Hukum adat kekeluargaan

Ferri Lee
Ferri LeeMarketing Lending em PT. BPR KintaMas Mitra Dana
Hukum adat kekeluargaan
ISTILAH LAIN HUKUM ADAT
         KEKELUARGAAN MENURUT
              BEBERAPA AHLI :

   Prof. Dr. Mr. Barend Ter Haar, Bzn
    menyebutnya sebagai HUKUM KESANAK
    SAUDARAAN

   Djaren Saragih, S.H menyebutnya sebagai
    HUKUM KELUARGA

   Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H
    menyebutnya sebagai HUKUM ADAT
    KEKERABATAN
Jadi,

  Hukum Adat Kekeluargaan dan Hukum adat
            Kekerabatan , adalah :

    “Hukum adat yang mengatur tentang
    bagaimana kedudukan pribadi seseorang
       sebagai anggota kerabat (keluarga),
    kedudukan anak terhadapa orang tua dan
      sebaliknya, kedudukan anak terhadap
       kerabat dan sebaliknya, dan masalah
                 perwalian anak”
Manusia pribadi dilahirkan ke dunia
    mempunyai nilai-nilai yang sama seperti
      nilai hidup (nyawa), kemerdekaan,
       kesejahteraan, kehormatan, dan
                  kebendaan.

Tetapi...

   Kehidupan masyarakat, adat budaya serta
   pengaruh agama yang dianut oleh manusia
   menyebabkan penilaian terhadap manusia
   menjadi tidak sama
   Exampele :

    Di dalam kehidupan masyarakat di Bali yang
    mayoritas beragama Hindu, ada pembedaan
    kasta/golongan/wangsa, yaitu : Brahmana
    (Keturunan Pendeta), Ksatria (Keturunan
    Bangsawan), Wiesha (Keturunan Pengusaha),
    Sudra (Rakyat Jelata ).
“Keturunan adalah merupakan unsur essensiel serta
  mutlak bagi suatu Clan (Suku) atau Kerabat yang
      menginginkan dirinya tidak punah, yang
   menghendaki supaya ada generasi penerusnya “
 Oleh karena itu, maka apabila suatu Clan atau
 Suku ataupun Kerabat merasa khawatir akan
 menghadapi kenyataan tidak memilikki keturunan,
 Clan atau Suku ataupun Kerabat ini pada
 umumnya akan melakukan pemungutan anak
 (Adopsi) untuk menghindari kepunahannya, atau
 bahkan berdasarkan persetujuan isterinya seorang
 suami akan diizinkan menikah lagi untuk
 mendapatkan keturunannya
Hukum adat kekeluargaan
Anak kandung memilikki kedudukan yang
terpenting di dalam setiap masyarakat adat.
   Di samping oleh orang tuanya anak itu
   sebagai generasi penerus anak itu juga
     dipandang sebagai wadah (tempat
  tumpuan) dimana semua harapan orang
  tuanya kelak, jikalau orang tuanya nanti
 sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk
           mencari nafkah sendiri
Menuruk Hukum Adat :

    ANAK KANDUNG SAH adalah anak yang
    dilahirkan dalam perkawinan yang sah, mempunyai ibu
    yaitu waanita yang melahirkannya dan mempunyai
    bapak yaitu suami dari wanita yang melahirkannya.
    Namun sayang, dewasa ini banyak kita jumpai bahwa
    adanya kelahiran anak tidak normal atau tidak
    sah, diantaranya adalah :

   Anak lahir di luar perkawinan

   Anak yang lahir dari hubungan zinah

   Anak lahir setelah perceraian
Hubungan Anak dengan Orang Tua menimbulkan
          akibat-akibat hukum tertentu seperti :

    Adanya larangan perkawinan antara Orang Tua
     dengan Anak;

    Adanya kewajiban saling memelihara antara Orang
     Tua dengan Anak (hak alimentasi) ; dan

