2. PENGERTIAN
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA
MUHAMMADIYAH
Seperangkat nilai-nilai dan norma Islami yang
bersumber pada Qur’an dan Sunnah untuk
menjadi pola bagi tingkah laku warga
Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan
sehari-hari menuju terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya
3. TUJUAN ADANYA
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
Merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam :
1. Lingkup pribadi
2. Keluarga
3. Bermasyarakat
4. Berorganisasi
5. Mengelola amal usaha,
6. Berbisnis
7. Mengembangkan profesi,
8. Berbangsa dan bernegara
9. Melestarikan lingkungan hidup
10. Mengembangkan Ilmu pengetahuan dan tehnologi
11. Mengembangkan seni budaya
4. PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA
MUHAMMADIYAH
1. Qur’an dan Sunnah Rasul
2. MKCH Muhammadiyah
3. Muqadimah AD/ART Muhammadiyah
4. AD/ART Muhammadiyah
5. Khitah Perjuangan Muhammadiyah
6. Keputusan Tarjih Muhammadiyah
LANDASAN
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
5. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
1. Kepentingan akan adanya pedoman yang dijadikan acuan
kehidupan warga Muhammadiyah
2. Adanya perubahan sosial politik dalam kehidupan nasional yang
menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan umat dan
bangsa yang memerlukan pedoman bagi warga dan pimpinan
Muhammadiyah
3. Adanya perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung :
pragmatis, materialis, hedonitis ( pemenuhan kesenangan
duniawi), yang menumbuhkan budaya sekuler
4. Sebagai penetrasi budaya dan multi kultural akibat globalisasi
yang makin nyata dalam kehidupan.
5. Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam ber Muhammadiyah
karena berbagai faktor (ekternal dan internal) yang memerlukan
standar nilai dan norma yang jelas dari Muhammadiyah sendiri.
6. 1. Menganduhng hal-hal yang pokok dan prinsip dalam bentuk nilai
dan norma
2. Bersifat pengayaan dalam arti memberi banyak khasanah
(wawasan) untuk membentuk keluhuran /kemuliaan ruhani dan
tindakan
3. Aktual ( memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan
kehidupan sehari-hari
4. Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang
bersifat keteladanan
5. Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan
sehari-hari yang bersifat pokok dan utama
6. Rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran dan pesan-pesan
yang bersifat aqkhlaqi yang membuahkan kesalehan
7. Taisir, artinya panduan yang mudah dipahami dan diamalkan
oleh setiap muslim, khususnya warga Muhammadiyah.
KRITERIA DAN SIFAT
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
7. Ruang lingkup
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
1. Pandangan Islam tentang kehidupan
2. Kehidupan pribadi
3. Kehidupan dalam keluarga
4. Kehidupan Bermasyarakat
5. Kehidupan Berorganisasi
6. Kehidupan mengelola amal usaha
7. Kehidupan Berbisnis
8. Kehidupan mengembangkan profesi
9. Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
10. Kehidupan dalam melestarikan lingkungan hidup
11. Kehidupan mengembangkaqn ilmu pengetahuan
12. Kehidupan dalam mseni budaya
13. Tuntunan Pelaksanaan
8. KEHIDUPAN PRIBADI WARGA MUHAMMADIYAH
1. DALAM AQIDAH
a. Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan
kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah SWT yang bernar, ikhlas
dan penuh ketundukan
b. Setiap warga Muhammadiyah harus menjadikan iman dan tauhid
sebagai sumber seluruh kegiatan hidup.
2. DALAM AKHLAQ
a. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi
dalam mempraktekan akhlaq mulia
b. Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal kegiatan hidup
harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amal-
amal sholeh daqn ihsan serta menjauhkan diri dari prilaku sombong,
dengki, dan akhlak tercela lainnya serta kamungkaran
c. Setiap warga Muhammadiyah harus menunjukkan akhlak yang mulia
sehingga disukai dan dapat diteladani
d. Setiap warga Muhammadiyah dimanapun bekerja dan menunaikan
tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari benar-benar menjauhkan
diri dari perbuatan korupsi dan kolusi atau praktek-praktek buruk laqinna
yang merugikan publik
9. Lanjutan kehidupan pribadi .....
3. DALAM IBADAH
1. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk
senantiasa membersihkan jiwa/hati kearah
terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah
yang tekun dan menjauhkan dari jiwa/nafsu yang
buruk
2. Setiap warga Muhammadiyah melaksnakan ibadah
mahdhah dengan sebaik-baiknya dan
menghidupsuburkan namal mawafil (ibadah sunnah)
sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta menghiasi
dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal
sholeh yang tulus sehingga tercermin tingkah laku
yang terpuji.
