1. MAKALAH
PRODUK AGRIBISNIS
PINANG
JAMBI
Mata Kuliah :
Pengantar Bisnis
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Drs.H.H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si.
DISUSUN OLEH :
Nama : Ester Ayu Purba
NIM : A1A123076
Kelas : R-003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Produk Agribisnis Pinang ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Prof. Dr. Drs.H.H.
Khairinal, Dpt. BA., M.Si. mata kuliah Pengantar Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang perusahaan produk yang bergerak dibidang agribisnis bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Drs.H.H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si. selaku dosen
Pengantar Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesui dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Jambi, 17 September 2023
Penyusun
Ester Ayu Purba
3. 3
DAFTAR ISI............................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1 Sejarah Berdirinya Usaha.................................................................6
2.2 Bahan Baku.......................................................................................6
2.3 Produksi............................................................................................6
2.4 Permodalan.......................................................................................8
2.5 Tenaga Kerja.....................................................................................8
2.6 Pengepakan.......................................................................................9
2.7 Pemasaran (Promosi, Periklanan)...................................................10
2.8 Penjualan ........................................................................................11
2.9 Kendala Usaha................................................................................11
2.10 Kemungkinan Perkembangan Ke Depan.......................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Rekomendasi.....................................................................................14
BAB IV LAMPIRAN.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pinang adalah salah satu jenis tumbuhan monokotil yang tergolong palempaleman. Pohon
pinang masuk kedalam family Arecaceae pada ordo Areacales. Pohon ini merupakan salah satu
tanaman dengan nilai ekonomi dan potensi yang cukup tinggi. Tanaman yang memiliki batang
lurus dan ramping ini memiliki banyak sekali manfaat dan umum dikenal sebagai tanaman obat.
Di Indonesia Buah pinang memiliki beberapa kegunaan oleh masyarakat mengobati berbagai
macam penyakit diantaranya yaitu membunuh cacing, menghentikan pendarahan, disentri dan
diare. Buah pinang juga populer dijadikan sebagai pelengkap budaya menyirih di berbagai daerah
di Indonesia. Selain itu pinang juga bisa dimanfaatkan sebagai zat pewarna merah alami.
Sejauh ini tanaman pinang telah banyak digunakan dalam bidang kesehatan khususnya
dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Bagian-bagian pinang yang sering digunakan sebagai obat
yaitu daun, Sabut dan yang paling banyak memberikan khasiat yaitu bijinya. Daun pinang biasa
digunakan untuk mengobati sakit pinggang dan kurangnya nafsu makan. Sabut pinang bermanfaat
untuk mengobati beri-beri, dan gangguan pencernaan. Sedangkan biji pinang dapat digunakan
untuk mengobati penyakit malaria, diare, kulit yang luka dan juga cacingan serta dapat digunakan
untuk menguatkan gigi dan gusi. Dengan banyaknya kegunaan pinang, sehingga tanaman ini
memiliki nilai yang cukup besar sebagai komoditi bisnis di pasar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya usaha ?
2. Apa saja bahan baku yang digunakan ?
3. Bagaimana proses produksi pinang ?
4. Bagaimana permodalan produksi pinang ?
5. Apa saja tenaga kerja digunakan dalam produksi ?
6. Bagaimana cara kerja pengepakan produksi pinang ?
7. Bagaimana proses penawaran produk?
8. Bagaimana proses penjualan produk ?
9. Apa saja yang kendala di hadapi dalam produksi ?
5. 5
10. Bagaimana kemungkinan perkembangan ke depan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya usaha
2. Mengetahui bahan baku yang digunakan
3. Mengetahui proses produksi pinang
4. Menjelaskan bagaimana permodalan produksi pinang
5. Mengetahui tenaga kerja yang digunakan
6. Menjelaskan proses pengepakan produk
7. Menjelaskan proses penawaran produk
8. Menjelaskan proses penjualan produk
9. Mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam produksi
10. Mengetahui bagaimana perkembangan kedepan
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Usaha
CV. Valerie Jaya Utama didirikan pada 2019, dimana perusahaan kami ini bergerak di bidang
manufaktur dan International trading, kantor pusat kami berada di serang Banten, dan kami
memiliki kantor cabang dan gudang yang berada di jambi untuk mengepul kelapa dari patani dan
memproduksi sendiri Kopra Putih dan Kopra Edible Serta Pinang siap untuk ekspor.
