SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 53
Kebutuhan Aktivitas : Mobilisasi
Mayasyanti Dewi Amir.,S.Kp.,M.Kes
Dedi Wahyudi.,S.Kep.,Ns
Definisi kebutuhan aktivitas
 Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi)
adalah suatu kondisi dimana tubuh
dapat melakukan kegiatan dengan
bebas (kosier,1989).
Sistem Tubuh yang Berperan
dalam Kebutuhan Aktivitas
 Tulang
 Otot dan Tendon
 Ligamen
 Sistem Saraf
 Sendi
Kebutuhan Mobilitas
 Mobilisasi merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak bebas,
mudah, teratur, mempunyai tujuan
memenuhi kebutuhan hidup sehat,
dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier, 1995).
Jenis Mobilitas
1. Mobilitas Penuh, merupakan
kemampuan seseorang untuk
bergerak secara penuh
2. Mobilitas sebagian, merupakan
kemampuan seseorang untuk
bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf
motorik dan sensorik pada area
tubuhnya.
Ex. Hal ini dapat dijumpai pada kasus
cidera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi
3. Mobilitas sebagian temporer,
merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara.
Ex. adanya dislokasi sendi dan tulang.
4. Mobilitas sebagian permanen,
merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap.
Ex. terjadinya hemiplegia karena stroke
Faktor yang Mempengaruhi
Mobilitas
 Life style
 Penyakit/Cidera.
 Tingkat Energi
 Usia dan Status Perkembangan
Imobilitas
 Imobilitas atau imobilisasi merupakan
keadaan dimana seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan
(aktivitas),
Ex. Pasien yang mengalami trauma
tulang belakang, cidera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas, dan
sebagainya.
Jenis Imobiliasi
1. Imobilitas fisik, merupakan
pembatasan untuk bergerak secara
fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi
pergerakan,
Ex. seperti pada pasien hemiplegia
yang tidak mampu mempertahankan
tekanan di daerah paralisis sehingga
tidak dapat mengubah posisi tubuhnya
untuk mengubah tekanan.
 Imobilitas intelektual, merupakan
keadaan dimana mengalami
keterbatasan berpikir, seperti pada
pasien yang mengalami gangguan otak
akibat suatu penyakit.
 Imobilitas emosional, yakni keadaan
ketika mengalami pembatasan secara
emosional karena adanya perubahan
secara tiba-tiba dalam menyesuaikan
diri. Ex. Stres karena diamputasi.
 Imobilitas sosial, yakni keadaan
seseorang yang mengalami hambatan
dalam berinteraksi karena keadaan
penyakitnya sehingga dapat
mempengaruhi perannya dalam
kehidupan sosial.
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
Imobilitas
 perubahan pada metabolisme tubuh,
 ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
 gangguan dalam kebutuhan nutrisi,
 gangguan fungsi gastrointestinal,
 Perubahan sistem pernafasan,
 perubahan kardiovaskuler,
 perubahan sistem musculoskeletal,
 perubahan kulit,
 perubahan eliminasi (buang air besar dan
kecil),dan
 perubahan perilaku.
Perubahan Pada Metabolisme
Tubuh
Menyebabkan:
- Kecepatan
Metabolisme dalam
tubuh
- BMR yang
menyebabkan
berkurangnya energi u/
perbaikan sel
- Ekskresi urine dan
meningkatnya nitrogen
Dampak :
- Jumlah metabolisme
- Atropi kelenjar dan
katabolisme protein
- Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
- Demineralisasi tulang
- Gang. dlm mengubah
zat gizi
- Gangguan
Gastrointestinal.
Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
Mengakibatkan :
- persediaan protein menurun dan
konsentrasi protein serum berkurang
shg dpt mengganggu keb. cairan
tubuh
- berkurangnya perpindahan cairan
dari intravaskuler ke interstisial dapat
menyebabkan edema
- demineralisasi tulang akibat
menurunnya aktivitas otot
Gangguan Perubahan Gizi
 Terjadi disebabkan o/ menurunnya
pemasukan protein dan kalori dapat
mengkibatkan pengubahan zat-zat
makanan pada tingkat sel menurun.
 Dimana sel tidak lagi menerima
glukosa, asam amino, lemak, dan
oksigen dalam jumlah yang cukup
untuk melaksanakan aktivitas
metabolisme.
Gangguan Fungsi
Gastrointestinal
 imobilitas dapat menurunkan hasil
makanan yang dicerna, shg
penurunan jumlah masukan yang
cukup dapat menyebabkan keluhan.
 Ex. perut kembung, mual dan nyeri
lambung yang dapat menyebabkan
gangguan proses eliminasi.
Perubahan Sistem Pernafasan
 Akibat imobilitas :
 kadar hemoglobin menurun,
 ekspansi paru menurun, dan
 terjadinya lemah otot yang dapat