     Pada dasarnya setiap anak mempunyai hak waris
     terhadap Orang Tuanya.
Di dalam Hukum Adat hubungan hukum antara
anak dengan orang tuanya khususnya dengan
Ayahnya dapat diputuskan dengan perbuatan
hukum tertentu, misalnya Anak tersebut
dibuang oleh Bapaknya.Perbuatan ini di Bali
disebut Pegat Mapianak dan pada orang Batak
Angkola disebut Mangalip-Alip, demikian pula
dalam Hukum Adat ada kemungkinan bahwa
seorang anak diserahkan pada orang lain
untuk dapat pemeliharaan. Yang demikian
dinamakan Anak Piara.
pada umumnya hubungan anak dengan keluarga ini
   sangat tergantung dari keadaan sosial dalam
   masyarakat yang bersangkutan.
Seperti pada pembahsan kelompok kami sebelumnya,
   terdapat persekutuan-persekutuan yang susunan
   masyarakatnya berdasarkan tiga macam garis
   keturunan :
   Garis Keturunan Bapak (Patrilineal);
   Garis keturunan Ibu (Matrilineal); dan
   Garis Keturunan Bapak-Ibu (Parental).
Anak tiri adalah anak kandung bawaan ISTRI
JANDA atau bawaan dari SUAMI DUDA
yang mengikat tali perkawinan. Sedangkan di
dalam kedudukan ANAK TIRI tiri disini tetap
berkedudukan sebagai anak dari Bapak , dari
Ibu yang melahirkannya
Apabila di dalam suatu keluarga salah satu
dari orang tuanya baik bapak atau ibu sudah tidak
ada lagi, maka apabila masih ada anak-anak yang
belum dewasa dalam susunan keturunan bapak –
ibu (Parental), maka orang tua yang masih
hiduplah yang memelihara anak-anak tersebut
lebih lanjut. Jika, kedua-duanya tidak ada lagi maka
yang memelihara anak-anak yang ditinggalkan
adalah salah-satu dari keluarga pihak bapak
maupun pihak ibu yang terdekat.
Lain halnya dengan keluarga yang menganut
    sistem susunan Masyarakat Unilateral (baik
    patrilineal maupun matrilineal) adalah :

Example :

   Dareah Minangkabau, yang menganut sistem
    kekeluargaan MATRILINEAL, jika bapaknya yang
    meninggal maka ibunya meneruskan kekuasaan
    terhadap anak-anaknya yang masih belum dewasa
    itu. Jika ibunya yang meninggal maka anak-anak
    yang dimaksud tsb tetap berada pada kerabat
    ibunya serta dipelihara seterusnya oleh keluarga
    ibunya, sedangkan hubungan antara bapak dengan
    anak-anaknya dapat terus dipelihara oleh si bapak.
Example :

   Dareah Tapanuli, yang menganut sistem
    kekeluargaan PATRILINEAL jika bapaknya
    meninggal dunia, ibunya meneruskan memelihara
    anak-anaknya dalam lingkungan bapaknya. Apabila
    janda tersebut ingin pulang ke lingkungan
    keluarganya sendiri atau ingin menikah lagi maka ia
    dapat     meninggalkan      lingkungan     keluarga
    almarhum suaminya, akan tetapi anak-anaknya
    tetap tinggal dalam kekuasaan keluarga almarhum
    suaminya.
Menurut SOEROJO
  WIGNJODIPOERO, S.H, mengangkat anak
  adalah :



 “suatu perbuatan pengambilan anak orang lain
       ke dalam lingkungan keluarga sendiri
     demikian rupa sehingga hubungan antara
     orang yang mengambil anak dengan anak
   yang di ambil timbul suatu hubungan hukum
    kekeluargaan yang sama seperti hubungan
     yang ada diantara orang tua dengan anak
               kandungnya sendiri”
Dilihat dari sudut anak yang diambil sebagai
    ANAK ANGKAT dikenal macam-macam
    pengankatan anak, yaitu :

   Mengangkat anak bukan warga keluarga;

   Mengankat anak dari kalangan keluarga; dan

   Mengangkat anak dari kalangan keponkan.
Hukum adat kekeluargaan
1 de 19

Recomendados

 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
4.1K visualizações41 slides
Hukum KeluargaHukum Keluarga
Hukum KeluargaMuhamad Yogi
24.9K visualizações14 slides
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamNeyna Fazadiq
2.5K visualizações16 slides

