timbulnya
          kondisi stresor kerja yang mengganggu karyawan.
      b. Bagi Peneliti
                  Sebagai dasar penelitian berikutnya dibidang manajemen sumber
          daya manusia khususnya pada permasalahan stresor kerja.


E. TINJAUAN PUSTAKA
   1. Landasan Teori
       Berdasarkan penelitian terdahulu yang disusun oleh Handoko (2003) dengan
judul “ Pengaruh Stressor Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Bagian Produksi
Pada PT. Saritanam PRatama Ponorogo”. Adapun variable yang digunakan adalah :
variable terikat produktifitas kerja, variable bebas stressor kerja yang ditinjau dari
karakteristik peran, karakteristik tugas, Hubungan antar pribadi, karakteristik iklim
organisasi. Alata yang digunakan regresi berganda, uji t, uji f. tehnik pengambilan
sampel menggunakan proposional random sampling. Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai koefisien r sebesar 0,539 yang berarti variable – variable stressor kerja
mempengaruhi stress kerja sebesar 53,9%. Ada pengaruh antara stress kerja dengan
produktifitas kerja sebesar 7,8 %.




                                                                                    6
Tabel 1.
          Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang.
No. Judul                         Variable                      Tehnik analisis

1    Pengaruh stressor terhadap Variabel Bebas :             Analisis regresi
     produktifitas         kerja     Stressor
                                                             linier berganda,
     karyawan bagian produksi        - Karakteristik peran
     pada PT. Sari Tanam             - Karakteristik tugas Uji t dan uji f
     Pratama Ponorogo.               - Hubungan        antar
                                         pribadi
                                     - Karakteristik iklim
                                         organisasi
                                 Variabel Terikat :
                                     Produktifitas Kerja

2.   Pengaruh stressor tehadap Variable bebas :
     stress kerja dan kinerja         Stressor                  Regresi linear
     pada karyawan PT. Bank            on the job.             berganda dan
     Tabungan        Pensiunan         off the job.
     Nasional Tbk. (BTPN)                                       sedherhana, Uji
     Cabang Kediri.            Variabel terikat :               t dan Uji f
                                      Stres Kerja
                               Kinerja Karyawan.
2. Kajian Teori
 a. Pengertian Stressor
            Stressor menimbulkan berbagai macam tanggapan dari orang yang
     berbeda-beda. Beberapa orang lebih mampu menanggulangi suatu penekanan
     dari pada orang lain dan mereka dapat menyesuaikan perilaku mereka
     sehingga dapat menguasi tekanan tersebut. Sebaliknya banyak orang lebih
     dipengaruhi oleh tekanan, artinya mereka tidak mampu menyesuaikan diri
     terhadap penekanan.
            Menurut Gibson (1996:339), menyatakan stressor adalah keadaan
     lingkungan khusus sebagai sumber potensial stress. Sedangkan menurut
     Kreitner, R & Kinicki, A (2005:353), stressor adalah faktor-faktor
     lingkungan yang menimbulkan stress.Dengan demikian dapat disimpulkan


                                                                                  7
bahwa stressor merupakan sumber potensial atau penyebab terjadinya stress
    pada diri seorang karyawan.
b. Sumber Potensial Stress
            Gibson (1996;343) membedakan penyebab stres menjadi dua yaitu:
    stres ditempat kerja dan stress yang berkaitan dengan kerja. Stres ditempat
    kerja dan stres yang bukan ditempat kerja sering saling berhubungan. Gibson
    (1996;343) membagi stresor ditempat kerja menjadi empat kategori yaitu :
    lingkungan fisik, individu, kelompok dan organisasional.

-   Yang termasuk stresor lingkungan fisik : cahaya, suara, suhu dan udara
    terpolusi.
-   Yang termasuk stresor individu adalah konflik peran, peran ganda, beban
    kerja berlebihan, tidak ada control, tanggung jawab dan kondisi kerja.
-   Yang termsuk stresor kelompok adalah termasuk hubungan yang buruk
    dengan kawan, bawahan dan atasan.
-   Yang termasuk stresor organisasi adalah desain struktur yang jelek, politik
    jelek dan tidak ada kebijakan khusus.

            Menurut Handoko (2000:200) bahwa kondisi kondisi yang cenderung
    menyebabkan stress disebut stresor . biasanya karyawan mengalami stress
    karena kombinasi stressor. Ada dua kategori penyebab stress yaitu on-the job
    dan off-tehe job.

a. On-the job terdiri dari :
1. Beban kerja yang berlebihan
2. Tekanan atau desakan waktu
3. Kualitas supervise yang jelek
4. Iklim politis yang tidak aman
5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
6. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab


                                                                              8
7. Kemenduaan peranan
8. Frustasi
9. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
10. Perbedaan antara nilai nilai perusahaan dan karyawan
11. Berbagai bentuk perubahan
b. Off-the job terdiri dari :
1. Kekuatiran financial
2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
3. Masalah masalah fisik
4. Masalah perkawinan
5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tempat tinggal
6. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.

           Tidak terhitung banyaknya peristiwa yang mengakibatkan masalah
   stress. Sebagian darinya adalah perubahan besar yang mempengarui banyak
   orang. Peristiwa seperti perang, kecelakaan nuklir, dan gempa bumi. Peristiwa
   lain adalah perubahan besar dari kehidupan seseorang sebagai contoh pindah
   ketempat baru, pindah pekerjaan, kehilangan kawan, menderita penyakit
   serius. Percekcokan sehari-hari dapat juga dirasakan sebagai stresor, seperti
   kehilangan dompet, terjebak dalam kemacetan dan perbedaan pendapat
   (Atkinson, 1991;338).

c. Pengertian Stress
            Menurut     Gibson   (1996;339)   stress   adalah   suatu   tanggapan
    penyesuaian yang diperantarai oleh perbedaan perbedaan individual dan
    proses proses psikologis akibat dari setiap tindakan lingkungan situasi, atau
    peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan fisik yang berlebihan
    kepada seseorang.
            Menurut Robbin (2002:304) Stress merupakan suatu kondisi dinamik
    dimana seorang individu dikonfrontasikan dengan satu peluang, kendala atau


                                                                                9
tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya
   dipersepsikan sehingga tidak pasti dan penting.
          Menurut Munandar (2001;374) stress adalah hasil dari tidak/kurang
   adanya kecocokan antara orang (dalam arti kepribadian, bakatnya, dan
   kecakapan) dan lingkungannya, yang mengakibatkan ketidakmampuannya
   untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif. Pada
   umumnya kita merasakan bahwa stress merupakan suatu kondisi yang negatif,
   kesuatu kondisi yang mengarah pada timbulnya penyakit fisik maupun
   mental, atau mengarah keperilaku yang tak wajar.
          Menurut Handoko (1995;200) menyatakan bahwa stress adalah suatu
   kondisi ketegangan yang mempengarui emosi, proses berfikir dan kondisi
   seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang
   untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya pada diri karyawan
   berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksaan
   kerja mereka.
          Dengan demikian secara umum dapat disimpiulkan bahwa stres
   merupakan bentuk interaksi individu terhadap lingkungan fisik serta situasi
   kerja yang dirasakan tidak menyenangkan. Sehingga mengakibatkan individu
   merasa tertekan dalam bekerja yang mengakibatkan gangguan pada
   keseimbangan diri mereka.
d. Langkah – Langkah Mengatasi Stress

       Mendeteksi stress kerja dan bentuk reaksinya maka terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mengatasi stress kerja
yang dihadapi para karyawan. Langkah-langkah yang dilakukan perusahaan
dalam mengatasi stress kerja menurut Siagian (2002:302) meliputi :

a. Merumuskan kebijaksanaan manajemen dalam membantu para karyawan
   menghadapi berbagai stress.



                                                                           10
b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga
   mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam
   bentuk apa jika mereka menghadapi stress.
c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya
   gejala stress dikalangan para bawahannya dan dapat mengambil langkah-
   langkah tertentu sebelum stress berdampak negatif terhadap prestasi kerja para
   bawahannya.
d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangakan sumber-sumber stress.
e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan.
f. Memantau terus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi
   sumber stress dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini.
g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan ruang kerja sedemikian rupa
   sehingga berbagai sumber stress yang berasal dari kondisi kerja yang dapat
   dielakkan.
h. Menyediakan jasa bantuan bagi karyawan apabila mereka sempat menghadapi
   stress.


e. Gejala – Gejala Stres

   Menurut Umar (2003;24) bahwa gejala-gejala stres dapat dilihat dari tiga sisi
   yaitu :

a) Gejala fisik. Dari sisi ini gejala – gejalanya adalah nafas memburu, mulut dan
   kerongkongan kering, tangan lembab, badan terasa panas, otot otot tegang,
   pencernaan tegangan, sakit kepala dan gelisah.
b) Tingkah laku (secara umum). Dari sisi ini, gejala stress dapat dilihat dari tiga
   sisi yaitu :
       1) Perasaan, misalnya rasa bingung, camas, sedih, jengkel, salah paham,
             tak berdaya, gelisah, merasa gagal, merasa diacuhkan dan kehilangan
             semangat kerja.


                                                                                11
2) Kesulitan misalnya : dalam berkonsetrasi, berfikir jernih dan membuat
           keputusan.
       3) Kehilangan misalnya : dalam kreativitas, gairah dalam berpenampilan
           dan minat terhadap orang lain.
c) Gejala ditempat kerja : hal ini dapat dilihat dari misalnya : kepuasan kerja
   rendah, kinerja yang menurun, semangat dan energy menurun, komunikasi tak
   lancar, pengambilan keputusan yang buruk, kreativitas dan inovasi berkurang
   dan berkutat pada tugas-tugas yang tidak produktif.

