Modul ini membahas penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk kesehatan, terutama untuk mahasiswa dan praktisi kesehatan. SIG dapat digunakan untuk mengelola data spasial kesehatan, melakukan penelitian spasial bidang kesehatan, dan membantu pengambilan kebijakan kesehatan. Modul ini menggunakan contoh data Kota Makassar dan Sulawesi Selatan."
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum wr.wb
Allahmdulillahi Rabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kita akal
sehingga dapat berpikir, yang memberi kita hati sehingga dapat mengenali kebenaran. Tiada
daya dan upaya selain semata-mata karena Allah SWT, dan tak ada yang patut menerima
pujian dengan pujian paling sempurna selain Allah SWT. Segala puji syukur kepada Allah SWT
sehingga modul pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Kesehatan dengan QGIS” ini
bisa selesai.
Modul ini dibuat dalam rangka membantu dalam pelatihan sistem informasi geografis
(SIG) khususnya bagi mahasiswa dan praktisi kesehatan. Modul ini diharapkan menjadi
panduan buat mahasiswa/praktisi kesehatan dalam mengelola data spasial untuk kesehatan,
sehingga diharapkan nantinya akan banyak bermunculan riset/penelitian spasial dalam bidang
kesehatan dan data spasial dapat digunakan sebagai alat penggambil kebijakan dalam bidan
kesehatan. Dalam panduan ini, data geografis yang dipakai adalah Kota Makassar dan
Sulawesi Selatan. Penggunaan data ini semata-mata sebagai contoh untuk pelatihan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul ini, sumber referensi yang banyak membantu kami dalam penyusunan
modul ini, dan terima kasih banyak juga buat pihak yang memanfaatkan modul dan pelatihan
GIS. Harapan kami semoga modul pelatihan ini bisa bermanfaat. Upgrade terus kemampuan
skill GIS anda dengan sering-sering menggunakan aplikasi ini. agar kemampuan anda tidak
hilang bahkan semakin meningkat.
Modul ini masih jauh dari kata sempurna dan sebagai manusia biasa yang sering salah
dan lupa, kami memohon maaf jika modul ini masih terdapat kekurangan sehingga kami
memohon masukan saudara(i) untuk penyempurnaan modul ini.
Terima Kasih, Wassalamu Alaikum wr.wb.
Makassar, September 2017
Penyusun
Tim Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
PENGANTAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...................................................................................1
1.1. Pendahuluan................................................................................................................................1
1.2. Apa yang dapat dilakukan oleh SIG?............................................................................................2
1.3. Perkembangan SIG Saat Ini..........................................................................................................2
1.4. Sumber data spasial (SIG) ............................................................................................................5
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI BIDANG KESEHATAN............................................6
2.1. Pendahuluan................................................................................................................................6
2.2. Manfaat SIG dibidang Kesmas .....................................................................................................6
2.3 SIG dan Kesehatan .....................................................................................................................10
MEMULAI QUANTUM GIS.....................................................................................................................11
3.1 Pendahulaun ..............................................................................................................................11
3.2. Bagian QGIS................................................................................................................................11
MENGELOLA TABLE ATRIBUT & VISUALISASI DATA SPASIAL................................................................14
4.1 Menampilkan layer (.shp) ...........................................................................................................14
4.2.Menghapus layer ........................................................................................................................14
4.3. Setting Urutan Layer ..................................................................................................................14
4.4.Mengaktifkan/Menoaktifkan layer.............................................................................................14
4.5. mengelola table atribut .............................................................................................................14
4.6. Visualisasi peta...........................................................................................................................16
4.7. Memunculkan Label...................................................................................................................19
4.8. Merubah symbol untuk titik ......................................................................................................20
PRINT COMPOSER & LAYOUT ...............................................................................................................21
5.1. Menambahkan peta di map composer......................................................................................21
5.2. Unsur-unsur layout peta............................................................................................................21
5.3. Grid Peta ....................................................................................................................................22
REFERENSI.............................................................................................................................................23
5. 1
PENGANTAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
1.1. Pendahuluan
SIG adalah singkatan dari Sistem Informasi Geografis atau dalam bahasa yang lebih sering
kita dengar yaitu GIS (Geographic Information Systems). SIG sendiri adalah merupakan
sebuah system, sehingga definisi dari sistem informasi geografis itu sendiri hampir mirip
dengan definisi-definisi dari sistem informasi lain seperti system informasi manajemen,
system informasi akademik, system informasi penjualan atau stok, system informasi
pendukung keputusan dan lain-lain. Oleh karena itu SIG sebagai system merupakan suatu
tatanan dari komponen-komponen pendukung (Hardware, Software, Brainware ,
Application and Data) yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Input – Proses – Output
dalam rangka menghasilkan informasi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan
pencapaian tujuan dari organisasi.