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdataAnnisa Fitria SH MH M.kn
74.9K visualizações59 slides
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
20.4K visualizações10 slides
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria Annisa Fitria SH MH M.kn
52K visualizações66 slides
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Muhamad Yogi
5.1K visualizações34 slides
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adatQomaruz Zaman
4.3K visualizações40 slides
hukum Adathukum Adat
hukum AdatSigit Riono
20.9K visualizações48 slides

Mais procurados(20)

Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
Annisa Fitria SH MH M.kn 74.9K visualizações
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
Nakano20.4K visualizações
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
Annisa Fitria SH MH M.kn 52K visualizações
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
Muhamad Yogi5.1K visualizações
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat
Qomaruz Zaman4.3K visualizações
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
Sigit Riono20.9K visualizações
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
Vallen Hoven41.1K visualizações
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
Nuelimmanuel2243K visualizações
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Della Mega Alfionita122.6K visualizações
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
Muhammad Fahroly8.1K visualizações
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
Puspa Bunga38.5K visualizações
putusan hakimputusan hakim
putusan hakim
anieqoh izzatika3.2K visualizações
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
Nur Fitrianna Damayanti76.3K visualizações
Antropologi Hukum 2, UNDIPAntropologi Hukum 2, UNDIP
Antropologi Hukum 2, UNDIP
Nur Fitrianna Damayanti22.1K visualizações
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
Rima Kurniasih23.6K visualizações

Destaque

Sistem hukum adatSistem hukum adat
Sistem hukum adatNuelimmanuel22
13.2K visualizações12 slides
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSela Puji
5.4K visualizações20 slides
Masyarakat Hukum AdatMasyarakat Hukum Adat
Masyarakat Hukum AdatNina Ruspina
21.7K visualizações24 slides
2.3 Mengekalkan Tradisi Kekeluargaan2.3 Mengekalkan Tradisi Kekeluargaan
2.3 Mengekalkan Tradisi Kekeluargaanadrisya90
71.8K visualizações8 slides
Wasiat dan kabar gembira buat istriWasiat dan kabar gembira buat istri
Wasiat dan kabar gembira buat istriRahmat Hidayat
75.4K visualizações38 slides
Adat niasAdat nias
Adat niasDali Telaumbanua
2.8K visualizações10 slides

Destaque(20)

Sistem hukum adatSistem hukum adat
Sistem hukum adat
Nuelimmanuel2213.2K visualizações
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adat
Sela Puji5.4K visualizações
Masyarakat Hukum AdatMasyarakat Hukum Adat
Masyarakat Hukum Adat
Nina Ruspina21.7K visualizações
2.3 Mengekalkan Tradisi Kekeluargaan2.3 Mengekalkan Tradisi Kekeluargaan
2.3 Mengekalkan Tradisi Kekeluargaan
adrisya9071.8K visualizações
Wasiat dan kabar gembira buat istriWasiat dan kabar gembira buat istri
Wasiat dan kabar gembira buat istri
Rahmat Hidayat75.4K visualizações
Adat niasAdat nias
Adat nias
Dali Telaumbanua2.8K visualizações
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
natal kristiono6.7K visualizações
Hukum Adat dan Undang-UndangHukum Adat dan Undang-Undang
Hukum Adat dan Undang-Undang
Zhafran Zhafran6.9K visualizações
Ringkasan fiqh shiyam 4 madzhab versi2Ringkasan fiqh shiyam 4 madzhab versi2
Ringkasan fiqh shiyam 4 madzhab versi2
Ella Virya2.2K visualizações
Proposal Bisnis Peiklanan di GeschoolProposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Desa Institute783 visualizações
Harapan Pada UU DESAHarapan Pada UU DESA
Harapan Pada UU DESA
Desa Institute639 visualizações
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Desa Institute1.1K visualizações
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
fakultashukumuiba4.4K visualizações
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Desa Institute10.4K visualizações
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
Nuelnuel1130.6K visualizações
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Nuelnuel116.9K visualizações
Undang undang adatUndang undang adat
Undang undang adat
Siti Aisyah Saliman26.2K visualizações
Dasar dasar hukum adatDasar dasar hukum adat
Dasar dasar hukum adat
ayuni saviranti3.7K visualizações
Perdes Lembaga Kemasyarakatan DesaPerdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Aji Sahdi Sutisna34.7K visualizações

