Anúncio

Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018

17 de Jul de 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Anúncio
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Anúncio
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
Próximos SlideShares
9. si pi, riri pratiwi, prof hapzi, siklus pendapatan,penjualan dan penerimaa...9. si pi, riri pratiwi, prof hapzi, siklus pendapatan,penjualan dan penerimaa...
Carregando em ... 3
1 de 13
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Apresentações para você(20)

Similar a Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018(20)

Anúncio
Anúncio

Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018

  1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL “Siklus Pendapatan : Penjualan dan Penerimaan Kas” Disusun Oleh: Dian Andriani 55517120022 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2018
  2. I. Siklus Pendapatan Pengertian dari siklus pendapatan dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli berikut ini : Siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart (2005 : 5) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut. Siklus pendapatan menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 9) adalah kejadian – kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa kepada entitas – entitas lain dan penagihan pembayaran yang berkaitan. Siklus pendapatan menurut Widjajanto (2001 : 304) adalah daur yang meliputi fungsi – fungsi yang diperlukan untuk menjual produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan kepada pelanggan. Daur pendapatan, dengan demikian, merupakan ujung tombak aktivitas perusahaan yang akan menghasilkan nutrisi bagi perusahaan dalam bentuk pendapatan hasil penjualan. Siklus pendapatan menurut Winarno (1994 : 10) ialah yang berhubungan dengan pendistribusian sumber – sumber ekonomi yang telah diubah bentuknya kepada pembeli dan mendapatkan pembayarannya dari mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis perusahaan yang berkaitan dengan pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan yang berlangsung secara terus – menerus dan penagihan pembayaran dari hasil penjualan tersebut. II. Tujuan Siklus Pendapatan Menurut Winarno (1994 : 200) tujuan umum diselenggarakannya siklus pendapatan adalah menukar produk atau jasa menjadi kas. Tujuan ini dapat dirinci menjadi : 1. Menyelidiki bahwa pembeli mempunyai kemampuan cukup untuk membayar kredit. 2. Mengirirm barang atau mengerjakan jasa kepada konsumen pada waktu yang telah disetujui. 3. Menagih hasil penjualan dengan teliti dan tepat waktu. 4. Mencatat dan mengklasifikasi penerimaan kas dengan teliti dan secepatnya. 5. Membukukan penjualan dan penerimaan kas ke rekening pembeli dengan benar. 6. Melindungi barang dan kas sampai saat dikirim atau dideposit. 7. Menyiapkan berbagai dokumen dan laporan yang berhubungan dengan penjualan barang dan jasa. III. Fungsi Siklus Pendapatan Menurut Winarno (1994 : 200) dalam hal penjualan barang, fungsi siklus pendapatan meliputi: 1. Mendapatkan pesanan dari pembeli. 2. Memeriksa status kredit pembeli. 3. Mencatat dan memroses data penjualan. 4. Menyiapkan dan melakukan pekerjaan untuk pembeli.
