4. PENGERTIAN JADWAL
Menurut kamus besar bahasa Indonesia , Jadwal adalah pembagian waktu
berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja yang berbentuk daftar atau tabel
kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang
terperinci.
Sedangkan pengertian penjadwalan adalah proses, cara, perbuatan
menjadwalkan atau memasukkan ke dalam jadwal.
Menurut Chambers (1995:22) menyatakan bahwa jadwal didefinisikan sebagai
sesuatu yang menjelaskan di mana dan kapan orang-orang dan sumber daya
berada pada suatu waktu.
6. PENTINGNYA PENENTUAN JADWAL JANGKA
PENDEK
Tujuan penentuan jadwal adalah mengalokasikan permintaan konsumen pada
fasilitas yang tersedia
Manfaat strategis dari penentuan jadwal dibagi mejadi 2 yaitu
Secara internal : pergerakan barang dan jasa lebih cepat melalui pemanfaatan
fasilitas yang optimum.
Secara eksternal : memberikan terobosan dengan lebih pesat, memperbesar
fleksibilitas, dan memperbanyak layanan pada konsumen
7. PERMASALAHAN PENENTUAN JADWAL
Masalah atau kendala yang dihadapi dalam penentuan jadwal yaitu jika terjadi
kerusakan pada mesin, jumlah SDM yang seharusnya hadir pada hari itu tidak
sesuai dengan target yang ditentukan di jadwal, terjadi kelangkaan bahan
baku, dan lain-lain.
Faktor- faktor yang mempengaruhi penentuan jadwal yaitu :
1. Menghasilkan penetuan jadwal maju atau mundur
2. Pemuatan yang terbatas dan tak terbatas
3. Kriteria dalam pengurutan pekerjaan
Keputusan yang digunakan dalam mengatur jadwal yaitu perencanaan
kapasitas, perencanaan secara meyeluruh, dan jadwal induk
9. PEMUATAN YANG TERBATAS DAN TAK TERBATAS
Pemuatan
Terbatas
TakTerbatas Tidak memperhatikan
Kapasitas Produksi
Memperhatikan
Kapasitas Produksi
10. KRITERIA DALAM PENGURUTAN PEKERJAAN
Teknik penentuan jadwal yang tepat bergantung pada volume order, sifat
kegiatan operasional, dan keseluruhan tingkat kerumitan pengerjaan sejalan
dengan pentingnya penempatan 4 kriteria sebagai berikut
Meminimalkan waktu penyelesaian
Memaksimalkan pemanfaatan
Meminimalkan persediaan dalam proses (work-in-process -WIP inventory)
Meminimalkan waktu tunggu konsumen.
Teknik penentuan jadwal yang tepat akan sederhana, jelas, mudah untuk
dipahami, mudah untuk dilaksanakan, fleksibel, dan realistis.
11. PENENTUAN JADWAL FASILITAS PADA PROSES
YANG DIFOKUSKAN
Penentuan Jadwal Fasilitas Pada ProsesYang Difokuskan digunakan saat
1. Produk dihasilkan dengan keanekaragaman yang tinggi
2. Volume yang diproduksi rendah
3. Industri jasa dimana setiap konsumen akan dilayani sesuai dengan keinginan
masing-masing konsumen.
12. PEMUATAN PEKERJAAN-PEKERJAAN
Para manajer operasional memberikan pembagian tugas pada sentra kerja
dengan tujuan untuk meminimumkan biaya, waktu diam, atau waktu
penyelesaian.
Terdapat dua bentuk pemuatan kerja yaitu
1. Berorientasi pada kapasitas
2. terkait dengan menugaskan tugas tertentu kepada sentra kerja.
13. PEMUATAN PEKERJAAN-PEKERJAAN
Kendali Input Output
Week Ending 6/6 6/13 6/20 6/27 7/4 7/11
Planned Input 280 280 280 280 280
Actual Input 270 250 280 285 280
Cumulative Deviation –10 –40 –40 –35
Planned Output 320 320 320 320
Actual Output 270 270 270 270
Cumulative Deviation –50 –100 –150 –200
Cumulative Change in
Backlog
0 –20 –10 +5
Work Center DNC Milling (in standard hours)
14. PEMUATAN PEKERJAAN-PEKERJAAN
Diagram Gantt
Day
Monday Tuesday Wednesday Thursday FridayWork
Center
Metalworks
Mechanical
Electronics
Painting
Job 349
Job 349
Job 349
Job 408
Job 408
Job 408
Processing Unscheduled Center not available
Job 350
Job 349
Job 295
16. METODE PENUGASAN
(assignment method) melibatkan tugas yang ditetapkan atau pekerjaan
dengan sumber daya yang dimiliki. Contoh meliputi pekerjaan penugasan pada
mesin, surat kontrak kepada para peserta tender, orang-orang yang dipekerjakan
untuk suatu proyek, dan tenaga penjualan pada wilayahnya.
