SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Kebijakan Program Kesehatan Balita
dan MTBS terkait Program TB
Subdirektorat
Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Target:
2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan
menjamin akses pangan yang aman, bergizi, dan
mencukupi bagi semua orang, khususnya
masyarakat miskin dan rentan termasuk bayi, di
sepanjang tahun.
2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk
malnutrisi, termasuk mencapai target internasional
2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada
balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja
perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta
lansia.
3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu
hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup
3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita
yang dapat dicegah, dengan seluruh negara
berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka
Kematian Balita 25 per 1.000 KH
17 Goals  169 target
Goals
Komitmen
Global
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
BONUS DEMOGRAFI
3
2010
Bonus Demografi
tahun 2025-2035
—> Ledakan aset
SDM usia
potensial/kerja :
penduduk usia
produktif 70 %
dari total jumlah
penduduk
Menyiapkan Generasi Emas
Untuk Bonus Demografi
Menjadi SDM sehat
dan berkualitas
 Biaya Kesehatan
Menurun, >Indeks
Pembangunan
Manusia meningkat
Bonus Demografi
Berkah? ><
Bencana?
(BONUS
DEMOGRAFI)
Kelompok
Umur
Laki-Laki Perempuan Total
0-4 11.662.369 11.016.333 22.678.702
5 -9 11.974.094 11.279.386 23.253.480
10 - 14 11.662.417 11.008.664 22.671.081
15 - 18 8.599.048 8.271.242 16.870.290
Jumlah
Penduduk
119.630.913 118.010.413 237.641.326
Anak
Investasi
keluarga dan
bangsa
32 30 26
20 19 19
14
68
57
46
35 34 32
23
97
81
58
46 44 40
32
0
20
40
60
80
100
120
1991 1995 1999 2003 2007 2012 2014 2015
AKN AKB AKBAL
KECENDERUNGAN ANGKA KEMATIAN BALITA, BAYI
DAN NEONATAL, 1991 -2015
AKN/AKBAL 33%
AKN/AKB 47%
AKN/AKBAL 43%
AKN/AKB 57% AKN/AKBAL 48%
AKN/AKB 59%
AKN/AKBAL 37%
AKN/AKB 53%
SDKI 1991-2012
?
SDKI 2012
Proporsi Kematian Neonatal, Bayi 1-11 bulan & Anak Usia 1-4
Tahun Menurut Propinsi, 2012
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Jawa
Barat
Jawa
Tengah
Jawa
Timur
Sumatera
Utara
Banten
Nusa
Tenggara
Barat
Sumatera
Selatan
Papua
Lampung
Nusa
Tenggara
Timur
Sulawesi
Selatan
Aceh
DKI
Jakarta
Sulawesi
Tengah
Kalimantan
Selatan
Riau
Kalimantan
Barat
Sumatera
Barat
Kalimantan
Tengah
Jambi
Kalimantan
Timur
Maluku
Sulawesi
Tenggara
Bali
Maluku
Utara
Papua
Barat
Kepulauan
Riau
Sulawesi
Barat
Sulawesi
Utara
Gorontalo
D.I.
Yogyakarta
Bengkulu
Kep.
Bangka
Belitung
Kematian Neonatal Kematian Post Neonatal Kematian umur 1-4 th
Angka Kematian berdasarkan sosioekonomi
Sumber: SDKI 2012
Penyebab Kematian Balita
Global (2013)
35% kematian di tingkat global
berhubungan dengan status nutrisi
• 1,24 juta kematian akibat pneumonia
• 760 ribu kematian akibat diare
• Insidens dan kematian lebih tinggi di negara berkembang
• Intervensi efektif untuk pencegahan dan manajemen sudah tersedia
Sumber: (1) WHO. Global Health Observatory (http://www.who.int/gho/child_health/en/index.html)
(2) *For undernutrition: Black et al. Lancet, 2008
8
Penyebab kematian 0-59 bulan
