Buku ini membahas tentang pengantar filsafat ilmu dengan fokus pada filsafat manusia. Filsafat manusia adalah bagian dari sistem filsafat yang mempelajari hakikat manusia secara keseluruhan dengan menggunakan metode refleksi berdasarkan pengalaman.
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu (S).pptx
1. PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pembimbing : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Kelompok 4 :
Dimas Tyas Nur Kholid Aziz Aulia Maharani
1212100187 1212100192 1212100204
3. Pendahuluan
Filsafat memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia.
setidaknya adatiga peran utama yang dimiliki
yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan
pembimbing. pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik dengan baik potensi fisik cipta,
rasa, maupun karsanya, agar potensi itu
menjadi nyata dan dapat bekerja dalam
perjalanan hidup.
5. Manusia bertanya
Manusia mengharapkan dari berbagai agama jawaban terhadap rahasia yang
tersembunyi sekitar keadaan hidup manusia. Sama seperti dulu, sekarang pun
rahasia tersebut menggelisahkan hati manusia secara mendalam: apa makna
dan tujuan hidup kita, apa itu kebaikan apa itu dosa, apa asal mula dan apa
tujuan derita, mana kiranya jalan untuk mencapai kebahagiaan sejati.
6. Manusia berfilsafat
Filsafat
pengetahuan metodis, sistematis dan
koheren tentang seluruh kenyataan .
Filsafat merupakan refleksi rasional atas
keseluruhan realitas untuk mencapai
hakikat dan memperoleh hikmat
Ilmu pengetahuan
pengetahuan yang disusun metodis,
sistematis dan koheren tentang suatu
bidang tertentu dari kenyataan , dan yang
dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang tersebut.
7. Teologi adalah: pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan berdasarkan iman. Secara
sederhana, iman dapat didefinisikan sebagai sikap manusia dihadapan Allah, Yang mutlak dan Yang kudus, yang diakui
sebagai Sumber segala kehidupan di alam semesta ini. Iman itu ada dalam diri seseorang antara lain melalui pendidikan ,
tetapi dapat juga melalui usaha sendiri, misalnya dengan cermat merenungkan hidupnya di hadapan Sang pemberi hidup
itu. Dalam hal ini Allah dimengerti sebagai Realitas yang paling mengagumkan dan mendebarkan. Tentulah dalam arti
terakhir itu berteologi adalah berfilsafat juga.
Iman adalah sikap batin. Iman seseorang terwujud dalam sikap, perilaku dan perbuatannya, terhadap sesamanya dan
terhadap lingkungan hidupnya. Jika iman yang sama ada pada dan dimiliki oleh sejumlah atau sekelompok orang, maka
yang terjadi adalah proses pelembagaan. Pelembagaan itu misalnya berupa tatacara bagaimana kelompok itu ingin
mengungkapkan imannya dalam doa dan ibadat, tatanilai dan aturan yang menjadi pedoman bagi penghayatan dan
pengamalan iman dalam kegiatan sehari-hari, dan tatanan ajaran atau isi iman untuk dikomunikasikan dan dilestarikan.
Manusia berteologi
8. Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan
pembicaraan, yaitu gejala "manusia di dunia yang mengembara
menuju akhirat". Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu
manusia, dunia, dan akhirat. Maka ada filsafat tentang manusia ,
filsafat tentang alam , dan filsafat tentang akhirat
● Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek
material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau
mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara
pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah
sistem filsafat.
Obyek material dan obyek formal
9. filsafat tentang pengetahuan
01
filsafat tentang seluruh
keseluruhan kenyataan
02
filsafat tentang nilai-nilai
yang terdapat dalam sebuah
tindakan:
03
sejarah filsafat
04
TABLE OF CONTENTS
10. Ketika bangsa Yunani mulai membuat refleksi atas persoalan-persoalan yang sekarang menjadi obyek
material dalam filsafat dan bahkan ketika hasil-hasil refleksi itu dibukukan dalam naskah-naskah yang
sekarang menjadi klasik, bangsa Israel telah memiliki sejumlah naskah . Naskah-naskah itu pada
hakekatnya merupakan hasil refleksi juga, oleh para bapa bangsa itu tentang nasib dan keberuntungan
bangsa Israel -- bagaimana dalam perjalanan sejarah sebagai "bangsa terpilih", mereka sungguh dituntun
oleh YHWH , Allah mereka. Ikatan erat dengan tradisi dan ibadat telah menjadikan naskah-naskah itu
Kitab Suci agama mereka . Pada gilirannya, Kitab Suci itu pun memiliki posisi unik dalam Agama
Kristiani.
Refleksi rasional dan refleksi imani
12. PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR
FILSAFAT
• ALASAN PERLUNYA BELAJAR
• MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
• MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT
• HAL-HAL YANG MENDORONG
BERFILSAFAT
13. Perlunya
Belajar
Sebagai seorang mahasiswa kita harus
mempelajari filsafat ilmu agar dapat
mengembangkan semangat toleransi dalam
perbedaan pandangan, mampu
membiasakan diri untuk bersikap logis-
rasional Opini & argumentasi, mampu
berpikir secara cermat dan tidak kenal lelah,
serta mampu membiasakan diri untuk
bersikap kritis.
14. filsafat ilmu
tumbuh dalam
dua fungsi
confirmatory theories yaitu
berupaya mendekripsikan relasi
normatif antara hipotesis
dengan evidensi
theory of explanation yakni berupaya
menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun
besar secara sederhana.
15. Berpikir secara
rasional ?
berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir logis, sistematis
kritis adalah ciri utama berpikir rasional tanpa berpikir
yang logis sistematis dan koheren tak mungkin diraih
kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
16. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN
filsafat mempersoalkan dan
membicarakan kembali akar masalah,
baik berdasarkan ilmu pengetahuan
maupun pemahaman lain
Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
• menalar secara jelas
• membedakan argumen yang baik dan yang buruk
• menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara
jelas
• melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
• melihat dan mempertimbangkan pendapat dan
pandangan yang berbeda.
17. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT
Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas
beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan
untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu
tertentu. Filsafat ilmu sangat penting bagi seorang
mahasiswa karena untuk membiasakan diri bersikap kritis,
logis dan rasional serta menumbuhka rasa toleransi dalam
perbedaan pandangan. Mahasiwa dituntut untuk tidak
hanya pandai dalam teori saja tapi harus bisa
mempraktekannya langsung dalam masyarakat.
20. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
Plato mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
berminat mencapaikebenaran yang hakiki lewat dialektika.
Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai
pengetahuan tentang kebenaran.
Descartes mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu
pengetahuan ten-tang Tuhan, alam, dan manusia.
Al-Farabi mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan
tentang alam wujud dan hakikat alam yang sebenarnya.
Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan
yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan.
21. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
Hakekat Filsafat yang paling awal adalah pengetahuan
teoritis yang menelaah peradaban yang abadi, tidak
berubah dan terpisah dari materi.
22. Hakekat Filsafat
Filsafat dapat memberikan kebiasaan dan kebijakan untuk
memandang dan memecahkan persoalan persoalan dalam
kehidupan sehari- hari.
Filsafat merupakan pendekatan yang menyeluruh terhadap
kehidupan dan dunia etika dapat membantu agama untuk melihat
secara kritis dan rasional tindakan tindakan moral.
23. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN
·FILSAFAT
MEMILIKI CARA
BERFIKIR YANG
MENYELURUH
·HUBUNGAN
FILSAFAT
DENGAN
KEBUDAYAAN
HUBUNGAN
FILSAFAT
DENGAN
LINGKUNGAN
Inti filsafat yaitu memberdayakan kekuatan berpikir dalam melahirkan
suatu keputusan yang bijak berupa kebenaran tentang sesuatu hal
24. Hubungan Filsafat
Dengan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan cipta
(akal), rasa dan karsa (kehendak) manusia yang hidup
bermasyarakat. Tanpa manusia tidak mungkin ada
kebudayaan. Tanpa manusia tidak mungkin ada
masyarakat Buku adalah kebudayaan jasmani, akan tetapi
isi buku merupakan kebudayaan rohani
25. Hubungan Filsafat
Dengan Lingkungan
Manusia, masyarakat dan kebudayaan mempunyai
hubungan yang erat, juga dengan alam sekitar atau
lingkungan. Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga
tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Itulah
sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan tertentu
yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
26. GUNA DAN FUNGSI
FILSAFAT
Guna dan fungsi filsafat untuk membuatmu berpikir secara kritis, agar
saat menghadapi masalah, kamu lebih bisa berpikir secara rasional
dan bersikap lebih netral. Ilmu ini juga bisa membantumu untuk
memecahkan masalah, mengidentifikasi masalah dan juga membantu
mendapatkan jawaban dari masalah. Etika menunjukkan bagaimana
norma yang baik dan bagaimana manusia hidup menurut norma
tersebut Filsafat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
29. • Manusia sebagai Sebuah Persoalan
• Apa Itu Filsafat?
• Filsafat Manusia dan Metodenya
• Relevansi Filsafat Manusia
• Batasan Buku Ini
KEBERADAAN
MANUSIA
DILIHAT DARI SISI
FILSAFAT
Manusia adalah satu-satunya makhluk
yang mampu bertanya. Ia memper-
tanyakan dirinya, keberadaannya, dan
dunianya. Kendati masih bersifat
sederhana, kegiatan ini sudah
diperlihatkan sejak dini.
30.
31. Manusia sebagai Sebuah Persoalan
Munculnya pertanyaan itu secara terus
menerus menandakan bahwa manusia adalah
sebuah persoalan. Semakin dia mendalami
pengalamannya, semakin ia menyadari dirinya
sebagai problem.
"Siapakah manusia itu?" Manusia
Para filsuf pra-Sokratik
berpendapat bahwa manusia
menyatakan dirinya ketika
bertindak sesuai dengan
aturan-aturan alam.
32. Manusia disebut dinamis karena ia berkembang terus
menerus dengan kebebasannya. Ia disebutkan misteri
karena memang ia tidak pernah bisa dipahami secara
definitif. Ia bersifat paradoksal, karena ketika ia
semakin didalami, pengetahuan tentangnya semakin
dangkal. Dengan kata lain semakin banyak kita
mengupas hakikat manusia, semakin sedikit yang kita
tahu tentangnya. Karena itu manusia adalah makhluk
yang paling sulit dimengerti.
33. Apa Itu Filsafat?
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya mencintai dan
sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan
dengan cinta akan kebijaksanaan.
34. Filsafat merupakan permenungan terhadap hasil perenungan
atau ideide yang ada. Perenungan ini ialah sejenis percakapan
yang dilakukan dengan diri sendiri atau dengan orang lain.
Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan
Filsafat bisa didefinisikan dalam tiga hal
Filsafat berusaha mengerti,
membedakan dan mengambil keputusan
Kedua, sebagai kritik Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran
secara metodis, sistematis, rasional dan radikal melampaui
kebenaran dan pertanggungjawaban. Sebagai sebuah ilmu filsafat
selalu berusaha untuk bertanya dan mempertanyakan. Tujuannya
adalah untuk menemukan kebenaran dan sebab musabab yang
terdalam dari segala hal.
35. Filsafat Manusia dan Metodenya
• Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Tugas dan
fungsi filsafat manusia adalah mempelajari manusia dalam
kebulatan aslinya serta menghadapinya sebagai sesuatu
keseluruhan
• Metode Filsafat Manusia
Titik tolak refleksi filsafat manusia adalah pengalaman. Akan tetapi tidak
semua pengalaman dapat direfleksikan secara filosofis, melainkan hanya
hal-hal yang berhubungan dengan hakikat manusia. Filsafat manusia juga
bersifat ekstensif, intensif dan kritis. Sikap kritis adalah modal dasar untuk
berfilsafat. Karena itu dalam filsafat "mempertanyakan" bukanlah hal
yang tabu, malahan menjadi sebuah keharusan.
36. Relevansi Filsafat Manusia
Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat
kemanusiaan. Aristoteles (384-322 sM) telah
mendefinisikan manusia dengan ungkapan homo est
animal rationale, artinya manusia adalah binatang
berpikir.
Ada tiga alasan untuk
menunjukkan relevansi
Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Memang
filsafat manusia tidak menawarkan jawaban yang menurut ukuran pragmatic membawa
dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari
Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat manusia
mengantar kita untuk semakin mampu bertanggungjawab terhadap diri kita dan
sesama.
37. Batasan Buku Ini
Manusia adalah
makhluk
multidimensional.
Persoalan
eksistensialnya sangat
kompleks. Dalam buku
ini penulis membatasi
diri pada tujuh topik".
hakikat manusia sebagai pribadi
badan dan jiwa
terra di sekitar kebebasan
pengetahuan
historisitas manusia
dimensi sosial manusia
kerja
38. BAB II
MANUSIA SEBAGAI PERSONA
Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan
dirinya sendiri. Ia juga memiliki cara berada yang khas dibandingkan
dengan makhluk yang lain.
39. Dengan kata lain, kata "individu" bagi makhluk infrahuman hanya terkait dengan perbedaan fisik
antara satu jenis dengan jenis yang lain, serta urut-urutan menurut ruang dan waktu tertentu.
Singkatnya, kata individu di kaitkan dengan tiga ciri, yakni bersifat kuantitatif, dan numerik serta
uniform atau seragam.
Individu manusia terkait dengan keunikan. Derajat kesatuan manusia adalah yang paling tinggi
dibandingkan dengan makhluk infrahuman. Bagi manusia diri merupakan sumber kegiatan dan
tindakan. Dengan demikian individualitas manusia ada pada derajat dan martabatnya. Jadi, bagi
manusia individu mengandung arti kesatuan dan keutuhan badan dan jiwa.
Manusia
Makhluk Infrahuman
Pengertian Individu
40. • Dalam filsafat manusia pribadi dihubungkan dengan keunikan
seseorang Setiap orang adalah unik dalam arti Mereka memiliki
cara yang berbeda dalam menjalani hidup
• Manusia menjadi pribadi atau individu karena jiwa dan badannya
bersatu. Ia adalah jiwa yang berbadan atau badan yang berjiwa.
Pesona
41. Terdapat 3 Pandangan Terhadap Manusia Sebagai Pesona
Pandangan Ontologis
Tekanan manusia sebagai pribadi
di¬letakkan pada rasionalitas dan
individualitas. Artinya, manusia dilihat
sebagai makhluk yang rasional dan
bersifat individual.
