Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa paradigma dan teori sosial seperti paradigma Kuhn, paradigma fakta sosial Durkheim, teori fungsional Parsons, teori konflik Marx dan Weber, paradigma definisi sosial Weber, serta paradigma perilaku sosial Skinner.
2. Beberapa teori tersebut membahas konsep paradigma, revolusi ilmu pengetahuan, struktur sosial, lembaga sosial, teori struktural fungsional
2. Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan
oleh Thomas Kuhn (1962) dlm The Structure
of Scientific Revolution (Zamroni, 1992: 21).
Kemudian dipopulerkan oleh Robert
Friedrichs (1970) dlm bukunya Teori Sosial.
Tujuan utama Kuhn adlh utk menentang
asumsi yg belaku umum di kalangan ilmuan
mngn perkembangan ilmu pengetahuan itu
terjadi scr kumulatif.
Mnrt Kuhn ilmu pengetahuan berkembang
scr revolusi
3. Robert Friedrichs,1970 (dlm Zamroni, 1992:
21) merumuskan paradigma sbg suatu
pandangan yg mendasar dr suatu disiplin
ilmu ttg apa yg menjadi pokok persoalan yg
semestinya dipelajari.
George Ritzer, 1975 (dlm Zamroni, 1992: 21)
mendefinisikan paradigma sbg pandangan
yg mendasar dr para ilmuan ttg apa yg
menjadi pokok persoalan yg semestinya
dipelajari oleh salah satu cabang/ disiplin
ilmu pengetahuan.
4. Dalam satu cabang ilmu pengetahuan
tertentu dimungkinkan adanya beberapa
paradigma
Contoh teori Malthus dan Marx dalam
mengkaji masalah penduduk.
Mnrt Malthus ledakan penduduk karena
kemakmuran
Kematian penduduk karena kekurangan
pangan
5. Mnrt Marx ledakan penduduk karena dipicu
olek kelas kapitalis.
Ledakan penduduk akan hilang jika
masyarakat memasuki masa transisi dr
kapitalis ke masyarakat sosialis
Apabila suatu paradigma ditolak dan diganti
dg paradigma yg baru maka terjadilah
scientific revolution (Kuhn, 1969, dlm
Zamroni 1992:24)
6. Paradigma fakta sosial
Tokoh: Durkheim
Dianggap sbg barang sesuatu (thing) yg
berbeda dg ide yg menjadi obyek
penyelidikan ilmu pengetahuan dan tdk dpt
dipahami mllui kegiatan mental murni
(spekulatif).
Terdiri dua jenis:
1. dlm bentuk material, ex; arsitektur atau norma
hukum,
2. dlm bentuk non material yg mempengaruhi
kesadaran manusia, ex; opini.
7. Paradigma fakta sosial
Dua tipe; yt struktur sosial (social structure)
dan lembaga sosial (social institution).
4 varian teori dlm paradigma fakta sosial,
yaitu:
– Teori struktural fungsional
– Teori konflik
– Teori sistem
– Teori sosiologi makro
8. Teori Fungsional
Tokoh utama Talcott Parsons, Robert K
Merton, dan Neil Smelser
7 asumsi teori struktural fungsional dlm
menjelaskan perubahan dlm masyarakat:
1. Masy hrs dianalisis sbg satu kesatuan yg utuh
yg terdiri dari berbagai bagian yg saling
berinteraksi.
2. Hubungan bisa bersifat satu arah atau timbal
balik
3. Sistem sosial yg ada bersifat dinamis, di mana
penyesuaian yg ada tdk perlu banyak merubah
sistem sbg satu kesatuan yg utuh.
