Makalah ini membahas tentang macam-macam strategi pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran kooperatif. Strategi ini melibatkan siswa belajar secara berkelompok dengan saling membantu untuk meningkatkan pemahaman. Ada beberapa model pembelajaran kooperatif seperti STAD dan Jigsaw. Strategi ini memiliki kelebihan seperti meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan sosial siswa, namun juga memiliki kelemahan se
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
1. MAKALAH
MACAM-MACAM STRATEGI PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu: Nashrul Haqqi F, M.Pd
Di susun oleh:
Kelompok 1
1. Fatma Syifa Nabila A 203111185
2. Anisa Rima S 203111186
3. Aqilah Nuruliya D 203111187
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2022/2023
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Strategi pembelajaran
memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses dan
keberhasilan belajar. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mengacu pada
model pembelajaran yang menempatkan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang
saling membantu dalam belajar. Namun sisi lain ada komponen yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar, yaitu: (1) faktor bahan atau hal, yang merupukan in put pokok
dalam pelajar; (2) faktor lingkungan yang terdiri: lingkungan fisik dan alami; lingkungan
sosial; (3) faktor instrumental yang berupa perangkat keras (hardwere) seperti misalnya;
gedung, perlengkapan belajar, media prektikum, dan sebagainya; dan (4) faktor kondisi
individual si pelajar yang terdiri dari kondisi fisiologis, seperti kesehatan, pada umumnya
gizi, panca indera, dan kondisi psikis seperti perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi,
ingatan, berfikir, inteligensi, bakat dan motivasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Strategi Pembelajaran Kooperatif?
2. Bagaimana Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif?
3. Bagaimana Model model Pembelajaran Kooperatif?
4. Apa Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui konsep strategi pembelajaran kooperatif.
3. Untuk mengetahui model pembelajaraan kooperatif.
4. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran koperatif
Rustaman et al., (2003: 206) menyatakan strategi pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme
karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri
melalui berpikir rasional. Strategi cooperative learning atau gotong royon merupakan
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja
sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran
kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar
kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam
belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungannya yang bersifat
interdependensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu
memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan
peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya
secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam
kelompok.
Arends menyatakan strategi pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang berpusat pada warga belajar (learner-centered principles of learning).
Sedangkan, Lie (2004:29) menyatakan strategi pembelajaran kooperatif adalah
kegiatan belajar mengajar dalam kelompok-kelompok kecil, di mana peserta didik
belajar dan bekerjasama untuk mendapatkan pengalaman belajar yang optimal, baik
pengalaman individu maupun kelompok. Hal ini didukung, Balkcom (1992:1) yang
menyatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran dalam
kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan yang
berbeda untuk mengembangkan kemampuan dalam mempelajari suatu objek. Uraian
di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif
memungkinkan guru dapat mengelola kelas dengan lebih efektif. Selain itu, setiap
anggota kelompok dapat saling bekerjasama dalam meningkatkan kemajuan belajar
dan membantu keberhasilan seluruh anggota kelompok.
Adapun ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif, yaitu:
(1) belajar bersama teman,
(2) terjadi tatap muka dengan teman,
4. (3) saling mendengar pendapat teman,
(4) produktif berbicara, keputusan tergantung pada warga peserta didik sendiri, dan
(5) warga belajar dapat aktif dalam belajar.
Sedangkan, karakteristik dari strategi pembelajaran kooperatif diantaranya:
a). Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis,
b). Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan
rendah, sedang, dan tinggi,
c). Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda
suku, budaya, dan jenis kelamin,
d). Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu
(Stahl, 1994: 19).
Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam
model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk
kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur
aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama
diantara anggota kelompok.
c. Formatting (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari,
merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan
penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang
pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak
informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.
Selanjutnya, Stahl (1994:10-15) mengemukakan beberapa konsep mendasar yang
perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru dalam menggunakan strategi kooperatif
di kelas, sebagai berikut:
(a) Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran.
(b) Penerimaan yang menyeluruh oleh warga belajar tentang tujuan belajar.
(c) Ketergantungan yang bersifat positif.
(d) Keterbukaan dalam interaksi pembelajaran.
(e) Tanggung jawab individu.
(f) Pengakuan dan penghargaan kelompok yang sukses.
5. (h) Sikap dan perilaku sosial yang positif.
(i) refleksi dan internalisasi, dan
(j) kepuasan dalam belajar. Ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran adalah
pembelajaran yang menekankan pada kerjasama dalam kelompok belajar yang telah
ditetapkan.
Perbedaan antara belajar kelompok dengan pembelajaran kooperatif, menurut
Woofolk (1998:349-350), bahwa istilah "belajar kelompok" dan "pembelajaran
kooperatif” seringkali digunakan atau dianggap sama. Padahal, kelompok kerja
adalah beberapa peserta didik bekerja bersama dimana kelompok kerja mungkin
bekerjasama dan mungkin juga tidak melakukan bekerjasama. Kolaborasi dan
pembelajaran kooperatif melibatkan pengajaran yang konstruktif yang bersifat
kompleks, lingkungan belajar yang alami dan interaksi sosial. Hasil penelitian Slavin
dalam Sprinthall (1990:600-601) melakukan serentetan kajian terhadap prestasi anak
yang sebagian besar terdiri atas anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan
khusus tersebut dikelompokkan dengan jumlah empat atau lima dalam satu
kelompok, yang berisikan anak cepat belajar dan anak yang lambat belajar.
