SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
Baixar para ler offline
19


                                        BAB II

                               TINJAUAN PUSTAKA



A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

   1. Definisi Inisiasi Menyusui Dini

       Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi

mulai menyusui sendiri segara setelah lahir (Ambarwati, 2009,hal: 36).

       Inisiasi menyusu dini (early inisiation) atau permulaan menyusu dini adalah

kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (http://breastcrawl. inisiasi

menyusui dini diperoleh 7oktober2009).

       Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya

sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan

kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di

dada ibu, sampai dia menyusu sendiri (http://idris,inisiasi menyusu dini,2008).

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi

a. Menurunkan kejadian hipotermi, hipoglikemi dan asfiksia

   1) Menurunkan kejadian hipotermi

       Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan tubuh orang dewasa.

       Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, kecepatan kehilangan panas

       pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa. Pada ruang bersalin

       dengan suhu 20-250 C,      suhu kulit bayi akan turun 0,30Celsius, suhu tubuh

       bagian dalam turun 0,10 C menit. Selama periode dini setelah bayi lahir,




                                          6
                                                              Universitas Sumatera Utara
20


       biasanya berakibat kehilangan panas komulatif 2-30Celsius. Kehilangan panas

       ini terjadi melalui konveksi, konduksi, radiasi, evavorasi (Nelson, 2000).

       Menurut penelitian Bergman, kulit ibu berfungsi sebagai inkubator, karena kulit

ibu merupakan thermoregulator bagi bayi. Suhu kulit 10celsius lebih tinggi dari ibu

yang tidak bersalin. Apabila pada saat lahir bayi mengalami hiportermi, dengan terjadi

skin to skin contact secara otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 20C. Sebaliknya

apabila bayi mengalami hipertermi, suhu kulit ibu akan turun 10C (Roesli, 2008 hal:28).

       Bayi baru lahir sebaiknya tidak dibersihkan, cukup hanya dengan dikeringkan

saja, karena akan menghilangkan vernik caseosa. Yaitu lapisan lemak hasil produksi

kelenjar serebrum berfungsi sebagai pelindung. Lapisan ini akan terlepas dengan

sendirinya. Membersihkan tubuh bayi dengan menggunakan sabun yang mengandung

heksaklorofen akan mengakibatkan adanya vaskuolisasi di susunan saraf pusat bayi yang

ditandai dengan adanya kejang pada bayi (Markum, 1991).

   2) Menurunkan kejadian asfiksia

       Dengan inisiasi menyusu dini, ibu dan bayi menjadi lebih tenang. Hal ini akan

       membantu pernapasan dan bunyi jantung lebih stabil.

   3) Menurunkan kejadian hipogklemia

       Inisiasi menyusu dini membuat bayi menjadi tenang dan frekuwensi menangis

       kurang sehingga mengurangi pemakaian energi (WBW, 2007). Penelitian

       membukt ikan bahwa bayi yang melakukan IMD memiliki tingkat gula darah

       yang lebih baik dari pada bayi yang baru lahir yang dipisahkan dari ibunya

       (http://www. mediasehat.com,2008).




                                                              Universitas Sumatera Utara
21


 b. Meningkatkan kekebalan tubuh bayi

   Bayi akan mendapatkan kolostrum (liquid gold) untuk minuman pertama yang

   merupakan hadiah kehidupan yang mana kolostrum mengandung banyak zat

   kekebalan aktif, antibody, dan banyak protein protective, kolostrum juga

   mengandung faktor pertumbuhan akan membuat lapisan yang melindungi usus

   bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan usus bayi dan

   mengefektifkan fungsi selain itu kolostrum kaya dengan vitamin A yang akan

   membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah infeksi. Kolostrum akan

   merangsang pergerakan usus sehingga meconium akan segera dibersihkan dari

   usus. Melalui jilatan bayi pada saat mulai menyusu, bayi akan tercemar terlebih

   dahulu oleh bakteri ibu yang tidak berbahaya.

