Si & pi, dian andriani, hapzi ali, siklus pendapatan, universitas mercu buana, 2018
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
“Siklus Pendapatan : Penjualan dan Penerimaan Kas”
Disusun Oleh:
Dian Andriani
55517120022
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
I. Siklus Pendapatan
Pengertian dari siklus pendapatan dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli berikut
ini :
Siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart (2005 : 5) adalah rangkaian
aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan
menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran
dari penjualan – penjualan tersebut.
Siklus pendapatan menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 9) adalah kejadian –
kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa kepada entitas – entitas
lain dan penagihan pembayaran yang berkaitan.
Siklus pendapatan menurut Widjajanto (2001 : 304) adalah daur yang meliputi fungsi
– fungsi yang diperlukan untuk menjual produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan
kepada pelanggan. Daur pendapatan, dengan demikian, merupakan ujung tombak
aktivitas perusahaan yang akan menghasilkan nutrisi bagi perusahaan dalam bentuk
pendapatan hasil penjualan.
Siklus pendapatan menurut Winarno (1994 : 10) ialah yang berhubungan dengan
pendistribusian sumber – sumber ekonomi yang telah diubah bentuknya kepada pembeli
dan mendapatkan pembayarannya dari mereka.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siklus pendapatan adalah rangkaian
aktivitas bisnis perusahaan yang berkaitan dengan pendistribusian barang atau jasa
kepada pelanggan yang berlangsung secara terus – menerus dan penagihan pembayaran
dari hasil penjualan tersebut.
II. Tujuan Siklus Pendapatan
Menurut Winarno (1994 : 200) tujuan umum diselenggarakannya siklus pendapatan
adalah menukar produk atau jasa menjadi kas. Tujuan ini dapat dirinci menjadi :
1. Menyelidiki bahwa pembeli mempunyai kemampuan cukup untuk membayar kredit.
2. Mengirirm barang atau mengerjakan jasa kepada konsumen pada waktu yang telah
disetujui.
3. Menagih hasil penjualan dengan teliti dan tepat waktu.
4. Mencatat dan mengklasifikasi penerimaan kas dengan teliti dan secepatnya.
5. Membukukan penjualan dan penerimaan kas ke rekening pembeli dengan benar.
6. Melindungi barang dan kas sampai saat dikirim atau dideposit.
7. Menyiapkan berbagai dokumen dan laporan yang berhubungan dengan penjualan
barang dan jasa.
III. Fungsi Siklus Pendapatan
Menurut Winarno (1994 : 200) dalam hal penjualan barang, fungsi siklus pendapatan
meliputi:
1. Mendapatkan pesanan dari pembeli.
2. Memeriksa status kredit pembeli.
3. Mencatat dan memroses data penjualan.
4. Menyiapkan dan melakukan pekerjaan untuk pembeli.
5. Mengirim barang atau jasa
6. Menagih konsumen.
7. Menerima pembayaran dan menyimpannya ke bank.
8. Menyelenggarakan catatan piutang dagang
9. Memindahbukukan transaksi ke buku besar.
10. Menyusun laporan keuangan dan laporan lain yang diperlukan.
IV. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Prosedur Penjualan
Menurut Hall (2006 : 223) proses ini dideskripsikan dalam langkah – langkah berikut
:
1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan.
Pelanggan bisa menghubungi perusahaan melalui telepon, surat, atau datang
langsung. Departemen penjualan mencatat perincian penting dari peristiwa ini pada
pesanan penjualan. Informasi ini memacu beberapa tugas.
2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah mengesahan transaksi dengan
meminta persetujuan kredit untuk pelanggan.
3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan akan dilanjutkan ke proses penagihan,
gudang dan pengiriman.
4. Langkah selanjutnya adalah mengirim barang, yang harus dilakukan segera setelah
persetujuan kredit diperoleh. Kemudian informasi pengiriman akan diteruskan ke
proses penagihan.
