Modul Askom rcc

U
UFDKUFDK

Modul Askom rcc

Modul Askom rcc
2
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
Kode Modul:
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
Jl. MT. Haryono Kav. 52
Jakarta 12780
Telepon: (021) 7992685
Facsimile: (021) 7992321
Pengarah : Miftakul Azis
Tim Penulis: Budiman Arief, Dewi Eka Arini, Endang Irwansyah, Inez Mutiara Tedjosoumirat
Nurul Indah Susanti, Rachmad Sugianto, Senggono, Tetty D.S. Ariyanto, Wachjono,.
Editor: Ir. Surono MPhil.
© BNSP 2020
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku ini diproduksi oleh BNSP
3
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk okupasi Asesor Kompetensi. Modul disusun
berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 tentang Standar
Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa
Pendidikan Bidang Standadisasi, Pelatihan dan Sertifikasi; dan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 185 tahun 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan
dan Sertifikasi. Modul terdiri dari buku informasi dan buku kerja, sedangkan Media Pembelajaran
berupa bahan presentasi Power Point dan instrumen evaluasi dibuat terpisah.
Modul ini merupakan dokumen hidup yang masih terus akan dilakukan verifikasi untuk perbaikan
berlanjut baik oleh ahli konten, ahli komunikasi, para master trainer, termasuk para peserta
pelatihan dan akan dilakukan penyesuaian apabila standar kompetensi kerja yang menjadi
acuan diterbitkan yang terbaru.
Pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat menghasilkan
peserta yang kompeten dan berdaya saing dibuktikan dengan sertifikat kompetensi, sehingga
terwujud link and match sesuai persyaratan di Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan modul
ini, semoga menjadi amal ibadah dan semoga Tuhan YME memberikan petunjuk kepada kita
dalam melakukan pengembangan sistem pelatihan dan asesmen / uji kompetensi asesor
kompetensi
Jakarta, 3 Juli 2020
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Ketua,
Kunjung Masehat
4
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
1. Pendahuluan
2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen
Berbasis Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)
3. Acuan Normatif
4. Istilah dan definisi
5. Skema Sertifikasi
6. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-4: (Sesuai dengan 4 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
C. MELAKSANAKAN ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-6: (sesuai dengan 6 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
D. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-3: (sesuai dengan 3 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
5
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
1. Pendahuluan
• Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para pelatih,
pendamping, fasilitator, mentor maupun para peserta baik dalam pelatihan formal maupun
belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk mencapai kualifikasi Asesor
Kompetensi. Jabatan kerja/okupasi Asesor Kompetensi atau Workplace Competency Assessor
adalah orang yang mempunyai kompetensi (mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan), bersertifikat kompentesi, dan
mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan asesmen/uji kompetensi
dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
• Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan okupasi Asesor
Kompetensi dengan metode pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based training=CBT)
dan asesmen berbasis kompetensi (Competency Based Assessment = CBA). CBT dan CBA ini
merupakan sistem yang ditetapkan oleh Indonesia dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31
tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen Berbasis
Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)
• Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA=Competency Based Assessment) mencakupi
pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauhmana seorang pekerja dapat
mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika peserta sudah dapat
mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat
kerja, maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melalui RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau) untuk mengikuti jenjang pelatihan berikutnya atau Pengakuan
Kompetensi Terkini (RCC (Recognition Current Competency) untuk mendapatkan sertifikat
kompetensi. Terdapat tiga aspek esensial dalam filosofi CBA, yakni: Berbasis kriteria,
asesmen berdasarkan bukti dengan hubungannya dengan standar industri atau serangkaian
kriteria untuk menentukan kompetensi; Berbasis bukti, Suatu proses yang membandingkan
bukti kompetensi dengan suatu standar; dan Partisipatori, kandidat terlibat dalam proses
asesmen.
• Terdapat 4 konsep umum dalam asesmen berbasis kompetensi, yakni: konsepsi Kompetensi,
Skills for Employability, Pelatihan Berbasis Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi.
1) Konsepsi kompetensi adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang relevan dengan partisipasi efektif, secara konsisten dari waktu ke waktu di
lingkungan tempat kerja. Pengetahuan dan keterampilan dapat diidentifikasi bersamaan
atau dipisah. Pengetahuan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan seseorang untuk
diketahui dalam melakukan kinerja dalam pekerjaannya dengan cara yang benar dan
efektif. Keterampilan mendeskripsikan aplikasi dari pengetahuan pada situasi dimana
6
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
pengetahuan dirubah menjadi hasil yang dibutuhkan di tempat kerja. Dan, Sikap
dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan pengetahuan tertentu atau mengapa
keterampilan dilakukan dengan cara tertentu. Konsepsi kompetensi ini kemudian
disepakati dan dikembangkan menjadi standar kompetensi.
Standar kompetensi mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan yang dipersyaratkan
untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas pada tingkat yang dipersyaratkan oleh
standar. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia), Standar Kompetensi Kerja Internasional, dan Standar
Kompetensi Kerja Khusus. Standar Kompetensi Asesor Kompetensi ini akan dibahas pada
setiap unit kompetensi. Dalam proses pengembangan standar, penerapan standar,
pengembangan kurikulum serta asesmen diidentifikasi adanya interface dan kemampuan
telusur antar keempatnya, sehingga akan memberikan kemudahan dalam penerapannya
baik didunia kerja maupun dunia pendidikan, seperti digambarkan dibawah ini.
Gambar 1. Diagram ketelusuran penerapan standar kompetensi pada pengembangan SOP
Industri, penerapan dalam pengembangan kurikulum Pendidikan dan pelatihan serta
sertifikasi kompetensi.
2) Employability skills didefinisikan sebagai keterampilan yang dapat ditransfer (diterapkan
pada beberapa kondisi) yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk membuatnya 'dapat
dipekerjakan‟. Dalam beberapa area fungsi kadang disebut sebagai life skills atau generic
skills. Employability skills ini diidentifikasi terdapat 8 keterampilan yakni:
7
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 2. Delapan aspek Employability Skills
3) Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT=Competency Based Training) adalah model
pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja atau
yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu
peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang
dipersyaratkan tempat kerja. CBT berusaha mengembangkan keterampilan, pengetahuan
dan sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memilikinya) untuk mencapai
persyaratan standar kompetensi. Indonesia dan juga ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA
training system untuk menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan industri, sehingga akan
meningkatkan peluang peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan. Terdapat ciri-ciri PBK
yang dapat menjadi acuan Lembaga Pelatihan Kerja, yakni tersedianya: Standar
Kompetensi, Kerangka Kualifikasi, Strategi dan Materi Pembelajaran Mampu Telusur
Dengan Standar Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi.
EMPLOYABILITY
SKILLS
Komunikasi
Team work
Problem
solving
Inisiatif
Manajemen
diri
Perencanaan
dan
pengorganis
asian
Mengikuti dan
menggunakan
teknologi
Selalu
belajar
8
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 3. Ciri-ciri pelatihan berbasis kompetensi (ASEC, 2013)
4) Asesmen Berbasis Kompetensi, disini kembali ditekankan dalam konsepsi CBA yang
merupakan pengukuran kompetensi peserta pelatihan terhadap standar kompetensi kerja.
Asesmen ini adalah proses mengumpulkan bukti untuk menganalisis kemajuan dan
prestasi peserta didik/pelatihan. Link and match antara CBT dan CBA terletak pada:
 Standar kompetensi yang digunakan seharusnya sama antar CBT dan CBA.
 Asesmen mandiri, capaian pembelajaran pada CBT adalah melatih peserta sampai
kompeten yang ditandai secara partisipatori peserta menyatakan saya kompeten yang
direkam dalam asesmen mendiri, sedangkan pada CBA yang salah satunya adalah
bersifat partisipatori, maka CBA diawali dengan peserta menyatakan kompeten. Maka
asesmen mandiri inilah menjadi jaminan link and match antara CBT dan CBA.
Gambar 4. Link and Match CBT dan CBA
PELATIHAN
BERBASIS
KOMPETENSI
Standar Kompetensi
Keterampilan
pengetahuan dan skap
yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu
pekerjaan
Kerangka Kualifikasi
Sistem untuk pengakuan
kompetensi
Strategi dan Materi
Pembelajaran Mampu
Telusur Dengan Standar
Kompetensi
Bagaimana membantu
orang untuk
mendapatkan
keterampilan dan
pengetahuan
Asesmen Berbasis
Kompetensi
Proses menilai apakah
orang memiliki
keterampilan,
pengetahuan, dan sikap
yang dibutuhkan
Pelatihan
Berbasis
Kompetensi
Asesmen
Berbasis
Kompetensi
•StandarKompetensi
•AsesmenMandiri
StandarKompetensi
AsesmenMandiri
9
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3. Acuan Normatif:
1) UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2) PP 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
3) PP 10 tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
4) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan Dan Sertifikasi.
5) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 185 tahun 2018 Perubahan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan dan Sertifikasi.
6) Surat Keputusan Ketua BNSP Nomor: KEP.0183.A/BNSP/III/2019 tentang penetapan skema
sertifikasi asesor kompetensi.
4. Istilah dan definisi
4.1. Asesor kompetensi adalah Seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai asesmen kompetensi pada jenis dan
kualifikasi tertentu. Jenjang asesor kompetensi adalah Calon asesor kompetensi, Asesor
Kompetensi dan Asesor Kompetensi Kepala (Lead assessor).
4.2. Master asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi master asesor,
kompeten bidang tertentu dan diberi tugas untuk melatih asesor kompetensi.
4.3. Lead asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi asesor kepala, kompeten
bidang tertentu dan diberi tugas untuk memimpin pelaksanaan asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi.
4.4. Asesi / Peserta sertifikasi adalah Tenaga kerja (angkatan kerja) yang sudah memiliki latar
belakang pendidikan dan/atau pelatihan dan/atau pengalaman kerja yang relevan dengan
standar kompetensi kerja yang akan diases.
4.5. Sertifikasi kompetensi kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar
khusus.
4.6. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.7. Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang
dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara
internasional.
4.8. Standar Kompetensi Kerja Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan
dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk
memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi
yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan.
4.9. Unit Kompetensi adalah kegiatan terkecil yang output atau hasilnya merupakan satu
satuan yang terukur.
4.10. Elemen Kompetensi adalah uraian tentang langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi
4.11. KUK (Kriteria Unjuk Kerja) adalah tentang kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen
kompetensi
4.12. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh
masyarakat.
4.13. Proses sertifikasi adalah kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi, yang mencakup pendaftaran, penilaian,
keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat
maupun logo atau penanda (mark).s
4.14. Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan
dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
4.15. Skema Sertifikasi KKNI Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja serta persyaratan lain yang berkaitan
dengan pengakuan kompetensi pada jenis pekerjaan dan/atau kompetensi pada jenjang
kualifikasi KKNI.
4.16. Skema Sertifikasi Okupasi Nasional Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai
acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi yang terdiri dari sekumpulan unit
kompetensi yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan pengakuan kompetensi pada okupasi nasional.
4.17. Skema Sertifikasi Klaster Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
pengakuan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari industri/pengguna.
11
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.18. Persyaratan Sertifikasi adalah kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk
persyaratan skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara
sertifikasi.
4.19. Sertifikat adalah dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang
menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan
sertifikasi.
4.20. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4.21. Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya
dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
4.22. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan.
4.23. Asesmen / Uji Kompetensi adalah proses penilaian kepada seseorang terhadap
pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
5. Skema Sertifikasi Asesor Kompetensi
Skema Sertifikasi Okupasi Asesor Kompetensi, merupakan skema sertifikasi berdasarkan suatu
jabatan kerja asesor kompetensi pada sistem nasional sertifikasi profesi yang ditetapkan secara
nasional dan mampu telusur okupasi internasional untuk memastikan skema ini juga portable.
Karena skema ini berlaku secara nasional dan portable antar negara, skema Sertifikasi Okupasi
Asesor Kompetensi ditetapkan oleh Komite Skema yang dibentuk oleh otoritas kompeten sesuai
bidangnya yakni Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Skema ini terdiri atas unit-unit kompetensi,
sebagai berikut:
No: Kode Unit: Nama Unit SKKNI Yang Diacu
1. P.85ASM00.001.2 Merencanakan Aktivitas dan Proses
Asesmen
KEPMENAKER NO.
185/2018
2. P.85ASM00.003.2 Melaksanakan Asesmen
3. P.854900.047.01 Memberikan Kontribusi dalam Validasi
Asesmen
KEPMENAKER NO.
161/2015
Dengan adanya skema sertifikasi okupasi Asesor Kompetensi ini, maka program dan kurikulum
pelatihan Asesor Kompetensi dikembangkan berdasarkan skema sertifikasi ini yang dapat
digambarkan dalam diagram dibawah ini.
12
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 5. Program Pelatihan Asesor Kompetensi berdasarkan Skema Sertifikasi Okupasi Asesor
Kompetensi.
6. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Umum (TIU) dari pelatihan ini adalah peserta mampu: merencanakan aktivitas
dan proses asesmen, melaksanakan asesmen; dan memberikan kontribusi dalam validasi
asesmen, sesuai dengan persyaratan tempat kerja dalam lima dimensi kompetensi (task skills,
task management skills, contingency management skills, jobs/roles environment skills, dan transfer
skills) sebanyak dua Unit Kompetensi sesuai bidangnya.
Sedangkan indikator kompetensi dari setiap peserta pelatihan ini adalah hasil kerja praktek dari
ketiga unit kompetensi Asesor Kompetensi dalam rekaman buku kerja dan mengomunikasikan
tersebut kepada calon klien (sesuai tujuan sertifikasi) dan pemangku kepentingan.
•Asesmen berbasis
kompetensi
•Standar Kompetensi
•Sistem Nasional
Sertifikasi Profesi, dan
•Harmonisasi Sistem
Profesi Internasional
PEMAHAMAN DAN
INTERNALISASI TENTANG
ASESMEN BERBASIS
KOMPETENSI
•Menentukan
Pendekatan
Asesmen
•Mempersiapkan
rencana Asesmen
•Mengidentifikasi
peersyaratan
modifikasi dan
kontektualisasi
•Megorganisasikan
asesmen
MERENCANAKAN
AKTIVITAS DAN
PROSES ASSMEN
•Menetapkan dan
memelihara lingkungan
asesmen
•Mengumpulkan bukti
yang berkualitas
•Mendukung asesi
•Membuat keputusan
asesmen
•Merekam dan
melaporkan keputusan
asesmen
•Meninjau proses
asesmen
MELAKSANAKAN
ASESMEN
•Menyiapkan
validasi
•Memberikan
kontribusi dalam
proses validasi
•Memberikan
kontribusi dalam
hasil validasi
MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM
VALIDASI ASESMEN
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
•
• SkemaSertifikasi/Standar
sertifikasi,
• Standar kompetensi,
• SistemNasional Sertifikasi
Profesi, dan
• Harmonisasi Sistem
Sertifikasi Profesi
Internasional
PEMAHAMAN DAN
INTERNALISASI
TENTANG ASESMEN
BERBASIS KOMPETENSI
• Menentukan Pendekatan
Asesmen
• Mempersiapkan rencana
asesmen
• Mengidentifikasi persyaratan
modifikasi dan
kontekstualiasi
• Mengembangkan Materi Uji
Kompetensi/Asesmen
MERENCANAKAN
AKTIVITAS DAN
PROSES ASESMEN
• Menetapkan dan memelihara
lingkungan asesmen
• Mengumpulkan bukti yang
berkualitas
• Mendukung asesi
• Membuat keputusan asesmen
• Merekam dan melaporkan
keputusan asesmen
• meninjau proses asesmen
MELAKSANAKAN
ASESMEN
• Menyiapkan validasi
• Memberi kontribusi
dalam proses validasi
• Memberikan kontribusi
dalam hasil validasi
MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM
VALIDASI ASESMEN