17. TUJUAN
Meminimalkan total biaya atau waktu yang diperlukan untuk
menjalankan tugas yang diberikan. Salah satu karakteristik penting dari
permasalahan penugasan adalah hanya satu pekerjaan (atau pekerja) yang akan
ditugaskan untuk menangani satu mesin (atau proyek).
18. Tiap permasalahan penugasan akan menggunakan tabel.
Nomor yang ada pada tabel akan menjadi biaya atau waktu yang
terkait dengan penugasan tertentu. Berikut contoh tabel penugasan
pada First Printing.
Pekerjaan Penata Letak
A B C
R-34 $11 $14 $6
S-66 $8 $10 $11
T-50 $9 $12 $7
19. LANGKAH-LANGKAH METODE
PENUGASAN
Metode penugasan meliputi penambahan dan pengurangan angka yang
tepat pada tabel untuk memperoleh biaya kesempatan bagi masing-masing
penugasan. Berikut langkah-langkah dalam metode penugasan.
Mengurangi angka terkecil pada tiap baris atau setiap angka yang terdapat pada
baris tersebut kemudian, dari matriks yang dihasilkan kurangi angja terkecil pada
tiap kolom atas setiap angka yang terdapat pada kolom tersebut.
Gambar angka minimum dengan garis lurus secara vertikal atau horizontal yang
diperlukan untuk menutupi semua angka 0 pada tabel . Jika angka pada garis
setara dengan jumlah baris atau jumlah garis kurang dari jumlah baris atau kolom,
dilanjutkan langkah 3.
20. LANGKAH-LANGKAH METODE
PENUGASAN
Kurangi angka terkecil yang belum ditutupi oleh garis dari setiap angka yang
belum ditutupi lainnya. Tambahkan angka yang sama pada beberapa angka yang
terletak di titik potong dari dua garis. Jangan melanjutkan hingga penugasan
optimal diperoleh.
Dalam merancang suatu penugasan yang valid yang pertama adalah memilih
baris atau kolom yang hanya terdapat satu angka 0 saja, kemudian menggambar
garis melalui baris dan kolomnya. Dari baris dan kolom yang belum ditutupi, pilih
baris atau kolom lainnya yang hanya terdapat satu angka 0 saja.
22. SOLUSI:
Langkah 1A: Dengan menggunakan tabel sebelumnya, kurangi angka
terkecil pada tiap baris dari setiap angka yang terdapat pada baris
tersebut.
Pekerjaan Penata Letak
A B C
R-34 5 8 0
S-66 0 2 3
T-50 2 5 0
23. Langkah 1B: Dengan menggunakan tabel diatas, kurangi angka
terkecil pada tiap kolom dari setiap angka yang terdapat pada kolom
tersebut. Hasilnya seperti pada tabel berikut.
24. Langkah 2: Gambar angka minimum dengan garis lurus secara
vertikal atau horizontal yang diperlukan untuk menutupi semua angka
0. karena 2 garis memadai, solusi belum optimal.
Angka terkecil yang tersingkap
25. Langkah 3: Kurangi angka terkecil yang tersingkap dari setiap angka yang
tersingkap lainnya dan menambahkannya dengan angka yang terletak di
titik potong dua garis.
Kembali ke langkah 2: tutupi angka 0 dengan garis lurus lagi.
Pekerjaan Penata Letak
A B C
R-34 3 4 0
S-66 0 0 5
T-50 0 1 0
26. Karena tiga garis yang dibutuhkan, penugasan optimal dapat dihasilkan.
Menugaskan R-34 kepada penata letak C, S-66 kepada penata letak B, dan T-50
kepada kepada penata letak A. Mengacu pada tabel biaya yang asli, kita dapat
mengamati bahwa:
Biaya minimum = $6+$10+$9= $25
27. PENGATURAN PEKERJAAN-PEKERJAAN
Aturan Prioritas bagi Pengurutan Pekerjaan-Pekerjaan
Aturan prioritas terutama diterapkan bagi tempat fasilitas yang
berorientasi pada proses, seperti klinik, percetakan, dan pabrikan.
