Dokumen tersebut membahas tentang Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam moderat terbesar di Indonesia. NU didirikan pada tahun 1926 oleh beberapa ulama terkemuka untuk melestarikan ajaran mazhab Syafi'i dan mengembangkan masyarakat melalui pendidikan. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan untuk mengembalikan umat Islam kepada ajaran asli Al-Q
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
PPT IMB KEL.10.pptx
1. Model Ormas Islam Moderat:
NU dan Muhammadiyah
Kelompok: 10
Fina Herlina (2108076038)
Irkhamni Fatimatuzzahra (2108076050)
2. 01
Sejarah pendirian
Nahdatul Ulama
Pokok Bahasan
02
Sejarah pendirian
Muhammadiyah
03
Peran NU dan
Muhammadiyah
dalam Dakwah
Islamiyah
04 Pandangan NU dan
Muhammadiyah
terhadap NKRI
4. Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang didirikan
pada tanggal 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926 M) di Surabaya oleh beberapa ulama terkemuka yang
kebanyakan adalah pemimpin/pengasuh pesantren. Ada tiga orang tokoh ulama yang memainkan peran sangat
penting dalam proses pendirian Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Hasyim
Asy’ari dan Kiai Cholil dengan pelopor utamanya adalah KH. Hasyim Asyari, sebagai pendiri sekaligus
pengasuh pondok pesantren.
Latar belakang yang mendasari gerakan para ulama membentuk NU yang pertama adalah motif
keagamaan sebagai Jihad fi sabilillah. Kedua adalah tanggung jawab mengembangkan pemikiran keagamaan
yang ditandai dengan pelestarian ajaran mazhab Syafi’i. Ini berarti tidak statis, tidak berkembang, sebab
pengembangan yang dilakukan berfokus pada kesejahteraan sehingga pemikiran yang dikembangkan itu
memiliki konteks sejarah. Ketiga, dorongan untuk mengembangkan masyarakat melalui kegiatan pendidikan
sosial dan ekonomi. Hal ini ditandai dengan pembentukan nahdlatul Watahn, Taswir al-Afkar, Nahdlatul
Tujjar, dan Ta’mir al-Masajid. Keempat adalah motif politik yang ditandai dengan semangat nasionalisme
ketika pendiri NU itu mendirikan cabang SI di Makkah serta semangat memerdekan tanah air bagi umat Islam.
6. Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah
1330 H/18 November 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal
dengan K.H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai
seorang Khatib dan pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan
jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya
untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Quran
dan Hadist. Oleh karena itu, beliau memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah
kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang.
Tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya. Pada masa kepemimpinan
Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan
seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan.
8. Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu; دعوة
-
يدعو
-
دعا
) da’aa – yad’uu – da’watan)
yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, menjamu, mendo’a, atau memohon.Secara
istilah dakwah memiliki berbagai definisi. Dalam pengertian umum dakwah secara istilah
didefinisikan dengan upaya untuk mengajak umat manusia untuk menerima dan menjalankan
ajaran agama (Islam) dengan tujuan agar tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah dua organisasi dakwah yang sangat
populer di Indonesia. Dimana, NU dikenal dengan toleransinya terhadap tradisi di Indonesia
dan Muhammadiyah dikenal dengan terobosannya dalam dunia pendidikan. Keduanya
memiliki karakteristik yang berbeda, namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu mendekatkan
Islam dan ajarannya kepada semua orang.
Kegiatan dakwah yang dilakukan Muhammadiyah dan NU memiliki beberapa
perbedaan dan persamaan. Persamaan NU dan Muhammadiyah yaitu sumber ajaran yang
digunakan keduanya berupa al-Qur’an dan Hadis. Hanya saja terkadang dalam memahaminya
terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan seperti ini biasanya dikarenakan pendapat seseorang
yang dipengaruhi oleh tingkat pemahaman, lingkungan, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Muhammadiyah dan NU hadir sebagai organisasi yang mempunyai keinginan yang sama agar
Islam menjadi Rahmatallil’alamin.
10. Menurut NU, Berdasarkan hukum fikih Nahdlatul Ulama menyatakan bahwa sistem
negara yang ada yakni Negara Kesatuan Republik Indionesia (NKRI), adalah bentuk
pemerintahan yang sah dan final, serta tidak diperlukannya lagi sistem pemerintahan atau
“negara Islam” sebagai alternatif. Menurut Nahdlatul Ulama, NKRI telah memenuhi ketentuan
syariat.
Menurut Muhammadiyah, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 adalah Negara Pancasila yang ditegakkan di atas
falsafah kebangsaan yang luhur dan sejalan dengan ajaran Islam. Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia secara esensi selaras dengan nilai-nilai ajaran Islam.8 Negara
Pancasila yang mengandung jiwa, pikiran, dan cita-cita luhur sebagaimana tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945 itu dapat diaktualisasikan sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun
Ghafur yang berperikehidupan maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam naungan
ridha Allah SWT.