Anúncio
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

SQC KEL.7 FIX.pptx

  1. Statistic QUality Control (SQC) Dosen : Kardinah Indrianna Meutia, S.Pi., M.M
  2. NAMA Pradita Dewi M 201910325224 KELOMPOK Nabilla 201910325061 Rizky Ananda Sp 201910325105 Anisya Nur Fadilla 202010325004 Maula Danil Syah 202010325034
  3. Pengendalian kualitas adalah Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dan sistem teknik (Krumwiede Seu, 1996). Statistic Quality Control statistik pengendalian kualitas
  4. Salah satunya adalah Statistic Quality Control (SQC) yang merupakan teknik dalam menyelesaikan permasalahan yang dapat digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. SQC mempunyai cakupan yang lebih luas karena didalamnya terdapat SPC, pengendalian produk (acceptance sampling) dan analisis kemampuan proses (capability process). Statistic Quality Control statistik pengendalian kualitas
  5. Penggolongan Statistic Quality Control (SQC) Secara garis besar SQC digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Statistik Pengendalian Proses (statistical process control/SPC) atau yang sering disebut dengan control chart (bagan kendali). 2.Rencana penerimaan sampel produk atau yang sering dikenal sebagai acceptance sampling.
  6. Control Chart Statistical Process Control (SPC) adalah penerapan teknik statistik untuk mengukur dan menganalisa variasi yang terjadi selama proses berlangsung, biasanya pada proses produksi. SPC Variasi dapat diartikan sebagai ketidak seragaman pada beberapa produk atau jasa yang dihasilkan. Secara garis besar, variasi dibagi menjadi 2 golongan yaitu : Variasi yang bisa dihindari (controllable variation/assignable variation), contohnya adalah: Operator yang tidak cermat atau teliti dan Bahan baku kimia yang bersifat kurang homogen. Variasi yang tidak bisa dihindari (uncontrollable variation/random variation), contohnya: Kelembaban udara, Perubahan suhu ruangan, Getaran mesin dan Perubahan voltage listrik dari PLN. Kualitas produk atau pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas dalam proses persiapan dan pembuatannya. Oleh karena itu perusahaan harus memastikan agar semua proses dikelola dan dikendalikan secara efektif dan efisien.
  7. Control Chart SPC merupakan teknik yang digunakan melalui control charts (tools atau alat untuk menganalisis variasi dari proses produksi). Sedangkan plot data control charts terdiri dari garis-garis yang menunjukkan Under Control Limit (UCL), Center Line (CL), Lower Control Limit (LCL), serta mean sampel. SPC Secara umum, peta kendali dalam SPC selalu terdiri dari tiga garis horizontal yaitu: 1. Center line, merupakan garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot pada peta kendali SPC. 2.Upper control limit (UCL), merupakan garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas. 3. Lower control limit (LCL), merupakan garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali bawah. Garis-garis tersebut ditentukan melalui data historis.
  8. Control Chart Tujuan untuk menetapkan apakah setiap titik pada grafik normal atau tidak normal dan dapat mengetahui perubahan dalam proses dari mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik harus mengindikasikan dengan cepat dari proses mana data diambil. Cara Membuat Sebuah Control Chart terdiri dari garis pusat (Central Line), sepasang batas kendali masing-masing diletakkan di atas (Upper Control Limit) dan di bawah (Lower Control Limit) dan nilai karakteristik. Bila semua nilai digambarkan didalam batas kendali tanpa kecenderungan khusus, maka proses dipandang sebagai keadaan terkendali. Sedangkan bila mereka jatuh di luar batas kendali atau menunjukkan bentuk lain, maka proses ditetapkan berada di luar kendali.
  9. Chart Control C C umum C C 3 standard deviasi (3SD)/ 2 standard deviasi (2SD)
  10. Jenis - Jenis Control Chart yang paling sering dipakai dalam Produksi pada umumnya terdiri dari 7 Jenis Control Chart dan digolongkan menjadi 2 Kategori berdasarkan jenis data yang diukurnya. Berikut ini adalah Jenis- jenis Control Chart (Peta Kendali) : Variable Control Chart (Data Variabel) karakteristik kualitas dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan Attribute Control Chart (Data Atribut) karakteristik kualitas yang tidak dapat diukur dengan skala kuantitatif
  11. Data Variabel Jenis-jenis Control Chart ini diantaranya adalah: Xbar – R Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses berdasarkan Rata-rata (Xbar) dan Range (R). Xbar – s Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses berdasarkan Rata-rata (X-bar) dan Standar Deviasi (s). I-MR Chart, sering digunakan jika sampel yang diperiksa tersebut harus dimusnahkan (tidak dapat dipakai kedua kalinya) atau pada produk yang berharga tinggi.
  12. Data Atribut untuk Jenis-jenis Control Chart ini diantaranya adalah: np-C hart adalah Control Chart (Peta kendali) yang berfungsi mengukur jumlah defective (kegagalan/cacat) pada produksi. p-Chart adalah salah Jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi untuk mengukur proporsi defective (kegagalan/cacat) pada produksi. c-Chart adalah jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi untuk mengukur banyaknya jumlah defect atau ketidaksesuaian yang terdapat dalam unit yang diproduksi. u-Chart digunakan untuk mengukur banyaknya jumlah defect atau ketidaksesuaian dalam unit yang diproduksi.