Sumber : Riskesdas 2007
Pneumonia,
12.7 %
Diare,
15 %
Masalah Neonatal
46,2 %
Meningtis, 4.5 %
Kelainan
Kongenital, 5.7 %
Tidak diketahui
penyebabnya,
3.7 %
Tetanus, 1.7 %
Penyebab Kematian Neonatal, Bayi dan Balita
Masalah Neonatal
36 % Pneumonia, 13.2 %
Kelainan
Kongenital4.9 %
Tidak diketahui penyebabnya, 5.5 %
Meningtis, 5.1 %
Tetanus, 1.5 %
Diare, 17.2 %
Penyebab kematian 0-11 bulan
Gangguan
kelainan
pernafasan
37%
Prematurita
s/BBLR
34%
Sepsis
12%
Hipotermi
7%
Kelainan
perdarahan
dan kuning
6%
Postmatur
3%
Malformasi
kongenital
1%
Sepsis
22%
Malformasi
Kongenital
19%
Pneumonia
16%
Sindromgawat
pernafasan
14%
Prematuritas/B
BLR
14%
Kuning
3%
Cederalahir
3%
Tetanus
3%
Defisiensi
nutrisi
3%
Sindroma
kematianbayi
mendadak
3%
Penyebab kematian 0-6 hari
Penyebab kematian 7-28 hari
Sebanyak
78,5%
kematian
neonatal
terjadi usia 0-6
hari.
Penyebab
Kematian
Sebagian
Besar Bisa
Dicegah dan
Ditangani
Masalah Kesehatan Balita
Imunisasi belum lengkap
Masalah Kesehatan Balita
Masalah Gizi
Masalah Perkembangan Balita
45.4
29.1
25.5
44.6
21.1
34.3
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
≥ 4 kali 1 – 3 kali Tidak Pernah
2007 2013
Kecenderungan Frekuensi Pemantauan
Pertumbuhan Balita dalam 6 bulan
Terakhir: 2007-2013
28,1% anak balita anemia
gizi besi (Riskesdas 2013)
STRATEGI
• Meningkatkan Kapasitas Tenaga Kesehatan
1
• Meningkatkan Kerjasama LP/LS
2
• Pembiayaan (JKN, BOK, DAK, APBN, APBD)
3
• Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
4
• Meningkatkan Manajemen Program
5
• Meningkatkan Sistim Informasi, Pencatatan, dan Pelaporan
6
 ASI eksklusif
 Imunisasi
dasar lengkap
 Pemberian
makan
 Penimbangan
 Vit A
 MTBS
• P4K
• Buku KIA
• ANC terpadu
• Kelas Ibu Hamil
• APN
• RTK
• Kemitraan Bidan
Dukun
• KB PP
• PONED/ PONEK
• SDIDTK
• Imunisasi
• Gizi
• Kolaborasi
PAUD, BKB,
dan Posyandu
• Deteksi dan
Simulasi
kognitif
• MTBS
• UKS
• Imunisasi anak
sekolah
• Penjaringan
anak usia
sekolah
• PMT
• Kesehatan
reproduksi
• Konsuling gizi
HIV/AIDS dan
NAPZA
• Tablet Fe
• Konseling
Kespro
• PKRT
• KB bagi PUS
• PKRT
• Deteksi PM
dan PTM
• Kesehatan OR
dan kerja
• Brain Healty
Life Style
• Puskesmas santun
Lansia
• Posyandu Lansia
• Peningkatan
kualitas Hidup
Mandiri
• Perlambatan
proses
Degeneratif
• Pemberdayaan
Lansia
IBU HAMIL,
BERSALIN,
DAN NIFAS
Penekanan pada upaya promotif preventif
Tk Rujukan :, Yankes Anak di RS
Kab/Kota, Regionalisasi RS rujukan
Tk Puskesmas : MTBS, Surveilan
kesehatan balita, kohort bayi,
kohort anak balita dan apras
Tk Masyarakat : Pemanfaatan Buku KIA,
Kelas Ibu, MTBS-M
Upaya Peningkatan Kelangsungan Hidup Balita
dan Anak Prasekolah
Suatu PENDEKATAN keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit
di fasilitas kesehatan tingkat dasar
MTBS
• Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan
penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar
(puskesmas, pustu, polindes).
• Kombinasi perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif)
dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan preventif).
• Melibatkan lintas program terkait (imunisasi, gizi, diare, ISPA, HIV, TB,
malaria)
Permenkes 25
Tahun 2014
tentang Upaya
kesehatan anak
MTBS merupakan kolaborasi lintas program
3 KOMPONEN STRATEGI MTBS
 Meningkatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus.
 Memperbaiki sistem kesehatan
agar penanganan penyakit pada balita
lebih efektif.
 Memperbaiki praktek keluarga
& masyarakat dalam perawatan di
rumah dan pola pencarian pertolongan.
MTBM < 2 bulan:
• Bayi sehat (kunjungan neonatus)
• Bayi sakit
MTBS 2 bulan – 5 tahun
• Balita sakit
PENGGUNAAN MTBS
PADA SEBAGIAN BESAR ANAK, DIAGNOSA TUNGGAL
MUNGKIN KURANG TEPAT
Keluhan yang disampaikan Kemungkinan penyebab atau kondisi
yang menyertai
Batuk dan/atau napas cepat 1. Pnemonia
2. Anemia berat
3. Malaria (falciparum)
4. TB
Letargis atau tidak sadar 1. Malaria serebral
2. Meningitis
3. Dehidrasi berat
4. Pnemonia berat
Ruam campak 1. Pnemonia
2. Diare
3. Infeksi telinga
Bayi muda yang “sakit berat” 1. Pnemonia
2. Meningitis
3. Sepsis
• Penghematan biaya
• Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
• Rasionalisasi pemakaian obat
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu/keluarga dalam perawatan di rumah
• Mengoptimalkan pendayagunaan tenaga kesehatan
• Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu
• Memperbaiki perencanaan dan manajemen kesehatan
KEUNTUNGAN MTBS
Perbedaan MTBS setelah revisi tahun 2015
Komponen SEBELUM REVISI SETELAH REVISI
Modul pelatihan 8 buku 1 buku (Pedoman penerapan MTBS)
Bagan memeriksa status
HIV
Tidak ada Sudah dimasukkan
Bagan memeriksa
kemungkinan berat badan
rendah
Memeriksa
Kemungkinan
Berat Badan
Rendah dan /
atau Masalah
Pemberian ASI
Dibedakan menjadi 2 bagan, untuk
bayi yang mendapat ASI dan untuk
yang tidak mendapat ASI:
• Memeriksa kemungkinan Berat
Badan Rendah dan Masalah
Pemberian ASI
• Memeriksa Kemungkinan Berat
Badan Rendah dan / atau
Masalah Pemberian Minum Pada
Bayi Yang Tidak mendapat ASI
Skoring gejala dan
pemeriksaan penunjang TB
Tidak ada Sudah dimasukkan
Pencegahan cedera pada Tidak ada Sudah dimasukkan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Bali
Babel
Jateng
Jambi
Sulteng
Sumbar
Lampung
Jabar
Sumsel
NTB
Jatim
Bengkulu
Kalsel
Riau
perkotaan
Kalbar
Gorontalo
DIY
Indonesia
pedesaan
Kepri
Banten
Kaltim
Sumut
Aceh
Sulsel
NTT
DKI
Malut
Sultra
Kalteng
Maluku
Sulbar
Pabar
Sulut
Papua
Puskesmas melaksanakan kegiatan MTBS Puskesmas dilatih MTBS
Puskesmas Melaksanakan MTBS dan Puskesmas Dilatih MTBS
Berdasarkan Risfaskes 2011
Usia 2 bulan – 5 tahun
Usia < 2 bulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Kunjungan Ulang
Kendala dalam implementasi
MTBS:
• Jumlah tenaga yang terlatih masih kurang
• Kepatuhan tenaga dalam implementasi MTBS
• Dukungan manajemen
• Pemantauan pasca pelatihan dan supervisi fasilitatif belum
berjalan optimal
• Ketersediaan sarana prasarana, alat dan obat
• Minimnya data terkait implementasi MTBS
KESIMPULAN
• MTBS merupakan pendekatan tatalaksana balita
yang memadukan aspek promotif dan preventif
dengan aspek kuratif
• Melibatkan lintas program terkait (imunisasi, gizi,
diare, ISPA, HIV, TB, malaria
• Merupakan pendekatan yang cost efektif dan
terintegrasi dalam penurunan kematian balita
• Namun dalam penerapan MTBS masih belum
optimal
• Butuh dukungan dan komitmen yang kuat untuk
implementasi di semua level
33
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Kebijakan Program Kesehatan Balita dan MTBS

