O slideshow foi denunciado.
Seu SlideShare está sendo baixado. ×

Materi Ke 2 Antropometri.pptx

Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Próximos SlideShares
Penilaian postur kerja
Penilaian postur kerja
Carregando em…3
×

Confira estes a seguir

1 de 35 Anúncio

Mais Conteúdo rRelacionado

Diapositivos para si (20)

Semelhante a Materi Ke 2 Antropometri.pptx (20)

Anúncio

Mais recentes (20)

Materi Ke 2 Antropometri.pptx

  1. 1. DEFINISI Antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya. (Wignjosoebroto, 2008)
  2. 2. PENTINGNYA ANTROPOMETRI Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.  Manusia memiliki ukuran tubuh yang berbeda antara yang satu dengan lainnya, seperti berat badan (kurus, sedang, dan gemuk), ukuran tinggi tubuh (pendek, sedang, dan tinggi), lingkar tubuh (kecil, sedang, dan besar) serta posisi ketika merentangkan tangan, dan sebagainya.
  3. 3. UKURAN ANTROPOMETRI Ukuran antropometri tubuh dari setiap manusia dengan manusia yang lain berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan ukuran antropometri terebut. 1. Umur Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring dengan berkembangnya usia dari sejak awal kelahirannya sampai dengan umur kurang lebih 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
  4. 4. UKURAN ANTROPOMETRI 2. Jenis Kelamin Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan dengan wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti lingkaran dada dan pinggul.
  5. 5. UKURAN ANTROPOMETRI 3. Suku/Etnis Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda antara satu dengan lainnya.
  6. 6. UKURAN ANTROPOMETRI 4. Postur/Posisi Tubuh Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat akan melakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional body dimensions.
  7. 7. UKURAN ANTROPOMETRI 5. Pakaian Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain- lain yang melekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh manusia.
  8. 8. UKURAN ANTROPOMETRI 6. Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi dimensi tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, lingkar perut, dan lain-lain. Contohnya untuk buruh dermaga atau pelabuhan mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pegawai kantoran atau mahasiswa.
  9. 9. UKURAN ANTROPOMETRI 7. Faktor Kehamilan pada Wanita Faktor kehamila pada wanita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri yaitu terutama pada tebal perut dan tebal dada. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk wanita hamil berbeda dengan data antropometri wanita lainnya.
  10. 10. UKURAN ANTROPOMETRI 8. Cacat Tubuh Secara Fisik Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri. Seperti, orang normal dan orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan. Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.
  11. 11. ALAT UKUR ANTROPOMETRI Berikut Beberapa Macam Alat Ukur yang digunakan untuk Mengukur Antropometri : 1. Kursi Antropometri
  12. 12. ALAT UKUR ANTROPOMETRI 2. Meteran/Mistar Ukur
  13. 13. ALAT UKUR ANTROPOMETRI 3. Jangka Sorong
  14. 14. ALAT UKUR ANTROPOMETRI 4. Pita Ukur
  15. 15. PENGUKURAN POSISI TUBUH Di dalam pengambilan data antropometri dapat dilakukan dengan menggunakan dua pengukuran, yaitu : 1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension) Pengukuran ini diukur dengan berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Pengukuran dimensi struktur tubuh ini juga dikenal dengan istilah static anthropometry. Contoh dalam pengukuran dimensi strukrur tubuh ini meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi duduk maupun berdiri, lebar tubuh, panjang lengan, dan sebagainya. Ukuran pada dimensi ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai persentil tertentu seperti 5th, 50th, dan 95th.