10. 4. DALAM MUAMALAH DUNIAWIYAH
a. Setiap warga Muhammadiyah harus selalu
menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah di
muka bumi
b. Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berfikir secara
burhani, bayani dan irfani yang mencerminkan cara berfikir
yang Islami yang dapat membuahkankarya-karya pemikiran
keterpaduan antara orientasi hablumminallah dan
hablumminannas serta maslahat bagi kehidupan umat
manusia
c. Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki etos kerja Islami
seperti : kerja keras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu,
berusaha secara maksimal, untuk mencapaqi suatu tujuan
Lanjutan kehidupan pribadi .....
11. KEHIDUPAN DALAM KELUARGA
WARGA MUHAMMADIYAH
1. KEDUDUKAN KELUARGA
a. Warga muhammadiyah berkewajiban
untuk mewujudkan keluarga yang
sakinah mawadah wa rohmah
b. Keluarga Muhammadiyah dituntut
untuk aktif dalam gerakan jamaah dan
dakwah jamaah
12. 2. FUNGSI KELUARGA
a. Keluarga dalam Muhammadiyah difungsikan selain
untuk mensosialisasikan nilai-nilai Islami
sekaligus juga sebagai fungsi pembinaan, kader
persyarikatan
b. Keluarga dilingkungan Muhammadiyah dituntut
keteladanan dalam mempraktikan nilai-nilai Islami
termasuk suasana yang saling menyayangi dan
mengasihi menghormati hak hidup anak dan
membiasakan musyawarah dalam menyelesaikan
persoalan
KEHIDUPAN DALAM KELUARGA
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN.....
13. 3. AKTIVITAS KELUARGA
a. Keluarga dilingkungan Muhammadiyah dituntut
perhatian dan kesungguhan dalam mendidik
anak sehingga tercipta suasana yang harmonis,
terhindar dari pengaruh negatif
b. Keluarga dilingkungan Muhammadiyah dituntut
keteladanannya serta menjauhi tindak kekerasan
baik terhadap anak maupun perempuan
c. Keluarga dilingkungan Muhammadiyah memiliki
kepedulian sosial dan membangun hubungan sosial
yang ikhsan, islah dan makruf dengan tetangga
d. Pelaksanaan sholat dalam kehidupan keluarga harus
menjadi prioritas utama
KEHIDUPAN DALAM KELUARGA
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN.....
14. 1. Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjalin
parsaudaraan dan kebaikan dengan sesama seperti dengan
tetangga maupun masyarakat, dengan memelihara hak dan
kehormatan baik dengan sesama muslim maupun non muslim
,bahkam memberikan perhatian sampai 40 rumah disekitarnya.
2. Setiap anggota Muhammadiyah harus menunjukkan keteladanan
dalam bersikap baik dengan tetangga seperti : memelihara
kemuliaan dan memuliakan tetangga, bermurah hati kepada
tetangga, menjenguk bila tetangga sakit, menyatakan ikut
gembira bila tetangga mendapat kesuksesan, menghibur bila
tetangga dapat kesusahan dan permasalahan, jangan nselidik
menyelidiki keburukan tetangga, bersifat pemaaf dan lemah
lembut, biasakan memberikan sesuatu, jangan menyakiti
tetangga, lapang dada, menjauhkan ndiri dari sengketa,
melakukan amar makruf nahi munkar dengan cara dan waktu
yang tepat secara bijaksana.
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT WARGA
MUHAMMADIYAH
15. 3. Dalam bertetangga yang belainan agama diajarkan untuk bersikap
baik dan adil, mereka berhak memperoleh hak-hak dan kehormatan
sebagai tetangga, memberikan makanan yang halal dan boleh
menerima makanan yg halal dari mereka, memelihara toleransi
seperti prinsip-prinsip yang diajarkan Islam.
