Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan untuk anak usia sekolah dan remaja yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun di luar fasilitas kesehatan melalui puskesmas, sekolah, dan komunitas dengan menggunakan pendekatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan model sekolah sehat yang menerapkan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan sekolah yang sehat."
3. 3
MENYIAPKAN GENERASI EMAS UNTUK BONUS DEMOGRAFI
Ledakan penduduk USIA
PRODUKTIF/potensial/kerja :
70 % dari total jumlah
penduduk
Indeks Pembangunan
Manusia meningkat
Bonus Demografi
Berkah? ><Bencana?
Kesempatan menyiapkan SDM Berkualitas
BONUS
DEMOGRAFI
Tahun 2020-2035
menentukan
peluang Indonesia
menjadi
NEGARA MAJU
4. 4
Situasi Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Perkawinan Anak : 2,6% menikah usia <15 thn
Pengguna NAPZA : 24% adalah pelajar
HIV AIDS usia remaja: 1,7%
Anemia : 26 – 32%
Kehamilan Remaja : 40/1000
Obesitas : 17%
Pendek/stunting : 26%
2. Dewasa Tidak Sehat
Prestasi dan kinerja tidak optimal
Risiko Penyakit Tidak Menular
• 7,2% Kadar kholesterol borderline
• 11% Gula darah puasa terganggu
risiko diabetes
Penyakit Jantung, Stroke, Diabetes dll
Kompikasi kehamilan, kematian, melahirkan
anak BBLR, pendek dll
• Karies 73-92%
• 28% kecacingan
NAPZA
• Pernah merokok
: 22%
• Pengguna Napza
: 24% pelajar
Sumber : Riskesdas, 2018, BKKBN 2016,
Dit P2PTVZ 2017, KPAI 2018, SIHA 2018, BNN 2017
• Masalah mental emosional : 10%
• Depresi : 6%
Personal HIgiene
45% tidak cuci tangan
dengan benar
98% tidak sikat gigi
sesuai waktu yang
dianjurkan
57% kurang aktifitas
fisik
Kurang konsumsi
makanan dan zat gizi
65% tidak sarapan
97% kurang konsumsi
sayur dan buah
98% tidak miinum
tablet tambah darah
1x/minggu
Konsumsi makanan
tidak sehat setiap hari
50% makanan manis
32% makanan asin
11% makanan instan
78% makanan
berpenyedap
Mental Emosional
65% remaja
merasa orang tua
tidak mengerti
20% dmerasa
pernah dibully
Kespro
5,3% pernah
hubungan seksual
pranikah
94% remaja telah
terpapar
pornografi
1. Kondisi kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja sangat terkait dengan perilaku/ kebiasaan
Kasus Kekerasan Anak : 4885 aduan kasus
5. MENGAPA REMAJA BUTUH PENDEKATAN KHUSUS ?
Area limbik berkembang lebih dulu mulai awal masa
remaja, sementara area pre-frontal korteks akan
matang di usia 24-25 tahun. Maka, remaja
didominiasi oleh sikap emosional, impulsifitas dan
keinginan mencoba hal baru tanpa memikirkan
akibatnya termasuk pada perilaku yang berisiko .
Namun perlu diingat bahwa kemampuan mencoba
hal baru dan impulsivitas diperlukan remaja untuk
mengembangkan diri dan mencari identitas dirinya
melalui PKHS/Life skills
Anak -------------------REMAJA---------------- Dewasa
Masa Transisi
Biologis, Sosial, Psikologis,
Intelektual
Butuh
Dukungan
Sikap dan
Prilaku Positif
Periode
Kerentanan
Remaja
6. STATUS
KESEHATAN
Genetik
PERILAKU
LINGKUNGAN
Pelayanan
Kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh 4 faktor :
Perilaku (30%),
Lingkungan (40%)
Pelayanan Kesehatan (20%) dan
Genetik (10%)
2 Faktor ini dapat ditingkatkan dengan
pembiasaan / intervensi
Dan lebih efektif jika dilakukan sejak
dini usia sekolah dan remaja
Perubahan Perilaku dan Kondisi Lingkungan merupakan kunci mencapai status kesehatan
7. Visi Pembangunan 2020 - 2024
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
PRIORITAS RPJMN IV
2020 - 2024
SASARAN POKOK RPJMN 20-20-2024
BIDANG KESEHATANSASARAN
PEMBANGUNAN 2020
- 2024
Mewujudkan
masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju,
adil dan makmur
melalui percepatan
pembangunan di
berbagai bidang
dengan menekankan
terbangunnya struktur
perekonomian yang
kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif
di berbagai wilayah
yang didukung oleh
SDM berkualitas dan
berdaya saing
“Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui:
1
Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, KB, dan
Kesehatan Reproduksi
2
3
Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
Peningkatan Pengendalian Penyakit
• Perhatian khusus pada jantung, stroke hipertensi,
diabetes, kanker, dll.
• Pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit
termasuk deteksi dini, dan layanan berhenti merokok.
• Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian
penyakit
Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
• Pengembangan kawasan sehat (Kab/Kota Sehat,
pasar sehat, UKS dan lingkungan kerja sehat
• Penyediaan lingkungan yang mendorong aktifitas fisik
• Promosi perubahan perilaku hidup sehat
• Pemberdayaan masyarakat dan penggerakkan
masyarakat
• Penyediaan pilihan pangan sehat
4
Penguatan Sistem Kesehatan dan
Pengawasan Obat dan Makanan
5
8. Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Puskesmas yang
memberikan
pelayanan kesehatan
yang nyaman bagi
anak usia sekolah
dan remaja dan
komprehensif
DI LUAR FASILITAS KESEHATAN
1. SEKOLAH /
MADRASAH /
PESANTREN
PUSKESMAS PKPR RUMAH SAKIT
DI FASILITAS KESEHATAN
2. LAPAS / LPKA
3. RUMAH SINGGAH
PANTI / LKSA
4.POSYANDU
REMAJA
RS yang
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
nyaman bagi anak
usia sekolah dan
remaja dan
komprehensif
DI KOMUNITASDI INSTITUSI
Merupakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan ramah bagi anak usia
sekolah dan remaja yang diberikan di fasilitas kesehatan dan luar fasilitas kesehatan
10. TRIAS UKS
PELAYANAN
KESEHATAN
PEMBINAAN
LINGKUNGAN
SEHAT
PENDIDIKAN
KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN
REMAJA DI SEKOLAH/MADRASAH/PONDOK PESANTREN
1
A. Penguatan Kelembagaan Tim Pembina dan Pelaksana UKS/M
B. Model Sekolah / Madrasah Sehat
Puskesmas melakukan koordinasi dan advokasi kepada Tim Pembina
UKS Kecamatan dan Tim Pelaksana Sekolah/Madrasah
1.Menggunakan konsep dan tools akselerasi UKS/M untuk
meningkatkan pencapaian UKS/M
2.Memastikan kebutuhan dan kegiatan UKS terakomodir dalam
rencana kerja TP UKS, monitoring dan evaluasi
3.Mendorong peran serta aktif lintas sektor utuk mendukung
terlaksananya kegiatan UKS/M
C. Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Puskesmas bersama sekolah/madrasah melakukan pemeriksaan
kesehatan bagi peserta didik beserta tindak lanjut yang diperlukan
Puskesmas mendorong sekolah/madrasah melakukan kegiatan UKS/M
secara kongkrit dan terintegrasi kegiatan keseharian sekolah sehingga
sekolah dan peserta didik terbiasa dengan perilaku sehat
11. 5/30/2016 11
• Semua Terlibat secara Aktif pembagian peran
• Ada Dokumen Tertulis rencana kerja, terjadwal
• Hasil Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
dan Hasil Stratifikasi UKS seharusnya menjadi Dasar
Kegiatan TP UKS
Syarat
Akselerasi
UKS
Perubahan
mind set
Komitm
en
Kesung
guhan
Kemitr
aan
A. Akselerasi UKS/M
Instrumen Akselerasi UKS/M
Instrumen Stratifikasi UKS/M
Pengisian instrumen akselerasi
UKS/M dan stratifikasi UKS/M
untuk mengetahui gap
pelaksanaan UKS selama ini dan
hal-hal apa saja yang perlu
ditingkatkan
12. KEBERLANJUTAN MODEL UKS/M
B. Model Sekolah/Madrasah Sehat
Model Sekolah/Madrasah Sehat merupakan
Penerapan Kegiatan Trias UKS (Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat) secara Kongkrit dan Terintegrasi dalam Kegiatan Keseharian
Sekolah/Madrasah
1. Keterampilan Hidup
Sehat / Kesehatan
Mental
2. Kesehatan Reproduksi
3. HIV AIDS
4. NAPZA
5. Gizi
6. Kekerasan dan
Kecelakaan
7. Kebersihan Diri dan
Lingkungan
8. Penyakit Tidak
Menular
Kegiatan Model Sekolah/Madrasah Sehat
1. Pembiasaan PHBS (CTPS dan sikat gigi)
2. Pendidikan gizi : Sarapan Bersama bergizi seimbang
3. Pemanfaatan Jam Literasi Kesehatan
4. Peningkatan Aktifitas Fisik & Optimalisasi Jam
Olahraga
5. Penerapan Pendidikan Kesahatan Reproduksi &
Penerapan PKHS
6. Pembinaan Kader Kesehatan Remaja
7. Penjaringan Kesehatan & Pemeriksaan Berkala
8. Pemberian TTD bagi remaja putri (SMP SMA)
9. Pemberian imunisasi dan obat cacing (SD)
10. P3K dan P3P
11. Pemeliharaan sanitasi dan Pengelolaan Sampah
12. Pemberantasan sarang nyamuk
13. Pembinaal Kantin Sehat dan PKL
14. Pemanfaatan Pekarangan Sekolah dengan tanaman
pangan dan obat
15. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok, Tanpa NAPZA
dan Tanpa Kekerasan
Dukungan Tim
Pembina UKS/M
Lintas Sektor
Lintas Program
Pemerintah Daerah
PROGRAM KERJA TP
UKS/M
13. 5/30/2016 13
Penerapan
Pendidikan
Kesehatan
dalam
Model
Sekolah/
Madrasah
Sehat
Literasi Kesehatan
1 – 2 kali seminggu, selama 15
menit sebelum memulai pelajaran
menggunakan Buku Rapor
Kesehatanku
Sarapan / Kudapan
Bersama
1 – 2 kali seminggu, membawa
bekal dengan menu bergizi
seimbang dan kudapan buah
Pembiasaan PHBS (Cuci
Tangan Pakai Sabun dan
Sikat Gigi)
1 – 2 kali seminggu merupakan
rangkaian kegiatan sarapan/
kudapan bersama
Pembinaan Kader
Kesehatan Sekolah
1 kali seminggu
(ekstrakurikuler),dibuat
kelompok2 kerja untuk membantu
kegiatan UKS
Optimalisasi Olah Raga
Optimalisasi 4 L pada saat jam
istirahat/jam pelajaran olah raga
Peregangan di Sela Jam
Belajar
Dilaksanakan di sela jam pelajaran
secara serentak (kode dari bel sekolah),
minimal 1 kali/minggu
Pendidikan Kesehatan
Reproduksi
Terintegrasi kurikulum /
ekstrakurikulum
Pendidikan Keterampilan
Hidup Sehat
Mengajarkan 10 keterampilan
psikososial. Terintegrasi mata
pelajaran guru BK
Ekskul Wajib Olah Raga
Ekstrakurikuler wajib olah raga/ bela
diri/ seni minimal 1x/minggu
14. 5/30/2016 14
Penerapan
Pelayanan
Kesehatan
dalam
Model
Sekolah/
Madrasah
Sehat
Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
Kegiatan pemeriksaan kesehatan peserta didik meliputi pemeriksaan status gizi, risiko anemia, kes gigi
dan mulut, pendengaran, penglihatan, penilaian kesehatan reproduksi, gaya hidup, mental emosional,
intelegensia dan kebugaran jasmani
Penjaringan Kesehatan peserta didik kelas 1, 7 dan 10
Pemeriksaan Berkala peserta didik kelas 2,3,4,5,6, 8,9,11, 12
Dilaksanakan minimal 1 kali setiap tahun ajaran oleh Puskesmas dan Sekolah
BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Pemberian imunisasi :
- DT dan Campak/MR bagi peserta didik kelas 1
- Td bagi peserta didik kelas 2 dan 5
Pemberian Obat Cacing
Kegiatan pencegahan kecacingan melalui pemberian obat cacing bagi peserta
didik SD/MI setingkat
Hasil pemeriksaan kesehatan dicatatkan pada buku rapor
kesehatanku
Pemberian Tablet Tambah Darah
Kegiatan pencegahan anemia bagi remaja putri melalui pemberian tablet tambah darah 1
tablet/minggu bagi peserta didik perempuan di SMP/SMA setingkat
15. 5/30/2016 15
Penerapan
Pembinaan
Lingkungan
Sekolah
Sehat
dalam
Model
Sekolah/
Madrasah
Sehat
Penerapan 5 S
Penerapan Senyum, Salam
Sapa, Sopan, Santun.