menyebabkan proses metabolisme
terganggu.
 Terjadinya penurunan kadar
hemoglobin dapat menyebabkan
penurunan aliran oksigen dari alveoli
ke jaringan, sehingga menyebabkan
anemia.
Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan sistem ini akibat imobilitas
atl :
 Dapat berupa hipotensi ortostatik,
 Meningkatnya kerja jantung dan
 Terjadinya pembentukan trombus.
Perubahan Sistem
Muskuloskeletal
 Gangguan Muskular.
Dampak : menurunnya massa otot. Ditandai
dengan ATROPI otot.
 Gangguan Skeletal
Ex. akan mudah terjadi kontraktur sendi dan
osteoporosis.
Kontraktur : kondisi yang abnormal dengan
kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan
atropi dan memendeknya otot.
Osteoporosis terjadi akibat reabsorbsi tulang
semakin besar, sehingga menyebabkan jumlah
kalsium ke dalam darah menurun dan jumlah
kalsium yang di keluarkan melalui urine semakin
besar.
Perubahan Sistem Integumen
 Hal ini terjadi berupa penurunan
elastisitas kulit karena menurunnya
sirkulasi darah akibat imobilitas dan
terjadinya iskemia serta nekrosis
jaringan superficial dengan adanya
luka decubitus sebagai akibat tekanan
kulit yang kuat dan srikulasi yang
menurun ke jaringan.
 Perubahan Eliminasi
Ex. penurunan jumlah urine yang
mungkin disebabkan kurangnya asupan
dan penurunan curah jantung, sehingga
aliran darah renal dan urine berkurang.
 Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat
imobilitas antara lain, timbulnya rasa
bermusuhan, bingung, cemas,
emosional tinggi, depresi, perubahan
siklus tidur dan menurunnya koping
mekanisme.
Postur Tubuh
 Postur tubuh (body
alignment) merupakan susunan
geometris dari bagian-bagian tubuh
yang berhubungan dengan bagian
tubuh yang lain. Fungsinya menjaga
keseimbangan.
Ex. seperti dalam posisi duduk, berdiri
dan berbaring yang benar.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi postur Tubuh
 Status kesehatan
 Nutrisi
 Emosi
 Gaya Hidup
 Perilaku dan Nilai
Kebutuhan Mekanika Tubuh
dan Ambulasi
 Manusia mempunyai kebutuhan untuk
bergerak agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dan melindungi
diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh
adalah usaha koordinasi dari
muskuskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang
tepat.
Prinsip Mekanika Tubuh
 Gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan
tubuh.
 Pusat gravitasi, titik yang ada di pertengahan
tubuh
 Garis gravitasi sbg garis imaginer vertical
melalui pusat gravitasi
 Dasar tumpuan sbg dasar tempat seseorang
dalam posisi istirahat untuk menopang atau
menahan tubuh.
 Keseimbangan dicapai dg mempertahankan
posisi garis gravitasi diantara garis gravitasi
dan pusat tumpuan.
 Berat atau bobot benda yang akan diangkat
akan mempengaruhi mekanika tubuh
Pergerakan Dasar dalam
Mekanika Tubuh
 Gerakan (ambulating). Gerakan yang mempertahankan
keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang
saat berdiri dan saat jalan
 Menahan (squatting). Dalam melakukan pergantian,
posisi menahan selalu berubah. contoh : posisi orang
duduk akan berbeda dengan orang jongkok,
 Menarik (pulling). Menarik dengan benar akan
memudahkan untuk memindahkan benda. dilakukan
penarikan.
 Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan
pergerakan daya tarik.
 Memutar (Pivoting) merupakan gerakan untuk memutar
anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang.
Faktor –faktor yang
Mempengaruhi Mekanika Tubuh
dan Pergerakan Status Kesehatan.
 Nutrisi
 Emosi
 Situasi dan Kebiasaan
 Gaya Hidup
 Pengetahuan
 Tingkat perkembangan tubuh
 Kesehatan fisik
 Kelemahan neoromuskular dan skelet
 Pekerjaan
Masalah Kebutuhan Aktivitas
 Gangguan mobilitas fisik
 Deficit perawatan diri
 Koping individu tidak efektif
 Kelelahan
Proses dan Tindakan
Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan pada
Masalah kebutuhan Mobilitas
dan Imobilitas
a. Pengkajian
 Riwayat keperawatan sekarang
 Riwayat keperawatan penyakit yang
pernah diderita
 Kemampuan fungsi motorik
 Kemampuan rentang gerak (ROM)
 Perubahan intoleransi Aktivitas
 Kekuatan otot dan gangguan
koordinasi
 Perubahan psikologis
b. Diagnosis keperawatan
 Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang
belakang, fraktur, dan lain-lain.
 Gangguan penurunan curah jantung akibat
imobilitas
 Risiko cedera (jatuh) akibat orthostatic
