Teks ini membahas tentang surga dan neraka dalam Islam berdasarkan beberapa ayat Al-Quran. Surga dan neraka dijelaskan sebagai ganjaran kehidupan akhirat bagi amal perbuatan di dunia ini. Tafsir ulama menjelaskan surga abadi untuk orang benar sedangkan neraka abadi untuk orang kafir."
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
Akhirat Menentukan Kehidupan
1. Akhirat (Surga & Neraka)
( Kajian Surat Al Baqarah Ayat 8 Dan Surat Ar Ra’d Ayat 17 )
A. Pendahuluan
Agama Islam adalah agama yang komprehensif. Semua yang berhubungan
dengan peraturan untuk menjaga dan mengatur kehidupan manusia telah
ditetapkan.
Allah telah memuliakan manusia dengan agama Islam, hingga ia hidup di
dunia dengan kehidupan yang mulia dan layak. Dengan agama Islam juga
manusia akan bahagia. Sudah pasti, agama islam menuntut pemeluknya untuk
berta’abbud kepada Allah, berserah diri di hadapan Allah.
Neraka dan surga adalah suatu kehidupan diakhirat kelak yang merupakan
ganjaran dari segala amal perbuatan kita didunia ini. Semua agama
menjanjikan adanya kehidupan demikian dan dalam agama Islam itu
merupakan satu diantara enam buah rukun Iman yang merupakan sendi dari
agama Islam itu. Kekalnya kehidupan surga tidak disangsikan lagi, bahwa
nikmat surga itu tiada berkesudahan sehingga tidak bisa dibayangkan
bagaimana akhirnya.
Bagaimana dengan azab neraka? Berbagai pendapat dikalangan Ulama-
Ulama Islam mengenai kekal tidaknya neraka akan tetapi sebahagian besar
Ulama-Ulama Mainstream Islam berpendapat bahwa azab neraka itu juga
kekal selama-lamanya tiada akhir, dan merupakan ganjaran yang tidak
berkesudahan terhadap orang-orang yang betul-betul kafir dan melawan Allah
SWT.
Sudah menjadi pendapat yang umum dikalangan Mainstream Islam bahwa
surga dan neraka itu adalah sama-sama abadi. Orang-orang yang ditetapkan
masuk neraka disebabkan dosa-dosanya di dunia tidak akan keluar dari sana
dan mereka akan tetap menjadi penghuni tempat api yang bernyala-nyala itu
selama-lamanya.
1
2. " Di Surah Hud ayat 107 dan 108 , Allah berkata bahwa surga dan neraka
itu kekal selama-lamanya, selama ada langit dan bumi, kecuali apa yang
dikehendaki Tuhanmu itu satu pintu yang besar dan lebar. Orang kafir, orang
yang dapat hukuman kekal di neraka, orang-orang kafir yang berbuat kebaikan
di dunia dan siapa-siapa lagi, kalau Allah mau keluarkan dari neraka atau mau
kesurgakan, tidak siapapun yang akan menghalanginya.
Dari keterangan Ulama terkemuka pendiri "Persis" tersebut , jelaslah A.
Hassan berpendapat baik surga atau neraka pada prinsipnya kekal tidak
berkeputusan . Hanya saja beliau mengemukakan suatu jalan keluar bahwa
Allah kuasa mengeluarkan barang siapapun dari neraka atau memasukkan
kesurga , kalau Dia mau.
Berlainan dengan pendapat yang umum dikalangan Mainstream tersebut
sebuah "sempalan Islam" lainnya berpendapat secara solid bahwa surga betul-
betul kekal selama-lamanya tiada berakhir, sebaliknya dengan neraka mereka
mengatakan terbatas waktunya. Karena itu tidaklah kekal selama-lamanya dan
suatu saat pasti berakhir. Penjelasan mereka tidak hanya dikuatkan dengan
alasan-alasan akal tetapi juga dengan dalil-dalil naqal, Al-Qur'an dan Hadits.