5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen – dokumen yang relevan mengenai
transaksi tersebut (produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak, dan ketentuan
potongan harga) dan menagih pelanggan. Proses penagihan kemudian mengirim
informasi ini ke proses piutang dagang dan proses pengendalian persediaan.
6. Bagian piutang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam akun
pelanggan.
7. Sama halnya, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian
penagihan untuk menyesuaikan record persediaan untuk mencerminkan penurunan
persediaan.
8. Secara berkala (setelah setiap batch, harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya)
proses penagihan, piutang dagang, dan pengendalian persediaan mengirim
rangkuman informasi ke proses buku besar umum. Hal ini termasuk total penjualan
dari penagihan, total kenaikan piutang, dan total penurunan persediaan. Berdasarkan
informasi tersebut, buku besar umum memproses ke akun pengendali yang
dipengaruhi oleh transaksi penjualan selama periode berjalan. Sebagai tambahan,
proses buku besar umum rekonsiliasi rangkuman yang dikompilasi secara
independen ini untuk mengidentifikasi kesalahan pencatatan record.
A. Prosedur Manual
Urutan aktivitas manual yang melalui departemen yang dipengaruhi oleh proses
penjualan. Kita akan memeriksa dokumen khusus, jurnal, dan buku besar yang akan
ditemui di setiap tahap dari sistem ini. Menurut Hall (2006 : 225) urutan aktivitas
pada sistem pesanan penjualan yang dilakukan secara manual adalah sebagai berikut
:
a. Departemen Penjualan
Proses penjualan dimulai dari departemen penjualan yang menerima
pesanan pelanggan yang menunjukkan jenis dan jumlah barang yang diminta.
Pada tahap ini, pesanan pelanggan tidak dalam format yang standar dan mungkin
tidak berbentuk dokumen fisik. Pesanan mungkin diterima melalui surat,
telepon, atau dari staf penjualan yang datang ke tempat pelanggan. Jika
pelanggan juga merupakan entitas bisnis, pesanan tersebut biasanyaberupa
salinan dari pesanan pembelian pelanggan. Jika pesanan pelanggan tidak dalam
format yang standar sesuai dengan sistem pemrosesan pesanan penjual, maka
pesanan ini harus diterjemahkan ke dalam format pesanan penjualan yang
formal.
Tujuan dari dokumen sumber adalah untuk menangkap inti ekonomi dari
transaksi. Dokumen sumber utama dalam sistem pesanan penjualan adalah
pesanan penjualan (sales order).
Pesanan penjualan mengungkapkan informasi penting seperti nama dan
alamat pelanggan; nomor akun pelanggan; nama; nomor dna deskripsi barang
yang dijual; jumlah dan harga per unit; serta informasi keuangan lainnya seperti
pajak, potongan harga, dan biaya pengiriman. Beberapa salinan pesanan
penjualan dibuat untuk berbagai tujuan. Jumlah salinan yang dibuat berbeda
antara satu sistem dengan sistem lainnya, bergantung pada operasi yang akan
didukung.
Setelah menyiapkan pesanan penjualan, staf penjualan menyimpan satu
salinan dari dokumen tersebut dalam file pesanan pelanggan terbuka (custumer
open order file) untuk referensi di masa yang akan datang. Pemenuhan pesanan
dan pengiriman pesanan ke pelanggan bisa menghabiskan waktu beberapa hari
atau bahkan berminggu – minggu. Para pelanggan sering menghubungi pemasok
untuk mengetahui status mereka. Untuk memfasilitasi pertanyaan pelanggan, file
pesanan pelanggan sering disusun berdasarkan urutan abjad dari nama
pelanggan. Meskipun nama pelanggan bukan merupakan kunci primer yang
efisien untuk mengakses data, namun dapat digunakan sebagai kunci sekunder
untuk memeriksa pesanan pelanggan karena pelanggan tidak selalu mengetahui
nomor pelanggan dan mungkin tidak mempunyai salinan tagihan. Dalam situasi
seperti ini, file pelanggan memungkinkan staf administrasi untuk menentukan
pesanan penjualan dan merespons pertanyaan dari pelanggan.
b. Departemen Kredit
Langkah awal dalam departemen ini adalah otorisasi transaksi, yang
mencakup verifikasi kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Keadaan
penjualan akan menentukan cara pemeriksaan kredit. Misalnya, penjual dapat
melakukan investigasi keuangan secara lengkap pada pelanggan baru untuk
menentukan batas kredit. Akan tetapi setelah batas kredit ditentukan,
pemeriksaan kredit pada penjualan berikutnya hanya mencakup pemastian
bahwa penjualan saat ini tidak melebihi batas yang sudah ditentukan.