  3. 5. Mengirim barang atau jasa 6. Menagih konsumen. 7. Menerima pembayaran dan menyimpannya ke bank. 8. Menyelenggarakan catatan piutang dagang 9. Memindahbukukan transaksi ke buku besar. 10. Menyusun laporan keuangan dan laporan lain yang diperlukan. IV. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Prosedur Penjualan Menurut Hall (2006 : 223) proses ini dideskripsikan dalam langkah – langkah berikut : 1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan. Pelanggan bisa menghubungi perusahaan melalui telepon, surat, atau datang langsung. Departemen penjualan mencatat perincian penting dari peristiwa ini pada pesanan penjualan. Informasi ini memacu beberapa tugas. 2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah mengesahan transaksi dengan meminta persetujuan kredit untuk pelanggan. 3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan akan dilanjutkan ke proses penagihan, gudang dan pengiriman. 4. Langkah selanjutnya adalah mengirim barang, yang harus dilakukan segera setelah persetujuan kredit diperoleh. Kemudian informasi pengiriman akan diteruskan ke proses penagihan. 5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen – dokumen yang relevan mengenai transaksi tersebut (produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak, dan ketentuan potongan harga) dan menagih pelanggan. Proses penagihan kemudian mengirim informasi ini ke proses piutang dagang dan proses pengendalian persediaan. 6. Bagian piutang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam akun pelanggan. 7. Sama halnya, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian penagihan untuk menyesuaikan record persediaan untuk mencerminkan penurunan persediaan. 8. Secara berkala (setelah setiap batch, harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya) proses penagihan, piutang dagang, dan pengendalian persediaan mengirim rangkuman informasi ke proses buku besar umum. Hal ini termasuk total penjualan dari penagihan, total kenaikan piutang, dan total penurunan persediaan. Berdasarkan informasi tersebut, buku besar umum memproses ke akun pengendali yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan selama periode berjalan. Sebagai tambahan, proses buku besar umum rekonsiliasi rangkuman yang dikompilasi secara independen ini untuk mengidentifikasi kesalahan pencatatan record. A. Prosedur Manual Urutan aktivitas manual yang melalui departemen yang dipengaruhi oleh proses penjualan. Kita akan memeriksa dokumen khusus, jurnal, dan buku besar yang akan ditemui di setiap tahap dari sistem ini. Menurut Hall (2006 : 225) urutan aktivitas pada sistem pesanan penjualan yang dilakukan secara manual adalah sebagai berikut : a. Departemen Penjualan Proses penjualan dimulai dari departemen penjualan yang menerima pesanan pelanggan yang menunjukkan jenis dan jumlah barang yang diminta. Pada tahap ini, pesanan pelanggan tidak dalam format yang standar dan mungkin
  4. tidak berbentuk dokumen fisik. Pesanan mungkin diterima melalui surat, telepon, atau dari staf penjualan yang datang ke tempat pelanggan. Jika pelanggan juga merupakan entitas bisnis, pesanan tersebut biasanyaberupa salinan dari pesanan pembelian pelanggan. Jika pesanan pelanggan tidak dalam format yang standar sesuai dengan sistem pemrosesan pesanan penjual, maka pesanan ini harus diterjemahkan ke dalam format pesanan penjualan yang formal. Tujuan dari dokumen sumber adalah untuk menangkap inti ekonomi dari transaksi. Dokumen sumber utama dalam sistem pesanan penjualan adalah pesanan penjualan (sales order). Pesanan penjualan mengungkapkan informasi penting seperti nama dan alamat pelanggan; nomor akun pelanggan; nama; nomor dna deskripsi barang yang dijual; jumlah dan harga per unit; serta informasi keuangan lainnya seperti