Menurut agama Hindu, surga dan neraka (pahala dan hukuman)
mempunyai masa yang terbatas dan manusia kan dikirimkan kedunia ini
kembali sesudah sesudah menjalani hukuman atau memperoleh ganjaran
karena perbuatannya . Sekalipun beberapa firqah Hindu berselisih paham
dalam berbagai perincian agama mereka, namun semua mereka sepakat bahwa
mengenai prinsip yang fundamental bahwa penghukuman dan pengganjaran di
alam nanti adalah untuk sementara.
Diantara agama-agama Semit, agama Yahudi mengharamkan surga bagi
orang yang bukan Yahudi , sedangkan kaum Yahudi nyaris tidak akan kena
siksaan neraka sedikitpun, karena menurut agama Yahudi orang Yahudi tidak
akan tinggal di neraka lebih dari sebelas bulan, sedang orang yang bukan
Yahudi akan bermukim disana selama-lamanya. Menurut orang-orang Kristen,
surga dan neraka adalah kekal, sekalipun sebahagian sekte mereka
berkepercayaan bahwa surga akhirnya akan tiba pada kesudahannya. (Tafsir
2
3. Kabir, oleh Imam Muhammad Fakhruddin Razi. Dikutip dari The Holly
Qur'an with English Translation, Editor Malik Ghulam Farid Vol II, Part I
mengenai ayat 108 Surat Hud ).
B. Gambaran Umum Teks
Pembahasan kali ini ialah mengenai dalil-dalil tentang adanya surga dan
neraka, di antaranya ialah :
A. Surat al baqarah ayat 8
SSSSSS u u u
u ur
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah
dan hari kemudian1," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman.”
B. Surat ar ra’d ayat 17
SSSSSSS
u
u u u u
u u
u u u
ur a
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di
lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang
mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk
membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus
1
Hari kemudian Ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai
waktu yang tak ada batasnya.
3
4. itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan
yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada
harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap
di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.2 “
Tafsir : ayat yang mulia ini, mengandung dua perumpamaan yang dibuat
oleh Allah SWT untuk menggambarkan bahwa apa yang hak dan
benar itu tetap hidup dan berkembang, sedangkan yang batil akan
sirna dan hilang sebagaimana buih yang ditiup angin. Allah SWT
berfirman, bahwa Dia telah menurunkan air hujan dari langit
yang diserap oleh lembah-lembah menurut ukurannya, yang
besar menyerap air lebih banyak dari yang kecil. Demikian pula
hati manusia ada yang dapat menerima ilmu yang luas dan
banyak dan ada yang sangat sempit dan kecil untuk menerima
sesuatu.
Dua macam buih yang disebutkan dalam ayat ini sebagai
perumpamaan, buih yang dibawa oleh air dan buih yang keluar
dari logam yang sedang dilebur untuk dijadikan perhiasan atau
alat-alat, kedua macam buih itu adalah seumpama barang yang
tidak berguna bagi manusia, yang tidak dapat tinggal lama di atas
bumi, akan tetapi cepat atau lambat akan hilang dan hanyut.3
Pada bagian lain dalam al qur’an, Allah membuat perumpamaan api dan
air bagi orang-orang munafik yang berbunyi :
a a a a a a aa aa i
i
ir
2
Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan
logam yang mencair dan buihnya. yang benar sama dengan air atau logam murni yang
bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi
manusia.
3
Tafsir Ibnu Katsir, juz IV, hlm. 470-472
4
5. “ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api4,
Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang
menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat
melihat.[17]
Mereka tuli, bisu dan buta5, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan
yang benar),[18]
Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai
gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak
jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati6. dan Allah
meliputi orang-orang yang kafir7.[19] (Al Baqarah : 17-19)
Dan bagi orang-orang kafir, Allah SWT membuat perumpamaan sebagai
berikut :
bbe bbbb bb bb e e
4
Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang
datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka.
Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas.
5
Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena
tidak dapat menerima kebenaran.
6
Keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung
peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat
telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran itu.
7
Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir.
5
6. Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi
bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan
didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungan-Nya8.
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat
melihatnya, (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh
Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun. ( An Nuur : 39-40 )
C. Surga Dan Neraka Sebagai Pengendali Kehidupan
Taqwa amat berharga dalam kehidupan seorang Mukmin karena menjadi
tolak ukur nilai dirinya di sisi Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam
Surah Al-Hujurat ayat 13, yaitu :
SSSSSSSSSSS u u u u
u
8
Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah
mendapatkan Balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan
mendapatkan Balasan atas amalan mereka itu.
6
7. “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
[13]”
Begitu pula untuk mengarungi kehidupan akhirat tidak ada bekal yang
lebih baik selain taqwa. Firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah 197 yang
artinya “Berbekallah kalian sesungguhnya sebaik-baik bekal adl taqwa.”
Ketaqwaan juga menyebabkan semua urusan dimudahkan oleh Allah SWT
dan dikaruniai rezeki yang tidak terduga. Firman Allah SWT dalam Surah
Ath-Thalaq 2-3 yg artinya “Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari
arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan nya.”
Pendek kata taqwa adalah sesuatu yang paling mahal yang harus kita kejar
raih dan pertahankan dalam diri kita jika ingin menjadi manusia yang paling
mulia baik di dunia maupun kelak setelah berpisahnya ruh dari jasad.
Hakikat Taqwa Sebelum berbicara panjang lebar mengenai langkah-
langkah meraih taqwa berikut ini definisi taqwa sebagaimana yang dikatakan
oleh ibnu Mas’ud “Engkau berbuat taat kepada Allah dgn cahaya dari Allah
dgn mengharap pahala Allah dan engkau tinggalkan maksiat kepada-Nya dgn
cahaya dariNya karena takut akan siksaNya“.
Dan pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa nilai taqwa seseorang
amat berkait dengan kadar raja’ terhadap pahala Allah SWT dan kadar khauf
terhadap neraka Allah SWT. Selain itu tentu yang paling awal adalah seberapa
7
8. kadar ma’rifatullah yang ia miliki. Itulah tiga unsur dasar yang mendorong
seseorang untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Oleh karena itu seseorang tidak mungkin bisa menjadi Muttaqin sejati
tanpa rasa takut kepada hari akhir yang ujung-ujungnya adalah penentuan
tempat tinggal syurga atau neraka! Mari kita simak ayat berikut dalam Surah
Al-Muzammil 17
A AA
AAA A A l
l l-M
“Maka Bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu
tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.[17]”
Syurga Dan Neraka Pengaruhnya Terhadap Generasi Salafush Shaleh
Sebagaimana telah disinggung rasa takut terhadap neraka dan rindu terhadap
syurga adalah bagian iman yang sangat penting. Bagian ini pulalah yang
menyebabkan seseorang mampu mengorbankan apa saja untuk Rabbnya dan
rela meninggalkan hawa nafsunya agar terhindar dari neraka. Marilah kita
simak kembali lembar kehidupan generasi terbaik ummat ini. Salaf Ash-
Shaleh yang telah berhasil meresapkan rasa takut terhadap neraka dan rindu
terhadap syurga ke dalam sanubari mereka.
Shahabat yang mulia Anas bin Malik r.a. mengisahkan bahwa dalam
perang Badar Rasulullah SAW bersabda “Bangkitlah kalian menuju syurga
yang luasnya seluas langit dan bumi.” Seorang shahabat yang bernama Umair
bin Hamam berkata “Seluas langit dan bumi ya Rasulullah?” “Ya” jawab
Rasul. Umair bergumam “Bakh . . . bakh . . .”. Rasulullah SAW bertanya
“Apa maksud perkataanmu itu?” Umair menjawab “Demi Allah wahai
Rasulullah tidak ada maksud dari perkataanku tadi kecuali aku mengharap
untuk menjadi salah seorang penghuninya“. Lalu Rasulullah SAW bersabda
“Sesungguhnya kamu termasuk salah seorang penghuninya“. Umair kemudian
mengeluarkan beberapa kurma dari kantongnya dan memakan sebagian.