Untuk menjadi asesor kompetensi, calon asesor harus mempunyai kualifikasi/Pendidikan/pelatihan
area fungsi/bidang teknis yang menjadi ruang lingkup asesmen dan selanjutnya mengikuti pelatihan
asesor kompetensi dengan lingkup:
13
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
MerencanakanAktivitasdanProsesAsesmen
Kode Modul: P.85ASM00.001.2
14
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Pendahuluan
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam merencanakan aktivitas dan proses asesmen, termasuk Rekognisi Pembelajaran
Lampau (RPL), di dalam sistem asesmen berbasis kompetensi.
Unit ini dapat digunakan dalam perencanaan aktivitas dan proses asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi, lembaga pelatihan, dan lembaga pendidikan. Skils for employability
(kompetensi untuk bekerja) dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.
Tujuan Instruksional Khusus
Berdasarkan standar kompetensi kerja tujuan khusus unit ini adalah peserta mampu:
1. Menentukan pendekatan asesemen
2. Mempersiapkan rencana asesmen
3. Identifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi
4. Mengorganisasikan asesmen
Tujuan tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Pengetahuan esensial
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi pengetahuan
penting atau esensial yang harus disampaikan dalam pelatihan ini. Pengetahuan esensial
yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat menunjukkan pengetahuan
esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen dan
kriteria kinerja unit ini, pengetahuan esensial tersebut adalah kemampuan peserta membuat
merencanakan aktivitas dan proses asesmen.
Gambar 1 Tujuan Instruksional Khusus
• MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
• MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
• IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN KONTEKTUALISASI
• MENGORGANISASIKAN ASESMEN
15
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Keterampilan Esensial:
Sangat penting bahwa pesera menunjukkan kemampuan untuk merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.
Selain ini, peserta harus dapat secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen
dan kriteria kinerja unit ini, mengelola tugas dan mengelola kontinjensi dalam konteks peran
kerja yang diidentifikasi, yang dapat mencakupi:
 Mendemonstrasikan penerapan keterampilan dalam:
- Merencanakan dan mengatur proses pada minimal dua dari lima kesempatan terpisah.
- Mengikuti pengaturan organisasi
- Meneliti dan mengevaluasi
- Merencanakan dalam rangka memformulasikan rencana asesmen
- Mengorgansasikan dalam pengorganisasian kebutuhan sumber daya.
 Keterampilan literasi
 Keterampilan komunikasi
 Kepekaan untuk mengakses dan memperhatikan berbagai keragaman asesi
 Kapasitas untuk mempromosikan dan menerapkan kebersamaan, keadilan, keabsahan,
keandalan dan keluwesan dalam merencanakan suatu proses asesmen.
Sikap
Sikap kerja yang diperlukan pada unit kompetensi ini adalah sikap dapat menjaga
rahasia, berwawasan luas, diplomatis, beradaptasi baik dengan lingkungan dan
perubahan, fokus mencapai sasaran merencanakan aktivitas dan proses asesmen
yang akan disusun.
Aspek Kritis
Pengembangan suatu rencana asesmen yang akan digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam
pelaksanaan asesmen berbasis kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi tolok ukur
asesmen dan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan
dilaksanakan serta pengorganisasian orang, bahan dan sumber daya fisik yang diperlukan dalam
pelakasanaan asesmen.
16
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MERENCANAKAN AKTIFITAS DAN PROSES ASESMEN
Elemen KUK Batasan Variabel
1. Menentukan
pendekatan
asesmen
1.1 Kandidat, tujuan dan
konteks asesmen
diidentifikasi dan
dikonfirmasikan dengan
orang yang relevan
sesuai dengan
persyaratan hukum,
organisasi dan etika.
1. Konteks variabel
1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan
kerja dimana unit kompetensi dapat
dilaksanakan, adalah adanya akses
sumber informasi tentang pendekatan
asesmen yang mencakupi target
asesi, jalur asesmen, konteks
asesmen, dan acuan pembanding.
1.2 Kandidat, dapat mencakupi :
1.2.1 Hasil pelatihan dan / atau
pendidikan:
1.2.2 Pekerja berpengalaman
1.2.3 Pelatihan / belajar mandiri
1.3 Tujuan asesmen dapat mencakupi
1.3.1 Sertifikasi Kompetensi
1.3.2 Pengakuan Kompetensi Terkini
(PKT) yang sudah dimiliki asesi.
1.3.3 Rekognisi Pembelajaran
Lampau
1.3.4 Hasil pelatihan / proses
pembelajaran.
1.3.5 Penetapan kemajuan dalam
rangka pencapaian kualifikasi.
1.3.6 Pengukuran kinerja.
1.3.7 Pengklasifikasian
karyawan/pemberian dukungan
pengembangan karir.
1.3.8 Rekrutmen berbasis
kompetensi.
1.3.9 Pemberian lisensi, registrasi,
penugasan atau persyaratan
regulator.
1.4 Konteks Asesmen, dapat mencakupi
1.4.1 Dengan lingkungan tempat kerja
(tempat kerja riil atau
simulasi).
1.4.2 Dengan Peluang untuk
mengumpulkan bukti dalam
berbagai situasi (tersedia atau
terbatas).
1.2 Standar industri atau
tempat kerja yang berlaku
diidentifikasi dan diakses
untuk asesmn, dan
persyaratan asesmen
spesifik apapun.
2. Mempersiapkan
rencana
asesmen
2.1 Unit kompetensi dan
persyaratan asesmen
dianalisis untuk
mengidentifikasi bukti dan
jenis bukti yang
diperlukan untuk
menunjukkan
kompetensi, sesuai
dengan aturan bukti
2.2 Metode dan instrumen
asesmen dipilih untuk
mendukung pengumpulan
bukti yang ditetapkan,
dengan
mempertimbangkan
konteks di mana
asesmen akan
berlangsung
2.3 Rencana asesmen
dikembangkan dan
persetujuan didapatkan
dari para pemangku
kepentingan terkait
3. Identifikasi
persyaratan
modifikasi dan
3.1 Informasi dari kandidat
dan, jika relevan, tempat
kerja kandidat digunakan
17
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Kontekstualisasi untuk mengidentifikasi
kebutuhan
kontekstualisasi.
1.4.3 Dalam hubungan antar standar
kompetensi dengan bukti untuk
mendukung assmen, aktivitas
pekerjaan kandididat ditempat
kerja, dan aktivitas belajar.
1.4.4 Dalam hubungannya dengan
siapa yang melakukan asesmen
(lembaga sertifikasi, lembaga
pelatihan, asesor dari dunia
usaha (enterprise assessor).
1.5 Orang yang relevan, harus mencakupi
1.5.1 Manajer sertifikasi.
1.5.2 Lembaga pelatihan kerja
1.5.3 Manajer pelatihan
1.5.4 Lainnya.
1.6 Standar industri atau tempat kerja,
dapat mencakupi
1.6.1 Standar kompetensi:
1.6.2 Kriteria asesmen kurikulum
saja:
1.6.3 Spesifikasi kinerja suatu
perusahaan atau industri:
1.6.4 Spesifikasi Produk:
1.6.5 Pedoman khusus
1.6.6 Pelanggan, perusahaan atau
organisasi
1.7 Bukti dapat mencakupi:
1.7.1 Demonstrasi, produk,
portofolio, dan penghafalan
yang diidentifikasi
berdasarkan kriteria kinerja
dan pendekatan asesmen.
1.8 Jenis Bukti, dapat mencakupi
1.81 Langsung, contohnya
1.8.1.1 Observasi aktivitas
kerja, baik pada keadaan
sebenarnya ataupun dalam
kondisi disimulasikan.
1.81.2 Contoh hasil kerja.
1.8.2 Tidak langsung, contohnya
laporan pihak ketiga
yang kredible, portfolio.
1.8.3 Tambahan, contohnya
3.2 Saran yang diberikan
oleh paket pelatihanatau
pengembang kursus
yangrelevan diperiksa
dengan kebutuhan
kontekstualisai yang
diidentifikasi
3.3 Alat asesmen yang ada
dianalisis dan
amandemen yang
diperlukan dicatatat untuk
mengatasi kebutuhan
kontekstualisasi yang
diidentifikasi
4. Mengorganisasi
kan asesmen
4.1 Menganalisis instrumen
asesmen yang tersedia
untuk kesesuaian
penggunaan dianalisisi,
dan modifikasi yang
diperlukan diidentifikasi.
4.2 Instrumen asesmen
untuk memenuhi standar
dan kebutuhan tempat
kerja / kandidat yang
diperlukan
dikembangkan.
4.3 Instrumen asesmen
terhadap persyaratan
unit atau kursus
dipetakan.
4.4 Instruksi yang jelas
ditulis untuk kandidat
dan asesor
mengenai penggunaan
instrumen asesmen
4.5 Draf instrumen
asesmen memenuhi
standar yang disyaratkan
dan kebutuhan tempat
kerja / kandidat tertentu
18
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
serta catat hasil
pemeriksaan diperiksa,
dicatat dan dikonfirmasi
pertanyaan dan jawaban
jawab, rekaman kerja,
rekaman pelatihan, portofolio.
1.8.4 Kombinasi hal-hal di atas
1.9 Aturan bukti, mencakupi:
1.9.1 Valid/Sah:
• Berkaitan dengan unit
kompetensi yang tepat.
• Mencerminkan kelima
dimensi kompetensi.
• Memberikan bukti keterampilan
kerja.
•Apakah sesuai dengan
keberpihakan NQF / KKNI
yang sedang dinilai.
1.9.2 Asli : apakah karya siswa /
asesi sendiri (dan prosedur
telah dikembangkan untuk
memastikan ini).
1.9.3 Terkini/Andal : menunjukkan
bahwa kandidat secara
konsisten memenuhi unit
kompetensi yang didukung
1.9.4 Memadai/ Cukup:
• Memberikan bukti yang cukup
untuk membuat asesmen
tentang kompetensi individu
dalam kaitannya dengan
kelima dimensi kompetensi.
• Memenuhi semua persyaratan
bukti untuk unit kompetensi.
1.10 Metode asesmen, dapat mencakupi:
1.10.1 Observasi langsung (kerja
nyata / aktivitas waktu nyata
di tempat kerja ,kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang
disimulasikan)
1.10.2 Kegiatan terstruktur (latihan
simulasi dan permainan
peran, proyek, presentasi,
lembar kegiatan)
1.10.3 Tanya jawab (pertanyaan
tertulis, wawancara, asesmen
19
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
diri, tanya jawab lisan, angket,
ujian lisan atau tertulis)
1.10.4 Verifikasi Portofolio (contoh
pekerjaan yang disusun oleh
kandidat, produk dengan
dokumentasi pendukung, bukti
sejarah, jurnal atau buku
catatan, informasi tentang
pengalaman hidup)
1.10.5 Ulasan produk (testimonial
dan laporan dari atasan dan
atasan, bukti pelatihan,
pencapaian sebelumnya yang
diautentikasi, wawancara
dengan atasan, atasan, atau
rekan kerja)
1.10.6 Lainnya.
1.11 Instrumen asesmen, dapat
mencakupi:
1.11.1 Lembar periksa Observasi
langsung
1.11.2 Lembar asesmen Kegiatan
terstruktur
1.11.3 Daftar pertanyaan
1.11.4 Lembar periksa Verifikasi
Portofolio
1.11.5 Lembar periksa Ulasan
produk
1.11.6 Lainnya
1.12 Prinsip-prinsip asesmen harus
mencakupi
1.13.1 Validitas.
1.13.2 Reliabilitas.
1.13.3 Flexibilitas.
1.13.4 Fairness/keadilan.
1.13 Skills for employability,
mencakupi ketrampilan:
1.13.1 Komunikasi (communication
skills).
1.13.2 Bekerja dalam kelompok
(team works skills).
1.13.3 Mengatasi masalah (problem
solving skills).
20
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.13.4 Berinisiasi dan kewirusahaan
(initiative and enterprise
skills).
1.13.5 Perencanaan dan
pengorganisasian (planning
and organizing skills).
1.13.6 Manajemen diri (self-
management skills).
1.13.7 Belajar (learning skills).
1.13.8 Teknologi (technology skills).
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan.
2.1.1 Peralatan untuk akses
informasi dan untuk
mengembangkan dokumen
perencanaan dan
pengorganisasian.
2.2 Perlengkapan.
2.2.1 Peralatan komputer dan
program teknologi informasi
dan komunikasi.
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2016 tentang Sistem
Standarisasi Kompetensi
Kerja Nasional.
21
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN 1: MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
1.1. Kandidat, tujuan dan konteks
asesmen diidentifikasi dan
dikonfirmasikan dengan orang yang
relevan sesuai dengan persyaratan
hukum, organisasi dan etika
1.2. Standar industri atau tempat kerja
yang berlaku diidentifikasi dan
diakses untuk asesmen, dan
persyaratan asesmen spesifik apa
pun
Gambar 2 Langkah-langkah Menentukan Pendekatan Asesmen
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
Asesmen adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan bahwa kompetensi telah
tercapai. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang kompetensinya telah tercapai dapat melakukan
sesuai dengan standar yang diharapkan di tempat kerja sesuai dengan yang dinyatakan dalam
standar kompetensi yang disahkan secara nasional atau pada standar kompetensi yang dikembangkan
industri, organisasi, komunitas atau kelompok profesional terkait.
Pendekatan Asesmen adalah dasar dalam konteks mendukung merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.
 Kandidat/ Asesi
adalah seseorang yang akan mengikuti proses asesmen, bisa berasal dari :
hasil pelatihan dan / atau pendidikan
pekerja berpengalaman
pelatihan / belajar sendiri
 Tujuan Asesmen, dalam hal ini mencakupi :
Sertifikasi kompetensi
Pengakuan Kompetensi Terkini (PKT) yang sudah dimiliki asesi.
Rekognisi Pembelajaran Lampau
Hasil pelatihan/proses pembelajaran.
Penetapan kemajuan dalam rangka pencapaian kualifikasi.
Pengukuran kinerja.
Pengklasifikasian karyawan/pemberian dukungan pengembangan karir.
Rekrutmen berbasis kompetensi.
Pemberian lisensi, registrasi, penugasan atau persyaratan regulator.
 Konteks Asesmen
Dengan lingkungan tempat kerja (tempat kerja riil atau simulasi).
Dengan Peluang untuk mengumpulkan bukti dalam berbagai situasi (tersedia atau
terbatas).
22
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Dalam hubungan antar standar kompetensi dengan bukti untuk mendukung assmen,
aktivitas pekerjaan kandididat ditempat kerja, dan aktivitas belajar.
Dalam hubungannya dengan siapa yang melakukan asesmen (lembaga sertifikasi,
lembaga pelatihan, asesor dari dunia usaha (enterprise assessor).
Tujuan asesmen dan konteks asesmen sangat berhubungan, dimana konteks asesmen adalah kondisi
asesmen yang akan dilakukan dan jika asesmen akan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda dan
sejumlah lokasi maka setiap lokasi harus dirinci sehubungan dengan komponen asesmen yang akan
dilakukan
 Pihak yang relevan
Manajer sertifikasi
Lembaga pelatihan kerja
Manajer pelatihan
Lainnya.
 Standar industri atau tempat kerja, dapat mencakupi
Standar kompetensi:
Kriteria asesmen kurikulum saja:
Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri:
Spesifikasi Produk:
Kandidat / Asesi Tujuan Asesmen Konteks Asesmen
Pendekatan Asesmen
Gambar 3 Pendekatan Asesmen
23
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pedoman khusus
Pelanggan, perusahaan atau organisasi
Latihan 1:
Lakukan identifikasi dan konfirmasi kandidat (asesi), tujuan dan konteks asesmen dengan
orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika.
Pilih salah satu kandidat/ asesi:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek
mampu telusur terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis
kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
24
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.MAPA.01-MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
1. Menentukan Pendekatan Asesmen
1.1. Asesi Hasil pelatihan dan / atau pendidikan:
Pekerja berpengalaman
Pelatihan / belajar mandiri
Tujuan
Asesmen
Sertifikasi
Sertifikasi Ulang
Pengakuan kompetensi terkini (PKT)
Rekognisi Pembelajaran Lampau
Lainnya
Konteks
Asesmen:
Lingkungan Tempat kerja nyata Tempat kerja simulasi
Peluang untuk
mengumpulkan
bukti dalam
sejumlah situasi
Tersedia Terbatas
Hubungan antara
standar
kompetensi dan:
Bukti untuk mendukung asesmen / RPL:   
Aktivitas kerja di tempat kerja Asesi:   
Kegiatan Pembelajaran:   
Siapa yang
melakukan
asesmen / RPL
Lembaga Sertifikasi
Organisasi Pelatihan
Asesor Perusahaan
Konfirmasi
dengan orang
yang relevan
Manajer sertifikasi LSP
Master Asesor / Master Trainer / Asesor Utama Kompetensi
Manajer Pelatihan Lembaga Training terakreditasi / Lembaga Training
terdaftar
Lainnya:
1.2 Tolok Ukur
Asesmen
Standar Kompetensi:
Kriteria asesmen dari kurikulum pelatihan
Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri:
Spesifikasi Produk:
Pedoman khusus:
25
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2.1. Unit kompetensi dan
persyaratan asesmen
dianalisis untuk
mengidentifikasi bukti dan
jenis bukti yang
diperlukan untuk
menunjukkan kompetensi,
sesuai dengan aturan
bukti
2.2. Metode dan instrumen
asesmen dipilih untuk
mendukung pengumpulan
bukti yang ditetapkan,
dengan
mempertimbangkan
konteks di mana asesmen
akan berlangsung
2.3. Rencana asesmen
dikembangkan dan
persetujuan didapatkan
dari para pemangku
kepentingan terkait.
ELEMEN 2: MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
Gambar 4 Tahapan Mempersiapkan Rencana Asesmen
2. ELEMEN/LANGKAH 2 : MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
Pada langkah ke dua ini adalah mempersiapkan rencana asesmen, ada tiga aktivitas yang harus
dilakukan agar dalam mempersiapkan rencana asesmen dapat silakukan secara efektif dan efisien.
Bukti adalah sesuatu yang mendukung asesi terhadap kompetensi yang diajukan asesi. Bukti-
bukti dapat mencakup demonstrasi, produk, portofolio, dan penghafalan yang diidentifikasi
berdasarkan kriteria kinerja dan pendekatan asesmen. Bukti dikumpulkan melalui berbagai
aktivitas untuk mengkonfirmasikan kompetensi, seperti:
26
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 5 Bukti-bukti - Adaptasi dari Training in Australia
Proses:
- Prosedur yang tepat diikuti
- Pekerjaan dilaksanakan
dengan aman
- Pelanggan puas terhadap
layanan yang diberikan.
- Keterampilan komunikasi
diaplikasikan dan dipelihara
Produk:
- Suatu produk sesuai dengan
spesifikasi
- Suatu produk yang
diselesaikan dalam kerangka
waktu yang ditetapkan
- Suatu penjualan yang
dilakukan
Pengetahuan:
- Prosedur bekerja
- Persyaratan Hukum
- Persyaratan Keselamatan, Keamanan
dan Keselamatan Kerja
- Prosedur Penelitian
Produk
Pengetahuan
yang diperlukan
Proses
27
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat pengumpulan bukti yang relevan, terdapat aturan pengumpulan bukti yang harus
dipatuhi yaitu :
Aturan Bukti Panduan proses pengumpulan
Valid
Bukti yang dikumpulkan
memenuhi persyaratan dari
unit kompetensi atau standar
yang spesifik.
Bukti harus sesuai dengan persyaratan dari unit
kompetensi yang diases. Jika unit kompetensi
memerlukan keterampilan yang akan didemonstrasikan –
Bukti keterampilan dapat diobservasi atau dikumpulkan
melalui cara lain oleh asesor sesuai dengan pedoman
penilaian pada standar kompetensi tersebut.
Autentik/Asli
Bukti yang dikumpulkan adalah
hasil pekerjaan asesi itu
sendiri. (Jika asesor belum
yakin, maka bukti tambahan
diperlukan).
Bukti harus dengan jelas menunjukkan kompetensi asesi
bukan bukti yang dikerjakan orang lain. Hal ini memiliki
implikasi bahwa untuk RPL atau PKT proses yang
dikerjakan pada saat lampau harus diverifikasi oleh pihak
otoritas yang telah ditentukan.
Terkini
Bukti harus berhubungan
dengan keterbaruan dan
apakah bukti tersebut
berhubungan dengan
kompetensi asesi terkini.
Bukti harus dikumpulkan dalam kerangka waktu yang
ditentukan. Harus didemonstrasikan oleh asesi pada
tingkatan keterampilan dan pengetahuan, bukti yang lebih
lama masih mungkin diperbolehkan sepanjang asesi
dapat menunjukkan bukti pendukung yang menyatakan
bahwa keterampilan dan pengetahuan tersebut masih
diaplikasikan di tempat kerja. Untuk memastikannya,
pertimbangan profesional diperlukan dari asesor.
Memadai
Berhubungan dengan
banyaknya bukti yang
dikumpulkan, memenuhi
seluruh aspek dari unit
kompetensi, dimensi
kompetensi dan employability
skills.
Pertimbangkan aspek kritis pada unit kompetensi,
termasuk keterampilan atau pengetahuan yang
didemonstrasikan dari waktu ke waktu dengan konteks
yang berbeda.
Ada tiga jenis bukti yaitu:
Bukti Langsung (L)
Bukti Langsung adalah bukti yang dikumpulkan oleh asesor melalui pengamatan.
Disebut langsung karena asesor secara langsung mengamati dan merekam bukti-
buktinya. Bukti langsung merupakan bukti yang paling terbaik dan terpercaya dari
suatu bukti, tetapi tidak selalu sesuai atau memungkinkan untuk suatu proses
asesmen. Sebagai contoh untuk RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) atau PKT
(Pengakuan Kompetensi Terkini), bukti langsung harus diikuti suatu verifikasi terhadap
pekerjaan atau tugas yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut memang dilakukan
secara konsisten.
28
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti Tidak Langsung (TL)
Bukti tidak langsung adalah bukti yang dikumpulkan yang tidak secara
langsung diamati oleh asesor. Hal ini termasuk Laporan pihak ketiga, video
dan bukti audio, hasil proyek, contoh produk dan bukti portofolio. Bagi asesi
RPL atau RCC, bukti tidak langsung adalah informasi tentang asesi
terhadap bukti yang dikumpulkan asesi untuk mendapatkan pengakuan. Bukti-bukti yang
dikumpulkan harus relevan bagi suatu unit (unit-unit) kompetensi yang mereka ajukan.
Suatu surat referensi dari pihak pemberi kerja yang menyatakan bahwa asesi telah dapat
mengerjakan seluruh tugas terkait merupakan bukti yang belum memadai. Perangkat
asesmen yang berkualitas mempersyaratkan bahwa setiap unit kompetensi didukung oleh
contoh dimana dan kapan tugas-tugas tersebut diselesaikan.
Bukti Tambahan (T)
Bukti Tambahan adalah bukti yang digunakan untuk memastikan
kecukupan bukti-bukti yang diajukan baik secara pengetahuan atau
verifikasi bukti tersebut. Bukti ini dapat dilakukan melalui pertanyaan
lisan atau tertulis atau wawancara yang secara akurat merefleksikan
kinerja asesi.
Contoh Jenis Bukti:
Jenis Bukti Contoh
Langsung  Observasi aktivitas kerja, baik pada keadaan
sebenarnya ataupun dalam kondisi disimulasikan.
 Contoh hasil kerja.
Tidak Langsung  Laporan pihak ketiga yang kredibel, portofolio.
Tambahan  Pertanyaan Lisan
 Pertanyaan Tertulis
 Pertanyaan Wawancara
Contoh:
Jika Anda akan mengumpulkan bukti dari seorang asesi agar mampu melakukan elemen
pertama pada unit kompetensi Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja, Anda
perlu mengkaji hasil yang diminta pada elemen kompetensi no. 1.
29
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Metode Asesmen Contoh
Observasi langsung Kerja nyata / aktivitas waktu nyata di tempat kerja,aktivitas kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang disimulasikan
Kegiatan
terstruktur
Latihan simulasi dan permainan peran,proyek,presentasi, lembar kegiatan
Tanya jawab
Pertanyaan tertulis,wawancara,asesmen diri,tanya jawab lisan, angket,
ujian lisan atau tertulis
Verifikasi
Portofolio
Contoh pekerjaan yang disusun oleh kandidat,produk dengan dokumentasi
pendukung,bukti sejarah,jurnal atau buku catatan,informasi tentang
pengalaman hidup.
Ulasan produk Testimonial dan laporan dari atasan dan atasan,bukti pelatihan, pencapaian
sebelumnya yang diautentikasi,wawancara dengan atasan,atasan,atau rekan
kerja.
Gambar 6 Contoh Unit Kompetensi
Elemen kompetensi pada judul di atas memberikan indikasi yang jelas yaitu mempersiapkan
pengukuran faktor bahaya di tempat kerja. Secara cepat dapat ditangkap pada kriteria unjuk kerja
bagaimana tugas-tugas ini dilaksanakan di tempat kerja nyata; misalnya mengelompokan faktor
bahaya, mempersiapkan formulir pengukuran dan mempersiapkan sarana pengukuran.
Apabila asesi asesmen adalah seseorang dari proses pelatihan atau pendidikan, maka bukti bahwa
asesit mempersiapkan suatu proses diperlukan.
Ada banyak sumber bukti potensial dan banyak metode dan teknik untuk mengumpulkan bukti, seperti
contoh di bawah ini :
30
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berdasarkan dari beragamnya metode dan teknik dalam pengumpulan bukti, agar bukti yang
dikumpulkan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh unit (unit-unit) kompetensi maka diperlukan
instrumen asesmen.
Instrumen asesmen adalah kegiatan atau pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk mengases
kompetensi bagi individu atau kelompok., yang mencakupi :
 Lembar periksa observasi langsung
 Lembar asesmen kegiatan terstruktur
 Daftar pertanyaan
 Lembar periksa verifikasi portofolio
 Lembar periksa ulasan produk
 Dan lain nya
31
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 2:
Isilah formulir dibawah ini, sebagai lanjutan dari bagian 1 dengan menggunakan unit kompetensi yang
Anda pilih.
2. Mempersiapkan Rencana Asesmen
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kriteria Unjuk Kerja
Bukti-Bukti
(Kinerja, Produk,
Portofolio, dan /
atau Hafalan)
diidentifikasi
berdasarkan
Kriteria Unjuk Kerja
dan Pendekatan
Asesmen.
Jenis
Bukti
Metode dan Perangkat Asesmen
CL (Daftar Periksa), DIT (Daftar Instruksi Terstruktur), DPL (Daftar
Pertanyaan Lisan),
DPT (Daftar Pertanyaan Tertulis), VP (Verifikasi Portofolio),
CUP (Ceklis Ulasan Produk), PW (Pertanyaan Wawancara)
L TL T
Obsevasilangsung
(kerjanyata/aktivitaswaktunyataditempatkerjadi
kingkungantempatkerjayangdisimulasikan)
KegiatanStruktur
(latihansimulasidanbermainperan,proyek,presentasi,
lembarkegiatan)
TanyaJawab
(pertanyaantertulis,wawancara,asesmendiri,tanya
jawablisan,angket,ujianlisanatautertulis)
VerifikasiPortfolio
(sampelpekerjaaanyangdisusunolehAsesi,produk
dengandokumentasipendukung,buktisejarah,jurnal
ataubukucatatan,informasitentangpengalamanhidup)
Reviewproduk
(testimonidanlaporandariatasan,buktipelatihan,
otentikasipencapaiansebelumnya,wawancaradengan
atasan,
ataurekankerja)
Lainnya:……………
Elemen: 1.
1.1.
1.2.
1.3.
Elemen: 2.
2.1.
2.2.
2.3.
32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
ELEMEN 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN
MODIFIKASI DAN KONTEKSTUALISASI
3.3 Alat asesmen yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatatat untuk mengatasi
kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikas
3.4 Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap perubahan yang
diperlukan untuk alat asesmen dicatat.
3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan diperiksa
dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
Gambar 7 Tahapan Identifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi
ELEMEN/LANGKAH 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN
KONTEKSTUALISASI
Pada langkah ketiga ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi sesuai dengan situasi
yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni
 Informasi dari asesi dan, jika relevan, tempat kerja asesi digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi.
 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
 Perangkat yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatat
untuk mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
 Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap
perubahan yang diperlukan untuk perangkat asesmen dicatat.
Sangat penting untuk diperhatikan bagi peserta pelatihan pada saat memilih atau mengembangkan
instrumen asesmen bahwa kontekstualisasi unit kompetensi adalah :
 tidak boleh menghapus atau menambah jumlah dan konten elemen dan kriteria kinerja
 dapat menambahkan terminologi industri tertentu ke kriteria kinerja di mana ini tidak
mendistorsi atau mempersempit hasil kompetensi
33
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
 dapat membuat amandemen dan penambahan pada pernyataan jangkauan selama
perubahan tersebut tidak mengurangi luasnya penerapan kompetensi dan mengurangi
portabilitasnya, dan / atau
 dapat menambahkan detail pada panduan bukti di bidang-bidang seperti aspek kritis bukti
atau sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan di mana hal ini memperluas luasnya
kompetensi tetapi tidak membatasi penggunaannya.
Pada standar kompetensi terdapat pedoman kontekstualisasi yang sebagai pedoman bagi asesor
untuk mengembangkan instrumen asesmen. Biasanya pada standar kompetensi tersebut
memungkinkan untuk mengganti terminologi umum dan deskripsi umum dari suatu peralatan atau
proses dan prosedur dengan contoh yang spesifik dari kriteria unjuk kerja dan termasuk dari
contoh-contoh batasan variabel dari unit kompetensi. Kualitas instrumen asesmen
mempersyaratkan penggunaan kontekstualisasi untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik dari latar
belakang asesi dan karakteristik industri atau tempat kerja.
Pertimbangan kebutuhan yang spesifik dari asesi anda, diantaranya adalah:
 Tingkat pengalaman kerja
 Tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya
 Tingkat kemampuan berbahasa, baca tulis dan hitung
 Ketidakmampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen
 Ketidakmampuan intelektual yang berdampak terhadap asesmen
 Kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen
 Perbedaan pada kemajuan belajar
 Kepercayaan dan spritual
 Latar belakang budaya, imej dan persepsi
 Usia dan jenis kelamin
Sebagai asesor, perlu memahami bahwa konteks asesmen/RPL diantaranya adalah:
 Bagian dari proses pendaftaran
 Lingkungan dimana proses asesmen/ RPL dilakukan, termasuk bekerja secara
langsung/ simulasi
 Kesempatan untuk mengumpulkan bukti dari sejumlah situasi
 Hubungan antara standar kompetensi dan bukti untuk mendukung rekognisi
pembelajaran lampu
 Seseorang yang melaksanakan asesmen/ RPL
 Hubungan antara standar kompetensi dan kegiatan belajar
 Pengaturan hubungan kerjasama
 Periode waktu selama pelaksanaan asesmen
 Mekanisme penjaminan mutu
34
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 3:
Isilah formulir dibawah ini sebagai menggunakan unit kompetensi yang sama pada Latihan 2
*Coret yang tidak perlu
3. Mengidentifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi:
3.1. a. Karakteristik Kadidat: Ada / tidak ada* karakteristik khusus Kadidat
Jika Ada, tuliskan
b. Kebutuhan kontekstualisasi terkait tempat kerja: Ada / tidak ada* kebutuhan kontekstualisasi
Jika Ada, tuliskan
3.2. Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau
pengembang pelatihan
Ada / tidak ada* saran
Jika Ada, tuliskan
3.3. Penyesuaian perangkat asesmen terkait kebutuhan
kontekstualisasi
Ada / tidak ada* penyesuaian perangkat
Jika Ada, tuliskan
3.4. Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi dan
mencatat setiap perubahan yang diperlukan untuk
alat asesmen
Ada / tidak ada* peluang
Jika Ada, tuliskan
35
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN
4.3 Instrumen asesmen terhadap persyaratan unit atau kursus dipetakan
4.4 Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan penilai mengenai
penggunaan instrumen asesmen
4.1. Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia untuk kesesuaian
penggunaan dianalisis, dan modifikasi yang diperlukan diidentifikasi
4.2 Instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat
kerja/ kandidat yang diperlukan dikembangkan
4.5 Draft asesmen memenuhi standar yang diisyaratkan dan kebutuhan
tempat kerja/ kandidat tertentu serta catat hasil pemeriksaan diperiksa,
dicatat dan dikonfirmasi
Gambar 8 Mengorganisasikan Asesmen
ELEMEN/LANGKAH 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN
Pada langkah keempat ini terdapat lima aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mengorganisasikan
asesmen sesuai dengan situasi yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni:
 Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia dan modifikasi
 Mengembangkan instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat
kerja asesi.
 Memetakan instrumen asesmen terhadap persyaratan unit kompetensi
 Menuliskan instruksi dengan jelas untuk asesi/ kandidat dan asesor
 Memeriksa draft instrumen asesmen sesuai standar yang dipersyaratkan dan kebutuhan di
tempat kerja/ asesi/ kandidat.
36
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Setelah mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi, maka seorang asesor
menganalisis instrumen asesmen berdasarkan metode yang akan digunakan.
Dibawah ini adalah tabel uraian metode asesmen dan instrumen yang mungkin dapat digunakan.
Metode Contoh Aplikasi
Observasi  Mengamati pekerjaan sesungguhnya saat
bekerja di tempat kerja.
 Mengamati aktivitas pekerjaan pada
lingkungan simulasi seperti di ruang kelas
atau fasilitas yang telah disiapkan.
Instrumen Asesmen Terdiri terdiri dari:
 FR.IA.01: Ceklis Observasi Aktivitas
di tempat kerja atau Tempat Kerja
Simulasi (CL)
 FR.IA.02: Tugas Praktik
Demonstrasi
 FR.IA.03: Pertanyaan untuk
mendukung observasi.
Ketika keterampilan harus
ditunjukkan sesuai dengan
standar kompetensi dan
persyaratan di tempat kerja,
observasi langsung merupakan
metode yang terbaik. Asesor
berkolaborasi dengan asesi
dan supervisor di tempat kerja
(jika diperlukan) untuk
mengatur waktu untuk melihat
kinerja asesi pada tugas yang
relevan.
Kegiatan
Terstruktur
 Menyelesaikan suatu project
 Melakukan suatu presentasi
 Menggunakan simulasi, termasuk
bermain peran
Instrumen Asesmen dapat terdiri dari:
 FR.IA.04 – Penjelasan Singkat Proyek
Terkait Pekerjaan/ Kegiatan Terstruktur
lainnya – DIT (Daftar Instruksi
Terstruktur)
Aktivitas terstruktur
memberikan asesi peluang
untuk mendemonstrasikan
kompetensinya dalam tugas
yang kompleks pada suatu
pekerjaan atau situasi simulasi.
Aktivitas akan mengumpulkan
bukti melalui suatu proses dan
mengkombinasikan dalam
bentuk bukti bagi asesor saat
melengkapi suatu projek atau
aktivitas yang telah dibuat.
37
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tanya Jawab  Jawaban tertulis terhadap pertanyaan
singkat, pilihan berganda dan/ atau esai
(pada kertas, online atau metode
elektronik lainnya)
 Melakukan wawancara atau pertanyaan
lainnya.
 Menggunakan kuesioner untuk
mengumpulkan informasi.
 Ujian secara lisan dan/atau tertulis untuk
teori lainnya.
Instrumen asesmen metode tanya jawab dapat
terdiri dari:
 FR.IA.05 – Pertanyaan Tertulis Pilihan
Ganda (DPT)
 FR.IA.05.A – Lembar Kunci Jawaban
Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda
 FR.IA.05.B – Lembar Jawaban Pilihan
Ganda
Saat mendapatkan bukti dari
pengetahuan yang esensial
dan pekerjaan, pertanyaan
adalah metode yang paling
efektif. Sebagian besar
kompetensi memerlukan suatu
tingkatan pengetahuan teori
sebelum melakukan suatu
tugas. Pertanyaan adalah
metode untuk mengumpulkan
bukti ini. Observasi tidak dapat
menentukan apakah asesi
memiliki pengetahuan dan
mengapa suatu kinerja
dilakukan dengan cara
tersebut.
 FR.IA.06 – Pertanyaan Tertulis Esai
 FR.IA.06.A – Lembar Kunci Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
 FR.IA.06.B – Lembar Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
 FR.IA.07 – Pertanyaan Lisan (DPL)
 FR.IA.09 – Pertanyaan Wawancara (PW)
Portofolio  Menyediakan suatu koleksi bukti yang
dikumpulkan oleh asesi dalam suatu
waktu.
 Menyediakan suatu contoh produk
dengan dokumentasi pendukung
 Suatu kompilasi bukti
 Suatu jurnal pekerjaan atau logbook
Instrumen metode Portofolio, dapat terdiri
dari:
 FR.IA.8 – Ceklis Verifikasi Portofolio (CP)
Peran kerja mempersyaratkan
aplikasi dari berbagai tugas-
tugas yang berbeda untuk
memenuhi standar
kompetensi, suatu bukti
portofolio memberikan peluang
kepada asesi untuk
menunjukkan bukti-bukti yang
telah dikumpulkan pada waktu
tertentu. Biasanya melibatkan
supervisor di tempat kerja dan
komunikasi dengan asesor
pada waktu pengumpulan
bukti.
Review Produk  Mengamati suatu produk yang dihasilkan.
 Membandingkan spesifikasi produk
Pekerjaan yang memerlukan
pembuatan suatu produk,
38
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terhadap standar.
Instrumen yang dapat dikembangkan:
 Standar produk Industri
 Form pengamatan sesuai standar
dengan memastikan sudah ada
cakupan aspek penting/ kritis yang
dipersyaratkan.
Contoh : FR Ceklis Ulasan Produk
(CPU)
asesi diminta untuk melakukan
tugas yang relevan dan
memenuhi spesifikasi yang
dituntut dalam suatu unit (unit-
unit) kompetensi.
Laporan pihak
ketiga/
Klarifikasi pihak
ketiga
 Suatu pernyataan kompetensi oleh
seorang manager atau supervisor.
 Suatu pernyataan yang mendukung bukti
yang diberikan oleh pihak otoritas di
tempat kerja atau asesor yang qualified.
Instrumen dapat berupa:
 FR.IA.10 – Klarifikasi bukti pihak ketiga
Bukti pihak ketiga sering
diminta pada saat RPL/PKT
sebagai pengganti dari bukti
langsung. Laporan pihak ketiga
dapat memberikan kontribusi
terhadap bukti project di
tempat kerja, magang atau
asesmen dalam waktu jangka
panjang.
Mengembangkan instrumen asesmen dan metode-metode yang efektif, asesmen yang
direncanakan akan memenuhi prinsip-prinsip asesmen. Prinsip-prinsip asesmen mencakup valid,
reliabel, fleksibel dan adil harus diterapkan dalam usaha menjamin mutu dari hasil asesmen.
Empat prinsip asesmen tersebut sangat penting untuk mencapai efektifitas dalam sistem sertifikasi
kompetensi serta pelatihan berbasis kompetensi. Deskripsi keempat prinsip asesmen tersebut
adalah:
1. Valid
Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang seharusnya dinilai
(standar kompetensi).
2. Reliabel (Dapat dipercaya)
Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya diinterpretasikan secara konsisten
dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang.
3. Fleksibel
Asemen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks. Suatu
asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya atua gagal
memberikan kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk diases.
4. Adil/Fair
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan.
39
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Untuk mengumpulkan bukti yang sesuai dari asesi, seorang asesor memerlukan
beberapa bentuk instrumen asesmen untuk merekam pencapaiannya. Rekaman harus
valid, autentik, terkini dan memadai, perangkat untuk mendapatkan bukti-bukti tersebut disebut
perangkat asesmen.
Perangkat asesmen terdiri dari:
1. Instrumen asesmen: Aktivitas spesifik atau pertanyaan yang digunakan untuk
mengases kompetensi terhadap individu atau kelompok. Instrumen dapat
didukung oleh profil, yang memiliki pengukuran kinerja yang spesifik, aturan
pembuatan keputusan, peran atau pedoman yang dapat digunakan oleh asesor.
2. Prosedur asesmen: Informasi dan instruksi diberikan baik bagi asesi dan aseor terkait
dengan proses asesmen, bagaimana asesmen akan dilakukan dan harapan dari setiap
pihak yang terlibat.
Instrumen asesmen dikembangkan oleh asesor sebagai bagian dari aktivitas asesmen yang
dapat terdiri dari:
 Profil yang dapat diterima oleh pengukuran kinerja
 Template dan performa
 Pertanyan atau aktivitas yang spesifik
 Bukti dan ceklis observasi
 Ceklis untuk mengevaluasi hasil kerja
 Pengakuan portofolio
Ada berbagai macam instrumen asesmen yang digunakan dalam mengumpulkan bukti
keterampilan, pengetahuan dan sikap. Cara yang dilakukan tergantung dari konteks pekerjaan
yang akan dilakukan di tempat kerja.
Struktur dasar dari instrumen adalah sama. Semua instrumen terdiri dari:
 Nama Asesi
 Nama Asesor
 Tanggal asesmen
 Benchmark yang digunakan sebagai referensi
 Deskripsi dari tugas
 Materi asesmen yang memenuhi prinsip asesmen dan aturan bukti
 Deklarasi keaslian (tanda tangan dan tanggal)
Observasi adalah salah satu metode yang penting digunakan pada asesmen berbasis
kompetensi, yang mempersyaratkan asesi untuk mendemonstrasikan apa yang mereka
ketahui tetapi juga apa yang dapat mereka lakukan. Observasi adalah metode yang dapat
diamati secara langsung oleh asesor. Instrumen yang dapat dikembangkan untuk mendukung
metode ini adalah:
1. Ceklis Observasi
2. Tugas Praktik Demonstrasi
3. Pertanyaan Pendukung Observasi
40
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Ceklis observasi memungkinkan asesor untuk mengamati secara fokus, membuat catatan
terstruktur yang dapat dirujuk saat membuat keputusan, memberikan umpan balik informasi
kepada asesi.
Kompleksitas ceklis observasi akan mencerminkan kompleksitas tugas yang sedang
mengamati. Pada asesmen secara klaster, daftar periksa akan membantu asesor untuk
mengamati kompleksitas tugas sesuai dengan integrasi antar unit kompetensi, khususnya
dalam hal kualifikasi tingkat yang lebih tinggi.
Perlu ada instruksi yang jelas untuk asesi dan asesor baik pada
Ceklis observasi.
 Asesi memahami dengan tepat kinerja apa yang diharapkan dari mereka
 Asesor perlu mengetahui secara tepat bukti apa yang mereka cari, sumber daya
yang diperlukan, masalah lain yang dipertimbangkan dan cara menggunakan
instrumen tersebut.
Peta Instrumen Asesmen yang dibutuhkan dari hasil persiapan Rencana Asesmen dan
ketersediannya diindentifikasi (FR.MAPA-02). Instrumen yang sudah tersedia dianalisa
kesesuaiannya dari hasil pendekatan asesmen, sedangkan instrumen asesmen yang
belum tersedia dibuat.
41
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berikut ini adalah instrumen asesmen – Ceklis Observasi
FR.IA.01. CEKLIS OBSERVASI AKTIVITAS DI TEMPAT KERJA ATAU TEMPAT KERJA SIMULASI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
No. Elemen Kriteria Unjuk Kerja*
Benchmark
(SOP /
spesifikasi
produk
industri)
Rekomendasi
Penilaian
Lanjut
K BK
1
☐ ☐
☐ ☐
2
☐ ☐
☐ ☐
*Cara penulisan KUK menggunakan kalimat aktif (Contoh: Dilakukan menjadi Melakukan)
Umpan Balik untuk
Asesi:
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
*) Bila diperlukan
PANDUAN BAGI ASESOR
 Lengkapi nama unit kompetensi, elemen, dan kriteria unjuk kerja sesuai kolom dalam tabel.
 Istilah Acuan Pembanding dengan SOP/spesifikasi produk dari industri/organisasi dari tempat kerja atau simulasi
tempat kerja
 Beri tanda centang () pada kolom K jika Anda yakin asesi dapat melakukan/ mendemonstrasikan tugas sesuai
KUK, atau centang () pada kolom BK bila sebaliknya.
 Penilaian Lanjut diisi bila hasil belum dapat disimpulkan, untuk itu gunakan metode lain sehingga keputusan dapat
dibuat.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Dapatkan SOP / spesifikasi produk industri dari tempat kerja, bukan SOP yang dibuat pada
saat pelatihan asesor kompetensi.
42
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.02. TUGAS PRAKTIK DEMONSTRASI
*Coret yang tidak perlu
A. Petunjuk
1. Baca dan pelajari setiap instruksi kerja di bawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan
praktek
2. Klarifikasi kepada Asesor apabila ada hal-hal yang belum jelas
3. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
4. Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI yang dipersyaratkan
B. Skenario
C. Langkah kerja
Ceklis observasi dapat didukung oleh daftar pertanyaan kinerja yang berasal dari panduan penilaian
atau aspek kritis dalam unit kompetensi dan dapat di tanyakan sebelum, pada saat atau setelah proses
demonstrasi ( bila di perlukan ). Pertanyaan-pertanyaan ini termasuk dimensi kompetensi, seperti :
- Contigency Management Skills (misalnya – Apa yang akan Anda lakukan jika ...?),
- Job Role Environment Skills (misalnya Bagaimana prosedurnya dan kebijakan untuk ...?),
- Task Management Skills (misalnya-Apa fungsi anda dan bagaimana anda mengelolanya ketika anda )
- Transfer Skills (misalnya – Bagaimana Anda melakukan ...... dengan situasi ..... atau alat ..... ).
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Unit
Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
43
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.03. PERTANYAAN UNTUK MENDUKUNG OBSERVASI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Pertanyaan
Rekomendasi
K BK
1.
☐ ☐
Tanggapan:
2.
☐ ☐
Tanggapan:
3.
☐ ☐
Tanggapan:
Umpan balik untuk asesi:
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
Diadaptasi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang instrumen
asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET, 2008
PANDUAN BAGI ASESOR
 Formulir ini diisi pada saat asesor akan melakukan asesmen dengan metode observasi demonstrasi
 Pertanyaan dibuat dengan tujuan untuk menggali, dapat berisi pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi
kompetensi, batasan variabel dan aspek kritis.
 Tanggapan asesi dapat ditulis oleh asesor dikolom tanggapan, dan apabila tanggapan sesuai maka beri tanda
centrang pada kolom (K) dan apabila belum sesuai beri tanda centrang pada kolom (BK)
44
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat kegiatan penilaian terstruktur / disimulasikan untuk diases, seorang asesor perlu
mengembangkan berbagai instrumen asesmen yang mencakup:
 Skenario / garis besar situasi;
 Instruksi untuk orang yang terlibat dalam kegiatan / simulasi;
 Instruksi untuk asesi dan asesor; dan
 Ceklis Observasi.
Skenario
Skenario dapat berupa lembaran sederhana yang menguraikan skenario kepada asesi dan
asesor. Skenario / role-play dikembangkan untuk mengumpulkan bukti seberapa efektif
seorang asesi dapat menunjukkan praktik kerja yang diminta suatu unit (unit-unit) kompetensi.
Contoh Skenario – Seorang Praktisi Pengembangan Karir
Seorang wanita muda yang pengembangan kariernya telah Anda dukung selama tiga bulan
ini telah menyarankan bahwa dia bermaksud untuk mengajukan pengunduran dirinya karena
dia tidak dapat bekerja selama 9 hingga 5 jam yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan.
Dia mencintai pekerjaannya dan tidak ingin meninggalkan perusahaan tetapi dia tidak bisa
lagi bekerja selama 37,5 jam di dalam waktu itu. Anda telah mengatur pertemuan dengan
direktur SDM untuk merekomendasikan adopsi praktik tempat kerja yang lebih fleksibel. Anda
diminta untuk melakukan diskusi bersama direktur SDM terhadap perubahan yang Anda
ajukan. Anda baru saja bergabung dengan perusahaan dan peran pengembangan karier
adalah peran baru bagi Anda.
45
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT PEKERJAAN / KEGIATAN
TERSTRUKTUR LAINNYA
*Coret yang tidak perlu
Hal yang harus
dipersiapkan atau
dilakukan atau dihasilkan
untuk suatu kegiatan
terstruktur:
Hal yang perlu
didemonstrasikan
Umpan balik untuk asesi:
Tanda Tangan Asesi Tanda Tangan Asesor Nama & Tanda Tangan
Supervisor Tempat Kerja
*) Apabila asesi pada level 4 ke atas, berikan tugas proyek yang meliput tentang pemecahan masalah
dan analisa
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
46
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN TERTULIS:
Hal-hal yang harus dipertimbangkan pada saat mendesain pertanyaan pengetahuan
Tahap Hal-hal yang dipertimbangkan
Sebelum menulis
pertanyaan atau
memilih pertanyaan.
 Apakah sudah mengidentifikasi tujuan penilaian?
 Apakah sudah mengidentifikasi pengetahuan yang relevan
dengan unit (unit-unit) kompetensi?
 Apakah sudah mencakup keterampilan dasar yang relevan
terhadap kompetensi?
 Apakah sudah memilih tipe pertanyaan yang paling sesuai?
 Apakah tingkat kesulitannya sudah sesuai dengan tuntutan
deskripsi level KKNI?
Pada saat
mengembangkan
pertanyaan
 Apakah pertanyaan sudah jelas, tepat dan secara tata bahasa
tepat?
 Apakah sudah mempertimbangkan bahawa dan terminologi
yang sesuai dengan karakteristik asesi?
 Apakah sudah menggunakan format pertanyaan yang
bervariasi?
 Apakah sudah mencakup pengetahuan yang diperlukan dari
unit (unit-unit) kompetensi?
 Apakah sudah sesuai waktu yang diberikan?
 Apakah pertanyaan-pertanyaan tidak bias?
 Apakah sudah diperiksa tingkat kesulitannya
 Apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah diuji cobakan?
 Jika berbasis komputer, apakah asesi mudah untuk
mengakses dan kesesuaian perangkat lunak yang digunakan?
Penentuan Struktur  Apakah instruksi jelas bagi asesi?
Penentuan Tata
letak
 Apakah menggunakan huruf yang mudah dibaca?
 Apakah terdapat pertanyaan-pertanyaan yang ada terdapat
jarak yang membuat mudah dibaca?
 Apakah pertanyaan tidak terpotong ke halaman berikutnya?
 Apakah sudah menyediakan ruang yang cukup untuk
menuliskan jawaban?
Memeriksa hasil  Apakah sudah terdapat pedoman penilaian terhadap jawaban-
jawaban yang dapat diterima?
47
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.05. PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawab semua pertanyaan berikut:
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
Catatan:
 Pertanyaan bisa dalam bentuk benar dan salah, pilihan ganda, dan menjodohkan
 Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
 Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
 Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, Asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang
Penyusun dan Validator
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
48
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.05.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda:
No. Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
49
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.05.B. LEMBAR JAWABAN PERTAYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Waktu :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda:
No. Jawaban
Rekomendasi
K BK
1. ☐ ☐
2. ☐ ☐
3. ☐ ☐
4. ☐ ☐
5. ☐ ☐
6 ☐ ☐
7 ☐ ☐
8 ☐ ☐
9 ☐ ☐
10 ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
50
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06. PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawab semua pertanyaan di bawah ini:
1.
2.
* Pelatih / Asesor harus menggunakan kebijaksanaan (professional justification) saat menentukan
apakah jawaban yang diberikan oleh Asesi dapat diterima atau tidak.
Catatan:
 Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
 Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
 Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang
Penyusun dan Validator
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
51
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawaban:
1.
2.
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
52
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.06.B. LEMBAR JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Waktu :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawaban: Rekomendasi
K BK
1. ☐ ☐
2. ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
53
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN LISAN DAN WAWANCARA
Metode tanya jawab dengan mengunakan daftar pertanyaan lisan atau wawancara dapat digunakan
untuk sejumlah pertanyaan pada berbagai situasi. Daftar pertanyaan lisan memberikan bukti yang
bermanfaat tentang: pemahaman mereka tentang prosedur di tempat kerja, peraturan perundang-
undangan dan persyaratan keselamatan.
Pertanyaan wawancara memungkinkan seorang asesor mendapatkan klarifikasi, konfirmasi atau
suplementasi saat dibutuhkan. Misalnya, respons terhadap ' berdasarkan bukti yang Anda ajukan
bagaimana-bagaimana melakukan cara yang efektif untuk menentukan ......... atau mengantisipasi
masalah yang pernah timbul dari proses kerja.
Instrumen yang dapat digunakan adalah:
54
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.07. PERTANYAAN LISAN
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
Instruksi:
 Pertanyaan lisan merupakan jenis bukti tambahan untuk mendukung bukti-bukti yang sudah ada.
 Buatlah pertanyaan lisan yang dapat mencakupi penguatan informasi berdasarkan KUK, batasan variabel,
pengetahuan dan ketrampilan esensial, sikap dan aspek kritis.
 Perkiraan jawaban dapat dibuat pada lembar lain.
 Tanggapan/penilaian dapat diisi dengan centang (v) pada kolom K (kompeten) atau BK (belum kompeten).
Dibutuhkan jastifikasi profesional asesor untuk memutuskan hal ini.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Instruksi: 1. Ajukan pertanyaan kepada Asesi dari daftar terlampir untuk mengonfirmasi
pengetahuan, sebagaimana diperlukan.
2. Tulis jawaban Asesi secara singkat di tempat yang disediakan untuk setiap
pertanyaan.
3. Tempatkan centang di kotak untuk mencerminkan prestasi Asesi (Kompeten „K‟
atau Belum Kompeten „BK‟).
Pertanyaan
Rekomendasi
K BK
Pertanyaan :
Kunci Jawaban :
Jawaban :
☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
55
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan bahan yang disiapkan untuk membuktikan pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman secara konsisten. Dokumen ini sering digunakan sebagai
instrumen untuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Pendekatan baru yang disederhanakan untuk RPL mendorong metode penilaian yang
berkurang pada bukti berbasis kertas dan memberikan kesempatan bagi asesi untuk
mengumpulkan bukti kompetensi mereka dalam berbagai cara yang lebih sesuai dengan
persyaratan dari unit.
Jika asesor memilih untuk menggunakan portofolio sebagai bagian dari bukti yang menjadi
dasar penilaian asesor pedoman portofolio untuk asesi harus benar-benar jelas tujuan dan
komposisi portofolio yang diharapkan. Portofolio bisa memakan waktu lama untuk kompilasi
dan untuk menilai, jadi jika asesor memutuskan untuk menggunakan metodologi ini, asesor
mengembangkan pedoman yang tepat.
Bahan-bahan Portofolio
BENTUK BUKTI PENERAPAN
Jadwal Asesmen Mandiri Memberikan kesempatan asesi menilai kinerjanya sendiri
terhadap persyaratan unit kompetensi yang relevan.
Transkrip resmi, kualifikasi,
Pernyataan Pencapaian,
sertifikat
Memberikan bukti pendidikan atau pelatihan sebelumnya yang
diselesaikan di tempat atau di luar pekerjaan.
Umpan balik asesmen atau
daftar periksa yang lengkap
Memberikan bukti kinerja di tempat kerja, komentar pengamat
dan tindakan di masa depan sebagai hasil dari asesmen.
Pernyataan atau referensi
tertulis
Memberikan bukti kinerja, tanggung jawab, prestasi, dan tingkat
keterampilan asesi.
Deskripsi pekerjaan Memberikan bukti pengalaman kerja sebelumnya.
Jurnal kerja Memberikan bukti tugas, kegiatan, atau prestasi lain yang
dicapai oleh asesi.
selama berhari-hari atau berminggu-minggu di tempat kerja atau
dalam peran komunitas / relawan.
Contoh pekerjaan, misalnya
laporan, surat, desain.
Memberikan bukti kemampuan asesi untuk melakukan
sebagian atau seluruh tugas atau proses kerja.
Produk jadi Memberikan bukti kemampuan asesi untuk menghasilkan
produk atau layanan.
Deskripsi atau spesifikasi
produk
Memberikan bukti bahwa asesi mengetahui input, output atau
standar yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau
menyediakan layanan.
Deklarasi berdasarkan
undang- undang
Memberikan bukti bahwa sampel pekerjaan adalah pekerjaan
asesi.
56
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.08. CEKLIS VERIFIKASI PORTOFOLIO
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
 Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam tabel dibawah ini.
 Beri tanda centang () pada hasil penilaian portfolio berdasarkan aturan bukti.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Dokumen Portofolio:
Aturan Bukti
Valid Asli Terkini Memadai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
Sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi bukti, substansi materi di bawah ini (no elemen yg di cek
list) harus diklarifikasi selama wawancara:
Cek List No. Elemen Materi/substansi wawancara (KUK)
57
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti tambahan diperlukan pada unit / elemen kompetensi sebagai berikut:
Contoh :
Rekomendasi Asesor:  Asesi telah memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan KOMPETEN
 Asesi belum memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan uji demonstrasi pada:
Unit…..
Elemen: …..
KUK: …….
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
58
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.09. PERTANYAAN WAWANCARA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Setiap pertanyaan harus terkait dengan Elemen
Tuliskan bukti-bukti yang terdapat pada Ceklis Verifikasi Portofolio yang memerlukan wawancara
No. Bukti – Bukti Kompetensi
1
2
3
Daftar Pertanyaan Wawancara Kesimpulan Jawaban Asesi
Rekomendasi
K BK
1. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
2. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
3. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
59
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
REVIEW PRODUK
Pekerjaan yang memerlukan pembuatan suatu produk, asesi diminta untuk melakukan tugas yang
relevan dan memenuhi spesifikasi yang dituntut dalam suatu unit (unit-unit) kompetensi.
Berikut ini adalah contoh review produk – Tidak ada form baku, form yang dikembangkan disesuai
dengan standar produk di industri.
Contoh : Ceklis Ulasan Produk (CUP)
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit : C.310010.035.01
Judul Unit : Membuat Kerangka Kursi dan Sofa
Produk yang dihasilkan :
Kursi Makan
Standar Industri/ Tempat Kerja:
Ukuran Standar Kursi Makan
 Tinggi dudukan kursi makan antara 46 cm hingga 50 cm dari lantai ke kursi,
 Dimensi panjang kursi berkisar antara 50 cm - 60 cm, sementara lebarnya berkisar antara 45
cm - 55 cm.
 Tinggi sandaran rata-rata untuk kursi makan adalah 45 cm - 60 cm
60
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Spesifikasi Kompetensi Hasil Review Produk
Rekomendasi
K BK
1. Konstruksi Ukuran konstruksi sesuai gambar kerja
☐ ☐
Kebersihan dan kerapian permukaan
konstruksi ☐ ☐
2. Performa/presentasi produk Kesesuaian ukuran ☐ ☐
Kesesuaian dengan gambar kerja ☐ ☐
Pemasangan perlengkapan bahan penolong ☐ ☐
Kerapian dan kerapatan sambungan ☐ ☐
Kerataan dan kehalusan permukaan dan
sudut ☐ ☐
Pemukaan yang bebas cacat (mata kayu
mati, noda, alur minyak, melengkung, retak) ☐ ☐
Kadar air (MC) komponen produk ☐ ☐
Kekuatan konstruksi
☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
61
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LAPORAN PIHAK KETIGA
Penilaian melibatkan pengumpulan bukti dan membuat penilaian profesional kompetensi
berdasarkan bukti itu. Bukti pihak ketiga adalah bukti yang dikumpulkan dari supervisor, rekan
kerja, dan orang lain di tempat kerja untuk mendukung keputusan penilaian. Asesor tidak
dapat selalu mengamati asesi selama periode waktu tertentu dan beberapa kompetensi sulit
untuk menilai dengan pengamatan saja. Oleh karena itu, mengumpulkan bukti pihak ketiga
dapat menjadi bagian penting dari proses penilaian.
FR.IA.10. KLARIFIKASI BUKTI PIHAK KETIGA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Informasi Rahasia
PANDUAN BAGI ASESOR
Lengkapi formulir ini sesuai dengan pertanyaan/pernyataan dalam tabel ini secara seksama.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Nama Pengawas/penyelia/atasan/orang lain di perusahaan :
Tempat kerja :
Alamat :
Telepon :
Pertanyaan Ya Tdk
 Apakah asesi bekerja dengan mempertimbangkan Kesehatan, Keamanan dan
Keselamatan Kerja? ☐ ☐
 Apakah asesi berinteraksi dengan harmonis didalam kelompoknya? ☐ ☐
 Apakah asesi dapat mengelola tugas-tugas secara bersamaan? ☐ ☐
 Apakah asesi dapat dengan cepat beradaptasi dengan peralatan dan lingkungan yang
baru? ☐ ☐
 Apakah asesi dapat merespon dengan cepat masalah-masalah yang ada di tempat
kerjanya? ☐ ☐
62
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
 Apakah Anda bersedia dihubungi jika verifikasi lebih lanjut dari pernyataan ini
diperlukan? ☐ ☐
Apa hubungan Anda dengan asesi?
Berapa lama Anda bekerja dengan
asesi?
Seberapa dekat Anda bekerja dengan
asesi di area yang dinilai?
Apa pengalaman teknis dan / atau
kualifikasi Anda di bidang yang dinilai?
(termasuk asesmen atau kualifikasi
pelatihan)
Secara keseluruhan, apakah Anda yakin asesi melakukan sesuai
standar yang diminta oleh unit kompetensi secara konsisten?
Identifikasi kebutuhan pelatihan lebih lanjut untuk asesi:
Ada komentar lain:
Tanda tangan Asesor: Tanggal:
Diadopsi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang
alat asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET. 2008
Latihan 4:
Lakukan pengembangan Instrumen Asesmen sesuai dengan rencana asesmen yang telah ditetapkan
atau revisi instrumen yang sudah tersedia sesuai dengan persyaratan unit (unit-unit) kompetensi,
skema sertifikasi, KKNI.
63
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MEMETAKAN INSTRUMEN ASESMEN TERHADAP PERSYARATAN UNIT KOMPETENSI
Peta instrumen asesmen yang dibutuhkan dalam unit kompetensi diidentifikasikan berdasarkan .hasil
perencanaan asesmen pada langkah kedua dari unit ini.
FR.MAPA.02- PETA INSTRUMEN ASESMEN HASIL PENDEKATAN ASESMEN DAN
PERENCANAAN ASESMEN*
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
No. MUK
Potensi Asesi **
1 2 3 4 5
1. Ceklis Observasi Untuk Aktivitas di Tempat Kerja atau Tempat
Kerja Simulasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Tugas Praktik Demonstrasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Pertanyaan untuk mendukung Observasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Penjelasan Singkat Proyek terkait Pekerjaan / Kegiatan
Terstruktur lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Pertanyaan Tertulis – Esai ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Pertanyaan Lisan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Ceklis Verifikasi Portofolio ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
9. Pertanyaan Wawancara ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
10. Klarifikasi Bukti Pihak Ketiga ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
11. Ceklis Meninjau Materi Uji Kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
12.
13.
14.
*) diisi berdasarkan hasil penentuan pendekatan asesmen dan perencanaan asesmen
**) Keterangan:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur
terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya
belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
64
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
AKTIVITAS
Periksa Instrumen Asesmen yang sudah ada, analisis instrumen-instrumen dengan
menggunakan form pemetaan di atas.
INSTRUKSI YANG JELAS DITULIS UNTUK KANDIDAT DAN ASESOR MENGENAI
PENGGUNAAN INSTRUMEN ASESMEN
Instruksi bagi asesor merupakan bagian yang penting dari instrumen asesemen. Tujuan dari instruksi
pada instrumen asesmen untuk menjaga reabilitas dan konsistensi dari instrumen asesmen. Aspek
penting dari instruksi diantaranya:
 Standar yang digunakan
 Durasi asesmen (Kapan, berapa lama, periode asesmen)
 Sumber-sumber dan materi yang diperlukan untuk asesmen
 Instruksi yang eksplisit bagi asesor untuk diberikan kepada asesi
 Prosedur yang akan diikuti asesi.
Instruksi Bagi Asesi
Sebelum asesi melaksanakan aktivitas asesmen, asesi perlu memahami rincian tentang apa yang akan
dilakukan, apa yang akan terjadi setelah aktivitas diselesaikan. Instruksi bagi asesi dapat terdiri dari:
 Standar yang digunakan saat asesmen
 Waktu dan durasi asesmen
 Sumber-sumber yang disediakan oleh asesi dan hal-hal yang mereka perlukan
 Interaksi yang diperbolehkan antara asesi dengan asesor atau ke pihak lainnya.
 Pesan tentang kesehatan dan keamanan secara konsisten terkait dengan konteks asesmen
 Persetujuan antara asesi dan asesor terhadap format instrumen asesmen yang akan
digunakan
MEMERIKSA DRAFT INSTRUMEN ASESMEN SESUAI STANDAR YANG DIPERSYARATKAN DAN
KEBUTUHAN DI TEMPAT KERJA/ ASESI/ KANDIDAT.
Uji coba dapat dilaksanakan pada situasi sesungguhnya atau pada situasi simulasi, misalnya di
bengkel kerja atau suatu pertemuan dengan tim yang ditunjuk.
Metode uji coba instrumen asesmen adalah:
1. Panel Ahli Pada Kompetensi Terkait – Informasi dapat diperiksa oleh suatu panel para ahli,
seperti perwakilan industri atau kolega yang ahli di bidangnya, untuk memastikan kejelasan
materi asesmen, istilah bahasa yang tepat dan relevan.
2. Panel Bersama Kolega – instrumen dianalisa oleh kolega sesama asesor yang memiliki
keterampilan asesmen untuk memvalidasi instruksi bagi asesor dan validitas dari instrumen itu
sendiri.
3. Percontohan – Instrumen dapat digunakan sebagai percontohan kepada sejumlah kecil individu
yang merupakan dari target asesi. Penggunaan metode untuk mempertimbangkan waktu dan
kesesuaian instrumen untuk asesinya.
4. Uji Coba – Instrumen asesmen dapat diuji cobakan kepada suatu kelompok atau individu
dengan karakteristik tertentu. Uji coba tersebut diantaranya untuk memastikan bahwa proses
sudah efektif, valid, reliabel, sesuai dengan tingkat kerangka kualifikasi.
65
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Asesor dapat menggunakan formulir FR.IA.11 – Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen, di bawah ini:
FR.IA.11 CEKLIS MENINJAU INSTRUMEN ASESMEN
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI PENINJAU/ASESOR
 Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam table dibawah ini.
 Beri tanda centang () pada hasil penilaian instrumen asesmen berdasarkan tinjauan anda dengan
jastifikasi professional anda.
 Berikan komentar dengan jastifikasi profesional anda
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kegiatan Asesmen Ya/Tidak Komentar
 Instruksi perangkat asesmen dan kondisi
asesmen diidentifikasi dengan jelas
☐ ☐
 Informasi tertulis dituliskan secara tepat ☐ ☐
 Kegiatan asesmen membahas persyaratan bukti
untuk kompetensi atau kompetensi yang diases
☐ ☐
 Tingkat kesulitan bahasa, literasi, dan berhitung
sesuai dengan tingkat unit kompetensi yang
dinilai.
☐ ☐
 Tingkat kesulitan kegiatan sesuai dengan
kompetensi atau kompetensi yang diases.
☐ ☐
 Contoh, benchmark dan / atau ceklis asesmen
tersedia untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan asesmen.
☐ ☐
 Diperlukan modifikasi (seperti yang diidentifikasi
dalam Komentar)
☐ ☐
 Tugas asesmen siap digunakan: ☐ ☐
Nama Peninjau Tanggal Tanda Tangan
Peninjau
Komentar
Latihan 5:
Gunakan instrumen asesmen yang sudah anda dan lakukan uji coba bersama kolega asesor. Rekam
hasil uji coba, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kualitas dengan menggunakan form IA.11 –
Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen.
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
66
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DIMENSI-DIMENSI TUGAS
MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Dalam melaksanakan tugas bekerja sebagai asesor kompetensi dalam konteks sertifikasi kompetensi,
para asesor tidak hanya bekerja sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu
bekerja dalam situasi riil yang terdiri lima dimensi kompetensi, yakni keterampilan menjalankan tugas
(task skills) sesuai standar prosedur operasi keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
management skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skills), dan
keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).
Keterampilan Menjalankan Tugas (Task Skills)
Keterampilan melaksanakan suatu tugas yang dipersyaratkan, mampu melaksanakan tugas individu.
Keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task management skills),
Beberapa tugas lain terkait yang harus dikelola oleh seorang asesor sesuai dengan kualifikasinya pada
unit ini melalui, perencanaan dan pengaturan proses asesmen. Tugas-tugas terkait dengan unit ini
mencakupi:
 Menentukan pendekatan asesmen
 Mempersiapkan rencana asesmen
 Mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi
 Mengorganisasikan Asesmen
Keterampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
Masalah-masalah yang berpotensi dalam menjalankan tugas merencanakan aktivitas dan proses
asesmen serta alternatif penyelesaiannya, dapat mencakupi:
 Ketidak sesuaian batasan variabel yang ada di unit kompetensi terhadap variabel yang ada
di tempat kerja/ industri.
 Adanya karakteristik asesi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyesuaian.
Keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skils),
Para aseor akan mendapat tugas pada industri atau tempat kerja tertentu yang kemungkinan
mempunyai aturan yang harus dikuti yang dapat mencakupi:
 Standar Operasional Prosedur dari Proses Produksi atau Pelayanan
 Standar Keamanan Kerja
 Alur komunikasi yang berlaku
Keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills)
Asesor yang sudah berpengalaman diharuskan juga mempunyai kemampuan untuk mengadaptasi bila
ditugaskan pada lokasi yang berbeda, maka harus menyiapkan kembali perencanaan
asesmennya sesuai dengan konteks yang ada.
67
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tabel 1. Contoh rekaman simulasi / skenario dimensi kompetensi dalam bekerja dalam
Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen.
DIMENSI KOMPETENSI SIMULASI /SKENARIO/PENJELASAN
1. Keterampilan menjalankan
tugas sesuai standar (Task
Skills)
Tugas:
Menentukan pendekatan asesmen.
2. Keterampilan mengelola tugas
(Task Management Skills)
1. Menyusun dan memastikan bukti-bukti sesuai dengan
tuntutan aspek kritis dan employability skills.
2. Memeriksa, mencatat dan mengkonfirmasi draf instrumen
asesmen memenuhi standar yang disyaratkan dan
kebutuhan tempat kerja/ asesi tertentu serta catat hasil
pemeriksaan.
3. Keterampilan mengatasi
masalah (Contigency
Management Skills)
Potensi masalah yang
dapat menghambat
merencanakan aktivitas dan
proses asesmen
Alternatif mengatasinya:
- Jika penjelasan pada unit
kompetensi untuk
melakukan
kontektualisasi tidak
memadai.
- Mengakses SOP atau
kurikulum atau uraian
pekerjaan yang ada di tempat
kerja/ industri/ institusi.
4. Keterampilan bekerja/
berperan dalam lingkungan
kerja (job roles environment
skills)
- Ketika asesor mengembangkan rencana asesmen, bukti-
bukti yang dikumpulkan dipastikan telah memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
- Rencana asesmen dikembangkan dengan
mempertimbangkan employability skills sesuai dengan
skema atau unit kompetensi yang diperlukan.
5. Keterampilan mengadaptasi/
menerapkan/ mentransfer
pada lingkungan/
objek/konteks yang berbeda
(transfer skills)
- Melakukan penyesuaian/kontekstualisasi pada rencana
asesmen berdasarkan karakteristik asesi, persyaratan di
tempat kerja/ kurikulum.
68
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
PANDUAN ASESMEN MANDIRI
Instruksi:
Baca setiap pertanyaan di kolom sebelah kiri
Beri tanda centang (√) pada kotak jika Anda yakin dapat melakukan tugas yang dijelaskan.
Isi kolom di sebelah kanan dengan mendaftar bukti yang Anda miliki untuk menunjukkan bahwa Anda
melakukan tugas -tugas ini
Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
1. Elemen: Menentukan pendekatan asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
1.1. Mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan Kandidat,
tujuan dan konteks asesmen dengan orang yang
relevan sesuai dengan persyaratan hukum,
organisasi dan etika.
1.2. Mengidentifikasi dan mengakses persyaratan
asesmen yang spesifik untuk Standar industri atau
tempat kerja yang berlaku.
2. Elemen: Mempersiapkan rencana asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
2.1. Menganalisis unit kompetensi dan Persyaratan
asesmen untuk mengidentifikasi bukti dan jenis
bukti yang diperlukan untuk menunjukkan
kompetensi, sesuai dengan aturan bukti.
2.2. Memilih dan menetapkan pengumpulan bukti yang
mendukung, untuk Metode dan instrument asesmen
dengan mempertimbangkan konteks di mana
asesmen akan berlangsung.
2.3. Mengembangkan rencana asesmen untuk
mendapatkan persetujuan dari para pemangku
kepentingan terkait.
3. Elemen: Identifikasi persyaratan modifikasi dan
Kontekstualisasi.
Kriteria Unjuk Kerja:
3.1. Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat
kerja kandidat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan kontekstualisasi.
3.2. Mengidentifikasi dan memeriksa Saran yang
diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang
kursus yang relevan untuk kebutuhan
kontekstualisasi.
3.3. Menganalisis Alat asesmen yang ada dan mencatat
amandemen yang diperlukan untuk mengatasi dan
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
69
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
4. Elemen : Mengorganisasikan asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
4.1. Menganalisis instrument asesmen yang tersedia
untuk kesesuaian penggunaan mengidentifikasi dan
modifikasi yang diperlukan.
4.2. Mengembangkan Instrumen asesmen untuk
memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja /
kandidat yang diperlukan.
4.3. Memetakan Instrumen asesmen terhadap
persyaratan unit atau kursus.
4.4. Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan
asesor mengenai penggunaan instrumen asesmen.
4.5. Draf instrument asesmen memenuhi standar yang
disyaratkan dan kebutuhan tempat kerja / kandidat.
Nama Asesi: Tanggal: Tanda Tangan Asesi:
Ditinjau oleh Pelatih dan / atau Asesor
70
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
Melaksanakan Asesmen
Kode Modul: P.85ASM00.003.2
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc
Modul Askom rcc

Recomendados

BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924 por
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924UFDK
1.1K visualizações169 slides
BNSP Modul Memberikan Kontribusi Dalam Validasi Asesmen por
BNSP Modul Memberikan Kontribusi Dalam Validasi AsesmenBNSP Modul Memberikan Kontribusi Dalam Validasi Asesmen
BNSP Modul Memberikan Kontribusi Dalam Validasi AsesmenUFDK
839 visualizações16 slides
Kiat kiat menghadapi uji kompetensi (asesmen) por
Kiat kiat menghadapi uji kompetensi (asesmen)Kiat kiat menghadapi uji kompetensi (asesmen)
Kiat kiat menghadapi uji kompetensi (asesmen)isnantyo
553 visualizações24 slides
LM 02. CBT & CBA. New.pptx por
LM 02. CBT & CBA. New.pptxLM 02. CBT & CBA. New.pptx
LM 02. CBT & CBA. New.pptxYukezainers
127 visualizações48 slides
Proses Pelatihan Berbasis Kompetensi por
Proses Pelatihan Berbasis KompetensiProses Pelatihan Berbasis Kompetensi
Proses Pelatihan Berbasis KompetensiBowo Witoyo
6.4K visualizações15 slides
Pelatihan dokumentasi iso por
Pelatihan dokumentasi isoPelatihan dokumentasi iso
Pelatihan dokumentasi isoDevi Triyadi
6.7K visualizações29 slides

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)" por
(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)"(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)"
(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)"Kanaidi ken
46 visualizações19 slides
Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program" por
Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program"Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program"
Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program"Kanaidi ken
285 visualizações8 slides
FORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdf por
FORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdfFORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdf
FORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdfhernuwaluyo
355 visualizações1 slide
Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067 por
Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067
Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067National Standardization Agency of Indonesia
1.8K visualizações66 slides
Buku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdf por
Buku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdfBuku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdf
Buku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdfMahbubMuttahid2
359 visualizações43 slides
QMS ISO 9001-2008 Awareness por
QMS ISO 9001-2008 AwarenessQMS ISO 9001-2008 Awareness
QMS ISO 9001-2008 AwarenessToyo Gustaman
10K visualizações80 slides

Mais procurados(20)

(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)" por Kanaidi ken
(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)"(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)"
(2022) Silabus Pelatihan "Penyusunan Standard Operating Prosedures (SOP)"
Kanaidi ken46 visualizações
Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program" por Kanaidi ken
Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program"Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program"
Silabus Training "Merancang ON THE JOBS TRAINING (OJT) Program"
Kanaidi ken285 visualizações
FORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdf por hernuwaluyo
FORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdfFORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdf
FORM-01-Formulir Pemeriksaan Bahan Baku Pangan dan Kemasan.pdf
hernuwaluyo355 visualizações
Buku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdf por MahbubMuttahid2
Buku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdfBuku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdf
Buku Informasi - Membaca Gambar Teknik- C.28LOG09.002.2.pdf
MahbubMuttahid2359 visualizações
QMS ISO 9001-2008 Awareness por Toyo Gustaman
QMS ISO 9001-2008 AwarenessQMS ISO 9001-2008 Awareness
QMS ISO 9001-2008 Awareness
Toyo Gustaman10K visualizações
Penilaian kinerja guru por Drs. HM. Yunus
Penilaian kinerja guruPenilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guru
Drs. HM. Yunus7K visualizações
MANAGEMENT TRAINEE - PLANTATION INDUSTRY por Joko Susanto
MANAGEMENT TRAINEE - PLANTATION INDUSTRYMANAGEMENT TRAINEE - PLANTATION INDUSTRY
MANAGEMENT TRAINEE - PLANTATION INDUSTRY
Joko Susanto5.6K visualizações
GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF PPT 1.pptx por kecrongkop
GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF PPT 1.pptxGAMBAR TEKNIK OTOMOTIF PPT 1.pptx
GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF PPT 1.pptx
kecrongkop614 visualizações
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai por Winarto Winartoap
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai
Winarto Winartoap8.8K visualizações
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif por PMII
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan PartisipatifMateri 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
PMII1.2K visualizações
DASAR LAS FCAW por Irvana Dicky
DASAR LAS FCAWDASAR LAS FCAW
DASAR LAS FCAW
Irvana Dicky8.7K visualizações
Penyusunan kurikulum pelatihan por titiwerdhy
Penyusunan kurikulum pelatihanPenyusunan kurikulum pelatihan
Penyusunan kurikulum pelatihan
titiwerdhy4.1K visualizações
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji por Dadang Budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiajiSeri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Dadang Budiaji688 visualizações
Perencanaan diklat por asimasidabutar6989
Perencanaan  diklat Perencanaan  diklat
Perencanaan diklat
asimasidabutar69895.9K visualizações
Job+desc+&+job+spec por Madi Darmaadiguna
Job+desc+&+job+specJob+desc+&+job+spec
Job+desc+&+job+spec
Madi Darmaadiguna5.1K visualizações
1 Model Pemblj Teaching Factory.pptx por FitriNur70
1 Model Pemblj Teaching Factory.pptx1 Model Pemblj Teaching Factory.pptx
1 Model Pemblj Teaching Factory.pptx
FitriNur70326 visualizações
MEMULAI BEST PRACTICE por Ujang Lukman
MEMULAI BEST PRACTICEMEMULAI BEST PRACTICE
MEMULAI BEST PRACTICE
Ujang Lukman1.4K visualizações
IKM implementasi kurikulum merdeka.pptx por ssuser217d501
 IKM implementasi kurikulum merdeka.pptx IKM implementasi kurikulum merdeka.pptx
IKM implementasi kurikulum merdeka.pptx
ssuser217d501358 visualizações

Similar a Modul Askom rcc

Modul Askom .pdf por
Modul Askom .pdfModul Askom .pdf
Modul Askom .pdfsmekenzhalsp
125 visualizações150 slides
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf por
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdfssusera21c35
8 visualizações84 slides
01 modul-mma-2015 por
01 modul-mma-201501 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015Wahyu Haryadi
696 visualizações82 slides
SERTIFIKASI KOMPETENSI por
SERTIFIKASI KOMPETENSISERTIFIKASI KOMPETENSI
SERTIFIKASI KOMPETENSIMerin Nurlita Fitra Dwika
74 visualizações17 slides
Seminar sertifikasi lsp komputer por
Seminar sertifikasi   lsp komputerSeminar sertifikasi   lsp komputer
Seminar sertifikasi lsp komputerArif
1.4K visualizações44 slides
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik por
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestikMenghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestikdiniran
36.2K visualizações52 slides

Similar a Modul Askom rcc(20)

Modul Askom .pdf por smekenzhalsp
Modul Askom .pdfModul Askom .pdf
Modul Askom .pdf
smekenzhalsp125 visualizações
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf por ssusera21c35
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
ssusera21c358 visualizações
01 modul-mma-2015 por Wahyu Haryadi
01 modul-mma-201501 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
Wahyu Haryadi696 visualizações
Seminar sertifikasi lsp komputer por Arif
Seminar sertifikasi   lsp komputerSeminar sertifikasi   lsp komputer
Seminar sertifikasi lsp komputer
Arif 1.4K visualizações
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik por diniran
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestikMenghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
diniran36.2K visualizações
PPT EP kelompok 12 por almadaninabilah
PPT EP kelompok 12PPT EP kelompok 12
PPT EP kelompok 12
almadaninabilah135 visualizações
Create More Effective Training por Moch Kurniawan
Create More Effective TrainingCreate More Effective Training
Create More Effective Training
Moch Kurniawan1.9K visualizações
Bab i, ii, iii por andirmt71
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
andirmt71591 visualizações
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf por IRWANHERYK
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
IRWANHERYK10 visualizações
Kelompok 5 Pengembangan dan Pelatihan Karyawan por Muhammad Rafi Putra Mulia
Kelompok 5 Pengembangan dan Pelatihan KaryawanKelompok 5 Pengembangan dan Pelatihan Karyawan
Kelompok 5 Pengembangan dan Pelatihan Karyawan
Muhammad Rafi Putra Mulia1.8K visualizações
Company profile lsp intala por Putra Nasution
Company profile lsp intalaCompany profile lsp intala
Company profile lsp intala
Putra Nasution1.7K visualizações
1. MANFAAT UMUM PROGRAM SERTIFIKASI PROFESI - LEVEL 3.ppt por DukakisDewa
1. MANFAAT UMUM PROGRAM SERTIFIKASI PROFESI - LEVEL 3.ppt1. MANFAAT UMUM PROGRAM SERTIFIKASI PROFESI - LEVEL 3.ppt
1. MANFAAT UMUM PROGRAM SERTIFIKASI PROFESI - LEVEL 3.ppt
DukakisDewa7 visualizações
Skkni ritel koperasi 2011 por Helmon Chan
Skkni  ritel koperasi 2011Skkni  ritel koperasi 2011
Skkni ritel koperasi 2011
Helmon Chan415 visualizações
Standar kompetensi kerja nasional indonesia por Noersal Samad
Standar kompetensi kerja nasional indonesiaStandar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesia
Noersal Samad3.8K visualizações
Log.0001.002.01 bi por SukimanSukiman3
Log.0001.002.01 biLog.0001.002.01 bi
Log.0001.002.01 bi
SukimanSukiman3147 visualizações
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDM por Dadang Iskandar
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDMKuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Dadang Iskandar2.3K visualizações
Training & Development por Asti Aulia
Training & DevelopmentTraining & Development
Training & Development
Asti Aulia30 visualizações
Arah kebijakan pembinaan wi por Nazaruddin Margolang
Arah kebijakan pembinaan wiArah kebijakan pembinaan wi
Arah kebijakan pembinaan wi
Nazaruddin Margolang110 visualizações

Mais de UFDK

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak por
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakUFDK
145 visualizações4 slides
Atlas Vektor Penyakit por
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitUFDK
94 visualizações165 slides
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan por
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganUFDK
127 visualizações90 slides
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit por
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitUFDK
654 visualizações110 slides
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas por
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasUFDK
58 visualizações24 slides
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri por
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriUFDK
1.1K visualizações197 slides

Mais de UFDK(20)

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak por UFDK
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
UFDK145 visualizações
Atlas Vektor Penyakit por UFDK
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
UFDK94 visualizações
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan por UFDK
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
UFDK127 visualizações
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit por UFDK
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
UFDK654 visualizações
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas por UFDK
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
UFDK58 visualizações
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri por UFDK
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
UFDK1.1K visualizações
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor por UFDK
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
UFDK138 visualizações
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian por UFDK
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
UFDK107 visualizações
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular por UFDK
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
UFDK83 visualizações
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga por UFDK
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
UFDK133 visualizações
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum por UFDK
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
UFDK41 visualizações
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor por UFDK
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
UFDK63 visualizações
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum por UFDK
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
UFDK89 visualizações
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas por UFDK
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
UFDK79 visualizações
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air por UFDK
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
UFDK55 visualizações
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian por UFDK
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
UFDK68 visualizações
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya por UFDK
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
UFDK125 visualizações
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit por UFDK
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
UFDK72 visualizações
Teknik pengolahan dan penyajian data por UFDK
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
UFDK130 visualizações
Populasi por UFDK
PopulasiPopulasi
Populasi
UFDK45 visualizações

Último

PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx por
PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptxPPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx
PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptxWartoyoWartoyo3
11 visualizações36 slides
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptx por
ppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptxppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptx
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptxraraksm12
80 visualizações19 slides
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx por
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptxLEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptxDelviaAndrini1
45 visualizações19 slides
SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptx por
SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptxSEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptx
SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptxirpandialbantani1
11 visualizações12 slides
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf por
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfPermendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfIrawan Setyabudi
41 visualizações35 slides
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx por
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxSISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxDelviaAndrini1
48 visualizações32 slides

Último(20)

PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx por WartoyoWartoyo3
PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptxPPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx
PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx
WartoyoWartoyo311 visualizações
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptx por raraksm12
ppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptxppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptx
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptx
raraksm1280 visualizações
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx por DelviaAndrini1
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptxLEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx
DelviaAndrini145 visualizações
SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptx por irpandialbantani1
SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptxSEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptx
SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH.pptx
irpandialbantani111 visualizações
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf por Irawan Setyabudi
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfPermendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Irawan Setyabudi41 visualizações
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx por DelviaAndrini1
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxSISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
DelviaAndrini148 visualizações
MATERI LHO X AYU.pptx por DelviaAndrini1
MATERI LHO X AYU.pptxMATERI LHO X AYU.pptx
MATERI LHO X AYU.pptx
DelviaAndrini150 visualizações
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf por Irawan Setyabudi
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Irawan Setyabudi38 visualizações
Kel.10- PBA Presentation.pdf por IBNUFAIZMUBAROK
Kel.10- PBA Presentation.pdfKel.10- PBA Presentation.pdf
Kel.10- PBA Presentation.pdf
IBNUFAIZMUBAROK27 visualizações
review-jurnal-ilmiah.pdf por AdePutraTunggali
review-jurnal-ilmiah.pdfreview-jurnal-ilmiah.pdf
review-jurnal-ilmiah.pdf
AdePutraTunggali9 visualizações
MEDIA INTERAKTIF.pptx por JUMADAPUTRA
MEDIA INTERAKTIF.pptxMEDIA INTERAKTIF.pptx
MEDIA INTERAKTIF.pptx
JUMADAPUTRA7 visualizações
Latihan 6_ Aldy 085.pptx por justneptun
Latihan 6_ Aldy 085.pptxLatihan 6_ Aldy 085.pptx
Latihan 6_ Aldy 085.pptx
justneptun14 visualizações
1. Sang Surya por agreenlife5
1. Sang Surya1. Sang Surya
1. Sang Surya
agreenlife58 visualizações
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ... por Kanaidi ken
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...
Kanaidi ken28 visualizações
SK Satgas PPKS.pdf por Irawan Setyabudi
SK Satgas PPKS.pdfSK Satgas PPKS.pdf
SK Satgas PPKS.pdf
Irawan Setyabudi54 visualizações
Kepemimpinan Pramuka por Kafe Buku Pak Aw
Kepemimpinan Pramuka Kepemimpinan Pramuka
Kepemimpinan Pramuka
Kafe Buku Pak Aw14 visualizações
Bimtek Paralegal.pdf por Irawan Setyabudi
Bimtek Paralegal.pdfBimtek Paralegal.pdf
Bimtek Paralegal.pdf
Irawan Setyabudi38 visualizações
INOVASI DALAM KEWIRAUSAHAAN por TopanSeptiady
INOVASI DALAM KEWIRAUSAHAANINOVASI DALAM KEWIRAUSAHAAN
INOVASI DALAM KEWIRAUSAHAAN
TopanSeptiady7 visualizações
PPT PENKOM ALVIN.pptx por Alfin61471
PPT PENKOM ALVIN.pptxPPT PENKOM ALVIN.pptx
PPT PENKOM ALVIN.pptx
Alfin6147116 visualizações
1. Adab Terhadap Tetangga por agreenlife5
1. Adab Terhadap Tetangga1. Adab Terhadap Tetangga
1. Adab Terhadap Tetangga
agreenlife523 visualizações