pneumonia
 Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus
dan kekuatan otot
 Sindrom perawatan diri akibat menurunnya
fleksibilitas otot
 Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya
ekspansi paru
 Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya
gerakan respirasi
 Gangguan eliminasi akibat imobilitas
 Retensi urin akibat gangguan mobilitas fisik
 Inkontinensia urin akibat gangguan mobilitas
fisik
 Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
akibat menurunnya nafsu makan (anoreksia)
akibat sekresi lambung menurun, penurunan
peristaltik usus.
 Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat kurangnya asupan (intake)
 Gangguan Interaksi sosial akibat imobilitas
 Gangguan konsep diri akibat imobilitas
c. Intervensi Keperawatan
Tujuan:
 Meningkatkan kekuatan, ketahanan
otot dan fleksibilitas tinggi
 Meningkatkan fungsi kardiovaskuler
 Meningkatkan fungsi respirasi
 Meningkatkan fungsi gastrointestinal
 Meningkatkan fungsi system
perkemihan
 Memperbaiki gangguan psikologis
d. Tindakan Keperawatan
 Pengaturan posisi tubuh sesuai
kebutuhan pasien
 Fleksi dan Ekstensi Pergelangan
Tangan
 Fleksi dan Ekstensi Siku
 Pronasi dan Supinasi Lengan bawah
 Pronasi Fleksi Bahu
 Fleksi dan ekstensi jari- jari
 Infers dan efersi kaki
 Fleksi dan ekstensi lutut
e. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil
tindakan keperawatan untuk
mengatasi gangguan mobilitas adalah
sebagai berikut:
 Peningkatan fungsi sistem tubuh
 Peningkatan kekuatan dan ketahanan
otot
 Peningkatan fleksibilitas sendi
 Peningkatan fungsi motorik, perasaan
nyaman pada pasien, dan ekspresi
Asuhan Keperawatan Pada
Masalah Postur Tubuh
Pengkajian Keperawatan
Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengkaji postur
tubuh, di antaranya:
Postur tubuh yang benar pada saat
berbaring,
Postur tubuh yang benar pada saat
duduk
Postur tubuh yang benar pada saat
berdiri.
b. Diagnosis Keperawatan
 Nyeri yang berhubungan dengan posisi
duduk, berdiri dan berbaring yang salah
akibat pemakaian gips pada daerah
ekstremitas, dan lain-lain.
 Gangguan mobilitas berhubungan
dengan drop foot lutut akibat kontraktur.
 Resiko cidera berhubungan dengan
gangguan keseimbangan yang disertai
kelemahan otot.
c. Intervensi Keperawatan
Pertahankan postur tubuh yang tepat
dengan pengaturan posisi yang tepat.
Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal
dengan melatih duduk, berdiri dan tidur
secara optimal.
Kurangi cidera akibat postur tubuh yang
tidak tepat dengan membantu pasien
melakukan aktivitas sehari-hari.
Kurangi beban otot dengan cara meletakkan
alat dengan dekat dengan pasien dan bantu
kegiatan yang menimbulkan beban berat.
Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang
tidak tepat.
d. Evaluasi
 Evaluasi yang diharapkan dari hasil
tindakan keperawatan untuk
mengatasi gangguan postur tubuh
adalah:
a. tidak terjadi perubahan atau
kesalahan dalam postur tubuhdan
b. pasien mampuberaktivitas dengan
mudah serta tidak merasakan
kelemahan.
Asuhan Keperawatan Pada
Masalah Mekanika Tubuh dan
Ambulasi
a. Pengkajian
 Menilai kemampuan dan keterbatasan
dalam bergerak dengan cara :
 Bangkit dari posisi berbaring ke posisi
duduk
 Kemudian bangkit dari kursi ke posisi
berdiri
 Menilai gaya berjalan
b. Diagnosis Keperawatan
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan adanya kelemahan akibat
spasme otot dan tulang pada extremitas,
nyeri akibat peradangan sendi,
penggunaan alat Bantu dalam waktu
yang lama.
 Risiko cedera berhubungan dengan
adanya paralysis, gaya berjalan tidak
stabil, penggunaan tongkat yang tidak
benar
 Kurang perawatan diri b.d kelemahan
fisik secara umum
c. Intervensi Keperawatan
 Memperbaiki penggunaan mekanika
tubuh pada saat melakukan aktifitas
 Memulihkan dan memperbaiki
ambulasi
 Mencegah terjadinya cedera akibat
jatuh
d. Tindakan Keperawatan
 Latihan ambulasi
 Duduk diatas tempat tidur
 Turun dan berdiri
 Membantu berjalan
e. Evaluasi
 Melihat kembali perkembangan
kesembuhan klien
 Hasil yang diharapkan dari masalah
mekanika tubuh pada klien tidak dapat
dilihat dalam beberapa hari
 Perawatan mekanika tubuh dan
ambulasi klien harus sering kali
dilakukan.
 Perawat mengantisipasi kebutuhan
untuk mengubah intervensi selama
SELAMAT BELAJAR.
SEMOGA SUKSES…

