Dokumen tersebut membahas metode pengabdian kepada masyarakat yang terdiri dari 7 tahapan utama, yaitu analisis situasi masyarakat, identifikasi masalah, menentukan tujuan, merencanakan pemecahan masalah, pendekatan sosial, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi hasil. Tahapan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan dengan melibatkan mereka secara aktif dalam pro
2. METODA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Yang dimaksud dengan metode disini ialah pola atau sistim tindakan yang akan
dilakukan, ataupun urutan atau tahapan-tahapan yang perlu dalam menjalankan kegiatan
pengabdian-pengabdian pada masyarakat. Adapun tahapan-tahapan yang perlu diikuti adalah
sebagai berikut :
1. Analisa situasi masyarakat. Ini merupakan awal yang amat penting yang tidak
sepatutnya dilompati, sebab memang kegiatan pengabdian pada masyarkat harus
dimulai dari niat untuk membantu masyarakat. Tahap ini dapat dilakukan dengan dua
sub tahapan, yang terbagi lagi menjadi beberapa kemungkinan.
Pertama : menentukan khalayak sasaran,apakah :
a. Masyarakat luas secara keseluruhan ;
b. Komunitas tertentu;
c. Khalayak atau organisasi tertentu;
d. Orang-orang tertentu dalam masyarakat.
Penentuan kelompok sasaran itu tidak selalu mudah ; sering-sering
harus dilakukan secara bertahap
Kedua : menentukan bidang permasalahan yang akan dianalisis, apakah itu :
a. Secara komprenhensip, artinya mencoba menemukan, melihat dan
mempelajari keseluruhan masalah yang dihadapi oleh khalayak
sasaran. Ini memerlukan pendekatan secara multidisipliner
b. Secara terbatas, artinya hanya terbatas pada satu atau dua bidang
permasalahan saja
2. Indentifikasi masalah. Hasil dari kerja analisis yang mencakup sasaran dan bidang
permasalahan tadi ialah dapat ditemukannya dan kemudian dapat dirumuskannya
permaslahan yang dihadapi oleh kelompok sasaran yang terpilih. Dalam tahap ini
sasaran yang akan ditangani melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat nanti.
Semakin konkrit perumusan masalahnya, semakin baiklah hasil yang akan dicapai
dalam perencanaan ini.
3. Menentukan tujuan kerja secara speifik. Pada tahap ini harus dapat ditentukan “kondisi
baru” mana yang ingin dihasilkan melalui kegiatan pengabdian nantinya. Dengan kata
lain perubahan apa yang diinginkan. Seandanya perubahan itu dapat dikuantifikasikan
akan membuat tujuan kerja itu lebih jelas, kalaupun tidak ukuran kuantitatipun dapat
3. diterima. Yang penting dapat dibedakan antara kondisi sekarang dan kondisi baru yang
ingin dicapai dengan kegiatan pengabdian itu.
4. Rencana pemecahan masalah. Masalah yang sudah diidentifikasi perlu dipecahkan
dan sekaligus mencapai tujuan (kondisi baru) yang telah ditetapkan. Semuanya itu perlu
direncanakan dalam tahap ini, yang terdiri dari sub-tahapan, yaitu :
a. Mencari alternatif pemecahan masalah ;
b. Memilih salah satu alternatief yang terbaik ;
Adanya dua sub-tahapan itu perlu diperhatikan, karena bila tidak maka seseorang
cenderung untuk loncat pada ide pertama yang muncul, dengan anggapan bahwa ide itu
adalah satu-satunya alternatif dan satu-satunya cara yang terbaik. Masing-masing
alternatif tentunya memilik kuatan dan kelemahannya; dan setelah itu ditimbang-timbang
denagn memperhatikan situasi kelompok sasaran dan kondisi calon-calon
pelaksananya, maka dapatlah dipilih satu alternatif yang terbaik. Artinya satu pilihan
pada yang paling banyak memberikan keuntungan, serta yang paling sedikit memiliki
kelemahan dan paling sedikit memberikan kerugian.
5. Pendekatan sosial. Yang dimaksud adalah pendekatan terhadap masyarakat sasaran.
Prinsipnya ialah bahwa masyarakat sasaran harus dijadikan subyek dan bukan obyek
dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini. Untuk ini masyarakat harus sebanyak
mungkin dan sejauh mungkin dilibatkan dalam kegiatan, termasuk dalam proses
perencanaan. Kalau dalam proses perencanaan mungkin hanya beberapa orang saja
yang dilibatkan, maka pada tahap pendekatan sosial ini sebaiknya semua orang yang
akan terkena program kegiatan dijadikan sasaran pendekatan. Mereka harus menyadari
bahwa mereka menghadapi masalah seperti yang dirumuskan diatas, mereka harus
ditumbuhkan kesadarannya bahwa masalah itu adalah masalah mereka yang perlu
untuk dipecahkan mereka. Selanjutnya apabila mereka tak mampu memecahkan
masalah itu sendiri, maka mereka dapat meminta bantuan pada perguruan tinggi.