Modul Askom rcc

  • 2. 2 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. MODUL PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Kode Modul: BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI Jl. MT. Haryono Kav. 52 Jakarta 12780 Telepon: (021) 7992685 Facsimile: (021) 7992321 Pengarah : Miftakul Azis Tim Penulis: Budiman Arief, Dewi Eka Arini, Endang Irwansyah, Inez Mutiara Tedjosoumirat Nurul Indah Susanti, Rachmad Sugianto, Senggono, Tetty D.S. Ariyanto, Wachjono,. Editor: Ir. Surono MPhil. © BNSP 2020 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Buku ini diproduksi oleh BNSP
  • 3. 3 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan-Nya sehingga dapat menyelesaikan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk okupasi Asesor Kompetensi. Modul disusun berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 tentang Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standadisasi, Pelatihan dan Sertifikasi; dan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 185 tahun 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 161 tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan dan Sertifikasi. Modul terdiri dari buku informasi dan buku kerja, sedangkan Media Pembelajaran berupa bahan presentasi Power Point dan instrumen evaluasi dibuat terpisah. Modul ini merupakan dokumen hidup yang masih terus akan dilakukan verifikasi untuk perbaikan berlanjut baik oleh ahli konten, ahli komunikasi, para master trainer, termasuk para peserta pelatihan dan akan dilakukan penyesuaian apabila standar kompetensi kerja yang menjadi acuan diterbitkan yang terbaru. Pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat menghasilkan peserta yang kompeten dan berdaya saing dibuktikan dengan sertifikat kompetensi, sehingga terwujud link and match sesuai persyaratan di Dunia Usaha dan Dunia Industri. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan modul ini, semoga menjadi amal ibadah dan semoga Tuhan YME memberikan petunjuk kepada kita dalam melakukan pengembangan sistem pelatihan dan asesmen / uji kompetensi asesor kompetensi Jakarta, 3 Juli 2020 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Ketua, Kunjung Masehat
  • 4. 4 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI 1. Pendahuluan 2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment) 3. Acuan Normatif 4. Istilah dan definisi 5. Skema Sertifikasi 6. Tujuan Instruksional Umum (TIU) B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN 1. Pendahuluan 2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel) 3. Elemen 1-4: (Sesuai dengan 4 elemen) dan aktivitas setiap elemen 4. Dimensi Kompetensi 5. Asesmen Mandiri Lampiran C. MELAKSANAKAN ASESMEN 1. Pendahuluan 2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel) 3. Elemen 1-6: (sesuai dengan 6 elemen) dan aktivitas setiap elemen 4. Dimensi Kompetensi 5. Asesmen Mandiri Lampiran D. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN 1. Pendahuluan 2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel) 3. Elemen 1-3: (sesuai dengan 3 elemen) dan aktivitas setiap elemen 4. Dimensi Kompetensi 5. Asesmen Mandiri Lampiran
  • 5. 5 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI 1. Pendahuluan • Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para pelatih, pendamping, fasilitator, mentor maupun para peserta baik dalam pelatihan formal maupun belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk mencapai kualifikasi Asesor Kompetensi. Jabatan kerja/okupasi Asesor Kompetensi atau Workplace Competency Assessor adalah orang yang mempunyai kompetensi (mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan), bersertifikat kompentesi, dan mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan asesmen/uji kompetensi dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional. • Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan okupasi Asesor Kompetensi dengan metode pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based training=CBT) dan asesmen berbasis kompetensi (Competency Based Assessment = CBA). CBT dan CBA ini merupakan sistem yang ditetapkan oleh Indonesia dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional. 2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment) • Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA=Competency Based Assessment) mencakupi pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauhmana seorang pekerja dapat mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika peserta sudah dapat mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat kerja, maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melalui RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) untuk mengikuti jenjang pelatihan berikutnya atau Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC (Recognition Current Competency) untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Terdapat tiga aspek esensial dalam filosofi CBA, yakni: Berbasis kriteria, asesmen berdasarkan bukti dengan hubungannya dengan standar industri atau serangkaian kriteria untuk menentukan kompetensi; Berbasis bukti, Suatu proses yang membandingkan bukti kompetensi dengan suatu standar; dan Partisipatori, kandidat terlibat dalam proses asesmen. • Terdapat 4 konsep umum dalam asesmen berbasis kompetensi, yakni: konsepsi Kompetensi, Skills for Employability, Pelatihan Berbasis Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi. 1) Konsepsi kompetensi adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan dengan partisipasi efektif, secara konsisten dari waktu ke waktu di lingkungan tempat kerja. Pengetahuan dan keterampilan dapat diidentifikasi bersamaan atau dipisah. Pengetahuan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan seseorang untuk diketahui dalam melakukan kinerja dalam pekerjaannya dengan cara yang benar dan efektif. Keterampilan mendeskripsikan aplikasi dari pengetahuan pada situasi dimana
  • 6. 6 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. pengetahuan dirubah menjadi hasil yang dibutuhkan di tempat kerja. Dan, Sikap dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan pengetahuan tertentu atau mengapa keterampilan dilakukan dengan cara tertentu. Konsepsi kompetensi ini kemudian disepakati dan dikembangkan menjadi standar kompetensi. Standar kompetensi mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas pada tingkat yang dipersyaratkan oleh standar. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), Standar Kompetensi Kerja Internasional, dan Standar Kompetensi Kerja Khusus. Standar Kompetensi Asesor Kompetensi ini akan dibahas pada setiap unit kompetensi. Dalam proses pengembangan standar, penerapan standar, pengembangan kurikulum serta asesmen diidentifikasi adanya interface dan kemampuan telusur antar keempatnya, sehingga akan memberikan kemudahan dalam penerapannya baik didunia kerja maupun dunia pendidikan, seperti digambarkan dibawah ini. Gambar 1. Diagram ketelusuran penerapan standar kompetensi pada pengembangan SOP Industri, penerapan dalam pengembangan kurikulum Pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi kompetensi. 2) Employability skills didefinisikan sebagai keterampilan yang dapat ditransfer (diterapkan pada beberapa kondisi) yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk membuatnya 'dapat dipekerjakan‟. Dalam beberapa area fungsi kadang disebut sebagai life skills atau generic skills. Employability skills ini diidentifikasi terdapat 8 keterampilan yakni:
  • 7. 7 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Gambar 2. Delapan aspek Employability Skills 3) Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT=Competency Based Training) adalah model pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja atau yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang dipersyaratkan tempat kerja. CBT berusaha mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memilikinya) untuk mencapai persyaratan standar kompetensi. Indonesia dan juga ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA training system untuk menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan industri, sehingga akan meningkatkan peluang peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan. Terdapat ciri-ciri PBK yang dapat menjadi acuan Lembaga Pelatihan Kerja, yakni tersedianya: Standar Kompetensi, Kerangka Kualifikasi, Strategi dan Materi Pembelajaran Mampu Telusur Dengan Standar Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi. EMPLOYABILITY SKILLS Komunikasi Team work Problem solving Inisiatif Manajemen diri Perencanaan dan pengorganis asian Mengikuti dan menggunakan teknologi Selalu belajar
  • 8. 8 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Gambar 3. Ciri-ciri pelatihan berbasis kompetensi (ASEC, 2013) 4) Asesmen Berbasis Kompetensi, disini kembali ditekankan dalam konsepsi CBA yang merupakan pengukuran kompetensi peserta pelatihan terhadap standar kompetensi kerja. Asesmen ini adalah proses mengumpulkan bukti untuk menganalisis kemajuan dan prestasi peserta didik/pelatihan. Link and match antara CBT dan CBA terletak pada:  Standar kompetensi yang digunakan seharusnya sama antar CBT dan CBA.  Asesmen mandiri, capaian pembelajaran pada CBT adalah melatih peserta sampai kompeten yang ditandai secara partisipatori peserta menyatakan saya kompeten yang direkam dalam asesmen mendiri, sedangkan pada CBA yang salah satunya adalah bersifat partisipatori, maka CBA diawali dengan peserta menyatakan kompeten. Maka asesmen mandiri inilah menjadi jaminan link and match antara CBT dan CBA. Gambar 4. Link and Match CBT dan CBA PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Standar Kompetensi Keterampilan pengetahuan dan skap yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan Kerangka Kualifikasi Sistem untuk pengakuan kompetensi Strategi dan Materi Pembelajaran Mampu Telusur Dengan Standar Kompetensi Bagaimana membantu orang untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan Asesmen Berbasis Kompetensi Proses menilai apakah orang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan Pelatihan Berbasis Kompetensi Asesmen Berbasis Kompetensi •StandarKompetensi •AsesmenMandiri StandarKompetensi AsesmenMandiri
  • 9. 9 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. 3. Acuan Normatif: 1) UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2) PP 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional. 3) PP 10 tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 4) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan Dan Sertifikasi. 5) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 185 tahun 2018 Perubahan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan dan Sertifikasi. 6) Surat Keputusan Ketua BNSP Nomor: KEP.0183.A/BNSP/III/2019 tentang penetapan skema sertifikasi asesor kompetensi. 4. Istilah dan definisi 4.1. Asesor kompetensi adalah Seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai asesmen kompetensi pada jenis dan kualifikasi tertentu. Jenjang asesor kompetensi adalah Calon asesor kompetensi, Asesor Kompetensi dan Asesor Kompetensi Kepala (Lead assessor). 4.2. Master asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi master asesor, kompeten bidang tertentu dan diberi tugas untuk melatih asesor kompetensi. 4.3. Lead asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi asesor kepala, kompeten bidang tertentu dan diberi tugas untuk memimpin pelaksanaan asesmen pada lembaga sertifikasi profesi. 4.4. Asesi / Peserta sertifikasi adalah Tenaga kerja (angkatan kerja) yang sudah memiliki latar belakang pendidikan dan/atau pelatihan dan/atau pengalaman kerja yang relevan dengan standar kompetensi kerja yang akan diases. 4.5. Sertifikasi kompetensi kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus. 4.6. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 10. 10 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. 4.7. Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara internasional. 4.8. Standar Kompetensi Kerja Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan. 4.9. Unit Kompetensi adalah kegiatan terkecil yang output atau hasilnya merupakan satu satuan yang terukur. 4.10. Elemen Kompetensi adalah uraian tentang langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi 4.11. KUK (Kriteria Unjuk Kerja) adalah tentang kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi 4.12. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat. 4.13. Proses sertifikasi adalah kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi, yang mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat maupun logo atau penanda (mark).s 4.14. Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang. 4.15. Skema Sertifikasi KKNI Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi yang bersumber dari standar kompetensi kerja serta persyaratan lain yang berkaitan dengan pengakuan kompetensi pada jenis pekerjaan dan/atau kompetensi pada jenjang kualifikasi KKNI. 4.16. Skema Sertifikasi Okupasi Nasional Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang berkaitan dengan pengakuan kompetensi pada okupasi nasional. 4.17. Skema Sertifikasi Klaster Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang berkaitan dengan pengakuan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari industri/pengguna.
  • 11. 11 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. 4.18. Persyaratan Sertifikasi adalah kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara sertifikasi. 4.19. Sertifikat adalah dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi. 4.20. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 4.21. Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) 4.22. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan. 4.23. Asesmen / Uji Kompetensi adalah proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi. 5. Skema Sertifikasi Asesor Kompetensi Skema Sertifikasi Okupasi Asesor Kompetensi, merupakan skema sertifikasi berdasarkan suatu jabatan kerja asesor kompetensi pada sistem nasional sertifikasi profesi yang ditetapkan secara nasional dan mampu telusur okupasi internasional untuk memastikan skema ini juga portable. Karena skema ini berlaku secara nasional dan portable antar negara, skema Sertifikasi Okupasi Asesor Kompetensi ditetapkan oleh Komite Skema yang dibentuk oleh otoritas kompeten sesuai bidangnya yakni Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Skema ini terdiri atas unit-unit kompetensi, sebagai berikut: No: Kode Unit: Nama Unit SKKNI Yang Diacu 1. P.85ASM00.001.2 Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen KEPMENAKER NO. 185/2018 2. P.85ASM00.003.2 Melaksanakan Asesmen 3. P.854900.047.01 Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asesmen KEPMENAKER NO. 161/2015 Dengan adanya skema sertifikasi okupasi Asesor Kompetensi ini, maka program dan kurikulum pelatihan Asesor Kompetensi dikembangkan berdasarkan skema sertifikasi ini yang dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini.
  • 12. 12 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Gambar 5. Program Pelatihan Asesor Kompetensi berdasarkan Skema Sertifikasi Okupasi Asesor Kompetensi. 6. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Tujuan Instruksional Umum (TIU) dari pelatihan ini adalah peserta mampu: merencanakan aktivitas dan proses asesmen, melaksanakan asesmen; dan memberikan kontribusi dalam validasi asesmen, sesuai dengan persyaratan tempat kerja dalam lima dimensi kompetensi (task skills, task management skills, contingency management skills, jobs/roles environment skills, dan transfer skills) sebanyak dua Unit Kompetensi sesuai bidangnya. Sedangkan indikator kompetensi dari setiap peserta pelatihan ini adalah hasil kerja praktek dari ketiga unit kompetensi Asesor Kompetensi dalam rekaman buku kerja dan mengomunikasikan tersebut kepada calon klien (sesuai tujuan sertifikasi) dan pemangku kepentingan. •Asesmen berbasis kompetensi •Standar Kompetensi •Sistem Nasional Sertifikasi Profesi, dan •Harmonisasi Sistem Profesi Internasional PEMAHAMAN DAN INTERNALISASI TENTANG ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI •Menentukan Pendekatan Asesmen •Mempersiapkan rencana Asesmen •Mengidentifikasi peersyaratan modifikasi dan kontektualisasi •Megorganisasikan asesmen MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASSMEN •Menetapkan dan memelihara lingkungan asesmen •Mengumpulkan bukti yang berkualitas •Mendukung asesi •Membuat keputusan asesmen •Merekam dan melaporkan keputusan asesmen •Meninjau proses asesmen MELAKSANAKAN ASESMEN •Menyiapkan validasi •Memberikan kontribusi dalam proses validasi •Memberikan kontribusi dalam hasil validasi MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI • • SkemaSertifikasi/Standar sertifikasi, • Standar kompetensi, • SistemNasional Sertifikasi Profesi, dan • Harmonisasi Sistem Sertifikasi Profesi Internasional PEMAHAMAN DAN INTERNALISASI TENTANG ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI • Menentukan Pendekatan Asesmen • Mempersiapkan rencana asesmen • Mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualiasi • Mengembangkan Materi Uji Kompetensi/Asesmen MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN • Menetapkan dan memelihara lingkungan asesmen • Mengumpulkan bukti yang berkualitas • Mendukung asesi • Membuat keputusan asesmen • Merekam dan melaporkan keputusan asesmen • meninjau proses asesmen MELAKSANAKAN ASESMEN • Menyiapkan validasi • Memberi kontribusi dalam proses validasi • Memberikan kontribusi dalam hasil validasi MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN Untuk menjadi asesor kompetensi, calon asesor harus mempunyai kualifikasi/Pendidikan/pelatihan area fungsi/bidang teknis yang menjadi ruang lingkup asesmen dan selanjutnya mengikuti pelatihan asesor kompetensi dengan lingkup:
  • 13. 13 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. MODUL PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI MerencanakanAktivitasdanProsesAsesmen Kode Modul: P.85ASM00.001.2