4. Dalam hubungan yang lebih luas setiap warga Muhammadiyah baik
secara pribadi maupun organisasi harus menunjukkan sikap sosial
yang didasarkan atas prinsip menjunjung tinggi nilai kehormatan
manusia, memupuk rasa persaudaraan dan persatuan,
menghormati kebebasan orang lain, memupuk jiwa toleransi,
menegakkan budi baik, menepati janji, menanamkan kasih sayang,
bertanggungjawab atas baik dan buruknya masyarakat dengan
melakukan amar makruf nahi munkar, menjadikan masyarakat
menjadi masyarakat yang sholeh dan utama, berusaha untuk
menyatu, bersaha untuk berguna bagi masyarakat, memakmurkan
mesjid, peduli pada fakir miskin dan anak yatim, berlomba-lomba
dalam kebaikan, sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenarbenarnya
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT WARGA
MUHAMMADIYAH LANJUTAN.....
16. 5. Melaksanakan gerakan jamaah dan
dakwah jamaah sebagai wujud dari
melaksanakan dakwah Islam di tengah-
tengah masyarakat untuk perbaqikan
hiduplahir dan bathin sehingga dapat
mencapai cita-cita masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT WARGA
MUHAMMADIYAH LANJUTAN.....
17. 1. Setiap warga dan pimpinan Muhammadiyah
diberbagai tingkatan benar-benar menjadikan
organisasi sebagai gerakan dakwah Islam yang kuat
dan unggul dalam berbagai bidang kehidupan.
2. Setiap anggota kader dan pimpinan Muhammadiyah
berkewajiban memelihara, melangsungkan dan
menyempurnakan gerak dan langkah persyarikatan
dengan penuh komitmen dan istiqomah, kepribadian
yang mulia (sidiq, amanah, tabliogh dan fathonah)
wawasan pemikiran dan visi yang luas, keahlian yang
tinggi, amaliah yang unggul, sehingga Muhammadiyah
menjadi gerakan Islam yang benar-benar menjadi
rahmatan lil ‘alamin.
KEHIDUPAN BERORGANISASI
WARGA MUHAMMADIYAH
18. 3. Dalam menyelesaikan masalah-masalah dan konflik dalam
persyarikatan hendaknya mengutamakan musyawarah dan
mengacu pada peraturan organisasi yang memberikan
kemaslahatan kebaikan seraya dijauhkan tindakan-tindakan
anggota pimpinan yang tidak terpuji dan dapat merugikan
kepentinganpersyarikatan.
4. Menggairahkan al Islam dan al Jihad dalam seluruh kegiatan
persyarikatan dan suasana dilingkungan persyarikatan sehingga
Muhammadiyah benar-benar tampil sebagai gerakan Islam yang
istiqomah dan memiliki ghairag yang tinggi dalam mengamalkan
Islam.
5. Setiap anggota pimpinan persyarikatan menunjukkan keteladanan
dalam bertuturkata dan bertingkah laku, beramal dan berjuang,
disiplin dan tanggung jawab, memiliki kemauan untuk selalu belajar
dalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan.
KEHIDUPAN BERORGANISASI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN......
19. 6. Dalam lingkungan persyarikatan hendaknya
dikembangkan disiplin tepat waktu dalam berbagai
kegiatan yang menjadi salah satu etos kerja dan disiplin
Muhammadiyah.
7. Dalam acara-acara rapat dan pertemuan lainnya
dilingkungan persyarikatan, hendaknya ditumbuhkan
kembali pengajian-pengajian singkat dan selalu
mengindahkan waktu sholat dan memunaikan sholat
jamaan sehingga tumbuh ghairah keberagamaan yang
tinggi yang menjadi bangunan bagi pembentukan
kesalehan dan ketakwaan dalam mengelola
persyarikatan.
KEHIDUPAN BERORGANISASI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN......
20. 8. Para pimpinan Muhammadiya hendaknya gemar
mengikuti dan menyelenggarakan kajian-kajian
keIslaman dan memakmurkan mesjid dan menggiatkan
peribadahan sesuai ajaran Qur’an dan Sunnah Nabi dan
amalan Islam lainnya.