Dilaksanakan setiap hari
- Inspeksi higiene sanitasi
dan keamanan makanan
jajanan kantin sekolahdan
PKL sekitar sekolah
menggunakan buku rapor
kantin
- Pembinaan menu bergizi
pada kantin sekolah
Pemanfaatan Pekarangan
Sekolah
Pemanfaatan pekarangan/lahan
sekolah dengan penanaman
tanaman pangan (sayur/buah) dan
obat
Sanitasi dan
Pengelolaan Sampah
• Pengawasan dan
pemeliharaan sanitasi/
kebersihan lingkungan
sekolah
• Pelaksanaan pemilahan
sampah dan 3R (Reuse,
Reduce, Recycle )sampah di
sekolah
Kegiatan pemantauan jentik dan
pemberantasan sarang nyamuk
yang dilakukan peserta didik dan
sekolah
Dilakukan setiap hari oleh
Jumantik dan dilaporkan ke guru
UKS setiap minggu1x/minggu
- Penerbitan peraturan dan penerapan
KTR ,KTN dan KTK
- Sosialisasi Pencegahan merokok&
NAPZA
- Konseling berhenti merokok
Pembinaan Kantin dan PKL
Sekitar Sekolah
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
(KTR), Tanpa Napza (KTN) &
tanpa kekerasan (KTK)
Pemberantasan Sarang Nyamuk
17. Model Sekolah/Madrasah Sehat
LINTAS PROGRAM LINTAS SEKTOR PEMDA
PROGRAM KERJA TP UKS/M
PILOT
UKS
1. ADVOKASI
2.
ASSESMENT
AWAL
3.
WORKSHOP
HASIL
ASSESMENT
4. ORIENTASI
TEKNIS BAGI
SEKOLAH DAN
PUSKESMAS
5.
SOSIALISASI
ORANG TUA/
KOMITE
SEKOLAH
6.IMPLEMEN
TASI PILOT
7.
BIMBINGAN
TEKNIS
8.
ASSESMENT
AKHIR
9. EVALUASI
Instrumen Asesmen
Instrumen Bimtek / Monitoring
18. • Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan yang
bertujuan untuk memantau tumbuh kembang anak
dan mendeteksi masalah kesehatan agar dapat
ditindaklanjuti secara dini
• Penjaringan Kesehatan dan pemeriksaan berkala
merupakan salah satu indikator dalam SPM Kab/Kota
(Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar) Anak
Usia SD/MI sampai dengan SMP/MTs atau 7 – 15 tahun
bagi anak di luar sekolah
• Terdapat 15 jenis pemeriksaan kesehatan , 5 jenis
diantaranya merupakan pemeriksaan yang wajib
dilakukan dalam memenuhi SPM
• Jenis pemeriksaan yang dilakukan pada penjaringan
kesehatan dan pemeriksaan berkala = sama
18
C. PENJARINGAN KESEHATAN DAN
PEMERIKSAAN BERKALA
Jenis Pemeriksaan
Riwayat kesehatan
Riwayat imunisasi
Pemeriksaan Fisik
Kebersihan diri
Status gizi
Tanda-tanda Vital
Kesehatan penglihatan
Kesehatan pendengaran
Kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan intelegensia
Kesehatan mental emosional
Kesehatan reproduksi
Gaya Hidup
Penggunaan Alat Bantu
Kebugaran Jasmani
SPM
19. UKS KIT
STETOSKOP
TENSIMETER
TERMOMETER
TIMBANGAN
MICROTOISE
SENTER
SPATULA LIDAH Kayu / logam
SPEKULUM HIDUNG
SONDE GIGI
KACA MULUT
OTOSKOP
GARPU TALA
PENGAIT SERUMEN
STOPWATCH
SNELLEN CHART
PIN HOLEBUKU ISHIHARA
BUKU JUKNIS
PENJARKES
NIERBEKEN TOPLES KAPAS
WADAH ALKOHOL TOPLES
PEMBUANGAN KAPAS
WADAH ALAT STERIL
Peralatan kesehatan yang dibutuhkan dalam Penjaringan
Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
20. ALUR PELAKSANAAN PENJARINGAN KESEHATAN & PEMERIKSAAN BERKALA
Pra Penjaringan/ pemeriksaan berkala
1 Penjelasan penjaringan kesehatan (informed consent)
2 Pembagian kuesioner riwayat kesehatan, imunisasi, gaya hidup, kesehatan mental, kesehatan intelegensia, kesehatan
reproduksi
Tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan:
1 Tatalaksana rujukan peserta didik
2 Penyuluhan kesehatan
3 Pembinaan lingkungan sekolah sehat
4 Laporan ke Dinas Kesehatan
Guru dan Kader Kesehatan
1 Pengumpulan kuesioner/buku
rapor kesehatanku
2 Penilaian skoring gaya hidup,
kesehatan reproduksi,
kesehatan intelegensia dan
kesehatan mental emosional
3 Pemeriksaan kebersihan diri
4 Pengukuran TB dan BB
5 Mencatatkan hasil pemeriksaan
pada formulir pemeriksaan /
buku rapor kesehatanku
Tenaga Kesehatan I
1 Pemeriksaan tanda vital
2 Pemeriksaan mata
3 Pemeriksaan telinga
4 Menyimpulkan hasil
pemeriksaan (kebersihan
pribadi, gizi, tanda vital, mata
dan Telinga)
5 Mencatatkan hasil
pemeriksaan, kesimpulan dan
tindak lanjut pada formulir
pemeriksaan / buku rapor
kesehatanku
Tenaga Kesehatan III
1 Mencatatkan hasil
pemeriksaan ke dalam
format rekapitulasi
penjaringan kesehatan
peserta didik
2 Membuat surat rujukan
bagi hasil penjaringan yang
memerlukan rujukan
3 Membuat umpan balik ke
sekolah tertulis berupa
rekapitulasi hasil
penjaringan
Tenaga Kesehatan II
1. Pemeriksaan
kesehatan gigi
2 Menyimpulkan
hasil pemeriksaan
3 Mencatatkan hasil
pemeriksaan,
kesimpulan dan
tindak lanjut pada
formulir
pemeriksaan / buku
rapor kesehatanku
Guru Penjaskes
1 Pemeriksaan
kebugaran
2 Menyimpulkan hasil
pemeriksaan
3 Mencatatkan hasil
pemeriksaan,
kesimpulan dan tindak
lanjut pada formulir
pemeriksaan / buku
rapor kesehatanku
21. PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI
LAPAS/RUTAN/PANTI/JALANAN/DAERAH TERPENCIL/MINORITAS
• Kegiatan KIE (PHBS,
Kespro), konseling,
pemantauan &
pemeliharaan sanitasi,
pencegahan
penyalahgunaan Napza,
olahraga rutin & kompetisi
• Skrining, pemeriksaan
berkala, imunisasi,
pemantauan gizi, surveilans
KLB, pemantauan kesling
• Pengobatan umum dan
khusus (TB, IMS, HIV AIDS )
