PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
KEHAMILAN DAN PERDARAHAN
1. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA
Abortus
Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup,
viabilitas janin dicapai mg ke 22-24, berat janin 500 gr
pengeluaransisahasil konsepsi
(pertemuansel telur dansel sperma)
denganinfus oksitosin, dan/ atau
dengankuretase.
Gambar1. Kuretase
Abortus inkompletus
Pada abortus inkompletus, produk
konsepsi (janin) sebagian sudah keluar
akan tetapi masih ada sisa yang
tertinggal di dalam rahim. Gejala yang
terjadi adalahkeram padarahim disertai
perdarahan rahim dalam jumlah banyak,
terjadi pembukaan, dan sebagian
jaringan keluar. Penanganan yang
dilaksanakan adalah mengawasi kondisi
ibu agar tetap stabil dan pengeluaran
seluruh jaringan hasil konsepsi yang
masihtertinggal di dalamrahim.
Abortus kompletus
Abortus kompletus ditandai dengan
pengeluaran lengkap seluruh hasil
konsepsi yang diikuti dengan sedikit
perdarahan, dan nyeri. Tatalaksana yang
dilakukan adalah peningkatan keadaan
umumibu.
Missedabortion
Pada kasus misse d abortion, kematian
janin terjadi tanpa adanya pengeluaran
dari hasil konsepsi. Alasan mengapa
janin yang meninggal tidakkeluar masih
belum jelas. Biasanya didahului dengan
tanda dan gejala abo rtus immine ns yang
kemudian menghilang spontan atau
menghilang setelah pengobatan. Tes
kehamilan menjadi negatif, tanda-tanda
kehamilan tidak ada, dan denyut jantung
janintidakdapat terdeteksi.
Abortus terapeutik
Abortus yang dilakukan pada usia
kehamilan kurang dari 12 minggu atas
pertimbangan kesehatan wanita, dimana
apabila kehamilan itu dilanjutkan akan
membahayakan dirinya. Misalnya pada
wanita dengan kelainan jantung. Dapat
juga dilakukan atas pertimbangan
kelainan janinyang berat.
Abortus septik
Abortus spontan dapat diikuti dengan
komplikasi infeksi. Infeksi dapat terjadi
akibat tindakan abortus yang tidaksesuai
dengan prosedur (misalnya oleh dukun).
Infeksi yang terjadi pada umumnya
endometritis, yang bisa berkembang
menjadi parametritis dan peritonitis.
Abortus berulang
Abortus berulang adalah abortus yang
terjadi sebanyak 3 kali atau lebih pada 3
bulan pertama kehamilan. Abortus
berulang primer terjadi pada wanita
yang belum pernah memiliki anak yang
hidup sebelumnya. Abortus berulang
sekunder adalah abortus yang terjadi
pada wanita yang sebelumnya sudah
pernahmemiliki anaklahir hidup.
Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan yang perlu dilakukan
adalah pemeriksaan USG, pemeriksaan
darah, dan pemeriksaan hormonal kadar
B-hCG.
Tatalaksanapascaabortus
Pemeriksaan untuk mencari penyebab
abortus spontan dengan menggunakan
USG atau kadar B-hCG selama 1-2
bulan berikutnya. Sesudah mengalami
abortus, ibu dianjurkan jangan hamil
duluselama 3bulan kemudian(jikaperlu
gunakankontrasepsi kondomataupil).
PencarianKhusus
PilihKategori :
Warning:
Invalid
argumen
t
supplied
for
foreach()
in
/home/w
ww/vhost
s/klikdokt
er.com/ht
tpdocs/in
clude/ap
p/default/
views/scr
ipts/sear
chillness
_form.pht
ml on
line13
KataKunci :
Apabilajenis ataukategori penyakityang andacari tidakbisaditemukan
dalam bagianini, silahkanmenghubungi kami melalui forume-Konsultasi
LOGIN
ANGGOT
A
Username :
Password :
»Lupa Password ?