9. Wajib menumbuhkan dan menggairahkan perilaku
amanat dalam memimpin dan mengelola organisasi
dengan segala urusannya, sehingga milik dan
kepentingan persyarikatan dapat dipelihara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan
da’wah serta dapat dipertanggungjawabkan secara
organisasi
KEHIDUPAN BERORGANISASI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN......
21. 10. Setiap anggota Muhammadiyah lebih-lebih pemimpinnya
jangan mengejar jabatan dalam persyarikatan, tetapi juga
jangan menghindarkan diri manakala memperoleh amanat,
sehingga jabatan dan amanat merupakan sesuatu yang
wajar sekaligus dapat ditunaikan dengan sebaik baiknya,
dan apabila tidak memegang jabatan maupun amanat
secara formal dalam organisasi maupun amal usaha
hendaknya menunjukkan jiwa besardan keikhlasan serta
tidak terus berusaha untuk mempertahankan jabatan, lebih-
lebih menggunakan cara yang bertentangan dengan akhlaq
Islam
11. Setiap anggota pimpinan Muhammadiyah hendaknya
menjauhkan diri dari fitnah, sifat sombong, dan prilaku-
perilaku tercela lainnya yang mengakibatkan hilangnya
simpati dan kemuliaan hidup yang seharusnya dijunjung
tingga sebagai pimpinan persyarikatan
KEHIDUPAN BERORGANISASI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN......
22. 12. Dalam setiap lingkungan persyarikatan
hendaknya dibudayakan membangun
imamah dan ikatan jamaah serta jami’ah
sehingga Muhammadiyah dapat tumbuh
dan berkembang sebagai kekuatan
gerakan dakwah yang kokoh.
13. Dengan semangat tajdid hendaknya
setiap anggota pimpinan Muhammadiyah
hendaknya memiliki
KEHIDUPAN BERORGANISASI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN......
23. 14 SETIAP ANGGOTA PIMPINAN Mhammadiyah
hendaknya bertanggung jawab dalam mengemban misi
persyarikatan dengan penuh kesetiaan dan kejujuran
yang tinggi serta menjauhkan diri dari berbangga diri
manakala dapat mengukir kesuksesan karena
keberhasilan itu didapat daqri dukungan semua pihak
dari dalam dan luar Mhammadiyah dan lebih penting lagi
karena pertolongan Allah SWT
15. Setiap anggota persyarikatan hendaknya menjauhkan
diri dari taqlit, syirik, bid’ah, tahayul dan kurafat.
16. Pimpinan persyarikatan harus menunjukkan akhlak
pribadi muslim dan mampu membina keluarga yang
Islami.
KEHIDUPAN BERORGANISASI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN......
24. KEHIDUPAN DALAM MENGELOLA AMAL
USAHA
1. Amal usaha adalah salah satu usaha dan media dakwah dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan
Muhammadiyah untuk mencapai cita-citanya yaitu menegakkan
dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai dengan Qur’an
dan Sunnah Rasul Oleh karena itu semua amal usha dan
pimpinan amal usaha berkewajiban untuk melqksanakan misi
utama muhammadiyah tsb.
2. Amal usaha adalah milik persyarikatan dan persyarikatan
bertindak sebagai badan hukum/yayasan dari seluruh amal
usaha, shg. Semua bentuk kepemilikan dapat diinventarisasi
dengan baik dan dilindungi dengan bukti kepemilikan yang syah
menurut hukum . Oleh karena itu setiap pimpinan dan pengelola
amal usaha Muhammadiyah diberbagaqi bidang dan tingkatan
berkewajiban menjadikan amal usaha sebagai amanat umat yang
harus ditunaikan dan dipertanggung jawabkan dengan baik.
25. 3. Pimpinan amal usaha diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan persyarikatan dalam kurun waktu tertentu.
Oleh karena itu setiap pimpinan amal usaha harus
tunduk pada persyarikatan dan tidak menjadikan
persyarikatan terkesan menjadi milik pribadi atau
keluarga
4. Pimpinan amal usaha adalah adalah anggota
Muhammadiyah yang memiliki keahlian tertentu sesuai
dibidang amal usaha tersebut . Karena itu status
keanggotaan dan komitmen bermuhammadiyah menjadi
sangat penting agar setiap pimpinan amal usaha
memahami secara tepat tentang fungsi amal usaha
tersebut bukan semata-mata mencari nafkah dalam
Muhammadiyah
KEHIDUPAN DALAM MENGELOLA AMAL
USAHA LANJUTAN.........