• Jika tidak terdapat poli
kesehatan, maka
Pemeriksaan Kesehatan
dan Pengobatan dilakukan
di Puskesmas
• Rehabilitasi fisik dan
mental terhadap gangguan
perilaku dll
FKTP:
Poliklinik/
Puskesmas
Rujukan:RS
2
3
22. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan keterampilan hidup
Sasaran : REMAJA UMUR 10 - 18 Tahun
Meja(1)
pendaftaran
Meja (2)
pengukuran
Meja (3)
pencatatan
Meja (4) pelayanan
kesehatan
Meja (5) KIE seperti
penyuluhan, pemutaran
film, bedah
Jumlah Kader dan
anggota
- kader remaja minimal 5
orang
-anggota maksimal 50 remaja
apabila terdapat >50 orang
dapat membentuk Posyandu
Remaja lainnya Dilaksanakan 1 (SATU) kali
setiap bulan
4
24. Pemberian Informasi dan Edukasi
Pelayanan Klinis Medis (termasuk pemeriksaan penunjang & rujukan)
Konseling
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
Partisipasi Remaja melalui Pembinaan Konselor Sebaya
Pelayanan Rujukan Medis, Psikosial dan Hukum
Kriteria Puskesmas PKPR:
1. Memiliki tenaga kesehatan terorientasi
PKPR,
2. Memiliki pedoman PKPR
3. Melakukan pelayanan konseling pada
remaja
Puskesmas PKPR
Paket Layanan PKPR :
PEDOMAN KLINIS TATALAKSANA PKPR
(PASIEN REMAJA) YANG DATANG KE PUSKESMAS
25. OUTLINE DAN CARA PENGGUNAAN PEDOMAN MANAJEMEN TERPADU
PELAYANAN KESEHATAN REMAJA (MTPKR)
26. ALUR PENGGUNAAN TABEL ALGORITMA
A. Kolom
TANYA
B. Kolom
LIHAT/
RASA/DENGAR
C. Kolom
KLASIFIKASI
D. Kolom
TATALAKSANA
E. Kolom
PEMANTAUAN
ANAMNESA
HEEADSSS DAN
KONSELING
PKHS
(semua pasien
remaja)
+
Arti Warna Kolom dalam Pedoman MTPKR
• Merah: kondisi gawat darurat, harus segera
dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat
lanjutan (FKRTL)
• Kuning: masalah dapat ditangani oleh fasilitas
kesehatan di tingkat pertama dengan
observasi dan/atau tindak lanjut
• Hijau: tergolong kondisi normal ATAU masalah
dapat diselesaikan secara tuntas di fasilitas
kesehatan di tingkat pertama
27. (keselamatan)
Pendekatan HEEADSSS Pendekatan HEEADSSS
dilakukan untuk mendeteksi
masalah remaja yang sering
tidak diungkapkan bila tidak
digali dengan baik.
Pertanyaan - pertanyaan
HEEADSSS bertujuan
memandu tenaga kesehatan
untuk bertanya mengenai
aspek-aspek penting yang
dapat menjadi etiologi masalah
psikososial pada remaja.
(masalah di rumah atau anggota keluarga/kerabat yang serumah)
(sekolah/pendidikan)/ Employment (tempat kerja/pekerjaan)
(pola makan)
(aktivitas sehari-hari)
(penggunaan rokok, alkohol, narkoba)
(aktivitas seksual)
dorongan bunuh diri, termasuk masalah depresi pada remaja)
LANJUTAN…SKRINING MENGGUNAKAN PENDEKATAN HEEADSSS
Anamnesa HEEADSSS wajib dilakukan
kepada pasien remaja. Bila pada
kunjungan pertama, Anamnesa
HEEADSSS baru dilaksanakan sebagian,
mintalah persetujuan pasien untuk
melakukan kunjungan ulang
29. PELAYANAN KONSELING REMAJA
Membangun Hubungan/ Rapport
Identifikasi Masalah
Fasilitasi Perubahan Teurapeutis
Evaluasi dan Terminasi
Hal yg diperhatikan untuk membina hubungan yg baik dgn
remaja :
a. Sapa remaja dgn sopan
b. Perkenalkan diri
c. Menjelaskan kepada remaja mengenai kerahasiaan
klien, konselor hadir untuk membantu remaja
d. Konselor bersikap netral, tdk menghakimi atau
menyudutkan
Pendekatan HEEADSSS
(masalah di rumah atau anggota keluarga/kerabat yang
serumah)
(sekolah/pendidikan)/ Employment (tempat
kerja/pekerjaan)
(pola makan)
(aktivitas sehari-hari)
(penggunaan rokok, alkohol, narkoba)
(aktivitas seksual)
dorongan bunuh diri, termasuk masalah
depresi pada remaja)
(keselamatan)
Pendekatan HEEADSSS untuk mendeteksi masalah remaja yang
sering tidak diungkapkan bila tidak digali dengan baik.
30. PKHS/ Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
• Mengenal diri sendiri (Karakter, kekuatan, kelemahan, Keinginan)Kesadaran Diri :
• Memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiriEmpati :
• Kemampuan menentukan pilihanPengambilan Keputusan:
• Menyelesaikan masalah secara konstruktifPemecahan Masalah :
• Menganalisis informasi dan PengalamanBerpikir Kritis :
• Kemampuan membuat ide baruBerpikir Kreatif :
• Kemampuan menyampaikan gagasanKomunikasi Efektif :
• Interaksi dengan sesama secara positif dan harmonisKemampuan Interpersonal :
• Kemampuan meredam gejolak emosi sehingga perilaku terkendaliPengendalian Emosi :
• Kemampuan mengenali sumber stres, efeknya dan cara
mengontrolnya
Mengatasi Stress :
1
2
7
6
5
3
4
8
9
10
31. IMAI
Pelayanan rujukan bagi remaja
Integrated Management of
Adolesc Illness (IMAI)
MEDIS
PSIKOSOSIAL
HUKUM
P2TP2A, Dinsos, Dindik dll
UPPA Polres, LBH dll
RUJUKAN
Partisipasi Remaja
32. PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM) KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA
PPAM merupakan serangkaian kegiatan prioritas kesehatan reproduksi yang harus dilaksanakan segera pada tahap awal
bencana/saat tanggap darurat krisis kesehatan yang menitikberatkan pada pencegahan kematian, kesakitan dan kecacatan pada populasi
yang terkena dampak bencana, khususnya perempuan dan remaja perempuan
Mengapa PPAM Kespro Remaja Penting ?
