Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
1. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dimulai dari abad ke-20 Islam kembali menampakkan kekuatannya dalam menata diri,
menuju peradaban baru yang ditandai lahirnya gerakan pembaruan pemikiran. Walaupun pada
awal perkembangan dunia Islam mulai masuk kedalam tahap kemundurannya. Akibat dari
berbagai macam factor seperti terjadinya penjajahan Negara-negara Islam oleh bangsa-bangsa
Barat seperti Inggris dan Perancis, ada pula factor merosotnya kejayaan Islam pada saat itu
adalah cara fikir atau berpandang Bangsa Timur cenderung lebih masuk kedalam Pola
Tradisional, sedangkan Negara-negara Barat mengembangkan ilmu-ilmu yang telah dicurinya
dari pihak Islam dengan pola fikir yang Rasional. Proses pembaruan ini dipengaruhi oleh
berbagai macam factor.
1.2 Permasalahan
1) Bagaimana kemunduran Umat Islam itu terjadi?
2) Bagaimana Perkembangan Islam pada masa modern itu?
3) Apa sajakah factor yang membuat kemunduran itu?
4) Bagaimana gerakan modernisasi Islam itu terjadi?
5) Siapa sajakah yang terlibat dalam gerakan pembaruan Islam?
6) Apa sajakah nilai positif dari timbulnya gerakan modernisasi tersebut?
7) Apa sajakah dampak yang terjadi akibat dari gerakan Modernisasi di Indonesia?
1.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan-tujuannya yaitu: agar memudahkan kita
sebagai penyusun maupun pembaca memahami materi-materi yang menyangkut tentang hal-
hal yang ada dalam karya ilmiah ini. Mempermudah bagi semua khusunya kami dalam
pembelajaran materi-materi ini.
1
2. 1.4 Metode
Dalam Makalah ini, kami sebagai penyusun menggunakan metode observasi dan
pembrowsingan yang menyangkut hal-hal di dalam makalah ini.
1.5 Kegunaan
Kami sebagai penyusun mengharapkan makalah ini dapat menjadi sebuah subjek materi
pembelajaran yang dapat mempermudah para siswa khususnya kami sebagai penyusun, untuk
memahami materi-materi yang sesuai dengan pembahasan makalah.
2
3. BAB 2 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN
Perkembangan Islam pada masa Modern adalah perkembangan Islam yang timbul pada
periode sejarah Islam yang memiliki tujuan, yakni membawa Islam kepada kemajuan, baik
dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarah mengalami
fase kemajuan dan kemundurannya.
A. Kemunduran Umat Islam
Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar 1250 M-1500 M.
Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang pendidikan Islam. Di dalam
pendidikan Islam kemunduran itu sebagian besar diyakini berasal dari perkembangannya secara
meluas dengan pola pemikiran yang tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya
kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa
ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Di saat
umat Islam mengalami kemunduran, di dunia Eropa malah sebaliknya mengalami kebangkitan
mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.
Ilmu pengetahuan dan filsafat tumbuh dengan subur ditempat-tempat orang Eropa. Akibatnya
bila pola fikir tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam dan tumbuh subur,
maka ditempat mereka di Eropa pola pemikiran Rasionallah yang didasakan pada filsafat
Rasionalnya Ibu Rusyd yang memacu kebangkitan mereka melalui gerakan-gerakan
kebangkitan. Hal ini penyebab beralihnya secara drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke
Eropa.
“Inggris pertama kali menguasai India karena pesaing itu Perancis berusaha memutus
komunikasi antara Inggris di barat dan India Timur. Oleh karena itu pintu gerbang ke
India, yaitu Mesir harus berada di wilayah kekuasaannya. Untuk maksud tersebut, Mesir
ditaklukan Perancis pada 1798 M. Jatuhnya wilayah Islam ketangan Barat menandai
kemunduran umat Islam.”(1)
1
Badri Yatim, 2004 : 169-170
3
4. Hal itu merupakan salah satu factor kemunduran umat Islam. Dimana Negara-negara
pesaing di Eropa memanfaatkan Negara-negara Islam sebagai Negara kekuasaan mereka.