c. Meningkatkkan pengeluaran hormon oksitosin

   Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada putting susu ibu akan

   merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang          penting. Oksitosin akan

   menyebabkkan uterus berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta

   dan mengurangi terjadi pendarahan post partum. Disamping itu oksitosin akan

   merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks,

   meningkatkan ambang rasa nyeri, dan mencintai bayinya selain itu oksitosin juga

   dapat merangsang pengaliran ASI dari payudara

d. Memfasilitasi bonding attachment

   bonding atau ikatan batin menujukkan perjalinan hubungan orang tua dan bayi

   saat awal kelahiran, sifat dan tingkah laku jalinan saling berhubungan yang

   tercipta antara ibu dan bayi sering berupa sentuhan halus ibu dengan ujung




                                                       Universitas Sumatera Utara
22


       jarinya pada anggota gerak dan wajah bayi serta membelai dengan penuh kasih

       sayang. bayi baru lahir matanya terbuka lebih lama dari pada hari-hari

       selanjutnya janin dalam kandungan akan merasakan suasana yang aman,

       nyaman, merasa dilindungi, merasa dicintai dan disayangi. Kemudian ibu dan

       bapak akan merasa bahagia bertemu dengan bayi untuk pertama kalinya dimana

       mereka akan bersatu dalam satu rasa yaitu cinta sehingga dapat meningkatkan

       keberhasilan ASI eksklusif (http://inanoorinayanti.bloogspot.inisiasi menyusu

       dini.com, 2009).

3. Manfaaat Inisiasi Menyusui Dini bagi Ibu

       Adapun manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah:

mencegah perdarahan pascapersalian dan mempercepat kembalinya rahim kebentuk

semula, mencegah anemia defisiensi zat besi, mempercepat ibu kembali ke berat badan

sebelum hamil, menunda kesuburan, Menimbulkan perasaan dibutuhkan, mengurangi

kemungkinan kanker payudara dan ovarium (saleha, 2009 hal:32).



4. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat

        Adapun kegagalan dari insiasi menyusu dini , jika dilakukan seperti:

Begitu lahir, bayi di letakkan di perut ibu yang sudah di alasi kain kering, kemudian

bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat, Karena

takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi, kemudian dalam

keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak dengan kulit ibu )

bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai

tenaga kesehatan selesai menjahit perineum. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada




                                                            Universitas Sumatera Utara
23


ibu dengan cara memasukkan putting susu ibu ke mulut bayi, setelah itu, bayi dibawa ke

kamar transisi atau ke kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur,

dicap, diazankan, disuntik vitamin K, kadang diberi tetes mata (roesli, 2009 hal:36).

5. Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan

       Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering

dikeringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya,

tali pusat dipotong lalu diikat. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi

sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi. Tanpa dibedung,

bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit

ibu ibu dan bayi diselimuti bersama sama jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi

pengeluaran panas dari kepalanya. Menurut penelitian, jika bayi kedinginan, suhu kulit

ibu otomatis akan naik dua derajat untuk mendinginkan batinya. (Roesli, 2008 hal:37)

6. Tatalaksana IMD (inisiasi menyusu dini)

  a. Tatalakasana inisiasi munyusu dini secara umum

        Adapun tatalaksana inisiasi menyusui dini yang tepat adalah

1. Dalam 30 menit pertama : stadium istirahat /diam dalam keadaan siaga (rest/quit alert

  stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.

  Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyusuaian peralihan dari keadaan dalam

  kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi

  dalam suasana aman.

2. Antara 30-40 menit: mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti ingin minum,

  mencium, menjilat tangan. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk

  menemukan payudara dan putting susu ibu.




                                                              Universitas Sumatera Utara
24


3. Mengeluarkan air liur: saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi

  mengeluarkan air liurnya.

4. Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola sebagai sasaran, dengan kaki menekan

  perut ibu, ia menjilat jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu,

  menoleh ke kanan ke kiri, serta menyentuh dan meremas daerah putting susu dan

  sekitarnya dengan tangannya yang mungil.

5. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan

  baik (Saleha, 2009 hal:28).

7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

       Adapun penghambat inisiasi menyusu dini adalah:

  1. Bayi kedinginan tidak benar

     bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu.

     Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di

     dada ibu.

  2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya tidak benar

     seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.

     Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini

     membantu menenangkan ibu.

  3. Tenaga kesehatan kurang tersedia tidak masalah

     Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi

     dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat

     untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.

  4. Kamar bersalin atau kamar oprasi sibuk- tidak masalah




                                                             Universitas Sumatera Utara
25


   Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar

   perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai

   payudara dan menyusu dini.



5. Ibu harus dijahit -tidak masalah

   kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit

   adalah bagian bawah tubuh ibu.

6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea)

   harus segera diberikan setelah lahir - tidak benar

   Menurut American college of obstetrics and gynecology dan academy

   breastfeeding medicin (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidakya

   selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.