•Jumlah Remaja yang besar
• Terpisah dari Keluarga
•Rentan terhadap Kekerasan
• Terganggunya fungsi keluarga, pendidikan, kesehatan pada situasi bencana
• Kurang akses terhadap informasi dan layanan kesehatan, dll
PRA KRISIS
Pembentukan Tim Kespro
Remaja
Pelatihan PPAM Kespro
Remaja
Advokasi, Penyusunan
Kebijakan, Sosialisasi, dan
Penyusunan Pedoman
Mengidentifikasi
koordinator PPAM
kesehatan reproduksi
Mencegah dan
menangani kekerasan
seksual
Dukungan
Psikososial Awal
PRA KRISIS
TAHAPAN
PASCA KRISIS
Survey Kespro Remaja
Penilaian pelayanan
kesehatan reproduksi
remaja
Pelayanan kesehatan
reproduksi yang
komprehensif
Monitoring dan evaluasi
PPAM kesehatan
reproduksi
5 Komponen
PPAM Kespro Remaja:
1. Mengidentifikasi Koordinator
PPAM Kesehatan Reproduksi
Remaja
2. Mencegah dan Menangani
Kekerasan Seksual pada remaja
3. Pencegahan serta Pengobatan
IMS dan HIV
4. Meningkatkan Kesehatan
Remaja dan Ibu dan Bayi Baru
Lahir
5. Penyediaan pelayanan
Kesehatan Jiwa dan Dukungan
Psikososial
34. INTERVENSI KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA
• Remaja sehat
• Memiliki perilaku hidup
sehat
• Kemampuan belajar
meningkat
• Prestasi meningkat
• Angka ketidakhadiran
karena sakit dan drop out
menurun
34
MASA KINI MASA DEWASA GENERASI PENERUS
• Dewasa sehat
• Memiliki perilaku hidup sehat
• Terhindar dari PTM
• Siap menghadapi pernaikahan
• Layak hamil
• Hamil dalam kondisi yang sehat
• Melahirkan anak
/generasiyang sehat
GENERASI UNGGUL
Pada tahun 2035 - 2045, Indonesia akan memiliki ledakan jumlah penduduk usia produktif.
Jika banyaknya penduduk usia produktif tersebut diiringi dengan kualitas hidup (kesehatan, kreatifitas, kemampuan berfikir - berkarya) yang baik, maka akan berpeluang menjadikan Indonesia menjadi negara maju atau yang sering yang disebut sebagai bonus demografi
Namun jika penduduk usia produktif pada masa tersebut tidak memiliki kualitas hidup yang baik (banyak yang sakit, memiliki masalah gizi dan penyakit tidak menular, kemampuan berfikir dan berkarya terbatas), maka tentu saja hal tersebut akan menjadi beban atau bencana bagi bangsa Indonesia
Penduduk usia produktif pada tahun 2035 – 2045 kelak tersebut tidak lain adalah anak usia sekolah dan remaja yang ada pada saat ini. Maka sudah saatnya kita berpikir secara strategis : mulai memperhitungkan populasi anak usia sekolah dan remaja saat ini sebagai aset penting bangsa. Kita perlu benar benar mempersiapkan mereka untuk menjadi generasi unggul yang mampu berdaya saing secara global
Berdasarkan teori Bloom, Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yakni prilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik
Perilaku dan Kondisi Lingkungan berkontribusi sangat besar yakni 70% dibandingkan dengan 2 faktor lainnya (pelayanan kesehatan dan genetik)
Perilaku atau disebut juga dengan gaya hidup dan lingkungan juga sebenarnya merupakan hal yang dapat diintervensi/ditingkatkan.
Dan untuk perubahan perilaku yang menetap, idealnya harus dimulai sejak dini yakni sejak usia sekolah.
Visi pembangunan 2020 – 2024 adalah mewujudkan indonesia yang mandiri, adil dan makmur dengan salah satu prioritas agenda pembangunan terkait kesehatan pada RPJMN IV yaitu meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing.
Terdapat 5 (lima) sasaran pokok bidang kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan. Peningkatan pengendalian penyakit dan penguatan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) merupakan 2 (dua) strategi sebagai upaya penurunan faktor risiko penyakit tidak menular termasuk Diabetes melitus.
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja terbagi menjadi 3 yakni yang dilaksanakan di Puskesmas, Komunitas dan Rumah Sakit.
Pelayanan di Puskesmas diberikan dalam bentuk PKPR yaitu pelayanan kesehatan peduli remaja. Puskesmas PKPR yaitu Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang nyaman bagi anak usia sekolah dan remaja dan komprehensif
Pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja di komunitas terbagi menjadi pelayanan di sekolah/madrasah/pesantren yang dilakukan melalui wadah UKS, pelayanan kesehatan di lembaga permasyarakatan/lapas, pelayanan di rumah singgah/panti dan di desa/kecamata melalui wadah posyandu remaja serta paket pelayanan awal minimum kesehatan remaja apabila terjadi situasi krisis/bencana
Terdapat pula pelayanan PKPR di Rumah Sakit yang saat ini masih dalam tahap pengembangan pedoman tatalaksana
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah danremaja di sekolah/madrasah / pesantren dilaksanakan melalui 3 kegiatan yakni :
Penguatan kelembagaan UKS melalui Akselerasi Tim Pembina/Pelaksana UKS/M. Pada tingkat kecamatan perlu adanya perbaikan koordinasi, mekanisme perencanaan, tindak lanjut masalah UKS dll yang melibatkan Puskesmas, camat, sektor pendidikan dan agama di tingkat kecamatan, sekolah/madrasah/pondok pesantren
Pelaksanaan kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala minimal 1 kali /tahun
Penerapan Model Sekolah/Madrasah Sehat
Bapak dan Ibu Yang Terhormat,
Kegiatan ini merupakan perwujudan amanat dari Inpres Germas, Peraturan Bersama 4 Menteri Tentang UKS, RPJMN dan Renstra yang dilaksanakan oleh K/L dan Mitra UKS
Diharapkan Pengembangan Model Sekolah/Madrasah Sehat yang terintegrasi dan kongkrit ini terus berlanjut dengan jumlah sekolah yang menerapkan per provinsi terus meningkat.