Kemudian ia berkata “Jika saya harus memakan korma-korma ini semua tentu
8
9. merupakan kehidupan yang terlalu lama“. Lalu ia lemparkan sisa kormanya
kemudian segera maju menyerang musuh sehingga ia terbunuh dan syahid.
Begitu juga Amru bin Jamuh. Lelaki ini diberi udzur untuk tidak ikut
berperang karena kepincangannya. Namun cacat tersebut tidak menghalangi
tekadnya untuk memasuki syurga dengan jalan jihad bertaruh nyawa. Ketika
para putranya mencoba untuk menghalanginya agar tidak pergi berperang
justru ia mengadu kepada Rasulullah SAW tentang keinginannya masuk
syurga dengan kakinya yang pincang. Akhirnya ia diijinkan ikut dalam perang
Uhud. Ketika perang sedang berkecamuk Rasulullah SAW bersabda
“Bersegeralah untuk bangkit menuju syurga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disiapkan bagi orang-orang yg bertaqwa“. Maka Amru bin Jamuh
segera bangkit dengan kakinya yang pincang seraya berkata “Demi Allah aku
akan bersegera kepadanya“. Kemudian ia berperang sampai terbunuh.
Sekarang marilah kita melihat gambaran lain dari generasi yang mulia ini
tentang rasa takut mereka terhadap neraka. Mereka adalah orang-orang yang
menjadikan malam mereka penuh tangis dan harap agar terselamatkan dari
neraka. Mereka adalah sejauh-jauh manusia yang meninggalkan larangan
Allah SWT.
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mempunyai seorang budak. Suatu malam
budak tersebut datang kepadanya dengan membawa makanan. Ketika Abu
Bakar Ash-Shiddiq r.a. sedang memakannya satu suapan budak tadi berkata
“Mengapa engkau tidak menanyakan tentang makanan ini padahal biasanya
engkau selalu menanyakannya?” Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. menjawab
“Karena saya sangat lapar. Dari mana kau dapatkan makanan ini?” budak itu
menjawab “Suatu saat pada masa jahiliyyah aku melewati suatu kaum
kemudian meruqyah mereka dan mereka menjanjikan kepadaku. Tatkala lain
waktu saya singgah ke tempat tersebut saya diberi hadiah“. Berkata Ash-
Shiddiq “Celakalah kau....hampir saja kamu mencelakakanku“. ia meminta
semangkuk air dan meminumnya sampai ia bisa memuntahkan makanan tadi.
Orang yang melihat hal itu berkata “Semoga Allah merahmatimu. Hanya
karena sesuap makanan itukah kau lakukan semua ini?” Beliau menjawab
9
10. “Seandainya ia tidak bisa keluar kecuali bersama jiwaku pasti aku akan
mengeluarkannya. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda ‘Setiap
jasad yang tumbuh dari harta yang haram maka neraka adalah lebih pantas
baginya’. Maka aku takut jika tubuhku ini tumbuh dari sesuap makanan
tersebut“.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz r.a. suatu ketika menangis sehingga
isterinya ikut menangis. Karena tangisan mereka berdua para tetangganya pun
ikut menangis. setelah tangis reda isterinya Fatimah bertanya kepadanya
“Wahai Amirul Mukminin apa yang membuatmu menangis?’. Ia menjawab
“Saya membayangkan keadaan manusia nanti di hadapan Allah SWT.
Sebagian masuk syurga dan lainnya masuk neraka“. Kemudian ia menjerit
dan pingsan.