Gambar 1. Konsep GIS
Orang (Brainware) yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan
bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG ini
ada beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan
stakeholder.
Aplikasi (Application) merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan
untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi
geometri, query, overlay, buffer, join table dan sebagainya.
6. 2
Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut. Data
grafis/spasial ini merupakan data yang merupakan representasi fenomena permukaan
bumi yang memiliki referensi (koodinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan
sebagainya atau hasil dari interpretasidata-data tersebut. Sedangkan data atribut misalnya
data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya. Kumpulan data-data dalam
jumlah besar dapat disusun menjadi sebuah basis data. Jadi dalam SIG juga dikenal
adanya basisdata yang lazim disebut sebagai basisdata spasial (spatial database).
Perangkat lunak SIG (Software) adalah program komputer yang dibuat khusus dan
memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan
data spasial. Ada pun merk perangkat lunak ini cukup beragam, misalnya Arc/Info,
ArcView, ArcGIS, Map Info, TNT Mips (MacOS, Windows, Unix, Linux tersedia), GRASS,
bahkan ada Knoppix GIS dan masih banyak lagi.
Perangkat keras (Hardware) ini berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung
pengoperasian perangkat lunak yang dipergunakan. Dalam perangkat keras ini juga
termasuk didalamnya scanner, digitizer, GPS, printer dan plotter.
1.2. Apa yang dapat dilakukan oleh SIG?
Meskipun dengan SIG kita mampu membuat dan menampilkan peta, tetapi masih banyak
hal lain yang bisa dikerjakannya. Aplikasi SIG yang baik adalah apabila aplikasi tersebut
dapat menjawab salah satu atau lebih dari 5 (lima) pertanyaan dasar dibawah ini, yaitu:
a. Lokasi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai lokasi tertentu.
b. Kondisi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kondisi dari
suatu lokasi.
c. Tren, untuk melihat tren atau kecenderungan disuatu wilayah dari suatu keadaan.
d. Pola, dapat dipergunakan untuk membaca gejala-gejala alam dan mempelajarinya.
e. Pemodelan, dapat digunakan untuk menyimpan kondisi-kondisi tertentu dan
mempergunakannya untuk memprediksi keadaan di masa yang akan dating maupun
memperkirakan apa yang terjadi pada masa lalu.
1.3. Perkembangan SIG Saat Ini
Berbicara perkembangan SIG saat ini kiranya tidak lengkap tanpa menyinggung
perkembangan teknologi informasi (TI). Saat ini teknologi informasi sudah sangat maju,
telah ada internet yang menjembatani komunikasi tanpa batas, perkembangan webserver,
harddisk dalam kapasitas terrabyte dan sebagainya. Dalam lingkup SIG juga muncul
teknologi mapserver seperti ArcIMS buatan ESRI yang merupakan salah satu raksasa
produsen perangkat lunak SIG dari Amerika. Ketika di dunia TI muncul komunitas
7. 3
opensource, di bidang SIG juga muncul komunitas serupa. Misalnya komunitas yang
bernaung pada Inovagis.org, MapWindow.org yang membuat activeX untuk
pengembangan perangkat lunak SIG secara gratis. ActiveX tersebut tersedia dalam
bahasa pemrograman Visual Basic maupun C++ sehingga dapat leluasa dikembangkan
oleh rekan-rekan yang telah belajar bahasa tersebut.
SIG juga tidak hanya tersedia untuk platform Windows, tetap telah ada pula yang
mengembangkan SIG untuk Linux yang dikenal opensource, misalnya GRASS GIS
(Geographic Resource Analysis Support System) yang sudah include di Knoppix GIS, juga
tersedia GRASS untuk Solaris, MacOS X, IBM AIK dan masih banyak lagi. Selain itu masih
banyak perangkat lunak SIG yang berlisensi GNU Public License seperti SAGA (System
for Automated Geoscientific Analyses), DIVA-GIS yang dikhususkan untuk pemetaan dan
analisis biodiversity, kemudian ada MapWindow, Jshape yang berbasis java juga tidak
kalah mutakhirnya. Jshape merupakan jalan menggunakan dari Google Map API dan
beberapa aplikasi mobile.
Gambar 2. Beberapa Contoh Aplikasi GIS
Center For Disease Control (CDC) sebagai salah satu pusat penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan yang berlokasi di Amerika Serikat juga telah
mengembangkan software dalam mengelola dan menganalisis data, baik data numeric
ataupun data spasial yang bereferensi geografis. Software yang dikembangkan oleh CDC
8. 4
dalam mengelola data spasial adalah EpiMap yang merupakan paket dari software EpiInfo
untuk Windows.