Selanjutnya dilakukan pembelajaran dengan metode langsung dan metode tidak
langsung. Kegiatan ini membantu anak yang lambat belajar yang dari minggu ke
minggu menunjukkan peningkatan.
B. Konsep strategi pembelajaran koperatif
Penggunaan pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran menerapkan
pembelajaran kooperatif secara luas. Berdasarkan teori ini bahwa siswa diharapkan
menemukan kemudahan dalam memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara
saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman belajarnya. Pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) mengacu pada model pembelajaran yang
menempatkan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu
dalam belajar. Pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Slavin ini berdasar
pada teori Vygotsky, yaitu bahwa anak berusia setingkat melakukan kolaborasi
dengan tingkat kesulitan berkisar dalam Zona of Proximal development (ZPD),
hasilnya lebih baik dari pada bekerja sendiri-sendiri karena dengan kolaborasi
menghasilkan perkembangan kognitif.
6. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Guru memilih pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran perlu
memperhatikan langkah-langkah, agar dapat memperoleh hasil yang optimal. Arends
mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif seperti tersaji dalam tabel
berikut ini.
Tabel: Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase-2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien Membimbing kelompok bekerja dan
belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase-5
Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjannya.
Fase-6
Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok Model-Model Pembelajaran Kooperatif
Berbagai macam pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dan diteliti yang
sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya.
C. Model-Model Pembelajaran Kooperatif
Berbagai macam pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dan diteliti yang
sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Strategi pembelajaran kooperatif
dalam tulisan ini, hanya dua yang dipaparkan: pertama, Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi. Dalam STAsiswa ditempatkan
7. dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pembelajaran, dan
kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis
tentang materi tesebut, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu. Skor
siswa dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu mereka sendiri, dan poin
diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa dapat menyamai atau melampaui
prestasi yang pernah dicapai sebelumnya. Poin tiap anggota tim ini dijumlah untuk
mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi sertifikat
atau ganjaran yang lain.
Kedua, Jigsaw adalah siswa bekerja sama dalam satu tim beranggotakan empat atau
lima orang seperti pada STAD. Sebagai gantinya setiap siswa ditugasi mempelajari
satu sub bab dari sebuah buku, cerita singkat, atau sebuah riwayat hidup. Sementara
itu, setiap siswa ditugasi mempelajari suatu topik agar menjadi pakar dalam topik itu.
Siswa dengan topik yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikan topik tersebut. Setelah itu mereka kembali ke tim mereka masing-
masing untuk secara bergantian mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada teman
dalam satu tim mereka. Siswa itu diberi kuis secara individual,yang menghasilkan
skor tim seperti pada STAD
D. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif
• Keunggulan SPK
a.Melalui SPK siswa tidak terlalui menggantung pada guru
b.SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide orang lain.
c.SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
keterbatasannya dan menerima segala perbedaan
d.SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab
dalam belajar
e.SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh buntuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial
f.Melalui SPK dapat mengembangkan nkemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahaman sendiri
8. g.SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajara abstrak menjadi rill
h.Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir.
• Kelemahan SPK
a.Untuk memahami dan mengerti fislosofis SPK mamng butuh waktu, sangat tidak
rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa siswa dapat mengerti dan
memahami filsafat cooperative learning. Akibatnya keadaaan semacam ini dapat
mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarakan. Jika tanpa peer
teaching yang efektif maka tidak akan ada pencapaian yang maksimal oleh siswa.
c.Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok
sedangkan kenyataa nnya diharapkan prestasi setiap individu siswa
d.Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memrlukan periode waktu yang cukup panjang, sehingga tidak mungkin tercapai
dalam sekali penerapan strategi.
e.Walaupun kekampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting
untuk siswa akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan
kepada kemampuan secara individual
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model ini dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran di kelas. Terlebih
lagi terdapat banyak tipe pada model pembelajaran ini yang dapat disesuaikan dengan
kemampuan dan karakteristik peserta didik serta materi pembelajaran yang akan dibahas.
Dengan melibatkan siswa secara aktif pada proses pembelajaran di dalam kelas,
diharapkan siswa dapat lebih ikut bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan
belajarnya sendiri. Proses pembelajaran pun akan menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan sehingga diharapkan hasil belajar juga akan meningkat.
B. Saran
Berhubung semua materi telah usai kami tulis dan jelaskan, dan juga karena tak ada
gading yang tak retak maka kami memohon kepada para pembaca untuk memberikan
saran dan kritik demi bertambah baiknya kami didalam menulis dan menjelaskan. Terima
kasih.
10. DAFTAR PUSTAKA
Arends,R.I. Classroom Instruction and Management. (New York: Mc. Graw-Hill.
1997), h. 176 Fase-4
Bacon, 1995, h. 17.
Dr. Nurmi,2020.Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan
Kemandirian Belajar Peserta Didik. STISIP Pusaka Nusantara
Fuad, J. (2013). STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Studi Eksperimen).
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 20(1).
Jakarta
Slavin, R.E. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. (Boston: Allyn and