7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan di ukur -tidak benar

   menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi.

   Selain itu, kesempatan verniks meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi

   lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan

   pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.

8. Bayi kurang siaga – tidak benar

   Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu,

   bayi tidur dalam waktu yang lama jika bayi mengantuk akibat obat yang di asup

   ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih

   untuk bonding




                                                         Universitas Sumatera Utara
26


  9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostun tidak memadai sehingga diperlukan

     cairan lain (cairan prelaktal)- tidak benar

     kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan

     dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.



  10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi – tidak benar

     Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagi

     imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum

     melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda (roesli, 2008

     hal:28).



B. Hipotermi

1. Definisi Hipotermi

       Hipotermi merupakan suatu keadaan dimana tubuh bayi mengalami penurunan

suhu tubuh dibawah 36ºC Celsius yang pada akhirnya menyebabkan trauma dingin pada

bayi baru lahir dan mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Hipotermi berkaitan erat

dengan proses metabolisme dan pertambahan pemakaian energi. Suhu normal bayi baru

lahir adalah 36ºC-36,4ºCelsius (suhu aksila), dan    36,5ºC-37ºCelsius (suhu rectal)

(maryunani, 2008. halaman 160).




                                                           Universitas Sumatera Utara
27




2. Macam-Macam Hipotermi

   1. Tanda-tanda Hipotermi sedang (stress dingin)

       Aktifitas berkurang, letargi, tangisan lemah, kulit berwarna tidak rata,

       kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin

   2. Tanda-tanda Hipotermi berat (cedera dingin)

       Sama dengan hipotermi sedang, bibir dan kuku kebiruan, Pernafasan lambat,

       bunyi jantung lambat, selanjutnya mungkin timbul hipogklemia dan asidosis

       metabolic



   3. Tanda-tanda stadium lanjut

       Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya

       pucat, kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki

       dan tangan (cholil, 2003).

3. Penyebab Hipotermi

       Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak

segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus, diletakkan pada ruangan yang

dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, terlalu cepat dipisahkan dari ibunya dan

tidak segera disusui ibunya (http://rioyonotan.blogsppot.com dikutip 7 November 2009).




                                                            Universitas Sumatera Utara
28


4. Mekanisme Terjadinya Kehilangan Panas

   1. Evaporasi

     Adalah jalan utama bayi kehilangan panas, kehilangan panas yang terjadi karena

     penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri

     karena setelah lahir, tubuh bayi tidak dikeringkan.

   2. Konduksi

     Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

     permukaan yang dingin, meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya

     lebih rendah dari tubuh bayi yang akan menyerap panas tubuh bayi melalui

     mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut,

   3. Konveksi

     Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat terpapar udara sekitar yang lebih

     dingin, bayi yang dilahirkan ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan

     cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi konveksi aliran

     udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendinginan udara.

   4. Radiasi

     Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-

     benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa

     kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi

     panas tubuh bayi (wiknjosastro, 2008 hal:96).

6. Pencegahan Hipotermi

   1. Keringkan bayi dengan seksama




                                                           Universitas Sumatera Utara
29


    Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan

   panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi.

   Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu.

   Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan

   taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.

2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat

   Segera setelah mengeringkan bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau

   kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudian selimuti bayi dengan selimut

   atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah di dekat tubuh bayi dapat

   menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimuti atau

   kain yang basah telah diganti dengan selimut atau kain yang baru

3. Selimuti bagian kepala bayi

   Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala

   bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi akan dengan cepat

   kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

5. Pelukan ibu pada tubuh bayinya dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah

   kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir.

   Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama

   kelahiran

6. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

   karena bayi baru lahir capat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum

   melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayinya dengan kain atau




                                                           Universitas Sumatera Utara
30


        selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi

        pada saat berpakaia /diselimuti dikurangi dengan berat pakaian / selimut. Bayi

        sebaiknya dimandikan enam jam setelah lahir. Memandikan bayi beberapa jam

        pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermi yang membahayakan

        kesehatan bayi baru lahir (Wiknojosastro, 2008 hal:97)



C. Bayi Baru Lahir

1. Definisi Bayi Baru Lahir

        Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan berat badan lebih dari 2500

gram dan bayi yang dilahirkan berada dalam kondisi optimal dengan umur kehamilan

aterm. .(http://thariz.bayi baru lahir dikutip tanggal 25 oktober 2009¶1).