CV. Valerie Jaya Utama Perusahaan kami bergerak di bidang agriculture untuk lokal maupun
eksport. Produk utama kami adalah kelapa jambul ( semi Husked coconut/ Mature Coconut), kopra
Putih dan Kopra Edible (white Copra, edible Copra), Pinang (Betel Nut / Areca Nut) serta ada
produk lainnya seperti serbuk kaya untuk ekspor, Tempurung kelapa, dan juga arang tempurung
Kelapa sebagai hasil dari pengolahan kopra.
2.2 Bahan Baku
Bagian utama pinang yang banyak dimanfaatkan adalah pinang biji. Dahulu, kita sering
melihat nenek-nenek nginang. Nginang atau menginang merupakan tradisi mengunyah campuran
pinang, gambir, tembakau, kapur, dan cengkih yang dibalut dengan daun sirih. Pinang ini
dipercaya baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Biji pinang kering juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri dan farmasi. Di bidang industri, pinang digunakan sebagai campuran
kosmetik, campuran permen, serta zat pewarna alami pada kain dan kapas. Pinang mengandung
zat-zat antioksidan sehingga banyak digunakan di bidang farmasi. Pemakaiannya sebagai
campuran pembuat obat-obatan, seperti obat disentri, obat cacing, obat kumur, dan lan-lain. Selain
dimanfaatkan di dalam negeri, pinang biji juga merupakan komoditas ekspor yang turut
meningkatkan devisa negara. Pinang diekspor ke berbagai negara. Pada 2021, nilai ekspor
komoditas ini secara nasional mencapai US$ 357 juta. Provinsi Jambi turut berkontribusi besar,
sekitar 40 persen dari nilai ekspor nasional.
2.3 Produksi
Di Jambi, pinang merupakan komoditi ekspor unggulan pada kelompok komoditi
pertanian. Lebih dari ¾ bagian nilai ekspor kelompok ini disumbangkan oleh pinang. Nilai
ekspornya mengungguli nilai ekspor komoditi pertanian lainnya seperti kopi, teh, dan rempah-
7. 7
rempah. Nilai ekspor pinang asal Provinsi Jambi selama tahun 2021 tercatat sebesar US$ 141 juta.
Kontribusinya hampir 40 persen terhadap total ekspor pinang secara nasional. Ekspor pinang jambi
meningkat signifikan pada tahun 2021, lebih dari 40 persen jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Peningkatan ini lebih tinggi daripada persentase peningkatan ekspor pinang secara
nasional. Ekspor pinang secara nasional pada 2021 naik sekitar 39 persen. Tingginya permintaan
pasar dunia mentrigger peningkatan ekspor komoditi tersebut.
Negara tujuan utama ekspor pinang asal Provinsi Jambi adalah Thailand. Hampir 70
persen nilai ekspor pinang jambi diperoleh dari negara yang dijuluki The Land of Smiles. Tujuan
utama lainnya adalah Bangladesh, Iran, India, dan Nepal. 90 persen nilai ekspor pinang diperoleh
dari kelima negara tersebut. Selain ke lima negara tujuan utama tersebut, pinang jambi telah
mendunia ke Malaysia, Singapura, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Hong Kong, Cina, Pakistan,
Saudi Arabia, Afganistan, hingga Uni Emirat Arab. Ekspor pinang yang tinggi ditopang oleh luas
perkebunan pinang yang besar.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, luas tanaman pinang pada 2020
sebesar 22 Ha. Hampir ¾ lahan ditanami tanaman menghasilkan. Lahan pinang terkonsentrasi pada
2 kabupaten, yaitu Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat. Persentase lahan pinang di
dua kabupaten tersebut berturut-turut berkisar 40 persen dan 50 persen.