Dari sisi basis data SIG juga telah sangat maju. Basisdata SIG juga telah menganut
model basis data yang mutakhir. Perusahaan raksasa dibidang perangkat lunak basis data
seperti Oracle sendiri juga telah mengembangkan ekstensi untuk menagani data spasial
SIG yang dikenal sebagai Oracle Spatial.
Oracle Spatial ini dijual sebagai pilihan dari Oracle 8i dan saat ini telah mencapai
Oracle 10i. Dengan kemajuan perangkat lunak DBMS (Database Management System) ini
sangat mendukung perkembangan SIG sehingga basisdata SIG tidak hanya bersifat lokal
saja. Selain Oracle juga ada Postgress system yang pada tahun 1996 berubah menjadi
proyek open sourse. Kemudian Postgres sytem berubah nama menjadi POSTGRESQL
yang juga mengembangkan ekstensi spasial untuk SQL. Sekarang sistem ini terbuka lebar
digunakan oleh komunitas pengembang perangkat lunak open source untuk menerapkan
DBMS secara gratis.
Di Indonesia sendiri perkembangan SIG cukup bagus. Beberapa instansi ataupun
institusi pemerintah telah membuat terobosan dalam aplikasi SIG. Tengok saja KPU yang
pada waktu Pemilu tahun 2004 yang lalu telah mengembangkan WebGIS dengan alamat
http://webgis.kpu.go.id/. Jadi saat ini hasil SIG sudah dapat dipergunakan secara luas.
Setiap orang yang memiliki koneksi internet dapat mengakses informasi yang tersedia pada
layanan WebGIS tersebut.
Apabila informasi publik dapat terintegrasi ke dalam layanan WebGIS tentu akan
sangat bermanfaat, misalnya mulai dari bidang pariwisata, tata ruang, transportasi dan
sebagainya. Seorang pelancong akan mudah mengetahui lokasi-lokasi wisata yang
hendak dituju, investor dibidang properti dapat memilih lokasi yang akan dikembangkan
untuk permukiman secara tepat. Apalagi akhir-akhir ini perkembangan sistem komunikasi
seluler juga sangat pesat dan sangat dimungkinkan integrasi ke ponsel sehingga
kemanapun orang pergi dapat memperoleh informasi geografis ini dengan mudah. Semoga
saja dengan perkembangan ini manfaat SIG akan dikenal dan dirasakan oleh masyarakat
luas.
9. 5
1.4. Sumber data spasial (SIG)
a. Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam
bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan
besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta
digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses digitasi
sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
b. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya),
merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala
dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa
dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit
untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
c. Data Hasil Pengukuran Lapangan
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut contohnya: batas administrasi,
batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
d. Data GPS (Global Positioning System)
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.
Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini
biasanya direpresentasikan dalam format vektor. Pembahasan mengenai GPS akan
diterangkan selanjutnya.
10. 6
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI
BIDANG KESEHATAN
2.1. Pendahuluan
Pemanfaatan kajian geografi sebenarnya bukan hal yang baru dalam dunia kesehatan.
Sejak zaman dahulu banyak sekali ahli epidemioogi yang bekerja memetakan lokasi
penyebaran peyakit khususnya penyakit yang menular, serta mempelajari pola penyebaran
penyakit secara spasial sebagai bahan analisis untuk mencegah penyebaran penyakit menular
tersebut. Sistem Informasi Geografis (SIG) kemudian digunakan sebagai alat bantu untuk
memantau atau monitoring sejauh mana penyebaran penyakit tersebut melalui media vektor,
kondisi lingkungan, sosial, pelayanan kesehatan, serta analisis lain yang lebih kompleks seperti
faktor kebijakan, perencanaan kesehatan, sampai digunakan juga untuk menyimpulkan serta
membuat hipotesis bagi penyelesaian masalah kesehatan. Selain itu, SIG mampu membantu
para peneliti kesehatan dalam menentukan area dan kelompok masyarakat yang rentan
terjangkit, serta sebagai alat identifikasi alokasi sumber daya alam dalam rangka penyelesaian
masalah penyakit menular.
2.2. Manfaat SIG dibidang Kesmas
Saat ini SIG telah banyak memberikan kontribusi dalam sektor kesehatan. Salah satu
institusi yang membuat analisanya adalah Center For Disease Control (CDC) yang
mengungkapkan pemanfaatan SIG ke depannya, berdasarkan “Sepuluh Fungsi Pokok Sektor
Kesehatan Masyarakat.” Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG dalam bidang
Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC tersebut.