Seperti halnya Inggris dan Perancis, Negara pesaing Eropa yang bersaing untuk menguasai
Negara-negara lain sebagai kepentingannya sendiri. Perancis sebagai Negara pesaing Inggris
pada saat itu berusaha memutus komunikasi antara Inggris yang berada di Barat dan India yang
berada di Tumur. Akibat dari pemutusan komuniksai antara Inggris dan India, maka perjalanan
Inggis untuk sampai ke India haruslah melalui Mesir. Oleh karena itu pintu gerbang ke India
melalui Mesir dikuasai oleh Perancis, dan hal ini merupakan bentuk kemunduran Islam.
Tercatat beberapa nama ulama besar yang berperan sebagai pembaharu bidang
pendidikan Islam yang muncul di Timur Tengah, seperti Muhammad Ali Pasya, Jamaluddin Al-
Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dari Mesir dan sebagainya. Pada masa kemunduran
Islam abad 13-18, segala warisan filsafat dan ilmu pengetahuan diperoleh Eropa dari Islam,
ketika umat Islam larut dalam kegemilangan sehingga tidak memperhatikan lagi pendidikan,
maka Eropa tampil mencuri ilmu pengetahuan dan belajar dari Islam. Eropa kemudian bangkit
dan Islam mulai dijajah dan mengalami kemunduran. Hampir seluruh wilayah dunia Islam
dijajah oleh Bangsa Eropa.
Dengan peran Eropa yang mengambil ilmu pengeahuan Islam pada saat itu. Mulailah
pembaharuan mengenai ilmu pengetahuan Eropa, penemuan-penemuan baru di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi muncul d Eropa. Misalnya dalam bidang Mesin, Radio, Listrik dan
lain sebagainya. Kini giliran bangsa Baratlah yang menunjukkan keterampilannya sehingga
membuat bangsa Timut terpukau dan terbius akan kemajuan bangsa Barat.
Kesadaran akan kelemahan dan ketertinggalan kaum muslimin dari Bangsa Eropa telah
timbul mulai abad ke 11 sampai ke 17 Masehi. Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu
pengetahuan telah dimulai sejak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani.
Pada abad ke-17, mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang
dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan
terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683.
4
5. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan
Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699.
Beberapa Negara dan wilayah Islam yang dijajah oleh Negara Barat
NO. NAMA NEGARA/WILAYAH NEGARA PENJAJAH TAHUN
1. Kerajaan Islam Malaka Portugis 1511
2. Indonesia Belanda 1602-1942
3. Mesir Perancis 1789-1802
4. Oman Inggris 1802
5. Qatar Inggris 1802
6. Aljazair Perancis 1830-1857
7. Kaukasia Rusia 1834-1859
8. Aden (Yaman) Inggris 1839
9. Kerajaan Mugal Inggris 1857
10. Bukhara Rusia 1866
11. Samarkand Rusia 1866
12. Uzbekistan Rusia 1866
13. Tunisia Perancis 1891-1899
14. Mesir Inggris 1882
15. Eritrea Italia 1885-1890
16. Senegal Perancis 1890
17. Nigeria Perancis 1891-1899
18. Pantai GAding Perancis 1891-1899
19. Sudan Inggris 1898
20. Balukistan Inggris 1906
21. Chad Perancis 1900
22. Tripoli (libya) Italia 1912-1913
23. Syerenia Italia 1912-1913
5
6. 24. Maroko Perancis & Spanyol 1912
25. Kuwait Inggris 1914
26. Irak Inggris 1920
27. Syiria Perancis 1920
28. Libanon Perancis 1851
29. Kesultanan Sulu (Filipina) Spanyol 1851
30. Kesultanan Mindanao (Filipina) Spanyol 1851
B. Gerakan Modernisasi Islam (tajdid)
Tajdid adalah konsep yang ada dalam Islam, tidak di Barat. Secara lughawi (bahasa)
tajdid memiliki beragam arti; sesuatu yang baru, kembali, menggali dan memotong. Secara
ringkas arti tersebut memberi tiga penjelasan. Pertama, bahwa sesuatu yang diperbaruhi itu
telah ada permulaannya dan telah dikenal, bahwa sesuatu yang telah berlalu beberapa waktu
kemudian usang atau rusak, sesuatu itu telah dikembalikan kepada keadaan semuala agar tidak
rusak.