Jambi memiliki varietas pinang unggulan, yaitu pinang betara. Pinang betara dinyatakan
sebagai pinang unggul dengan SK MENTAN Nomor 199/Kpts/SR.120/1/2013. Keunggulan
pinang betara yang pertama adalah pertumbuhan lebih cepat. Pada usia 4-5 tahun, pohon pinang
ini sudah mulai menunjukkan tanda-tanda belajar berbuah. Pinang mulai berbunga. Usia 6-7 tahun
pinang betara telah memasuki masa produktif. Usia pinang betera ini pun lama, mencapai 25 tahun.
Keunggulan yang kedua adalah produksi buahnya banyak. Pinang betara mempunyai buah yang
lebat. Terdapat sekitar 130an butir pinang per tandannya. Dalam setahun, produksi pinang betara
dapat mencapai 5-6 tandan.
Buah pinang betara tergolong besar dibanding pinang lokal lainnya. Berat per butir utuhnya
mencapai 47 gram atau setara 8,68 gram biji kering. Pinang betara ini memiliki banyak
keunggulan. Prospek ekspor pinang kian terbuka. Permintaan pinang dunia makin tinggi. Peluang
ini harus ditangkap dengan baik. Penambahan luas lahan, pemanfaatan bibit unggul, dan teknologi
pertanian yang modern diharapkan dapat mendukung peningkatan ekspor. Hasil analisis secara
statistik time-series menunjukkan bahwa nilai ekspor pinang dari Provinsi Jambi masih akan
8. 8
meningkat. Namun, peningkatannya tidak segemilang 2021. Diperkirakan ekspornya akan
meningkat sekitar 10 % . Agar ekspor pinang makin meningkat dibutuhkan strategi dari hulu ke
hilir. Penyuluhan petani harus digalakkan, bantuan alat modern untuk pengeringan biji pinang
diperbanyak. Selain itu, MoU ekspor ke berbagai negara harus diperluas. Semoga pinang dapat
terus berkembang menjadi komoditas besar penopang ekonomi.
2.4 Permodalan
Modal sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan
operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan bahkan mampu
berkembang menjadi lebih besar. Modal yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat bersumber dari
dalam perusahaan (internal financing) maupun dari luar perusahaan (eksternal financing).
2.5 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha pinang di Jambi biasanya melibatkan berbagai
jenis pekerjaan dan tingkatan keahlian. Beberapa jenis tenaga kerja yang dapat terlibat dalam usaha
pinang di Jambi termasuk :
1. Petani Pinang: Petani pinang adalah tenaga kerja utama dalam usaha pinang. Mereka
bertanggung jawab untuk menanam, merawat, dan memanen pohon pinang. Proses pemeliharaan
mencakup pemupukan, penyiraman, dan perlindungan tanaman dari hama dan penyakit.
2. Pemetik Buah Pinang: Pemetik buah pinang bekerja untuk mengumpulkan buah pinang yang
sudah matang dari pohon. Proses ini memerlukan kehati-hatian agar buah tidak rusak selama
pengambilan.
3. Pekerja Pengolahan Pinang: Setelah dipetik, buah pinang harus diolah untuk menghasilkan
produk pinang seperti pinang sirih. Pekerja pengolahan pinang akan memisahkan buah dari biji,
mengeringkannya, dan kemudian mengolahnya sesuai dengan jenis produk yang diinginkan.
4. Pengangkutan dan Distribusi: Tenaga kerja juga diperlukan untuk mengangkut produk pinang
dari tempat pengolahan ke pasar atau pabrik pengolahan lebih lanjut. Ini mungkin melibatkan
pengemudi truk atau pekerja yang terlibat dalam logistik dan distribusi.
5. Tenaga Kerja Administrasi: Usaha pinang juga memerlukan pekerja administrasi yang
mengelola dokumentasi, izin, dan aspek administratif lainnya dari bisnis ini.
9. 9
6. Pekerja di Pabrik Pengolahan: Jika ada pabrik pengolahan pinang di Jambi, maka akan ada
pekerja di pabrik yang bertanggung jawab atas proses pengolahan lanjutan seperti produksi sirih
pinang atau produk lainnya.