FCFS:Yang pertama datang, itulah yang pertama dikerjakan.
SPT:Waktu pemrosesan yang paling singkat. Pekerjaan dengan
waktu pemrosesan paling singkat yang ditugaskan pertama.
EDD:Tanggal jatuh tempo paling awal.
LPT: Waktu pemrosesan paling lama.
28. CONTOH
Lima penyerahan pekerjaan arsitektural menunggu untuk dikerjakan oleh
Avati Sethi Architecs. Waktu pengerjaan dan tanggal jatuh tempo disediakan
dalam tabel berikut. Perusahaan ingin menentukan urutan pemrosesan
disesuaikan dengan aturan (1) FCS, (2) SPT, (3) EDD, dan (4) LPT.
Pekerjaan Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan (hari)
Tanggal Jatuh
Tempo Pekerjaan
(hari)
A 6 8
B 2 6
C 8 18
D 3 15
E 9 23
30. Aturan yang pertama datang, yang pertama dikerjakan akan
menghasilkan tingkat efektivitas berikut.
a) Rata-rata waktu penyeleseian=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
77
5
= 15,4 ℎ𝑎𝑟𝑖
b) Metrik pemanfaatan=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
=
28
77
= 36,4%
c) Rata-rata jumlah pekerjaan di sistem=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
77
28
= 2,75 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
d) Rata-rata keterlambatan pengerjaan=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
11
5
= 2,2 hari
31. 2) SPT, order akan diurutkan sesuai dengan waktu pemrosesan,
dengan prioritas tertinggi ditetapkan pada pekerjaan yang
paling singkat.
Pekerjaan Waktu
Pelaksanaan
Pekerjaan
(hari)
Aliran
Waktu
Tanggal
JatuhTempo
Pekerjaan
(hari)
Keterlamba
tan
Pengerjaan
B 2 2 6 0
D 3 5 15 0
A 6 11 8 3
C 8 19 18 1
E 9 28 23 5
Total 28 65 9
32. a) Rata-rata waktu penyeleseian=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
65
3
= 13 ℎ𝑎𝑟𝑖
b) Metrik pemanfaatan=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
=
28
65
= 43,1%
c) Rata-rata jumlah pekerjaan di sistem=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
65
28
= 2,32 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
d) Rata-rata keterlambatan pengerjaan=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
9
5
= 1,8 hari
Pengukuran tingkat efektivitas dengan aturan SPT
sebagai berikut.
33. 3) EDD, ditunjukkan pada tabel selanjutnya memberikan urutan
pekerjaan B, A, D, C, E. Perlu dicatat bahwa pekerjaan akan
diorder dengan tanggal jatuh tempo paling awal yang pertama
dikerjakan
Pekerjaan Waktu
Pelaksanaan
Pekerjaan
(hari)
Aliran
Waktu
Tanggal
JatuhTempo
Pekerjaan
(hari)
Keterlamba
tan
Pengerjaan
B 2 2 6 0
A 6 8 8 0
D 3 11 15 0
C 8 19 18 1
E 9 28 23 5
Total 28 68 6
34. a) Rata-rata waktu penyeleseian=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
68
5
= 13,6 ℎ𝑎𝑟𝑖
b) Metrik pemanfaatan=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
=
28
68
= 41,2%
c) Rata-rata jumlah pekerjaan di sistem=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
68
28
= 2,43 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
d) Rata-rata keterlambatan pengerjaan=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
6
5
= 1,2 hari
Pengukuran tingkat efektivitas dengan aturan EDD
sebagai berikut.
