2. KOPI ARABIKA SAMOSIR
KOPI ARABIKA DI DESA PARMONANGAN
KECAMATAN PANGURURAN
KABUPATEN SAMOSIR
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang paling utama saya ucapakan puji dan Syukur krpada Tuhan yang maha esa karna berkat
dan karunia nya saya dapat menyelesaikan malkalah saya yang bertema Agrobinis tanaman Kopi .
DAFTRA ISI
KATA PENGNANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………………….
A. Latar belakang penulisan…………………………………………………………………………………………………………………...
B. Tujuan penulisan ……………………………………………………………………………………………………………………………….
C. Manfaat penulisan…………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB II Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………………………….
D. Sejarah berdirinnya..…………………………………………………………………………………………………………………………..
E. Bahan baku………………………………………………………………………………………………………………………………………….
F. Produksi ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
G. Permodalan………………………………………………………………………………………………………………………………………..
H. Tenaga Kerja……………………………………………………………………………………………………………………………………….
I. Pemasaran……………………………………………………………………………………………………………………………………………
J. Pemasaran……………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. K. Penjualan……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
L. Kendala Usaha………………………………………………………………………………………………………………………………………
M. Kemungkinan Perkembangan……………………………………………………………………………………………………………..
BAB III …………………………………………………………………………………………………………………………………….
1.Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………..
2.Rekomendasi……………………………………………………………………………………………………………………….
4. BAB I
PENDAHULUAN
Kopi merupakan komoditi penting dalam sub sektor perkebunan, karena memiliki peran vital
dalam perekonomian nasional sebagai penyumbang devisa negara. Komoditi kopi mampu
memasuki pasar global sebagai bahan ekspor. Indonesia menduduki posisi ke-4 terbesar dunia
sesudah Negara Brazil, Vietnam dan Colombia sebagai pengekspor kopi dengan jumlah ekspor
10.000.000.
Kopi Arabika adalah jenis kopi tradisional paling enak rasanya. kopi arabika, dapat
dibudidayakan di tempat kopi Arabika dapat tumbuh, dengan rasa yang pahit dan asam.
Sumatera Utara sendiri ada beberapa kabupaten yang berusahatanikan kopi Arabika. Salah
satunya ialah Kabupaten Samosir. Seluruh daerah di Kabupaten Samosir dari Kecamatan hingga
Desanya membudidayakan tanaman kopi Arabika, dikarenakan dari segi letak geografis
kabupaten Samosiryang mendukung pertumbuhan kopi Arabika. Letak geografis yang baik untuk
pertumbuhan kopi arabika yaitu 200 LU dan 200 LS.
LATAR BELAKANG PENULISAN
Mengetahui tata niaga biji kopi arabika di Desa Parmonangan, Kecamatan Pangururan,
Kabupaten Samosir
2. Mengetahui margin pemasaran biji kopi arabika di Desa Parmonangan, Kecamatan
Pangururan, Kabupaten Samosir
3. Mengetahui efisiensi pemasaran biji kopi arabika di Desa Parmonangan, Kecamatan
Pangururan, Kabupaten Samosir
4. Bagaimana fungsi pemasaran biji kopi arabika kering di Desa Parmonangan, Kecamatan
Pangururan, Kabupaten Samosir
MANFAAT PENULISAN
sebagai pedoman dalam memasarkan hasil pertanian kopi arabika secara efisien sehinggapara
petani dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan sebagai bahan untuk menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman terkait permasalahan rantai distribusi biji kopi di Desa
Parmonangan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
5. BAB II
PEMBAHASAN
Kopi arabika
Kopi arabika adalah komoditi utama di Desa Parmonangan. Desa Parmonangan adalah salah satu
desa di kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir produsen kopi Arabika. Dimana sebagian
besar penduduk Desa Parmonangan berusahatanikan kopi arabika sebagai mata pencaharian
utama, berdasarkan letak geografis daerah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi, Selain
itu dari segmen permintaaan komoditi kopi memiliki peluang pasar dan prospek yang
menguntungkan.
Desa Parmonangan memiliki luas lahan perkebunan kopi arabika seluas 150 ha dengan
produktifitas 1 ton/ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Desa Parmonangan memiliki lahan
kopi yang lebih besar dibandingkan dengan lahan padi sawah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat di Desa Parmonangan lebih mengandalkan komoditas kopi sebagai sumber
matapencahariannya. Petani di Desa Parmonangan sebagian besar menjual produksi biji kopi nya
melalui pedagang pengumpul yang kemudian akan dijual kepada pedagang besar. Pedagang
pengumpul membeli kopi Arabika dengan harga dibawah standart pasar kepada petani. Tabel 6.