Dalam sistem fiktif kita, salinan persetujuan kredi untuk pesanan penjualan
akan diberikan ke departemen kredit untuk disetujui. Hasil persetujuan yang
dikembalikan memicu pengiriman salinan pesanan penjualan lainnya ke
berbagai departemen. Salinan kredit disimpan dalam file pesanan pelanggan
sampai transaksi selesai.
c. Departemen Pengiriman
Sebelum menerima barang dan salinan surat pengeluaran barang,
departemen pengiriman menerima slip pengepakan dan dokumen pengiriman
dari departemen penjualan. Slip pengepakan bersama dengan barang dikirim ke
pelanggan untuk menggambarkan isi kiriman tersebut. Slip pengepakan bisa
ditaruh didalam kotak pengiriman atau dilekatkan diluarnya dengan kantong
plastic khusus. Slip pengiriman menginformasikan ke departemen penagihan
bahwa pesanan pelanggan sudah dipenuhi dan dikirim. Dokumen ini berisi data-
data seperti tanggan pengiriman, barang dan jumlah barnag yang dikirim,
perusahaan jasa angkutan, dan biaya pengiriman. Dalam beberapa sistem,
dokumen pengiriman adalah dokumen terpisah yang disiapkan oleh petugas
pengiriman.
Petugas pengiriman menyerahkan barang, slip pengepakan, dan dua salinan
bill of lading ke perusahaan pengiriman, dan kemudian melakukan tugas berikut
:
1. Mencatat pengiriman pada log pengiriman barang.
2. Menyerahkan dokumen pengeluaran barang dan dokumen pengiriman ke
departemen penagihan sebagai bukti pengiriman.
3. Menyimpan satu salinan bill of lading dan satu salinan dokumen
pengiriman.
d. Departemen Penagihan
Departemen penagihan memainkan peranan penting dalam sistem pesanan
penjualan. Departemen ini mengumpulkan informasi tentang transaksi penjualan
dan merekonsiliasi, mengasimilasi, dan mendistribusikan informasi ini ke
departemen lainnya.
Pengiriman barang menandai berakhirnya peristiwa ekonomi dan
merupakan saat dimana pelanggan sudah dapat ditagih. Penagihan sebelum
pengiriman dilaksanakan dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam pencatatan
dan ketidakefisienan dalam operasi. Ketika pesanan penjualan yang asli
disiapkan, beberapa perincian transaksi belum dapat diketahui secara pasti dan
tidak bisa berubah. Sebagai contoh, persediaan mungkin tidak memadai untuk
memebuhi pesanan. Ketika hal ini terjadi, staf gudang akan menempatkan
barang ini dalam daftar pesanan barang (back-order) dan menyesuaikan
dokumen pengeluaran barang untuk menunjukkan jumlah sesungguhnya yang
akan dikirim ke pelanggan. Biasanya, pemasok tidak menagih pelanggan untuk
pesanan barang sebelum barang tersebut dikirimkan. Tagihan untuk barang yang
belum dikirim menyebabkan kebingungan, memperburuk hubungan dengan
pelanggan, dan memerlukan pekerjaan tambahan untuk membuat penyesuaian
pada catatan akuntansi.
Untuk mencegah terjadinya permasalahan seperti ini, departemen penagihan
menunggu pemberitahuan dari bagian pengiriman barang sebelum melakukan
penagihan. Dokumen pengeluaran barang dan dokumen pengiriman
mendeskripsikan barang yang memang dikirim ke pelanggan. Ketika informasi
ini sampai di departemen penagihan, staf administrasi akan mencari faktur dan
salinan buku besar dari file sementara.
