Realisasi syahadatain membutuhkan kondisi pribadi yang tepat. Pribadi tersebut memiliki hati yang bersih, akal yang cerdas, dan selalu mengharapkan rahmat serta takut akan hukuman Allah. Pribadi ini juga mencintai Allah, mentadabburi al-Quran, dan mengingat kematian. Dengan kondisi seperti ini, syahadatain dapat direalisasikan secara utuh.
3. Realisasi Syahadatain
Pada materi sebelumnya disampaikan bahwa
realisasi syahadatain adalah adanya hubungan
yang kuat antara seorang mu’min dan Allah SWT
Hubungan itu meliputi:
Hubungan cinta
Hubungan perniagaan
Hubungan kerja
Dalam materi ini akan dibahas realisasi
syahadatain dari sisi pribadi yang mengikrarkan
syahadat kondisi pribadi yang dapat
merealisasikan syahadatain
4. Syahadat adalah Proklamasi
(اَلِقْـرَارُ )
Syahadat yang kita ucapkan adalah proklamasi
akan jatidiri kita sebagai muslim dan mu’min
Proklamasi ini akan mudah disampaikan di
tengah masyarakat yang menghormati aturan-aturan
Islam
Tapi di tengah masyarakat yang jauh dari Islam
menjadi lebih sulit, karena akan terasa aneh
Di tengah negara non-muslim akan lebih sulit
lagi, karena bisa berakibat terbatasinya gerak
langkah dalam kehidupannya
Pernyataan: اشْهَدُوا بِأَنَّ مُ لَِّْمُونَ saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami muslim! (3:64) menjadi
tantangan berat bagi yang menyatakannya
5. Proklamasi Keesaan Allah ( (تَـوْحِيْـدُ اللِ
Proklamasi yang kita sampaikan adalah tentang
keesaaan Allah ( تَـوْحِيْـدُ اللِ ), tidak ada sekutu bagi
Allah
Tidak saling menuhankan sesama manusia
dengan menghalalkan yang diharamkan Allah
dan mengharamkan yang dihalalkan Allah (9:31)
Tidak menuhankan hawa nafsunya (25:43, 45:23)
sehingga menganggap suatu keharusan suatu
tindakan ma’siyat
Lihatlah bagaimana para artis melakukan adegan-adegan
yang dilarang syari’at dengan dalih tuntutan
skenario skenario sudah menjadi kitab suci para
artis
6. Tiga Tuntutan Tauhid
Jika seorang mentauhidkan Allah, maka sudah
seharusnya memenuhi tuntutannya
Sasaran hidupnya ( قَةْدُ ا يََْْ ةِ ) adalah Allah 6:162
Pedoman hidupnya ( مِنْـهَ جُ ا يََْْ ةِ ) adalah Islam 6:153
Teladan hidupnya ( اَلْقُدْوَةُ فِ ا يََْْ ةِ ) adalah Rasulullah
SAW 33:21
Apakah diri kita sudah memenuhi tuntutan ini?
Perhatikanlah kisah Abud-Dahdah ketika turun
surat Al-hadid ayat 11: “Siapakah yang mau
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
maka Allah akan melipat-gandakan (balasan)
pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh
pahala yang banyak”
7. Abud-Dahdah
Ketika ayat itu turun ia berkata, “Wahai Rasulullah,
apakah memang Allah menginginkan pinjaman dari
kita?”
“Benar, wahai Abud-Dahdah.”
“Kalau begitu, ulurkan tangan engkau,” kata Abud-
Dahdah sambil memegang tangan beliau, lalu dia
berkata lagi, “Aku meminjamkan kebun milikku
kepada Rabbku.”
Padahal kebunnya ditumbuhi 900 pohon korma
Dia berjalan menuju kebunnya dan mendapati istri
dan keluarganya di sana, lalu berkata, “Wahai
Ummud-Dahdah!”