»Daftar
Pilih
Kategori:
Masukka
nKata
Kunci:
March 2009
2. Diagnosa keperawatan pada kehamilan muda
1.Abortus imminens
Perdarahan bercak hingga sedang
Serviks tertutup
Uterus sesuai dengan tuanya kehamilan
Gejala/ tanda :- kram perut bawah
- uterus lunak
3. 2. Abortus komplit
Serviks tertutup/terbuka
Uterus lebih kecil dari usia gestasi
Gejala/tanda
- sedikit/ tanpa nyeri perut bawah
- riwayat ekspulsi hasil konsepsi
4. 3. Abortus insipiens
Perdarahan sedang hingga masif
Serviks terbuka
Uterus sesuai usia kehamilan
Gejala/tanda
- kram/nyeri perut bawah
- belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
5. 4. Abortus inkomplit
Gejala/tanda
- kram/nyeri perut bawah
- ekspulsi sebagian hasil konsepsi
6. 5. Abortus molla
Serviks terbuka
Uterus lunak dan lebih besar dari usia gestasi
Gejala/tanda
- mual dan muntah
- kram perut bawah
- sindrom mirip pre eklampsi
- tak ada janin
- keluar jaringan spt anggur
7. Diagnosa Dan penatalaksanaan komplikasi
Tanda dan gejala infeksi
Nyeri lepas
Uterus terasa lemas
Perdarahan berlanjut
Lemah, lesu
Demam
Sekret vagina berbau
Sekret dan pus dari serviks
Nyeri goyang serviks
8. Tanda dan gejala perlukaan uterus,vagina,atau usus
Nyeri/ kaku abdomen
Nyeri lepas
Distensi abdomen
Abdomen terasa tegang dan keras
Mual atau muntah
Demam
9. Penanganan
1.Abortus imminens
- tidak perlu pengobatan khusus/tirah
baring total
- jangan melakukan aktivitas fisik
berlebihan/ hubungan seksual
- jika perdarahan
Berhenti : lakukan Asuhan keperawatan
spt biasa
- terus berlangsung: nilai kondisi janin (USG)
lakukan konfirmasi kemungkinan ada
penyebab lain.
10. Abortus insipiens
Jika usia kehamilan < 16 mg lakukan
evakuasi dengan aspirasi vakum manual.
Jika usia kehamilan >16 mg tunggu
ekspulsi spontan hasil konsepsi,
kemudian evakuasi sisa hasil konsepsi.
Jika perlu lakukan infus 20 unit oksitosin
dalam 500 ml cairan IV dengan kecepatan
40 tetes/menit untuk membantu ekspulsi
hasil konsepsi.
11. Abortus inkomplit
Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan < 16 mg
evakuasi dapat dilakukan secara digital.
Jika perdarahan berhenti beri ergoametrin 0,2 mg IM
Jika perdarahan banyak dan usia kehammilan < 16 mg,
evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM, jika evakuasi
belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg/IM
12. Jika kehamilan > 16 mg
infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml
cairan IV
evakuasi sisa hasil konsepsi yang
tertinggal dalam uterus
pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan
13. Abortus komplit
Tidak perlu evakuasi lagi
Observasi untuk melihat adanya
perdarahan banyak
Pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan
Apabila terdapat anemia sedang berikan
tablet Fe 600 mg/ hari selama 2 mg, jika
anemia berat berikan transfusi darah
Konsling asuhan pasca keguguran dan
pemantauan lanjut
14. Pengkajian
- terlambat haid / amenore < 20 minggu
- Pendarahan per vagina, mungkin disertai
jaringan hasil konsepsi
- rasa sakit / kram perut didaerah atas
simpisis
-Pemeriksaan Penunjang
- pemeriksaan dopler atau USG apakah
masih hidup, menentukan prognosis
- test kehamilan
15. Web Of Caution
Risti < cairan ( D x 1 )
Pendarahan
Menurunnya tonus uterus
Terdapat sisa janin
Abortus < pengetahuan cemas (D x 3)
Trauma dinidng Uterus
Risti infeksi ( D x 2 )
16. D x 3:
Cemas b/d kurangnya pengetahuan klien tentang
abortus
Tupan :
Menurunnya tingkat kecemasan klien
Tupen :
-Klien tidak menunjukan tanda-tanda kecemasan
-- klien bisa istirahat tidur setelah dilakukan tindakan
-Klien bisa bertanya berulang-ulang
17. -Klien bisa menanggapi (mengerti) penjelasan
perawat.
Intervensi :
1.Dengan expresi feeling klien, dengan eye
kontak
2. Jelaskan kepada klien tentang abortus :
pengertian sebab, akibat dst
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Beri reinforcement + atas jawaban yang
benar.