Harga Kopi di Desa Parmonangan. Harga biji kopi arabikadi Desa Parmonangan tahun 2020
tidak berbeda jauh dengan harga di Tahun 2018 yang hanya mengalami peningkatan sebesar Rp.
5.000. Harga standar bijikopiarabika kering di pasar adalah kisaran Rp 20.000- 30.000/kg,
sedangkan harga belidari pedagang pengumpul kategori kering(biji kopi kering) dengan harga Rp
15.000-20.000/kg. Masih minimnya informasi harga-harga hasil pertanian dan keterikatan petani
kepada pedagang pengumpul dikarenakan sudah meminjam modal usahatani terlebih dahulu.
Jarak tempuh juga menjadi masalah bagi petani di Desa Parmonangan, dikarenakan jarak tempuh
ke pasar Onan Pangururan yang jauh ±15 km dan membutuhkan biaya pengangkut
SEJARAH BERDIRINYA
Kabupaten Samosir yang diatas 900 meter dpl, menyebabkan kopi yang dihasilkan memiliki ciri
Tanaman kopi telah dikenal oleh masyarakat Kabupaten Samosir sejak masa kolonial Belanda.
Tanaman kopi tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Samosir. Ketinggian dan cita rasa yang
khas dan enak. Dalam pemasarannya kopi Samosir saat itu disebut juga sebagai kopi Sumatera.
Perkembangan harga kopi yang baik, khususnya kopi arabika, menyebabkan minat masyarakat
6. untuk bertanam kopi arabika semakin meluas. Minat tersebut mendapat perhatian dan dukungan
dari Pemerinah Daerah Kabupaten Samosir. Varietas kopi arabika yang banyak ditanam
di wilayah Kabupaten Samosir adalah varietas khas Sumatera Utara, yaitu kopi
arabika Sigararutang yang dikenal mempunyai tingkat kesesuaian hidup yang tinggi di
daerah ini dan memiliki tingkat produksi yang tinggi pula.
Bahan baku
1. Benih Kopi Robusta: Pilih benih kopi robusta yang berkualitas dan bebas dari penyakit.
Benih yang baik akan memberikan hasil yang lebih baik.
2. Tanah: Tanah yang cocok untuk kopi robusta adalah tanah yang subur, memiliki drainase
yang baik, dan memiliki pH sekitar 5,5 hingga 6,5. Tanah ini harus kaya akan bahan
organik.
3. Pupuk: Diperlukan pupuk untuk menyediakan nutrisi yang cukup bagi tanaman kopi.
Pupuk organik seperti kompos seringkali digunakan, dan pupuk anorganik juga dapat
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
4. Air: Tanaman kopi membutuhkan air yang cukup, terutama pada musim kemarau. Sistem
irigasi bisa digunakan untuk memastikan pasokan air yang konsisten.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit: Tanaman kopi robusta rentan terhadap serangan hama
dan penyakit seperti kutu daun, ulat, dan jamur. Penggunaan pestisida dan praktik
pengendalian hama dan penyakit yang baik sangat penting.
6. Pengendalian Gulma: Gulma dapat mengambil nutrisi dan air dari tanaman kopi. Oleh
karena itu, diperlukan pengendalian gulma yang efektif.
7. Pemangkasan: Pemangkasan yang tepat dapat membantu tanaman kopi tumbuh dengan
baik dan memungkinkan cahaya matahari yang cukup masuk ke daun-daunnya.
8. Peralatan: Petani kopi membutuhkan peralatan seperti alat penyemprot, alat pemangkas,
dan mesin panen untuk merawat tanaman dan menghasilkan panen yang berkualitas.
9. Perlindungan Terhadap Cuaca Ekstrem: Perlindungan seperti penutup atau payung dapat
diperlukan untuk melindungi tanaman dari cuaca ekstrem seperti panas yang berlebihan
atau hujan deras.