7. Tenaga Kerja Pendukung: Ini termasuk pekerja yang membantu dalam pemeliharaan kebun,
pemotongan ranting-ranting yang tidak diperlukan, atau pekerjaan lain yang mendukung usaha
pinang secara keseluruhan.
2.6 Pengepakan
Dalam usaha pinang di Jambi, pengepakan adalah salah satu tahap penting dalam proses
produksi dan distribusi produk pinang. Proses pengepakan ini bertujuan untuk melindungi produk
pinang dari kerusakan dan menjaga kualitasnya selama proses pengiriman dan penyimpanan. Di
bawah ini adalah beberapa aspek terkait pengepakan dalam usaha pinang di Jambi:
1. Bahan Kemasan: Untuk mengemas produk pinang, perusahaan dapat menggunakan berbagai
bahan kemasan, seperti kantong plastik, kantong anyaman, atau bahan lain yang sesuai. Bahan
kemasan harus bersih dan aman untuk kontak dengan makanan agar memenuhi standar keamanan
pangan.
2. Pemberian Label: Setiap kemasan pinang harus diberi label yang mencantumkan informasi
penting, seperti nama produk, berat bersih, tanggal produksi, tanggal kadaluwarsa (jika relevan),
dan informasi produsen atau distributor. Label ini membantu dalam pelacakan produk dan
memastikan kepatuhan terhadap regulasi pangan.
3. Pengemasan: Buah pinang yang telah diolah dan dikeringkan akan dimasukkan ke dalam
kemasan dengan berat atau ukuran tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan. Proses
pengemasan harus bersih dan higienis untuk mencegah kontaminasi.
4. Penyegelan: Beberapa produk pinang mungkin memerlukan penyegelan kemasan untuk
menjaga kesegaran dan menghindari kerusakan selama pengiriman. Ini mungkin dilakukan dengan
alat penyegel plastik atau teknik penyegelan lainnya.
5. Pengendalian Kualitas: Selama proses pengepakan, perlu ada pengendalian kualitas untuk
memastikan bahwa hanya produk berkualitas tinggi yang dikemas. Ini mencakup pengawasan
terhadap kerusakan fisik, kebersihan, dan berat bersih produk.
10. 10
6. Penyimpanan Produk Siap Kemas: Setelah dikemas, produk pinang siap untuk disimpan
sebelum didistribusikan. Penyimpanan harus dilakukan pada suhu dan kondisi yang sesuai untuk
mempertahankan kualitas produk.
7. Distribusi: Setelah dikemas dengan benar, produk pinang siap untuk didistribusikan ke pasar
lokal, regional, atau internasional, tergantung pada skala bisnis dan pasar yang dituju.
Proses pengepakan ini sangat penting dalam menjaga mutu dan keamanan produk pinang.
Pastikan bahwa proses pengepakan sesuai dengan regulasi pangan yang berlaku, dan perhatikan
praktik-praktik kebersihan yang baik untuk memastikan produk pinang tetap berkualitas tinggi dan
aman untuk dikonsumsi.
2.7 Pemasaran (Promosi/Iklan)
Pemasaran adalah konsep sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal
balik produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan pasar adalah salah satu dari bagian sistem,
intuisi, prosedur dan hubungan sosial dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga untuk
orangorang dengan imbalan uang (Susanto dan Kotler, 2000). Selain Susanto dan Kotler terdapat
banyak ahli yang memberikan konsepnya tentang pemasaran, namun Anindita (2004) menegaskan
bahwa paling tidak ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian dalam konsep pemasaran, yaitu
adanya kegiatan, produsen dan konsumen. Pemasaran yang baik adalah pemasaran yang terlebih
dahulu mengenal konsumen atau dengan kata lain pemasaran harus diawali dengan identifikasi
kebutuhan konsumen, sehingga pemasaran harus berorientasi kepada pelanggan, bukan pada
produk (Hanafie, 2010). Pada intinya pemasaran bertujuan menghantarkan produk dari titik
produsen ke konsumen. Salah satu komoditi pertanian yang telah dipasarkan secara luas yaitu buah
pinang.