Arti tersebut berkait dengan mana istilahnya. Secara global dapat didefinisikan bahwa
pembaharuan adalah pembentukan kembali, yakni pengembaliannya pada asal mula. Sebab
pada mulanya agama pada mualanya telah sempurna. Kemudian mengalami distorsi. Maka
usaha pengembalian, atau pemulihan itulah namanya tajdid. Oleh sebab itu, pembaharuan
bukanlah membuat sesuatu yang baru, akan tetapi ‘memotong’ penyimpangan, pemulihan
konsep untuk dikembalikan agar sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan Hadis (Aunul Ma’bud Syarh
Sunan Abu Dawud Juz 11). Dalam penjelasan tersebut disebutkan bahwa pembaharuan berarti
penghidupan kembali setelah ajaran itu terdistorsi atau terhapus dan hilang.
Dimulai dari abad ke-19 Islam kembali menampakkan kekuatannya dalam menata diri,
menuju peradaban baru yang ditandai lahirnya gerakan pembaharuan pemikiran. Proses
gerakan pembaharuan ini muncul dipengaruhi oleh dua hal berikut.
1) Munculnya kesadaran dikalangan para ulama Islam bahwa ajaran Islam telah banyak
dipengaruhi berbagai tradisi dan ajaran yang asing sehingga terjadi sikretisme (upaya
6
7. untuk penyesuaian pertentangan perbedaan kepercayaan, sementara sering dalam
praktek berbagai aliran berpikir. Istilah ini bisa mengacu kepada upaya untuk bergabung
dan melakukan sebuah analogi atas beberapa ciri-ciri tradisi, terutama dalam teologi
dan mitologi agama, dan dengan demikian menegaskan sebuah kesatuan pendekatan
yang melandasi memungkinkan untuk berlaku inklusif pada agama lain.)seperti bid’ah,
tahayul, dan khurafat. Hal tersebut dipandang sebagai penyebab kemandegan dan
kemunduran bagi dunia Islam. Oleh karena itu, untuk mengikis dan menghilangkan
pengaruhnya, umat Islam harus menyadari akan tanggung jawabnya sebagai khalifah
ALLAH di muka bumi.
2) Persentuhan dunia barat yang saat ini sudah maju dengan para pemimpin dan ulama
Islam, telah memacu serta mendorong mereka untuk berfikir maju dan kritis dalam
menata kehidupan modern yang lebih baik sehingga tercipta balance of power. Sejalan
dengan itu, terjadi pengiriman para pelajar Islam dari berbagai ilmu pengetahuan ke
dunia Barat sehingga menambah pengetahuan dan mempertajam analisis pemikiran
mereka untuk maju.
Gerakan pembaruan pemikiran Islam dipelopori oleh Muhammad Ibn Abdul Wahab
(1703-1787 M) di Arab Saudi. Gerakan ini disebut dan dikenal dengan gerakan Wahabiyah.
Kemudian, disusul dengan munculnya Syeh Waliyullah (1703-1762) di India dan gerakan
Sanusiyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair.
Gerakan Wahabiyah dan gerakan Sanusiyah disambut dengan baik dan didukung oleh
pemikir dan ulama Islam, yaitu Jamaludin Al-Afgani (1839-1897). Gerakan pembaruan
pemikiran yang dipelopori oleh Jamaludin al-Afgani dilandasi oleh semangat kebersamaan dan
penghindaran konflik, serta perselisihan untuk kemajuan. Hal tersebut mendapat sambutan
hangat yang selanjutnya menumbuhkan semangat Nasionalisme dalam Islam. Karena
kepeloporannya tersebut, Jamaludin Al-Afgani disebut sebagai Bapak Nasionalisme Islam.
Semangat pan Islamisme terus bergulir dengan pesat sehingga membangkitkan
semangat Negara-negara seperti Arab, Mesir, Syiria, Lebanon, Irak, dan Bahrain untuk bersatu
padu dalam satu wadah organisasi Liga Arab. Mereka bertekad untuk memerdekakan negerinya
7
8. dan mendirikan Negara kesatuan Arab. Usaha dan perjuangan yang gigih akhirnya
membuahkan hasil dengan berdirinya Liga Arab pada Tanggal 12 Maret 1945.
Di India, Gerakan pan-islamisme dipelopori oleh Sayid Ahmad Khan (1817-1998).
Gerakan ini mengkristal pada masa Muhammad Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah
(1876-1948). Gerakan pan-Islamisme di India berusaha menumbuhkan semangat nasionalisme
dan menyadarkan umat Islam akan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara dan sebagai
umat yang harus bangkit dan maju menuju kemajuan yang lebih baik.