  13. Penerapan SPC memberikan manfaat antara lain : Meningkatkan daya saing produksi dengan menekan atau mengurangi terjadinya variasi. Mengurangi biaya-biaya yang harusnya tidak perlu dikeluarkan, contoh : rework cost (perbaikan produk gagal), sorting cost (penyortiran produk gagal produksi), punishment cost (biaya untuk menangani klaim dari pelanggan / customer complaint). Meningkatakan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan Incoming Inspection. Meningkatkan produktivitas dengan menekan prosentase produk cacat, kesalahan produksi, proses rework produk gagal atau cacat. Kemampuan melakukan analisa berdasarkan variasi proses dalam bentuk grafik. Pengambilan kesimpulan berdasarkan data, bukan berdasarkan perkiraan belaka. Menentukan Improvement berdasarkan trend proses bukan hanya dari asumsi semata. Mengidentifikasi gejala penyimpangan proses sejak awal. Membuat preventive action dan corrective action sedini mungkin. Membantu memastikan bahwa proses beroperasi secara efisien Menghasilkan lebih banyak produk yang sesuai spesifikasi. Lebih sedikit pemborosan (rework atau scrap). Pembuatan keputusan secara real-time di produksi.
  14. Sampling penerimaan adalah suatu bidang pokok pengendalian kualitas statistik. Apabila pemeriksaan bertujuan untuk penerimaan atau penolakan suatu produk, Berdasarkan kesesuaiannya dengan standar, jenis prosedur pemeriksaan yang digunakan biasanya dinamakan sampling penerimaan. Persyaratan dalam pelaksanaan Sampling Penerimaan ini adalah : 1. Kriteria produk ditolak ( reject criteria ) harus tegas 2. Metoda inspeksi yang baik & standard 3. Rencana sampling ( Sampling Plan ) yang tepat Acceptance sampling digunakan karena alasan: Dengan pengujian dapat merusak produk. Biaya inspeksi yang tinggi. 100 % inspeksi memerlukan waktu yang lama, dll. Rencana penerimaan sampel produk acceptance sampling
  15. AcceptanceSampling Keuntungan 1.Lebih ekonomis (waktu dan biaya) dalam arti pemeriksaan yang dilakukan sedikit daripada 100% inspection. 2.Mengurangi jumlah kesalahan selama pemeriksaan dilakukan 3.Petugas pemeriksan yang diperlukan tidak banyak . 4.Peningkatan kemampuan petugas pemeriksa dari pemeriksaan piece-by-piece ke lot-by-lot. 5.Sangat cocok bagi pemeriksaan yang sifatnya merusak. 6.Penolakan terhadap lot tidak hanya berarti mengembalikan barang yang cacat, akan tetapi memberikan motivasi yang kuat untuk perbaikan.
  16. AcceptanceSampling Kelemahan 1. Ada risiko dalam penerimaan produk dari kualitas lot rendah dan penolakan dari kualitas lot baik 2. Memerlukan waktu dan usaha yang lama untuk kepentingan perencanaan dan dokumentasi, serta 3. Sampel biasanya memberikan lebih sedikit informasi dibandingkan pemeriksaan 100%
  17. Dua jenis pengujian dalam acceptance sampling: Pengujian sebelum pengiriman produk akhir ke konsumen. Pengujian dilakukan oleh produsen disebut the producer test the lot for outgoing. Pengujian setelah pengiriman produk akhir ke konsumen. Pengujian dilakukan oleh konsumen disebut the consumer test the lot for incoming quality.
  18. Ditinjau dari Proses Pengambil Keputusan : Sampling Tunggal (Single Acceptance Sampling) Sampling Ganda (Double Acceptance Sampling) Sampling Jamak (Multiple Acceptance Sampling) Sampling Penerimaan Jenis - Jenis
  19. Ditinjau dari Tingkat Pemeriksaan : Pemeriksaan Longgar Pemeriksaan Normal Pemeriksaan Ketat Sampling Penerimaan Jenis - Jenis
  20. Ditinjau dari Proses Produksi : Lot by lot Acceptance Sampling Continuous Acceptance Sampling Sampling Penerimaan Jenis - Jenis
  21. Sampling Penerimaan Jenis - Jenis Ditinjau dari Karakteristik Kualitas : Variabel Acceptance Sampling mengklasififikasikan produk terkait produk baik dan produk cacat. Attribute Acceptance Sampling karakteris kualitas ditunjukkan dalam setiap sampel yang dilakukan penghitungan rata-rata sampel dan deviasi standar sampel.
  22. Seven Tools Seven tools dari pengendalian proses statistik ini adalah metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah. Untuk mengambil keputusan dalam Statistical Quality Control dapat menggunakan alat yang dikenal dengan seven tools, yang terdiri dari : 1.Process flow diagram (diagram proses) 2.Cause and effect (fishbone) diagram (diagram sebab akibat) 3.Control chart (grafik pengendali) 4.Check sheet (lembar pengamatan) 5.Pareto diagram 6.Scatter plot 7. Histogram
Anúncio