2. Perkawinan
Ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri, dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal I UU
Perkawinan, 1978)
→ sepasang pengantin akan memiliki orangtua
baru bernama mertua dan orangtua
pengantin memiliki anak baru bernama
menantu (Nagiga & Ibung, 2009)
3. Rumah Tangga
Keluarga yang ideal adalah keluarga yang
mandiri, yang bisa menentukan nasibnya
sendiri, dan tidak banyak mendapat campur
tangan pihak lain termasuk keluarga dekat
Kenyataannya: banyak keluarga yang masih
tinggal bersama keluarga besar, atau banyak
juga keluarga kecil yang masih tinggal
bersama keluarga orangtuanya
4. Tinggal Bersama Mertua
Istri tinggal bersama keluarga suami
Suami tinggal bersama keluarga istri
→ manakah yang lebih berpotensi terjadi
gesekan antara mertua dengan menantu?
6. Alasan Tinggal Bersama Mertua
Alasan ekonomi
Karena desakan salah satu pihak/ syarat
menikah
Ingin berbakti kepada orangtua
Alasan kesehatan orangtua
Suami istri bekerja → pengasuhan anak
diserahkan pada orangtua
7. Dampak Positif
Tinggal Bersama Mertua
1. Dapat lebih mengenal keluarga pasangan
2. Dapat lebih mengenal kebiasaan pasangan
yang tidak diceritakan oleh yang
bersangkutan
3. Dapat belajar hal-hal positif dari keluarga
pasangan
4. Dapat mengakrabkan diri dengan keluarga
pasangan
5. Mengembangkan empati dan toleransi
6. Mengembangkan kesabaran dan kepekaan
8. Dampak Negatif
Tinggal Bersama Mertua
1. Kurang mandiri
2. Kurang privasi
3. Proses adaptasi menjadi lebih sulit dan
panjang terhadap perkawinan
4. Kemungkinan kurang solid sebagai
pasangan karena ada campur tangan pihak
lain
9. Penyebab Timbulnya Konflik
Mertua-Menantu
1. Perbedaan antara harapan dan kenyataan
2. Perbedaan latar belakang budaya, kehidupan
sosial, ekonomi dan pendidikan lintas generasi
→ perbedaan persepsi dan pola perilaku
3. Perbedaan kepribadian mertua menantu
4. Perbedaan cara menyikapi konflik
10. Tipe-Tipe Mertua
1. Cerewet: banyak komentar, harus dituruti →
Kendalikan emosi, banyak dengarkan baru
bicara sesuai fakta
2. Pendiam: jarang bicara, tertutup → aktif
bertanya dan peka terhadap kondisi mertua
3. Dimanja: selalu ingin dpt perhatian, merajuk →
jangan terlalu memanjakan
4. Pencemburu: ingin dpt perhatian yang sama,
berpikir negatif, curiga → sabar, ajak pergi
bersama keluarga
11. Tipe-Tipe Mertua
5. Bergosip: senang bicarakan orang lain →
tahan emosi, cari akar masalah, suami jadi
penengah
6. Suka menilai: senang mengamati dan menilai
→ jadi diri sendiri, berpikir positif
7. Si sempurna: perfeksionis, egois, kurang
pikirkan perasaan orang lain → sabar, bicara
dari hati ke hati, minta masukan
8. Demokrasi: tidak usil, beri kebebasan,
positif→ jaga sikap, sopan, hormat dan sayang
12. Tips-Tips Tinggal Bersama Mertua
1. Pelajari kebiasaan dan aturan di rumah itu
2. Jika kurang jelas, bertanyalah pada mertua
atau suami
3. Pahami bahwa mertua juga sedang
beradaptasi dengan keberadaan menantu,
perkawinan, dan perubahan status anaknya
4. Minta izin jika ingin lakukan perubahan
5. Jika merasa tidak nyaman atau ada konflik,
sampaikan pada pasangan. Pasangan adalah
jembatan komunikasi dengan mertua
13. Lanjutan Tips-Tips
6. Untuk memperbaiki keadaan, tanya pada
pasangan apa yang seharusnya diperbuat tuk
senangkan hati mertua
7. Pasangan dapat membantu untuk meminta
mertua memahami kondisi yang terjadi