11. 7
Fungsi pertama :
Yaitu memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam mendukung
fungsi ini, SIG dapat digunakan untuk memetakan kelompok
masyarakat serta areanya berdasarkan status kesehatan
tertentu, misalnya penyakit Malaria. Dengan SIG, peta mengenai
kejadian malaria dapat digunakan untuk merencanakan program
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh kelompok atau
wilayah tersebut, misalnya pelayanan pengobatan, Prophylaxis, atau
pemberian kelambu oles dan sebagainya.
Fungsi kedua :
Yaitu mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko
kesehatan di masyarakat. Sebagai contoh, seorang
epidemiologis sedang mengolah data tentang kasus asma yang
diperoleh dari Rumah Sakit, Puskesmas, dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya di masyarakat, ternyata dia
menemukan terjadi kenaikan kasus yang cukup signifikan di
suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia mencari tahu data dari
pasien – pesien penderita asma di Rumagh sakit. Ternyata
ditemukan bahwa 8 dari 10 orang penderita asma yang dirawat di
Rumah Sakit tersebut bekerja di perusahaan yang sama. Demikian seterusnya hingga
kemudian SIG dapat digunakan untuk memberikan data yang lengkap mengenai pola pajanan
di lokasi-lokasi dalam suatu wilayah tertentu, yang merupakan informasi yang penting untuk
para karyawan. Informasi ini juga dapat diteruskan kepada ahli – ahli terkait, dalam hal ini ahli
K3 untuk melakukan penanganan lebih lanjut terhadap masalah yang ditemukan.
Fungsi ketiga :
Yaitu menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat mengenai isu – isu
kesehatan. SIG dalam hal ini dapat menyediakan informasi mengenai kelompok masyarakat
yang diidentifikasi masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai informasi kesehatan
tertentu, sehingga kemudian dapat dicari media komunikasi yang paling efektif bagi kelompok
tersebut, serta dapat dibuat perencanaan mengenai waktu yang paling tepat untuk melakukan
promosi kesehatan kepada kelompok masyarakat tersebut.
12. 8
Fungsi keempat :
Yaitu membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG dapat digunakan
untuk melihat suatu pemecahan masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan kemudian
memetakan kelompok masyarakat yang potensial dapat mendukung program tersebut
berdasarkan area – area yang terdekat dengannya. Misalnya masalah imunisasi yang ada pada
wilayah kerja tingkat Desa atau Posyandu, maka dapat dipetakan kelompok potensial
pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK yang dapat diberdayakan sebagai kader pada Posyandu –
Posyandu yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Fungsi kelima :
Yaitu membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun masyarakat
dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Contohnya dalam hal analisa wilayah cakupan
Puskesmas. Dalam hal ini SIG digunakan untuk memetakan utillisasi dari tiap – tiap Puskesms
oleh masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan yang jelas mengenai sumber daya
kesehatan yang perlu disediakan untuk Puskesmas tersebut disesuaikan dengan tingkat
utilitasnya.
Fungsi keenam :
Yaitu membangun perangkat hukum dan peraturan
yang melindungi kesehatan dan menjamin
keselamatan masyarakat. Dalam hal ini SIG dapat
digunakan untuk membagi secara jelas kewenangan
dan tanggung jawab suatu pusat pelayanan
kesehatan pada tiap – tiap wilayah kerja dalam
menjamin dan menangani segala bentuk masalah yang terjadi di wilayah tersebut. Dengan
demikian maka manajemen komplain dapat terkoordinir dengan baik.
Fungsi ketujuh :
Yaitu menghubungkan individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia. Misalnya seorang
warga negara asing diidentifikasi menderita suatu penyakit tertentu yang membutuhkan
penanganan yang serius. Maka untuk mengatasinya, dengan melihat peta dan data akses
pelayanan kesehatan yang tersedia dapat dicari tenaga kesehatan terdekat yang dapat
membantu orang tersebut, dan menguasai bahasa yang digunakannya. Dengan data SIG juga
13. 9
dapat diketahui bagaimana akses transportasi termudah yang dapat dilalui oleh warga negara
asing tersebut menuju fasilitas kesehatan terdekat.
Fungsi kedelapan :
Yaitu menjamin ketersediaan tenaga
kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat
yang berkompeten di bidangnya. Dalam hal ini
SIG dapat menyediakan peta persebaran
tenaga kesehatan dan ahli kesehatan
masyarakat di tiap – tiap daerah, sehingga
dengan demikian dapat dilihat jika ada
penumpukan atau bahkan kekurangan
personel di suatu daerah. Lebih lanjut, data
tersebut dapat digunakan dalam hal perencanaan pengadaan tenaga – tenaga kesehatan untuk
jangka waktu ke depan untuk masing – masing wilayah.