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitdinda putri
 
Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasiKebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasitirolyn
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonRara Niken FA
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerKANDA IZUL
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikFaris Andrianto
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatanAde Rahman
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointPutriPamungkas8
 
Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)rosellamarie
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basaProses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basaOperator Warnet Vast Raha
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 

Mais procurados (20)

Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
 
Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasiKebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
 
Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basaProses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
Proses perubahan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 

Destaque

Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Dedi Kun
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitaspjj_kemenkes
 
Ppt kebutuhan (hyperlink)
Ppt kebutuhan (hyperlink)Ppt kebutuhan (hyperlink)
Ppt kebutuhan (hyperlink)letanliayu
 
Konsep aktivitas
Konsep aktivitasKonsep aktivitas
Konsep aktivitasharuna_06
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas pjj_kemenkes
 
Kebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasKebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasDedi Kun
 
Kb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembanganKb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembanganpjj_kemenkes
 
Oksigenasi [pmi] untuk umum
Oksigenasi [pmi] untuk umumOksigenasi [pmi] untuk umum
Oksigenasi [pmi] untuk umumArnas Pamungkas
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisHaryani Nuravindari
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
 

Destaque (19)

Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
 
Ppt imobilisasi
Ppt imobilisasiPpt imobilisasi
Ppt imobilisasi
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Konsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasiKonsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasi
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Ppt kebutuhan (hyperlink)
Ppt kebutuhan (hyperlink)Ppt kebutuhan (hyperlink)
Ppt kebutuhan (hyperlink)
 
Konsep aktivitas
Konsep aktivitasKonsep aktivitas
Konsep aktivitas
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Kebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasKebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitas
 
Asuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwaAsuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa
 
Kb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembanganKb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb2 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
 
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasiKebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
 
Penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baruPenerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru
 
Oksigenasi [pmi] untuk umum
Oksigenasi [pmi] untuk umumOksigenasi [pmi] untuk umum
Oksigenasi [pmi] untuk umum
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
 

Semelhante a Kebutuhan aktivitas

Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien
Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasienPemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien
Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasienValny Majid
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
kebutuhan aktivi tas
kebutuhan aktivi taskebutuhan aktivi tas
kebutuhan aktivi tasdhita kris
 
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptxPPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptxAndiFajrinPermana1
 
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhmakalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhsiakadurban
 
Unit 2.1 dan 2.2.pptx
Unit 2.1 dan 2.2.pptxUnit 2.1 dan 2.2.pptx
Unit 2.1 dan 2.2.pptxnol ronel
 
LANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptx
LANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptxLANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptx
LANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptxningsih widari
 
Sistem-Gerak-Manusia.pptx
Sistem-Gerak-Manusia.pptxSistem-Gerak-Manusia.pptx
Sistem-Gerak-Manusia.pptxAisyahHasyim1
 
SGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxSGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxHorakhtyPride
 
Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA
Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA
Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Jenis jenis sendi dan pergerakan
Jenis jenis sendi dan pergerakanJenis jenis sendi dan pergerakan
Jenis jenis sendi dan pergerakanKalam Kitab
 
Pertemuan otot dan rangka
Pertemuan  otot dan rangkaPertemuan  otot dan rangka
Pertemuan otot dan rangkasutanta
 
Monilisasi dan imobilisasi
Monilisasi dan imobilisasiMonilisasi dan imobilisasi
Monilisasi dan imobilisasimuhtarbima1
 
Sistem otot
Sistem ototSistem otot
Sistem ototmothy
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Fariz Fadhly
 
Pjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem otot
Pjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem ototPjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem otot
Pjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem ototELena LuLia
 
Imobilisasi pada lansia
Imobilisasi pada lansiaImobilisasi pada lansia
Imobilisasi pada lansiaMeirinda Zahir
 

Semelhante a Kebutuhan aktivitas (20)

Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien
Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasienPemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien
Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
kebutuhan aktivi tas
kebutuhan aktivi taskebutuhan aktivi tas
kebutuhan aktivi tas
 
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptxPPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptx
 
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhmakalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
 
Unit 2.1 dan 2.2.pptx
Unit 2.1 dan 2.2.pptxUnit 2.1 dan 2.2.pptx
Unit 2.1 dan 2.2.pptx
 
LANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptx
LANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptxLANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptx
LANSIA_SEHAT_and_MANDIRI_PPT.pptx
 
Sistem-Gerak-Manusia.pptx
Sistem-Gerak-Manusia.pptxSistem-Gerak-Manusia.pptx
Sistem-Gerak-Manusia.pptx
 
SGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxSGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptx
 
Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA
Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA
Kemampuan mobilitas dan immobilitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Jenis jenis sendi dan pergerakan
Jenis jenis sendi dan pergerakanJenis jenis sendi dan pergerakan
Jenis jenis sendi dan pergerakan
 
Pertemuan otot dan rangka
Pertemuan  otot dan rangkaPertemuan  otot dan rangka
Pertemuan otot dan rangka
 
Tulang dan Persendian
Tulang dan PersendianTulang dan Persendian
Tulang dan Persendian
 
Monilisasi dan imobilisasi
Monilisasi dan imobilisasiMonilisasi dan imobilisasi
Monilisasi dan imobilisasi
 
Sistem otot
Sistem ototSistem otot
Sistem otot
 
Imobilisasi.ppt
Imobilisasi.pptImobilisasi.ppt
Imobilisasi.ppt
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
 
Pjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem otot
Pjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem ototPjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem otot
Pjm 3106 anatomi dan fisiologi-Sistem otot
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Imobilisasi pada lansia
Imobilisasi pada lansiaImobilisasi pada lansia
Imobilisasi pada lansia
 

Mais de Cahya

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukCahya
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
BiooptikCahya
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panasCahya
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidurCahya
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSCahya
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualCahya
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardianCahya
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiCahya
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatanCahya
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerCahya
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziCahya
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kankerCahya
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihCahya
 

Mais de Cahya (20)

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatan
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kanker
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemih
 

Último

444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxicursudbogor
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaikonline resmi
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxresthy1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 

Último (16)