9. 4. Integrasi yg sempurna di masyarakat tdk pernah
ada, senantiasa ada ketegangan, namun
ketegangan ini akan dinetralisir lewat proses
pelembagaan
5. Perubahan2 akan berjalan scr gradual dan
perlahan lahan sbg suatu proses adaptasi dan
penyesuaian
6. Perubahan adlh merupakan hasil penyesuaian
dr luar, tumbuh oleh adanya diferensiasi dan
inovasi
7. Sistem diintegrasikan lewat pemilikan nilai-nilai
yg sama (Lauer, 1977 dlm Zamroni, 1992: 25)
10. Talcott Parsons mengembangkan teori yg
disbt the structure of social action. Teori ini
mengemukakan ttg konsep perilaku sukarela
yg mencakup beberapa elemen pokok:
1. Aktor sbg individu.
2. Aktor memiliki tujuan yg ingin dicapai.
3. Aktor memiliki berbagai cara utk mencapai
tujuan yg diinginkan.
4. Aktor dihadapkan pd berbagai kondisi dan
situasi yg memengaruhi pemilihan cara-cara yg
akan digunakan utk mencapai tujuan.
11. 5. Aktor dikomando oleh nilai-nilai, norma-norma
dan ide-ide dlm menentukan tujuan yg
diinginkan dan cara-cara utk mencapai tujuan
tsb.
6. Perilaku, termasuk bagaimana aktor mengambil
keputusan ttg cara-cara yg akan digunakan utk
mencapai tujuan, dipengaruhi oleh ide-ide dan
situasi dan kondisi yg ada (Turner, 1986 dlm
Zamroni, 1992: 27).
12. Mnrt Parsons ada dua mekanisme yg akan
mengintegrasikan sistem ke dalam sistem
kultural :
1. Mekanisme sosialisasi
2. Mekanisme kontrol sosial
Mekanisme sosialisasi melalui penanaman
nilai-nilai, bahasa dll, pada sistem personal
13. Mekanisme kontrol sosial mencakup proses di mana
status dan peran yg ada di masyrkt diorganisir ke
dalam sistem sosial sehingga perbedaan/
ketegangan dapat ditekan.
Mekanisme kontrol meliputi a.l:
a) Pelembagaan
b) Sanksi2
c) Aktifitas ritual
d) Penyelamatan pada keadaan kritis dan tdk normal
e) Pengintegrasian kembali agar keseimbanan dpt dicapai
kembali
f) Pelembagaan kekuasaan utk melaksanakan tatanan sosial
14. Teori konflik
Beberapa asumsi (Zamroni, 1992: 30)
1. Manusia sbg makhluk hidup memiliki sejumlah
kepentingan dasar dan mereka berusaha utk
mendapatkan kepentingan tsb.
2. Kekuasaan mendapatkan penekanan sbg pusat
hubungan sosial.
3. Ideologi dan nilai-nilai dipandang sbg suatu
senjata yg digunkan oleh klpk2 yg berbeda, &
mungkin bertentangan utk mengejar
kepentingan mereka sendiri.
15. Proposisi Marx
1. Semakin distribusi pendapatan tdk merata semakin besar konflik
kepentingan antara klpk atas dan bawah.
2. Semakin sadar klp bawah akan kepentingan mrk bersama semakin
keras pertanyaan mrk thdp keabsahan sistem pembagian pendapatan
yg ada.
3. Semakin besar kesadaran akan interes klpk mrk dan semakin keras
pertanyaan mrk thd keabsahan sistem pembagian pendapatan,
semakin besar kecenderungan mrk utk kejasama memunculkan
konflik menghadapi klpk yg menguasai sistem yg ada.
4. semakin kuat kesatuan ideologi anggota klpk bawah & semakin kuat
struktur kepemimpinan politik mereka, semakin besar kecenderungan
terjadinya polarisasi yg ada.
5. semakin meluas polarisasi semakin keras konflik yg terjadi.
6. Semakin keras konflik yg ada, semakin besar perubahan struktural yg
terjadi pd sistem dan semakin luas proses perataan sumber-sumber
ekonomi (Zamroni, 1992: 31).
16. Proposisi Max Weber
Semakin besar derajat merosotnya legitimasi politik penguasa,
semakin besar kecenderungan timbul konflik antara kelas atas
dan bawah.
Semakin karismatik pimpinan klpk bawah, semaki besar
kemampuan klpk ini memobilisasi kekuatan dlm sistem,
semakin besar tekanan kpd penguasa lewat penciptaan suatu
sistem undang2 dan sistem administrasi pemerintahan.
Semakin besar sistem perundang-undangan dan administrasi
pemerintahan mendorong dan menciptakan kondisi terjadinya
hubungan antara klpk2 sosial, kesenjangan hirarki sosial,
rendahnya mobilitias vertikal, semakin cepat proses
kemerosotan legitimasi politik penguasa dan semakin besar
kecenderungan terjadinya konflik antara kelas atas dan kelas
bawah (Zamroni, 1992: 31)
17. Paradigma definisi sosial
Max Weber
Teori aksi (action theory)
Teori interaksionisme simbolik (symbolic
interactionism)
Teori fenomenologi (phenomenology)
18. Weber melihat sosiologi sebagai sebuah
studi tentang tindakan sosial antar hubungan
sosial
Tindakan manusia dianggap sebagai
sebuah bentuk tindakan sosial apabila
tindakan itu ditujukan pada orang lain.
Manusia sebagai makhluk yang bebas untuk
menciptakan dunia individu dan dunia
sosialnya.
19. Inti tesis adalah “tindakan yang penuh arti”
dari individu. Yang dimaksud dengan
tindakan sosial itu adalah tindakan individu
sepanjang tindakannya itu mempunyai
makna atau arti subjektif bagi dirinya dan
diarahkan kepadan tindakan orang lain.
Sebaliknya tindakan invidu yang hanya
diarahkan kepada benda mati atau objek fisik
tanpa dihubungkan dengan tindakan orang
lain bukan merupakan tindakan sosial.
20. Max Weber dalam memperkenalkan konsep
pendekatan verstehen untuk memahami
makna tindakan seseorang, berasumsi
bahwa seseorang dalam bertindak tidak
haya sekedar melaksanakannya tetapi juga
menempatkan diri dalam lingkungan berfikir
dan perilaku orang lain (I.B Wirawan,Teori-
Teori Sosial dalam Tiga Paradigma, 2013 )
Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada
suatu tindakan bermotif pada tujuan yang
hendak dicapai atau in order to motive (I.B
21. Paradigma perilaku sosial
B.F. Skinner
Teori sosiologi (behavioral sociology)
Teori pertukaran (exchange theory)
22. TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL
EXCHANGE THEORY)
Para ahli teori pertukaran sosial berepndapat
bahwa orang menghitung nilai keseluruhan
dari sebuah hubungan sosial dengan
mengurangkan pengorbanannya dari
penghargaan yang diterima (Monge dan
Contractor, 2003).
23. Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori
pertukaran sosial mengenai sifat dasar
manusia adalah sebagai berikut :
1. Manusia mengejar penghargaan dan
menghindari hukuman.
2. Manusia adalah makhluk rasional.
3. Standar yang digunakan manusia untuk
mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan
bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari
satu orang ke orang lainnya.
24. Lima proposisi Teori Pertukaran Sosial
1. Proposisi Sukses
2. Proposisi Stimulus
3. Proposisi Nilai
4. Proposisi Deprivasi Satiasi
5. Proposisi restu Agresi (Poloma, 2000)
Stimulus
Respon
25. Dalam memahami proposisi yang dimaksud
di atas perlu diperhatikan bahwa (Ritzer,
1985 : 92) :
a. Makin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh
atau yang akan diperoleh makin besar
kemungkinan sesuatu tingkah laku akan diulang.
b. Makin tinggi biaya atau ancaman hukuman
(punishment) yang akan diperoleh makin kecil
kemungkinan tingkah laku yang serupa akan
diulang.