- Tahun 2017 kita telah menerapkan di 340 SD/MI
Tahun 2018 diharapkan dilaksanakan di 680 SD/MI dan 10 sekolah Piloting Pengembangan Model Sekolah/Madrasah Sehat di DKI Jakarta dan sekolah binaan lainnya dari K/L Mitra UKS
Tahun 2019 diharapkan dilaksanakan di 1020 SD/MI dan 340 SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dan sekolah binaan lainnya dari K/L Mitra UKS
Berikut ini adalah penerapan pendidikan kesehatan secara konkrit. Puskesmas berperan untuk mendorong pelaksanaan kegiatan sebagai berikut di sekolah antara lain :
Literasi Kesehatan : dilaksanakan 1 – 2 kali seminggu, selama 15 menit sebelum memulai pelajaran menggunakan Buku Rapor Kesehatanku
2. Sarapan / Kudapan Bersama : dilaksanakan 1 – 2 kali seminggu, membawa bekal dengan menu bergizi seimbang dan kudapan buah
3. Pembiasaan PHBS (Cuci Tangan Pakai Sabun dan Sikat Gigi) : dilaksanakan 1 – 2 kali seminggu merupakan rangkaian kegiatan sarapan/ kudapan bersama
4. Peregangan di Sela Jam Belajar : Dilaksanakan di sela jam pelajaran secara serentak (kode dari bel sekolah), minimal 1 kali/minggu
5. Optimalisasi Olah Raga : Dilaksanakan melalui : senam 15 menit sebelum masuk kelas dan optimalisasi 4 L (lari, lompat, loncat dan lempar) pada saat jam istirahat/jam pelajaran olah raga
6. Ekskul Wajib Olah Raga , dapat berupa Ekstrakurikuler wajib olah raga/ bela diri/ seni minimal 1x/minggu
7. Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah, dilaksanakan 1 kali seminggu (ekstrakurikuler),dibuat kelompok2 kerja untuk membantu kegiatan UKS
8. Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat diajarkan terintegrasi kurikulum / ekstrakurikulum
Berikut ini adalah penerapan pelayanan kesehatan secara konkrit. Puskesmas bersama sekolah melaksanakan kegiatan sebagai berikut di sekolah antara lain :
Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala untuk semua peserta didik 1 kali/tahun
Bulan Imunisasi Anak Sekolah bagi peserta didik kelas 1, 2 dan 5 SD/MI
Pemberian Obat Cacing bagi peserta didik SD/MI
Pemberian tablet tambah darah setelah kegiatan sarapan bersama bagi remaja putri SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
Berikut ini adalah penerapan pelayanan kesehatan secara konkrit. Puskesmas bersama sekolah melaksanakan kegiatan sebagai berikut di sekolah antara lain :
1. Penerapan 5 S dilaksanakan setiap hari dalam bentuk Penerapan Senyum, Salam Sapa, Sopan, Santun ketika di sekolah
2. Pembinaan Kantin dan PKL Sekitar Sekolah. Dilaksanakan melalui
Inspeksi higiene sanitasi dan keamanan makanan jajanan kantin sekolahdan PKL sekitar sekolah menggunakan buku rapor kantin
Pembinaan menu bergizi pada kantin sekolah
3. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Tanpa Napza (KTN) & tanpa kekerasan (KTK)
Penerbitan peraturan dan penerapan KTR ,KTN dan KTK
Sosialisasi Pencegahan merokok& NAPZA
Konseling berhenti merokok
4. Pemanfaatan Pekarangan Sekolah. Dilaksanakan melalui kegiatan penanaman dan perawatan tanaman pangan (sayur/buah) dan obat
5. Pemberantasan Sarang Nyamuk. Dilaksanakan melalui kegiatan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan peserta didik dan sekolah. Dilakukan setiap hari oleh Jumantik dan dilaporkan ke guru UKS setiap minggu1x/minggu
6. Sanitasi dan Pengelolaan Sampah. Dilaksanakan melalui
- Pengawasan dan pemeliharaan sanitasi/ kebersihan lingkungan sekolah
- Pelaksanaan pemilahan sampah dan 3R (Reuse, Reduce, Recycle )sampah di sekolah
Ini adalah contoh jadwal penerapan model sekolah sehat. Jadi benar benar terintegrasi dengan keseharian sekolah
Sejak tahun 2016 Kementerian Kesehatan bersama Kemendikbud, Kemenag dan Kemendagri mengembangkan Model Sekolah/Madrasah Sehat (MSS). Model Sekolah/Madrasah Sehat merupakan penerapan kegiatan UKS (Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat) secara kongkrit Terintegrasi dalam Kegiatan Keseharian Sekolah.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam rangka membentuk MSS secara optimal antara lain : Advokasi, Asessmen awal, Pertemuan penyampaian hasil asesmen awal, Orientasi teknis / peningkatan kapasitas guru, kepala sekolah dan tenaga puskesmas tentang MSS, Sosialisasi kegiatan yang akan dilaksanakan ke guru kelas orang tua/komite sekolah, Implementasi kegiatan kegiatan MSS, Bimbingan teknis secara berkala dan bersama sama dengan lintas sektor UKS, Asesmen akhir dan evaluasi serta tindak lanjut
Semua rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan secara terintegrasi oleh lintas program, sektor terkait UKS dan pemerintah daerah. MSS diharapkan menjadi salah satu program Utama dalam rencana kerja TP UKS.