Pandangan Psikologis
Psikologi meletakkan pribadi manusia
pada kejiwaan. Dalam ungkapan ini
konsep persona diletakkan pada
animus atau jiwa. Jaminan tentang
keberadaan manusia ada pada
kejiwaannya.
Pandangan Dialogis
manusia adalah makhluk
relasional. Pribadi setiap
manusia terbentuk melalui
relasi, yakni relasi jiwa dan
badan, relasi individu dengan
masyarakat, sebaliknya relasi
masyarakat dengan individu.
42. Nilai-Nilai Absolut Pribadi
Kesadaran akan diri, bersifat otonom dan transendental, serta komunikatif.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang sadar akan diri sendiri. Kesadaran
ini bersumber pada aspek kerohaniannya. manusia adalah makhluk yang bebas.
Kebebasan adalah kondisi yang melekat di dalam diri manusia. Karena adanya
ruang untuk bergerak manusia bisa secara maksimal mengembangkan dirinya
dan berpartisipasi membangun dunianya menurut keunikannya.
43. Beberapa Elemen Persona
Pribadi manusia adalah makhluk yang konkret. Sifat konkret itu terungkap dalam berbagai
elemen yang ada dalam dirinya Karakter memberikan kestabilan, kemantapan, harmoni pada
seseorang. Dengannya seseorang menjadi lebih mantap untuk mencapai tujuan-tujuannya
yang penting dan membangkitkan kemauan dan kekuatan dalam mengambil keputusan. Akal
budi merupakan dasar bagi manusia untuk mencari kebenaran, kebenaran tentang diri
manusia dan kebenaran tentang alam melalui ilmu pengetahuan kebebasan merupakan
bagian dari martabat kemanusiaan yang tidak bisa dibungkam oleh siapapun.
44. Kesimpulan Manusia
Sebagai Pesona
Manusia juga adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber dari aspek kerohanian,
yakni jiwanya. Jiwa membuat manusia serba baru. Sebagai pribadi manusia mempunyai
kemampuan untuk menentukan diri . Ia juga memberi makna bagi kehidupannya dengan
mempertimbangkan segala tindakannya. Karena itu manusia bukan saja the rational being,
melainkan juga the act of being. Artinya, kualitas manusia sebagai pribadi diungkapkan
melalui perbuatan nyata sehari-hari.
47. PENGETAHUAN
DAN ILMU
PENGETAHUAN
Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa
yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan
tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua
milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
48. JENIS
PENGETAHUAN
Pertama, pengetahuan biasa, yakni
pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan dengan istilah common
sense, dan sering diartikan dengan
good sense, karena seseorang
memiliki sesuatu di mana bisa
menerima secara baik.
Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni
pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif.
Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas
dan kedalaman kajian tentang
sesuatu.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu
sebagai terjemahan dari science.
Pada prinsipnya merupakan usaha
untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense,
suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari.
Keempat, pengetahuan agama, yakni
pengetahuan yang hanya diperoleh
dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak
dan wajib diyakini oleh para pemeluk
agama. Pengetahuan mengandung
beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran
tentang cara berhubungan dengan
Tuhan.
49. HAKIKAT DAN SUMBER
PENGETAHUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang
merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu-
satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara
sungguh-sungguh. Manusia mengembangkan pengetahuannya
untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini.
Dia memikirkan hal-hal baru, karena dia hidup bukan sekedar
untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu.
Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia yang
disebabkan dua hal utama, yakni pertama manusia mempunyai
bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan
pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, yang
menyebabkan manusia mampu mengembangkan
pengetahuannya dengan cepat dan mantap adalah kemampuan
berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu."
50. HAKIKAT PENGETAHUAN
ADA DUA TEORI UNTUK MENGETAHUI HAKIKAT PENGETAHUAN, YAITU:
b. Idealisme
Pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif dan bukan
gambaran objektif tentang realitas.
a. Realisme
Pengetahuan menurut realisme
adalah gambaran atau kopi yang
sebenarnya dari apa yang ada
dalam alam nyata (dari fakta atau
hakikat).
51. SUMBER PENGETAHUAN
a. Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani
empeirikos, artinya pengalaman.
Menurut aliran ini manusia
memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya. Akal tidak
berfungsi banyak, kalaupun ada, itu
pun sebatas ide yang kabur.
c. IIntuis
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil
dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan insting,
tetapi berbeda dengan kesadaran dan
kebebasannya. Ia juga mengatakan bahwa
intuisi adalah suatu pengetahuan yang
langsung, yang mutlak dan bukan penge-
tahuan yang nisbi.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal
adalah dasar kepastian
pengetahuan. Pengetahuan yang
benar diperoleh dan diukur dengan
akal. Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan
menangkap objek.
d. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang
disampaikan oleh Allah kepada
manusia lewat perantaraan para
nabi. Para nabi memperoleh
pengetahuan dari Tuhan tanpa
upaya, tanpa bersusah payah,
tanpa memerlukan waktu untuk
memperolehnya.
52. PERBEDAAN PENGETAHUAN
DENGAN ILMU
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan
cara persepsi baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya umat
manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan
lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta
suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya pada dan
mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
53. DASAR DAN JENIS
ILMU PENGETAHUAN
Dasar ilmu pengetahuan secara substansial yaitu
bertolak dari ontologi, epistemologi, dan
aksiologi. Ketiga dasar ilmu pengetahuan ini
menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya
harus dapat memahami apa yang akan dilakukan,
bagaimana melakukan hal itu, dan untuk apa hal
itu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
54. DASAR ILMU
PENGETAHUAN
• Dasar Ontologis
Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret
maupun rohani/abstrak.
• Dasar Epistemologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis
yaitu metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan
yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan,
ontologis yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-
dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan
mengenai pengetahuan yang dimiliki.
• Dasar Aksiologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah
dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai
kegunaan ilmu. Di dalam ontologi dibicarakan mengenai ilmu
dan moral, tanggung jawab sosial serta berbagai etika dalam
pengembangan keilmuan.
56. Pengetahuan umum tidak memiliki objek, bentuk pernyataan pada dasarnya
ilmu memiliki dua macam objek, yaitu material dan formal. Objek material yaitu
sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, misalnya tubuh manusia
merupakan objek material ilmu kedokteran. objek formalnya yaitu metode
untuk memahami objek material ini, seperti pendekatan induktif dan deduktif.
OBJEK ILMU PENGETAHUAN
ILMIAH
Filsafat ilmu yaitu bagian yang tidak terpisahkan dari tuntutan perkembangan
ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu semakin jauh dari induknya
juga mendorong arogansi dan bahkan kompartementalisasi yang tidak sehat
antara satu bidang ilmu dan yang lain.
57. KONSEP ILMU
Konsep ilmu sebagaimana yaitu bagan,
rencana, atau pengertian, baik yang bersifat
abstrak maupun operasional yang merupakan
alat penting untuk kepentingan pemikiran
dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah. Konsep
ilmu atau konsep ilmiah tersebut sangat
dibutuhkan agar suatu ilmu dapat menyusun
berbagai asas, teori, sampai dalil.
58. KONSEP PENGETAHUAN
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui
manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti
seni dan agama. Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan
tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang
sehari-hari dihadapi manusia. Pemecahan ini pada dasarnya
yaitu dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Untuk
bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka kita harus
menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.