        Bayi baru lahir normal adalah dalam persentase belakang kepala melalui vagina

tanpa memakai alat, pada usia genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat

badan    2500–4000          gram,   nilai   Apgar   >   7   dan     tanpa    cacat   bawaan

(http://www.foxitsoftware, definisi bayi baru lahir normal,diperoleh 4 november 2009).




2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

        Berat badan bayi 2500-4000gram, panjang badan 44-53 cm, lingkar kepala 33-35

cm, dada cendrung bulat, abdomen menonjol, refleks moro (+), refleks isap bagus, nilai

APGAR 7-10, gerakan aktif dan tangis kuat, kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung-

ujung jari, genitalia perempuan, labia mayora menutupi labia minora, pada bayi laki-

laki, testis sudah turun.




                                                                  Universitas Sumatera Utara
31


3. Penilaian Bayi Baru Lahir

       Segera setelah lahir, letakkan bayi dikain bersih dan kering yang disiapkan pada

perut ibu, kemudian segera pula melakukan penilaian awal pada bayi baru lahir yaitu:

- apakah bayi menagis kuat dan bernafas tanpa kesulitan

- apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas.

4. Fisiologi dan Kebutuhan Bayi Baru Lahir

       Dalam situasi yang ideal, kecepatan produksi panas oleh adanya konsumsi 02

rendah dan hal ini memungkinkan energi diarahkan pada pertumbuhan. Pada keadaan

ini, keseimbangan kehilangan panas ke produksi panas diatur oleh hipotalamus, yang

menyebabkan pembuluh darah perifer berkonstriksi untuk menghemat panas atau

berdilatasi untuk meningkatkan kehilangan panas. Jika bayi dapat mempertahankan

temperature kulit 36,2-36,5oC.

       Dalam berespon panas berlebihan (temperature kulit terekspos pada 37-37,5oC),

panas tidak cukup hilang melalui vasodilatasi dan keringat yang terjadi pada bayi aterm,

menyebabkan pendinginan karena evaporasi yang cepat, oleh karena itu, pada intinya

bahwa bayi harus terjaga kehangatannya segera setelah lahir.(Maryunani, 2008 hal: 34)




                                                             Universitas Sumatera Utara

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apnarfadin
 
Materi 1 proposal d4 oke (2)
Materi 1 proposal d4 oke (2)Materi 1 proposal d4 oke (2)
Materi 1 proposal d4 oke (2)zikri afdal
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)cahyatoshi
 
Perawatan payudara
Perawatan  payudaraPerawatan  payudara
Perawatan payudaraLini Amalia
 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaMJM Networks
 
Iniasi menyusu dini
Iniasi menyusu diniIniasi menyusu dini
Iniasi menyusu diniSidan Emozie
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psihkdt
 
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBLASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBLIra Aryanti
 

Mais procurados (17)

Konsep bayi baru lahir normal
Konsep bayi baru lahir normalKonsep bayi baru lahir normal
Konsep bayi baru lahir normal
 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apn
 
SAP Menyusui
SAP MenyusuiSAP Menyusui
SAP Menyusui
 
Materi 1 proposal d4 oke (2)
Materi 1 proposal d4 oke (2)Materi 1 proposal d4 oke (2)
Materi 1 proposal d4 oke (2)
 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusifSap asi ekslusif
Sap asi ekslusif
 
Pak2.
Pak2.Pak2.
Pak2.
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
Perawatan payudara
Perawatan  payudaraPerawatan  payudara
Perawatan payudara
 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delna
 
Laktasi
LaktasiLaktasi
Laktasi
 
Iniasi menyusu dini
Iniasi menyusu diniIniasi menyusu dini
Iniasi menyusu dini
 
Proses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,pptProses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,ppt
 
Makalah cara menyusui yang benar
Makalah cara menyusui yang benarMakalah cara menyusui yang benar
Makalah cara menyusui yang benar
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psi
 
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBLASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DAN NUTRISI PADA BBL
 

Destaque

Rancangan kerangka dasar
Rancangan kerangka dasarRancangan kerangka dasar
Rancangan kerangka dasarSuaidin -Dompu
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh) REISA Class
 
07. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 2411
07. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 241107. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 2411
07. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 2411Suaidin -Dompu
 
Presentacion examen tecno javier
Presentacion examen tecno javierPresentacion examen tecno javier
Presentacion examen tecno javierjavieranguitamata
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 