Dalam membuka mata kaum muslimin akan kelemahan dan keterbelakangannya,
sehingga akhirnya timbul berbagai macam usaha pembaharuan dalam segala bidang kehidupan,
untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan, termasuk usaha-usaha dibidang
pendidikan.
Kebangkitan kembali umat Islam khususnya bidang pendidikan Islam adalah dalam rangka
untuk pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam dengan pelopor-pelopor di berbagai daerah
masing-masing. Adapun mereka mengemukakan opini kebangkitan dengan mengacu kepada
tema yang sama yaitu adalah :
a) Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur-unsur aslinya, dengan bersumberkan kepada
Al-Qur’an, Hadist dan membuang segala bid’ah(perkara yang diada-adakan dalam
agama), khurafat (berbagi cerita bohong,kepercayaan yang khayal), tahayul (sama
dengan Khufarat), dan mistik.
b) Menyatakan dan membuka kembali pintu ijtihad setelah beberapa abad dinyatakan
ditutup.
Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat
Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab
kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga
pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah :
1) Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di Barat.
Mereka berpandangan, pada dasarnya kekuatan dan kesejahteraan yang dialami Barat
adalah hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai.
8
9. Golongan ini berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh Barat sekarang ini merupakan
pengembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia
Islam. Maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan itu
harus dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain adalah melalui pendidikan, karena
pola pendidikan Barat dipandang sukses dan efektif, maka harus meniru pola Barat yang
sukses itu. Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat, mulai timbul di Turki Utsmani akhir
abad ke 11 H / 17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur
pada masa itu.
Pada dasarnya, mereka (golongan ini) berpandangan bahwa pola pendidikan Islam harus
meniru pola Barat dan yang dikembangkan oleh Barat, sehingga pendidikan Islam bisa
setara dengan pendidikan mereka.
2) Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.
Mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber dari
kemajuan dan perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan modern. Dalam hal ini Islam
telah membuktikannya. Sebab-sebab kelemahan umat Islam meurut mereka adalah karena
tidak lagi melaksanakan ajaran Agama Islam sebagaimana mestinya. Ajaran Islam yang
sudah tidak murni lagi digunakan untuk sumber kemajuan dan kekuatan. Pola ini dilakukan
oleh Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh.
Menurut Jamaluddin Al-Afghani, kemunduran umat Islam bukanlah karena Islam,
sebagaimana dianggap oleh kebanyakan orang karena tidak sesuai dengan perubahan
zaman dan kondisi baru. Umat Islam mundur, karena telah meninggalkan ajaran-ajaran
Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang dari luar lagi asing bagi Islam.
Ajaran Islam sebenarnya hanya tinggal dalam ucapan dan diatas kertas. Jadi, umat Islam
harus kembali kepada ajaran Islam murni yang tidak terkontaminasi oleh ajaran dan paham
asing. Kalau manusia berpedoman kepada agama, ia tidak sesat untuk selama-lamanya.
3) Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme.
Golongan ini melihat di Barat rasa Nasionalisme ini timbul bersamaan dengan
berkembangnya pola kehidupan modern sehingga mengalami kemajuan yang menimbulkan
9
10. kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan ini pada umumnya mendorong Bangsa timur
dan bangsa terjajah lainnya untuk mengembangkan nasionalisme mereka masing-masing.
Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi
dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata
mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari
budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya
menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan
sendiri dikalangan pemeluk Islam. Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan
kembali pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme sistem pendidikan kebanyakan
negara tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional.
C. Nilai Positif Gerakan Modernisasi Islam
Nilai Positif dari adanya Gerakan Modernisasi Islam adalah sebagai berikut:
1) NILAI PERSATUAN, mempunyai nilai dasar untuk menjalin persatuan dan kesatuan
umat Islam yang selama ini terpecah karena perbedaan paham dan aliran.
2) NILAI SOLIDARITAS, mengandung nilai ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan
berdasarkan rasa senasib seperjuangan untuk membela Islam dalam suka dan duka.
3) NILAI PEMBARUAN, nilai-nilai tajdid yang meliputi aspek agama yang bebas dari
takhayul, bidah, khurafat, aspek ekonomi, dan aspek politik.
4) NILAI JIHAD, mengandung nilai perjuangan kerena ingin menemukan kembali ajaran
Islam yg penuh dgn dinamika perjuangan.
5) NILAI KEMERDEKAAN, mengandung nilai kemerdekaan terutama kemerdekaan
berpikir.