Setiap tahunnnya diharapkan ada replikasi sekolah yang menerapkan MSS, pada tahun 2020 diharapkan terdapat 340 model sekolah/madrasah sehat tingkat SMP/MTs – SMA/SMK/MA dan 1020 model sekolah/madrasah sehat tingkat SD/MI
Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi masalah kesehatan agar dapat ditindaklanjuti secara dini
Penjaringan Kesehatan dan pemeriksaan berkala merupakan salah satu indikator dalam SPM Kab/Kota (Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar) Anak Usia SD/MI sampai dengan SMP/MTs atau 7 – 15 tahun bagi anak di luar sekolah. Hal tersebut menandakan bahwa pemerintah daerah wajib melaksanakan penjaringan dan pemeriksaan berkala
Penjaringan Kesehatan juga menjadi salah satu indikator RPJMN & Renstra, yakni Penjaringan Kesehatan Kelas 1, 7 dan 10
Kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala meliputi
skrining/pemeriksaan kesehatan, meliputi pemeriksaan riwayat kesehatan, riwayat imunisasi, status gizi, tanda tanda vital, kesehatan penglihatan dan pendengaran, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan mental emosional, kesehatan intelegensia, kesehtan reproduksi, kebersihan diri dan perilaku berisiko, penggunaan alat bantu dan kebugaran jasmani. 4 diantara pemeriksaan tersebut menjadi 4 pemeriksaan kesehatan yang minimal harus dilakukan untuk mencapai SPM
Tindak lanjut hasil skrining kesehataan dapat berupa penyuluhan tentang masalah kesehatan terbanyak di sekolah tersebut, penerapan kegiatan model sekolah sehat, dll
Berikut ini adalah alur/tahap pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala yang terdiri dari
Tahap pra penjaringan : yakni Puskesmas berkoordinasi dengan sekolah/madrasah/pesantren/panti/lapas untuk pembagian peran dalam kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala (tugas dan kebutuhan) – misal sekolah bertugas mengukur tinggi badan dab berat badan siswa, menyiapkan kuesioner pemeriksaan, menyediakan timbangan dan alat ukur tinggi badan, dll Sedangkan Puskesmas lebih kepada pemeriksaan yang lebih klinis seperti gigi dan mulut dll
Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan di sekolah/madrasah, secara bersama antara puskesmas dan sekolah/madrasah
Tindak lanjut hasil penjaringan kesehataan dan pemeriksaan berkala : dapat berupa penyuluhan tentang masalah kesehatan terbanyak di sekolah tersebut, penerapan kegiatan model sekolah sehat, dll
Pelayanan kesehatan di komunitas selanjutnya adalah pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Panti/rumah singgah/LKSA dan lapas/LPKA. Prinsip pelayanan kesehatan pada lokasi ini saa yakni terdiri dari layanan :
Promotif (edukasi kesehatan, kebersihan, PKHS dll)
Preventif (skrining kesehatan, imuniasiasi, pemantauan kesehatan lingkungan, dll) minimal 1 kali/tahun
Kuratif , bila terdapat masalah kesehatan, rujuk ke Puskesmas
Rehabilitatif , misal rehabilitasi fisik dan mental atas gangguan perilaku
Pelayanan di komunitas selanjutnya adalah posyandu remaja
Posyandu remaja merupakan upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup
Hampir sama dengan posyandu balita, terdapat 5 meja pelayanan yakni pendaftaran, pengukuran sederhana (TB, BB, tekanan darah), pencatatan hasil, pelayanan kesehatan (pemberian tablet tambah darah dll) dan pemberian KIE oleh remaja ke teman sebayanya, bisa dalam bentuk penyuluhan, makan bersama bergizi seimbang, nonton bersama film edukatif/kesehatan dll
Posyandu remaja dapat dibentuk minimal jika telah terdapat 5 kader kesehatan remaja yang terlatih oleh Puskesmas, anggta dari posyandu remaja maksimal terdiri dari 50 remaja. dan kegiatan ini dapat dilakukan 1 kali/bulan pada waktu yang disepakati remaja sesuai dengan waktu luangnya, misal setiap minggu pertama jam 15.00 sore
Suatu Puskesmas dapat dikatakan mampu melaksanakan PKPR/Puskesmas PKPR jika memenuhi kriteria :
Memiliki tenaga kesehatan terorientasi PKPR. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter/perawat/bidan/tim yang telah mendapatkan orientasi (tidak harus pelatihan) / transfer ilmu dari petugas PKPR sebelumnya /transfer ilmu dari pengelola program PKPR di Dinkes
Memiliki pedoman PKPR (dapat berupa buku Standar Nasional PKPR, buku Pedoman Penyelenggaraan PKPR, Modul Pelatihan PKPR dll)
Melakukan pelayanan konseling pada remaja. Tidak harus memiliki ruang khusus konseling remaja, melainkan dapat tergabung dengan ruangan lainnya sesuai ketersediaan di Puskesmas yang penting privasi remaja saat konseling dapat terjaga
Berikut adalah outline pembagian dalam pedoman MTPKR
Petugas harus memahami tata cara interaksi klinis dengan klien remaja :
Berangkatlah dari keluhan utama klien remaja.
Dari keluhan tersebut, pilihlah satu algoritma yang sesuai dengan keluhan tersebut.
Telusuri algoritma tersebut dari kolom “Tanya” lalu ke “Lihat/Rasa/Dengar” agar dapat menentukan klasifikasi yang tepat sesuai kondisi yang ditemukan pada klien remaja.
Setelah selesai dengan algoritma yang sesuai dengan keluhan utama remaja, lakukan anamnesis dengan pendekatan HEEADSSS untuk menggali aspek psikososial remaja yang seringkali tidak diungkapkan oleh remaja bila tidak ditanyakan oleh petugas kesehatan, bahkan dapat pula disembunyikan oleh remaja ketika ditanya oleh petugas kesehatan.
Dari hasil anamnesis HEEADSSS dapat terpilih satu atau lebih algoritma yang lain.
Telusuri algoritma lain tersebut dari kolom “Tanya” lalu ke “Lihat/Rasa/Dengar” agar dapat menentukan klasifikasi yang tepat sesuai kondisi yang ditemukan pada klien remaja
Ada 5 kolom didalam table algoritma.
Tanya : berisi daftar pertanyaan terkait keluhan utama yang menyebabkan remaja datang ke puskesmas. Contohnya didlaam kolom ini remaja datang ke puskesmas karena mengeluh haid tidak teratur. Maka yang kita lakukan pertama adalah buka algoritma kespro, carilah sub judul “masalah siklus haid tidak teratur”. Lalu tanyakan kepada remaja sesuai pertanyaan yang ada di kolom TANYA. Fungsinya untuk menentukan klasifikasi penyebab haidnya tidak lancar. Kita tidak menggunakan kata diagnosa karena diagnosa hanya bisa dikeluarkan oleh dokter dan harus lulus Kuliah FK untuk bisa membuat diagnosa penyakit. Maka didalam MTPKR yang kita pakai adalah “Klasifikasi” bukan diagnosa.
Lihat/Rasa/Dengar : berisi pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada remaja dengan keluhan haid tidak teratur. Dikolom ini kita lihat bahwa pada remaja dengan keluhan haid tidak teratur maka perawat/bidan harus menghitung status gizinya, lalu lakukanlah tes kehamilan
KLASIFIKASI : berdasarkan hasil Tanya (kolom 1) dan pemeriksaan Lihat/Rasa/Dengar (kolom 2) maka didapat klasifikasi penyakit remaja tersebut. Apabila klasifikasinya ada dikolom kuning maka masalah dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan di tingkat pertama dengan observasi dan/atau tindak lanjut. Apabila klasifikasinya ada dikolom merah maka harus dirujuk dan apabila klasifikasi ada dikolom hijau maka penanganan cukup dilakukan di puskesmas.
TATALAKSANA : Kolom ke 4 adalah tatalaksana klasifikasi penyakit remaja. Warna kolom tatalaksana mengikuti warna kolom klasifikasi. Tatalaksana bentuknya bisa medis, konseling maupun rujukan.
PEMANTAUAN : Kolom ini berisi tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga medis apabila klien membutuhkan kunjungan ulang, atau berisi informasi-informasi tambahan (KIE) yang perlu disampaikan kepada klien sesuai dengan klasifikasi yang didapat.