pajak, potongan harga, dan biaya pengiriman. Beberapa salinan pesanan penjualan dibuat untuk berbagai tujuan. Jumlah salinan yang dibuat berbeda antara satu sistem dengan sistem lainnya, bergantung pada operasi yang akan didukung. Setelah menyiapkan pesanan penjualan, staf penjualan menyimpan satu salinan dari dokumen tersebut dalam file pesanan pelanggan terbuka (custumer open order file) untuk referensi di masa yang akan datang. Pemenuhan pesanan dan pengiriman pesanan ke pelanggan bisa menghabiskan waktu beberapa hari atau bahkan berminggu – minggu. Para pelanggan sering menghubungi pemasok untuk mengetahui status mereka. Untuk memfasilitasi pertanyaan pelanggan, file pesanan pelanggan sering disusun berdasarkan urutan abjad dari nama pelanggan. Meskipun nama pelanggan bukan merupakan kunci primer yang efisien untuk mengakses data, namun dapat digunakan sebagai kunci sekunder untuk memeriksa pesanan pelanggan karena pelanggan tidak selalu mengetahui nomor pelanggan dan mungkin tidak mempunyai salinan tagihan. Dalam situasi seperti ini, file pelanggan memungkinkan staf administrasi untuk menentukan pesanan penjualan dan merespons pertanyaan dari pelanggan. b. Departemen Kredit Langkah awal dalam departemen ini adalah otorisasi transaksi, yang mencakup verifikasi kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Keadaan penjualan akan menentukan cara pemeriksaan kredit. Misalnya, penjual dapat melakukan investigasi keuangan secara lengkap pada pelanggan baru untuk menentukan batas kredit. Akan tetapi setelah batas kredit ditentukan, pemeriksaan kredit pada penjualan berikutnya hanya mencakup pemastian bahwa penjualan saat ini tidak melebihi batas yang sudah ditentukan. Dalam sistem fiktif kita, salinan persetujuan kredi untuk pesanan penjualan akan diberikan ke departemen kredit untuk disetujui. Hasil persetujuan yang dikembalikan memicu pengiriman salinan pesanan penjualan lainnya ke berbagai departemen. Salinan kredit disimpan dalam file pesanan pelanggan sampai transaksi selesai. c. Departemen Pengiriman Sebelum menerima barang dan salinan surat pengeluaran barang, departemen pengiriman menerima slip pengepakan dan dokumen pengiriman dari departemen penjualan. Slip pengepakan bersama dengan barang dikirim ke pelanggan untuk menggambarkan isi kiriman tersebut. Slip pengepakan bisa
  5. ditaruh didalam kotak pengiriman atau dilekatkan diluarnya dengan kantong plastic khusus. Slip pengiriman menginformasikan ke departemen penagihan bahwa pesanan pelanggan sudah dipenuhi dan dikirim. Dokumen ini berisi data- data seperti tanggan pengiriman, barang dan jumlah barnag yang dikirim, perusahaan jasa angkutan, dan biaya pengiriman. Dalam beberapa sistem, dokumen pengiriman adalah dokumen terpisah yang disiapkan oleh petugas pengiriman. Petugas pengiriman menyerahkan barang, slip pengepakan, dan dua salinan bill of lading ke perusahaan pengiriman, dan kemudian melakukan tugas berikut : 1. Mencatat pengiriman pada log pengiriman barang. 2. Menyerahkan dokumen pengeluaran barang dan dokumen pengiriman ke departemen penagihan sebagai bukti pengiriman. 3. Menyimpan satu salinan bill of lading dan satu salinan dokumen pengiriman. d. Departemen Penagihan Departemen penagihan memainkan peranan penting dalam sistem pesanan penjualan. Departemen ini mengumpulkan informasi tentang transaksi penjualan dan merekonsiliasi, mengasimilasi, dan mendistribusikan informasi ini ke departemen lainnya. Pengiriman barang menandai berakhirnya peristiwa ekonomi dan merupakan saat dimana pelanggan sudah dapat ditagih. Penagihan sebelum pengiriman dilaksanakan dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam pencatatan dan ketidakefisienan dalam operasi. Ketika pesanan penjualan yang asli disiapkan, beberapa