Dengan demikian kesadaran dari masyarakat perlu ditumbuhkan dan bergairah untuk
memecahkan masalah, yang berarti usaha untuk memperbaiki hidup mereka sendiri
harus ditingkatkan.
6. Pelaksanaan kegiatan. Meskipun sudah sampai pada tahap pelaksanaan, tetapi tidak
berarti perencanaan sudah tidak diperlukan lagi. Justru pada tahap ini pelaksanaan
kegiatan yang akan segera dilakukan itu harus direncanakan secara matang dan terinci.
Penyusunan rencana kerja ini termasuk :
4. a. Penetapan bagaimana kegiatan itu akan dilakukan ;
b. Penetapan waktu pelaksanaannya ;
c. Penetapan tempat-tempat pelaksanaan kegiatan ;
d. Penetapan orang-orang yang akan terlibat dalam kegiatan.
Untuk penyusunan rencana kerja itu pendapat-pendapat dan saran-saran dari
masyarakat sasaran sangat perlu untuk diperhatikan. Sekali lagi perlu diusahakan agar
masyarakat beranggapan bahwa kegiatan itu adalah kegiatan mereka, usaha mereka
untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi dengan mendapatkan bantuan
dari unsur perguruan tinggi, dan mungkin juga dari unsur-unsur lain, misalnya dari
berbagai instansi yang relevan, Sebaliknya harus dihindarkan tumbuhnya anggapan
masyarakat bahwa kegiataan itu adalah kegiatan perguruan tinggi dan untuk keperluan
perguruan tinggi, sehingga mereka hanyalah membantu. Dalam rencana kerja ini harus
disahakan sebaikmungkin agar tugas, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing
fihak. Pertumbuhan rasa tanggung-jawab pada fihak masyarakat sasaran sangat
penting bagi keberhasilan kegiatan di kemudian hari.
Selanjutnya, segala macam persiapan dan penyediaan sarana-sarana yang diperlukan
harus dilakukan dengan sebaik mungkin pada tahap ini. Termasuk didalamnya ialah
persiapan para pelaksana dari perguruan tinggi sedemikian rupa sehingga mereka
benar-benar dapat menjalankan tugasnya secara profesional, penuh keahlian dan
kemantapan
7. Evaluasi kegiatan dan hasil. Setiap tahapan memang perlu dievaluasi, sehingga
timbul keyakinan bahwa segala yang telah diputuskan adalah benar, dan dapat
melangkah ketahap berikutnya secara aman. Namun hal itu tidak menghilangkan
kemungkinan diadakannya penyempurnaan-penyempurnaan selama proses kegiatan
berlangsung. Yang tidak kurang pentingnya adalah evaluasi terhadap hasil ataupun
dampak dari seluruh kegiatan pengabdian masyarakat itu terhadap masyarakat sasaran.
Proses evaluasi itu dapat mengikutsertakan unsur masyarakat, sehingga mereka tidak
harus mengetahui apa hasil dari kegiatan selama ini, tetapi juga belajar bagaimana
mengetahui dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi.
Proses evaluasi ini harus dapat mengahasilkan semacam bentuk pertanggungjawaban
dari segala hal yang telah dilakukan sebelumnya. Kalau disimpulkan bahwa kegiatan itu
berhasil, maka perlu dijelaskan sejauhmana keberhasilannya, dan kalau tidak/kurang
berhasil apa yang sudah dapat dicapai dan mengapa tidak dapat lebih baik lagi hasilnya.
Hasil evaluasi itu tidak hanya penting sebagai kelengkapan administrasif, tetapi juga
5. sangat penting untuk diketahui oleh semua orang yang terlibat, termasuk masyarakat
sasaran.
Metode pengadian masyarakat seperti diuraikan diatas sebenarnya merupakan
garis besar proses penyusunan program pengabdian pada masyarakat. Proses
perencanaan yang lebih terinci akan dibahas kemudian. Proses perencanaan pada
umumnya tidak menyinggung isi program itu sendiri. Berdasarkan isi yang terkandung
dalamnya, program pengabdian pada masyarakat dibedakan-bedakan menurut bentuk,
jenis dan sifatnya.
Bentuk program ditentukan berdasarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
program itu, dan terdapatlah adanya lima bentuk program pengabdian pada masyarakat,
yaitu (1) Pendidikan pada Masyarakat, (2) Pelayanan pada Masyarakat, (30
Pengembangan Hasil Penelitian, (4) Pengembangan Wilayah Secara Terpadu, dan (5)
Kuliah Kerja Nyata atau KKN