2. PROBLEM
SUDAH LAMA KITA TIDAK BISA SWASEMBADA
BERAS.
TAHUN 2012, INDONESIA MASIH HARUS
MENGIMPOR 670.000 TON BERAS.
PADAHAL LAHAN PERTANIAN TERUS
MENYEMPIT.100.000 HEKTAR/TAHUN BERALIH
FUNGSI MENJADI HUNIAN ATAU LAHAN
KOMERSIAL.
3. IDEA
HARUS ADA PEMBUKAAN LAHAN PERTANIAN BARU.
SEBAGAI PILOT PROJECT AKAN DIBUAT 100.000
HEKTAR SAWAH BARU DI KETAPANG KALIMANTAN
BARAT. KETAPANG DIPILIH KARENA MEMILIK LAHAN
SAWAH TIDAK PRODUKTIF SELUAS 730.000 HEKTAR.
SAWAH BARU INI AKAN DIKELOLA SECARA
MODERN MEMANFAATKAN SCIENCE DAN
TEKNOLOGI
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI BERAS
4. SOLUTION
SINERI BUMN AKAN DIDAYAGUNAKAN UNTUK
MEWUJUDKAN MEGA PROYEK INI
Dikoordinir oleh PT Sang Hyang Seri (BUMN Pertanian) yang didukung dengan 12 BUMN
lainnya yang tergabung dalam Sinergi BUMN Peduli. Ke-12 BUMN tersebut diberi tugas
masing-masing sesuai dengan keahlian dan kapasitasnya. Di bidang teknologi,
pengembangannya dipercayakan kepada PT Batantekno dan PT Pupuk Indonesia, sementara
untuk pembersihan dan penyiapan lahan pertanian dipercayakan kepada PT Hutama Karya
dan PT Brantas Abipraya. Adapun untuk konsultan perencanaan dan pengawasan
dipercayakan kepada PT Indra Karya dan PT Yodya Karya. Selama ini, BUMN karya itu
dikenal ahli dalam merencanakan dan membuat infrastruktur jalan, pengairan serta
pengolahan lahan pertanian. PT Brantas Abipraya misalnya sudah berpengalaman membuka
sawah baru meski kecil-kecilan yakni kelas 1.000 Ha, sementara PT Indra Karya pernah
membuat perencanaan pembukaan sawah seluas 16.000 ha di Papua Nugini.Selebihnya,
untuk pendanaan diperoleh dari Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, PGN, Pertamina dan PT
Indonesia Port Corporation (IPC).
5. NON KAPITALIS
DAN PRO PETANI
LAHAN MASIH MILIK PETANI, DI GARAP BERSAMA BUMN
DALAM PERJANJIAN 20 TAHUN. PETANI AKAN
MENDAPATKAN UPAH HARIAN DAN BAGI HASIL
PANEN.
Sistem bagi hasil dilakukan dengan cara sebanyak 3 ton untuk BUMN dan 2 ton untuk petani. Hasil tersebut bersih
diterima petani, karena tidak mengeluarkan biaya produksi, semuanya ditanggung oleh BUMN. Dengan hasil 2 ton
tersebut, petani mendapat penghasilan bersih minimal Rp 6,6 juta per panen per hektar
6. SEBAGAI LAB PANGAN
ANEKA JENIS BENIH, PUPUK, MESIN PRODUKSI &
TEKNOLOGI PANGAN DIUJICOBA DI SINI.
Penerapan teknologi modern tersebut dilakukan mulai dari penggunaan bibit unggul, penerapan pupuk
yang berimbang hingga penggunaan alat-alat pertanian mesin seperti mesin penanam, traktor
penggembur tanah, dan mesin panen, sehingga proses penanaman dan panen bisa dilakukan lebih cepat
dan menjangkau lahan yang lebih luas.
7. TIMELINE
IDE FOOD ESTATE
DITERAPKAN DI KALTIM TAPI
GAGAL KARENA LAHAN TIDAK
TERSEDIA
MEI 2013
PRODUKSI SAWAH BARU MENCAPAI
50 HA/HARI.
DESEMBER
2012
APRIL 2013 MEI 2013
PINDAH KE KETAPANG
KALBAR.
PENANAMAN PERDANA.
PANEN PERDANA
500 HA
SAWAH BARU
LAHAN BARU
MENCAPAI 3000
HA
AGUSTUS
2012
8. RESULT
SUDAH MENYERAP 30.000 TENAGA KERJA
Hingga tahun 2012, pengembangan Food Estate Ketapang telah menyerap 30.000 tenaga
Penyerapan tenaga kerja tersebut mulai dari pembukaan lahan pertanian, pembangunan jalan
usaha tani sepanjang 38,60 km, peningkatan jalan produksi menjadi rabat beton sebagai
akses perhubungan di kawasan Food Estate Ketapang, serta pembangunan jaringan irigasi.
PANEN PERDANA MENGHASILKAN
5,25 TON PER HEKTAR!
Dengan menggunakan teknologi modern tersebut, target produksi padi minimal 5 ton/Ha
dimana sebelumnya hanya berkisar 2,5 - 3 ton/Ha, atau meningkat dua kali lipat. Masa panen
juga meningkat dari sebelumnya 1-2 kali panen per tahun, menjadi 3 kali panen, sehingga satu
hektar sawah ditargetkan menghasilkan 15 ton per tahun.
TARGET: 100.000 HEKTAR AKAN
MENGHASILKAN 1,5 JUTA TON
BERAS/TAHUN