I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...RikiTandianan
 
Paparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final editPaparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final editDokter Tekno
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxAnisEkaSukmadadari1
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxRidaNengsih
 
Kt_Smg _Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptx
Kt_Smg _Anemia dan  Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptxKt_Smg _Anemia dan  Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptx
Kt_Smg _Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptxEvaKartika6
 
Posyandu Balita Puskes.pptx
Posyandu Balita Puskes.pptxPosyandu Balita Puskes.pptx
Posyandu Balita Puskes.pptxHasanBasri633935
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxEkaOrizaShafita
 
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptxOktoviaKaka
 
AMBONGmanualbook-1.pptx
AMBONGmanualbook-1.pptxAMBONGmanualbook-1.pptx
AMBONGmanualbook-1.pptxsandi85120
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiMuh Saleh
 
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratImplementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratMuh Saleh
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsCut Ampon Lambiheue
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxRahmatBuludawa2
 
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptx
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptxPB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptx
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptxseberangsaja
 
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxMateri Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxErwinLantoni
 
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.pptssuserdae000
 
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuKespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuNuranisah D.
 

Similar to Kebijakan Program Kesehatan Balita dan MTBS (20)

I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
 
Paparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final editPaparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final edit
 
PIS-PK
PIS-PKPIS-PK
PIS-PK
 
Stunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptxStunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
 
Kt_Smg _Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptx
Kt_Smg _Anemia dan  Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptxKt_Smg _Anemia dan  Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptx
Kt_Smg _Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptx
 
Posyandu Balita Puskes.pptx
Posyandu Balita Puskes.pptxPosyandu Balita Puskes.pptx
Posyandu Balita Puskes.pptx
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
 
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
 
AMBONGmanualbook-1.pptx
AMBONGmanualbook-1.pptxAMBONGmanualbook-1.pptx
AMBONGmanualbook-1.pptx
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
 
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratImplementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptx
 
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptx
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptxPB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptx
PB 1 Konsep dan Kebijakan Penurunan Stunting Fix Jatim.pptx
 
ISPA MTBS.pptx
ISPA MTBS.pptxISPA MTBS.pptx
ISPA MTBS.pptx
 
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptxMateri Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
Materi Rembuk Stunting untuk perbaikan gizi.pptx
 
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
 
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuKespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 

Recently uploaded (16)