18. D x 2 :
Risiko tinggi infeksi b/d trauma dinding uterus
Tupan :
Infeksi tidak terjadi
Tupen :
Bebas dari tanda-tanda infeksi
-leuco dbn
-darah yang keluar dari vagina: segar tidak berbau
busuk
- Suhu tubuh dbn
19. Intervensi :
1.Monitor TTV :suhu tubuh
2.Monitor hasil lab, periksa kultur darah jika
diperkirakan terjadi infeksi
3.Mempertahankan teknik aseptik dan antiseptik
4.Kaji darah : warna jernih, bau yang keluar dari
vagina
5.Kolaborasi : antibiotik profilaksis sesuai indikasi
20. D x 1 :
Risiko tinggi kekurangan volume cairan b/d
pengeluaran yang berlebihan (pendarahan)
Tupan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan kekurangan
volume cairan tidak terjadi
Tupen :
-Konjuctive tidak pucat
-Uterus terasa keras – TTV dbn
-Mukosa bibir tidak pucat
-Akral hangat
21. Intervensi :
1.Monitor TTV dan penampilan umum klien
2.Monitor intake dan out put
3.Kaji tonus dan respon uterus pada massage.
22.
23. AsuhAn keperAwAtAn dengAn
perdArAhAn pAdA kehAmilAn lAnjut
Placenta praevia
Adalah keadaan dimana jaringan plasenta tidak
tertanam dalam korpus uteri tetapi dekat atau
pada ostium uteri internum.
24. 4 Derajat abnormalitas PP:
1.PP Totalis
ostium Internum tertutup sama sekali oleh
jaringan plasenta
2. PP Parsialis
ostium internum tertutup sebagian oleh jaringan
plasenta
3. PP Marginalis
Tepi plasenta terletak pada bagian pinggir O I.
25. 4. Plasenta letak rendah
plasenta tertanam dalam segmen bawah uterus,
tepi plasenta terletak sangat berdekatan dengan
ostium
Faktor Risiko
Multipara
Kehamilan kembar
Usia ibu >35 tahun
Riwayat insisi uterus/ SC
26. Manifestasi Klinis
Perdarahan tanpa rasa nyeri mendekati
akhir trimester ll/III
Perdarahan berwarna merah muda
Uterus lembek, tonus normal
Pengeluaran darah yang diobservasi sebanding
dengan tanda shock
Hasil USG ---- tranplantasi plasenta
abnormal
27. Solutio Plasenta
Adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada korpus uteri sebelum lahirnya janin, terjadi pada
triwulan lll.
Klasifikasi
1.Solutio plasenta ringan
2.Solutio plasenta sedang
3.Solutio plasenta berat
29. Etiologi
Secara pasti belum diketahui, tetapi faktor
predisposisinya antara lain :
Umur ibu yang tua
Multiparitas
Penyakit hipertensi menahun
Preeklampsi
Traum
Tali pusat pendek
Tekanan pada vena cava inferior
Defisiensi asam folat
30. Patologi
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah
plasenta atau uterus membentuk hematoma pada
desidua , sehingga plasenta terdesak dan terlepas,
apabila perdarahan sedikit, haematoma yang kecil itu
akan mendesak jaringan plasenta, peredaran darah
antara uterus dan palsenta belum terganggu, serta
tanda dan gejalanyapun belum jelas, kejadian baru
diketahui setelah plasenta lahir, pada pemeriksaan
didapatkan cekungan pada permukaan maternal,
bekuan darah hitam.
31. Gejala Klinis
Perdarahan pervagina disertai rasa nyeri
yang terus menerus yang juga terjadi diluar
his
Warna darah merah kehitaman
Perut tegang seperti papan,nyeri dipegang
karena isi rahim bertambah dengan darah yang
berkumpul dibelakang plasenta
Palpasi
DJJ biasanya tidak ada
Fundus uteri makin lama makin tinggi
Anemia dan shock
32. Pada Toucher teraba ketuban tegang
terus-enerus
Sering ada proteinuri karena ada Toksemia
Komplikasi
1.Perdarahan ante dan intrapartum pada solutio plasenta
hampir tak dapat dicegah, kecuali bila dilakukan pengahkiran
kehamilan dengan segera.