D. Pengaruh Modernisasi Islam terhadap Perkembangan Islam di Indonesia
Dengan adanya gerakan pembaruan yang dipelopori oleh Jamaludin al-Afgani di Timur
Tengah, telah membawa dampak yang baik atau positif dalam perkembangan islam di
Indonesia.
10
11. Gerakan pembaruan di Indonesia diawali dengan gerakan pembaruan oemikiran dalam
bidang pendidikan di Minangkabau. Selanjutnya gerakan tersebut berkembang dalam bentuk
lahirnya organisasi kemasyarakatan Islam antara lain Sarekat Dagang Islam (SDI) di Solo pada
1909. Perserikatan Ulama Islam Indonesia di Majalengka pada tahun 1911, Muhammadiyah di
Jogjakarta pada tahun 1912, Pesis di Bandung pada 1920, Nahdatul Ulama di Jombang pada
1930, Al-Jamiatul Wasliyah di Medan pada 1930, dan Persatuan Muslimin Indonesia di Medan
pada 1932.
Pengaruhnya perkembangan Islam bagi umat Islam di Indoensia anatara lain sebagai
berikut.
1) Bidang Akidah : gerakan ini berusaha melakuakan pembaruan karena banyak paham yg
tidak sesuai dgn ajaran Islam, anatara lain paham fatalisme, masuknya budaya syirik,
takhayul, bidah, dan khurafat ke dalam ajaran Islam.
2) Bidang Politik : melakukan pembaruan dgn tujuan membebaskan wilayah INA dari
cengkraman penjajahan Belanda.
3) Bidang Pendidikan : melakukan pembaruan dgn cara melakukan perubahan kurikulum
pendidikan dan memadukan pendidikan modern.
4) Bidang Ekonomi : melakukan pembaruan dengan tujuan untuk menyaingi perdagangan
orang-orang nonpribumi yang menguasai ekonomi INA pada masa penjajahan.
11
12. BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar 1250 M-1500 M.
Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang pendidikan Islam. Di dalam
pendidikan Islam kemunduran itu sebagian besar diyakini berasal dari perkembangannya secara
meluas dengan pola pemikiran yang tradisional. Adanya pola itu menyebabkan hilangnya
kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat langsung kepada menjadikan fatwa
ulama masa lalu sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak (taken for garanted). Di saat
umat Islam mengalami kemunduran, di dunia Eropa malah sebaliknya mengalami kebangkitan
mengejar ketertinggalan mereka, bahkan mampu menyalib akar kemajuan-kemajuan Islam.
Ilmu pengetahuan dan filsafat tumbuh dengan subur ditempat-tempat orang Eropa. Akibatnya
bila pola fikir tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam dan tumbuh subur,
maka ditempat mereka di Eropa pola pemikiran Rasionallah yang didasakan pada filsafat
Rasionalnya Ibu Rusyd yang memacu kebangkitan mereka melalui gerakan-gerakan
kebangkitan. Hal ini penyebab beralihnya secara drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke
Eropa.
Hal itu merupakan salah satu factor kemunduran umat Islam. Dimana Negara-negara
pesaing di Eropa memanfaatkan Negara-negara Islam sebagai Negara kekuasaan mereka.
Seperti halnya Inggris dan Perancis, Negara pesaing Eropa yang bersaing untuk menguasai
Negara-negara lain sebagai kepentingannya sendiri. Perancis sebagai Negara pesaing Inggris
pada saat itu berusaha memutus komunikasi antara Inggris yang berada di Barat dan India yang
berada di Tumur. Akibat dari pemutusan komuniksai antara Inggris dan India, maka perjalanan
Inggis untuk sampai ke India haruslah melalui Mesir. Oleh karena itu pintu gerbang ke India
melalui Mesir dikuasai oleh Perancis, dan hal ini merupakan bentuk kemunduran Islam.
Penyebab kemunduran umat Islam adalah :
a) Adanya perubahan sistem pemerintahan Islam, yaitu dari system kekhalifahan
menjadi sistem kerajaan.
12
13. b) Adanya pertentangan golongan Syiah dengan Suni, aliran Muktazilah dengan aliran
Asy’ariah, kaum sufi dengan kaum syariah.
c) Masuknya adat istiadat dan ajaran-ajaran bukian Islam ke dalam keyakinan Islam,
sehingga memunculkan khufarat, bidah, dan takhayul.
d) Adanya keyakinan umat Islam bahwa pintu Ijtihad telah tertutup.