Similar a Hukum adat kekeluargaan(20)

Diktat hukum adatDiktat hukum adat
Diktat hukum adat
batozai322.5K visualizações
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Muchlis Soleiman298 visualizações
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Muchlis Soleiman2.2K visualizações
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Eko Nainggolan982 visualizações
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Eko Nainggolan250 visualizações
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Eko Nainggolan1.6K visualizações
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptxHUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H4 visualizações
3. keabsahan dan ketidakabsahan3. keabsahan dan ketidakabsahan
3. keabsahan dan ketidakabsahan
evinurleni3.6K visualizações
Hak kewarisan anak luar nikah Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah
diktum20152.4K visualizações
Materi Hukum AdatMateri Hukum Adat
Materi Hukum Adat
Totok Priyo Husodo1.3K visualizações
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
Maulana Syarif Hidayatullah3 visualizações
5. bentuk keluarga5. bentuk keluarga
5. bentuk keluarga
evinurleni103.6K visualizações
Pert. 3 keluargaPert. 3 keluarga
Pert. 3 keluarga
NurulHekmah280 visualizações
sebab-sebab hubungan kewarisan by tri darmayunisebab-sebab hubungan kewarisan by tri darmayuni
sebab-sebab hubungan kewarisan by tri darmayuni
Novita ws Novi1.4K visualizações
2384529.ppt2384529.ppt
2384529.ppt
DewiSri564 visualizações
SUMBANG MAHRAM- ISU MORALSUMBANG MAHRAM- ISU MORAL
SUMBANG MAHRAM- ISU MORAL
Hanim Zabidi8.9K visualizações
MATERI HUKUM ADAT.pdfMATERI HUKUM ADAT.pdf
MATERI HUKUM ADAT.pdf
AwangRamadhaniIriant4 visualizações

Último(20)

LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum.pdf
agustinusg10314 visualizações
Sosialisasi Perizinan Berusaha Bagi OPD Teknis.pdfSosialisasi Perizinan Berusaha Bagi OPD Teknis.pdf
Sosialisasi Perizinan Berusaha Bagi OPD Teknis.pdf
PPIDDPMPTSPKotaMadiu18 visualizações
Pembahasan Soal Stoikiometri.pdfPembahasan Soal Stoikiometri.pdf
Pembahasan Soal Stoikiometri.pdf
Tias Mutiara 15 visualizações
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA.pdfMateri Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA.pdf
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA.pdf
SupriyadiSupriyadi5429 visualizações
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
randalesmana10 visualizações
MEDIA INTERAKTIF.pptxMEDIA INTERAKTIF.pptx
MEDIA INTERAKTIF.pptx
JUMADAPUTRA10 visualizações
Pengisian Dokumen SIMKATMAWA UMAHA 2023.pptxPengisian Dokumen SIMKATMAWA UMAHA 2023.pptx
Pengisian Dokumen SIMKATMAWA UMAHA 2023.pptx
Khoirul Ngibad12 visualizações
Unggah Rencana Kerja Pengembangan Program.pdfUnggah Rencana Kerja Pengembangan Program.pdf
Unggah Rencana Kerja Pengembangan Program.pdf
MayaKurniawati614 visualizações
surat lamaran pld tahun 2023.docxsurat lamaran pld tahun 2023.docx
surat lamaran pld tahun 2023.docx
AnggunPermatasari2512 visualizações
SOAL PAS FIQIH KELAS 7 - MTs tarbiyatul banat.docxSOAL PAS FIQIH KELAS 7 - MTs tarbiyatul banat.docx
SOAL PAS FIQIH KELAS 7 - MTs tarbiyatul banat.docx
Ketua LBM MWC NU Lenteng dan Wakil Ketua Ansor lenteng bagian MDS RA15 visualizações
KELOMPOK 8 bahan ajar-1.pdfKELOMPOK 8 bahan ajar-1.pdf
KELOMPOK 8 bahan ajar-1.pdf
sitiamelliaefendi0312 visualizações
Materi Perizinan Berusaha Sub Sistem Pengawasan.pptxMateri Perizinan Berusaha Sub Sistem Pengawasan.pptx
Materi Perizinan Berusaha Sub Sistem Pengawasan.pptx
PPIDDPMPTSPKotaMadiu15 visualizações
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdfBEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf
DidikSupriyadi640 visualizações
STORYBOARD.docxSTORYBOARD.docx
STORYBOARD.docx
JUMADAPUTRA10 visualizações