Remaja seringkali tidak mengutarakan permasalahannya yang sebenarnya secara langsung. Contoh datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit perut, ternyata remaja tersebut memiliki masalah kekerasan / kehamilan remaja dll. Maka untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dari remaja digunakanlah pendekatan HEEADSSS. Skrining HEEADSSS berisi daftar pertanyaan pertanyaan yang dapat membantu petugas kesehatan dalam menggali masalah remaja terkait Home (masalah di rumah), Education (masalah di sekolah/terkait belajar), Eating and Exercise (pola makan dan aktifitas fisik), Activity (kegiatan sehari hari), Drugs (penggunaan obat obatan), Sexuality (aktivitas seksual), Suicide (dorongan bunuh diri) dan Safety (terkait keselamatan termasuk kekerasan). Pertanyaan-pertanyaan dalam HEEADSSS tidak perlu seluruhnya ditanyakan dalam 1 kali kunjungan, namun disesuaikan dengan kebutuhan pasien remaja saat datang ke Puskesmas. Informasi mengenai hal ini bisa didapatkan pada pedoman MTPKR
Kelompok remaja seringkali merasa tidak nyaman di Puskesmas karena mereka harus bergabung dengan pasien yang masih anak-anak atau orang dewasa. Prinsip PKPR selain komprehensif adalah nyaman bagi remaja, sehingga alur pelayanan pun juga harus disesuaikan. Contoh alur pelayanan PKPR di Puskesmas : pasien remaja datang ke loket masuk ke poli PKPR (anamnesa dan skrining HEADSSS) tatalaksana keluhan utama jika nakes di poli PKPR sesuai dengan kompetensi nakes, jika tidak maka dilakukan rujukan intern ke poli lainnya di Puskesmas (misal poli umum, HIV AIDS, KIA, gizi dll) kembali ke poli PKPR untuk mendapatkan konseling, informasi PKHS dan KIE, rujukan jika diperlukan serta informasi kontrol selanjutnya
Pada pelayanan Konseling remaja, Puskesmas tidak harus memiliki ruang khusus konseling remaja, melainkan dapat tergabung dengan ruangan lainnya sesuai ketersediaan di Puskesmas (misal menggunakan ruang yang pada saat itu sedang kosong, ruang konseling lainnya, dll) yang penting privasi remaja saat konseling dapat terjaga. Informasi lebih lanjut terdapat pada buku tehnik konseeling remaja bagi tenaga kesehatan
Tahapan konseling adalah membanun hubungan, mengidentifikasi masalah, memfasilitasi perubahan teurapeutis remaja (informasikan pula mengenai konsekuensi darri pilihan pilihan yang dibuat remaja), kemudian evaluasi
Untuk identifikasi masalah, petugas juga bisa menggunakan pendekatan HEEADSSS
Masalah kesehatan remaja sangat erat kaitannya fungsi kognitif/otak mereka yang masih dalam tahap perkembangan, sehingga terkadang mereka belum mampu berfikir kritis dalam mengambil keputusan serta memecahkan masalah
Oleh karena itu fokus intervensi pada remaja adalah meningkatkan kemampuan mereka dalam keterampilan psikososial melalaui Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat agar mereka dapat menghadapi berbagai tekanan dan masalah yang ada di sekitar mereka. Terdapat 10 kompetensi psikososial yang harus dikuasai oleh remaja antara lain
Kemampuan dalam memahami dan mengenali diri sendiri
Kemampuan berempati
Kemmapuan pengambilan keputusan
Kemampuan Memecahkan masalah
Kemampuan berfikir kritis
Kemampuan berfikir kreatif
Kemampaun berkomonikasi efektif dan asertif
Kemampuan interpersonal
Kemampuan mengendalikan emosi
Dan kemampuan mengatasi stres
Informasi mengenai hal ini bisa didapatkan pada buku KIE Kesehatan Remaja dan Buku PKHS
Salah satu upaya puskesmas meningkatkan partisipasi remaja, adalah melalui pembinaan konselor sebaya. Konselor sebaya bertugas sebagai tempat curhat remaja, menyebarkan informasi kesehatan bagi sebayanya sekaligus memberikan informasi rujukan ke Puskesmas apabila remaja tersebut bermasalah.
Terakhir adalah rujukan jika diperlukan. Pada pedoman MTPKR telah tertera jenis klasifikasi yang harus dirujuk. Rujukan yang dilakukan bisa berupa rujukan medis ke Rumah Sakit, rujukan Psikososial seperti ke P2TP2A, dinas sosial dll, dan rujukan hukum seperti LBH, polres dll
Terdapat pula pelayanan bagi remaja di situasi krisis atau bencana dengan pembagian pentahapan pra krisis (sebelum adanya krisis), saat krisis dan paska krisis. Pelayanan bagi remaja di situasi krisis ini penting mengingat seringkali terdapat remaja yang terpisah dari keluarga, mereka juga pasti terganggu aktivitas sehari hari dan pendidikannya, remaja juga rentan terhadap tindak kekerasan saat di pengungsian
5 komponen paket pelayanan awal minimum kesehatan reproduksi remaja :
1. Mengidentifikasi Koordinator PPAM Kesehatan Reproduksi Remaja Bisa BNPB Kabupaten, Dinkes bagian pengelola program remaja dll
2. Mencegah dan Menangani Kekerasan Seksual pada remaja Pastikan toilet terpisah laki-perempuan, remaja bersama keluarga, jika terpisah digabung di tenda perempuan
3. Pencegahan serta Pengobatan IMS dan HIV lihat daftar pasien HIV AIDS di Puskesmas
4. Meningkatkan Kesehatan Remaja dan Ibu dan Bayi Baru Lahir identifikasi remaja hamil/remaja yang telah memiliki bayi untuk mendapatkan layanan kesehatan ibu anak yang diperlukan
5. Penyediaan pelayanan Kesehatan Jiwa dan Dukungan Psikososial identifikasi risiko/masalah metal emosional dan memberi dukungan psikososial, dapat menggandeng lintas sektor/lembaga terkait dukungan psikososial
Intervensi atau pelayanan kesehatn usia sekolah dan remaja sangat penting untuk dilakukan. Karena intervensi pada mereka akan mempengaruhi/berdampak pada 3 masa kehidupan :
Masa kini, bagi remaja itu sendiri : dampak terhadap kondisi kesehatan dan prkatek perilaku sehat tentu akan meningkatkan kemampuan belajar mereka sehingga dapat meningkatkan prestasi, menurunkan angka ketidakhadiran karena sakit dan drop out
Dampak saat mereka dewasa : menjadi dewasa yang sehat (tidak anemia, terhindar dari risiko penyakit tidak menular) sehingga memiliki kondisi yang lebih siap menghadapi pernikahan dan kehamilan
Dampak bagi generasi penerus. Dari orang dewasa dengan kehamilan yang sehat meningkatkan peluang untuk menahirkan anak yang sehat pula
Sehingga kita benar benar bisa mencapai tujuan bangsa ini yakni menghasilkan generasi unggul demi pembangunan bangsa