10. Tenaga Kerja: Tenaga kerja manusia diperlukan untuk merawat tanaman, memanen buah
kopi, dan melakukan pekerjaan lainnya yang terkait dengan penanaman kopi
7. PRODUKSI
Desa Parmonangan memiliki luas lahan perkebunan kopi arabika seluas 150 ha dengan produktifitas 1
ton/ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Desa Parmonangan memiliki lahan kopi yang lebih besar
dibandingkan dengan lahan padi sawah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Desa
Parmonangan lebih mengandalkan komoditas kopi sebagai sumber matapencahariannya. Petani di Desa
Parmonangan sebagian besar menjual produksi biji kopi nya melalui pedagang pengumpul yang
kemudian akan dijual kepada pedagang besar
Harga biji kopi arabikadi Desa Parmonangan tahun 2020 tidak berbeda jauh dengan harga di Tahun 2018
yang hanya mengalami peningkatan sebesar Rp. 5.000. Harga standar bijikopiarabika kering di pasar
adalah kisaran Rp 20.000- 30.000/kg, sedangkan harga belidari pedagang pengumpul kategori kering(biji
kopi kering) dengan harga Rp 15.000-20.000/kg. Masih minimnya informasi harga-harga hasil pertanian
dan keterikatan petani kepada pedagang pengumpul dikarenakan sudah meminjam modal usahatani
terlebih dahulu. Jarak tempuh juga menjadi masalah bagi petani di Desa Parmonangan, dikarenakan jarak
tempuh ke pasar Onan Pangururan yang jauh ±15 km dan membutuhkan biaya pengangkut
PERMODALAN
Modal merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan dalam melakukan proses produksi. Produksi
dapat ditingkatkan dengan menggunakan modal yang cukup dan efisien. Dalam proses produksi tidak ada
perbedaan dalam menggunakan modal, baik modal sendiri dan modal pinjaman, yang masing-masing
berperan langsung dalam proses produksi. Modal tersebut dapat digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan seperti: pembelian bahan baku, bahan penolong maupun membayar tenaga kerja. Petani kopi
di parmonangangan masih mengunakan permodalan pribadi karna mrupakan usaha yang masih tergolong
kecilsehingga hasil dari prnjualan di terima secara bersih.
TENAGA KERJA
Tenaga kerja (manpower) terdiri atas dua jenis yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pertama
yang termasuk angkatan kerja terdiri dari:
(1) golongan yang bekerja baik karyawan, buruh, atau pengusaha dan
(2) golongan yang menganggur atau yang sedang dalam proses mencari pekerjaan. Kedua yang termasuk
kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari:
(1) golongan yang bersekolah dalam artian masih anak-anak dan belum saatnya untuk bekerja
(2) golongan yang mengurus rumah tangga dan
(3) golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan yang termasuk kedalam kelompok
bukan angkatan kerja ini terkecuali untuk mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain dan apabila
sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering disebut
Potential Labour Force (PLF). Jadi, tenaga kerja mencakup siapa saja yang dikategorikan sebagai
angkatan kerja dan juga mereka yang bukan angkatan kerja, sedangkan angkatan kerja adalah mereka
yang bekerja dan yang tidak bekerj.
8. Petani kopi arabika di parmonngan tidak menentu.ini diakiabatkan karena pertain disana masih milik
pribadi dan masih tergolong usaha kecil dalam pengembang.sehingga untuk tenaga kerja pertanian kopi di
parmonangan meliputi semua poin yang diatas.
PEMASARAM DAN PENJUALAN
Pemasaran yangdigunakn adalah pemasaran langsung ke padagang besar
Pedagang Besar Pedagang besar adalah pedagang yang membeli kopi dari pedagang pengumpul
dengan cara pedagang pengumpul mendatangi langsung ditempat pedagang besar. Kopi yang
dibeli pedagang ini kemudian diolah lagi untuk menjadi kopi greenbean oleh pedagang besar
dengan cara dijemur selama 1 harikemudian dimasukan kedalam mesin yang memisahkan antara
kulit ari dengan biji dan setelah itu lalu di jemur kembali selama 2 hari lalu dipasarkan kembali
ke salah satu industri yang ada di Kecamatan Pengururan. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan lembaga pemasaran yaitu orang atau badan usaha yang secara langsung terlibat
dalam mengalirkan barang dari produsen ke konsumen.Lembaga pemasaran ini dapat berupa
produsen atau petani, pedagang pengumpul dan pedagang besar. Pada lembaga-lembaga tersebut
dapat didefinisikan sebagai berikut : a) Produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang
ke pedagang pengumpul atau ke pedagang besar b) Pedagang pengumpul, adalah pedagang yang
mengumpulkan barang-barang hasil pertanian kemudian dipasarkan kembali dalam partai besar
kepada pedagang lain atau pedagang besar. Dalam melakukan transaksi pedagang pengumpul
memiliki fungsi untuk biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya packing, biaya kuli angkut,
dan biaya transportasi. c) Pedagang besar, adalah pedagang yang membeli hasil pertanian dari
pedagang pengumpul atau langsung dari produsen, serta menjual kembali ke pengecer. Dalam
melakukan transaksi pedaganG besar memiliki fungsi untuk biaya yang harus dikeluarkan seperti
biaya bongkar muat dan biaya transportasi
KENDALA USAHA
1.Permasalahan permodalan. Petani kopi rakyat tidak memiliki modal yang cukup untuk
membeli pupuk. Tanaman kopi yang ditanam tidak diberikan nutrisi yang cukup, sehingga hasil
panen kurang optimal. Dapat dilihat dari kondisi biji kopi gelondongan dengan kadar air yang
besar, maupun kondisi biji kopi beras dengan dimana satu sisi dalam kondisi bagus, sedangkan
sisi lainnya memiliki kadar air yang besar. 2. Permasalahan akses. Permasalahan pemupukan
sebenarnya dapat diselesaikan dengan menggunakan pupuk organik, yang dibuat dari fermentasi
kotoran hewan. Pupuk organik tersebut didapatkan dengan skala besar sehingga untuk
9. pendistribusian menuju kebun kopi, membutuhkan akses berupa infrastruktur jalan yang
memadai.