Hukum adat kekeluargaan

  • 2. ISTILAH LAIN HUKUM ADAT KEKELUARGAAN MENURUT BEBERAPA AHLI :  Prof. Dr. Mr. Barend Ter Haar, Bzn menyebutnya sebagai HUKUM KESANAK SAUDARAAN  Djaren Saragih, S.H menyebutnya sebagai HUKUM KELUARGA  Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H menyebutnya sebagai HUKUM ADAT KEKERABATAN
  • 3. Jadi, Hukum Adat Kekeluargaan dan Hukum adat Kekerabatan , adalah : “Hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat (keluarga), kedudukan anak terhadapa orang tua dan sebaliknya, kedudukan anak terhadap kerabat dan sebaliknya, dan masalah perwalian anak”
  • 4. Manusia pribadi dilahirkan ke dunia mempunyai nilai-nilai yang sama seperti nilai hidup (nyawa), kemerdekaan, kesejahteraan, kehormatan, dan kebendaan. Tetapi... Kehidupan masyarakat, adat budaya serta pengaruh agama yang dianut oleh manusia menyebabkan penilaian terhadap manusia menjadi tidak sama
  • 5. Exampele : Di dalam kehidupan masyarakat di Bali yang mayoritas beragama Hindu, ada pembedaan kasta/golongan/wangsa, yaitu : Brahmana (Keturunan Pendeta), Ksatria (Keturunan Bangsawan), Wiesha (Keturunan Pengusaha), Sudra (Rakyat Jelata ).
  • 6. “Keturunan adalah merupakan unsur essensiel serta mutlak bagi suatu Clan (Suku) atau Kerabat yang menginginkan dirinya tidak punah, yang menghendaki supaya ada generasi penerusnya “ Oleh karena itu, maka apabila suatu Clan atau Suku ataupun Kerabat merasa khawatir akan menghadapi kenyataan tidak memilikki keturunan, Clan atau Suku ataupun Kerabat ini pada umumnya akan melakukan pemungutan anak (Adopsi) untuk menghindari kepunahannya, atau bahkan berdasarkan persetujuan isterinya seorang suami akan diizinkan menikah lagi untuk mendapatkan keturunannya
  • 8. Anak kandung memilikki kedudukan yang terpenting di dalam setiap masyarakat adat. Di samping oleh orang tuanya anak itu sebagai generasi penerus anak itu juga dipandang sebagai wadah (tempat tumpuan) dimana semua harapan orang tuanya kelak, jikalau orang tuanya nanti sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah sendiri
  • 9. Menuruk Hukum Adat : ANAK KANDUNG SAH adalah anak yang dilahirkan dalam perkawinan yang sah, mempunyai ibu yaitu waanita yang melahirkannya dan mempunyai bapak yaitu suami dari wanita yang melahirkannya. Namun sayang, dewasa ini banyak kita jumpai bahwa adanya kelahiran anak tidak normal atau tidak sah, diantaranya adalah :  Anak lahir di luar perkawinan  Anak yang lahir dari hubungan zinah  Anak lahir setelah perceraian
  • 10. Hubungan Anak dengan Orang Tua menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu seperti :  Adanya larangan perkawinan antara Orang Tua dengan Anak;  Adanya kewajiban saling memelihara antara Orang Tua dengan Anak (hak alimentasi) ; dan  Pada dasarnya setiap anak mempunyai hak waris terhadap Orang Tuanya.