  16. 16. PENGUKURAN POSISI TUBUH 2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimension) Pengukuran ini dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan gerakan-gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis. Tujuan adanya pengukuran dimensi fungsional adalah mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan gerakan-gerakan yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Cara pengukuran dimensi fungsional tubuh seperti perancangan fasilitas ataupun ruang kerja atau perancangan kursi mobil, dimana posisi tubuh saat melakukan gerakan mengoperasikan kemudi, pedal, handrem dan jarak antara kepala dengan atap mobil dalam menggunakan antropometri dinamis.
  17. 17. PENGUKURAN POSISI TUBUH
  18. 18. PENGUKURAN POSISI TUBUH
  19. 19. PENGUKURAN POSISI TUBUH
  20. 20. PENGUKURAN POSISI TUBUH
  21. 21. PENGUKURAN POSISI TUBUH
  22. 22. PENTINGNYA ANTROPOMETRI Antropometri : 1. Stasiun kerja 2. Fasilitas kerja 3. Desain produk Ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia Tercipta suatu kondisi kerja yang efisien dan hasil yang efektif untuk mencapai keadaan yang ergonomis Stasiun kerja dan fasilitas kerja yang didesain berdasarkan pengukuran antropometri tubuh manusia yang menggunakan akan membuat rasa nyaman pekerja dan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Produk yang didesain berdasarkan ukuran antropometri pemakai akan menghasilkan produk yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga nyaman dan aman digunakan.
  23. 23. PERANCANGAN PRODUK DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI
  24. 24. PERSENTIL UNTUK PERANCANGAN PRODUK BERBASIS DATA ANTROPOMETRI Persentil merupakan jumlah bagian per-seratus orang dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu ( lebih kecil atau lebih besar). Dalam perancangan terdapat tiga nilai persentil: 1. Persentil kecil (persentil 5 atau disingkat P5) 2. Persentil tengah (persentil 50 atau disingkat P50) 3. Persentil besar (persentil 95 atau disingkat P95) Sebagai referensi bagian tubuh mana saja yang harus diukur untuk mendesain produk bisa dilihat pada https://www.antropometriindonesia.org/
  25. 25. PERSENTIL UNTUK PERANCANGAN PRODUK BERBASIS DATA ANTROPOMETRI Pᵢ = X + (Kᵢ . S) Pᵢ  Nilai Persentil yang dihitung X  Rata-rata / Mean Kᵢ  Faktor penggali untuk persentil yang diinginkan S  Simpangan baku/Standar Deviasi /SD Nilai K (Faktor Penggali untuk Persentil yang Diinginkan) Percentil P1 P5 P10 P25 P50 P75 P90 P95 P99 K -2,326 -1,645 -1,282 -0,674 0 +0,674 +1,282 +1,645 +2,326
  26. 26. CONTOH STUDI KASUS  Buatlah rancangan ukuran untuk kursi sederhana untuk rentang usia remaja akhir berdasarkan ukuran antropometri. Penyelesaian : 1. Mengetahui kebutuhan rancangan  Rancangan kursi sederhana yang diperuntukan untuk usia remaja akhir. 2. Definisikan Populasi  Usia remaja akhir memiliki rentang umur dari 18-22 tahun (Menurut WHO) 3. Pemilihan Sampel  Umur 18-22 tahun, umur 18-19 populasi terbanyak di Indonesia adalah profesi pekerja, dan umur 20-22 populasi terbanyak adalah pelajar (Data Sensus Survei Angkatan Kerja Nasional oleh BPS). Sehingga untuk pemilihan sampel akan dilakukan pengukuran antropometri pada pekerja dan pelajar dengan rentang usia 18-22.
  27. 27. CONTOH STUDI KASUS Penyelesaian : 4. Penentuan Kebutuhan Data  Untuk merancang kursi data ukuran antropometri yang dibutuhkan adalah Tinggi bahu posisi duduk (D10), Lebar bahu (D17), Lebar Pinggul (D19), Panjang Popliteal (D14), Tinggi Popliteal (D16). (Sumber dari https://antropometriindonesia.org/) 5. Penentuan Sumber Data dan Kebutuhan Persentil  Tinggi bahu posisi duduk menggunakan P95 (sehingga ukuran penyangga pinggang sampai bahu dapat mengakomodasi 95% populasi)  Lebar sisi bahu menggunakan P95 (sehingga ukuran lebar penopang bahu dapat mengakomodasi 95% populasi)  Lebar pinggul menggunakan P95 (sehingga ukuran lebar dudukan kursi dapat mengakomodasi 95% populasi)  Panjang Popliteal menggunakan P95 (sehingga ukuran panjang dudukan kursi dapat mengakomodasi 95% populasi)  Tinggi Popliteal menggunakan P5 (sehingga ukuran tinggi kursi dari lantai sampai dudukan kursi dapat mengakomodsi 5% populasi dan dapat digunakan untuk ukuran diatas 5% populasi tersebut)
  28. 28. CONTOH STUDI KASUS Penyelesaian : 6. Penyiapan Alat Ukur  Posisi antropometri adalah pada posisi duduk tidak bergerak (structural body dimension), sehingga alat ukur dapat menggunakan kursi antropometri atau penggaris mistar. 7. Pengambilan Data Data diambil adalah sebanyak 30 responden dengan rentang umur 18-22 tahun.
  29. 29. CONTOH STUDI KASUS Data ukuran antopometri untuk membuat kursi sederhana Responden D10 (cm) D17 (cm) D19 (cm) D14 (cm) D16 (cm) 1 56 45 38 41 44 2 54 44 37 42 45 3 53 39 32 45 48 4 59 43 36 46 49 5 56 46 39 43 46 6 62 45 38 46 49 7 64 45 38 45 48 8 59 40 33 45 48 9 62 42 35 44 47 10 61 42 35 43 46 11 58 40 33 44 47 12 58 37 30 38 41 13 63 39 32 40 43 14 60 36 29 40 43 15 64 44 37 47 50 Responden D10 (cm) D17 (cm) D19 (cm) D14 (cm) D16 (cm) 16 54 40 33 37 40 17 59 41 34 43 46 18 57 38 31 45 48 19 58 40 33 37 40 20 63 40 33 35 38 21 59 42 35 38 41 22 61 42 35 40 43 23 59 40 33 38 41 24 59 45 38 45 48 25 58 45 38 45 48 26 53 44 37 38 41 27 59 43 36 34 37 28 53 39 32 47 50 29 59 37 30 35 38 30 57 37 30 38 41
  30. 30. CONTOH STUDI KASUS Penyelesaian : 8. Uji data  Uji Kenormalan Data No Pengukuran N Signifikasi α Keterangan 1 D10 30 0,104 0,05 Data Normal (Sig > 0,05) 2 D17 30 0,109 0,05 Data Normal (Sig > 0,05) 3 D19 30 0,109 0,05 Data Normal (Sig > 0,05) 4 D14 30 0,730 0,05 Data Normal (Sig > 0,05) 5 D16 30 0,730 0,05 Data Normal (Sig > 0,05)
  31. 31. CONTOH STUDI KASUS Penyelesaian : 8. Uji data  Uji Kecukupan Data  Uji Keseragaman Data No Pengukuran N N’ Keterangan (N’ < N) 1 D10 30 5 Data Cukup 2 D17 30 8 Data Cukup 3 D19 30 11 Data Cukup 4 D14 30 14 Data Cukup 5 D16 30 12 Data Cukup No Pengukuran Rata-Rata Standar Deviasi BKA BKB Keterangan BKA > ẋ > BKB 1 D10 58,57 3,17 64,91 52,23 Data Seragam 2 D17 41,33 2,88 47,09 35,57 Data Seragam 3 D19 34,33 2,88 40,09 28,57 Data Seragam 4 D14 41,47 3,91 49,29 33,65 Data Seragam 5 D16 44,47 3,91 52,29 36,65 Data Seragam
  32. 32. CONTOH STUDI KASUS Penyelesaian : 9. Perhitungan Rancangan Ukuran Kursi Sederhana No Pengukuran Rata- Rata (cm) S. Dev P5 Pᵢ = X + (-1,645 . S) (cm) P50 Pᵢ = X + (0 . S) (cm) P95 Pᵢ = X + (1,654 . S) (cm) 1 D10 (cm) 58,57 3,17 53,35 58,57 63,81 2 D17 (cm) 41,33 2,88 36,59 41,33 46,10 3 D19 (cm) 34,33 2,88 29,59 34,33 39,10 4 D14 (cm) 41,47 3,91 35,03 41,47 47,93 5 D16 (cm) 44,47 3,91 38,03 44,47 50,93 Sehingga untuk rancangan kursi sederhana yang ergonomis akan dibuat dengan ukuran sebagai berikut : 1. Tinggi bahu posisi duduk (D10) menggunakan P95  63,81 cm 2. Lebar sisi bahu (D17) menggunakan P95  46,10 cm 3. Lebar Pinggul (D19) menggunakan P95  39,10 cm 4. Panjang Popliteal (D14) menggunakan P50  41,47cm 5. Tinggi Popliteal (D16) menggunakan P5  50,93 cm
  33. 33. CONTOH STUDI KASUS Penyelesaian : 10. Visualisasi Rancangan Keterangan : • D10 = Tinggi bahu posisi duduk • D17 = Lebar sisi bahu • D19 = Lebar Pinggul • D14 = Panjang Popliteal • D16 = Tinggi Popliteal 1. Tinggi bahu posisi duduk (D10) menggunakan P95  63,81 cm 2. Lebar sisi bahu (D17) menggunakan P95  46,10 cm 3. Lebar Pinggul (D19) menggunakan P95  39,10 cm 4. Panjang Popliteal (D14) menggunakan P95  41,47cm 5. Tinggi Popliteal (D16) menggunakan P5  50,93 cm D16 41,47 cm

×