26. 5.Pimpinan amal usaha harus dapat memahami peran dan
tugas dirinya dalam mengemban amanah persyarikatan
6. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa
berusaha meningkatkan dan mengembangkan amal
usaha yang menjadi tanggungjawabnya dengan penuh
kesungguhan.
7. Sebagai amal usaha yang bisa mendatangkan
keuntungan , maka pimpinan amal usaha
Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam
ukuran kewajaran ( sesuai ketentuan yang berlaku) yang
disertai dengan sikap amanah dan tanggungjawab atas
kewajibannya Oleh karena itu pimpinan pesyarikatan
membuat tata aturan tentang penggajian dg dasar
kemampuan dan keadilan.
KEHIDUPAN DALAM MENGELOLA AMAL
USAHA LANJUTAN .......
27. 8. Pimpinan amal usaha berkewajiban melaporkan
pengelolaan amal usaha yang menjadi
tanggungjawabnya khususnya dalam hal
keuangan dan kekayaan kepada pimpinan
persyarikatan secara bertanggungjawab dan
bersedia untuk diaudit serta mendapatkan
pengawasan sesuai dengan peraturan
9. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus
bisa menciptakan suasana kehidupanIslami
dalam amal usaha yang menjadi
tanggungjawabnya dan menjadikan amal usaha
seagai alat dakwah .
KEHIDUPAN DALAM MENGELOLA AMAL
USAHA LANJUTAN .......
28. 10. Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga
(anggota) Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai
dengan keahlian atau kemampuannya. Sebagai warga
Muhammadiyah diharapkan memiliki kesetiaan dan
komitmen untuk mengembangkan amal usaha sebagai
bagian dari usaha untuk mencapai tujuan
Muhammadiyah. Sebagai karyawan berhak untuk
memperoleh kesejahteraan yang layak tanpa harus
terjebak oleh perasaan tidak puas, kehilangan rasa
syukur, melalaikan kewajiban dan bersikap berlebihan
11. Seluruh pimpinan dan karyawan amal usaha
Muhammadiyah berkewajiban untuk menunjukkan
keteladanan diri, melayani sesama, dan memiliki
kepedulian sosial yang tinggi.
KEHIDUPAN DALAM MENGELOLA AMAL
USAHA LANJUTAN .......
29. 12. Seluruh pimpinan dan karyawan amal usaha
Muhammadiyah hendaknya memperbanyak
silaturahim dan membangun hubungan sosial yang
harmonis tanpa mengurangi ketegasan dan
kedisiplinan serta tegaknya sistem dalam
penyelenggaraan amal usaha.
13. Seluruh pimpinan dan karyawan amal usaha
Muhammadiyah hendaknya selain melakukan aktivitas
pekerjaan rutin juga dibiasakan melakukan kegiatan-
kegiatan yang memperteguh dan maningkatkan
taqorub kepada Allah SWT dan memperkaya ruhani
serta kemuliaan akhlak dan selalu memperdalam
mempelajari Qur’an dan Sunnah
KEHIDUPAN DALAM MENGELOLA AMAL
USAHA LANJUTAN .......
30. 1. Kehidupan berbisnis baik barang
maupun jasa harus merupakan kegiatan
bisnis yang halal dalam pandangan
syariat atas dasar sukarela
2. Dalam melakukan kegiatan bisnis agar
ditempuh melalui cara-cara yang halal
sesuai dengan prinsip muamalah dalam
Islam.
KEHIDUPAN BERBISNIS WARGAKEHIDUPAN BERBISNIS WARGA
MUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAH
31. 3. Prinsip sukarela dan keadilan merupakan prinsip penting yang harus
dipegang, baik dalam lingkungan intern maupun ektern. Sukarela
dan adil mengandung arti tidak ada paksaan, tidak ada pemerasan,
tidak ada penipuan dan pemalsuan dan harus dilandasi dengan
kejujuran
4. Hasil dari aktivitas bisnis akan menjadi harta kekayaan (maal). Harta
tersebut meskipun dicari dengan jerih payah dan usha sendiri tapi
tidak boleh dipergunakan semau-maumya sendiri, harta tersebut
harus juga berfungsi sosial yang berarti harta tersebut selain
bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga juga bermanfaat bagi
masyarakat. Kaqrena itu terdapat kewajiban zakat, shodaqoh, infak
dan wakaf sesuai dengan tuntunan Islam.