Destaque (6)

Rancangan kerangka dasar
Rancangan kerangka dasarRancangan kerangka dasar
Rancangan kerangka dasar
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh)
 
07. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 2411
07. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 241107. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 2411
07. juknis analisis kondisi satuan pendidikan 2411
 
Presentacion examen tecno javier
Presentacion examen tecno javierPresentacion examen tecno javier
Presentacion examen tecno javier
 
C ampos calculados ramiro
C ampos calculados ramiroC ampos calculados ramiro
C ampos calculados ramiro
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 

Semelhante a Menyusui bagi ibu dan anak

Inisiasi menyusu dini (imd)
Inisiasi menyusu dini (imd)Inisiasi menyusu dini (imd)
Inisiasi menyusu dini (imd)Novie Vie
 
kelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdfkelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdfFitrianaDM
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiazrago
 
Early initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.pptEarly initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.pptDESIWILDAYANI1
 
perawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirperawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirSiti S
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 
Konsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balitaKonsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balitaFeraHerwandar1
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).pptIsabellaRahmawati1
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.pptArdhienkLaode
 
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdfMateri palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdfposkopmibalikpapan
 
Pp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anbPp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anbFitriKhana
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIbintang anggun
 
Klp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptx
Klp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptxKlp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptx
Klp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptxsonia570905
 
Penkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanPenkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanSam Goufu
 

Semelhante a Menyusui bagi ibu dan anak (20)

Inisiasi menyusu dini (imd)
Inisiasi menyusu dini (imd)Inisiasi menyusu dini (imd)
Inisiasi menyusu dini (imd)
 
kelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdfkelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdf
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
 
Early initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.pptEarly initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.ppt
 
perawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirperawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahir
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 
Konsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balitaKonsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balita
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
 
Materi 2 ppt d4
Materi 2 ppt d4Materi 2 ppt d4
Materi 2 ppt d4
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
 
Sap breast care
Sap breast careSap breast care
Sap breast care
 
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdfMateri palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
 
Sap perawatan bbl
Sap perawatan bblSap perawatan bbl
Sap perawatan bbl
 
Pp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anbPp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anb
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
 
Klp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptx
Klp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptxKlp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptx
Klp1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA.pptx
 
Penkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanPenkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahan
 
Asi ekslusif
Asi ekslusifAsi ekslusif
Asi ekslusif
 

Mais de REISA Class

Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensiREISA Class
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafREISA Class
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksiREISA Class
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanREISA Class
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011REISA Class
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDREISA Class
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia diniREISA Class
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangREISA Class
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanREISA Class
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakREISA Class
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakREISA Class
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normalREISA Class
 
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anakPanduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anakREISA Class
 
Perkembangan dan pertumbuhan bayi
Perkembangan dan pertumbuhan bayiPerkembangan dan pertumbuhan bayi
Perkembangan dan pertumbuhan bayiREISA Class
 

Mais de REISA Class (20)

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
sindrom down
sindrom downsindrom down
sindrom down
 
Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensi
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syaraf
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksi
 
lipid
lipidlipid
lipid
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraan
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dini
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbang
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anak
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anak
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normal
 
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anakPanduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
 
Perkembangan dan pertumbuhan bayi
Perkembangan dan pertumbuhan bayiPerkembangan dan pertumbuhan bayi
Perkembangan dan pertumbuhan bayi
 

Último

Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)SABDA
 
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)ChibiMochi
 
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru PenggerakAKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggeraklaodesupriono1
 
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptxCONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptxRiskaHariyanti6
 
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7RISDIIMANDA1
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media PromptingSeminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media PromptingSABDA
 
1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdf
1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdf1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdf
1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdfNurmiyatiSunarto
 
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25g33262447
 
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docxLearning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docxherlina887172
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan PaskahSeminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan PaskahSABDA
 
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptxTEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptxlaluilhamsanjaya
 
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfTugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfhikmahputrawan12
 
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_slisesharePanduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshareBalqisM1
 
05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdf
05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdf05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdf
05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdfTuryadi3
 
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfJurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfhikmahputrawan12
 
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakMsteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakAliAlBayuri
 
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfPROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfShaliniPoobalan
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docxburhanuddin09
 
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptxAdiPerlente
 
Demonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdf
Demonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdfDemonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdf
Demonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdfLianHudq
 

Último (20)

Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
 
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
 
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru PenggerakAKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
 
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptxCONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptx
 
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media PromptingSeminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
 
1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdf
1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdf1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdf
1.Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) Kategori-2.pdf
 
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
 
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docxLearning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan PaskahSeminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah
 
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptxTEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
 
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfTugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
 
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_slisesharePanduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
 
05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdf
05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdf05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdf
05.-Dinamika-Atmosfer-Dasarian-II-Februari-2024.pdf
 
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfJurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
 
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakMsteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
 
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfPROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
 
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
 
Demonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdf
Demonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdfDemonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdf
Demonstrasi kontekstual modul 3.3 guru penggerak.pdf
 

Menyusui bagi ibu dan anak

  • 1. 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 1. Definisi Inisiasi Menyusui Dini Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segara setelah lahir (Ambarwati, 2009,hal: 36). Inisiasi menyusu dini (early inisiation) atau permulaan menyusu dini adalah kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (http://breastcrawl. inisiasi menyusui dini diperoleh 7oktober2009). Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri (http://idris,inisiasi menyusu dini,2008). 2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi a. Menurunkan kejadian hipotermi, hipoglikemi dan asfiksia 1) Menurunkan kejadian hipotermi Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan tubuh orang dewasa. Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, kecepatan kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa. Pada ruang bersalin dengan suhu 20-250 C, suhu kulit bayi akan turun 0,30Celsius, suhu tubuh bagian dalam turun 0,10 C menit. Selama periode dini setelah bayi lahir, 6 Universitas Sumatera Utara
  • 2. 20 biasanya berakibat kehilangan panas komulatif 2-30Celsius. Kehilangan panas ini terjadi melalui konveksi, konduksi, radiasi, evavorasi (Nelson, 2000). Menurut penelitian Bergman, kulit ibu berfungsi sebagai inkubator, karena kulit ibu merupakan thermoregulator bagi bayi. Suhu kulit 10celsius lebih tinggi dari ibu yang tidak bersalin. Apabila pada saat lahir bayi mengalami hiportermi, dengan terjadi skin to skin contact secara otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 20C. Sebaliknya apabila bayi mengalami hipertermi, suhu kulit ibu akan turun 10C (Roesli, 2008 hal:28). Bayi baru lahir sebaiknya tidak dibersihkan, cukup hanya dengan dikeringkan saja, karena akan menghilangkan vernik caseosa. Yaitu lapisan lemak hasil produksi kelenjar serebrum berfungsi sebagai pelindung. Lapisan ini akan terlepas dengan sendirinya. Membersihkan tubuh bayi dengan menggunakan sabun yang mengandung heksaklorofen akan mengakibatkan adanya vaskuolisasi di susunan saraf pusat bayi yang ditandai dengan adanya kejang pada bayi (Markum, 1991). 2) Menurunkan kejadian asfiksia Dengan inisiasi menyusu dini, ibu dan bayi menjadi lebih tenang. Hal ini akan membantu pernapasan dan bunyi jantung lebih stabil. 3) Menurunkan kejadian hipogklemia Inisiasi menyusu dini membuat bayi menjadi tenang dan frekuwensi menangis kurang sehingga mengurangi pemakaian energi (WBW, 2007). Penelitian membukt ikan bahwa bayi yang melakukan IMD memiliki tingkat gula darah yang lebih baik dari pada bayi yang baru lahir yang dipisahkan dari ibunya (http://www. mediasehat.com,2008). Universitas Sumatera Utara