Pinang merupakan salah satu komoditi perkebunan yang di ekspor ke berbagai negara yang
membutuhkan. Kebutuhan dunia akan pinang sekitar 80% dipenuhi dari Indonesia, melalui
kegiatan ekspor. Menurut Sari (2018) bahwa kegiatan ekspor tersebut berkaitan dengan tingkat
keuntungan pengusahaan komoditi terseburt relatif lebih baik dan juga kebijakan pemerintah untuk
mendorong perluasan areal komoditi tersebut guna meningkatkan jumlah produksi. Selain
diekspor, buah pinang di Indonesia juga dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Pemanfaatan buah
11. 11
pinang sudah dikenal sejak dahulu oleh nenek moyang kita, yaitu untuk mengatasi mulut kering,
menguatkan gigi dan gusi, obat cacing, mengobati kulit yang luka, rabun mata, mengobati sakit
pinggang. Banyaknya manfaat dari buah pinang maka tiap tahunnya permintaan dan kebutuhan
buah pinang semakin meningkat (Kanista, 2013)
Pemasaran usaha pinang di Jambi, seperti dalam bisnis apapun, melibatkan berbagai
strategi dan pendekatan untuk mempromosikan produk Anda, memperluas basis pelanggan, dan
meningkatkan penjualan.
2.8 Penjualan
Para petani pinang di Jambi menahan penjualan komoditi andalannya sambil menunggu
harga jual kembali membaik menyusul adanya penurunan sejak awal tahun 2022. Salah seorang
pelaku usaha pinang di Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, Juntak, Minggu, menyebutkan
akibat harga kurang menarik banyak petani mengurangi penjualan. Kondisi itu sudah berlangsung
dalam tiga bulan terakhir, selain itu sortir untuk memastikan kualitas juga lebih ketat.
Harga pinang sekarang turun dimana sebelumnya pengepul bisa mengirim pinang berton-
ton tiap bulan, kini hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjual. Hal itu dilakukan untuk
menghindari kerugian akibat penurunan harga. Dalam tiga bulan terakhir, harga harga yang biasa
nya Rp.24.000 per kilogram di tingkat pengepul, kini hanya Rp13.500 per kilogram untuk kelas
terbaik. Meski ada penurunan harga jual komoditi ekspor itu, namun mereka optimistis komoditi
pinang mereka tetap diminati karena termasuk komoditi khas di Provinsi Jambi sekaligus telah
menembus pasar ekspor. Untuk menyiasati harga di pasaran, para petani dan pelaku perdagangan
pinang terus mencari peluang.
2.9 Kendala Usaha
Usaha pinang, seperti jenis usaha lainnya, dapat menghadapi berbagai kendala. Beberapa
kendala yang mungkin dihadapi dalam usaha pinang di Jambi atau di tempat lain termasuk:
1. Persaingan: Persaingan dengan produsen pinang lainnya dapat menjadi kendala, terutama jika
ada banyak pemain dalam industri ini yang menawarkan produk serupa.
2. Hama dan Penyakit: Tanaman pinang rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Ini bisa
merusak hasil panen dan mengurangi kualitas buah pinang.
12. 12
3. Perubahan Cuaca: Perubahan cuaca ekstrem, seperti banjir atau kekeringan, dapat berdampak
negatif pada pertumbuhan dan kualitas buah pinang.
4. Ketersediaan Lahan: Mendapatkan lahan yang cocok dan subur untuk menanam pinang bisa
menjadi tantangan, terutama jika lahan pertanian terbatas atau mahal.
5. Biaya Produksi: Biaya produksi seperti pupuk, pestisida, dan pemeliharaan tanaman dapat
menjadi kendala, terutama jika harga buah pinang tidak mencukupi untuk menutupi biaya tersebut.
6. Pasar Ekspor: Jika Anda berencana untuk mengekspor produk pinang, Anda mungkin perlu
menghadapi kendala terkait dengan persyaratan ekspor, regulasi internasional, dan persaingan
global.
2.10 Kemungkinan Perkembangan ke depan
Perkembangan kedepan usaha pinang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
perubahan tren konsumen, teknologi, regulasi, dan dinamika pasar. Beberapa perkembangan yang
mungkin terjadi dalam usaha pinang kedepannya adalah:
1. Diversifikasi Produk: Para produsen pinang dapat mulai menciptakan produk turunan atau
variasi buah pinang yang lebih menarik bagi konsumen. Misalnya, mereka dapat mengembangkan
produk-produk olahan pinang yang lebih beragam, seperti permen pinang, minuman, atau
makanan ringan.
2. Inovasi Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pertanian pinang, seperti irigasi yang lebih
efisien, pemantauan pertumbuhan tanaman secara digital, dan penggunaan sensor untuk mengukur
kualitas tanaman, dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
3. Pemasaran Online: Perkembangan teknologi dan akses internet yang lebih luas dapat membantu
petani pinang memasarkan produk mereka secara online. Ini dapat membuka peluang untuk
menjangkau pelanggan lebih jauh dan meningkatkan penjualan.
4. Perhatian terhadap Kualitas dan Keamanan Pangan: Dalam konteks global, semakin banyak
perhatian diberikan pada kualitas dan keamanan pangan. Produsen pinang perlu memastikan
bahwa produk mereka memenuhi standar keamanan pangan yang ketat untuk menjaga reputasi dan
akses ke pasar internasional.
13. 13
5. Pasar Ekspor: Peluang untuk mengekspor produk pinang ke pasar internasional mungkin
berkembang. Namun, ini juga akan membawa tantangan seperti memahami regulasi ekspor,
memenuhi persyaratan pasar luar negeri, dan bersaing dengan produsen pinang dari negara lain.
6. Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan dan pelatihan yang lebih baik dalam budidaya pinang dan
manajemen usaha dapat membantu petani pinang mengoptimalkan hasil panen dan meningkatkan
keuntungan mereka.
7. Sustainability dan Lingkungan: Kepedulian terhadap keberlanjutan dan lingkungan semakin
meningkat. Produsen pinang dapat mempertimbangkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan
dan ramah lingkungan untuk menjaga daya tahan tanaman dan menjaga ekosistem lokal.
Penting untuk selalu memantau perkembangan industri dan beradaptasi dengan perubahan
pasar dan teknologi untuk menjaga keberlanjutan usaha pinang di masa depan. Dengan inovasi,
pendidikan, dan manajemen yang baik, usaha pinang memiliki potensi untuk terus berkembang.
14. 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Jambi, pinang merupakan komoditi ekspor unggulan pada kelompok komoditi
pertanian. Lebih dari ¾ bagian nilai ekspor kelompok ini disumbangkan oleh pinang. Nilai
ekspornya mengungguli nilai ekspor komoditi pertanian lainnya seperti kopi, teh, dan rempah-
rempah. Bagian utama pinang yang banyak dimanfaatkan adalah pinang biji. Dahulu, kita sering
melihat nenek-nenek nginang. Nginang atau menginang merupakan tradisi mengunyah campuran
pinang, gambir, tembakau, kapur, dan cengkih yang dibalut dengan daun sirih. Pinang ini
dipercaya baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Biji pinang kering juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri dan farmasi.
Di bidang industri, pinang digunakan sebagai campuran kosmetik, campuran permen, serta
zat pewarna alami pada kain dan kapas. Pinang mengandung zat-zat antioksidan sehingga banyak
digunakan di bidang farmasi. Pemakaiannya sebagai campuran pembuat obat-obatan, seperti obat
disentri, obat cacing, obat kumur, dan lan-lain. Selain dimanfaatkan di dalam negeri, pinang biji
juga merupakan komoditas ekspor yang turut meningkatkan devisa negara.
3.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil makalah yang telah ditulis, maka rekomendasi yang diberikan adalah:
1. Harga pinang yang relatif tinggi perlu adanya perhatian pemerintah dalam mendorong
masyarakat petani untuk melakukan pengolahan hasil panen menjadi barang setengah jadi.
2. Pendapatan usahatani pinang masih dapat ditingkatkan dengan cara bantuan dari pemerintah
kepada petani untuk melakukan usaha kearah diversifikasi vertikal, dengan memberikan pelatihan
terarah, bantuan dana, dan jaminan pemasaran hasil produknya.