Abdullah bin Mubarak suatu malam pelita yang meneranginya padam.
Setelah dihidupkan kembali ternyata jenggotnya sudah basah dengan air mata
karena membayangkan kegelapan hari akhir nanti.
Demikian juga Abu Faruq pingsan setelah mendengar satu ayat Al-Qur’an.
Kondisi jiwa seperti inilah yang membuat mereka menjadi manusia yang
paling zuhud dan wara’ terhadap dunia dan takut berbuat dosa walau sekecil
apapun.
D. Hadits-hadits Tentang Surga Dan Neraka
Banyak sekali hadits yang berbicara tentang surga dan neraka. Namun
kami tidak menyebutkan semuanya, hanya beberapa hadits saja yang kami
tulis, diantaranya yaitu :
حدثنبا مح ّد ببن عب ِ ال ببن نمي ٍ َبِي ويعلى قال : إسبماعي ُ ببن أببى
ل رأ د م
خالد عن ُ َيْ ِ أبى داو َ َنْ أن ِ بن َال ِ. قال : قال َ ُو ُ الِ ص م
رس ل دع س م ك نف ع
ْ. إ ّ نَ َ ُ مْ ُزْ ٌ ِ نْ َبْ ِيْنْ ُزْءاً م َ نا ِ َ َ ّ َ. ولو ل أ َها ُطْ ِ َ ت
ن أ فئ ِ ن ر جهن م ن ارك ج ء م س ع ج
بالماءِ َ ّ َيْنِ. مَا ان َ َعْ ُمْب بهبا. وإنهبا ل َدْعُو الُ ع َ وج ّ أنْب ل ُ ِيْ َهبا
يع د ز ل ت تف ت مرت ب
.ِيْ َا
فه
10
11. “Mewartakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair,
mewartakan kepada kami ayahku dan Ya’la, keduanya berkata : mewartakan
kepada kami Isma’il bin Abu Khalid, dari Nufai’ bin Abu Dawud, dari Anas
bin Malik, dia berkata ; Rasullah SAW. bersabda : “ Sesungguhnya panas api
kalian ini adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panas neraka
jahanam. Dan seandainya saja api itu dapat dipadamkan dengan dua kali
siraman air, niscaya kalian tidak dapat memanfaatkannya. Dan
sesungguhnya ia benar-benar berdo’a kepada Allah Azza Wa Jalla, supaya
dia tidak mengembalikannya ke dalam neraka”.
حدثنبا اببو بكبر ببن اببى َيْب َ. عببد ال ببن ادريبس عبن العمبش. عبن
ش َة
ابى َال ِ. عن ابى هريرة. قال : قال رسول ال ص م. اشتك ِ النار
ت ص ح
الى ر ّها فقالت : يا َبّ ! أكل َعْ ٌ َعْضًا. فجعل لها َفْ َي ِ نفْ ٌ في
نسن س ب ضب ر ب
ال ِ َا ِ ونفْس فبي الصَيفِ ف ِ ّ ٌ مبا َ ِ ُون مبن ال َرْ ِ. مبن َمْ َ ِيْ ِهَا
ز هر ر ب د شدة تجد ب شت ء
.و ِ ّةٌ َا تج ُون ِن الح ّ من ُموْ ِ َا
ر س ُ مه شد م د م
“Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; mewartakan kepada
kami ‘Abdullah bin Idris, dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu
Hurairah, dia berkata : Rasullah SAW. bersabda : Neraka telah mengadu
kepada Tuhannya. Dan ia berkata : Wahai Tuhanku ! telah makan sebagian
ku terhadap sebagian yang lain, kemudian Allah menjadikan dua nafas
baginya, satu nafas di musim dingin dan satu nafas lagi di musim panas.
Adapun puncak dingin yang kalian rasakan di bumi, adalah sebagian kecil
dari dinginnya dan puncak panas yang kalian rasakan di bumi adalah
sebagian kecil dari panasnya”.
حدثنا ابو بكر بن ابى شيبة. ابو معاوية عن العمس عن ابى صالح
: ّ عبببن اببببى هريرة قال : قال رسبببول ال ص م. يقول ال ع ّ وج
ز ل
خ طر
َ َ َ أع َدْ ُ ِع َا ِى ال ّالحين مَا ل َي ٌ رأيْ ُ ول أذ ٌ َ ِ َتْ ول
ُ ن سمع ع ْن ت َد ت ل ب د ص
.على قَب بِ ب َ ٍ قال ابببو هريرة : ومببن َلْه َ مَا َدْ أطَْ َ ُمُ الُ عليببه
ب ب ق لعك ب ل َ شر
ااا ) ْأقْ َُوْا إنبْ ِئْ ُمب
شت رأ
ْ
11
12. ( فل َعَْمُب نفْسٌب مبا أخْ ِيَب لهمُب مِن ُ ّ أعُنٍب َزاءاً ِمَا
ب قر ْي ج ف تل
.كانوا َعْ َلون قال وكان ابو هريرة َقْ َُو َا ِن ق ّ ا ِ أعْ ُن
ي رأ ه م ر ت ي يم
“Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, mewartakan kepada
kami Abu Mu’awiyah, dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah,
dia berkata : Rasullah SAW. bersabda : Allah Azza wa jalla berfirman : “ Aku
telah menyediakan bagi hamba-Ku yang shalih, sesuatu yang belum pernah
dilihat mata, dan didengar oleh telinga serta belum pernah terlintas dalam
hati manusia”. Abu Hurairah berkata : tinggalkan apa yang telah
diperintahkan Allah kepada kalian. Bacalah jika kalian ingin surat 32 ayat
17.
1111 7
7 7. e
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah
dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan”.
Abu Shalih berkata : Dan adalah Abu hurairah membacanya : “Min Qurraati
A’yyun”
حدثنبا اببو بكبر ببن اببى شيببة. اببو معاويبة عبن حجاج عبن عطيبة عبن
جنة خ ر م ب
َ ايببى سببعد الحدري عببن النببب ّ ص م. قال : َ ِبْ ٌ فببي ال َ ّ ِ َيْ ٌ ِن
لش ر ي
.(ا َرْ ِ َ َا َلي َا )الدن َا َ َا فيها
ي وم ل ض وم ع ه
“Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; mewartakan kepada
kami Abu Mu’awiyah dari Hajjaj, dari ‘Athiyah, dari Abu Sa’id Al khudriy,
dari Nabi SAW. beliau bersabda : “ sungguh tanah sejengkal disurga lebih
baik daripada bumi dan apa yang ada dipermukaanya (dunia dan
seluruhnya)”.
Dalam kitab hadits lain menyebutkan tentang keadaan surga dan neraka,
yaitu :
12
13. 1. Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai dan neraka dikelilingi
oleh syahwat. (HR. Bukhari)
2. Aku menjenguk ke surga, aku dapati kebanyakan penghuninya orang-
orang fakir-miskin dan aku menjenguk ke neraka, aku dapati kebanyakan
penghuninya kaum wanita. (HR. Ahmad)
3. Tiada sesuatu yang disesali oleh penghuni surga kecuali satu jam yang
mereka lewatkan (di dunia) tanpa mereka gunakan untuk berzikir kepada
Allah Azza wajalla. (HR. Ad-Dailami)
4. Aku (Rasulullah Saw) bertemu (nabi) Ibrahim ketika Isra’. Dia berkata,
“Ya Muhammad, sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahukan
mereka: “Sesungguhnya surga itu baik lahannya, tawar airnya, lembah-
lembahnya datar dan tanamannya: ‘Subhanallah walhamdulillah walailaha
illallah wallahu akbar’.” [hadits ini tidak dituliskan siapa yang
meriwayatkannya, karena itu saya sertakan teks arabnya]
5. Tidak ada di surga sesuatu yang sama seperti yang ada di dunia kecuali
nama-nama orang. (Ath-Thabrani)
6. Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Swt berfirman: “Aku
menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang belum pernah
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam
benak manusia. Oleh karena itu bacalah kalau kamu suka ayat: ‘Seorang pun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-
macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan.’ (As-Sajdah: 17).” (Mutafaq’alaih)
7. Penghuni neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan
orang yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain,
menumpuk harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga ialah
rakyat yang lemah, yang selalu dikalahkan. (HR. Al Hakim dan Ahmad)
8. Azab yang paling ringan di neraka pada hari kiamat ialah dua butir bara
api di kedua telapak kakinya yang dapat merebus otak. (HR. Tirmidzi)
13
14. 9. Api anak Adam yang biasa dipakai untuk memasak adalah bagian dari
tujuh puluh bagian api neraka. (Artinya, panas di neraka 70 kali lipat panas api
di dunia). (HR. Bukhari)
10. Nabi Saw masuk surga, orang yang mati syahid, anak yang belum
dewasa (baligh) dan anak perempuan kecil yang dikubur hidup-hidup masuk
surga juga. (HR. Abu Dawud)
E. Kesimpulan
Neraka dan surga adalah suatu kehidupan diakhirat kelak yang merupakan
ganjaran dari segala amal perbuatan kita didunia ini. Semua agama
menjanjikan adanya kehidupan demikian dan dalam agama Islam itu
merupakan satu diantara enam buah rukun Iman yang merupakan sendi dari
agama Islam itu. Kekalnya kehidupan surga tidak disangsikan lagi, bahwa
nikmat surga itu tiada berkesudahan sehingga tidak bisa dibayangkan
bagaimana akhirnya.
Percaya akan adanya hari akhir, surga dan neraka adalah wajib karena
merupakan bagian dari rukun iman. Orang yang tidak mempercayai dan
mengimani hal tersebut dipertanyakan keislamannya.
Surga dan neraka merupakan pengendali kehidupan. Karena percaya
dengan adanya surga dan neraka akan menumbuhkan ketakwaan. Begitu pula
untuk mengarungi kehidupan akhirat tidak ada bekal yang lebih baik selain
taqwa. Firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah 197 yang artinya “Berbekallah
kalian sesungguhnya sebaik-baik bekal adl taqwa.”
Penghuni neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan orang
yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain, menumpuk
harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga ialah rakyat yang
lemah, yang selalu dikalahkan.
Surga adalah sebaik-baik tempat dan neraka adalah seburuk-buruk tempat.
Dalam suatu hadits disebutkan “sungguh tanah sejengkal disurga lebih baik
daripada bumi dan apa yang ada dipermukaanya (dunia dan seluruhnya)”.
14
15. Azab yang paling ringan di neraka pada hari kiamat ialah dua butir bara
api di kedua telapak kakinya yang dapat merebus otak.
F. Daftar Pustaka
Hasan, Abdul Halim, Tafsir Al-Akham, Jakarta : Kencana, 2006
Al Qurtubi, Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad al anshori, Al Jamili
Ahkam Alquran, Beirut : Dara al kutub al ilmiah
Mahali, A. Mudjab, Asbabul Nuzul, Studi Pendalaman Alquran,
Jakarta : Rajawali, 1989
Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul, Al lu’lu’ wal marjan,Surabaya : PT.
Bina Ilmu, 2006
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al - Mishbah : pesan, kesan, dan keserasian
Al Qur’an, Jakarta : Lentera Hati, 2002, hlm. 96-97
Sairuddin, Drs, Kamus Arab Al azhar, Jombang : Lintas Media, 2006
Bahreisy, Salim dan Said Bahreisy, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid I,
Surabaya, PT. Bina Ilmu, 2004, hlm. 53
15