Fungsi kesembilan :
Yaitu mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di
masyarakat. Data SIG dapat menyediakan data yang lengkap mengenai potensi tiap – tiap
daerah serta karakter demografis masyarakatnya untuk dihubungkan dengan fasilitas – fasilitas
kesehatan yang tersedia dan tingkat utilitasnya. Dengan demikian dapat dievaluasi kembali
kesesuaian dan kecukupan dari penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Fungsi kesepuluh :
Yaitu penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan
inovasi dalam memecahkan masalah – masalah
kesehatan di masyarakat. Salah satu kegunaan SIG
dalam hal ini adalah untuk menyediakan data yang
akurat mengenai perubahan – perubahan yang terjadi
di suatu daerah seperti pertambahan jumlah
perumahan, jalan, pabrik atau sarana - sarana lainnya
yang berpengaruh pada lingkungan dan berpotensi
mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Data ini kemudian dapat digunakan untuk
merancang dan merencanakan inovasi – inovasi tertentu yang dapat menjamin kesehatan
suatu masyarakat.
14. 10
2.3 SIG dan Kesehatan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan remote sensing memiliki kemampuan yang sangat
cocok dalam pengendalian dan survailans penyakit-penyakit menular, terlebih lagi terhadap
penyakit-penyakit yang erat kaitannya dengan lingkungan maupun vector yang sering kali
ditemukan pada wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik tertentu. SIG juga sangat relevan
dalam ikut memudahkan pekerjaan para petugas kesehatan khususnya dalam menangani
keadaan kegawatdaruratan seperti wabah dalam hal memetakan kasus dan factor risiko
potensial yang berhubungan dengan penyakit yang mewabah tersebut.
Akan tetapi baru beberapa saat belakangan ini penggunaan tools system informasi
geografis di bidang kesehatan masyarakat mulai dikenal dan diaplikasikan. Terlambatnya
pengimplementasian SIG di bidang kesehatan disebabkan oleh dua hal utama yaitu
keterbatasan sumberdaya untuk menyediakan perangkat keras untuk mendukung
pengimplementasian system informasi geografis tersebut, serta kompleksitas dari aplikasi/
software SIG itu sendiri sehingga untuk mengoperasikannya dibutuhkan waktu dan dana untuk
mengekstraksi informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan surveilans dan pengendalian
penyakit..
Situasi beberapa tahun belakangan ini berubah sangat drastis, harga dari perangkat
keras sudah sangat terjangkau, bayaknya alat-alat baru yang memudahkan dalam pemetaan
seperti Global Positioning System (GPS) telah tersedia dimana-mana dengan harga yang juga
relative murah, penggunaan perangkat lunak serta aplikasi SIG juga semakin mudah yang
memungkinkan praktisi kesehatan bisa mengoperasikannya tanpa kesulitan.
15. 11
MEMULAI QUANTUM GIS
3.1 Pendahulaun
Quantum GIS (QGIS) Merupakan perangkat lunak SIG berbasis open source dan free
(gratis) untuk Keperluan pengolahan data geospasial. Quantum GIS adalah software SIG
multi platform, namun dalam latihan kali ini hanya akan dijelaskan penggunaan Quantum
GIS pada platform Microsoft Windows. Quantum GIS ini dapat digunakan untuk input data
SIG dan pengolahan data geospasial sebagai pilihan alternatif dari software SIG komersial
seperti ArcView, ArcGIS atau MapInfo Professional. Software ini relative lebih mudah untuk
dipelajari bagi para pemula dan tersedia pilihan berbahasa Indonesia
3.2. Bagian QGIS
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita mengenal dulu bagian-bagian QGIS
seperti gambar berikut :
Keterangan :
1. Menu : sekumpulan perintah berbasis teks/kata untuk melakukan tugas-tugas tertentu pada
QGIS (File, edit,view, layer, settings, plugin, vector, raster, database, proseccing, help)
2. Panel Layer : memuat layer-layer yang digunakan dalam project
3
1
2
4
16. 12
3. Data Frame : tempat peta ditampilkan
4. Navigation tools : Untuk menavigasikan peta pada QGIS dapat dilakukan dengan banyak
alat. Sebagian besar navigasi ada di Navigation Tools pada Toolbar
no Icon Nama Fungsi
1 Pan map Digunakan untuk menggeser peta atau menggerakannya ini
dilakukan dengan cara menahan tombol mouse sebelah kiri, lalu
gerakkan mouse anda maka seketika peta anda juga akan
bergerak.