Dimulai dari abad ke-19 Islam kembali menampakkan kekuatannya dalam menata diri,
menuju peradaban baru yang ditandai lahirnya gerakan pembaharuan pemikiran. Proses
gerakan pembaharuan ini muncul dipengaruhi oleh dua hal berikut.
1) Munculnya kesadaran dikalangan para ulama Islam bahwa ajaran Islam telah banyak
dipengaruhi berbagai tradisi dan ajaran yang asing sehingga terjadi sikretisme (upaya
untuk penyesuaian pertentangan perbedaan kepercayaan, sementara sering dalam
praktek berbagai aliran berpikir. Istilah ini bisa mengacu kepada upaya untuk bergabung
dan melakukan sebuah analogi atas beberapa ciri-ciri tradisi, terutama dalam teologi
dan mitologi agama, dan dengan demikian menegaskan sebuah kesatuan pendekatan
yang melandasi memungkinkan untuk berlaku inklusif pada agama lain.)seperti bid’ah,
tahayul, dan khurafat. Hal tersebut dipandang sebagai penyebab kemandegan dan
kemunduran bagi dunia Islam. Oleh karena itu, untuk mengikis dan menghilangkan
pengaruhnya, umat Islam harus menyadari akan tanggung jawabnya sebagai khalifah
ALLAH di muka bumi.
2) Persentuhan dunia barat yang saat ini sudah maju dengan para pemimpin dan ulama
Islam, telah memacu serta mendorong mereka untuk berfikir maju dan kritis dalam
menata kehidupan modern yang lebih baik sehingga tercipta balance of power. Sejalan
dengan itu, terjadi pengiriman para pelajar Islam dari berbagai ilmu pengetahuan ke
dunia Barat sehingga menambah pengetahuan dan mempertajam analisis pemikiran
mereka untuk maju.
13
14. Nilai Positif dari adanya Gerakan Modernisasi Islam adalah sebagai berikut:
1) NILAI PERSATUAN, mempunyai nilai dasar untuk menjalin persatuan dan kesatuan
umat Islam yang selama ini terpecah karena perbedaan paham dan aliran.
2) NILAI SOLIDARITAS, mengandung nilai ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan
berdasarkan rasa senasib seperjuangan untuk membela Islam dalam suka dan duka.
3) NILAI PEMBARUAN, nilai-nilai tajdid yang meliputi aspek agama yang bebas dari
takhayul, bidah, khurafat, aspek ekonomi, dan aspek politik.
4) NILAI JIHAD, mengandung nilai perjuangan kerena ingin menemukan kembali ajaran
Islam yg penuh dgn dinamika perjuangan.
5) NILAI KEMERDEKAAN, mengandung nilai kemerdekaan terutama kemerdekaan
berpikir.
Pengaruhnya perkembangan Islam bagi umat Islam di Indoensia anatara lain sebagai
berikut.
5) Bidang Akidah : gerakan ini berusaha melakuakan pembaruan karena banyak paham yg
tidak sesuai dgn ajaran Islam, anatara lain paham fatalisme, masuknya budaya syirik,
takhayul, bidah, dan khurafat ke dalam ajaran Islam.
6) Bidang Politik : melakukan pembaruan dgn tujuan membebaskan wilayah INA dari
cengkraman penjajahan Belanda.
7) Bidang Pendidikan : melakukan pembaruan dgn cara melakukan perubahan kurikulum
pendidikan dan memadukan pendidikan modern.
8) Bidang Ekonomi : melakukan pembaruan dengan tujuan untuk menyaingi perdagangan
orang-orang nonpribumi yang menguasai ekonomi INA pada masa penjajahan.
14
15. DAFTAR PUSTAKA
Ilmy, Bachrul. 2004. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas II (Kelas XI). Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Ilmy, Bachrul. 2008. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas
XI. Bandung: Grafindo Media Pratama.
http://hbis.wordpress.com/2008/12/16/perkembangan-islam-pada-masa-modern/
http://nanpunya.wordpress.com/2009/06/01/perkembangan-islam-abad-modern/
http://spupe07.wordpress.com/2010/01/09/islam-pada-masa-pembaharuan-modern/
http://iklanz.com/news-perkembangan-modernisasi-islam/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tajdid
15