Sebagai tambahan, departemen penagihan melakukan pembukuan – sesuai
dengan tugas – tugas berikut :
1. Menncatat penjualan pada jurnal penjualan.
2. Mengirim salinan buku besar dari pesanan penjualan ke piutang dagang.
3. Mengirim dokumen pengeluaran barang ke pengendalian persediaan.
4. Menyimpan salinan faktur di file permanen dari departemen penagihan.
e. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang mencatat transaksi penjualan.
Setiap faktur penjualan dicatat dalam jurnal sebagai item yang terpisah. Pada
akhir periode, staf administrasi akan meringkas entri ini dan menyiapkan
voucher journal (journal voucher) yang akan diserahkan ke bagian buku besar
umum untuk dijurnal pada akun berikut ini :
Debit Kredit
Piutang Dagang – Pengendalian XXXX,XX
Penjualan XXXX,XX
f. Departemen Pengendalian Persediaan
Departemen pengendalian persediaan menggunakan dokumen pengeluaran
barang untuk memperbarui akun buku besar pembantu persediaan (inventory
subsidiary ledger). Setelah proses pembukuan, dokumen pengeluaran barang
disimpan. Pada akhir periode, nilai keuangan dari total penurunan di
persediaaan, dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke departemen buku
besar umum untuk dibukukan kea kun berikut ini :
Debit Kredit
Harga Pokok Penjualan XXXX,XX
Persediaan - Pengendali XXXX,XX
g. Departemen Piutang Dagang
Departemen piutang dagang (accounts receivable) akan membukukan dari
salinan buku besar pesanan penjualan ke buku besar pembantu piutang dagang
(accounts receivable subsidiary ledger). Setiap pelangganmempunyai record
pada buku besar pembantu piutang dagang yang berisi informasi berikut ini :
nama pelanggan, alamat pelanggan, data kredit, tanggal transaksi, nomor faktur,
kredit pembayaran, retur, dan saldo.
Setiap salinan buku besar dari pesanan penjualan digunakan untuk
menaikkan akun pelanggan sesuai dengan jumlah penjualan. Setelah
membukukan, staf piutang dagang menyimpan salinan buku besar. Secara
berkala, petugas merangkum saldo setiap akun menjadi satu, dan
mengirimkannya ke buku besar umum.
h. Departemen Buku Besar Umum
Pada saat penutupan periode pemrosesan, departemen buku besar umum
telah menerima voucher jurnal dari departemen penagihan dan pengendalian
persediaan, dan ikhtisar akun dari departemen piutang dagang. Informasi
tersebut mempunyai dua tujuan :
1. Buku besar umum menggunakan voucher jurnal untuk memproses akun pengendali
di bawah ini :
Debit Kredit
Piutang Dagang – Pengendali XXXX,XX
Harga Pokok Penjualan XXXX,XX
Persediaan – Pengendali XXXX,XX
Penjualan XXXX,XX
Buku besar umum hanya berisi akun pengendali dan hanya membutuhkan informasi
ikhtiar pembukuan.
2. Rangkuman akun yang secara independen disediakan oleh departemen piutang
dagang, digunakan untuk memverifikasi keakuratan internal dari seluruh proses.
Dengan mencocokkan voucher jurnal dan rangkuman akun yang diterima dari
departemen operasional, buku besar umum dapat mendeteksi berbagai jenis
kesalahan.
V. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Prosedur Penerimaan Kas
1. Cek dan informasi akuntansi pendukung lainnya (nomor akun pelanggan, nama
pelanggan, nilai cek, dan sebagainya) yang tertera pada permintaan pembayaran,
dikirim ke bagian penerimaan dokumen, dimana dokumen – dokumen tersebut
dipilah – pilah. Cek dikirim ke kasir pada departemen penerimaan kas, dan
permintaan pembayaran dikirim ke departemen piutang dagang.