KEHIDUPAN BERBISNIS WARGAKEHIDUPAN BERBISNIS WARGA
MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....
32. 5. Ada berbagai jalan pemilikan harta, yaitu melalui 1. usaha yaitu
aktivitas bisnis-ekonomi 2. waris, yaitu peninggalan dari seseorang
yang sudah meninggal dunia, 3 wasiat, yaitu pemindahan hak milik
kepada orang yang diberi wasiat setelah seseorang meninggal
dengan syarat bukan ahli waris yang berhak menerima warisan, dan
tidak melebihi sepertiga dari harta yang akan diwariskan 4. hibah,
yaitu pemberian sukarela dari/kepada seseorang. Dari semuanya
itu, harta yang diperoleh dari bekerja /dngan jalan usaha adalah
harta yang paling terpuji.
6. Jika harta tersebut diperoleh dari hutang dan piutang, maka ada
kewajiban kita untuk segera melunasi hutang tersebut sesuai
dengan perjanjian (dianjurkan perjanjian tersebut tertulis dan pakai
saksi). Dalam hal hutang ini harus hati-hati sesuai dngan
kemampuan untuk mengembalikan dan sesuai dengaqn kebutuhan
yang wajar. Bagi peminjam yang sudah mampu untuk
mengembalikan tak boleh menunda-nunda, sementara bagi
peminjam yang belum mampu hendaknya diberi kesempatan.
KEHIDUPAN BERBISNIS WARGAKEHIDUPAN BERBISNIS WARGA
MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....
33. 7. Dalam kehidupan bisnis sering terjadi persaingan.
Berlomba-lomba dalam kebaikan sangat dianjurkan oleh
agama. Perwujudan persaingan/berlomba
dalamkebaikan dapat berupa mutu barang atau jasa
yang lebih baik, pelayanan pada pelaqnggan yang lebih
ramah dan mudah. Pelayanan purna jual yang lebih
terjamin, kejujuran tentang timbangan dan ukuran dll.
8. Kesuksesan dalam berbisnis tidak boleh mendorong
orang menjadi sombong dan ingkar akan nikmat Allah,
sedangkan kegagalan tak boleh membuat diri putus asa.
Disinilah diperlukan bantu-membantu dan tolong
menolong dalam benmtuk apapun diantara pengusaha
bisnis.
KEHIDUPAN BERBISNIS WARGAKEHIDUPAN BERBISNIS WARGA
MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....
34. 9. Dari hasil bisnis-ekonomi tidak boleh lagi dihambur-
hamburkan dengan cara yang mubazir dan pemborosan.
Pemborosan adalah sikap yang tidak terpuji dan
merupakan pekerjaan setan
10. Kinerja bisnis saat ini sedapat mungkin selalu lebih baik
dari masa yang lalu dan kinerja bisnis pada masa
mendatang harus diusahakan lebih baik dari sekarang.
Islam mengajarkan bahwa hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin dan besok harus lebih baik dari hari ini. Ini
berarti evaluasi dan perencanaan merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam dunia bisnis
KEHIDUPAN BERBISNIS WARGAKEHIDUPAN BERBISNIS WARGA
MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....
35. 11. Seandainyapengelolaan bisnis harus diserahkan
kepada orang lain, maka harus diserahkan kepada
orang yang mau dan mampu. Kemauan dan
kemampuan sangat pen ting karena jika sesuatu
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka
tunggulaqh kehancurannya.
12. Semakin besar usaha bisnis yang dijalankan biasanya
akan semakin banyak melibatkan orang atau lembaga
lainnya . Islam menganjurkan agar harta itu tidak hanya
berputar-putar pada orang atau kelompok yang mampu
saja, Semakin banyak aktivitas bisnis memberikan
manfaat pada masyarakat akan semakin baik bisnis
tersebut menurut pandangan Islam.
KEHIDUPAN BERBISNIS WARGAKEHIDUPAN BERBISNIS WARGA
MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....