perincian transaksi belum dapat diketahui secara pasti dan tidak bisa berubah. Sebagai contoh, persediaan mungkin tidak memadai untuk memebuhi pesanan. Ketika hal ini terjadi, staf gudang akan menempatkan barang ini dalam daftar pesanan barang (back-order) dan menyesuaikan dokumen pengeluaran barang untuk menunjukkan jumlah sesungguhnya yang akan dikirim ke pelanggan. Biasanya, pemasok tidak menagih pelanggan untuk pesanan barang sebelum barang tersebut dikirimkan. Tagihan untuk barang yang belum dikirim menyebabkan kebingungan, memperburuk hubungan dengan pelanggan, dan memerlukan pekerjaan tambahan untuk membuat penyesuaian pada catatan akuntansi. Untuk mencegah terjadinya permasalahan seperti ini, departemen penagihan menunggu pemberitahuan dari bagian pengiriman barang sebelum melakukan penagihan. Dokumen pengeluaran barang dan dokumen pengiriman mendeskripsikan barang yang memang dikirim ke pelanggan. Ketika informasi ini sampai di departemen penagihan, staf administrasi akan mencari faktur dan salinan buku besar dari file sementara. Sebagai tambahan, departemen penagihan melakukan pembukuan – sesuai dengan tugas – tugas berikut : 1. Menncatat penjualan pada jurnal penjualan. 2. Mengirim salinan buku besar dari pesanan penjualan ke piutang dagang. 3. Mengirim dokumen pengeluaran barang ke pengendalian persediaan. 4. Menyimpan salinan faktur di file permanen dari departemen penagihan. e. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
  6. Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang mencatat transaksi penjualan. Setiap faktur penjualan dicatat dalam jurnal sebagai item yang terpisah. Pada akhir periode, staf administrasi akan meringkas entri ini dan menyiapkan voucher journal (journal voucher) yang akan diserahkan ke bagian buku besar umum untuk dijurnal pada akun berikut ini : Debit Kredit Piutang Dagang – Pengendalian XXXX,XX Penjualan XXXX,XX f. Departemen Pengendalian Persediaan Departemen pengendalian persediaan menggunakan dokumen pengeluaran barang untuk memperbarui akun buku besar pembantu persediaan (inventory subsidiary ledger). Setelah proses pembukuan, dokumen pengeluaran barang disimpan. Pada akhir periode, nilai keuangan dari total penurunan di persediaaan, dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke departemen buku besar umum untuk dibukukan kea kun berikut ini : Debit Kredit Harga Pokok Penjualan XXXX,XX Persediaan - Pengendali XXXX,XX g. Departemen Piutang Dagang Departemen piutang dagang (accounts receivable) akan membukukan dari salinan buku besar pesanan penjualan ke buku besar pembantu piutang dagang (accounts receivable subsidiary ledger). Setiap pelangganmempunyai record pada buku besar pembantu piutang dagang yang berisi informasi berikut ini : nama pelanggan, alamat pelanggan, data kredit, tanggal transaksi, nomor faktur, kredit pembayaran, retur, dan saldo. Setiap salinan buku besar dari pesanan penjualan digunakan untuk menaikkan akun pelanggan sesuai dengan jumlah penjualan. Setelah membukukan, staf piutang dagang menyimpan salinan buku besar. Secara berkala, petugas merangkum saldo setiap akun menjadi satu, dan mengirimkannya ke buku besar umum. h. Departemen Buku Besar Umum Pada saat penutupan periode pemrosesan, departemen buku besar umum telah menerima voucher jurnal dari departemen penagihan dan pengendalian persediaan, dan ikhtisar akun dari departemen piutang dagang. Informasi tersebut mempunyai dua tujuan : 1. Buku besar umum menggunakan voucher jurnal untuk memproses akun pengendali di bawah ini : Debit Kredit Piutang Dagang – Pengendali XXXX,XX Harga Pokok Penjualan XXXX,XX Persediaan – Pengendali XXXX,XX Penjualan XXXX,XX Buku besar umum hanya berisi akun pengendali dan hanya membutuhkan informasi ikhtiar pembukuan.