  • 3. 21 b. Meningkatkan kekebalan tubuh bayi Bayi akan mendapatkan kolostrum (liquid gold) untuk minuman pertama yang merupakan hadiah kehidupan yang mana kolostrum mengandung banyak zat kekebalan aktif, antibody, dan banyak protein protective, kolostrum juga mengandung faktor pertumbuhan akan membuat lapisan yang melindungi usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan usus bayi dan mengefektifkan fungsi selain itu kolostrum kaya dengan vitamin A yang akan membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah infeksi. Kolostrum akan merangsang pergerakan usus sehingga meconium akan segera dibersihkan dari usus. Melalui jilatan bayi pada saat mulai menyusu, bayi akan tercemar terlebih dahulu oleh bakteri ibu yang tidak berbahaya. c. Meningkatkkan pengeluaran hormon oksitosin Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada putting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang penting. Oksitosin akan menyebabkkan uterus berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi terjadi pendarahan post partum. Disamping itu oksitosin akan merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri, dan mencintai bayinya selain itu oksitosin juga dapat merangsang pengaliran ASI dari payudara d. Memfasilitasi bonding attachment bonding atau ikatan batin menujukkan perjalinan hubungan orang tua dan bayi saat awal kelahiran, sifat dan tingkah laku jalinan saling berhubungan yang tercipta antara ibu dan bayi sering berupa sentuhan halus ibu dengan ujung Universitas Sumatera Utara
  • 4. 22 jarinya pada anggota gerak dan wajah bayi serta membelai dengan penuh kasih sayang. bayi baru lahir matanya terbuka lebih lama dari pada hari-hari selanjutnya janin dalam kandungan akan merasakan suasana yang aman, nyaman, merasa dilindungi, merasa dicintai dan disayangi. Kemudian ibu dan bapak akan merasa bahagia bertemu dengan bayi untuk pertama kalinya dimana mereka akan bersatu dalam satu rasa yaitu cinta sehingga dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif (http://inanoorinayanti.bloogspot.inisiasi menyusu dini.com, 2009). 3. Manfaaat Inisiasi Menyusui Dini bagi Ibu Adapun manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah: mencegah perdarahan pascapersalian dan mempercepat kembalinya rahim kebentuk semula, mencegah anemia defisiensi zat besi, mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil, menunda kesuburan, Menimbulkan perasaan dibutuhkan, mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium (saleha, 2009 hal:32). 4. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat Adapun kegagalan dari insiasi menyusu dini , jika dilakukan seperti: Begitu lahir, bayi di letakkan di perut ibu yang sudah di alasi kain kering, kemudian bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat, Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi, kemudian dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak dengan kulit ibu ) bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada Universitas Sumatera Utara
  • 5. 23 ibu dengan cara memasukkan putting susu ibu ke mulut bayi, setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau ke kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan, disuntik vitamin K, kadang diberi tetes mata (roesli, 2009 hal:36). 5. Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering dikeringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya, tali pusat dipotong lalu diikat. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi. Tanpa dibedung, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu ibu dan bayi diselimuti bersama sama jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya. Menurut penelitian, jika bayi kedinginan, suhu kulit ibu otomatis akan naik dua derajat untuk mendinginkan batinya. (Roesli, 2008 hal:37) 6. Tatalaksana IMD (inisiasi menyusu dini) a. Tatalakasana inisiasi munyusu dini secara umum Adapun tatalaksana inisiasi menyusui dini yang tepat adalah 1. Dalam 30 menit pertama : stadium istirahat /diam dalam keadaan siaga (rest/quit alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyusuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. 2. Antara 30-40 menit: mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti ingin minum, mencium, menjilat tangan. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting susu ibu. Universitas Sumatera Utara
  • 6. 24 3. Mengeluarkan air liur: saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mengeluarkan air liurnya. 4. Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu, ia menjilat jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan ke kiri, serta menyentuh dan meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang mungil. 5. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik (Saleha, 2009 hal:28). 7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini Adapun penghambat inisiasi menyusu dini adalah: 1. Bayi kedinginan tidak benar bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. 2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya tidak benar seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. 3. Tenaga kesehatan kurang tersedia tidak masalah Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. 4. Kamar bersalin atau kamar oprasi sibuk- tidak masalah Universitas Sumatera Utara
  • 7. 25 Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. 5. Ibu harus dijahit -tidak masalah kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu. 6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir - tidak benar Menurut American college of obstetrics and gynecology dan academy breastfeeding medicin (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidakya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. 7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan di ukur -tidak benar menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan verniks meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai. 8. Bayi kurang siaga – tidak benar Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama jika bayi mengantuk akibat obat yang di asup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding Universitas Sumatera Utara
