Pengendalian kualitas adalah Pengawasan mutu merupakan usaha
untuk mempertahankan mutu kualitas dari barang yang dihasilkan, agar
sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan
kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi TQM
(Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang
saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dan sistem teknik
(Krumwiede Seu, 1996).
Statistic Quality Control
statistik pengendalian kualitas
Salah satunya adalah Statistic Quality Control (SQC) yang merupakan
teknik dalam menyelesaikan permasalahan yang dapat digunakan untuk
memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki
produk dan proses menggunakan metode-metode statistik.
SQC mempunyai cakupan yang lebih luas karena didalamnya terdapat
SPC, pengendalian produk (acceptance sampling) dan analisis
kemampuan proses (capability process).
Statistic Quality Control
statistik pengendalian kualitas
Penggolongan Statistic
Quality Control (SQC)
Secara garis besar SQC digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Statistik Pengendalian Proses (statistical process control/SPC)
atau yang sering disebut dengan control chart (bagan kendali).
2.Rencana penerimaan sampel produk atau yang sering dikenal
sebagai acceptance sampling.
Control Chart
Statistical Process Control (SPC) adalah penerapan teknik
statistik untuk mengukur dan menganalisa variasi yang
terjadi selama proses berlangsung, biasanya pada proses
produksi.
SPC
Variasi dapat diartikan sebagai ketidak seragaman pada beberapa produk atau jasa yang
dihasilkan. Secara garis besar, variasi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
Variasi yang bisa dihindari (controllable variation/assignable variation), contohnya adalah:
Operator yang tidak cermat atau teliti dan Bahan baku kimia yang bersifat kurang
homogen.
Variasi yang tidak bisa dihindari (uncontrollable variation/random variation), contohnya:
Kelembaban udara, Perubahan suhu ruangan, Getaran mesin dan Perubahan voltage
listrik dari PLN.
Kualitas produk atau pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas dalam proses persiapan dan
pembuatannya. Oleh karena itu perusahaan harus memastikan agar semua proses dikelola
dan dikendalikan secara efektif dan efisien.
Control Chart
SPC merupakan teknik yang digunakan melalui control
charts (tools atau alat untuk menganalisis variasi dari
proses produksi). Sedangkan plot data control charts
terdiri dari garis-garis yang menunjukkan Under Control
Limit (UCL), Center Line (CL), Lower Control Limit
(LCL), serta mean sampel.
SPC
Secara umum, peta kendali dalam SPC selalu terdiri dari tiga garis horizontal yaitu:
1. Center line, merupakan garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai
rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot pada peta kendali SPC.
2.Upper control limit (UCL), merupakan garis di atas garis pusat yang menunjukkan
batas kendali atas.
3. Lower control limit (LCL), merupakan garis di bawah garis pusat yang
menunjukkan batas kendali bawah.
Garis-garis tersebut ditentukan melalui data historis.
Control Chart
Tujuan
untuk menetapkan apakah setiap titik pada grafik normal atau tidak normal dan dapat
mengetahui perubahan dalam proses dari mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik
pada grafik harus mengindikasikan dengan cepat dari proses mana data diambil.
Cara Membuat
Sebuah Control Chart terdiri dari garis pusat (Central Line), sepasang batas kendali
masing-masing diletakkan di atas (Upper Control Limit) dan di bawah (Lower Control
Limit) dan nilai karakteristik. Bila semua nilai digambarkan didalam batas kendali
tanpa kecenderungan khusus, maka proses dipandang sebagai keadaan terkendali.
Sedangkan bila mereka jatuh di luar batas kendali atau menunjukkan bentuk lain,
maka proses ditetapkan berada di luar kendali.
Jenis - Jenis
Control Chart
yang paling sering dipakai dalam Produksi pada umumnya terdiri
dari 7 Jenis Control Chart dan digolongkan menjadi 2 Kategori
berdasarkan jenis data yang diukurnya. Berikut ini adalah Jenis-
jenis Control Chart (Peta Kendali) :
Variable Control Chart
(Data Variabel)
karakteristik kualitas dapat diukur
dan dinyatakan dalam bilangan
Attribute Control Chart
(Data Atribut)
karakteristik kualitas yang tidak dapat
diukur dengan skala kuantitatif
Data Variabel
Jenis-jenis Control Chart ini diantaranya adalah:
Xbar – R Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses
berdasarkan Rata-rata (Xbar) dan Range (R).
Xbar – s Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses
berdasarkan Rata-rata (X-bar) dan Standar Deviasi (s).
I-MR Chart, sering digunakan jika sampel yang diperiksa tersebut
harus dimusnahkan (tidak dapat dipakai kedua kalinya) atau pada
produk yang berharga tinggi.
Data Atribut
untuk
Jenis-jenis Control Chart ini diantaranya adalah:
np-C hart adalah Control Chart (Peta kendali) yang berfungsi
mengukur jumlah defective (kegagalan/cacat) pada produksi.
p-Chart adalah salah Jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi
untuk mengukur proporsi defective (kegagalan/cacat) pada produksi.
c-Chart adalah jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi untuk
mengukur banyaknya jumlah defect atau ketidaksesuaian yang terdapat
dalam unit yang diproduksi.
u-Chart digunakan untuk mengukur banyaknya jumlah defect atau
ketidaksesuaian dalam unit yang diproduksi.