  7. 2. Rangkuman akun yang secara independen disediakan oleh departemen piutang dagang, digunakan untuk memverifikasi keakuratan internal dari seluruh proses. Dengan mencocokkan voucher jurnal dan rangkuman akun yang diterima dari departemen operasional, buku besar umum dapat mendeteksi berbagai jenis kesalahan. V. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Prosedur Penerimaan Kas 1. Cek dan informasi akuntansi pendukung lainnya (nomor akun pelanggan, nama pelanggan, nilai cek, dan sebagainya) yang tertera pada permintaan pembayaran, dikirim ke bagian penerimaan dokumen, dimana dokumen – dokumen tersebut dipilah – pilah. Cek dikirim ke kasir pada departemen penerimaan kas, dan permintaan pembayaran dikirim ke departemen piutang dagang. 2. Cek yang diterima oleh kasir dicatat pada jurnal penerimaan kas dan langsung disetorkan ke bank. 3. Permintaan pembayaran yang diterima oleh departemen piutang dagang digunakan untuk mengurangi saldo akun pelanggan sebesar nilai pembayaran. 4. Departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang mengirinkan rangkuman informasi tersebut ke departemen buku besar umum. Informasi ini dikonsiliasikan dan digunakan untuk memperbarui akun prngendali piutang dagang dan akun kas. Prosedur Penerimaan Kas Menurut Hall (2006 : 239) prosedur penerimaan kas terbagi atas lima bagian prosedur, yang terdiri sebagai berikut : a. Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen Ruang penerimaan dokumen menerimacek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan. Permintaan pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran. Biasanya, ini adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke pelanggan. Ketika pembayaran dilakukan, pelanggan merobek bagian permintaan pembayaran dan mengembalikannya ke penjual bersama dengan pembayaran tunai. Kegunaan dari merobek ini lebih terlihat pada perusahaan yang mempunyau banyak pelanggan dan memproses banyak transaksi penerimaan kas setiap hari. Staf ruang penerimaan dokumen mengirimkan cek dan permintaan pembayaran ke staf administrasi yang akan menstempel cek tersebut “Hanya untuk Disetor” dan mencocokkan jumlah pada permintaan pembayaran dengan cek tersebut. Staf kemudiaan mencatat setiap cek pada lembaran yang disebut daftar permintaan pembayaran (atau pradaftar pembayaran kas). Daftar permintaan pembayaran adalah catatan dari semua kas yang diterima. Pada contoh ini, staf menyiapkan tiga salinan daftar permintaan pembayaran. Dokumen aslinya dikirim ke kasir, bersama dengan ceknya. Salinan kedua dikirim ke departemen piutang dagang bersama dengan permintaan pembayaran. Salinan ketiga dikirim ke asisten kontroler untuk merekonsiliasi kas secara keseluruhan. b. Departemen Penerimaan Kas Kasir memverifikasi keakuratan dan kelengkapan antara cek dengan permintaan pembayaran. Setiap cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang
  8. penerimaan dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses ini. Setelah rekonsiliasi antara cek dengan permintaan pembayaran, kasir mencatat penerimaan kas pada jurnal penerimaan kas. Semua transaksi penerimaan kas, termasuk penjualan kas, penerimaan kas lainnya, dan penerimaan atas akun, dicatat pada jurnal penerimaan kas. Perhatikan bahwa setiap cek yang diterima dari pelanggan ditulis terpisah pada jurnal penerimaan kas. Selanjutnya, staf menyiapkan slip seotran (deposit slip) bank rangkap tiga yang menunjukkan total nilai penerimaan harian dan menyerahkan cek tersebut beserta dua salinan dari slip setoran ke bank. Setelah dan disetor, kasir bank memvalidasi slip setoran bank dan mengembalikan satu salinan ke bagian pengawasan. Pada akhir hari kerja, staf penerimaan kas merangkum ayat jurnal dan menyiapkan voucher jurnal dengan entri berikut ini. Debit Kredit Kas XXXX,XX Piutang Dagang – Pengendali XXXX,XX Staf kemudian mengirimkan voucher jurnal tersebut ke departemen buku besar umum. c. Departemen Piutang Dagang Staf departemen piutang dagang melakukan prosespembukuan permintaan pembayaran pada akun pelanggan di buku besar pembantu piutang dagang. Setelah proses pembukuan, permintaan pembayaran disimpan untuk jejak audit. Pada akhir hari kerja, staf departemen piutang dagang merangkum akun buku besar pembantu piutang dagang dan menyerahkan rangkumannya ke departemen buku besar umum. d. Departemen Buku Besar Secara berkala, departemen buku besar menerima voucher jurnal dari departemen kas dan merangkum akun dari departemen piutang dagang. Staf melakukan proses pembukuan dari voucher jurnal ke akun pengendali piutang dagang dengan rangkuman buku besar pembantu piutang dagang, dan menyimpan voucher jurnal. e. Departemen Kontroler Secara berkala (mingguan atau bulanan), staf dari departemen kontroler (atau karyawan yang tidak terkait dengan prosedur penerimaan kas) mencocokkan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen berikut ini: (1) salinan dari daftar permintaan pembayaran, (2) slip setoran bank yang diterima dari bank, (3) voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang.
  9. Implementasi Siklus Pendapatan Pada PT. BFI Finance Indonesia, Tbk Sejarah PT. BFI FINANCE INDONESIA, Tbk Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI) merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum Nasional dan Essompark Ltd., Hong Kong, mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah izin operasi untuk menjalankan usahamultifinance dan berganti nama menjadi PT Bunas Finance Indonesia. Pada tahun yang sama Perusahaan berganti status menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BFI adalah salah satu perusahaan pembiayaan yang pertama kali menjadi perusahaan publik di tahun 1990. Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997, BFI berhasil melakukan restrukturisasi utang lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa melalui program bantuan pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Saat ini BFI menjadi perusahaan publik Indonesia yang secara mayoritas dimiliki oleh pihak asing, sebagian besar adalah lembaga keuangan terkemuka. BFI telah menjadi perusahaan penyedia jasa pembiayaan yang ternama, kokoh dari segi keuangan dan operasional. BFI memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan roda empat dan dua, dengan target ke masyarakat golongan ekonomi menengah dan menengah ke bawah. Perusahaan juga membiayai alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara geografis, bisnis Perusahaan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan menjadi salah satu dari perusahaan-perusahaan pembiayaan dengan bisnis paling beragam di negeri ini. Saat ini BFI memiliki lebih dari 220 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan didukung oleh lebih dari 6.000 karyawannya, BFI mampu memperoleh dan memproses aplikasi dari masyarakat secara cepat, serta melakukan penagihan piutang ke pelanggan dengan sistem kerja yang efisien. Kinerja Perusahaan yang sangat baik dari tahun ke tahun membuat BFI mampu meraih berbagai pencapaian dan penghargaan yang signifikan. A. Pengertian Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut.Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dimulai dari bagian penjualanotorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan penerimaan kas. B. Tujuan siklus pendapatan
  10. Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini, pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antara lain :  Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan.  Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan tersebut.  Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para pelanggan.  Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.  Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan.  Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas. C. Aktivitas Siklus Pendapatan Secara Umum Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut. Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan secara umum: 1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan a) Mengambil pesanan pelanggan b) Persetujuan kredit c) Memeriksa ketersediaan persediaan d) Menjawab permintaan pelanggan 2. Pengiriman barang a) Ambil dan pak pesanan b) Kirim pesanan 3. Penagihan dan piutang usaha a) Penagihan b) Pemeliharaan data piutang usaha c) Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan 4. Penagihan kas Promosi yang dilakukan PT. BFI Finance Indonesia, Tbk, sebagai berikut : 1. Sales mencari pelanggan dengan cara menyebarkan brosur 2. Jika customer berimanat maka costumer akan mengecek harga kepada sales 3. Jika customer tertarik/cocok dengan harga maka selanjutnya akan diproses ke bagian penjualan Proses penjualan pada PT. BFI Finance Indonesia, Tbk, sebagai berikut :
  11. 1. Pelanggan datang ke showroom untuk melakukan pemesanan barang,dan costumer melampirkan data (ktp suami istri, kartu keluarga, rekening listrik, PBB, NPWP, dll) dan mulai pengajuan kredit kendaraan yang diminati/diinginkan 2. Pelanggan negosiasi harga, uang muka, dan angsuran kepada sales, dan sales memberikan angsuran sesuai pricelist yang tertera di brosur. 3. Sales memberikan data pelanggan/customer kepada pihak leasing/Credit Marketing Officer (CMO) untuk diproses lebih lanjut. 4. Order berbentuk data tersebut ada kemungkinan diterima atau ditolak. Apabila di tolak kembali pengajuan ulang, apabila diterima, pihak leasing memberikan informasi kepada souroom agar segera mengirimkan unit tersebut/pihak leasing memberikan surat persetujuan kredit kepada pihak showroom. 5. Setelah unit diterima oleh customer unit akan segera direalisasikan kepemilikannya kepada customer. 6. Pihak souroom akan memberikan tagihan kepada leasing. 7. Pelanggan akan konfirmasikan / di klarifikasikan oleh pihak leasing bahwa tanggal jatuh tempo nya sesuai BSTK (bukti serah terima kendaraan), dan akan diberikan no kontrak pembayaran angsuran yang telah di sepakati oleh pelanggan. 8. Selesai. Proses pemesanan : 1. Pihak leasing menghubungi showroom/ memberikan persetujuan kepada pelanggan atas unit yang disetujui. 2. Pihak showroom menyiapkan unit yang akan dikirim. 3. Pengiriman unit kepada customer. 4. Setelah unit itu sampai di pihak customer adapun proses bukti acara serah terima kendaraan yang terdiri dari 3 lampiran. 5. Dari 3 lampiran tersebut, 1 disimpan pihak lesing menyimpang, 1 disimpan pihak customer dan 1 lagi disimpan pihak showroom. Proses pembayaran : 1. Pihak customer memberikan no kontrak pembayaran angsuran. 2. Lalu dari pihak kasir akan mencari data no kontrak tersebut. 3. Transaksi pembayaran angsuran. 4. Kasir input pembayaran angsuran lalu di save di internal disk. 5. Setelah itu kasir akan memberikan bukti pembayaran 2 rangkap yang 1 ke pihak customer dan yang 1 nya simpan oleh pihak kasir. D. Ancaman dan Prosedur Pengendalian Ancaman dan Prosedur Pengendalian pada Entry Pesanan Penjualan : 1. Ancaman : Pesanan konsumen yang tidak lengkap atau tidak akurat. Prosedur Pengendalian : Edit checks pada entry data. 2. Ancaman : Penjualan kredit kepada konsumen dengan kredit yang jelek. Prosedur Pengendalian : Persetujuan kredit oleh manajer kredit, bukan fungsi penjualan; catatan yang akurat pada saldo konsumen 3. Ancaman : Legitemasi pesanan. Prosedur Pengendalian : Tandatangan pada dokumen kertas, tandatangan digital dan sertifikat digital pada e-business. 4. Ancaman : Stockouts, carrying costs dan markdowns.
  12. Prosedur Pengendalian : Sistem pengendalian persediaan. Ancaman dan Prosedur Pengendalian pengumpulan kas : 1. Ancaman : Pencurian kas. Prosedur Pengendalian : Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; pengaturan lockbox ; depositokan semua penerimaan; Rekonsiliasi periodik laporan bank dengan catatan oleh orang yang tidak terkait dengan penerimaan kas. Pengendalian Umum : 1. Ancaman : Kehilangan Data. Prosedur Pengendalian : Backup dan prosedur disaster recovery; pengendalian akses (fisik dan logik). 2. Ancaman : Kinerja yang buruk Prosedur Pengendalian : Persiapan dan review laporan kinerja.
  13. Daftar Pustaka : Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart, 2005, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta. Bodnar, George H., 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 8, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Winarno, Wing Wahyu, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1, STIE YPKN, Yogyakarta. Hall, James, 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Anúncio