2 Zoom in Digunakan untuk melakukan perbesaran pada peta, dengan cara
membuat membuat kotak di area yang ingin di perbesar
3 Zoom out Berguna untuk memperkecil tampilan peta, klik pada peta untuk
memperkecil
4 Zoom full Digunakan untuk zoom ke semua tampilan Layer. Ini sangat
berguna saat kita ‘tersesat’
5 Zoom to
selection
Digunakan untuk melakukan perbesaran pada peta yang
diseleksi
6 Zoom to
layer
Digunakan untuk melakukan perbesaran pada Layer yang
diaktifkan.
Beberapa fungsi toolbar akan kita jelaskan lebih detail di bab selanjutnya
Panel Layers
Setiap peta memiliki Panel
Layers. Beberapa peta
menampilkan seluruh layer pada
satu data frame. Panel layers
akan menampilkan bagaimana
layer-layer disusun dalam satu
data frame. Ketika menampilkan
peta, biasanya kita akan
menggunakan panel layers untuk
mengaktifkan atau pun
menonaktifkan sebuah layer.
Pada saat kita ingin membentuk
sebuah peta maka yang akan
banyak berfungsi adalah table of
content termasuk dalam menambahkan, menghapus dan menentukan bagaimana layer
ditampilkan.
Secara default, seluruh layer pada project akan ditampilkan pada window View. Hal tersebut
ditunjukkan dengan tanda cross (x) pada tiap tema. Hal ini berarti kita dapat melihat data spasial
tersebut pada Table of Content. Untuk mengatur tema tertentu yang tidak ditampilkan, kita
ToC
17. 13
dapat membuat tema tersebut tampak atau tidak ( on atau off) dengan mengklik tanda cross (x)
tersebut sehingga tanda cross (x) tidak ditampilkan. Sebaliknya pula apabila kita ingin
menampilkan kembali tema tersebut.
18. 14
MENGELOLA TABLE ATRIBUT & VISUALISASI DATA SPASIAL
4.1 Menampilkan layer (.shp)
Langkah-langkahnya :
Pastikan Quantum GIS terbuka
Pada menubar klik layer add vector layer atau bisa juga dengan langsung mengklik
Kemudian browse peta .shp yang akan kita buka, kemudian open,
maka file peta digital yang kita buka akan tampil di jendela data frame
4.2.Menghapus layer
Apabila layer yang telah dibuka, tidak dipergunakan lagi, kita dapat menghapus layer tersebut yaitu
dengan cara sebagai berikut :
klik kanan layer yang akan dihapus pada jendela TOC (table of content)
kemudian pilih remove/hapus
4.3. Setting Urutan Layer
Apabila data yang ditampilkan pada data frame sangat banyak, maka sebaiknya data diurutkan
sesuai dengan tipa data, dari atas ke bawah yaitu layer titik (point), garis (line) dan kemudian
area(polygon). Hal ini akan sangat berpengaruh apabila layer area di tempatkan pada posisi
paling atas, layer ini akan menutupi layer garis atau layer titik. Layer dapat disusun dengan
melakukan drag dan menggesernya ke atas atau ke bawah sesuai dengan posisi yang
dinginkan.
4.4.Mengaktifkan/Menoaktifkan layer
Untuk menoaktifkan layer klik tanda cross [x] pada layer panel layer yang akan dinonaktifkan
dan untuk menonaktifkan lagi klik tanda cross lagi.