  • 8. 26 9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostun tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan prelaktal)- tidak benar kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. 10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi – tidak benar Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagi imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda (roesli, 2008 hal:28). B. Hipotermi 1. Definisi Hipotermi Hipotermi merupakan suatu keadaan dimana tubuh bayi mengalami penurunan suhu tubuh dibawah 36ºC Celsius yang pada akhirnya menyebabkan trauma dingin pada bayi baru lahir dan mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Hipotermi berkaitan erat dengan proses metabolisme dan pertambahan pemakaian energi. Suhu normal bayi baru lahir adalah 36ºC-36,4ºCelsius (suhu aksila), dan 36,5ºC-37ºCelsius (suhu rectal) (maryunani, 2008. halaman 160). Universitas Sumatera Utara
  • 9. 27 2. Macam-Macam Hipotermi 1. Tanda-tanda Hipotermi sedang (stress dingin) Aktifitas berkurang, letargi, tangisan lemah, kulit berwarna tidak rata, kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin 2. Tanda-tanda Hipotermi berat (cedera dingin) Sama dengan hipotermi sedang, bibir dan kuku kebiruan, Pernafasan lambat, bunyi jantung lambat, selanjutnya mungkin timbul hipogklemia dan asidosis metabolic 3. Tanda-tanda stadium lanjut Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (cholil, 2003). 3. Penyebab Hipotermi Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus, diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, terlalu cepat dipisahkan dari ibunya dan tidak segera disusui ibunya (http://rioyonotan.blogsppot.com dikutip 7 November 2009). Universitas Sumatera Utara
  • 10. 28 4. Mekanisme Terjadinya Kehilangan Panas 1. Evaporasi Adalah jalan utama bayi kehilangan panas, kehilangan panas yang terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak dikeringkan. 2. Konduksi Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi yang akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut, 3. Konveksi Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat terpapar udara sekitar yang lebih dingin, bayi yang dilahirkan ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendinginan udara. 4. Radiasi Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda- benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (wiknjosastro, 2008 hal:96). 6. Pencegahan Hipotermi 1. Keringkan bayi dengan seksama Universitas Sumatera Utara
  • 11. 29 Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya. 2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat Segera setelah mengeringkan bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudian selimuti bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah di dekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimuti atau kain yang basah telah diganti dengan selimut atau kain yang baru 3. Selimuti bagian kepala bayi Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. 4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya 5. Pelukan ibu pada tubuh bayinya dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran 6. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena bayi baru lahir capat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayinya dengan kain atau Universitas Sumatera Utara
  • 12. 30 selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaia /diselimuti dikurangi dengan berat pakaian / selimut. Bayi sebaiknya dimandikan enam jam setelah lahir. Memandikan bayi beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermi yang membahayakan kesehatan bayi baru lahir (Wiknojosastro, 2008 hal:97) C. Bayi Baru Lahir 1. Definisi Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan berat badan lebih dari 2500 gram dan bayi yang dilahirkan berada dalam kondisi optimal dengan umur kehamilan aterm. .(http://thariz.bayi baru lahir dikutip tanggal 25 oktober 2009¶1). Bayi baru lahir normal adalah dalam persentase belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500–4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (http://www.foxitsoftware, definisi bayi baru lahir normal,diperoleh 4 november 2009). 2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal Berat badan bayi 2500-4000gram, panjang badan 44-53 cm, lingkar kepala 33-35 cm, dada cendrung bulat, abdomen menonjol, refleks moro (+), refleks isap bagus, nilai APGAR 7-10, gerakan aktif dan tangis kuat, kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung- ujung jari, genitalia perempuan, labia mayora menutupi labia minora, pada bayi laki- laki, testis sudah turun. Universitas Sumatera Utara
  • 13. 31 3. Penilaian Bayi Baru Lahir Segera setelah lahir, letakkan bayi dikain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu, kemudian segera pula melakukan penilaian awal pada bayi baru lahir yaitu: - apakah bayi menagis kuat dan bernafas tanpa kesulitan - apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas. 4. Fisiologi dan Kebutuhan Bayi Baru Lahir Dalam situasi yang ideal, kecepatan produksi panas oleh adanya konsumsi 02 rendah dan hal ini memungkinkan energi diarahkan pada pertumbuhan. Pada keadaan ini, keseimbangan kehilangan panas ke produksi panas diatur oleh hipotalamus, yang menyebabkan pembuluh darah perifer berkonstriksi untuk menghemat panas atau berdilatasi untuk meningkatkan kehilangan panas. Jika bayi dapat mempertahankan temperature kulit 36,2-36,5oC. Dalam berespon panas berlebihan (temperature kulit terekspos pada 37-37,5oC), panas tidak cukup hilang melalui vasodilatasi dan keringat yang terjadi pada bayi aterm, menyebabkan pendinginan karena evaporasi yang cepat, oleh karena itu, pada intinya bahwa bayi harus terjaga kehangatannya segera setelah lahir.(Maryunani, 2008 hal: 34) Universitas Sumatera Utara