444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 

Kebutuhan aktivitas

  • 1. Kebutuhan Aktivitas : Mobilisasi Mayasyanti Dewi Amir.,S.Kp.,M.Kes Dedi Wahyudi.,S.Kep.,Ns
  • 2. Definisi kebutuhan aktivitas  Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).
  • 3. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas  Tulang  Otot dan Tendon  Ligamen  Sistem Saraf  Sendi
  • 4. Kebutuhan Mobilitas  Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).
  • 5. Jenis Mobilitas 1. Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh 2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Ex. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cidera atau patah tulang dengan pemasangan traksi
  • 6. 3. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Ex. adanya dislokasi sendi dan tulang. 4. Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Ex. terjadinya hemiplegia karena stroke
  • 7. Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas  Life style  Penyakit/Cidera.  Tingkat Energi  Usia dan Status Perkembangan
  • 8. Imobilitas  Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), Ex. Pasien yang mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
  • 9. Jenis Imobiliasi 1. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, Ex. seperti pada pasien hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengubah tekanan.
  • 10.  Imobilitas intelektual, merupakan keadaan dimana mengalami keterbatasan berpikir, seperti pada pasien yang mengalami gangguan otak akibat suatu penyakit.  Imobilitas emosional, yakni keadaan ketika mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Ex. Stres karena diamputasi.  Imobilitas sosial, yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam berinteraksi karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
  • 11. Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas  perubahan pada metabolisme tubuh,  ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,  gangguan dalam kebutuhan nutrisi,  gangguan fungsi gastrointestinal,  Perubahan sistem pernafasan,  perubahan kardiovaskuler,  perubahan sistem musculoskeletal,  perubahan kulit,  perubahan eliminasi (buang air besar dan kecil),dan  perubahan perilaku.
  • 12. Perubahan Pada Metabolisme Tubuh Menyebabkan: - Kecepatan Metabolisme dalam tubuh - BMR yang menyebabkan berkurangnya energi u/ perbaikan sel - Ekskresi urine dan meningkatnya nitrogen Dampak : - Jumlah metabolisme - Atropi kelenjar dan katabolisme protein - Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit - Demineralisasi tulang - Gang. dlm mengubah zat gizi - Gangguan Gastrointestinal.
  • 13. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Mengakibatkan : - persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang shg dpt mengganggu keb. cairan tubuh - berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat menyebabkan edema - demineralisasi tulang akibat menurunnya aktivitas otot
  • 14. Gangguan Perubahan Gizi  Terjadi disebabkan o/ menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengkibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun.  Dimana sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino, lemak, dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.
  • 15. Gangguan Fungsi Gastrointestinal  imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, shg penurunan jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan.  Ex. perut kembung, mual dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
  • 16. Perubahan Sistem Pernafasan  Akibat imobilitas :  kadar hemoglobin menurun,  ekspansi paru menurun, dan  terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu.  Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga menyebabkan anemia.
  • 17. Perubahan Kardiovaskuler Perubahan sistem ini akibat imobilitas atl :  Dapat berupa hipotensi ortostatik,  Meningkatnya kerja jantung dan  Terjadinya pembentukan trombus.
  • 18. Perubahan Sistem Muskuloskeletal  Gangguan Muskular. Dampak : menurunnya massa otot. Ditandai dengan ATROPI otot.  Gangguan Skeletal Ex. akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosis. Kontraktur : kondisi yang abnormal dengan kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi dan memendeknya otot. Osteoporosis terjadi akibat reabsorbsi tulang semakin besar, sehingga menyebabkan jumlah kalsium ke dalam darah menurun dan jumlah kalsium yang di keluarkan melalui urine semakin besar.
  • 19. Perubahan Sistem Integumen  Hal ini terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan superficial dengan adanya luka decubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan srikulasi yang menurun ke jaringan.
  • 20.  Perubahan Eliminasi Ex. penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan kurangnya asupan dan penurunan curah jantung, sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.  Perubahan Perilaku Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas antara lain, timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur dan menurunnya koping mekanisme.
  • 21. Postur Tubuh  Postur tubuh (body alignment) merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh yang lain. Fungsinya menjaga keseimbangan. Ex. seperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
  • 22. Faktor-faktor yang Mempengaruhi postur Tubuh  Status kesehatan  Nutrisi  Emosi  Gaya Hidup  Perilaku dan Nilai
  • 23. Kebutuhan Mekanika Tubuh dan Ambulasi  Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.
  • 24. Prinsip Mekanika Tubuh  Gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.  Pusat gravitasi, titik yang ada di pertengahan tubuh  Garis gravitasi sbg garis imaginer vertical melalui pusat gravitasi  Dasar tumpuan sbg dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.  Keseimbangan dicapai dg mempertahankan posisi garis gravitasi diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.  Berat atau bobot benda yang akan diangkat akan mempengaruhi mekanika tubuh