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 

Kebijakan Program Kesehatan Balita dan MTBS

  • 1. Kebijakan Program Kesehatan Balita dan MTBS terkait Program TB Subdirektorat Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah
  • 2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Target: 2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya masyarakat miskin dan rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun. 2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia. 3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup 3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH 17 Goals  169 target Goals Komitmen Global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
  • 3. BONUS DEMOGRAFI 3 2010 Bonus Demografi tahun 2025-2035 —> Ledakan aset SDM usia potensial/kerja : penduduk usia produktif 70 % dari total jumlah penduduk Menyiapkan Generasi Emas Untuk Bonus Demografi Menjadi SDM sehat dan berkualitas  Biaya Kesehatan Menurun, >Indeks Pembangunan Manusia meningkat Bonus Demografi Berkah? >< Bencana? (BONUS DEMOGRAFI) Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total 0-4 11.662.369 11.016.333 22.678.702 5 -9 11.974.094 11.279.386 23.253.480 10 - 14 11.662.417 11.008.664 22.671.081 15 - 18 8.599.048 8.271.242 16.870.290 Jumlah Penduduk 119.630.913 118.010.413 237.641.326 Anak Investasi keluarga dan bangsa
  • 4. 32 30 26 20 19 19 14 68 57 46 35 34 32 23 97 81 58 46 44 40 32 0 20 40 60 80 100 120 1991 1995 1999 2003 2007 2012 2014 2015 AKN AKB AKBAL KECENDERUNGAN ANGKA KEMATIAN BALITA, BAYI DAN NEONATAL, 1991 -2015 AKN/AKBAL 33% AKN/AKB 47% AKN/AKBAL 43% AKN/AKB 57% AKN/AKBAL 48% AKN/AKB 59% AKN/AKBAL 37% AKN/AKB 53% SDKI 1991-2012 ? SDKI 2012
  • 5. Proporsi Kematian Neonatal, Bayi 1-11 bulan & Anak Usia 1-4 Tahun Menurut Propinsi, 2012 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Utara Banten Nusa Tenggara Barat Sumatera Selatan Papua Lampung Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan Aceh DKI Jakarta Sulawesi Tengah Kalimantan Selatan Riau Kalimantan Barat Sumatera Barat Kalimantan Tengah Jambi Kalimantan Timur Maluku Sulawesi Tenggara Bali Maluku Utara Papua Barat Kepulauan Riau Sulawesi Barat Sulawesi Utara Gorontalo D.I. Yogyakarta Bengkulu Kep. Bangka Belitung Kematian Neonatal Kematian Post Neonatal Kematian umur 1-4 th
  • 6. Angka Kematian berdasarkan sosioekonomi Sumber: SDKI 2012
  • 7. Penyebab Kematian Balita Global (2013) 35% kematian di tingkat global berhubungan dengan status nutrisi • 1,24 juta kematian akibat pneumonia • 760 ribu kematian akibat diare • Insidens dan kematian lebih tinggi di negara berkembang • Intervensi efektif untuk pencegahan dan manajemen sudah tersedia Sumber: (1) WHO. Global Health Observatory (http://www.who.int/gho/child_health/en/index.html) (2) *For undernutrition: Black et al. Lancet, 2008
  • 8. 8 Penyebab kematian 0-59 bulan Sumber : Riskesdas 2007 Pneumonia, 12.7 % Diare, 15 % Masalah Neonatal 46,2 % Meningtis, 4.5 % Kelainan Kongenital, 5.7 % Tidak diketahui penyebabnya, 3.7 % Tetanus, 1.7 % Penyebab Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Masalah Neonatal 36 % Pneumonia, 13.2 % Kelainan Kongenital4.9 % Tidak diketahui penyebabnya, 5.5 % Meningtis, 5.1 % Tetanus, 1.5 % Diare, 17.2 % Penyebab kematian 0-11 bulan Gangguan kelainan pernafasan 37% Prematurita s/BBLR 34% Sepsis 12% Hipotermi 7% Kelainan perdarahan dan kuning 6% Postmatur 3% Malformasi kongenital 1% Sepsis 22% Malformasi Kongenital 19% Pneumonia 16% Sindromgawat pernafasan 14% Prematuritas/B BLR 14% Kuning 3% Cederalahir 3% Tetanus 3% Defisiensi nutrisi 3% Sindroma kematianbayi mendadak 3% Penyebab kematian 0-6 hari Penyebab kematian 7-28 hari Sebanyak 78,5% kematian neonatal terjadi usia 0-6 hari. Penyebab Kematian Sebagian Besar Bisa Dicegah dan Ditangani
  • 10. Masalah Kesehatan Balita Masalah Gizi Masalah Perkembangan Balita 45.4 29.1 25.5 44.6 21.1 34.3 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 ≥ 4 kali 1 – 3 kali Tidak Pernah 2007 2013 Kecenderungan Frekuensi Pemantauan Pertumbuhan Balita dalam 6 bulan Terakhir: 2007-2013 28,1% anak balita anemia gizi besi (Riskesdas 2013)
  • 11. STRATEGI • Meningkatkan Kapasitas Tenaga Kesehatan 1 • Meningkatkan Kerjasama LP/LS 2 • Pembiayaan (JKN, BOK, DAK, APBN, APBD) 3 • Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga 4 • Meningkatkan Manajemen Program 5 • Meningkatkan Sistim Informasi, Pencatatan, dan Pelaporan 6
  • 12.  ASI eksklusif  Imunisasi dasar lengkap  Pemberian makan  Penimbangan  Vit A  MTBS • P4K • Buku KIA • ANC terpadu • Kelas Ibu Hamil • APN • RTK • Kemitraan Bidan Dukun • KB PP • PONED/ PONEK • SDIDTK • Imunisasi • Gizi • Kolaborasi PAUD, BKB, dan Posyandu • Deteksi dan Simulasi kognitif • MTBS • UKS • Imunisasi anak sekolah • Penjaringan anak usia sekolah • PMT • Kesehatan reproduksi • Konsuling gizi HIV/AIDS dan NAPZA • Tablet Fe • Konseling Kespro • PKRT • KB bagi PUS • PKRT • Deteksi PM dan PTM • Kesehatan OR dan kerja • Brain Healty Life Style • Puskesmas santun Lansia • Posyandu Lansia • Peningkatan kualitas Hidup Mandiri • Perlambatan proses Degeneratif • Pemberdayaan Lansia IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS Penekanan pada upaya promotif preventif
  • 13. Tk Rujukan :, Yankes Anak di RS Kab/Kota, Regionalisasi RS rujukan Tk Puskesmas : MTBS, Surveilan kesehatan balita, kohort bayi, kohort anak balita dan apras Tk Masyarakat : Pemanfaatan Buku KIA, Kelas Ibu, MTBS-M Upaya Peningkatan Kelangsungan Hidup Balita dan Anak Prasekolah
  • 14. Suatu PENDEKATAN keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit di fasilitas kesehatan tingkat dasar MTBS • Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar (puskesmas, pustu, polindes). • Kombinasi perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan preventif). • Melibatkan lintas program terkait (imunisasi, gizi, diare, ISPA, HIV, TB, malaria) Permenkes 25 Tahun 2014 tentang Upaya kesehatan anak
  • 15. MTBS merupakan kolaborasi lintas program
  • 16. 3 KOMPONEN STRATEGI MTBS  Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus.  Memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit pada balita lebih efektif.  Memperbaiki praktek keluarga & masyarakat dalam perawatan di rumah dan pola pencarian pertolongan.
  • 17. MTBM < 2 bulan: • Bayi sehat (kunjungan neonatus) • Bayi sakit MTBS 2 bulan – 5 tahun • Balita sakit PENGGUNAAN MTBS
  • 18. PADA SEBAGIAN BESAR ANAK, DIAGNOSA TUNGGAL MUNGKIN KURANG TEPAT Keluhan yang disampaikan Kemungkinan penyebab atau kondisi yang menyertai Batuk dan/atau napas cepat 1. Pnemonia 2. Anemia berat 3. Malaria (falciparum) 4. TB Letargis atau tidak sadar 1. Malaria serebral 2. Meningitis 3. Dehidrasi berat 4. Pnemonia berat Ruam campak 1. Pnemonia 2. Diare 3. Infeksi telinga Bayi muda yang “sakit berat” 1. Pnemonia 2. Meningitis 3. Sepsis
  • 19. • Penghematan biaya • Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan • Rasionalisasi pemakaian obat • Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu/keluarga dalam perawatan di rumah • Mengoptimalkan pendayagunaan tenaga kesehatan • Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu • Memperbaiki perencanaan dan manajemen kesehatan KEUNTUNGAN MTBS
  • 20. Perbedaan MTBS setelah revisi tahun 2015 Komponen SEBELUM REVISI SETELAH REVISI Modul pelatihan 8 buku 1 buku (Pedoman penerapan MTBS) Bagan memeriksa status HIV Tidak ada Sudah dimasukkan Bagan memeriksa kemungkinan berat badan rendah Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah dan / atau Masalah Pemberian ASI Dibedakan menjadi 2 bagan, untuk bayi yang mendapat ASI dan untuk yang tidak mendapat ASI: • Memeriksa kemungkinan Berat Badan Rendah dan Masalah Pemberian ASI • Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah dan / atau Masalah Pemberian Minum Pada Bayi Yang Tidak mendapat ASI Skoring gejala dan pemeriksaan penunjang TB Tidak ada Sudah dimasukkan Pencegahan cedera pada Tidak ada Sudah dimasukkan
  • 22. Usia 2 bulan – 5 tahun Usia < 2 bulan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31. Kendala dalam implementasi MTBS: • Jumlah tenaga yang terlatih masih kurang • Kepatuhan tenaga dalam implementasi MTBS • Dukungan manajemen • Pemantauan pasca pelatihan dan supervisi fasilitatif belum berjalan optimal • Ketersediaan sarana prasarana, alat dan obat • Minimnya data terkait implementasi MTBS
  • 32. KESIMPULAN • MTBS merupakan pendekatan tatalaksana balita yang memadukan aspek promotif dan preventif dengan aspek kuratif • Melibatkan lintas program terkait (imunisasi, gizi, diare, ISPA, HIV, TB, malaria • Merupakan pendekatan yang cost efektif dan terintegrasi dalam penurunan kematian balita • Namun dalam penerapan MTBS masih belum optimal • Butuh dukungan dan komitmen yang kuat untuk implementasi di semua level

Editor's Notes

  1. Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) tahun 2015 telah berakhir. Keberhasilan dalam bidang kesehatan yang telah dicapai dalam MDGs adalah meningkatkan kesadaran isu kesehatan, meningkatnya alokasi anggaran kesehatan, menyatunya arah pembangunan kesehatan dan telah dilakukan integrasi monitoring dan evaluasi untuk isu-isu prioritas. Walaupun target MDGs telah selesai tahun 2015, namun tetap dilanjutkan dengan Pembangunan Berkelanjutan pasca 2015 (SDGs) dengan menekankan pada 5P (people, planet, peace, prosperity and partnership). Terdapat 17 goals dan 169 target dalam SDGs. Goal ke-2 (Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan), Goal ke-3 (Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia), Goal ke-5 (Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan dan Goal ke-6 (Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang) sangat terkait dengan kesehatan. Adapun target yang sangat terkait dengan kesehatan balita adalah target 2.1 dan 2.2 tentang pemenuhan gizi dan mengakhiri malnutrisi, serta target 3.2 untuk mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah
  2. Saudara-saudara sekalian, Jumlah balita (0-4 tahun) di Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 adalah sebanyak 22 juta lebih atau sekitar 9,5% dari total jumlah penduduk. Balita merupakan generasi penerus bangsa yang akan menentukan nasib bangsa dimasa depan. Untuk itu, perlu disiapkan mulai dari sebelum hamil (mulai dari remaja), saat kehamilan, kelahiran dan saat balita sehingga tercipta generasi yang berkualitas. Sektor kesehatan mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan kualitas generasi. Namun kondisi kesehatan balita di Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan Saat ini kita juga dihadapkan pada tantangan untuk dapat memanfaatkan bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2020-2030 yang akan datang, dimana terjadi ledakan penduduk usia produktif, suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa. Kelompok penduduk usia anak (0-18 tahun) yang ada pada saat ini, dalam 10-20 tahun ke depan ( pada masa window of opportunity), akan menjadi kelompok yang menentukan apakah bonus demografi akan menjadi berkah atau justru sebaliknya akan menjadi bencana. Oleh sebab itu, kesehatan anak menjadi faktor yang sangat menentukan. Semua sektor harus terlibat dalam mempersiapkan anak yang sehat dan berkualitas.
  3. Berdasarkan data SDKI 1991-2012, terlihat penurunan kematian neonatal, bayi dan balita. Namun penurunan kematian neonatal lebih lambat dan cenderung stagnan dalam 15 tahun terakhir sehingga proporsi kematian neonatal jika dibandingkan dengan kematian bayi dan balita meningkat.
  4. Di 17 provinsi 50-62% kematian anak terjadi pada masa neonatal. Intervensi difokuskan utk pencegahan kematian neonatal (remaja, bumil, neonatal, dll) Di Papua, lebih dari 50% kematian anak terjadi pada usia 1-4 tahun. Intervensi difokuskan utk pencegahan kematian anak balita (imunisasi, MTBS,PHBS, malaria, HIV, dll) Di Gorontalo, Sulawesi Barat, Jambi, Jawa Timur proporsi kematian bayinya masih tinggi. Intervensi difokuskan pd pencegahan kematian bayi (imunisasi, MTBM/S, PHBS dll)
  5. Sepertiga (36%) dari kematian balita terjadi pada masa neonatal, dan hampir setengahnya (46,2%) kematian bayi adalah kematian neonatal. Masalah pada bayi baru lahir yang menjadi penyebab utama kematian neonatal adalah asfiksia, BBLR, prematuritas dan infeksi. Selain itu kelainan kongenital juga merupakan penyebab kematian terutama pada usia 7-28 hari (18,1%). Penyebab kelainan kongenital yang cukup banyak adalah kelainan neural tube defect ( anencephaly, spina bifida, meningocele dll.) yang disebabkan defisiensi asam folat pada awal kehamilan.