59. KONSEP ILMU
PENGETAHUAN
Masalah yang menjadi perhatian di dalam aktivitas ilmu
pengetahuan yaitu pencarian kejelasan dan perumusan
penjelasan mengenai struktur, fungsi, dan pola laku gejala-
gejala, baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir.
pengetahuan mencakup dua hal, yaitu penjelasan terhadap
sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai hukum bila
gejalanya merupakan gejala alam, kemudian sebagai dalil
bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.
Filsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk
segala ilmu pengetahuan.
60. TUJUAN ILMU
PENGETAHUAN
Sebagai sarana berpikir dalam kegiatan berbagai
disiplin keilmuan, dan dia tidak menggolongkan
matematika sebagai ilmu pengetahuan, tetapi cara
berpikir deduktif. Kalau dia dikelompokkan sebagai
pengetahuan, maka dia merupakan pengetahuan yang
paling tua umurnya dan paling pertama berkembang.
61. CIRI-CIRI ILMU
PENGETAHUAN
Pertalian tertib dimaksud disebabkan adanya suatu asas tata
tertib tertentu di antara bagian-bagian yang merupakan pokok
soalnya verifikasi ilmu sekaligus mengandung pengertian bahwa
ilmu senantiasa mengarah kepada tercapainya kebenaran, Ilmu
dikembangkan oleh manusia untuk menemukan suatu nilai luhur
dalam kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah.
Kebenaran ini dapat berupa asas-asas atau kaidah yang berlaku
umum atau universal mengenai pokok keilmuan yang
bersangkutan.
Masih terdapat beberapa ciri tambahan lainnya, misalnya ciri
instrumental dan ciri faktual, dalam arti senantiasa merupakan
sarana tindakan untuk melakukan banyak hal yang mengagumkan
dan membanjiri dunia dengan ide-ide baru.
63. PENGETAHUAN MANUSIA
Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupan manusia dapat
memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
• Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense. Karena
seseorang memiliki sesuatu di mana is menerima secara baik.
• Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan
untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
• Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan ke dalam kajian tentang sesuatu. Kalau
ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam.
• Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat Para utusannya. Pengetahuan
agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
64. JENIS ILMU
PENGETAHUAN
• Pengetahuan wahyu (revaled knowledge). Manusia memperoleh pengetahuan dan
kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia.
• Pengetahuan intuitif (intuitive knowledge). Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam
dirinya sendiri, pada saat menghayati sesuatu.
• Kebenaran tersebut tidak akan dapat diuji dengan observasi, perhitungan, atau eksperimen,
karena intuitif tidak hipotesis.
• Pengetahuan rasional (rational knowledge). Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan
yang diperoleh dari latihan rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap
peristiwa-peristiwa faktual.
Rasionalisme yaitu aliran dalam filsafat yang mengutainakan rasio untuk memperoleh
pengetahuan dan kebenaran. Rasionalisme berpandangan bahwa akal merupakan faktor
fundamental dalam pengetahuan.
65. KRITIK PAHAM
RASIONALISME TERHADAP
EMPIRISME
Metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari,
biasanya bersifat pengalaman tidak akan dapat membuktikan bahwa
aksioma itu salah pengetahuan dan kepercayaan. Kesimpulannya, bersifat
mandiri, yaitu suatu kesatuan yang bersistem.
Pengetahuan empiris yaitu sains, yang hipotesis sains diuji dengan
observasi atau eksperimen. Pengalaman merupakan faktor fundamental
dalam pengetahuan sehingga merupakan sumber dari pengetahuan
manusia. Pengalaman merupakan proses interaksi antara menusia dan
lingkungannya. Pengalaman tidak hanya sekadar dunia fakta, tetapi
termasuk pula dunia penelitian.
66. PENJELASAN
ILMU
Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk
mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman
manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada
pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia.
Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak
pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas
ontologis tertentu, g telah teruji kebenarannya secara empiris.
70. Zaman Modern (1500 -
1800)
Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio:
kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya,
meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun
yang inderawi. Kritisisme Imanuel Kant (1724-1804) mencoba
mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini.
71. Aliran rasionalisme
menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai
dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan
menyangsikan segalanya, secara metodis
Aliran empririsme
pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan
Kausalitas
Pengalaman hanya memberi kita urutan gejala,
tetapi tidak memperlihatkan kepada kita urutan
sebab-akibat
72. Masa kini (1800-sekarang)
Pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) filsafat masa kini
merupakan aneka bentuk reaksi langsung atau taklangsung, Menurut Hegel
semua yang ada dan semua kejadian merupakan pelaksanaan-yang-sedang-
berjalan dari Yang Mutlak dan bersifat rohani. Marxisme (diberi nama
mengikuti tokoh utama Karl Marx, 1818-1883) mengajarkan bahwa kenyataan
hanya terdiri atas materi belaka, yang berkembang dalam proses dialektis
(dalam ritme tesis-antitesis-sintesis).
73. TOKOH-TOKOH FILSAFAT
1. THALES (624-546 sm) "dari apa air itu ?, alasannya adalah karena air penting bagi
kehidupan"
2. ANAXIMANDER (610-546 sm) "Udara merupakan sumber segala kehidupan"
3. PYTHAGORAS (572-497 sm) "bilangan merupakan intisari dari semua benda maupun
dasar pokok dari sifat-sifat benda"
4. HERACLITUS (544-484 sm) "Engkau tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali
karena air sungai itu selalu mengalir"
5. PARMANIDES (450 sm) "penyimpulan dari yang umum ke yang khusus"
74. TOKOH-TOKOH FILSAFAT
16. ZENO (490 sm) "tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran relatif"
7. PROTAGORAS (480-411 sm) "manusia adalah ukuran kebenaran"
8. GORGIAS (485-380 sm) "membangkitkan semangat berfilsafat"
9. SOCRATES (470-399 sm) "ada kebenaran objektif, yang tidak tergantung pada saya atau pada kita"
10. PLATO (427-347 sm) "kebenaran umum itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di
alam idea"
11. ARISTOTELES (384-322 sm) "dikenal sebagai Bapak Logika")
75. Filsafat sebagai
Demitologisasi Metafisis
Salah satu wawasan tersebut adalah bahwa,
sebagaimana pohon merupakan organik lengkap
yang terdiri atas empat bagian utama (akar,
batang, cabang, daun), banyak juga, kalau bukan
sebagian besar, ide filosofis yang diorganisasikan
menurut pola seperti itu.
Jika pola "mitos, sastra, filsafat, ilmu" diakui
sebagai paparan perkembangan cara pikir
manusia pada skala makrokosmik (yakni budaya
manusia), kita jangan terkejut mendapati pola
serupa yang berjalan pada skala mikrokostnik
(yakni individu manusia).
76. Semakin baik pemahaman anda tentang konteksnya,
semakin kokoh akar-akar "pohon" filosofis pribadi anda
sendiri.
Empat Arah Pemikiran Manusia
Empat Daya Benak
Filsafat memanfaatkan pemahaman untuk
mengungkap kebenaran, sedangkan ilmu (science)
menerapkan penimbangan untuk rnengungkap
pengetahuan.
78. Plato menggunakan metode dialog, berlandaskan pemahamannya
atas ide-ide Sokrates (walaupun dalam hal-hal tertentu tak pelak
lagi melampaui gagasan-gagasan tersebut), dalam membangun
sistem metafisika pertama yang lengkap dengan nada modern.