36. 1. Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dijalankan setiap
orang sesuai dengan kehliannyayang menuntut kesetiaan
(komitmen), kecakapan (skill), dan tanggungjawab yang sepadan
sehingga bukan semata-mata mencari nafkah yang berupa materi
belaka.
2. Setiap anggota Muhammadiyah dalam memilih dan menjalani
profesinya hendaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kehalalan dan kebaikan, amanah dan kemanfaatan, dan
kemaslahatan yang membawa keselamatan hidup diduania dan
akhirat
3. Setiap anggota Muhammadiyan dalam menjalankan profesi dan
jabatan hendaknya menjauhkan diri dari praktek korupsi, kolusi,
nepotisme, kebohongan dan hal-hal yuang bathil lainnya yang
menyebabkan kemudhorotan dan hancurnya nilai-nilai kejujuran,
kebenaran dan kebaikan umum
KEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKANKEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN
PROFESI WARGA MUHAMMADIYAHPROFESI WARGA MUHAMMADIYAH
37. 4. Setiap anggota Muhammadiyah dimanapun dan
apapun profesinya hendaknya pandai bersyukur
kepada Allah dikala menerima nikmat, serta
bersabar dan bertawakal manakala memperoleh
musibah sehingga memperoleh pahala dan
terhindar dari siksa.
5. Menjalankan profesi bagi setiap warga
Muhammadiyah hendaknya dilaqkukan dengan
penuh hati dan kejujuran sebagai wujud ibadah
dan kekalifahan dimuka bumi.
KEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN PROFESIKEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN PROFESI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....
38. 6. Dalam menjalani profesi hendaknya
mengembangkan prinsip bekerjasama dalam
kebaikan dan ketakwaan serta tidak
bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.
7. Setiap anggota Muhammadiyah hendaknya
menunaikan kewajiban zakat maupun
mengamalkan shodaqoh, infak, wakaf dan amal
jariyah lainnya dari penghasilan yang
diperolehnya serta tidak melakukan helah
( menghindari dari hukum) dalam menginfakan
sebagian rezeki yang diperolehnya.
KEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN PROFESIKEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN PROFESI
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN ....
39. 1. Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh
apatis dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran sebagai
wujud bermu’amalah sebagaimana dalam kehidupan lain dengan
prinsip-prinsip etika/akhlak Islam dengan sebaik-baiknya dengan
tujuan membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Beberapa prinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur-
jujurnya dan sesungguh-sungguhnya, yaitu menunaikan amanah
dan tidak boleh mengkhianati amanat, menegqakkan keadilan,
hukum, kebenarandan ketaatan kepada pemimpin sejauh pemimpin
menjalankan perintah Allah dan Rasul, menunaikan amar ma’ruf
nahi munkar, dan mengajak orang untuk beriman kepada Allah,
mempedomani Al Qur’an dan Sunah mementingkan persatuan dan
persaudaraan umat manusia, menghormati kebebasan orang lain,
tidak berkhianat dan melakukan kedzoliman tidak mengambil hak
orang lain dan berlomba-lomba dalam kebaikan, serta memntingkan
ukhuwah Islamiyah dan prinsip-prinsip lainnya yang ihsan, maslahat
dan islah
KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARAKEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA
WARGA MUHAMMADIYAHWARGA MUHAMMADIYAH
40. 3. Berpolitik demi kepentingan umat dan bangsa
sebagai wujud ibadah kepada Allah dan islah
serta ihsan kepada sesama, dan jangan
mengorbankan kepentingan yang lebih luas dan
utama demi kepentingan diri sendiri dan
kelopok yang sempit
4. Para politisi Muhammadiyah berkewajiban
menunjukkan keteladanan diri yang jujur, benar
dan adil serta menjauhkan diri dari prilaku politik
yang kotor membawa fitnah, fasat(kerusakan)
dan hanya mementingkan diri sendiri.
KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARAKEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN....WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN....
41. 5. Berpolitik dengan kesalehan, sikap positif, dan
memiliki cita-cita bagi terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya dengan fungsi
amar makruf nahi munkar yang tersistem dalam
satu kesatuan imamah yang kokoh.
6. Menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar
politisi dan kekuatan politik yang digerakkan
oleh para politisi Muhammadiyah secara cerdas
dan dewasa.
KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARAKEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA
WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN....WARGA MUHAMMADIYAH LANJUTAN....