  6. Saudara-saudara, Beberapa hal yang menjadi masalah utama dalam kesehatan balita adalah; Masih tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita. Walaupun sudah terlihat ada kecenderungan penurunan angka kematian mendekati target MDGs 2015, namun data terakhir berdasarkan SDKI 2012, AKB masih 32 per 1000 kelahiran hidup, dan AKBAL 40 per 1000 kelahiran hidup. Saat ini kita masih menunggu hasil penghitungan AKB dan AKBAL tahun 2015 untuk menentukan apakah target MDGs menurunkan AKB menjadi 23/1.000 dan AKBAL menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup tercapai atau tidak. Adapun penyebab utama kematian bayi dan balita selain masalah neonatal, masih didominasi oleh penyakit infeksi seperti pneumonia dan diare. 2. Masalah gizi pada balita. Saat ini negara kita menghadapi triple burden masalah gizi pada balita yaitu kekurangan gizi, pendek dan kelebihan gizi. Pemantauan status gizi sebagai upaya deteksi dini masalah gizi yang seharusnya dilakukan melalui penimbangan rutin setiap bulan masih belum mencapai target. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, hanya 44,6% balita yang dipantau pertumbuhannya lebih dari 4 kali dalam 6 bulan terakhir. Bahkan balita yang tidak pernah ditimbang mengalami peningkatan dari 25,5% tahun 2007 menjadi 34,3% tahun 2013 3. Masalah imunisasi. Seperti kita ketahui bahwa imunisasi merupakan upaya yang efektif untuk mencegah penyakit infeksi pada balita. Efektivitas imunisasi sudah terbukti dalam mengurangi insiden beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Namun cakupan imunisasi balita masih belum seperti yang diharapkan. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada balita usia 12-23 bulan baru mencapai 59,2% pada tahun 2013. Bahkan masih ada 8,7% balita yang tidak pernah diimunisasi sama sekali . 4. Masalah tumbuh kembang. Upaya deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita juga harus mendapat perhatian dari kita bersama dalam upaya menyiapkan generasi sehat dan berkualitas. Dari hasil penelitian yang dilakukan tahun 2003 terhadap 498 balita di Bandung, keterlambatan bicara/bahasa menjadi masalah utama dalam perkembangan anak baik di daerah urban maupun rural.
  7. Saudara-saudara, Beberapa hal yang menjadi masalah utama dalam kesehatan balita adalah; Masih tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita. Walaupun sudah terlihat ada kecenderungan penurunan angka kematian mendekati target MDGs 2015, namun data terakhir berdasarkan SDKI 2012, AKB masih 32 per 1000 kelahiran hidup, dan AKBAL 40 per 1000 kelahiran hidup. Saat ini kita masih menunggu hasil penghitungan AKB dan AKBAL tahun 2015 untuk menentukan apakah target MDGs menurunkan AKB menjadi 23/1.000 dan AKBAL menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup tercapai atau tidak. Adapun penyebab utama kematian bayi dan balita selain masalah neonatal, masih didominasi oleh penyakit infeksi seperti pneumonia dan diare. 2. Masalah gizi pada balita. Saat ini negara kita menghadapi triple burden masalah gizi pada balita yaitu kekurangan gizi, pendek dan kelebihan gizi. Pemantauan status gizi sebagai upaya deteksi dini masalah gizi yang seharusnya dilakukan melalui penimbangan rutin setiap bulan masih belum mencapai target. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, hanya 44,6% balita yang dipantau pertumbuhannya lebih dari 4 kali dalam 6 bulan terakhir. Bahkan balita yang tidak pernah ditimbang mengalami peningkatan dari 25,5% tahun 2007 menjadi 34,3% tahun 2013 3. Masalah imunisasi. Seperti kita ketahui bahwa imunisasi merupakan upaya yang efektif untuk mencegah penyakit infeksi pada balita. Efektivitas imunisasi sudah terbukti dalam mengurangi insiden beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Namun cakupan imunisasi balita masih belum seperti yang diharapkan. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada balita usia 12-23 bulan baru mencapai 59,2% pada tahun 2013. Bahkan masih ada 8,7% balita yang tidak pernah diimunisasi sama sekali . 4. Masalah tumbuh kembang. Upaya deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita juga harus mendapat perhatian dari kita bersama dalam upaya menyiapkan generasi sehat dan berkualitas. Dari hasil penelitian yang dilakukan tahun 2003 terhadap 498 balita di Bandung, keterlambatan bicara/bahasa menjadi masalah utama dalam perkembangan anak baik di daerah urban maupun rural.