   Adapun menurut Robbin (2002:309) gejala yang ditimbulkan stress adalah
sebagai berikut :

a. Gejala subyektif, dimana gejala yang ditimbulkan berupa kegelisahan,
   ketakutan dan apatis.
b. Gejala perilaku, dimana gejala yang ditimbulkan adalah mudah terkena
   kecelakaan, alkoholik, dan ketergantungan pada obat.
c. Gejala kognitif, dimana gejala yang ditimbulkan adalah tidak mampu
   mengambil keputusan yang sehat, konsentrasi rendah dan letih.
d. Gejala fisiologis, dimana gejala yang ditimbulkan adalah penyakit jantung dan
   tekanan darah.
e. Gejala organisasi, dimana gejala yang ditimbulkan berupa produktifitas kerja
   rendah, tingkat absensi dan tindakan hukum.


f. Dampak Stress

        Menurut Gibson (1996: 365) ada lima kategori dampak stress dan
variabel moderator. Lima dampak stress adalah subyektif (ketakutan dan apatis),
perilaku (alkoholisme, ketergantungan pada obat dan mudah kecelakaan),
kognitif (kosentrasi rendah, hambatan dan letih), fisiologis (naiknya tekanan
darah, dan gangguan jantung naik), dan organisasional (produktivitas rendah,


                                                                             12
absensi dan tindakan hokum). Adapun yang termasuk variabel moderator ada dua
yaitu kognitif dan biologis. Yang termasuk kognitif adalah tipe A/B, daya tahan,
dukungan     social   dan   efektivitas   negative.   Adapun      yang     termasuk
biologis/demograpis adalah umur, jenis kelamin/seks pekerjaan dan ras.

       Menurut Rini (2002 :4) dampak stress dibagi menjadi dua kelompok
perusahaan dan dampak terhadap individu. Dampak terhadap perusahaan yaitu
apabila banyak karyawan di dalam organisasi menagalami stress kerja, maka
produktivitas dan kesehatan organisasiitu akan terganggu. Secara singkat
beberapa dampak negative yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa :

a. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun oprasional
    kerja.
b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.
c. Menurunkan tingkat produktivitas.

       Sehingga hal ini dapat menurunkan pemasukan dan keuntungan
perusahaan. Kerugian financial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya
antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji,
tunjangan dan fasilitas lainnya. Sedangkan dampak individu munculnya masalah
masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologis dan interaksi
interpersonal yaitu kesehatan dan psikologis.

   Menurut Robbins (2002:309) stress kerja dapat dilihat dari tiga kategori
umum yang bisa dijadikan variabel stress kerja, yaitu meliputi:

a. Stress Fisiologis adalah stress yang dapat menciptakan perubahan dalam
    metabolisme,      meningkatkan    laju   detak    jantung     dan    pernafasan,
    meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan
    serangan jantung.




                                                                                 13
b. Stress Psikologis adalah Stress yang dapat menyebabkan ketidakpuasan
     dalam bekerja.
 c. Stress Perilaku adalah stress yang berpengaruh terhadap perubahan
     produktifitas, absensi juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya
     merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.


 g. Pengertian Kinerja
        Menurut Mangkunegara (2000:67) mengatakan pengertian kinerja adalah:
“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.

        Sedangkan menurut Dharma (1993:212) “Kinerja adalah sesuatu yang
dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau
kelompok orang”.

        Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa
kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat
digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah
dicapai oleh seorang karyawan atau pegawai dalam rangka melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.

h. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

       Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, menurut Mangkunegara
(2000:67) adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor kepuasan kerja
(motivation).




                                                                               14
1. Faktor kemampuan
   Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan
   potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill ). Artinya pegawai
   yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
   memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-
   hari maka ia akan lebih mudah untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

2. Factor Motivasi
   Motivasi kerja terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
   menghadapi situasi (situation) kerja. Kepuasan kerja merupakan kondisi yang
   menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi
   (tujuan kerja).

i. Pengukuran Kinerja
        Secara umum pengukuran kinerja berarti perbandingan yang dapat
   dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda. Seperti yang dikemukakan
   oleh Sinungan (2000:23) yaitu:

1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan secara historis yang tidak
   menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya
   mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.
2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi, proses)
   dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian relatif
3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik
   sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.
       Sedangkan menurut Atmosoeprapto (2001: 6) menyatakan bahwa
“Kinerja tidak dapat diukur secara kuantitatif semata-mata, sehingga mempunyai
nilai mutlak, melainkan menggambarkan keragaman dari suatu kegiatan”. Ada
dua titik kunci untuk mengukur keragaman pada setiap situasi atau kegiatan, yaitu
meliputi:


                                                                              15
1. Lebih memusatkan pada hasil akhir daripada kegiatan-kegiatan. Sebagai
     contoh, bagi bisnis yang berorientasi pada keuntungan, sasaran nilai dolar
     penjualan lebih berarti daripada jumlah penjualan yang tercapai.
2. Berfikir pada perbandingan dari “kenyataan” terhadap “yang seharusnya”.
     Meskipun pada output yang “tangible” dan dapat diukur secara kuantitatif,
     hasil bagi output terhadap input saja kurang berarti apabila tidak
     diperbandingkan dengan hasil bagi atau sasaran yang diharapkan.
     Sedangkan menurut Mangkunegara (2000:67) terdapat tiga metode yang
digunakan dalam rangka pengukuran kinerja para karyawan atau pegawai pada
perusahaan, yaitu:

1.      Mutu atau kualitas produk.
            Pada pengukuran ini perusahaan lebih mendasarkan pada tingkat
     kualitas produk yang telah dihasilkan para pegawai atau karyawannya.
     Pengukuran melalui kualitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
     seorang karyawan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
     yang telah diberikan kepadanya.

2. Kuantitas atau jumlah produk.

            Pengukuran melalui kuantitas atau jumlah produk yang dihasilkan ini
     erat kaitannya dengan kemampuan seorang karyawan dalam menghasilkan
     produk dalam jumlah tertentu. Kuantitas ini secara langsung juga
     berhubungan dengan tingkat kecepatan yang dimiliki oleh seorang karyawan
     dalam menghasilkan produk.

3. Ketepatan waktu

            Ketepatan waktu dalam menghasilkan suatu produk menjadi salah satu
     sarana untuk mengukur tingkat kinerja yang telah dicapai oleh seorang
     pegawai. Dalam pengukuran ini anggaran perusahaan dapat dijadikan ukuran



                                                                            16
atau barometer untuk mengetahui tingkat kinerja yang telah dicapai seorang
      karyawan.

   j. Hubungan Stressor, Stres Kerja Dan Kinerja

              Menurut Gibson (1996: 348) mengatakan bahwa sumber stres atau
      stressor kerja yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tingkat stres kerja
      tinggi, karyawan berprestasi rendah, sukar tidur, lekas marah, kesalahan
      meingkat, keraguan dalam bekerja yang akhirnya mengakibatkan kinerja
      karyawan menurun. Model hubungan stressor, stress dan kinerja karyawan
      dapat disajikan pada gambar berikut:

                                   Gambar. 1

                  Hubungan Stress Dengan Kinerja Karyawan



     Tinggi




    Kinerja




     Rendah                           Stres kerja               Tinggi



Sumber: Robin (1996:228-229)

     Rendah                    Stress Kerja            Tinggi

                                                                             17
Sedangkan menurut Robin (1996:228-229) menyatakan logika yang
mendasari U terbalik itu adalah bahwa tingkat rendah sampai sedang dari stres
merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi. Pada saat
itulah individu sering melakukan tugasnya dengan lebih baik, lebih intensif
atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stres menaruh tuntutan yang tidak dapat
dicapai atau kendala pada seseorang, yang mengakibatiakn kinerja karyawan
menjadi lebih rendah. Pola U terbalik ini juga memberikan reaksi terhadap
stres sepanjang waktu, dan terhadap perubahan intensitas. Artinya stres
tingkat sedang malahan dapat mempunyai pengaruh yang negatif pada kinerja
jangka panjang karena intensitas stres yang berkelanjutan itu meruntuhkan
individu itu dan melemahkan sumber daya energinya.

       Stress dapat sangat membantu atau fungsional, tetapi juga dapat
berperan salah atau merusak kinerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa
stress mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan
kerja, tergantung seberapa besar tingkat stress. Bila tidak ada stress,
tantangan-tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja karyawan cenderung
rendah. Sejalan dengan meningkatnya stress maka prestasi kerja cenderung
naik karena stress membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber
daya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. Bila
stress sudah mencapai puncak yang dicerminkan dengan kemampuan
pelaksanaan kerja harian karyawan, maka stress tambahan akan cenderung
tidak menghasilkan perbaikan kinerja karyawan. Akhirnya bila stress menjadi
terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stress mengganggu
pelaksanaan    pekerjaan.    Karyawan      kehilangan    kemampuan       untuk
mengendalikannya dan menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan-
keputusan dan perilakunya menjadi tidak teratur.




                                                                            18
3. Kerangka Pikir

          Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang
   akan dilakukan dalam penelitian. Pada kerangka pikir tersebut menunjukkan
   bahwa stressor meliputi on the job dan off the job.

          Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
   digambarkan kerangka pemikiran yang menghubungkan keterkaitan hubungan
   stressor, stress kerja dan prestasi kinerja karyawan yaitu sebagai berikut :

                                     Gambar. 2

                                Kerangka penelitian

Stresor (X)

  Stresor On the job (X1)
  Beban kerja yang
   terlalu berlebihan                                              Kinerja (Z)
  Umpan balik tentang              Stres Kerja (Y)               - KUALITAS
   pelaksanaan kerja yang                                         - KUANTITAS
                                     - FISIOLOGIS
   tidak memadai                     - PSIKOLOGIS                 - KETEPATAN
  Kualitas supervise                - PERILAKU                     WAKTU
  Hubungan karyawan
  Stresor of the job (X2)
  Masalah keluarga                     -    -

  Masalah ekonomi
  Masalah fisik
  Kepribadian

          Kerangka     diatas   didasarkan       pada   teori   Handoko   (2000:200)
   mengemukakan bahwa stresor kerja yang yang terdiri dari stressor on the job
   dan stressor off the job menyebabkan individu merasa tertekan dapat
   mempengaruhi stress kerja yang terjadi pada karyawan yang meliputi stress
   fisiologis, psikologis        dan perilaku Robbins (2002:309), sehingga


                                                                                  19
mempengaruhi kinerja karyawan. Adapun mengenai kinerja para karyawan
    dengan menggunakan indikator meliputi kulitas, kuantitas dan ketepatan
    waktu Mangkunegara (2000:67).
 4. Hipotesis
           Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi
    dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang.
    Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka di atas maka dapat
    diajukan suatu hipotesis yakni :

      1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap
          stress kerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
          Tbk. (BTPN) Cabang Kediri.
      2. Diduga stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
          pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang
          Kediri.
      3. Diduga variabel on the job mempunyai pengaruh kuat terhadap stres
          kerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
          (BTPN) Cabang Kediri.