35. 4) LPT, menghasilkan urutan pekerjaan E, C, A, D, B
Pekerjaan Waktu
Pelaksanaan
Pekerjaan
(hari)
Aliran
Waktu
Tanggal
JatuhTempo
Pekerjaan
(hari)
Keterlamba
tan
Pengerjaan
E 9 9 23 0
C 8 17 18 0
A 6 23 8 15
D 3 26 15 11
B 2 28 6 22
Total 28 103 48
36. a) Rata-rata waktu penyeleseian=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
103
5
= 20,6 ℎ𝑎𝑟𝑖
b) Metrik pemanfaatan=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
=
28
103
= 27,2%
c) Rata-rata jumlah pekerjaan di sistem=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
103
28
= 3,68 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
d) Rata-rata keterlambatan pengerjaan=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
=
48
5
= 9,6 hari
Pengukuran tingkat efektivitas dengan aturan LPT
sebagai berikut.
37. Hasil dari keempat aturan tersebut diringkas ke tabel berikut.
LPT merupakan pengukuran yang paling kurang
efektivitasnya dalam pengurutan pekerjaan untuk
perusahaan Avanti Sethi. SPT yang menghasilkan angka
paling tinggi dalam 3 ukuran, dan EDD merupakan yang
tertinggi atas ukuran keempat (rata-rata keterlambatan)
Aturan Rata-Rata
Waktu
Pemrosesan
(hari)
Metrik
Pemanfaatan
(%)
Rata-Rata
Jumlah
Pekerjaan
dalam Sistem
Rata-Rata
Keterlambata
n (hari)
FCFS 15,4 36,4 2,75 2,2
SPT 13 43,1 2,32 1,8
EDD 13,6 41,2 2,43 1,2
LPT 20,6 27,2 3,68 9,6
38. PERBANDINGAN ATURAN PENGURUTAN
PEKERJAAN
1. SPT, waktu pemrosesan yang paling singkat umumnya merupakan teknik
terbaik. Kelemahan utamanya adalah pekerjaan yang memerlukan durasi yang
lama akan terus menerus dimundurkan karena prioritas pengerjaan yang
didahulukan lebih kepada pekerjaan yang memerlukan durasi singkat.
2. FCFS, yang pertama datang yang pertama dikerjakan tidak selalu berjalan
dengan baik dalam sebagian besar kriteria. Aturan ini memiliki keunggulan,
akan terlihat wajar dan adil bagi para konsumen, merupakan hal yang sangat
penting dalam industri jasa.
3. EDD, tanggal jatuh tempo yang paling awal dapat berjalan dengan baik ketika
keterlambatan merupakan suatu permasalahan bagi perusahaan.
39. RASIO KRITIS
Rasio Kritis merupakan suatu angka indeks yang dihitung dengan membagi
antara waktu yang tersisa hingga tanggal jatuh tempo terhadap waktu pekerjaan yang
tersisa.
JikaCR (Critical Ratio) tepat sebesar 1,0, pekerjaan telah sesuai dengan jadwal yang
dibuat. CR lebih besar daripada 1,0 menandakan bahwa pekerjaan mendahului jadwal dan
terjadi kelonggaran. Rumus untuk CR sebagai berikut.
𝐶𝑅 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑠𝑎
𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑠𝑖𝑎
=
𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑜−𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑖
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑠𝑎
40. CONTOH
Hari ini adalah hari ke-25 dari jadwal produksi pada Zyco Medical Testing
Laboratories. Tiga pekerjaan telah tersedia sesuai dengan urutan, sebagaimana
diperlihatkan sebagai berikut.
Pekerjaan Tanggal Jatuh
Tempo
Hari Kerja yang
Tersisa
A 30 4
B 28 5
C 27 2
41. SOLUSI
Pekerjaan Rasio Kritis Order Prioritas
A (30-25)/4=1,25 3
B (28-25)/5=0,60 1
C (27-25)/2=1,00 2
Pekerjaan B memiliki rasio kritis kurang dari 1, berarti bahwa dia akan
terlambat kecuali dipercepat. Namun, dia memiliki prioritas tertinggi.
Pekerjaan C tepat pada waktunya, dan pekerjaan A memiliki beberapa
kelonggaran. Ketika pekerjaan B telah diseleseikan, kita akan menghitung
kembali rasio kritis bagi pekerjaan A dan C untuk menentukan apakah
prioritas mereka mengalami perubahan atau tidak.