Filsafatnya, yang menyediakan pola dasar sistem-sistem metafisika
"idealis", terlalu rumit untuk dikaji secara agak mendalam pada
matakuliah pengantar ini. Tetapi, dengan meninjau secara singkat
teori-teorinya tentang pengetahuan dan hakikat manusia, kita akan
dapat memperoleh contoh yang baik perihal bagaimana
idealismenya berjalan.
metode dialog
79. Menurut Plato, jiwa itu tak pernah tidak eksis, karena kekal.
Sebelum kelahiran kita, jiwa kita dalam forma kekalnya
berada di alam idea, dan ke alam inilah jiwa kita kembali
sesudah kita meninggal dunia. Karena forma kekalnya
tidak terhambat oleh kegelapan dan keterbatasan "gua",
di alam pikiran ini jiwa itu mudah mengakses semua
pengetahuan.
Menurut PLATO
80. Tiga Daya Jiwa
Akal : Kepala
Rohani : Hati
Selerra : perut
Sesungguhnya, Plato sendiri yakin bahwa sisters forma
kekal¬nya mampu menjelmakan filsafat menjadi ilmu,
suatu wujud pevetahuan yang berkedudukan-kuat—
suatu tujuan yang banyak dianut oleh Para filsuf sejak
itu.
81. Filsafat Sebagai iImu
Teleologis
Aristoteles mendasarkan sistemnya
pada suatu metafisika yang sedikit-
banyak menempatkan idealisme
Plato di benaknya dengan
berpendapat bahwa yang pada
hakikatnya nyata itu partikula, bukan
universa.
82. Idealisme plato Realisme Aristoteles
forma = realitas forma + bahan
bahan = ilusi substansi (realitas)
PANDANGAN MENURUT TOKOH
FILSAFAT
86. KEBENARAN MENURUT
BRADLEY
Kebenaran itu adalah kenyataan. Jadi
untuk membuktikan bahwa hari ini benar-
benar hujan, kita harus membedakan
dengan melihat kenyataan
terjadi di luar rumah.
87. BENAR BAHWA PENGETAHUAN
Aristoteles, berpendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, Misalnya
kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga
kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak.
5. Pengetahuan Intuitif.
1. Pengetahuan Akal. 2. Pengetahuan Budi.
3. Pengetahuan Indrawi.
4. Pengetahuan Kepercayaan.
Pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas
sebagai berikut:
88. KRITERIA
KEBENARAN
Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara
pernyataan dengan fakta di lapangan.
Kebenaran koherensi adalah kebenaran
atas hubungan antara dua pernyataan.
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran
hanya dalam salah satu konsekuensi saja.
Kebenaran sintaksis adalah kebanaran yang berangkat
dari tata bahasa yang melekat.
Kebenaran logika yang berlebihan adalah kebenaran yang
sebenamya telah merupakan fakta.
Kebenaran paradigmatik adalah kebenaran yang berubah pada
berbagai ruang dan waktu.
90. LOGIKA KEBENARAN
Jadi pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan
ini, kita akan bergelut dengan
kegiatan berpikir yang mengasah kemampuan
intelektual mulai dari kegiatan yang sederhana,
seperti mengingat sampai pada pemecahan masalah
(problem solving).
91. YANG MAHA BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang
Maha Benar (Al Haq), itulah sebabnya para pedzikir
senantiasa mengucapkan Alhamdulillah (Segala Puji Bagi
Allah) pada setiap penyelesaian. Penemuan ilmiahnya,
ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu dengan
membacanya sebanyak tiga puluh tiga kali.
92. Dalam istilah Belanda disebut Rechtzekerheid sedangkan
dalam Islam dikenal dengan Syariah Fiqih. Pemerintah dan Masyarakat
harus menjunjung tinggi supremasi hukum, kendatipun di Indonesia kasus
perkosaan Sum Kuning, pembantaian Marsinah, pembunuhan Udin
Syafrudin tidak pernah terungkap karena pemerintah setempat diduga
terlibat.
AZAS KEPASTIAN
HUKUM
93. Dalam istilah Belanda disebut Zulverheid van
Oogmerk, sedangkan dalam istilah Islam
dikenal dengan Niat. Misalnya aparat hukum
yang mengejar pelaku kejahatan yang masuk ke
dalam sarang pelacuran dan perjudian terpaksa
harus ikut masuk tetapi tanpa ikut
menikmatinya.
AZAS KEMURNIAN TUJUAN
94. Dalam istilah Belanda dikenal dengan Evenwichtigheid,
sedangkan dalam istilah Inggris dikenal dengan The Balancing
Theories, dalam Islam dikenal dengan Wasathan. Pemerintah harus
menyeimbangkan antara demokrasi dengan nasionalisme, antara hak
asasi dengan hukum, antara responsiveness dengan effectiveness,
antara baik dan benar. Inilah yang telah penulis tulis dalam buku
Filsafat Pemerintahan.
AZAS KESEIMBANGAN
96. K E B E R A D A A N M A N U S I A
D I L I H AT D A R I S I S I
F I L S A FAT
BAB 7
97. Manusia adalah satu-satunya makhluk
yang mampu bertanya. Ia memper-
tanyakan dirinya, keberadaannya, dan
dunianya. Kendati masih bersifat
sederhana, kegiatan ini sudah
diperlihatkan sejak dini.
98.
99. M A N U S I A S E B A G A I
S E B U A H
P E R S O A L A N
"Siapakah manusia itu?"
M a n u s i a d i s e b u t d i n a m i s k a r e n a i a
b e r k e m b a n g t e r u s m e n e r u s d e n g a n
k e b e b a s a n n y a . I a d i s e b u t k a n m i s t e r i
k a r e n a m e m a n g i a t i d a k p e r n a h b i s a
d i p a h a m i s e c a r a d e f i n i t i f . I a b e r s i f a t
p a r a d o k s a l , k a r e n a k e t i k a i a
s e m a k i n d i d a l a m i , p e n g e t a h u a n
t e n t a n g n y a s e m a k i n d a n g k a l . D e n g a n
k a t a l a i n s e m a k i n b a n y a k k i t a
m e n g u p a s h a k i k a t m a n u s i a , s e m a k i n
s e d i k i t y a n g k i t a t a h u t e n t a n g n y a .
K a r e n a i t u m a n u s i a a d a l a h m a k h l u k
y a n g p a l i n g s u l i t d i m e n g e r t i .
100. Apa Itu Filsafat?
K a t a " f i l s a f a t " b e r a s a l
d a r i b a h a s a Yu n a n i ,
y a k n i p h i l e i n , a r t i n y a
m e n c i n t a i d a n s o p h i a ,
a r t i n y a k e b i j a k s a n a a n .
D a r i d u a k a t a i n i s e c a r a
h a r a f i a h f i l s a f a t
d i a r t i k a n d e n g a n c i n t a
a k a n k e b i j a k s a n a a n .
101. Filsafat merupakan permenungan terhadap hasil
perenungan atau ideide yang ada. Perenungan ini ialah
sejenis percakapan yang dilakukan dengan diri sendiri
atau dengan orang lain.
Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan
Filsafat bisa didefinisikan dalam tiga hal
Filsafat berusaha mengerti,
membedakan dan mengambil
keputusan
Kedua, sebagai kritik Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari
kebenaran secara metodis, sistematis, rasional dan
radikal melampaui kebenaran dan
pertanggungjawaban. Sebagai sebuah ilmu filsafat
selalu berusaha untuk bertanya dan
mempertanyakan. Tujuannya adalah untuk
menemukan kebenaran dan sebab musabab yang
terdalam dari segala hal.
102. Filsafat Manusia dan Metodenya
• Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara
spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Tugas dan fungsi
filsafat manusia adalah mempelajari manusia dalam kebulatan aslinya
serta menghadapinya sebagai sesuatu keseluruhan.
• Metode Filsafat Manusia
Titik tolak refleksi filsafat manusia adalah pengalaman. Akan tetapi tidak
semua pengalaman dapat direfleksikan secara filosofis, melainkan hanya
hal-hal yang berhubungan dengan hakikat manusia. Filsafat manusia juga
bersifat ekstensif, intensif dan kritis. Sikap kritis adalah modal dasar untuk
berfilsafat. Karena itu dalam filsafat "mempertanyakan" bukanlah Yang
tabu, malahan menjadi sebuah keharusan.
103. Relevansi Filsafat Manusia
Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat
kemanusiaan. Aristoteles (384-322 sM) telah
mendefinisikan manusia dengan ungkapan homo est
animal rationale, artinya manusia adalah binatang
berpikir.
Ada tiga alasan untuk
menunjukkan relevansi
Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Memang
filsafat manusia tidak menawarkan jawaban yang menurut ukuran pragmatic membawa
dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat manusia
mengantar kita untuk semakin mampu bertanggung jawab terhadap diri kita dan
sesama.
104. Batasan Buku Ini
Manusia adalah
makhluk
multidimensional.
Persoalan
eksistensialnya sangat
kompleks. Dalam buku
ini penulis membatasi
diri pada tujuh topik".
hakikat manusia sebagai pribadi
badan dan jiwa
terra di sekitar kebebasan
pengetahuan
historisitas manusia
dimensi sosial manusia
kerja
105. BAB II
MANUSIA SEBAGAI PERSONA
Persona atau pribadi merupakan salah satu
dimensi mendasar manusia. Sebagai pribadi
manusia mempunyai kemampuan untuk
menentukan dirinya sendiri. Ia juga memiliki
cara berada yang khas dibandingkan dengan
makhluk yang lain.
106. Dengan kata lain, kata "individu" bagi makhluk infrahuman hanya terkait dengan
perbedaan fisik antara satu jenis dengan jenis yang lain, serta urut-urutan
menurut ruang dan waktu tertentu. Singkatnya, kata individu di kaitkan dengan
tiga ciri, yakni bersifat kuantitatif, dan numerik serta uniform atau seragam.
Derajat kesatuan manusia adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan
makhluk infrahuman. Bagi manusia diri merupakan sumber kegiatan dan
tindakan. Dengan demikian individualitas manusia ada pada derajat dan
martabatnya. Jadi, bagi manusia individu mengandung arti kesatuan dan
keutuhan badan dan jiwa.
Manusia
Makhluk Infrahuman
Pengertian Individu
107. Pesona
• Dalam filsafat manusia pribadi
dihubungkan dengan keunikan seseorang
Setiap orang adalah unik dalam arti
Mereka memiliki cara yang berbeda dalam
menjalani hidup
• Manusia menjadi pribadi atau individu
karena jiwa dan badannya bersatu. Ia
adalah jiwa yang berbadan atau badan
yang berjiwa.
108. Pandangan Ontologis
Tekanan manusia sebagai
pribadi di¬letakkan pada
rasionalitas dan individualitas.
Artinya, manusia dilihat sebagai
makhluk yang rasional dan
bersifat individual.
Pandangan Psikologis
Psikologi meletakkan pribadi
manusia pada kejiwaan. Dalam
ungkapan ini konsep persona
diletakkan pada animus atau
jiwa. Jaminan tentang
keberadaan manusia ada pada
kejiwaannya.
Pandangan Dialogis
Manusia adalah makhluk
relasional. Pribadi setiap
manusia terbentuk melalui
relasi, yakni relasi jiwa dan
badan, relasi individu
dengan masyarakat,
sebaliknya relasi masyarakat
dengan individu.
Terdapat 3 Pandangan Terhadap
Manusia Sebagai Pesona
109. Nilai-Nilai Absolut Pribadi
Kesadaran akan diri, bersifat otonom dan transendental, serta komunikatif.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang sadar akan diri sendiri.
Kesadaran ini bersumber pada aspek kerohaniannya. manusia adalah makhluk
yang bebas. Kebebasan adalah kondisi yang melekat di dalam diri manusia.
Karena adanya ruang untuk bergerak manusia bisa secara maksimal
mengembangkan dirinya dan berpartisipasi membangun dunianya menurut
keunikannya.
110. Beberapa Elemen Persona
Pribadi manusia adalah makhluk yang konkret. Sifat konkret itu terungkap dalam
berbagai elemen yang ada dalam dirinya Karakter memberikan kestabilan, kemantapan,
harmoni pada seseorang. Dengannya seseorang menjadi lebih mantap untuk mencapai
tujuan-tujuannya yang penting dan membangkitkan kemauan dan kekuatan dalam
mengambil keputusan. Akal budi merupakan dasar bagi manusia untuk mencari
kebenaran, kebenaran tentang diri manusia dan kebenaran tentang alam melalui ilmu
pengetahuan kebebasan merupakan bagian dari martabat kemanusiaan yang tidak bisa
dibungkam oleh siapapun.
111. Kesimpulan Manusia Sebagai
Pesona
Manusia juga adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber dari
aspek kerohanian, yakni jiwanya. Jiwa membuat manusia serba baru.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri .
Ia juga memberi makna bagi kehidupannya dengan mempertimbangkan
segala tindakannya. Karena itu manusia bukan saja the rational being,
melainkan juga the act of being. Artinya, kualitas manusia sebagai pribadi
diungkapkan melalui perbuatan nyata sehari-hari.
114. Pengetahuan
Pemikir filsafat menyimpulkan adanya 4 (empat) gejala tahu, diantaranya yaitu :
• Karena yang ada di sekeliling manusia itu banyak sekali dan manusia ingin tahu, maka
kekaguman dan keheranan itu serasa tak ada habisnya, maka terus-meneruslah ia bertanya, baik
kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Pertanyaan kepada diri sendiri akan dijawab
dengan melakukan penyelidikan.
• Orang yang mengira tahunya benar, sebenarnya keliru. Manakala ia sadar akan kekeliruannya,
maka segera lenyaplah kepuasannya. Oleh karena itu, pemuas ingin tahu itu hanyalah kebenaran.
• Pengalaman semata-mata bukanlah pengetahuan yang sebenarnya. Pengalaman itu hanya
memungkinkan pengetahuan. Pengetahuan sebenarnya barulah ada jika manusia demi
pengalamannya mengadakan putusan atas objeknya.
• Oleh karena manusia mengadakan putusan, maka manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa ia
tahu. Dulu, ia tahu bahwa ia keliru atau belum tahu, dan sekarang ia tahu bahwa ia tahu.