4.5. mengelola table atribut
❖ Membuka table atribut
Klik kanan layer peta, misalnya “Makassar_kecamatan” kemudian pilih open attribute table
Maka akan muncul jendela attribute table, berisi informasi peta/layer seperti dalam format
excel
19. 15
❖ Menambah data table attribute
Aktifkan toggle editing mode, dengan cara klik icon pensil
Untuk menambah data baru klik new coloumn pada jendela attribute table
Maka akan muncul jendela add colomn
Pada colom name : isi nama variable baru yang akan kita buat
Comment : bisa dikosongkan bisa diisi
Type : Pilih tipe sesuai data
- Whole number (integer) : untuk data angka bulat
- Decimal number (real) : untuk data angka decimal
- Text (string) : untuk data yang ditulis text
- Date : untuk data tanggal
Width : jumlah karakter/digit
Precision : jumlah angka dibelakang koma
20. 16
Cobalah buat colom variable baru jumlah penduduk seperti berikut ini, kemudian isilah sesuai
data berikut ini, perhatikan dan sesuaikan nama kecamatan pada table ini dengan table
attribute di QGIS :
Setelah itu coba buat variable baru lagi yaitu kasus_dbd , sesuai data diatas
4.6. Visualisasi peta
Visualisasi bisa dilakukan jika dalam peta tersebut terdapat data atribut layer contoh : Nama
kecamatan, nama desa, jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah kasus dll. Visualisasi yang akan
kita lakukan adalah visualisasi untuk data kategorik (data yang berupa text) dan visualisasi
secara graduate (gradasi) biasanya pada data-data numerik
❖ Visualisasi peta data kategorik
Contoh kita akan melakukan visualisasi peta kota Makassar berdasarkan kecamatan
Klik kanan layer Makassar_kecamatan kemudian pilih properties
Muncul jendela properties seperti dibawah ini
NO KECAMATAN JMLH_PDDK Kasus_dbd
1 Kec. Bontoala 62.731 545
2 Kec. Mamajang 61.294 442
3 Kec. Manggala 100.484 899
4 Kec. Mariso 55.431 304
5 Kec. Panakkukang 136.555 996
6 Kec. Rappocini 145.090 780
7 Kec. Tallo 137.333 850
8 Kec. Tamalanrea 90.473 543
9 Kec. Tamalate 154.464 956
10 Kec. Ujung Pandang 29.064 235
11 Kec. Ujung Tanah 49.103 426
12 Kec. Wajo 35.533 338
13 Kec. Makassar 84.143 490
14 Kec. Biringkanaya 130.651 784
Name : jmlh_pddk
Type : whole number (integer)
Width : 8 digit
21. 17
Ganti single symbol pilih categorized
kemudian pada bagian column pilih kecamatan, karena kita akan menvisualisasikan
peta berdasarkan kecamatan
pada color ramp pilih jenis warna yang kita inginkan, Contoh : Spectral
Kemudian klik Classify
Setelah itu apply kemudian OK
Maka peta akan muncul dengan berbagai warna sesuai wilayah kecamatan seperti
dibawah ini
❖ Visualisasi secara gradasi
Klik kanan layer Makassar_kecamatan kemudian pilih properties
Muncul jendela properties seperti dibawah ini
22. 18
Ganti single symbol, pilih Graduated
Pada bagian column pilih jmlh_pddk (variable baru yang sudah kita input sebelumnya)
Pada Color ramp pilih warna gradasi,
Pada pilihan Clasees pilih 3, karena kita akan membagi kategori gradiasi menjadi 3
bagian
Kemudian Klik Classify, maka akan terbentuk 3 kategori,
Isilah value sesuai range nilai yang diingankan, dan gantilah nama labelnya sesuai yang
diinginkan, contohnya sebagai berikut :
o Rendah : 20.000-80.000 jiwa
o Sedang : 80.001-120.000 jiwa
o Tinggi : 120.001-160.000 jiwa
Setelah selesai klik OK, maka hasilnya sebagai berikut
23. 19
4.7. Memunculkan Label
Klik kanan layer pilih properties
Pada layer properties pilih labels
Maka akan muncul jendela label, kemudian beri tanda cross (x) label this layer with
Misalkan kita ingin menampilkan layer kecamatan, maka pilih kecamatan
Untuk merubah jenis huruf, warna dan besarnya silahkan rubah pada text style, dibagian
bawah
Jika sudah selesai, klik OK, maka hasilnya seperti ini
24. 20
4.8. Merubah symbol untuk titik
Secara pengaturan awal, symbol untuk layer titik adalah sebuah lingkaran, tetapi kita juga dapat
merubahnya dengan mudah.
Klik kanan pada layer titik yang kita punya Contoh :pada layer titik kantor camat
Kemudian pilih properties
Kemudian pilih Style pada jendela layer properties
Disini kita dapat merubah ukuran, warna, dan bentuk icon titik yang kita inginkan
Untuk memperoleh gambar symbol yang lebih banyak, Klik Pada simple maker kemudian pada tab
simple marker, pilih SVG Marker, Maka otomatis pada bagian bawah muncul jendela berisi folde-folder
icon, setiap folder terdiri dari puluhan icon sesuai temanya, yang bisa kita pilih untuk member variasi
dalam peta yang kita buat
25. 21
PRINT COMPOSER & LAYOUT
Sebelum mempersiapkan peta anda untuk dicetak, anda seharusnya menyelesaikan rancangannya
peta sesuai dengan yang anda inginkan. Untuk membuat peta lebih menarik, kita menggunakan
simbol-simbol yang berbeda. Hal ini dilakukan pada saat visualisasi data. Hal ini bertujuan agar peta
yang kita hasilkan tidak hanya terlihat bagus, tapi juga informasi yang ditampilkan memiliki arti dan
mudah dimengerti. Tahap terakhir dalam menyajikan
5.1. Menambahkan peta di map composer
Setelah membuat peta kita terlihat menarik, selanjutnya kita dapat mempersiapkan peta
kita untuk dicetak. Quantum GIS menyediakan fasilitas Print Composer pada manu utama File
dimana memudahkan kita untuk menyiapkan hasil cetak kita dengan sederhana.