2. Cek yang diterima oleh kasir dicatat pada jurnal penerimaan kas dan langsung
disetorkan ke bank.
3. Permintaan pembayaran yang diterima oleh departemen piutang dagang digunakan
untuk mengurangi saldo akun pelanggan sebesar nilai pembayaran.
4. Departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang mengirinkan
rangkuman informasi tersebut ke departemen buku besar umum. Informasi ini
dikonsiliasikan dan digunakan untuk memperbarui akun prngendali piutang dagang
dan akun kas.
Prosedur Penerimaan Kas
Menurut Hall (2006 : 239) prosedur penerimaan kas terbagi atas lima bagian
prosedur, yang terdiri sebagai berikut :
a. Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen
Ruang penerimaan dokumen menerimacek dari pelanggan bersama dengan
permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk
akun pelanggan.
Permintaan pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran. Biasanya,
ini adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke pelanggan. Ketika pembayaran
dilakukan, pelanggan merobek bagian permintaan pembayaran dan
mengembalikannya ke penjual bersama dengan pembayaran tunai. Kegunaan dari
merobek ini lebih terlihat pada perusahaan yang mempunyau banyak pelanggan dan
memproses banyak transaksi penerimaan kas setiap hari.
Staf ruang penerimaan dokumen mengirimkan cek dan permintaan pembayaran
ke staf administrasi yang akan menstempel cek tersebut “Hanya untuk Disetor” dan
mencocokkan jumlah pada permintaan pembayaran dengan cek tersebut. Staf
kemudiaan mencatat setiap cek pada lembaran yang disebut daftar permintaan
pembayaran (atau pradaftar pembayaran kas). Daftar permintaan pembayaran adalah
catatan dari semua kas yang diterima. Pada contoh ini, staf menyiapkan tiga salinan
daftar permintaan pembayaran. Dokumen aslinya dikirim ke kasir, bersama dengan
ceknya. Salinan kedua dikirim ke departemen piutang dagang bersama dengan
permintaan pembayaran. Salinan ketiga dikirim ke asisten kontroler untuk
merekonsiliasi kas secara keseluruhan.
b. Departemen Penerimaan Kas
Kasir memverifikasi keakuratan dan kelengkapan antara cek dengan
permintaan pembayaran. Setiap cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang
penerimaan dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses ini.
Setelah rekonsiliasi antara cek dengan permintaan pembayaran, kasir mencatat
penerimaan kas pada jurnal penerimaan kas. Semua transaksi penerimaan kas,
termasuk penjualan kas, penerimaan kas lainnya, dan penerimaan atas akun, dicatat
pada jurnal penerimaan kas. Perhatikan bahwa setiap cek yang diterima dari
pelanggan ditulis terpisah pada jurnal penerimaan kas.
Selanjutnya, staf menyiapkan slip seotran (deposit slip) bank rangkap tiga yang
menunjukkan total nilai penerimaan harian dan menyerahkan cek tersebut beserta
dua salinan dari slip setoran ke bank. Setelah dan disetor, kasir bank memvalidasi
slip setoran bank dan mengembalikan satu salinan ke bagian pengawasan. Pada akhir
hari kerja, staf penerimaan kas merangkum ayat jurnal dan menyiapkan voucher
jurnal dengan entri berikut ini.
Debit Kredit
Kas XXXX,XX
Piutang Dagang – Pengendali XXXX,XX
Staf kemudian mengirimkan voucher jurnal tersebut ke departemen buku besar
umum.
c. Departemen Piutang Dagang
Staf departemen piutang dagang melakukan prosespembukuan permintaan
pembayaran pada akun pelanggan di buku besar pembantu piutang dagang. Setelah
proses pembukuan, permintaan pembayaran disimpan untuk jejak audit. Pada akhir
hari kerja, staf departemen piutang dagang merangkum akun buku besar pembantu
piutang dagang dan menyerahkan rangkumannya ke departemen buku besar umum.