115. Keyakinan
Keyakinan timbul karena percaya. Kepastian yang terjadi karena percaya ini tidak
perlu kurang pastinya daripada kepastian yang diperoleh sendiri. Dalam agama,
kepercayaan merupakan suatu unsur yang amat penting dan dalam hal ini amat
masuk akal. Alasannya, kebenaran yang dipercayai oleh kaum beragama ini
diyakini sebab diberitahukan oleh yang tidak dapat berdusta (Allah itu sendiri)
atau paling tidak seseorang yang menerima tugas memberitahukan kebenaran ini
kepada umat manusia.
116. Ilmu Pengetahuan
• Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai
kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui
pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan
sistem tertentu.
• Ilmu pengetahuan diciptakan manusia karena didorong oleh rasa
ingin tahu manusia yang tidak berkesudahan terhadap objek,
pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian indra,
karena indra dianggap sering menipu.
117. Ilmu pengetahuan
1. Ilmu pengetahuan filosofi
yang mempersoalkan hakikat
atau esensi sesuatu
(pengetahuan universal).
2. Ilmu pengetahuan kausalistik,
artinya selalu mencari sebab-
musabab keberadaannya
(pengetahuan umum bagi suatu
jenis benda).
3. Ilmu pengetahuan yang bersifat
deskriptif-analitik, yaitu mencoba
menjelaskan sifat-sifat umum yang
dimiliki oleh suatu jenis objek.
4. Ilmu pengetahuan yang bersifat
normative, yaitu mencoba memahami
norma suatu objek yang dari sana
akan tergambar tujuan dan manfaat
dari objek tersebut.
118. Enam sistem yang lazim dikenal
dalam ilmu pengetahuan
• Sistem tertutup
• Sistem terbuka
• Sistem alami
• Sistem buatan
• Sistem yang berbentuk lingkaran
• Sistem yang berbentuk garis lurus
120. 1) Teori Saling Hubungan (Coherence Theory)
Tingkat saling hubungan adalah ukuran bagi tingkat
kebenaran itu sendiri. Semakin terdapat saling
hubungan di antara ide-ide yang makin meluas maka
akan menunjukkan kesahihan kebenaran yang
semakin jelas pula. Dalam dunia pengadilan, misalnya,
semakin kuat saling hubungan antara seluruh
kesaksian, maka semakin kuat pula adanya kebenaran
itu.
121. 2)Teori Persesuaian (Correspondence Theory)
Rogers Calvin Hall, 1995 mengatakan
bahwa, kebenaran itu terletak pada
kesesuaian antara esensi atau arti yang
diberikan dengan esensi yang terkandung
dalam diri hal atau objek itu sendiri.
122. Workability adalah sesuatu yang mungkin dapat
menuntun ke arah pemecahan masalah. Tetapi
jika hal ini hanya bergantung sepenuhnya
kepada keyakinan, maka spekulasi yang bisa
menimbulkan kesesatan perlu dipertimbangkan.
3) Teori Kegunaan (Pragmatic Theory)
123. FILSAFAT ILMU DAN PENELITIAN
FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR MELAKUKAN
PENELITIAN
124. Ilmu Sebagai Pengetahuan
Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu.
• Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang meng-
hubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan
pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman
mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal.
• Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan
sebab-akibat) dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang
merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
125. Upaya mendapatkan pengetahuan
Upaya aktif yaitu upaya melalui
penalaran pikiran dan perasaan
Upaya pasif yaitu upaya melalui
keyakinan atau kepercayaaan terhadap
kebenaran sesuatu yang diwartakan
126. Ilmu merupakan fakta, sedangkan jalinan fakta keseluruhannya
disebut teori. Lebih jelasnya dinyatakan bahwa teori adalah jalinan
fakta menurut meaningfull construct.
Ilmu merupakan fakta
Fakta memulai teori: Teori berpijak
pada satu-dua fakta hasil
penemuan (discovery)
Fakta menolak dan mereformasi
teori yang telah ada
Fact redefine and clarify theory.
Fakta dapat mendefinisikan kembali
atau memperjelas definisi yang ada
dalam teori.
127. Untuk mengetahui atau membangun hubungan tegas antara fakta atau variabel
dalam proposisi, yang harus dilakukan pertama kali adalah mendeskripsikan
proposisi, kemudian menguji tingkat kebenarannya atau tingkat validitas dan
reliabilitasnya. Mendeskripsikan proposisi menyangkut tiga hal pekerjaan. Pertama,
menentukan determinant and result kausalitas variabel (dari fakta); kedua,
memerhatikan keeratan hubungan (linkage) di antara determinant dari result
tersebut; ketiga, menelaah nilai informatif dari varabel itu.
Membangun hubungan tegas antara fakta atau variabel
dalam proposisi
128. Tingkat Kemantapan Teori
Setiap bidang ilmu mernpunyai tingkat kemantapan yang berbeda,
misalnya antara bidang ilmu sosial, biologi, dan pengetahuan alam
(eksakta) berbeda kemantapan teorinya, tergantung pada
kedewasaannya. Pada ilmu sosial misalnya, ilmu yang relatif lebih
muda perkembangannya, berupaya menuju ke kesempurnaannya,
berupaya mendekati teori-teori ilmu eksakta (dalam hal eksplanasi dan
prediksinya).
129. 1.
Unit dari fenomena: definisi pengertian atau ungkapan yang
menjawab pertanyaan what.
2. Hubungan antara unit-unit: taksonomi (klasifikasi dari definisi).
3.
Aplikasi unit pada subject matter baru: diagnosis (menyatakan
sesuatu yang dihadapi itu termasuk kelas apa).
4.
Bentuk atau jiwa dari penelitian: studi deskriptif (gambaran
tentang apa dari fenomena yang dipelajari itu).
Pekerjaan taksonomikal
Penelitian yang dilakukan dalam pekerjaan taksonomikal adalah studi deskriptif.
130. 1.
Unit dari fenomena: proposisi (pengertian atau ungkapan yang
menjawab pertanyaan why)
2.
Hubungan antara unit-unit: klasifikasi (hubungan kausalitas
dari proposisi)
3.
Aplikasi unit kepada subject matter baru: eksplanasi
(menyatakan hal-hal apa yang rnenyebabkan fenomena
terjadi)
Pekerjaan teoretikal
Bentuk atau jiwa dari penelitian teoretikal adalah studi verifikasi
131. Berpikir Induktif dan Deduktif
• Pekerjaan induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus
(particular) yang terpikirkan sebagai kelas dari suatu
fenomena, menuju generalisasi.
• Berpikir deduktif, bekerjanya berangkat dari hal yang
umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal
yang khusus (particular).
132. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan melalui metode ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau
cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis.
Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan adalah:
(1) Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
(2) Menyusun kerangka pikiran (logical contract)
(3) Merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah)
(4) Menguji hipotesis secara empirik
(5) Melakukan pembahasan
(6) Menyimpulkan
135. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Filsafat Pancasila yaitu: suatu sistem pemikiran yang rasional, sistematis, terdalam dan
menyeluruh tentang hakikat bangsa, negara dan masyarakat Indonesia yang nilai-nilainya
telah ada dan digali dari bangsa Indonesia sendiri. (Notonagoro,1966 :35)
TINGKAT-TINGKAT PENGETAHUAN PANCASILA
1. Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah "Bagaimana" maka akan diperoleh suatu pengetahuan
ilmiah yang bersifat deskreptif.
2. Dengan mencari suatu pertanyaan ilmiah "Mengapa", maka pengetahuan yang didapatkan adalah
pengetahuan bersifat kausal.