  • 11. Di dalam Hukum Adat hubungan hukum antara anak dengan orang tuanya khususnya dengan Ayahnya dapat diputuskan dengan perbuatan hukum tertentu, misalnya Anak tersebut dibuang oleh Bapaknya.Perbuatan ini di Bali disebut Pegat Mapianak dan pada orang Batak Angkola disebut Mangalip-Alip, demikian pula dalam Hukum Adat ada kemungkinan bahwa seorang anak diserahkan pada orang lain untuk dapat pemeliharaan. Yang demikian dinamakan Anak Piara.
  • 12. pada umumnya hubungan anak dengan keluarga ini sangat tergantung dari keadaan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Seperti pada pembahsan kelompok kami sebelumnya, terdapat persekutuan-persekutuan yang susunan masyarakatnya berdasarkan tiga macam garis keturunan :  Garis Keturunan Bapak (Patrilineal);  Garis keturunan Ibu (Matrilineal); dan  Garis Keturunan Bapak-Ibu (Parental).
  • 13. Anak tiri adalah anak kandung bawaan ISTRI JANDA atau bawaan dari SUAMI DUDA yang mengikat tali perkawinan. Sedangkan di dalam kedudukan ANAK TIRI tiri disini tetap berkedudukan sebagai anak dari Bapak , dari Ibu yang melahirkannya
  • 14. Apabila di dalam suatu keluarga salah satu dari orang tuanya baik bapak atau ibu sudah tidak ada lagi, maka apabila masih ada anak-anak yang belum dewasa dalam susunan keturunan bapak – ibu (Parental), maka orang tua yang masih hiduplah yang memelihara anak-anak tersebut lebih lanjut. Jika, kedua-duanya tidak ada lagi maka yang memelihara anak-anak yang ditinggalkan adalah salah-satu dari keluarga pihak bapak maupun pihak ibu yang terdekat.
  • 15. Lain halnya dengan keluarga yang menganut sistem susunan Masyarakat Unilateral (baik patrilineal maupun matrilineal) adalah : Example :  Dareah Minangkabau, yang menganut sistem kekeluargaan MATRILINEAL, jika bapaknya yang meninggal maka ibunya meneruskan kekuasaan terhadap anak-anaknya yang masih belum dewasa itu. Jika ibunya yang meninggal maka anak-anak yang dimaksud tsb tetap berada pada kerabat ibunya serta dipelihara seterusnya oleh keluarga ibunya, sedangkan hubungan antara bapak dengan anak-anaknya dapat terus dipelihara oleh si bapak.
  • 16. Example :  Dareah Tapanuli, yang menganut sistem kekeluargaan PATRILINEAL jika bapaknya meninggal dunia, ibunya meneruskan memelihara anak-anaknya dalam lingkungan bapaknya. Apabila janda tersebut ingin pulang ke lingkungan keluarganya sendiri atau ingin menikah lagi maka ia dapat meninggalkan lingkungan keluarga almarhum suaminya, akan tetapi anak-anaknya tetap tinggal dalam kekuasaan keluarga almarhum suaminya.
  • 17. Menurut SOEROJO WIGNJODIPOERO, S.H, mengangkat anak adalah : “suatu perbuatan pengambilan anak orang lain ke dalam lingkungan keluarga sendiri demikian rupa sehingga hubungan antara orang yang mengambil anak dengan anak yang di ambil timbul suatu hubungan hukum kekeluargaan yang sama seperti hubungan yang ada diantara orang tua dengan anak kandungnya sendiri”
  • 18. Dilihat dari sudut anak yang diambil sebagai ANAK ANGKAT dikenal macam-macam pengankatan anak, yaitu :  Mengangkat anak bukan warga keluarga;  Mengankat anak dari kalangan keluarga; dan  Mengangkat anak dari kalangan keponkan.