Untuk itu, kita dapat melakukannya dengan mengikuti langkah berikut:
Pada menu, klik File New Print Composer
Pada composer title, tulis judul (terserah judulnya apa) misalnya layout peta
Maka akan muncul jendela print composer
Untuk memasukkan peta klik add new map
Kemudian gambarkan sebuah kotak pada halaman putih kosong dengan mengklik tombol mouse
sebelah kiri, menggeser mouse, dan melepan mouse (drag mouse). Kemudian peta anda akan
muncul.
Gunakan move item content untuk mengeser/ memindahkan peta
Gunakan scrool pada mouse jika ingin memperbesar atau memerkecil gambar
Pada jendela di samping peta terdapat tab composition, anda bisa mengatur ukuran kertas pada
bagian tersebut
Pada tab item properties anda bisa mengatur ukuran skala peta yang anda inginkan
5.2. Unsur-unsur layout peta
Berdasarkan fungsinya yaitu menyampaikan suatu informasi keruangan, maka sebuah peta
hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam unsur/komponen kelengkapan yang bertujuan untuk
mempermudah pengguna dalam membaca/ menggunakan peta. Untuk menambahkan unsure tersebut
kedalam peta anda, berikut tahapan yang dapat dilakukan berdasarkan jenis unsur peta yang ingin
ditambahkan.
no Icon Nama Fungsi
1 Add new
label
Memasukkan teks, seperti judul peta, sumber peta dan nama
pembuat peta.
2 Add image Memasukkan gambar, logo, arah mata angin dan foto
3 Add new
legend
Memasukkan legenda/keterangan peta
26. 22
no Icon Nama Fungsi
Add
rectangle
Memasukkan gambar kotak, elips, segitiga
Add arrow Memasukkan gambar arah panah
Add
attribute
table
Memasukkan table atribut yang ada di peta
Silahkan masukkan unsur-unsur yang anda butuhkan. Untuk pengaturan setiap unsur, bisa dilakukan
pada bagian item properties.
5.3. Grid Peta
Untuk menambahkan Grid pada peta. Pada item properties aktifkan show grid, kemudian pilih
type grid pilih solid. Dan isilah bagian interval X, Y, Cross witdth, frame style, frame witdh.
Kemudian aktifkan Draw Coordinates untuk memunculkan angka koordinat peta
27. 23
REFERENSI
Arief Darmawan, Sekilas Tentang Sistem Informasi Geografis (Geographic Information
Systems), http://www.ilmukomputer.com , 2007
Astrini Retno, Oswald Patrick. Modul Pelatihan Quantum GIS Tingkat Dasar untuk
pemetaan evakuasi tsunami. GIZ & Bappeda Provinsi NTB. Mataram. 2012
John E. Harmon, Steven J. Anderson. Design and Implementation of Geographic
Information Systems. John Wiley and Sons : New Jersey. 2003.
Petrus Gunarso, Andy Darmawan,. Modul Pelatihan Dasar-dasar Pengelolaan Data dan
Sistem Informasi Geografis, Malinau Research Forest. 2003
PWK UIN Allauddin. Modul Pelatihan SIG. Laboratorium GIS Jurusan teknik Perencanaan
wilayah dan kota UIN Allauddin. Makassar. 2010
Ika Ermawati, Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam Sektor Kesehatan
Masyarakat, Manajemen Informasi Kesehatan UGM, 2005
Samsul agus B & Anggi Afif M, Modul Latihan PPIKP Dasar-dasar Pengenalan GIS, 2010
Sidik Dian, Modul Pelatihan Dasar Arcview 3.3. Bagian Epidemiologi FKM Unhas, 2009
G.Manjela Eko Hartoyo dkk, MODUL PELATIHAN Sistem Informasi Geografis (SIG) Tingkat
Dasar, Tropenbos International Indonesia Programme, 2010.
Beni Raharjo, Tutorial ArcGis bagi pemula, GISTutorial.net, 2010
http://qgis.org/en/site/
http://www.cdc.gov/od/ocphp/nphpsp/Documents/LocalModelStandardsOnly.pdf
http://www.who.int/health_mapping/gisandphm/en/index.html
28. 24
Lampiran 1
Contoh penerapan GIS di bidang Kesehatan
1. Penelitian tentang penyakit Asma di daerah semburan lumpur lapindo Sidoarjo
2. Peta buffering kejadian malaria Kota Singkawang tahun 2011 berdasarkan jarak
rumah responden dengan hutan bakau