3. Dengan menjawab petanyaan ilmiah "Kemana": maka pengetahuan yang didapat adalah pengetahuan
yang bersifat normatif.
4. Dengan menjawab pertanyaan "Apa" akan diperoleh pengetahuan mengenai hakikat dari sesuatu yang dinyatakan.
5. Ada pembahasan Filsafat Pancasila, yaitu kajian Pancasila sampai pada tingkat hakikat sila-sila Pancasila.
136. MANFAAT FILSAFAT PANCASILA BAGI
PENGGUNAAN FILSAFAT
(1) Sebagai induk pengetahuan
(2) Sebagai pemberi dasar bagi ilmu
pengetahuan
(3) Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat
memiliki sila
(4) Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan
(5) Ilmu pengetahuan ke arah tujuan demi kebahagiaan
dan kesejahteraan umat manusia
(6) Dengan filsafat ilmu pengetahuan akan
mampu menyelesaikan masalahnya
137. MANFAAT FILSAFAT PANCASILA BAGI
PENDIDIKAN KESARJANAAN
1) Filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam
2) Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan
kesadaran manusia akan kedudukannya
3) Menggugah pengertian serta kesadaran para calon
sarjana akan pemikiran kemanusiaan
4) Pendidikan filsafat akan membantuk para sarjana
menjadi ilmuwan yang bijaksana
138. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT
DAN IDEOLOGI
Ideologi dapat dikatakan pula sebagai konsep
operasionalisasi dari suatu pandangan atau filsafat hidup
akan merupakan norma ideal yang melandasi ideologi,
karena norma itu akan dituangkan dalam perilaku, juga
dalam kelembagaan sosial, politik, ekonomi, pertahanan
keamanan dan sebagainya.
Jadi filsafat sebagai dasar dan sumber bagi perumusan ideologi yang juga menyangkut
strategi dan doktrik, dalam menghadapi permasalahan yang timbul di dalam kehidupan
bangsa dan negara.
139. Ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila
namun mengeksplisitkan wawasannya secara kongkrit,
sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk
memecahkan masalah-masalah baru dan aktual.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
TERBUKA
140. DIMENSI PANCASILA IDEOLOGI YANG
BERSIFAT TERBUKA
a. Dimensi idealistis
b. Dimensi normatif
c. Dimensi realistis
141. PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT
NEGARA
Hal itu meliputi segala peraturan perundang-undangan dalam negara, pemerintahan dan
aspek-aspek kenegaraan yang lainnya. Negara adalah lembaga kemasyarakatan dalam
hidup bersama. Suatu negara akan hidup dan berkembang dengan baik manakala negara
tersebut memiliki dasar filsafat sebagai sumber nilai kebenaran, kebaikan dan keadilan.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan suatu sumber nilai
bagi bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische Gronslag dari
negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
142. KEDUDUKAN PANCASILA
a) Pancasila adalah merupakan sumber dari segala
sumber hukum Indonesia.
b) Meliputi suasana kebatinan dari Undang-undang
Dasar.
c) Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar
tertulis maupun tidak tertulis).
d) Mengandung norma
e) Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945
143. PANCASILA SEBAGAI ASAS PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA INDONESIA
Perbedaan adalah merupakan bawaan dari manusia sebagai
makhluk pribadi. Namun demikian bahwa sifat manusia adalah
sebagai individu dan makhluk sosial dan kedua sifat kodrat
manusia tersebut harus senantiasa ada dalam keseimbangan yang
serasi dan harmonis yang harus dilaksanakan penjelmaannya
dalam hidup bersama yaitu dalam suatu negara Indonesia. Hal
inilah yang sering disebut sebagai asas kekeluargaan (gotong-
royong).
144. 1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah.
2. Memiliki satu wilayah di mana kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari sumber-
sumber kehidupan.
3. Memiliki kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia dibesarkan di bawah
gemilangnya kerajaan-kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan lain sebagainya.
4. Memiliki kesamaan nasib yaitu berada di dalam kesenangan.
5. kesusahan, dijajah Belanda, Jepang dan lainnya.
6. Memiliki satu ide, cita-cita satu kesatuan jiwa atau asas kerohanian , dan satu tekad
untuk hidup bersama dalam suatu negara Republik Indonesia.
CIRI-CIRI YANG DI MILIKI BANGSA INDONESIA SEBAGAI
SUATU BANGSA
145. (1) Suatu kesatuan bagian-bagian
(2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
(3) Saling berhubungan, saling ketergantungan
(4) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan
bersama (tujuan sistem)
(5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore
dan Votch, 1974:22).
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM FILASAFAT
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan
sistem filsafat:
146. KESATUAN SILA-SILA
PANCASILA
Secara ontologis kesatuan sila-
sila Pancasila sebagai suatu
bersifat hierarkhis dan
berbentuk piramida adalah
sebagai
berikut bahwa hakikat adanya
Tuhan adalah ada karena
dirinya Tuhan sebagai causa
Prima.
Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok
negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan,
negara adalah sebagai persekutuan hidup yang anggotanya
adalah manusia (Sila 2). Maka negara adalah sebagai
akibat adanya manusia yang bersatu (Sila 3). terbentuklah
persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Maka
rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di sarnping
wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas
Individu-individu dalam negara yang bersatu (Sila 4).
Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan suatu keadilan
dalam hidup bersama atau dengan lain perkataan keadilan
sosial (sila 5) pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga
hidup bersama yang disebut negara (lihat Notonagoro,
1984:61 dan 1975:52,57).
147. Kesatuan sila-sila Pancasila pada
hakikatnya bukanlah hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja
namun juga meliputi kesatuan dasar
ontologis, dasar epistemologis serta dasar
biologis dari sila Pancasila.
KESATUAN SILA-SILA
PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM FILSAFAT
148. DASAR ONTOLOGIS SILA-SILA PANCASILA
Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memilikil hakikat
mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga, disebut
sebagai dasar antropologis.
Subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan , yang. berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusayawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah
manusia ( Notonagoro, 1975: 23 ).
149. Tuhan (ke-/-an) Ketuhanan
Manusia (ke-/-an) Kemanusiaan
Satu (per-/-an) Persatuanan
Rakyat (ke-/-an) Kerakyatanan
Adil (ke-/-an) Keadilan
HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA
Jadi sila-sila Pancasila tersebut secara berturut-turut mempunyai kata
dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil yang masing-masing,
merupakan suatu landasan dari setiap sila.
150. 1) Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sesuai dengan akibat) merupakan
suatu nilai-nilai agama).
2) Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan
hakikat manusia.
3) Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan
hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan
keadaan negara Indonesia sehingga terwujud suatu kesatuan.
4) Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan
hakikat rakyat.
5) Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan
hakikat adil.
ARTI INTI SETIAP SILA DARI PANCASILA
151. PENGERTIAN KESESUAIAN SIFAT-SIFAT DAN
KEADAAN NEGARA DENGAN LANDASAN SILA-SILA
PANCASILA
Sifat-sifat (sifat luar), yaitu hal baru yang
ditambahkan pada sesuatu sehingga merupakan
ciri baru, atau sesuatu itu memiliki ciri baru
(kualitas) baru. Misalnya sebuah meja yang
kemudian dicat coklat (ditambahkan warna coklat),
sehingga warna coklat merupakan ciri baru meja
sehingga disebut meja coklat.