F. METODE PENELITIAN

 1. Lokasi Penelitian
           Lokasi penelitian dilakukan pada PT BTPN CABANG KEDIRI Jln
    Brigjen Katamso No. 36 Kota Kediri.
 2. Jenis Penelitian
           Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey, dimana
    peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya
    mencatat data seperti apa adanya, menganalisa dan menafsirkan data tersebut.
    Menurut Singarimbun (1995:3), penelitian survey adalah penelitian yang




                                                                             20
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
   alat pengumpulan yang pokok.
3. Data dan Sumber Data
      a. Data Primer
                 Data yang diperoleh langsung dari perusahaan / sumber,
         diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Dalam penelitian ini
         peneliti mengambil data mengenai stressor, stress kerja dan prestasi
         kerja karyawan yang diperoleh dengan membagi kuesioner kepada
         responden.
      b. Data Sekunder
                 Sumber data tambahan yaitu sumber data yang diperoleh dari
         sumber lain dengan cara bertanya guna mencari tambahan data. Data
         ini meliputi data tentang kondisi perusahaan mengenai masalah
         struktur organisasi, bentuk hukum perusahaan, dan lain-lain.
4. Populasi dan Sampel
   a. Populasi
          Menurut Widayat dan Amirullah (2002: 58) yang dimaksud populasi
      adalah: “Merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki
      sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang yang akan
      diteliti”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh
      pegawai yang terdapat di PT BTPN CABANG KEDIRI yang berjumlah
      55 pegawai.
   b. Sampel
          Pengertian sampel menurut Sugiyono (1994:57) adalah sebagian dari
      seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Selain itu adanya
      pengambilan sampel      dimaksudkan untuk      memperoleh keterangan
      mengenai obyek-obyek penelitian dengan cara mengamati sebagian
      populasi. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang



                                                                          21
dimiliki oleh populasi tersebut, dalam penelitian ini jumlah sampel yang
     diambil yaitu sebanyak 55 responden.
  c. Tehnik Pengambilan Sampel
             Sampel menurut Arikunto (1998:107) menyatakan bahwa apabila
     subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
     penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika obyeknya
     besar dapat diambil beberapa persen diantaranya 5%, 10%, 15%, 20% atau
     lebih. Maka dengan penjelasan di atas dalam penelitian ini adalah
     penelitian sensus atau populasi dengan teknik sampling yaitu total
     sampling.
5. Tehnik Pengumpulan Data
             Data yang diperlukan dikumpulkan dengan cara mengadakan
  pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. Dalam proses
  penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
  berikut:
  a. Wawancara
         Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan
     cara wawancara langsung dan mengadakan tanya jawab dengan pimpinan
     maupun karyawan dalam rangka memperoleh data atau mendapatkan
     informasi.
  b. Kuesioner
         Yaitu suatu teknik dengan mengajukan seperangkat pertanyaan dan
     pernyataan yang disusun oleh peneliti yang diajukan kepada para
     responden.
  c. Observasi
         Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung penelitian
     terhadap obyek (karyawan yang sedang bekerja).




                                                                          22
6. Definisi Operasional Variable dan Pengukuran Variable
   a. Definisi Operasional Variable
      1. Variable bebas (independent) (X)
             Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
         menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, variabel
         bebas dalam penelitian ini adalah stressor, yaitu suatu kondisi yang
         cenderung menyebabkan stres yang terdiri dari:
      a). Stressor on the job (X1)

                 Adalah stressor yang dapat terjadi kepada para karyawan
          berhubungan dengan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan di
          perusahaan. Indikatornya adalah:

          1. Beban kerja yang terlalu berlebihan
             Adalah suatu beban yang terlalu berat yang harus ditanggung
             karyawan dalam menyelesaikan tugas.

          2. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
             Adalah suatu pelaksanaan dalam melancarkan proses kerja dalam
             suatu organisasi yang tidak memadai sehingga mengganggu dalam
             proses melaksanakan suatu pekerjaan.
          3. Kualitas supervisi yang kurang
             Adalah kualitas supervisi yang tidak sesuai dengan standart kerja
             sehingga karyawan tidak dapat mencapai target yang ditentukan
             oleh organisasi.
          4. Hubungan karyawan
             Adalah hubungan kerja baik antar sesama karyawan maupun
             karyawan dengan atasan, dalam hal ini mengenai proses
             komunikasi yang terjadi.




                                                                           23
b). Stressor of the job (X2)
           Adalah stressor yang dapat terjadi pada karyawan dan tidak
    berhubungan dengan pekerjaan atau diluar pekerjaan. Indikatornya
    adalah:

    1. Masalah Keluarga
       Masalah-masalah yang timbul akibat kurang harmonisnya
       hubungan keluarga.
    2. Masalah Ekonomi
       Adalah masalah yang timbul dari kondisi ekonomi atau
       pengelolaan ekonomi pada seorang karyawan.
    3. Masalah Fisik
       Adalah masalah yang timbul dari kondisi fisik atau badan
       karyawan.
    4. Kepribadian
       Adalah kodrat kecenderungan dasar dari seorang karyawan dan
       biasanya berkaitan dengan watak seseorang.
2. Variabel Intervening (Y)
           Variable intervening atau variable sela merupakan variable
   yang dipengaruhi oleh variable bebas, yang selanjutnya akan
   berpengaruh terhadap variable terikat. Dalam penelitian ini variabel
   intervening adalah stress kerja. Stress kerja adalah suatu keadaan atau
   situasi kerja yang menekan individu dilihat dari gejala fisiologis,
   psikologis dan perilaku. Adapun indikatornya yaitu :
a. Secara Fisiologis
   Jika stres secara fisiologis tinggi maka dapat menciptakan perubahan
   dalam metabolisme, yang dapat mengakibatkan :
       1) Meningkatnya laju detak jantung dan pernafasan
       2) Meningkatnya tekanan darah dan menimbulkan sakit kepala


                                                                       24
Jika stres secara fisiologis rendah, maka tidak        mengakibatkan
     gangguan metabolisme.
 b. Secara Psikologis
     Jika stres secara psikologis tinggi maka dapat menyebabkan karyawan
     mengalami kecemasan dalam bekerja. Dan sebaliknya            jika stres
     secara fisiologis rendah, maka karyawan dapat bekerja tanpa
     mengalami kecemasan.
 c. Stres Perilaku
     Jika stres perilaku tinggi, maka dapat mempengaruhi perilaku seorang
     karyawan yang mengakibatkan hilangnya minat dalam aktivitas
     bekerja. Dan sebaliknya jika stres perilaku rendah, maka dapat
     menumbuhkan minat karyawan dalam melakukan aktivitas bekerja.
3. Variabel Terikat (Z)
   Variabel terikat adalah variabel yang akan diduga, diukur untuk
   mengetahui dampak variabel bebasnya. Dalam penelitian ini variabel
   terikatnya adalah kinerja (Z). kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
   dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
   tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Adapun
   indikatornya adalah sebagai berikut:
  a) Kualitas
     Kualitas pekerjaan yang dihasilkan, yaitu jaminan kualitas pekerjaan
     yang telah dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan ketentuan
     yang telah berlaku.
 b) Kuantitas
     Jumlah pekerjaan yang diselesaikan, merupakan hasil nyata jumlah
     pekerjaan yang telah dihasilkan seorang pegawai dalam aktivitasnya di
     perusahaan.




                                                                         25
c) Ketepatan Waktu
       Ketepatan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan,
       merupakan jangka waktu yang digunakan oleh seorang karyawan
       dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang telah dibebankan
       kepadanya yang berhubungan dengan kegiatan operasional instansi.
b. Pengukuran Variabel
       Dalam penelitian ini setiap jawaban atas variabel digunakan sistem
   skor/nilai dengan dasar Likerts, untuk mengukur variabel stressor dan stres
   kerja yaitu sebagai berikut:
       Jawaban A (Sangat Sering) dengan kategori sangat tinggi diberi skor 4
       Jawaban B (Sering) dengan kategori tinggi diberi skor 3
       Jawaban C (Jarang) dengan kategori rendah diberi skor 2
       Jawaban D (Tidak Pernah) dengan kategori sangat rendah diberi skor 1

       Jika responden menjawab sangat sering (a), berarti stressor dan stress
   kerja yang terjadi sangat tinggi. Jika responden menjawab sering (b),
   berarti stressor dan stress kerja yang terjadi tinggi. Jika responden
   menjawab jarang (c), berarti stressor dan stress kerja yang terjadi rendah.
   Jika responden menjawab tidak pernah (d), berarti stressor dan stress kerja
   yang terjadi sangat rendah.

   Untuk mengukur variabel kinerja karyawan yaitu sebagai berikut:
       Jawaban A (Sangat Sering) dengan kategori sangat tinggi diberi skor 4
       Jawaban B (Sering) dengan kategori tinggi diberi skor 3
       Jawaban C (Jarang) dengan kategori rendah diberi skor 2
       Jawaban D (Tidak Pernah) dengan kategori sangat rendah diberi skor 1


       Jika responden menjawab sangat sering (a), berarti kinerja sangat
   tinggi. Jika responden menjawab sering (b), berarti kinerja tinggi. Jika



                                                                           26
responden menjawab jarang (c), berarti kinerja rendah. Jika responden
     menjawab tidak pernah (d), berarti kinerja sangat rendah.Dari penilaian
     masing-masing jawaban di atas dapat diketahui bahwa stress kerja yang
     diukur adalah stress fisiologis, stress psikologis dan stress perilaku.