Penerapan SPC
memberikan manfaat antara lain :
Meningkatkan daya saing produksi dengan menekan atau mengurangi terjadinya variasi.
Mengurangi biaya-biaya yang harusnya tidak perlu dikeluarkan, contoh : rework cost
(perbaikan produk gagal), sorting cost (penyortiran produk gagal produksi), punishment
cost (biaya untuk menangani klaim dari pelanggan / customer complaint).
Meningkatakan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan Incoming
Inspection.
Meningkatkan produktivitas dengan menekan prosentase produk cacat, kesalahan
produksi, proses rework produk gagal atau cacat.
Kemampuan melakukan analisa berdasarkan variasi proses dalam bentuk grafik.
Pengambilan kesimpulan berdasarkan data, bukan berdasarkan perkiraan belaka.
Menentukan Improvement berdasarkan trend proses bukan hanya dari asumsi semata.
Mengidentifikasi gejala penyimpangan proses sejak awal.
Membuat preventive action dan corrective action sedini mungkin.
Membantu memastikan bahwa proses beroperasi secara efisien
Menghasilkan lebih banyak produk yang sesuai spesifikasi.
Lebih sedikit pemborosan (rework atau scrap).
Pembuatan keputusan secara real-time di produksi.
Sampling penerimaan adalah suatu bidang pokok pengendalian kualitas
statistik. Apabila pemeriksaan bertujuan untuk penerimaan atau penolakan
suatu produk, Berdasarkan kesesuaiannya dengan standar, jenis prosedur
pemeriksaan yang digunakan biasanya dinamakan sampling penerimaan.
Persyaratan dalam pelaksanaan Sampling Penerimaan ini adalah :
1. Kriteria produk ditolak ( reject criteria ) harus tegas
2. Metoda inspeksi yang baik & standard
3. Rencana sampling ( Sampling Plan ) yang tepat
Acceptance sampling digunakan karena alasan:
Dengan pengujian dapat merusak produk.
Biaya inspeksi yang tinggi.
100 % inspeksi memerlukan waktu yang lama, dll.
Rencana penerimaan sampel produk
acceptance sampling
AcceptanceSampling
Keuntungan
1.Lebih ekonomis (waktu dan biaya) dalam arti pemeriksaan
yang dilakukan sedikit daripada 100% inspection.
2.Mengurangi jumlah kesalahan selama pemeriksaan
dilakukan
3.Petugas pemeriksan yang diperlukan tidak banyak .
4.Peningkatan kemampuan petugas pemeriksa dari
pemeriksaan piece-by-piece ke lot-by-lot.
5.Sangat cocok bagi pemeriksaan yang sifatnya merusak.
6.Penolakan terhadap lot tidak hanya berarti
mengembalikan barang yang cacat, akan tetapi
memberikan motivasi yang kuat untuk perbaikan.
AcceptanceSampling
Kelemahan
1. Ada risiko dalam penerimaan produk dari kualitas lot
rendah dan penolakan dari kualitas lot baik
2. Memerlukan waktu dan usaha yang lama untuk
kepentingan perencanaan dan dokumentasi, serta
3. Sampel biasanya memberikan lebih sedikit informasi
dibandingkan pemeriksaan 100%
Dua jenis pengujian dalam acceptance sampling:
Pengujian sebelum pengiriman produk akhir ke
konsumen. Pengujian dilakukan oleh produsen
disebut the producer test the lot for outgoing.
Pengujian setelah pengiriman produk akhir ke
konsumen. Pengujian dilakukan oleh konsumen
disebut the consumer test the lot for incoming
quality.
Ditinjau dari Proses
Pengambil Keputusan :
Sampling Tunggal (Single Acceptance Sampling)
Sampling Ganda (Double Acceptance Sampling)
Sampling Jamak (Multiple Acceptance Sampling)
Sampling Penerimaan
Jenis - Jenis
Ditinjau dari Proses
Produksi :
Lot by lot Acceptance Sampling
Continuous Acceptance Sampling
Sampling Penerimaan
Jenis - Jenis
Sampling Penerimaan
Jenis - Jenis
Ditinjau dari Karakteristik
Kualitas :
Variabel Acceptance Sampling
mengklasififikasikan
produk terkait produk baik
dan produk cacat.
Attribute Acceptance Sampling
karakteris kualitas ditunjukkan dalam setiap
sampel yang dilakukan penghitungan rata-rata
sampel dan deviasi standar sampel.
Seven Tools
Seven tools dari pengendalian proses statistik ini adalah metode
grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah.
Untuk mengambil keputusan dalam Statistical Quality Control dapat
menggunakan alat yang dikenal dengan seven tools, yang terdiri dari :
1.Process flow diagram (diagram proses)
2.Cause and effect (fishbone) diagram (diagram sebab akibat)
3.Control chart (grafik pengendali)
4.Check sheet (lembar pengamatan)
5.Pareto diagram
6.Scatter plot
7. Histogram