“Aku mendengar suaramu,” jawab istrinya
“Keluarlah dari kebun ini, karena aku telah
meminjamkannya kepada Allah.” (HR. Abu Ya’la dan
8. Hati dan Pikiran
Jika kita memenuhi tuntutan tauhid tersebut,
maka kita akan menjadi pribadi yang memiliki
Hati yang bersih ( (قَـلْبٌ سَلِيْمٌ
Pikiran yang cerdas ( (عَقْلٌ ذكَِ ي
Inilah pribadi yang sempurna (insan kamil) 2:208
Hati yang bersih menjadi syarat masuk sorga
(26:89, 37:84)
Ini adalah hati orang beriman, karena hati orang
kafir dan munafik adalah hati yang sakit ( فِ 2:10
(قُـلُوبِِِمْ مَرَضٌ
Pikiran orang beriman juga cerdas (3:190) Allah
menyebutnya dengan ulul albab, ulun nuha, ulul ilm
Sedangkan pikiran orang kafir tidak berfungsi baik
(67:10)
9. Mengharap Rahmat Allah ( (رَجَ ءُ رَحَْْةِ اللِ
Hati yang bersih (sehat) adalah hati yang selalu
mengharapkan rahmat Allah SWT ( (رَجَ ءُ رَحَْْةِ اللِ
Ia menyadari bahwa dirinya penuh dengan
kelemahan dan keterbatasan, sedangkan Allah
memiliki segalanya dan rahmatNya sangat luas,
maka ia selalu berharap agar mendapatkan
rahmat Allah
وَرَحَْْتِِ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ 7:156 ayat yang besar
peliputan dan keumuman maknanya
Sama dengan doa malaikat penyangga ‘arsy (40:7):
رَبَّـنَ وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحَْْةً وَعِلْمً
10. Rahmat Allah yang Luas
Keluasan rahmat Allah digambarkan bahwa 1%
saja dari semua rahmatNya telah membuat
semua makhluk saling mengasihi, hewan liar
sayang kepada anak-anaknya, dan burung saling
mengasihi
99% rahmat Allah akan diberikan pada hari
kiamat
4:104 perbedaan mu’min dan kafir adalah bahwa
mu’min mengharapkan rahmat Allah yang tidak
diharapkan oleh orang kafir ( (وَتَـرْجُونَ مِنَ اللََِّّ مَ لََ ي ـرْجُونَ
Sesungguhnya, semua manusia bisa masuk
sorga pun karena rahmat Allah
11. Takut Hukuman Allah ( (خَوْفُ عِقَ بِ اللِ
Hati yang bersih adalah hati yang takut kepada
hukuman Allah SWT yang sangat pedih (13:21,
17:57, 76:7)
17:57 terkumpul antara raja’ dan khauf: وَيَـرْجُونَ رَحَْْ تَهُ
وَيَََ فُونَ عَذَابَه 24:37 kriteria Rijalur Rabbani
لََ تُـلْهِيهِمْ تَِِ رَةٌ وَلََ بَـيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللََِّّ (tidak dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingat Allah)
وَإِقَ مِ الةَّلَاةِ (mendirikan sembahyang)
وَإِيتَ ءِ الزَّكَ ةِ (membayarkan zakat)
يَََ فُونَ يَـوْمً تَـتَـقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالَْْبْةَ رُ (Mereka takut kepada
suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi guncang)
25:65-66 ciri Ibadurrahman: berdoa minta
12. Mencintai Allah ( (مَََبَّـةُ اللِ
Hati yang bersih adalah hati yang mencintai Allah
di atas segala-galanya (2:165)
Yang demikian itu karena mereka
Cinta kepada Allah
Ma’rifah kepadaNya
MengagungkanNya
MengesakanNya
Sama sekali tidak menyekutukanNya dengan
sesuatu pun, melainkan hanya menyembahNya
semata
Bertawakkal kepadaNya
Kembali kepadaNya dalam segala urusan
13. AKAL YANG CERDAS ( (عَقْلٌ ذكَِ ي
Seorang mu’min yang telah bertauhid pasti
memiliki pikiran yang cerdas
Perhatikanlah perkembangan ilmu pengetahuan
sebelum Islam
Ilmu pengetahuan hanya sebatas teori-teori dan
filsafat-filsafat tanpa pembuktian ilmiah
Di tangan umat Islam, iptek kemudian
berkembang dengan pesat dan para ulama-ilmuwan
menjadi pelopor iptek
Kenapa bisa demikian?
14. Mentadabburi Al-Qur’an ( (تَدَب ـرُ الْقُ رْآنِ
Kecerdasan mu’min karena mentadabburi
(merenungkan) al-Qur’an
Al-Qur’an adalah
Sumber ilmu pengetahuan
Kitab berisi berita masa lalu dan akan datang
Petunjuk hidup manusia
Segala hal ada di dalam al-Qur’an ( مَ فَـرَّطْنَ فِ 6:38
(الْكِتَ بِ مِنْ شَيْءٍ
Dengan turun secara berangsur-angsur, maka
pengetahuan mu’min pun terus bertambah
mantap (25:32)
15. Hasil-hasil Tadabbur
Para ulama mentadabburi al-Qur’an, maka keluarlah
produk-produk ilmu dalam berbagai bidang
Ilmu bahasa Arab: Nahwu, Sharaf, Balaghah (Bayan,
Ma’ani, dan Badi’)
Ilmu-ilmu al-Qur’an: asbabun-nuzul, nasikh-mansukh,
makkiyah-madaniyah, dll
Tafsir-tafsir al-Qur’an: Ath-Thabari, Al-Qurthubi, Ibnu
Katsir, Fii Zhilalil Qur’an, dll
Ilmu tafsir: jenis-jenis tafsir, para mufassir, perbedaan
makna, dll
Ilmu fiqh, ushul fiqh, ilmu psikologi, kimia, fisika,
astronomi, kedokteran, dll
Sekarang ini karena kurang tadabbur, maka produk-produk
iptek dari umat Islam mandeg
16. Tafakkur Alam Semesta ( (اَلتَّـفَ كرُ فِ الْكَوْنِ
Tafakkur alam semesta juga diperintahkan oleh
Al-Qur’an
Gabungan antara tadabbur al-Qur’an dan
tafakkur alam semesta menciptakan kekuatan
yang dahsyat
Umat Islam selama berabad-abad (13 abad)
menjadi GURU ALAM SEMESTA ( (أُسْتَ ذِيَّةُ الْعَ لَِ
Saat itu tidak ada dualisme ilmu: umum dan
agama, atau dualisme gelar: ulama dan ilmuwan
keduanya menyatu secara menciptakan
harmoni dalam masyarakat Islam
Sekarang?