  • 25. Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh  Gerakan (ambulating). Gerakan yang mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan saat jalan  Menahan (squatting). Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. contoh : posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok,  Menarik (pulling). Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. dilakukan penarikan.  Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.  Memutar (Pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang.
  • 26. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan Pergerakan Status Kesehatan.  Nutrisi  Emosi  Situasi dan Kebiasaan  Gaya Hidup  Pengetahuan  Tingkat perkembangan tubuh  Kesehatan fisik  Kelemahan neoromuskular dan skelet  Pekerjaan
  • 27. Masalah Kebutuhan Aktivitas  Gangguan mobilitas fisik  Deficit perawatan diri  Koping individu tidak efektif  Kelelahan
  • 29. Asuhan Keperawatan pada Masalah kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas
  • 30. a. Pengkajian  Riwayat keperawatan sekarang  Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita  Kemampuan fungsi motorik  Kemampuan rentang gerak (ROM)  Perubahan intoleransi Aktivitas  Kekuatan otot dan gangguan koordinasi  Perubahan psikologis
  • 31. b. Diagnosis keperawatan  Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang, fraktur, dan lain-lain.  Gangguan penurunan curah jantung akibat imobilitas  Risiko cedera (jatuh) akibat orthostatic pneumonia  Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot  Sindrom perawatan diri akibat menurunnya fleksibilitas otot  Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya ekspansi paru  Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi
  • 32.  Gangguan eliminasi akibat imobilitas  Retensi urin akibat gangguan mobilitas fisik  Inkontinensia urin akibat gangguan mobilitas fisik  Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) akibat menurunnya nafsu makan (anoreksia) akibat sekresi lambung menurun, penurunan peristaltik usus.  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan (intake)  Gangguan Interaksi sosial akibat imobilitas  Gangguan konsep diri akibat imobilitas
  • 33. c. Intervensi Keperawatan Tujuan:  Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas tinggi  Meningkatkan fungsi kardiovaskuler  Meningkatkan fungsi respirasi  Meningkatkan fungsi gastrointestinal  Meningkatkan fungsi system perkemihan  Memperbaiki gangguan psikologis
  • 34. d. Tindakan Keperawatan  Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien  Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan  Fleksi dan Ekstensi Siku  Pronasi dan Supinasi Lengan bawah  Pronasi Fleksi Bahu  Fleksi dan ekstensi jari- jari  Infers dan efersi kaki  Fleksi dan ekstensi lutut
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. e. Evaluasi Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilitas adalah sebagai berikut:  Peningkatan fungsi sistem tubuh  Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot  Peningkatan fleksibilitas sendi  Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi
  • 43. Pengkajian Keperawatan Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji postur tubuh, di antaranya: Postur tubuh yang benar pada saat berbaring, Postur tubuh yang benar pada saat duduk Postur tubuh yang benar pada saat berdiri.
  • 44. b. Diagnosis Keperawatan  Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas, dan lain-lain.  Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur.  Resiko cidera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot.
  • 45. c. Intervensi Keperawatan Pertahankan postur tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat. Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih duduk, berdiri dan tidur secara optimal. Kurangi cidera akibat postur tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari. Kurangi beban otot dengan cara meletakkan alat dengan dekat dengan pasien dan bantu kegiatan yang menimbulkan beban berat. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
  • 46. d. Evaluasi  Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan postur tubuh adalah: a. tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuhdan b. pasien mampuberaktivitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.
  • 47. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Mekanika Tubuh dan Ambulasi
  • 48. a. Pengkajian  Menilai kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara :  Bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk  Kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri  Menilai gaya berjalan
  • 49. b. Diagnosis Keperawatan  Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan akibat spasme otot dan tulang pada extremitas, nyeri akibat peradangan sendi, penggunaan alat Bantu dalam waktu yang lama.  Risiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil, penggunaan tongkat yang tidak benar  Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik secara umum
  • 50. c. Intervensi Keperawatan  Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas  Memulihkan dan memperbaiki ambulasi  Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
  • 51. d. Tindakan Keperawatan  Latihan ambulasi  Duduk diatas tempat tidur  Turun dan berdiri  Membantu berjalan
  • 52. e. Evaluasi  Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien  Hasil yang diharapkan dari masalah mekanika tubuh pada klien tidak dapat dilihat dalam beberapa hari  Perawatan mekanika tubuh dan ambulasi klien harus sering kali dilakukan.  Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama