2. PENDEKATAN STRUKTURAL MURNI
TERHADAP KARYA SASTRA
Pendekatan struktural memandang dan
memahami karya sastra dari segi struktur
karya sastra itu sendiri. Karya sastra
dipandang sebagai sesuatu yang otonom,
berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas
maupun pembaca (Teeuw, 1984).
3. Penerapan Pendekatan Struktural
Dalam penerapannya pendekatan ini
memahami karya sastra secara close
reading, yakni mengkaji tanpa melihat
pengarang dan hubungan dengan
realitasnya.
Analisis terfokus pada unsur intrinsik
karya sastra. Dalam hal ini setiap unsur
dianalisis dalam hubungannya dengan
unsur yang lain.
4. Lanjutan
Pradopo (1997:118),mengatakan yang
dimaksud dengan struktur karya sastra adalah
susunan unsur-unsur yang bersistem, yang di
antara unsur-unsurnya terjadi hubungan
timbal balik yang saling menentukan.
Unsur-unsur dalam karya sastra bukanlah
unsur yang berdiri sendiri, melainkan saling
terkait, saling berkaitan dan saling
bergantung.
5. Lanjutan
Menurut Hawkes dalam Pradopo,
(1997:120) Jadi, dalam analisis dengan
menggunakan pendekatan struktural, unsur
dalam struktur karya sastra tidak memiliki
makna dengan sendirinya, akan tetapi
maknanya ditentukan oleh hubungannya
dengan semua unsur lainnya yang
terkandung dalam struktur tersebut.
7. Peletak Dasar Strukturalisme Genetik adalah :
Taine Lucien Goldmann Goerge Lukacs
Strukturalisme Genetik : muncul sbagai reaksi atas
“strukturalis murni”, yang mengabaikan latar belakang
sejarah & yang lainnya. Karya sastra sebagai struktur
bermakna itu akan mewakili pandangan dunia (vision du
monde) penulis, tidak sebagai individu melainkan
sebagai anggota masyarakatnya.
Genetik Sastra asal-usul karya sastra
Faktor yang terkait dengan asal-usul karya sastra adalah
pengarang dan kenyataan sejarah yang turut
mengkondisikan karya sastra saat diciptakan.
8. Struktural Genetik memiliki 2 (dua) kerangka besar:
(1) hubungan antara makna suatu unsur dengan unsur lainnya
dalam suatu karya sastra yang sama;
(2) hubungan tersebut membentuk suatu jaring yang saling
mengikat .
Jadi Strukturalisme Genetik memandang karya sastra dari
dua sudut, yakni: instrinsik dan ekstrinsik
Ada 2 kelompok karya sastra
(1) karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang utama;
(2) karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang kelas
dua.
9. Menurut Goerge Lukacs:
Karya sastra merupakan refleksi individu dan
masyarakat yang tidak bebas kelas.
Individu dan masyarakat adalah pendukung
kelas-kelas tertentu dalam masyarakat.
Individu tidak berdiri sendiri, melainkan sebagai
anggota masyarakat yang akan dipantulkan
lewat karya sastra.
10. Teori Strukturalisme Genetik
Harus mulai dari kajian unsur instrinsik, baik secara
parsial maupun dalam jalinan keseluruhannya;
Mengkaji latar belakang kehidupan sosial kelompok
pengarang karena ia merupakan bagian dari komunitas
kelompok tertentu;
Mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut
mengkondisikan karya sastra saat diciptakan oleh
pengarang
Akan diperoleh abstraksi pandangan dunia pengarang
(vision du monde)
11. Pandangan Dunia Menurut Lucien
Goldmann, merupakan:
Istilah yang cocok bagi kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan,
inspirasi-inspirasi, dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan
secara bersama-sama anggota kelompok sosial lain.
Pandangan dunia berkembang sebagai suatu hasil dari situasi sosial
ekonomi yang dihadapi oleh subjek kolektif yang memilikinya. Dari
pandangan ini tampak bahwa pandangan dunia merupakan sebuah
sintesis akumulatif kehidupan yang sangat abstrak. “Ia” akan
menggerakkan aktivitas hidup dan besar pengaruhnya terhadap
kehidupan sosial.
Pandangan dunia (world vieuw) merupakan perspektif yang koheren
dan terpadu mengenai hubungan manusia dengan sesamanya dengan
alam semesta. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan dunia adalah
sebuah kesadaran hakiki masyarakat dalam menghadapi kehidupan.
Namun, dalam karya sastra, hal ini amat berbeda dengan keadaan
nyata. Kesadaran tentang pandangan dunia ini adalah kesadaran
mungkin atau kesadaran yang ditafsirkan. Oleh karena itu, boleh
dikatakan bahwa karya sastra sebenarnya merupakan ekspresi
pandangan dunia yang imajiner.
12. Langkah-langkah Struktural Genetik yang
dikembangkan oleh Laurenson dan Swingewood :
(1) Mula-mula sastra diteliti strukturnya untuk membuktikan
jaringan bagian-bagiannya sehingga terjadi keseluruhan
yang padu dan holistik;
(2) Berhubungan dengan sosial budaya. Unsur-unsur
kesatuan karya sastra dihubungkan dengan sosio-budaya
dan sejarahnya, kemudian dihubungkan dengan struktur
mental yang berhubungan dengan pandangan dunia
pengarang;
(3) Untuk mencapai solusi atau kesimpulan digunakan metode
induktif, yaitu metode pencarian kesimpulan dengan jalan
melihat premis-premis yang sifatnya spesifik untuk
selanjutnya mencari premis general
13. Tiga Aspek dalam Struktural Genetik
1. Aspek intrinsik teks sastra
2. Latar belakang pencipta
3. Latar belakang sosial budaya serta sejarah
masyarakatnya.
Jadi, strukturalisme genetik juga mengedepan-
kan aspek kesejarahan lahirnya karya sastra.
14. Untuk lebih memudahkan langkah di atas, terdapat bagan berikut:
Sudut Pandang
Plot Setting
Struktur Instrinsik
Tema dan lain lain
Penokohan
Pandangan Sosial kelompok Pandangan Dunia (vision
du monde,world vision)
Ekonomi Biografi
Dan lain-lain Politik
Kondisi Eksternal
Sosia Budaya
15. Tugas Kelompok Diskusi:
Analisis Cerpen “Kematian Paman
Gober” Seno Gumira Ajidarma
Kelompok I Ketua Kelompok:
Analisis Puisi “Malu Aku Jadi Orang
Indonesia” Taufik Ismail Kelompok
II