Ilmuwan berarti bodoh agama atau ulama berarti
bodoh iptek, manajemen, dan kejiwaan manusia!
17. Ingat Mati ( (ذِكْرُ الْمَوْتِ
Mu’min yang cerdas juga mu’min yang selalu
ingat mati memiliki pandangan kedepan
yang sangat jauh: alam kubur dan akhirat
Ini standar kecerdasan menurut Islam dan
secara logika juga demikian
الْكَي سُ مَنْ دَانَ نَـفْ هََُّ وَعَ مِلَ لِمَ بَـعْدَ الْمَوْتِ
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu
mengendalikan dirinya dan beramal untuk
kehidupan sesudah mati
(HR. Tirmidzi)
18. Aqidahnya Bersih ( (اَلْعَقِيْدَةُ اَل لََّّ يْمَة
Kalau hatinya bersih, maka akidahnya bersih
Oleh karena itu, para ulama mendefinisikan
“qalbun salim”:
Bersih dari keyakinan yang kotor dan
kemusyrikan
Pemiliknya mengetahui bahwa Allah adalah
hak, dan hari kiamat pasti terjadi tiada
keraguan padanya, serta bahwa Allah akan
membangkitkan semua makhluk dari
kuburnya
Hati yang bersyahadat
Hati yang bersih dari bid’ah dan mantap
19. Pemikiran yang Islami ( (اَلْفِكْرُ اَلِسْ لاَمِ ي
Pemikiran yang cerdas dengan mentadabburi
al-Qur’an, tafakkur terhadap alam semesta,
dan ingat mati adalah pemikiran atau ideologi
yang Islami
Islam sebagai sebuah ideologi berfungsi
sebagai
Ide atau gagasan: masyarakat ideal (khairu
ummah) 3:110
Keyakinan atau utopi: memberikan spirit,
motivasi, dan militansi untuk mencapai ide
yang dicita-citakan
Islam membingkai semua pemikiran seorang
20. Niat yang Murni ( (اَلن يَّةُ اَلَْ لِةَة
Akidah yang bersih menghasilkan niat yang murni
atau ikhlas
Ini menjadi awal segala sesuatu, terutama amal-amal
sholeh
Jika ini rusak, maka rusaklah seluruh amalnya
yang semula semangat menjadi lelet dan
berpangku tangan (qu’ud)
اَلْفَتْـرَةُ بَـعْدَ الْمُجَ هَدَةِ مِنْ ف دِ الِبْتِدَاءِ
Kelesuan sesudah mujahadah (bersemangat)
timbul karena adanya kerusakan pada langkah
pertama
21. Manhaj yang Benar ( (اَلْمِنْـهَ جُ اَلةَّ حِيْحُ
Pemikiran yang Islami mampu merumuskan panduan
dan pedoman yang benar ( (اَلْمِنْـهَ جُ اَلةَّحِيْحُ
Panduan dan pedoman yang benar ini akan
menuntun umat Islam dalam bertindak sehingga
menghasilkan tindakan yang benar
Seorang dokter perlu panduan dalam mendiagnosis
penyakit pasien, kemudian memutuskan obat yang
mesti diminum, serta memberikan aturan minumnya
agar pada waktu yang diprediksi si pasien bisa
sembuh dari penyakitnya
Islam memiliki manhaj yang lengkap dalam berbagai
bidang kehidupan: akidah, akhlak, sosial, politik,
budaya, pendidikan, iptek, dll
22. Amal Islami
Dengan bekal niat yang ikhlas dan minhaj yang
benar, mu’min yang bersyahadat melakukan
berbagai aktivitas Islam (amal Islami):
Dakwah ( (اَلدَّعْوَة
Tarbiyah ( (التَّـرْبِيَّة
Harakah ( (اَ رََْْكَة
Jihad ( (الِْْهَ دُ
Jadi orang yang sudah bersyahadat seharusnya
aktif (menjadi aktivis) dalam keempat amal Islami
tersebut
Bersyahadat tapi pasif, syahadatnya tertolak!