7. Uji Instrumen
          Adapun Tehnik pengujiannya adalah sebagai berikut :
 a. Uji Validitas

          Menurut Widayat (2004:87) validitas adalah suatu pengukuran yang
     mengacu pada proses dimana pengukuran benar-benar bebas dari kesalahan
     sistimatis dan kesalahan random. Pengukuran yang valid berarti alat ukur
     yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
     berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
     seharusnya diukur. Untuk menguji validitas angket maka digunakan teknik
     korelasi product moment. Rumusnya adalah :

                         n       XY      (    X )(        Y)
          r xy =
                   (n   X2   (        X ) 2 )( n     Y2    (   Y )2 )


          Dimana :

        r xy        = Korelasi produk moment

        ∑XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

        ∑X 2 = Jumlah skor kuadrat skor item

        ∑Y 2 = Jumlah skor kuadrat skor total

        n = Jumlah sampel




                                                                               27
Untuk menguji validitas instrument maka dilakukan dengan cara
   mengkorelasikan antara skala yang diperoleh pada masing – masing item
   dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan hasil penjumlahan semua
   skor item dan semua di atas angka kritis. Adapun nilai kritisnya adalah
   pada tingkat signifikan 5%, jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai
   kritis maka alat ukur tersebut dikatakan valid.

b. Uji Reabilitas
        Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
   cukup dapat dipercaya untuk dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data
   karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
   mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
   Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat
   dipercaya pula.

        Pada penelitian ini menggunakan reliabilitas dengan rumus spearman-
   Brown atau teknik belah dua. Dengan teknik belah dua ganjil-genap
   peneliti mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan
   pertama dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belahan kedua.
   Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan
   skor belahan kedua, dan akan diperoleh korelasi antar belah. Sedangkan
   indeks reliabilitas dapat dicari dengan rumus Spearman-Brown sebagai
   berikut: (Singarimbun dan Effendi, 1995:139)

                     2(r.antar belah)
          a. rtt=
                    (1 r.antar belah)

       Dimana:

        rtt              = reliabilitas instrumen

        r antar belah = Angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua.


                                                                            28
Adapun kriteria pengujiannya adalah apabila nilai reliabilitas
     instrumen lebih besar daripada koefisien korelasi antar belah, berarti data
     tersebut dikatakan reliabel. Sebaliknya jika nilai reliabilitas lebih kecil dari
     pada koefisien korelasi antar belah, berarti data tersebut dikatakan tidak
     reliabel.

8. Tehnik Analisis Data
   a. Rentang Skala
      Rentang skala adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sumber-
      sumber stres, stres kerja dan kinerja karyawan PT BTPN Tbk. CABANG
      KEDIRI, dengan menggunkan rumus rentang skala (Umar,2004:225) :
                 n( m 1)
      Rs =
                    m


       Dimana :
          Rs = Rentang skala
          n      = Jumlah sampel
          m = Jumlah alternatif tiap item




       Berdasarkan perhitungan rentang skala diperoleh sebesar 41 dengan
       demikian skala penilaian tiap kriteria adalah




                                                                                  29
Tabel

            Skala Penilaian Stressor, Stres Kerja Dan Kinerja Karyawan

No   Rentang Skala         Stresor            Stres kerja     Kinerja karyawan

1    55-95                 Sangat rendah      Sangat rendah   Sangat rendah

2    96-136                Rendah             Rendah          Rendah

3    137-177               Tinggi             Tinggi          Tinggi

4    178-218               Sangat tinggi      Sangat tinggi   Sangat tinggi




     b. Analisis Regresi Linear Berganda
              Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan teknik analisis
        data dengan statistik yang berupa analisis linier berganda. Analisa
        berganda adalah digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh
        variabel X (Bebas) terhadap variabel Y (Terikat). Analisis ini digunakan
        mengukur seberapa besar pengaruh variabel stressor terhadap stress kerja.
        Rumus yang digunakan :

                    Y1 = a + b1.x1 + b2.x2 +E

               Di mana :

        Y1            = Stres kerja

        a             = konstanta

        b1 dan b2     = koefisien regresi

        X1 = Stressor On Te Job




                                                                                 30
X2 = Stressor Off The Job

   E   = Standart error

c. Regresi Linear Sedherhana

       Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan
   pada PT BTPN CABANG KEDIRI, analisis regresi sederhana
   diformulasikan sebagai berikut :


       y2         a   b Y1
       Dimana: Y2     = Kinerja karyawan

              a       = Konstanta


              b       = Koefisien variabel bebas

              Y1      = Stres kerja

d. Pengujian Hipotesis
   1. Uji F
            Uji F digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh variabel
       sumber-sumber stres yang terdiri dari on the job dan off the job
       terhadap variabel terikat stres kerja dan kinerja karyawan secara
       simultan, dan F hitungan dapat dikaitkan dengan rumus :

                R2 / k
       F=
          (1 R 2 ) / (n k 1)

       Dimana :

       R = Koefisien determinasi




                                                                     31
k = Jumlah variabel

    n = Jumlah sampel

    F = F hitung

    Uji F dirumuskan sebagai berikut :

         Ho : b 1 = b 2 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan variabel bebas
         terhadap variabel terikat).
         Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan variabel bebas
         terhadap variabel terikat).
    Adapun kriteria pengujianya :

         Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
         Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak




Kriteria pengujian dapat dilihat pada kurva Uji F sebagai berikut :
                            Gambar. 3
                               Uji F




                                              Ho ditolak

         Ho diterima
                                                     Ha diterima

             Ha ditolak



                             F-tabel      F-hitung




                                                                      32
2. Uji T
        Uji t adalah uji hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh
   signifikan dari masing – masing variabel bebas terhadap variabel
   terikat secara parsial dapat dihitung dengan rumus:

            b
       T=
            sb

   Dimana:

   b         = koefisien regresi

   Sb        = standart deviasi dari variabel bebas

   Sedangkan pada uji t mempunyai kriteria sebagai berikut:

   Kriteria Pengujian :

   1) Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
        yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
        bebas terhadap variabel terikat.
   2) Jika t hitung > t tabel atau t hitung <- t tabel ,maka Ho ditolak dan
        Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas
        terhadap variabel terikat.

   Kriteria pengujian hipotesis :

        Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima
        Jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka Ho ditolak




                                                                           33
Dari kriteria pengujian diatas dapat digambarkan pada kurva Uji t
              sebagai berikut :
                                                 Gambar. 4
                                                   Uji T




                                          Ho diterima

Ho ditolak                                   Ha ditolak                           Ho ditolak
Ha diterima                                                                      Ha diterima

         3. Pengujian Hipotesis II
                     Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
              stressor on the job dan variabel stressor off the job yang paling besar
              pengaruhnya terhadap stres kerja karyawan PT BTPN CABANG
              KEDIRI, dengan menggunakan                      rumus R parsial (korelasi parsial)
              yang terbesar dari masing-masing variabel bebas, dengan                     rumus
              (Sugiono 2002:193) :

                                        ryX 1 r y X 2 . r X 1 X 2
              R      y X 1X 2 =
                                             2
                                       1 r       X 1 X 2 . 1 r 2 yX 2


              Kriteria pengujian dapat dilakukan sebagai berikut :


                 R    y . x1 x 2 >   R yx 2 x1 = Maka sumber –sumber stres on the job lebih

                 kuat berpengaruh signifikan terhadap stres kerja.




                                                                                               34
R   y . x1 x 2 <   R yx 2 x1 = Maka sumber-sumber stres off the job tidak

berpengaruh signifikan terhadap stres kerja.




                                                                      35
DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsini, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
     Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Dharma, Agus, 1991, Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber
     Daya Manusia, Edisi Keempat, Penerbit Erlanggan, Jakarta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996. Organisasi, Jild Pertama, Penerbit Binarupa
     Aksara, Jakarta.

Handoko, Hani, 2001. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia, Edisi
        Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Handoko, 2003,Pengaruh Stressor Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan
        Bagian Produksi Pada PT. Saritanam Pratama Ponorogo, 2003.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia
        Perusahaan, Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Robbins, Stephen, 1996. Perilaku Organisasi Konsep Kontoversi Aplikasi,
        Terjemahan Hadyana Pujaatmaka, Jilid 2, Prenhalindo, Jakarta.

Siagian, S.P, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan,
        Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Widayat dan Amrullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi Pertama, Malang: CV. Cahaya
        Press.




                                                                            36

More Related Content

What's hot

Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
IRAWANPERWANDA
 
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Jab0811
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi rosMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
kakrosnilawati
 

What's hot (19)

Tugas makalah 2 evakinkomp ahmad nurdin_11150734_7_i-msdm
Tugas makalah 2 evakinkomp ahmad nurdin_11150734_7_i-msdmTugas makalah 2 evakinkomp ahmad nurdin_11150734_7_i-msdm
Tugas makalah 2 evakinkomp ahmad nurdin_11150734_7_i-msdm
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 
Pemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerjaPemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerja
 
Pengaruh Kompetensi dan Disiplin Terhadap Kepuasan Serta Inplikasinya Pada Pr...
Pengaruh Kompetensi dan Disiplin Terhadap Kepuasan Serta Inplikasinya Pada Pr...Pengaruh Kompetensi dan Disiplin Terhadap Kepuasan Serta Inplikasinya Pada Pr...
Pengaruh Kompetensi dan Disiplin Terhadap Kepuasan Serta Inplikasinya Pada Pr...
 
Rangkuman pertemuan 9 14
Rangkuman pertemuan 9 14Rangkuman pertemuan 9 14
Rangkuman pertemuan 9 14
 
Aat safaat
Aat safaatAat safaat
Aat safaat
 
Makalah uas evaluasi kinerja
Makalah uas evaluasi kinerjaMakalah uas evaluasi kinerja
Makalah uas evaluasi kinerja
 
Makalah uts evaluasi kinerja
Makalah uts evaluasi kinerjaMakalah uts evaluasi kinerja
Makalah uts evaluasi kinerja
 
bab1 Latar belakang revisi2
bab1 Latar belakang revisi2bab1 Latar belakang revisi2
bab1 Latar belakang revisi2
 
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdm
 
Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdmMakalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
 
makalah 2
makalah 2makalah 2
makalah 2
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
 
proposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawanproposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawan
 
Makalah uas
Makalah uasMakalah uas
Makalah uas
 
Jurnal msdm
Jurnal msdmJurnal msdm
Jurnal msdm
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi rosMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
 
Tesis 3
Tesis 3 Tesis 3
Tesis 3
 

Similar to Bab i

Konseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiKonseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawai
Turino Djunaidi
 
Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.
Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.
Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.
AGUS SETIYONO
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Zulla Jolie
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Yuka Yuka Aya
 

Similar to Bab i (20)

STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
Konseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiKonseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawai
 
Stress kerja
Stress kerjaStress kerja
Stress kerja
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
 
Stres
StresStres
Stres
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
 
APLIKASI DI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO.ppt
APLIKASI DI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO.pptAPLIKASI DI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO.ppt
APLIKASI DI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO.ppt
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
 
HR reserach tesis
HR reserach tesisHR reserach tesis
HR reserach tesis
 
tesis SEM HR
tesis SEM HRtesis SEM HR
tesis SEM HR
 
Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.
Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.
Otonomi vol13no1jan2013-09. retno murti a.
 
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
 
Manajemen stres
Manajemen stresManajemen stres
Manajemen stres
 
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
 
Pengurusan Stres (stress management)
Pengurusan Stres (stress management)Pengurusan Stres (stress management)
Pengurusan Stres (stress management)
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 

Bab i

  • 1. JUDUL : PENGARUH STRESOR TERHADAP STRES KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk. (BTPN) CABANG KEDIRI A. LATAR BELAKANG Di era modernisasi dan perkembangan iptek yang sangatlah cepat, menuntut perkembangan SDM yang cepat pula, dan hal ini mengakibatkan semakin kompleknya permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh manusia baik menyangkut permasalahan politik, ekonomi maupun social, hal ini mencakup juga permasalahan – permasalahan dalam lingkungan pekerjaan. Sumber daya manusia sebagai aktor yang berperan penting dalam menggerakan suatu perusahaan atau organisasi dalam mencapai sebuah tujuan tertentu. Tercapainya sebuah tujuan perusahaan hanya akan tercapai karena adanya suatu upaya dari para pelaku yang terdapat dalam suatu perusahaan, yakni untuk selalu berkinerja dengan baik dan memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan sehingga dapat mencapai suatu tujuan yang diharapkan serta memajukan perusahaan tersebut. Dengan adanya kenyataan tersebut menunjukkan bahwa aset organisasi yang paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia dari perusahaan tersebut. Tanpa adanya faktor manusia sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan ada, dengan demikian pada intinya tantangan-tantangan maupun peluang-peluang dalam pembentukan dan pengelolaan suatu organisasi sering bersumber dari masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah sumber daya manusia. Ditengah maraknya tuntutan ekonomi yang semakin tinggi, pengembangan karier yang semakin ketat, gejala timbulnya stres dikalangan karyawan dari waktu kewaktu semakin meluas. Tidak semua stres yang dialami karyawan berdampak negatif terhadap prestasi kerjanya, dalam tingkatan tertentu dan bagi orang tertentu timbulnya stres merupakan tantangan yang memacu untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Stres yang dialami oleh karyawan dapat dilihat dari gejala - gejala 1
  • 2. yang timbul, baik gejala fisik maupun mental. Untuk menghindari dampak negatif dari stres, kepekaan pimpinan terhadap perilaku bawahan merupakan salah satu modal dalam rangka lebih memberdayakan karyawan. Berbagai macam keinginan dan kebutuhan diharapkan dapat terpenuhi dengan bekerja dalam suatu organisasi oleh karyawan. Namun tidak semua keinginan maupun karyawan tersebut dapat terpenuhi oleh perusahaan. Keterlibatan karyawan dalam konflik serta ketidak mampuan memenuhi kebutuhan maupun keinginan karyawan merupakan salah satu faktor yang menimbulkan stres dikalangan karyawan. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi karyawan. Adanya beragam permasalahan maupun tekanan yang dialami oleh karyawan, baik yang berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja yang dapat timbulnya stres dikalangan karyawan. Perbedaan permasalahan, tekanan yang dialami serta perbedaan karakter maupun gaya seorang karyawan menyebabkan variasi dampak stres yang dialami terhadap kinerja atau prestasi kerja. Dalam tingkatan tertentu, stres dapat meningkatkan prestasi, sebaliknya bagi orang lain tingkat stres yang sama dapat menyebabkan turunnya prestasi kerja. Namun apabila stres kerja yang terlalu berat pada umumnya cenderung mengganggu kinerja karyawan. Untuk mengurangi dampak negatif dari stres terhadap kinerja karyawan, usaha – usaha preventif untuk mencegah stres yang berlebihan serta adanya konseling dari pimpinan maupun dari teman sejawat maupun unit yang melayani konsultasi karyawan merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. (www.search-engine-journal/ stressor-kerja-terhadap-kinerja) Dampak dari stressor atau sumber stres akan nampak dan mempengaruhi gejala psikologis, gejala fisik atau semuanya sehingga secara langsung stres berpengaruh terhadap seluruh individu. Secara individu reaksi karyawan terhadap stres selain berdampak negatif, ternyata juga bisa berdampak yang positif yakni membuat kebalikan dari gejala-gejala stress kerja yang bersifat negatif. Hal ini terjadi tergantung tingkat stres dan ketahanan individu terhadap stres. Secara umum bagi karyawan yang sulit melakukan penyesuaian diri dari stres akan menganggu 2
  • 3. keseimbangan kejiwaan dan fisik karyawan. Hal ini bila dibiarkan akan berdampak pada penurunan prestasi kerja karyawan dan jika sudah demikian stres yang dialami karyawan tergolong tinggi. Sedangkan bagi karyawan lain stres justru menjadi daya dorong prestasi kerjanya, stres yang demikian tergolong rendah. Secara nyata stress fisiologis seorang karyawan dengan seringnya karyawan merasakan sakit kepala, meningkatnya detak jantung dan pernapasan serta perubahan dalam sistem metabolisme. Mengenai stress psikologis karyawan sering merasakan kebosanan dalam bekerja, mudah marah, tersinggung, mengalami kecemasan, dan lain-lain. Sedangkan stress perilaku dapat diketahui dari adanya perubahan produktivitas, meningkatnya absensi kerja, adanya perubahan dalam kebiasaan makan dan lain-lain. Adanya tanda-tanda tersebut maka mengindikasikan bahwa karyawan mengalami tingkat stress yang terlalu tinggi sehingga mempengaruhi prestasi kerja yang dihasilkan seorang karyawan. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Stress sering muncul dan terjadi pada perusahaan khususnya pada karyawan. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu penyebab, namun biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi dari penyebab stress tersebut. Ada dua kategori penyebab stress, yaitu on the job dan off the job. Penyebab stress on the job merupakan penyebab stress yang terjadi dari dalam perusahaan, sedangkan penyebab stress off the job adalah penyebab stress yang terjadi dari luar perusahaan. Masalah –masalah yang terjadi di perusahaan yang berkaitan dengan pekerjaan secara otomatis akan menyebabkan karyawan mengalami stress dalam bekerja dan secara otomatis akan berpengaruh terhadap prestasi kerjanya. Sumber stress kerja yang terjadi pada suatu perusahaan yang memproduksi barang maupun jasa akan berpengaruh pada kecemasan kegiatan perusahaan, dimana karyawan mereka merupakan sumber daya utama dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu mereka harus diberi perhatian khusus guna tercapainya tujuan perusahaan. 3
  • 4. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) adalah instansi yang bergerak dalam bidang jasa, dalam hal ini adalah melayani pinjaman dan tabungan para pensiunan dan karyawan sipil. Seperti yang terjadi pada sumber stres yang terjadi dalam obyek tersebut yang di dapat informasi dari Kepala Bagian Umum pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), dilihat dari dalam pekerjaan atau yang disebut dengan on the job yaitu beban pekerjaan yang tidak stabil karena tuntutan dari pimpinan, selain itu adanya kurang harmonisnya hubungan antar karyawan sehingga menyebabkan stress dalam bekerja. Sumber stres kerja dapat juga dilihat dari luar pekerjaan atau yang biasa disebut dengan off the job seperti permasalahan individu, baik permasalahan ekonomi maupun permasalahan keluarga sehingga dapat mengganggu kelancaran dalam bekerja. Fenomena yang terjadi secara terus menerus pada beberapa karyawan maka karyawan atau pegawai merasakan beban psikologis dan fisik yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan timbulnya stres kerja pada karyawan yang berlebihan, oleh karena itu organisasi ini dituntut untuk menjaga karyawan agar tidak mengalami stres kerja yang berlebihan, sehingga mereka dapat bekerja lebik baik dan dapat meningkatkan kinerja yang baik. Dengan melihat permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Stresor Terhadap Stres Kerja dan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri” B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah sumber-sumber stres pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ? 2. Bagaimanakah stress kerja pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasiaonal Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ? 3. Bagaimanakah kinerja pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ? 4
  • 5. 4. Apakah sumber-sumber stres kerja yang terdiri dari on the job dan off the job berpengaruh signifikan terhadap stres kerja karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ? 5. Apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri ? C. BATASAN MASALAH Berdasarkan masalah diatas maka penulis membatasi masalah yang dilihat dari variable stresor yaitu : on the job dan off the job yang mengakibatkan stress ditinjau dari gejala psikologis, fisiologis dan perilaku seluruh karyawan di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui sumber-sumber stres pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. b. Untuk mengetahui kinerja pada karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. c. Untuk mengetahui apakah sumber-sumber stres kerja yang terdiri dari on the job dan off the job berpengaruh signifikan terhadap stres kerja karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. d. Untuk mengetahui apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. 5
  • 6. Memberi masukan pada instansi dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan yang diwujudkan dengan upaya pencegahan timbulnya kondisi stresor kerja yang mengganggu karyawan. b. Bagi Peneliti Sebagai dasar penelitian berikutnya dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya pada permasalahan stresor kerja. E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori Berdasarkan penelitian terdahulu yang disusun oleh Handoko (2003) dengan judul “ Pengaruh Stressor Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Saritanam PRatama Ponorogo”. Adapun variable yang digunakan adalah : variable terikat produktifitas kerja, variable bebas stressor kerja yang ditinjau dari karakteristik peran, karakteristik tugas, Hubungan antar pribadi, karakteristik iklim organisasi. Alata yang digunakan regresi berganda, uji t, uji f. tehnik pengambilan sampel menggunakan proposional random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien r sebesar 0,539 yang berarti variable – variable stressor kerja mempengaruhi stress kerja sebesar 53,9%. Ada pengaruh antara stress kerja dengan produktifitas kerja sebesar 7,8 %. 6
  • 7. Tabel 1. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. No. Judul Variable Tehnik analisis 1 Pengaruh stressor terhadap Variabel Bebas : Analisis regresi produktifitas kerja Stressor linier berganda, karyawan bagian produksi - Karakteristik peran pada PT. Sari Tanam - Karakteristik tugas Uji t dan uji f Pratama Ponorogo. - Hubungan antar pribadi - Karakteristik iklim organisasi Variabel Terikat : Produktifitas Kerja 2. Pengaruh stressor tehadap Variable bebas : stress kerja dan kinerja Stressor Regresi linear pada karyawan PT. Bank  on the job. berganda dan Tabungan Pensiunan  off the job. Nasional Tbk. (BTPN) sedherhana, Uji Cabang Kediri. Variabel terikat : t dan Uji f Stres Kerja Kinerja Karyawan. 2. Kajian Teori a. Pengertian Stressor Stressor menimbulkan berbagai macam tanggapan dari orang yang berbeda-beda. Beberapa orang lebih mampu menanggulangi suatu penekanan dari pada orang lain dan mereka dapat menyesuaikan perilaku mereka sehingga dapat menguasi tekanan tersebut. Sebaliknya banyak orang lebih dipengaruhi oleh tekanan, artinya mereka tidak mampu menyesuaikan diri terhadap penekanan. Menurut Gibson (1996:339), menyatakan stressor adalah keadaan lingkungan khusus sebagai sumber potensial stress. Sedangkan menurut Kreitner, R & Kinicki, A (2005:353), stressor adalah faktor-faktor lingkungan yang menimbulkan stress.Dengan demikian dapat disimpulkan 7
  • 8. bahwa stressor merupakan sumber potensial atau penyebab terjadinya stress pada diri seorang karyawan. b. Sumber Potensial Stress Gibson (1996;343) membedakan penyebab stres menjadi dua yaitu: stres ditempat kerja dan stress yang berkaitan dengan kerja. Stres ditempat kerja dan stres yang bukan ditempat kerja sering saling berhubungan. Gibson (1996;343) membagi stresor ditempat kerja menjadi empat kategori yaitu : lingkungan fisik, individu, kelompok dan organisasional. - Yang termasuk stresor lingkungan fisik : cahaya, suara, suhu dan udara terpolusi. - Yang termasuk stresor individu adalah konflik peran, peran ganda, beban kerja berlebihan, tidak ada control, tanggung jawab dan kondisi kerja. - Yang termsuk stresor kelompok adalah termasuk hubungan yang buruk dengan kawan, bawahan dan atasan. - Yang termasuk stresor organisasi adalah desain struktur yang jelek, politik jelek dan tidak ada kebijakan khusus. Menurut Handoko (2000:200) bahwa kondisi kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stresor . biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressor. Ada dua kategori penyebab stress yaitu on-the job dan off-tehe job. a. On-the job terdiri dari : 1. Beban kerja yang berlebihan 2. Tekanan atau desakan waktu 3. Kualitas supervise yang jelek 4. Iklim politis yang tidak aman 5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai 6. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab 8
  • 9. 7. Kemenduaan peranan 8. Frustasi 9. Konflik antar pribadi dan antar kelompok 10. Perbedaan antara nilai nilai perusahaan dan karyawan 11. Berbagai bentuk perubahan b. Off-the job terdiri dari : 1. Kekuatiran financial 2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak 3. Masalah masalah fisik 4. Masalah perkawinan 5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tempat tinggal 6. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara. Tidak terhitung banyaknya peristiwa yang mengakibatkan masalah stress. Sebagian darinya adalah perubahan besar yang mempengarui banyak orang. Peristiwa seperti perang, kecelakaan nuklir, dan gempa bumi. Peristiwa lain adalah perubahan besar dari kehidupan seseorang sebagai contoh pindah ketempat baru, pindah pekerjaan, kehilangan kawan, menderita penyakit serius. Percekcokan sehari-hari dapat juga dirasakan sebagai stresor, seperti kehilangan dompet, terjebak dalam kemacetan dan perbedaan pendapat (Atkinson, 1991;338). c. Pengertian Stress Menurut Gibson (1996;339) stress adalah suatu tanggapan penyesuaian yang diperantarai oleh perbedaan perbedaan individual dan proses proses psikologis akibat dari setiap tindakan lingkungan situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan fisik yang berlebihan kepada seseorang. Menurut Robbin (2002:304) Stress merupakan suatu kondisi dinamik dimana seorang individu dikonfrontasikan dengan satu peluang, kendala atau 9
  • 10. tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sehingga tidak pasti dan penting. Menurut Munandar (2001;374) stress adalah hasil dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti kepribadian, bakatnya, dan kecakapan) dan lingkungannya, yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif. Pada umumnya kita merasakan bahwa stress merupakan suatu kondisi yang negatif, kesuatu kondisi yang mengarah pada timbulnya penyakit fisik maupun mental, atau mengarah keperilaku yang tak wajar. Menurut Handoko (1995;200) menyatakan bahwa stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengarui emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksaan kerja mereka. Dengan demikian secara umum dapat disimpiulkan bahwa stres merupakan bentuk interaksi individu terhadap lingkungan fisik serta situasi kerja yang dirasakan tidak menyenangkan. Sehingga mengakibatkan individu merasa tertekan dalam bekerja yang mengakibatkan gangguan pada keseimbangan diri mereka. d. Langkah – Langkah Mengatasi Stress Mendeteksi stress kerja dan bentuk reaksinya maka terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mengatasi stress kerja yang dihadapi para karyawan. Langkah-langkah yang dilakukan perusahaan dalam mengatasi stress kerja menurut Siagian (2002:302) meliputi : a. Merumuskan kebijaksanaan manajemen dalam membantu para karyawan menghadapi berbagai stress. 10
  • 11. b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stress. c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya gejala stress dikalangan para bawahannya dan dapat mengambil langkah- langkah tertentu sebelum stress berdampak negatif terhadap prestasi kerja para bawahannya. d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangakan sumber-sumber stress. e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan. f. Memantau terus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi sumber stress dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini. g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan ruang kerja sedemikian rupa sehingga berbagai sumber stress yang berasal dari kondisi kerja yang dapat dielakkan. h. Menyediakan jasa bantuan bagi karyawan apabila mereka sempat menghadapi stress. e. Gejala – Gejala Stres Menurut Umar (2003;24) bahwa gejala-gejala stres dapat dilihat dari tiga sisi yaitu : a) Gejala fisik. Dari sisi ini gejala – gejalanya adalah nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, badan terasa panas, otot otot tegang, pencernaan tegangan, sakit kepala dan gelisah. b) Tingkah laku (secara umum). Dari sisi ini, gejala stress dapat dilihat dari tiga sisi yaitu : 1) Perasaan, misalnya rasa bingung, camas, sedih, jengkel, salah paham, tak berdaya, gelisah, merasa gagal, merasa diacuhkan dan kehilangan semangat kerja. 11
  • 12. 2) Kesulitan misalnya : dalam berkonsetrasi, berfikir jernih dan membuat keputusan. 3) Kehilangan misalnya : dalam kreativitas, gairah dalam berpenampilan dan minat terhadap orang lain. c) Gejala ditempat kerja : hal ini dapat dilihat dari misalnya : kepuasan kerja rendah, kinerja yang menurun, semangat dan energy menurun, komunikasi tak lancar, pengambilan keputusan yang buruk, kreativitas dan inovasi berkurang dan berkutat pada tugas-tugas yang tidak produktif. Adapun menurut Robbin (2002:309) gejala yang ditimbulkan stress adalah sebagai berikut : a. Gejala subyektif, dimana gejala yang ditimbulkan berupa kegelisahan, ketakutan dan apatis. b. Gejala perilaku, dimana gejala yang ditimbulkan adalah mudah terkena kecelakaan, alkoholik, dan ketergantungan pada obat. c. Gejala kognitif, dimana gejala yang ditimbulkan adalah tidak mampu mengambil keputusan yang sehat, konsentrasi rendah dan letih. d. Gejala fisiologis, dimana gejala yang ditimbulkan adalah penyakit jantung dan tekanan darah. e. Gejala organisasi, dimana gejala yang ditimbulkan berupa produktifitas kerja rendah, tingkat absensi dan tindakan hukum. f. Dampak Stress Menurut Gibson (1996: 365) ada lima kategori dampak stress dan variabel moderator. Lima dampak stress adalah subyektif (ketakutan dan apatis), perilaku (alkoholisme, ketergantungan pada obat dan mudah kecelakaan), kognitif (kosentrasi rendah, hambatan dan letih), fisiologis (naiknya tekanan darah, dan gangguan jantung naik), dan organisasional (produktivitas rendah, 12
  • 13. absensi dan tindakan hokum). Adapun yang termasuk variabel moderator ada dua yaitu kognitif dan biologis. Yang termasuk kognitif adalah tipe A/B, daya tahan, dukungan social dan efektivitas negative. Adapun yang termasuk biologis/demograpis adalah umur, jenis kelamin/seks pekerjaan dan ras. Menurut Rini (2002 :4) dampak stress dibagi menjadi dua kelompok perusahaan dan dampak terhadap individu. Dampak terhadap perusahaan yaitu apabila banyak karyawan di dalam organisasi menagalami stress kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasiitu akan terganggu. Secara singkat beberapa dampak negative yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa : a. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun oprasional kerja. b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja. c. Menurunkan tingkat produktivitas. Sehingga hal ini dapat menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian financial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya. Sedangkan dampak individu munculnya masalah masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologis dan interaksi interpersonal yaitu kesehatan dan psikologis. Menurut Robbins (2002:309) stress kerja dapat dilihat dari tiga kategori umum yang bisa dijadikan variabel stress kerja, yaitu meliputi: a. Stress Fisiologis adalah stress yang dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung. 13
  • 14. b. Stress Psikologis adalah Stress yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja. c. Stress Perilaku adalah stress yang berpengaruh terhadap perubahan produktifitas, absensi juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur. g. Pengertian Kinerja Menurut Mangkunegara (2000:67) mengatakan pengertian kinerja adalah: “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Dharma (1993:212) “Kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau kelompok orang”. Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan atau pegawai dalam rangka melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. h. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, menurut Mangkunegara (2000:67) adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor kepuasan kerja (motivation). 14
  • 15. 1. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill ). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari- hari maka ia akan lebih mudah untuk mencapai kinerja yang diharapkan. 2. Factor Motivasi Motivasi kerja terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Kepuasan kerja merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). i. Pengukuran Kinerja Secara umum pengukuran kinerja berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Sinungan (2000:23) yaitu: 1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya. 2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian relatif 3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan. Sedangkan menurut Atmosoeprapto (2001: 6) menyatakan bahwa “Kinerja tidak dapat diukur secara kuantitatif semata-mata, sehingga mempunyai nilai mutlak, melainkan menggambarkan keragaman dari suatu kegiatan”. Ada dua titik kunci untuk mengukur keragaman pada setiap situasi atau kegiatan, yaitu meliputi: 15
  • 16. 1. Lebih memusatkan pada hasil akhir daripada kegiatan-kegiatan. Sebagai contoh, bagi bisnis yang berorientasi pada keuntungan, sasaran nilai dolar penjualan lebih berarti daripada jumlah penjualan yang tercapai. 2. Berfikir pada perbandingan dari “kenyataan” terhadap “yang seharusnya”. Meskipun pada output yang “tangible” dan dapat diukur secara kuantitatif, hasil bagi output terhadap input saja kurang berarti apabila tidak diperbandingkan dengan hasil bagi atau sasaran yang diharapkan. Sedangkan menurut Mangkunegara (2000:67) terdapat tiga metode yang digunakan dalam rangka pengukuran kinerja para karyawan atau pegawai pada perusahaan, yaitu: 1. Mutu atau kualitas produk. Pada pengukuran ini perusahaan lebih mendasarkan pada tingkat kualitas produk yang telah dihasilkan para pegawai atau karyawannya. Pengukuran melalui kualitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana seorang karyawan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya. 2. Kuantitas atau jumlah produk. Pengukuran melalui kuantitas atau jumlah produk yang dihasilkan ini erat kaitannya dengan kemampuan seorang karyawan dalam menghasilkan produk dalam jumlah tertentu. Kuantitas ini secara langsung juga berhubungan dengan tingkat kecepatan yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam menghasilkan produk. 3. Ketepatan waktu Ketepatan waktu dalam menghasilkan suatu produk menjadi salah satu sarana untuk mengukur tingkat kinerja yang telah dicapai oleh seorang pegawai. Dalam pengukuran ini anggaran perusahaan dapat dijadikan ukuran 16
  • 17. atau barometer untuk mengetahui tingkat kinerja yang telah dicapai seorang karyawan. j. Hubungan Stressor, Stres Kerja Dan Kinerja Menurut Gibson (1996: 348) mengatakan bahwa sumber stres atau stressor kerja yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tingkat stres kerja tinggi, karyawan berprestasi rendah, sukar tidur, lekas marah, kesalahan meingkat, keraguan dalam bekerja yang akhirnya mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Model hubungan stressor, stress dan kinerja karyawan dapat disajikan pada gambar berikut: Gambar. 1 Hubungan Stress Dengan Kinerja Karyawan Tinggi Kinerja Rendah Stres kerja Tinggi Sumber: Robin (1996:228-229) Rendah Stress Kerja Tinggi 17
  • 18. Sedangkan menurut Robin (1996:228-229) menyatakan logika yang mendasari U terbalik itu adalah bahwa tingkat rendah sampai sedang dari stres merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah individu sering melakukan tugasnya dengan lebih baik, lebih intensif atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stres menaruh tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang, yang mengakibatiakn kinerja karyawan menjadi lebih rendah. Pola U terbalik ini juga memberikan reaksi terhadap stres sepanjang waktu, dan terhadap perubahan intensitas. Artinya stres tingkat sedang malahan dapat mempunyai pengaruh yang negatif pada kinerja jangka panjang karena intensitas stres yang berkelanjutan itu meruntuhkan individu itu dan melemahkan sumber daya energinya. Stress dapat sangat membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak kinerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stress mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stress. Bila tidak ada stress, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja karyawan cenderung rendah. Sejalan dengan meningkatnya stress maka prestasi kerja cenderung naik karena stress membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. Bila stress sudah mencapai puncak yang dicerminkan dengan kemampuan pelaksanaan kerja harian karyawan, maka stress tambahan akan cenderung tidak menghasilkan perbaikan kinerja karyawan. Akhirnya bila stress menjadi terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stress mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya dan menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan- keputusan dan perilakunya menjadi tidak teratur. 18
  • 19. 3. Kerangka Pikir Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian. Pada kerangka pikir tersebut menunjukkan bahwa stressor meliputi on the job dan off the job. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang menghubungkan keterkaitan hubungan stressor, stress kerja dan prestasi kinerja karyawan yaitu sebagai berikut : Gambar. 2 Kerangka penelitian Stresor (X) Stresor On the job (X1)  Beban kerja yang terlalu berlebihan Kinerja (Z)  Umpan balik tentang Stres Kerja (Y) - KUALITAS pelaksanaan kerja yang - KUANTITAS - FISIOLOGIS tidak memadai - PSIKOLOGIS - KETEPATAN  Kualitas supervise - PERILAKU WAKTU  Hubungan karyawan Stresor of the job (X2)  Masalah keluarga - -  Masalah ekonomi  Masalah fisik  Kepribadian Kerangka diatas didasarkan pada teori Handoko (2000:200) mengemukakan bahwa stresor kerja yang yang terdiri dari stressor on the job dan stressor off the job menyebabkan individu merasa tertekan dapat mempengaruhi stress kerja yang terjadi pada karyawan yang meliputi stress fisiologis, psikologis dan perilaku Robbins (2002:309), sehingga 19
  • 20. mempengaruhi kinerja karyawan. Adapun mengenai kinerja para karyawan dengan menggunakan indikator meliputi kulitas, kuantitas dan ketepatan waktu Mangkunegara (2000:67). 4. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang. Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka di atas maka dapat diajukan suatu hipotesis yakni : 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. 2. Diduga stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. 3. Diduga variabel on the job mempunyai pengaruh kuat terhadap stres kerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Kediri. F. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada PT BTPN CABANG KEDIRI Jln Brigjen Katamso No. 36 Kota Kediri. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey, dimana peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti apa adanya, menganalisa dan menafsirkan data tersebut. Menurut Singarimbun (1995:3), penelitian survey adalah penelitian yang 20
  • 21. mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan yang pokok. 3. Data dan Sumber Data a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari perusahaan / sumber, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil data mengenai stressor, stress kerja dan prestasi kerja karyawan yang diperoleh dengan membagi kuesioner kepada responden. b. Data Sekunder Sumber data tambahan yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber lain dengan cara bertanya guna mencari tambahan data. Data ini meliputi data tentang kondisi perusahaan mengenai masalah struktur organisasi, bentuk hukum perusahaan, dan lain-lain. 4. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Widayat dan Amirullah (2002: 58) yang dimaksud populasi adalah: “Merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang yang akan diteliti”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh pegawai yang terdapat di PT BTPN CABANG KEDIRI yang berjumlah 55 pegawai. b. Sampel Pengertian sampel menurut Sugiyono (1994:57) adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Selain itu adanya pengambilan sampel dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dengan cara mengamati sebagian populasi. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang 21
  • 22. dimiliki oleh populasi tersebut, dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 55 responden. c. Tehnik Pengambilan Sampel Sampel menurut Arikunto (1998:107) menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika obyeknya besar dapat diambil beberapa persen diantaranya 5%, 10%, 15%, 20% atau lebih. Maka dengan penjelasan di atas dalam penelitian ini adalah penelitian sensus atau populasi dengan teknik sampling yaitu total sampling. 5. Tehnik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dikumpulkan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. Dalam proses penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dan mengadakan tanya jawab dengan pimpinan maupun karyawan dalam rangka memperoleh data atau mendapatkan informasi. b. Kuesioner Yaitu suatu teknik dengan mengajukan seperangkat pertanyaan dan pernyataan yang disusun oleh peneliti yang diajukan kepada para responden. c. Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung penelitian terhadap obyek (karyawan yang sedang bekerja). 22
  • 23. 6. Definisi Operasional Variable dan Pengukuran Variable a. Definisi Operasional Variable 1. Variable bebas (independent) (X) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, variabel bebas dalam penelitian ini adalah stressor, yaitu suatu kondisi yang cenderung menyebabkan stres yang terdiri dari: a). Stressor on the job (X1) Adalah stressor yang dapat terjadi kepada para karyawan berhubungan dengan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan di perusahaan. Indikatornya adalah: 1. Beban kerja yang terlalu berlebihan Adalah suatu beban yang terlalu berat yang harus ditanggung karyawan dalam menyelesaikan tugas. 2. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai Adalah suatu pelaksanaan dalam melancarkan proses kerja dalam suatu organisasi yang tidak memadai sehingga mengganggu dalam proses melaksanakan suatu pekerjaan. 3. Kualitas supervisi yang kurang Adalah kualitas supervisi yang tidak sesuai dengan standart kerja sehingga karyawan tidak dapat mencapai target yang ditentukan oleh organisasi. 4. Hubungan karyawan Adalah hubungan kerja baik antar sesama karyawan maupun karyawan dengan atasan, dalam hal ini mengenai proses komunikasi yang terjadi. 23
  • 24. b). Stressor of the job (X2) Adalah stressor yang dapat terjadi pada karyawan dan tidak berhubungan dengan pekerjaan atau diluar pekerjaan. Indikatornya adalah: 1. Masalah Keluarga Masalah-masalah yang timbul akibat kurang harmonisnya hubungan keluarga. 2. Masalah Ekonomi Adalah masalah yang timbul dari kondisi ekonomi atau pengelolaan ekonomi pada seorang karyawan. 3. Masalah Fisik Adalah masalah yang timbul dari kondisi fisik atau badan karyawan. 4. Kepribadian Adalah kodrat kecenderungan dasar dari seorang karyawan dan biasanya berkaitan dengan watak seseorang. 2. Variabel Intervening (Y) Variable intervening atau variable sela merupakan variable yang dipengaruhi oleh variable bebas, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap variable terikat. Dalam penelitian ini variabel intervening adalah stress kerja. Stress kerja adalah suatu keadaan atau situasi kerja yang menekan individu dilihat dari gejala fisiologis, psikologis dan perilaku. Adapun indikatornya yaitu : a. Secara Fisiologis Jika stres secara fisiologis tinggi maka dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, yang dapat mengakibatkan : 1) Meningkatnya laju detak jantung dan pernafasan 2) Meningkatnya tekanan darah dan menimbulkan sakit kepala 24
  • 25. Jika stres secara fisiologis rendah, maka tidak mengakibatkan gangguan metabolisme. b. Secara Psikologis Jika stres secara psikologis tinggi maka dapat menyebabkan karyawan mengalami kecemasan dalam bekerja. Dan sebaliknya jika stres secara fisiologis rendah, maka karyawan dapat bekerja tanpa mengalami kecemasan. c. Stres Perilaku Jika stres perilaku tinggi, maka dapat mempengaruhi perilaku seorang karyawan yang mengakibatkan hilangnya minat dalam aktivitas bekerja. Dan sebaliknya jika stres perilaku rendah, maka dapat menumbuhkan minat karyawan dalam melakukan aktivitas bekerja. 3. Variabel Terikat (Z) Variabel terikat adalah variabel yang akan diduga, diukur untuk mengetahui dampak variabel bebasnya. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kinerja (Z). kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: a) Kualitas Kualitas pekerjaan yang dihasilkan, yaitu jaminan kualitas pekerjaan yang telah dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku. b) Kuantitas Jumlah pekerjaan yang diselesaikan, merupakan hasil nyata jumlah pekerjaan yang telah dihasilkan seorang pegawai dalam aktivitasnya di perusahaan. 25
  • 26. c) Ketepatan Waktu Ketepatan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, merupakan jangka waktu yang digunakan oleh seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya yang berhubungan dengan kegiatan operasional instansi. b. Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini setiap jawaban atas variabel digunakan sistem skor/nilai dengan dasar Likerts, untuk mengukur variabel stressor dan stres kerja yaitu sebagai berikut: Jawaban A (Sangat Sering) dengan kategori sangat tinggi diberi skor 4 Jawaban B (Sering) dengan kategori tinggi diberi skor 3 Jawaban C (Jarang) dengan kategori rendah diberi skor 2 Jawaban D (Tidak Pernah) dengan kategori sangat rendah diberi skor 1 Jika responden menjawab sangat sering (a), berarti stressor dan stress kerja yang terjadi sangat tinggi. Jika responden menjawab sering (b), berarti stressor dan stress kerja yang terjadi tinggi. Jika responden menjawab jarang (c), berarti stressor dan stress kerja yang terjadi rendah. Jika responden menjawab tidak pernah (d), berarti stressor dan stress kerja yang terjadi sangat rendah. Untuk mengukur variabel kinerja karyawan yaitu sebagai berikut: Jawaban A (Sangat Sering) dengan kategori sangat tinggi diberi skor 4 Jawaban B (Sering) dengan kategori tinggi diberi skor 3 Jawaban C (Jarang) dengan kategori rendah diberi skor 2 Jawaban D (Tidak Pernah) dengan kategori sangat rendah diberi skor 1 Jika responden menjawab sangat sering (a), berarti kinerja sangat tinggi. Jika responden menjawab sering (b), berarti kinerja tinggi. Jika 26
  • 27. responden menjawab jarang (c), berarti kinerja rendah. Jika responden menjawab tidak pernah (d), berarti kinerja sangat rendah.Dari penilaian masing-masing jawaban di atas dapat diketahui bahwa stress kerja yang diukur adalah stress fisiologis, stress psikologis dan stress perilaku. 7. Uji Instrumen Adapun Tehnik pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Uji Validitas Menurut Widayat (2004:87) validitas adalah suatu pengukuran yang mengacu pada proses dimana pengukuran benar-benar bebas dari kesalahan sistimatis dan kesalahan random. Pengukuran yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji validitas angket maka digunakan teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah : n XY ( X )( Y) r xy = (n X2 ( X ) 2 )( n Y2 ( Y )2 ) Dimana : r xy = Korelasi produk moment ∑XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total ∑X 2 = Jumlah skor kuadrat skor item ∑Y 2 = Jumlah skor kuadrat skor total n = Jumlah sampel 27
  • 28. Untuk menguji validitas instrument maka dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skala yang diperoleh pada masing – masing item dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan hasil penjumlahan semua skor item dan semua di atas angka kritis. Adapun nilai kritisnya adalah pada tingkat signifikan 5%, jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis maka alat ukur tersebut dikatakan valid. b. Uji Reabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Pada penelitian ini menggunakan reliabilitas dengan rumus spearman- Brown atau teknik belah dua. Dengan teknik belah dua ganjil-genap peneliti mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belahan kedua. Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh korelasi antar belah. Sedangkan indeks reliabilitas dapat dicari dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut: (Singarimbun dan Effendi, 1995:139) 2(r.antar belah) a. rtt= (1 r.antar belah) Dimana: rtt = reliabilitas instrumen r antar belah = Angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua. 28
  • 29. Adapun kriteria pengujiannya adalah apabila nilai reliabilitas instrumen lebih besar daripada koefisien korelasi antar belah, berarti data tersebut dikatakan reliabel. Sebaliknya jika nilai reliabilitas lebih kecil dari pada koefisien korelasi antar belah, berarti data tersebut dikatakan tidak reliabel. 8. Tehnik Analisis Data a. Rentang Skala Rentang skala adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sumber- sumber stres, stres kerja dan kinerja karyawan PT BTPN Tbk. CABANG KEDIRI, dengan menggunkan rumus rentang skala (Umar,2004:225) : n( m 1) Rs = m Dimana : Rs = Rentang skala n = Jumlah sampel m = Jumlah alternatif tiap item Berdasarkan perhitungan rentang skala diperoleh sebesar 41 dengan demikian skala penilaian tiap kriteria adalah 29
  • 30. Tabel Skala Penilaian Stressor, Stres Kerja Dan Kinerja Karyawan No Rentang Skala Stresor Stres kerja Kinerja karyawan 1 55-95 Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah 2 96-136 Rendah Rendah Rendah 3 137-177 Tinggi Tinggi Tinggi 4 178-218 Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi b. Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan teknik analisis data dengan statistik yang berupa analisis linier berganda. Analisa berganda adalah digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh variabel X (Bebas) terhadap variabel Y (Terikat). Analisis ini digunakan mengukur seberapa besar pengaruh variabel stressor terhadap stress kerja. Rumus yang digunakan : Y1 = a + b1.x1 + b2.x2 +E Di mana : Y1 = Stres kerja a = konstanta b1 dan b2 = koefisien regresi X1 = Stressor On Te Job 30
  • 31. X2 = Stressor Off The Job E = Standart error c. Regresi Linear Sedherhana Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT BTPN CABANG KEDIRI, analisis regresi sederhana diformulasikan sebagai berikut : y2 a b Y1 Dimana: Y2 = Kinerja karyawan a = Konstanta b = Koefisien variabel bebas Y1 = Stres kerja d. Pengujian Hipotesis 1. Uji F Uji F digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh variabel sumber-sumber stres yang terdiri dari on the job dan off the job terhadap variabel terikat stres kerja dan kinerja karyawan secara simultan, dan F hitungan dapat dikaitkan dengan rumus : R2 / k F= (1 R 2 ) / (n k 1) Dimana : R = Koefisien determinasi 31
  • 32. k = Jumlah variabel n = Jumlah sampel F = F hitung Uji F dirumuskan sebagai berikut : Ho : b 1 = b 2 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat). Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat). Adapun kriteria pengujianya : Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Kriteria pengujian dapat dilihat pada kurva Uji F sebagai berikut : Gambar. 3 Uji F Ho ditolak Ho diterima Ha diterima Ha ditolak F-tabel F-hitung 32
  • 33. 2. Uji T Uji t adalah uji hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh signifikan dari masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dapat dihitung dengan rumus: b T= sb Dimana: b = koefisien regresi Sb = standart deviasi dari variabel bebas Sedangkan pada uji t mempunyai kriteria sebagai berikut: Kriteria Pengujian : 1) Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 2) Jika t hitung > t tabel atau t hitung <- t tabel ,maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian hipotesis : Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima Jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka Ho ditolak 33
  • 34. Dari kriteria pengujian diatas dapat digambarkan pada kurva Uji t sebagai berikut : Gambar. 4 Uji T Ho diterima Ho ditolak Ha ditolak Ho ditolak Ha diterima Ha diterima 3. Pengujian Hipotesis II Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa variabel stressor on the job dan variabel stressor off the job yang paling besar pengaruhnya terhadap stres kerja karyawan PT BTPN CABANG KEDIRI, dengan menggunakan rumus R parsial (korelasi parsial) yang terbesar dari masing-masing variabel bebas, dengan rumus (Sugiono 2002:193) : ryX 1 r y X 2 . r X 1 X 2 R y X 1X 2 = 2 1 r X 1 X 2 . 1 r 2 yX 2 Kriteria pengujian dapat dilakukan sebagai berikut : R y . x1 x 2 > R yx 2 x1 = Maka sumber –sumber stres on the job lebih kuat berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. 34
  • 35. R y . x1 x 2 < R yx 2 x1 = Maka sumber-sumber stres off the job tidak berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. 35
  • 36. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta. Dharma, Agus, 1991, Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Penerbit Erlanggan, Jakarta. Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996. Organisasi, Jild Pertama, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. Handoko, Hani, 2001. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Handoko, 2003,Pengaruh Stressor Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Saritanam Pratama Ponorogo, 2003. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung. Robbins, Stephen, 1996. Perilaku Organisasi Konsep Kontoversi Aplikasi, Terjemahan Hadyana Pujaatmaka, Jilid 2, Prenhalindo, Jakarta. Siagian, S.P, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan, Penerbit Bumi Aksara: Jakarta. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Widayat dan Amrullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi Pertama, Malang: CV. Cahaya Press. 36