2.Kelainan pembekuan darah
biasanya disebabkan oleh hipopibrinogenemia
33. dengan masuknya tromboplastin kadalam
peredaran darah ibu akibat
terjadinyapembekuan darah retroplasenter
sehingga terjadi pembekuan darahintravaskuler
dimana-mana
3. Oliguri
Pada tahap ini biasanya k/u masih baik
34. 4. Gawat janin
hampir tidak ada kasus solutio plasenta yang datang ke
rumah sakit dengan janin masih hidup, biasanya
keadaannya sudah gawat sehingga tindakan SC
dilakukan untuk menyelamatkan ibu.
35. Prognosa
1. Bagi ibu
luasnya plasenta yang terlepas
Banyaknya perdarahan
Derajat kelainan pembuluh darah
Preeklampsi
Waktu terjadinya solutio dan pengosongan rahim.
36. 2. Bagi janin
hampir 100 % mengalami kematian
Perdarahan > 2000 ml – kematian janin
37. Pemeriksaan Fisik : head to toe yang berfokus
pada :
Neurologi : tanda peningkatan TK kesadaran
Kelelahan
Kelemahan
Confusion (bingung)
Samnolen
Kardiovaskuler
Takhikardia * Sincope
Vertigo * Eyenosis
Diaphoresis
Hipertensi
39. Genital
Perdarahan tanpa rasa nyeri dari vagina
Data penunjang
USG : implantasi plasenta, usia kehamilan,posisi janin
X ray : scanning isotop
Kontra indikasi : Vaginal rectal examination
40. Diagnosa Keperawatan
Risiko defisit volume cairan b/d perdarahan
Risiko terjadi infeksi b/d perdarahan uterus, iritasi/invasi
villi
Risiko terjadi cedera maternal b/ pembesaran uterus
yang cepat dan kehilangan darah
Risiko metastase penyakit b/d pengobatan yang tidak
tuntas
Proses kehilangan b/d koping yang tidak tuntas
41. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
K E T
Adalah Fertilisasi yang tertanam diluar uterus 95%
terjadi dituba fallopi, sering terjadi pada wanita yang
mengalami PID dan pernah mengalami perdarahan
tuba atau pemakaian IUD.
42. kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) adalah
suatu kehamilan dimana janin berkembang diluar rahim,
yaitu di dalam tuba falopii (saluran telur), kanalis
servikalis (saluran leher rahim), rongga panggul maupun
rongga perut.
43. dalam keadaan normal, sebuah sel telur dilepaskan dari
salah satu ovarium (indung telur) dan masuk ke dalam
tuba falopii. di dalam tuba, dengan dorongan dari rambut
getar yang melapisi tuba, dalam waktu beberapa hari,sel
telur akan mencapai rahim. biasanya sel telur dibuahi di
dalam tuba falopii tetapi tertanam di dalam rahim
44. Tanda dan gejala
1. ibu mengalami terlambat menstruasi dan
2. merasakan nyeri pada perut bagian bawah, kemudian
terjadi perdarahan yang keluar melalui vagina.
3. Kondisi kesehatan ibu menurun dan selalu tampak pucat
dan lemas. Perdarahan terkumpul pada rongga perut.
Ibu mengalami pendarahan, padahal ibu hamil
tidak boleh mengalami perdarahan
melalui vagina sebelum waktu persalinan
45. 4. Perasaan penuh pada adnexa
5. Amenorhae … perdarahan sedikit-sedikit
6. Adanya masa yang mendesak
7. Nyeri pelvik yang unilateral karena desakan
massa
8. Desidua dapat ditemukan ketika kuretase
dilakukan
9. Ruptur ---- terjadi shok
46. Solusi
Bila diketahui terjadi kehamilan ektopik, meski belum pecah,
biasanya dokter menyarankan agar segera ‘dikeluarkan’.
Sebab, janin tak bisa dipertahankan jika tumbuh di
tempat yang tidak semestinya. Janin juga tak akan
berkembang hingga 9 bulan. Umumnya setelah
mencapai usia beberapa minggu akan mendesak organ
tempatnya tumbuh, sehingga pecah.
Pemeriksaan USG pada kehamilan di trimester I. Agar
kehamilan ektopik, bisa segera ditangani.