42. MANFAAT RASIO KRITIS
1. Menentukan status pekerjaan
2. Menetapkan prioritas secara relative antara pekerjaan secara umum
3. Menyesuaikan prioritas secara otomatis atas perubahan dalam permintaan dan
pekerjaan
4. Perkembangan jalur pekerjaan secara dinamis
43. ATURAN JOHNSON
Mengurutkan N pekerjaan pada 2 mesin
1. Mendaftar seluruh pekerjaan dan waktu yang diperlukan oleh masing-masing
mesin
2. Memilih pekerjaan dengan waktu tersingkat. Jika waktu pekerjaan tersingkat
terletak pada mesin pertama, pekerjaan tersebut dijadwalkan pertama. Jika
waktu tersingkat terletak pada mesin kedua, maka harus mengatur jadwal
pekerjaan yang terakhir. Ikatan dalam waktu pengerjaan dapat dihilangkan
3. Pekerjaan yang telah dijadwalkan dapat dihapus dari daftar
4. Kembali ke langkah 2 dan 3 untuk pekerjaan yang tersisa
44. CONTOH
Lima pekerjaan khusus di La Crosse, tempat matras dan perkakas akan diproses
melalui dua sentra kerja (bor press dan mesin bubut). Pemilik ingin menerapkan
urutan untuk meminimalkan total atas pekerjaannya.
PEKERJAAN BOR PRESS (Sentra Kerja
1)
MESIN BUBUT (Sentra
Kerja 2)
A 5 2
B 3 6
C 8 4
D 10 7
E 7 12
45. Urutan pekerjaannya akan menjadi
Waktu secara berurutan sebagai berikut
B E D C A
Sentra Kerja 1 3 7 10 8 5
Sentra Kerja 2 6 12 7 4 2
46. Kelima pekerjaan akan selesai dalam waktu 35 jam
Time 0 1 3 5 7 9 10 11 12 13 17 19 21 22 2325 27 29 31 33 35
B ACDE
B ACDE
WC
1
WC
2
B E D C A
Idle
Job
completed
Time 0 3 10 20 28 33
47. KEKURANGAN ATURAN JOHNSON
Perlu dilakukan revisi secara berkala
Aturan ini tidak memperhatikan tanggal jatuh tempo
Aturan ini tidak memandang apapun; sumber daya yang belum dipakai dan
kemacetan dalam arus sumber daya di departemen lainnya tidak dapat diakui
48. PENENTUAN JADWAL KAPASITASYANG
TERBATAS (FCS)
Membantu mengatasi kerugian sistem dengan menyediakan sistem perhitungan
secara interaktif dan menghasilkan output grafis.
Dapat menyertakan aturan dan sistem pakar atau simulasi untuk memungkinkan
respons waktu nyata terhadap perubahan sistem.
FCS memungkinkan keseimbangan antara kebutuhan dan efisiensi pengiriman.
50. PENENTUAN JADWAL KARYAWAN
DENGAN JADWAL SIKLIS
Dapat memenuhi persyaratan kepegawaian dengan jumlah minimum pekerja
Jadwal harus tepat waktu dan efisien serta membuat pekerja senang
Banyak teknik dari algoritma sederhana hingga solusi pemrograman linier
kompleks untukpenentuan jadwal karyawan
51. CONTOH
Bagian administrasi rumah sakit ingin agar para staf bangsal onkologi
menggunakan standar 5 hari kerja dalam seminggu dengan 2 hari libur berturut-
turut, tetapi juga ingin meminimalkan staf. Namun, seperti pada rumah sakit
umumnya, ia menghadapi permintaan yang tidak konsisten. Akhir minggu
memiliki pemanfaatan yang rendah. Para dokter cenderung bekerja lebih awal
dalam seminggu, dan jumlah pasien mencapai puncak pada hari rabu kemudian
melemah.
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Staf yang
diperlukan
5 5 6 5 4 3 3
52. SOLUSI
1. Tentukan kebutuhan staf
2. Identifikasi dua hari berturut-turut yang memiliki total kebutuhan terendah dan
tetapkan sebagai hari libur
3. Buatlah baris baru untuk pekerja berikutnya dengan mengurangi hari-hari yang
dikerjakan oleh karyawan pertama
4. Lakukan langkah 2 pada baris baru
5. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai semua persyaratan telah terpenuhi
54. Rumah sakit memerlukan 6 karyawan full-time untuk memenuhi kebutuhan staf
dan satu karyawan untuk bekerja pada hari Sabtu.
Kapasitas setara dengan kebutuhan, disediakan seorang pekerja yang bekerja
lembur pada hari Sabtu atau seorang karyawan paruh waktu yang dipekerjakan
pada hari Sabru.