d. Departemen Buku Besar
Secara berkala, departemen buku besar menerima voucher jurnal dari
departemen kas dan merangkum akun dari departemen piutang dagang. Staf
melakukan proses pembukuan dari voucher jurnal ke akun pengendali piutang
dagang dengan rangkuman buku besar pembantu piutang dagang, dan menyimpan
voucher jurnal.
e. Departemen Kontroler
Secara berkala (mingguan atau bulanan), staf dari departemen kontroler (atau
karyawan yang tidak terkait dengan prosedur penerimaan kas) mencocokkan
penerimaan kas dengan membandingkan dokumen berikut ini: (1) salinan dari daftar
permintaan pembayaran, (2) slip setoran bank yang diterima dari bank, (3) voucher
jurnal dari departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang.
Implementasi Siklus Pendapatan Pada PT. BFI Finance Indonesia, Tbk
Sejarah PT. BFI FINANCE INDONESIA, Tbk
Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover
Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI) merupakan
salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum
Nasional dan Essompark Ltd., Hong Kong, mengambil alih kepemilikan Manufacturer
Hanover Leasing Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah
izin operasi untuk menjalankan usahamultifinance dan berganti nama menjadi PT Bunas
Finance Indonesia. Pada tahun yang sama Perusahaan berganti status menjadi perusahaan
publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
(BES). BFI adalah salah satu perusahaan pembiayaan yang pertama kali menjadi perusahaan
publik di tahun 1990.
Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997, BFI berhasil melakukan
restrukturisasi utang lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa melalui program bantuan
pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Saat ini
BFI menjadi perusahaan publik Indonesia yang secara mayoritas dimiliki oleh pihak asing,
sebagian besar adalah lembaga keuangan terkemuka. BFI telah menjadi perusahaan penyedia
jasa pembiayaan yang ternama, kokoh dari segi keuangan dan operasional.
BFI memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan roda
empat dan dua, dengan target ke masyarakat golongan ekonomi menengah dan menengah ke
bawah. Perusahaan juga membiayai alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara
geografis, bisnis Perusahaan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan menjadi salah satu
dari perusahaan-perusahaan pembiayaan dengan bisnis paling beragam di negeri ini.
Saat ini BFI memiliki lebih dari 220 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan
didukung oleh lebih dari 6.000 karyawannya, BFI mampu memperoleh dan memproses
aplikasi dari masyarakat secara cepat, serta melakukan penagihan piutang ke pelanggan
dengan sistem kerja yang efisien. Kinerja Perusahaan yang sangat baik dari tahun ke tahun
membuat BFI mampu meraih berbagai pencapaian dan penghargaan yang signifikan.
A. Pengertian Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para
pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan
tersebut.Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dimulai dari bagian
penjualanotorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai
dengan penerimaan kas.
B. Tujuan siklus pendapatan
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di
tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini,
pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antara lain :
Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan
tersebut.
Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para
pelanggan.
Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.
Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan.
Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk
memaksimalkan arus kas.
C. Aktivitas Siklus Pendapatan Secara Umum
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para
pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut.
Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat
dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan secara umum:
1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
a) Mengambil pesanan pelanggan
b) Persetujuan kredit
c) Memeriksa ketersediaan persediaan
d) Menjawab permintaan pelanggan
2. Pengiriman barang
a) Ambil dan pak pesanan
b) Kirim pesanan
3. Penagihan dan piutang usaha
a) Penagihan
b) Pemeliharaan data piutang usaha
c) Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
4. Penagihan kas
Promosi yang dilakukan PT. BFI Finance Indonesia, Tbk, sebagai berikut :
1. Sales mencari pelanggan dengan cara menyebarkan brosur
2. Jika customer berimanat maka costumer akan mengecek harga kepada sales
3. Jika customer tertarik/cocok dengan harga maka selanjutnya akan diproses ke bagian
penjualan
Proses penjualan pada PT. BFI Finance Indonesia, Tbk, sebagai berikut :
1. Pelanggan datang ke showroom untuk melakukan pemesanan barang,dan costumer
melampirkan data (ktp suami istri, kartu keluarga, rekening listrik, PBB, NPWP, dll)
dan mulai pengajuan kredit kendaraan yang diminati/diinginkan
2. Pelanggan negosiasi harga, uang muka, dan angsuran kepada sales, dan sales
memberikan angsuran sesuai pricelist yang tertera di brosur.