Dan terdapat beberapa kendala saat prnanaman dan pemanenan
• 1. Permasalahan cuaca. Karakteristik tanaman kopi dapat tumbuh dengan subur dalam
kondisi musim kemarau. Dikarenakan curah hujan yang cukup banyak selama tahun
2017, produktivitas kopi pun menurun. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, dimana
intensitas curah hujan yang cukup kecil, pada bulan Juli 2016, para petani kopi telah
memasuki masa panen
• 2.Curah Hujan Tidak Teratur | Tanaman kopi akan tumbuh dengan baik sesuai dengan
ketinggian tempat tanam, situasi sinar matahari, dan juga kondisi curah hujan di daerah
tersebut. Tanpa mengetahui curah hujan, sebagai petani mungkin akan mengalami
kesulitan untuk merawat tanaman kopi mereka. Membayangkan, curah hujan yang tidak
teratur di beberapa pekan pastinya akan menghambat rencana produksi.
• Kenaikan Suhu | Tidak hanya tanaman kopi, tiap tanaman juga memiliki suhu ternyaman
untuk mereka tumbuh kembang, berbeda tanaman pasti akan berbeda suhu yang nyaman
untuk tanaman tersebut. Suhu ini tercipta secara alami, dan mengalami kenaikan dan
penurunan, menyebabkan tanaman kopi tidak tumbuh optimal. Kaitannya pada daun
tanaman, menjadi kurang potensial untuk berkembang dan mencipta nutrisi untuk
tanaman tumbuh. Kenaikan suhu melebihi suhu nyaman tanaman ini dapat menyebabkan
wabah penyakit dan infestasi di mana mikroorganisme jahat berkembang di dalamnya
dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
KEMUNGKINAN BERKEMBANG
Dilihat dari perkembangan kopi arabika dari parmonngan memiliki perkembangan cukup baik .dimana kopi ini
merupakan salah satu komoditang samosir yang sudah banyak mengikuti kompetisi di luar negri maupun
didalam negri. Apabila pemrintah memberikan dukungan fasilitas dan permodalaan kemungkinan besar kopi
ini akan jadi salah atu yang akan dapat mengembang pendapan msarakat dan salah satu komuditas ternama di
Sumatra Uara. Kopi ini tidak hanya di pasar kan di Indonesia namaun sudah sampai keluar negri seperti
AMERIKA,EROPA, dan beberapa negara lain.
10. BAB III
KESIMPULAN
Dapat disimpul bahawa kopi ara bika dari Parmonangan adalah komuditas yang baik bila pemerintah
memberikan perhatian kepada petani.yairu dengan (Defensive strategic) meningkatkan modal usaha
tani melalui dukungan pemerintah dengan mengadakan lembaga permodalan serta menggalakkan
kegiatan penyuluhan yang dibutuhkan oleh petani kopi, memanfaatkan teknologi yang sesuai untuk
keperluan tenaga penyuluh dalam melaksanakan tugasnya, meningkatkan peranan pemerintah dalam
pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh petani dalam rangka pengembangan
usahatani sehingga dala usaha ini dapat berjalan dengan baik.
REKOMENDASI
Untuk para penikmat kopi saya sangan merekomendasikan kopi dari daerah PARMONANGAN
ini.kenikmatan kopi ini dapat dijamin karena dapat kita lihat dari pemaparan diatas dan juga kopi
ini sudah di espor keluar negri sehingga kenikmatan yang ditawarkan kopi ini tidak di ragukan
lagi.
11. DAFTRA PUSTAKA
auzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi : Panduan Singkat. Jurusan
Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Info Marketing. 2005. Nila Indonesia Tembus Pasar Eropa dan Amerika.
http://efeedgrain.com/marketing.asp?lng.html[24 Januari 2005].
Muchsin I, Praptokardiyo K, Murdiyanto B, Muluk C. 1987. Konsepsi Strategi
Pembangunan Menuju Perikanan Tangguh. Makalah (dalam Lokakarya
Petemakan dan Perikanan). Bogor : Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Nazir M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
Siegel S. 1994. Statistik Non Parametrik untuk IImu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.