1. Penggunaan Obat
Pada Geriatrik (DRP,
START, STOPP Criteria)
Gilang Rizki Al Farizi, M.Farm.,Apt
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Telogorejo Semarang
Prodi S-1 Farmasi
gilangrizki,alfarizi@gmail.com
2. Outline
Demografi
Pasien Lansia
Populasi geriatri di
Indonesia
Farmakokinetika
Geriatri dan DRP
Perubahan ADME
pada pasien
geriatri karena
proses penuaan
(gerontology)
Fall Risk assesment
Obat-obat yang
menyebabkan risiko jatuh
pada lansia dan tools untuk
menilainya
Tools Untuk
Menentukan Terapi
Bears Criteria,
STARRT/STOPP Criteria,
Drug information
Handbook/Medscape
application
Kasus-kasus geriatri
01 02 03 04
3. Geriatri atau lansia populasi dengan usia >
65 tahun terdapat perubahan fisiologi tubuh
disebut ”chronologic age”
Badan puasat statistik mengkategorikan lansia
atau geritatri di Indonesia menjadi a. pra lansia
(45-59 th), lansia muda (60-69 th), lansia madya
(70-79 th), lansia (> 60 th), dan lansia tua (> 80 th)
Pada geriatri meningkatnya usia
meningkatnya komorbid perubuhan fisiologi
butuh keterampilan seorang apoteker
kompleksitas terapi
Trend data penyakit pada lansia perubahan
profil farmakokinetik obat-obatan dibutuhkan
sebuah tools untuk assessment terapi beberapa
obat harus diwaspadai risiko jatuh (fall risk)
meningkatnya cidera pada lansia
INTRODUCTION
4. Demografi Lansia
Berdasarkan trend data jumlah pasien lansia di amerika
hasil statistik meningkat diperkirakan angkanya
terus bertambah s.d tahun 2050
Hal serupa di Eropa pengningkatan populasi lansia
kematian meningkat pada usia < 65 tahun tapi tidak
pada lansia terutama usia > 85 tahun
5. Demografi Lansia (Lanjutan)
Pada tahun 2018 data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia mencatat persentase usia lansia 9,27% (24,49 juta)
dari total populasi di Indosia yang terbagi kedalam:
Kelompok Umur
Karakterist
ik
Pra lansia
(45-59)
Lansia
Muda
Lansia
Madya
Lansia Tua
(> 80 th)
Lansia (>
60 th)
Laki 16,81 5,83 2,33 0,62 8,78
Perempuan 17,01 5,93 2,84 1,00 9,77
Terdapat 5 provinsi di Indonesia memiliki jumlah populasi lansai
paling banyak Jawa Tengah (12,34 %), DIY (12,37 %), Bali (9,68 %),
Jawa Timur (11,56 %) dan Sulawesi Utara (10,26 %), Bali (9,68 %)
Trend di Indonesia jumlah meningkat tiap tahun 1971 – 2018
jumlah meningkat 2 kali lipat terutama usia > 60 tahun
Tahun 2018 – 2019 penurunan memerlukan support system
yang baik
6. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Farmakokinetika Geriatri
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan fisiologi
mempengaruhi profil farmakokinetika obat
rentan mengalami Drug Related Problems (DRP’s)
interaksi obat, penggunaan obat yang belum
diperlukan dalam kondisi klinis pasien (without
indication), dosis obat yang tidak tepat,
noncompliance
Perubahan fisiologi organ-organ pemetabolisme
seperti liver dan organ eksresi seperti ginjal
meningkatnya waktu paruh obat (T ½)
Perubahan komposisi lemak tubuh masa otot
berkurang jaringan adiposa bertambah
karena pembatasn aktifitas fisik perubahan
volume distribusi (Vd) obat. Contoh obat larut air
(hidrofilik) peak plasma concentration (Cp)
meningkat obat larut lemak (lifofilik) volume
distibusi meningkat ESO obat meningkat
klirens ginjal menurun penurunan LFG masa
paruh obat meningkat seperi ranitidine dan
metformin
7. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Farmakokinetika Geriatri (Lanjutan)
Perubahan pada CNS aliran darah ke otak
berkurang 30% fraksi obat terbagi sebagian besar di
otak obat2 anastesi dan gol opioid meningkatnya
sedasi dan delirium
Berkurangnya kemampuan ventrikel kiri perfusi
obat ke organ target menurun efektivitas obat turun
pemberian obat2 CCB dihidropiridin risiko
hipotensi berat
Berkurang blood flow penyerapan saluran cerna
berkurang 40% berpengaruh pada metabolism fase I
dan fase II perlu diperhatikan obat-obat prodrug
efektifitas menurun metabolit aktif obat meningkat
risiko ESO meningkat
Perubahan pada sistealwm hematoposis protein
plasma berkurang fraksi obat bebas meningkat
toksis (diazepam) meningkatnya a1-acid glycoprotein
mengikat beberapa obat fraksi obat bebas turun
(lodakain)
8. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Perubahan profil terapi pada geriatric makin bertambah usia profil terapi semakin
sempit perlu kecermatan seorang apoteker ditambah dengan kemampuan soft skill
komunikasi kolaborasi
9. Obat-obat berisiko DRP pada Lansia
Dari beberapa studi hospitalisasi pada pasien lansia disebabkan
oleh DRP’s (10 -22 %)
Ditambah kondisi lansia meningkatnya ketergantungan pada usia
produktif (support system) perubahan kondisi fisiologi sindroma
geriatrik salah satunya penurunan fungsi penglihatan, pendengaran
dan fungsi kognisi (perubahan status mental)
Peran farmasi sangat penting 4 expertise utama manajemen
polifarmasi dan kepatuhan minum obat, manajemen penyakit kronis,
mencegah medication eror (preventif), dan kolaborasi bersama tim
pemberi asuhan (PPA) seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi
Majemen polifarmasi tools /intrumen assessment terapi pada
geriatri mengurangi kompleksitas regimen terapi (simflifikasi
terapi) dan mengurangi ESO
Manajemen penyakit kronis pharmaceutical care pengingat
jadawal minum obat pasien rajal
Kolaborasi dengan tim PPA pemantauan Bersama obat-obat
berisiko pada geriatri
10. Kasus DRP Yang Sering Muncul
1. Interaksi obat-obat (DDI)
2. Interaksi obat-penyakit
3. Efek samping obat
4. Adverse Drug withdrwal
Event (ADWE)
11. 1. Interaksi Obat-obat
Drug 1 Drug 2 Interaction Efek Tidak
diharapkan
Simvasta
tin
Warfarin Simvastatin
m/hambat enzim
CYP2C9 efek
warfarin
Memanjangn
ya waktu INR
risiko
bleeding
Amiodar
on
Warfarin Amiodaron
m/hambat enzim
CYP2C9 efek
warfarin
Memanjangn
ya waktu INR
risiko
bleeding
Ciproflox
acin
Olanzapin Ciprofloxacin
m/hambat enzim
CYP1A2 efek
olanzapine
Risiko jatuh
NSAID ACE-
inhibitor
Efek sinergis
vasodilatasi arteriol
afferent
Risiko AKI
(Acute
Kidneys
Injury)
13. 2. Interaksi Obat-Penyakit
Obat-obat yang berinteraksi
dengan penyakit memiliki
kriteria:
1. Dapat menyebabkan
perburukan progress
penyakit
2. Menambah biaya perawatan
3. Memiliki mekanisme aksi
daripada terapi yang
diberikan agonis
kolinergik menyebabkan
deliruium (penurunan
memusatkan perhatian)
14. 3. Adverse Reaction
Risiko efek samping obat
meningkat perubahan kondisi
fisiologi contoh penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG) kadar
obat meningkat (slide awal)
Polifarmasi interaksi obat
meningkatkan efek samping
perlu dicermati manfaat dan
risiko
Efek samping
17. 3.1 Fall Risk Assasment
Risiko jatuh merupakan salah
satu dari efek samping obat
Polifarmasi menyebabkan
risiko jatuh meningkat pada
pasien lansia
Kondisi fisiologi gangguan
fungsi kognitif, hipotensi
ortostatik, depresi, gangguan
keseimbangan, kelemahan otot
factor penyebab risiko jatuh
penggunaan obat tertentu yang
dapat menyebabkan efek diatas
perlu cermat
Fall risk dievaluasi menggunakan
tools Time up and go test (TUG
20. 4. Adverse Drug withdrawl Event (ADWE)
Adverse Drug Withdrawl Event
clinically significant set of
symptoms or signs caused by the
removal of a drug”
Terdapat 2 jenis ADWE:
a. withdrawl (fenomena rebound)
reseptor menjadi kembali
disensitisasi diberikan obat
yang sama contoh penggunaan
obat-obat golongan steroid
untuk terapi athrithis
rhematoid
b. gejala ”kembalinya ke kondisi
medis awal” contoh penggunaan
dizapam jika dihentikan tiba-
tiba isomnias (susah tidur),
delirium, penurunan fungsi
kognitif dan cemas
21. STARTT/STOPP dan Beer’s Criteria
1. Digunakan untuk assessment
inappropriate terapi
2. Membatasi penggunaan obat-
obat tertentu yang berisiko
menimbulkan ADR terutama
pasien >= 65 tahun
3. Obat-obat yang belum
diperlukan STOPP criteria
dievaluasi dengan Beers criteria
22. Masing-masing
golongan obat sesuai
dengan kelas terapi
memiliki kriteria
STOPP perhatikan
yang berwarna merah
Gunakan keterangan
dibawahnya
alasannya terapi perlu
di evaluasi tidak
semua terapi yang
masuk kriteria STOPP
harus dihentikan
kaji dengan literature
lain!!
Kompleksitas terapi salah satunya adalah polifarmasi (selain perubahan dari ADME)
Tools alat (quisioner atau instrument) untuk m/analisis sebuah terapi yang diberikan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
Co-morbid penyakit penyerta dari penyakit utamanya contoh coronary heart desease (CHD) co morbidnya hiperkolestrolemia yang dapa menyebabkan komplikasi stroke
Amerika dan Eropa sama2 berdampak Covid-19 cukup parah populasi > 85 th meningkat terutama Negara Italia
Yogya menjadi kota yang memiliki lansia PSBB di beberapa titik karena takut berdampak Covid-19
Without indication menyebabkan polifarmasi perlu ketelitian dalam memberikan assessment penyakit menurun kondisi fisiologi seperti perubahan status mental (salah satu sindroma geriatric) menyebabkan pasien susah untuk mengingat
LFG laju filtrasi glomerulus
Contoh obat hidrofil yang perlu diwaspadai digoxin, verafamil, teofilin
Contoh obat lipofil yang perlu diwaspadai diazepam dan obat-obat penekan system syaraf lainnya
Without indication menyebabkan polifarmasi perlu ketelitian dalam memberikan assessment penyakit menurun kondisi fisiologi seperti perubahan status mental (salah satu sindroma geriatric) menyebabkan pasien susah untuk mengingat
Penyakit kronis komplikasi penyakit pada geriatric menyebabkan banyaknya terapi yang diberikan (polifarmasi) butuh intervensi dari seorang apoteker
Pencegahan medication eror (ME) terutama pasien lansia rawat jalan contoh obat-obat yang perlu diwaspadai adalah yang memiliki indeks risiko jatuh tinggi menyebabkan peningkatan perawatan salah satu langkah preventif
Support system lingkungan
Without indication menyebabkan polifarmasi perlu ketelitian dalam memberikan assessment penyakit menurun kondisi fisiologi seperti perubahan status mental (salah satu sindroma geriatric) menyebabkan pasien susah untuk mengingat
Penyakit kronis komplikasi penyakit pada geriatric menyebabkan banyaknya terapi yang diberikan (polifarmasi) butuh intervensi dari seorang apoteker
Pencegahan medication eror (ME) terutama pasien lansia rawat jalan contoh obat-obat yang perlu diwaspadai adalah yang memiliki indeks risiko jatuh tinggi menyebabkan peningkatan perawatan salah satu langkah preventif
Support system lingkungan
Tidak semua interaksi obat perlu rekomendasi pergatian obat, khusus obat-obat tertentu yang memliki level interaksi “signifikan” yang perlu dimonitoring secara ketat, penjedaan interval minum obat atau mengganti obat yang masih dalam golongan yang sama
obat-obat yang belum diperlukan dalam kondisi klinis pasien yang paling sering ditemukan adalah pemberian acid supresi seperti PPI, sucralfate meningkatkan risiko infeksi dan peningkatan biaya perawatan
Faktor fisiologi factor intrinsic risiko jatuh
Faktor obat-obatan factor ekstrinsik risiko jatuh
Faktor fisiologi factor intrinsic risiko jatuh
Faktor obat-obatan factor ekstrinsik risiko jatuh
Faktor fisiologi factor intrinsic risiko jatuh
Faktor obat-obatan factor ekstrinsik risiko jatuh
Desensitisasi berkurangnya sensitivitas resepotor sehingga dosis harus ditingkatkan untuk mendapatkan efek terapi seperti pemberian awal obat
Without indication menyebabkan polifarmasi perlu ketelitian dalam memberikan assessment penyakit menurun kondisi fisiologi seperti perubahan status mental (salah satu sindroma geriatric) menyebabkan pasien susah untuk mengingat
Penyakit kronis komplikasi penyakit pada geriatric menyebabkan banyaknya terapi yang diberikan (polifarmasi) butuh intervensi dari seorang apoteker
Pencegahan medication eror (ME) terutama pasien lansia rawat jalan contoh obat-obat yang perlu diwaspadai adalah yang memiliki indeks risiko jatuh tinggi menyebabkan peningkatan perawatan salah satu langkah preventif
Support system lingkungan