3. Sales memberikan data pelanggan/customer kepada pihak leasing/Credit Marketing
Officer (CMO) untuk diproses lebih lanjut.
4. Order berbentuk data tersebut ada kemungkinan diterima atau ditolak. Apabila di
tolak kembali pengajuan ulang, apabila diterima, pihak leasing memberikan
informasi kepada souroom agar segera mengirimkan unit tersebut/pihak leasing
memberikan surat persetujuan kredit kepada pihak showroom.
5. Setelah unit diterima oleh customer unit akan segera direalisasikan kepemilikannya
kepada customer.
6. Pihak souroom akan memberikan tagihan kepada leasing.
7. Pelanggan akan konfirmasikan / di klarifikasikan oleh pihak leasing bahwa tanggal
jatuh tempo nya sesuai BSTK (bukti serah terima kendaraan), dan akan diberikan no
kontrak pembayaran angsuran yang telah di sepakati oleh pelanggan.
8. Selesai.
Proses pemesanan :
1. Pihak leasing menghubungi showroom/ memberikan persetujuan kepada pelanggan
atas unit yang disetujui.
2. Pihak showroom menyiapkan unit yang akan dikirim.
3. Pengiriman unit kepada customer.
4. Setelah unit itu sampai di pihak customer adapun proses bukti acara serah terima
kendaraan yang terdiri dari 3 lampiran.
5. Dari 3 lampiran tersebut, 1 disimpan pihak lesing menyimpang, 1 disimpan pihak
customer dan 1 lagi disimpan pihak showroom.
Proses pembayaran :
1. Pihak customer memberikan no kontrak pembayaran angsuran.
2. Lalu dari pihak kasir akan mencari data no kontrak tersebut.
3. Transaksi pembayaran angsuran.
4. Kasir input pembayaran angsuran lalu di save di internal disk.
5. Setelah itu kasir akan memberikan bukti pembayaran 2 rangkap yang 1 ke pihak
customer dan yang 1 nya simpan oleh pihak kasir.
D. Ancaman dan Prosedur Pengendalian
Ancaman dan Prosedur Pengendalian pada Entry Pesanan Penjualan :
1. Ancaman : Pesanan konsumen yang tidak lengkap atau tidak akurat.
Prosedur Pengendalian : Edit checks pada entry data.
2. Ancaman : Penjualan kredit kepada konsumen dengan kredit yang jelek.
Prosedur Pengendalian : Persetujuan kredit oleh manajer kredit, bukan fungsi
penjualan; catatan yang akurat pada saldo konsumen
3. Ancaman : Legitemasi pesanan.
Prosedur Pengendalian : Tandatangan pada dokumen kertas, tandatangan digital dan
sertifikat digital pada e-business.
4. Ancaman : Stockouts, carrying costs dan markdowns.
Prosedur Pengendalian : Sistem pengendalian persediaan.
Ancaman dan Prosedur Pengendalian pengumpulan kas :
1. Ancaman : Pencurian kas.
Prosedur Pengendalian : Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; pengaturan
lockbox ; depositokan semua penerimaan; Rekonsiliasi periodik laporan bank dengan
catatan oleh orang yang tidak terkait dengan penerimaan kas.
Pengendalian Umum :
1. Ancaman : Kehilangan Data.
Prosedur Pengendalian : Backup dan prosedur disaster recovery; pengendalian akses
(fisik dan logik).
2. Ancaman : Kinerja yang buruk
Prosedur Pengendalian : Persiapan dan review laporan kinerja.
Daftar Pustaka :
Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart, 2005, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9,
Salemba Empat, Jakarta.
Bodnar, George H., 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 8, PT Indeks Kelompok
Gramedia, Jakarta.
Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.
Winarno, Wing Wahyu, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1, STIE YPKN, Yogyakarta.
Hall, James, 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.