  • 14. 14 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN Pendahuluan Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam merencanakan aktivitas dan proses asesmen, termasuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), di dalam sistem asesmen berbasis kompetensi. Unit ini dapat digunakan dalam perencanaan aktivitas dan proses asesmen pada lembaga sertifikasi profesi, lembaga pelatihan, dan lembaga pendidikan. Skils for employability (kompetensi untuk bekerja) dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja. Tujuan Instruksional Khusus Berdasarkan standar kompetensi kerja tujuan khusus unit ini adalah peserta mampu: 1. Menentukan pendekatan asesemen 2. Mempersiapkan rencana asesmen 3. Identifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi 4. Mengorganisasikan asesmen Tujuan tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini: Pengetahuan esensial Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi pengetahuan penting atau esensial yang harus disampaikan dalam pelatihan ini. Pengetahuan esensial yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat menunjukkan pengetahuan esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen dan kriteria kinerja unit ini, pengetahuan esensial tersebut adalah kemampuan peserta membuat merencanakan aktivitas dan proses asesmen. Gambar 1 Tujuan Instruksional Khusus • MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN • MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN • IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN KONTEKTUALISASI • MENGORGANISASIKAN ASESMEN
  • 15. 15 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Keterampilan Esensial: Sangat penting bahwa pesera menunjukkan kemampuan untuk merencanakan aktivitas dan proses asesmen. Selain ini, peserta harus dapat secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen dan kriteria kinerja unit ini, mengelola tugas dan mengelola kontinjensi dalam konteks peran kerja yang diidentifikasi, yang dapat mencakupi:  Mendemonstrasikan penerapan keterampilan dalam: - Merencanakan dan mengatur proses pada minimal dua dari lima kesempatan terpisah. - Mengikuti pengaturan organisasi - Meneliti dan mengevaluasi - Merencanakan dalam rangka memformulasikan rencana asesmen - Mengorgansasikan dalam pengorganisasian kebutuhan sumber daya.  Keterampilan literasi  Keterampilan komunikasi  Kepekaan untuk mengakses dan memperhatikan berbagai keragaman asesi  Kapasitas untuk mempromosikan dan menerapkan kebersamaan, keadilan, keabsahan, keandalan dan keluwesan dalam merencanakan suatu proses asesmen. Sikap Sikap kerja yang diperlukan pada unit kompetensi ini adalah sikap dapat menjaga rahasia, berwawasan luas, diplomatis, beradaptasi baik dengan lingkungan dan perubahan, fokus mencapai sasaran merencanakan aktivitas dan proses asesmen yang akan disusun. Aspek Kritis Pengembangan suatu rencana asesmen yang akan digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam pelaksanaan asesmen berbasis kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi tolok ukur asesmen dan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan dilaksanakan serta pengorganisasian orang, bahan dan sumber daya fisik yang diperlukan dalam pelakasanaan asesmen.
  • 16. 16 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. MERENCANAKAN AKTIFITAS DAN PROSES ASESMEN Elemen KUK Batasan Variabel 1. Menentukan pendekatan asesmen 1.1 Kandidat, tujuan dan konteks asesmen diidentifikasi dan dikonfirmasikan dengan orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika. 1. Konteks variabel 1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dimana unit kompetensi dapat dilaksanakan, adalah adanya akses sumber informasi tentang pendekatan asesmen yang mencakupi target asesi, jalur asesmen, konteks asesmen, dan acuan pembanding. 1.2 Kandidat, dapat mencakupi : 1.2.1 Hasil pelatihan dan / atau pendidikan: 1.2.2 Pekerja berpengalaman 1.2.3 Pelatihan / belajar mandiri 1.3 Tujuan asesmen dapat mencakupi 1.3.1 Sertifikasi Kompetensi 1.3.2 Pengakuan Kompetensi Terkini (PKT) yang sudah dimiliki asesi. 1.3.3 Rekognisi Pembelajaran Lampau 1.3.4 Hasil pelatihan / proses pembelajaran. 1.3.5 Penetapan kemajuan dalam rangka pencapaian kualifikasi. 1.3.6 Pengukuran kinerja. 1.3.7 Pengklasifikasian karyawan/pemberian dukungan pengembangan karir. 1.3.8 Rekrutmen berbasis kompetensi. 1.3.9 Pemberian lisensi, registrasi, penugasan atau persyaratan regulator. 1.4 Konteks Asesmen, dapat mencakupi 1.4.1 Dengan lingkungan tempat kerja (tempat kerja riil atau simulasi). 1.4.2 Dengan Peluang untuk mengumpulkan bukti dalam berbagai situasi (tersedia atau terbatas). 1.2 Standar industri atau tempat kerja yang berlaku diidentifikasi dan diakses untuk asesmn, dan persyaratan asesmen spesifik apapun. 2. Mempersiapkan rencana asesmen 2.1 Unit kompetensi dan persyaratan asesmen dianalisis untuk mengidentifikasi bukti dan jenis bukti yang diperlukan untuk menunjukkan kompetensi, sesuai dengan aturan bukti 2.2 Metode dan instrumen asesmen dipilih untuk mendukung pengumpulan bukti yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan konteks di mana asesmen akan berlangsung 2.3 Rencana asesmen dikembangkan dan persetujuan didapatkan dari para pemangku kepentingan terkait 3. Identifikasi persyaratan modifikasi dan 3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan
  • 17. 17 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Kontekstualisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi. 1.4.3 Dalam hubungan antar standar kompetensi dengan bukti untuk mendukung assmen, aktivitas pekerjaan kandididat ditempat kerja, dan aktivitas belajar. 1.4.4 Dalam hubungannya dengan siapa yang melakukan asesmen (lembaga sertifikasi, lembaga pelatihan, asesor dari dunia usaha (enterprise assessor). 1.5 Orang yang relevan, harus mencakupi 1.5.1 Manajer sertifikasi. 1.5.2 Lembaga pelatihan kerja 1.5.3 Manajer pelatihan 1.5.4 Lainnya. 1.6 Standar industri atau tempat kerja, dapat mencakupi 1.6.1 Standar kompetensi: 1.6.2 Kriteria asesmen kurikulum saja: 1.6.3 Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri: 1.6.4 Spesifikasi Produk: 1.6.5 Pedoman khusus 1.6.6 Pelanggan, perusahaan atau organisasi 1.7 Bukti dapat mencakupi: 1.7.1 Demonstrasi, produk, portofolio, dan penghafalan yang diidentifikasi berdasarkan kriteria kinerja dan pendekatan asesmen. 1.8 Jenis Bukti, dapat mencakupi 1.81 Langsung, contohnya 1.8.1.1 Observasi aktivitas kerja, baik pada keadaan sebenarnya ataupun dalam kondisi disimulasikan. 1.81.2 Contoh hasil kerja. 1.8.2 Tidak langsung, contohnya laporan pihak ketiga yang kredible, portfolio. 1.8.3 Tambahan, contohnya 3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihanatau pengembang kursus yangrelevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisai yang diidentifikasi 3.3 Alat asesmen yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatatat untuk mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi 4. Mengorganisasi kan asesmen 4.1 Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia untuk kesesuaian penggunaan dianalisisi, dan modifikasi yang diperlukan diidentifikasi. 4.2 Instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja / kandidat yang diperlukan dikembangkan. 4.3 Instrumen asesmen terhadap persyaratan unit atau kursus dipetakan. 4.4 Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan asesor mengenai penggunaan instrumen asesmen 4.5 Draf instrumen asesmen memenuhi standar yang disyaratkan dan kebutuhan tempat kerja / kandidat tertentu
  • 18. 18 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. serta catat hasil pemeriksaan diperiksa, dicatat dan dikonfirmasi pertanyaan dan jawaban jawab, rekaman kerja, rekaman pelatihan, portofolio. 1.8.4 Kombinasi hal-hal di atas 1.9 Aturan bukti, mencakupi: 1.9.1 Valid/Sah: • Berkaitan dengan unit kompetensi yang tepat. • Mencerminkan kelima dimensi kompetensi. • Memberikan bukti keterampilan kerja. •Apakah sesuai dengan keberpihakan NQF / KKNI yang sedang dinilai. 1.9.2 Asli : apakah karya siswa / asesi sendiri (dan prosedur telah dikembangkan untuk memastikan ini). 1.9.3 Terkini/Andal : menunjukkan bahwa kandidat secara konsisten memenuhi unit kompetensi yang didukung 1.9.4 Memadai/ Cukup: • Memberikan bukti yang cukup untuk membuat asesmen tentang kompetensi individu dalam kaitannya dengan kelima dimensi kompetensi. • Memenuhi semua persyaratan bukti untuk unit kompetensi. 1.10 Metode asesmen, dapat mencakupi: 1.10.1 Observasi langsung (kerja nyata / aktivitas waktu nyata di tempat kerja ,kerja dalam lingkungan tempat kerja yang disimulasikan) 1.10.2 Kegiatan terstruktur (latihan simulasi dan permainan peran, proyek, presentasi, lembar kegiatan) 1.10.3 Tanya jawab (pertanyaan tertulis, wawancara, asesmen
  • 19. 19 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. diri, tanya jawab lisan, angket, ujian lisan atau tertulis) 1.10.4 Verifikasi Portofolio (contoh pekerjaan yang disusun oleh kandidat, produk dengan dokumentasi pendukung, bukti sejarah, jurnal atau buku catatan, informasi tentang pengalaman hidup) 1.10.5 Ulasan produk (testimonial dan laporan dari atasan dan atasan, bukti pelatihan, pencapaian sebelumnya yang diautentikasi, wawancara dengan atasan, atasan, atau rekan kerja) 1.10.6 Lainnya. 1.11 Instrumen asesmen, dapat mencakupi: 1.11.1 Lembar periksa Observasi langsung 1.11.2 Lembar asesmen Kegiatan terstruktur 1.11.3 Daftar pertanyaan 1.11.4 Lembar periksa Verifikasi Portofolio 1.11.5 Lembar periksa Ulasan produk 1.11.6 Lainnya 1.12 Prinsip-prinsip asesmen harus mencakupi 1.13.1 Validitas. 1.13.2 Reliabilitas. 1.13.3 Flexibilitas. 1.13.4 Fairness/keadilan. 1.13 Skills for employability, mencakupi ketrampilan: 1.13.1 Komunikasi (communication skills). 1.13.2 Bekerja dalam kelompok (team works skills). 1.13.3 Mengatasi masalah (problem solving skills).
  • 20. 20 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. 1.13.4 Berinisiasi dan kewirusahaan (initiative and enterprise skills). 1.13.5 Perencanaan dan pengorganisasian (planning and organizing skills). 1.13.6 Manajemen diri (self- management skills). 1.13.7 Belajar (learning skills). 1.13.8 Teknologi (technology skills). 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan. 2.1.1 Peralatan untuk akses informasi dan untuk mengembangkan dokumen perencanaan dan pengorganisasian. 2.2 Perlengkapan. 2.2.1 Peralatan komputer dan program teknologi informasi dan komunikasi. 3. Peraturan yang diperlukan 3.1 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional 3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional.
  • 21. 21 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. ELEMEN 1: MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN 1.1. Kandidat, tujuan dan konteks asesmen diidentifikasi dan dikonfirmasikan dengan orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika 1.2. Standar industri atau tempat kerja yang berlaku diidentifikasi dan diakses untuk asesmen, dan persyaratan asesmen spesifik apa pun Gambar 2 Langkah-langkah Menentukan Pendekatan Asesmen 1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN Asesmen adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan bahwa kompetensi telah tercapai. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang kompetensinya telah tercapai dapat melakukan sesuai dengan standar yang diharapkan di tempat kerja sesuai dengan yang dinyatakan dalam standar kompetensi yang disahkan secara nasional atau pada standar kompetensi yang dikembangkan industri, organisasi, komunitas atau kelompok profesional terkait. Pendekatan Asesmen adalah dasar dalam konteks mendukung merencanakan aktivitas dan proses asesmen.  Kandidat/ Asesi adalah seseorang yang akan mengikuti proses asesmen, bisa berasal dari : hasil pelatihan dan / atau pendidikan pekerja berpengalaman pelatihan / belajar sendiri  Tujuan Asesmen, dalam hal ini mencakupi : Sertifikasi kompetensi Pengakuan Kompetensi Terkini (PKT) yang sudah dimiliki asesi. Rekognisi Pembelajaran Lampau Hasil pelatihan/proses pembelajaran. Penetapan kemajuan dalam rangka pencapaian kualifikasi. Pengukuran kinerja. Pengklasifikasian karyawan/pemberian dukungan pengembangan karir. Rekrutmen berbasis kompetensi. Pemberian lisensi, registrasi, penugasan atau persyaratan regulator.  Konteks Asesmen Dengan lingkungan tempat kerja (tempat kerja riil atau simulasi). Dengan Peluang untuk mengumpulkan bukti dalam berbagai situasi (tersedia atau terbatas).
  • 22. 22 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Dalam hubungan antar standar kompetensi dengan bukti untuk mendukung assmen, aktivitas pekerjaan kandididat ditempat kerja, dan aktivitas belajar. Dalam hubungannya dengan siapa yang melakukan asesmen (lembaga sertifikasi, lembaga pelatihan, asesor dari dunia usaha (enterprise assessor). Tujuan asesmen dan konteks asesmen sangat berhubungan, dimana konteks asesmen adalah kondisi asesmen yang akan dilakukan dan jika asesmen akan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda dan sejumlah lokasi maka setiap lokasi harus dirinci sehubungan dengan komponen asesmen yang akan dilakukan  Pihak yang relevan Manajer sertifikasi Lembaga pelatihan kerja Manajer pelatihan Lainnya.  Standar industri atau tempat kerja, dapat mencakupi Standar kompetensi: Kriteria asesmen kurikulum saja: Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri: Spesifikasi Produk: Kandidat / Asesi Tujuan Asesmen Konteks Asesmen Pendekatan Asesmen Gambar 3 Pendekatan Asesmen
  • 23. 23 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Pedoman khusus Pelanggan, perusahaan atau organisasi Latihan 1: Lakukan identifikasi dan konfirmasi kandidat (asesi), tujuan dan konteks asesmen dengan orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika. Pilih salah satu kandidat/ asesi: 1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur terhadap standar kompetensi. 2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi. 3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi. 4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya belum berbasis kompetensi. 5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
  • 24. 24 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.MAPA.01-MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : 1. Menentukan Pendekatan Asesmen 1.1. Asesi Hasil pelatihan dan / atau pendidikan: Pekerja berpengalaman Pelatihan / belajar mandiri Tujuan Asesmen Sertifikasi Sertifikasi Ulang Pengakuan kompetensi terkini (PKT) Rekognisi Pembelajaran Lampau Lainnya Konteks Asesmen: Lingkungan Tempat kerja nyata Tempat kerja simulasi Peluang untuk mengumpulkan bukti dalam sejumlah situasi Tersedia Terbatas Hubungan antara standar kompetensi dan: Bukti untuk mendukung asesmen / RPL:    Aktivitas kerja di tempat kerja Asesi:    Kegiatan Pembelajaran:    Siapa yang melakukan asesmen / RPL Lembaga Sertifikasi Organisasi Pelatihan Asesor Perusahaan Konfirmasi dengan orang yang relevan Manajer sertifikasi LSP Master Asesor / Master Trainer / Asesor Utama Kompetensi Manajer Pelatihan Lembaga Training terakreditasi / Lembaga Training terdaftar Lainnya: 1.2 Tolok Ukur Asesmen Standar Kompetensi: Kriteria asesmen dari kurikulum pelatihan Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri: Spesifikasi Produk: Pedoman khusus:
  • 25. 25 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. 2.1. Unit kompetensi dan persyaratan asesmen dianalisis untuk mengidentifikasi bukti dan jenis bukti yang diperlukan untuk menunjukkan kompetensi, sesuai dengan aturan bukti 2.2. Metode dan instrumen asesmen dipilih untuk mendukung pengumpulan bukti yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan konteks di mana asesmen akan berlangsung 2.3. Rencana asesmen dikembangkan dan persetujuan didapatkan dari para pemangku kepentingan terkait. ELEMEN 2: MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN Gambar 4 Tahapan Mempersiapkan Rencana Asesmen 2. ELEMEN/LANGKAH 2 : MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN Pada langkah ke dua ini adalah mempersiapkan rencana asesmen, ada tiga aktivitas yang harus dilakukan agar dalam mempersiapkan rencana asesmen dapat silakukan secara efektif dan efisien. Bukti adalah sesuatu yang mendukung asesi terhadap kompetensi yang diajukan asesi. Bukti- bukti dapat mencakup demonstrasi, produk, portofolio, dan penghafalan yang diidentifikasi berdasarkan kriteria kinerja dan pendekatan asesmen. Bukti dikumpulkan melalui berbagai aktivitas untuk mengkonfirmasikan kompetensi, seperti:
  • 26. 26 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Gambar 5 Bukti-bukti - Adaptasi dari Training in Australia Proses: - Prosedur yang tepat diikuti - Pekerjaan dilaksanakan dengan aman - Pelanggan puas terhadap layanan yang diberikan. - Keterampilan komunikasi diaplikasikan dan dipelihara Produk: - Suatu produk sesuai dengan spesifikasi - Suatu produk yang diselesaikan dalam kerangka waktu yang ditetapkan - Suatu penjualan yang dilakukan Pengetahuan: - Prosedur bekerja - Persyaratan Hukum - Persyaratan Keselamatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja - Prosedur Penelitian Produk Pengetahuan yang diperlukan Proses
  • 27. 27 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Pada saat pengumpulan bukti yang relevan, terdapat aturan pengumpulan bukti yang harus dipatuhi yaitu : Aturan Bukti Panduan proses pengumpulan Valid Bukti yang dikumpulkan memenuhi persyaratan dari unit kompetensi atau standar yang spesifik. Bukti harus sesuai dengan persyaratan dari unit kompetensi yang diases. Jika unit kompetensi memerlukan keterampilan yang akan didemonstrasikan – Bukti keterampilan dapat diobservasi atau dikumpulkan melalui cara lain oleh asesor sesuai dengan pedoman penilaian pada standar kompetensi tersebut. Autentik/Asli Bukti yang dikumpulkan adalah hasil pekerjaan asesi itu sendiri. (Jika asesor belum yakin, maka bukti tambahan diperlukan). Bukti harus dengan jelas menunjukkan kompetensi asesi bukan bukti yang dikerjakan orang lain. Hal ini memiliki implikasi bahwa untuk RPL atau PKT proses yang dikerjakan pada saat lampau harus diverifikasi oleh pihak otoritas yang telah ditentukan. Terkini Bukti harus berhubungan dengan keterbaruan dan apakah bukti tersebut berhubungan dengan kompetensi asesi terkini. Bukti harus dikumpulkan dalam kerangka waktu yang ditentukan. Harus didemonstrasikan oleh asesi pada tingkatan keterampilan dan pengetahuan, bukti yang lebih lama masih mungkin diperbolehkan sepanjang asesi dapat menunjukkan bukti pendukung yang menyatakan bahwa keterampilan dan pengetahuan tersebut masih diaplikasikan di tempat kerja. Untuk memastikannya, pertimbangan profesional diperlukan dari asesor. Memadai Berhubungan dengan banyaknya bukti yang dikumpulkan, memenuhi seluruh aspek dari unit kompetensi, dimensi kompetensi dan employability skills. Pertimbangkan aspek kritis pada unit kompetensi, termasuk keterampilan atau pengetahuan yang didemonstrasikan dari waktu ke waktu dengan konteks yang berbeda. Ada tiga jenis bukti yaitu: Bukti Langsung (L) Bukti Langsung adalah bukti yang dikumpulkan oleh asesor melalui pengamatan. Disebut langsung karena asesor secara langsung mengamati dan merekam bukti- buktinya. Bukti langsung merupakan bukti yang paling terbaik dan terpercaya dari suatu bukti, tetapi tidak selalu sesuai atau memungkinkan untuk suatu proses asesmen. Sebagai contoh untuk RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) atau PKT (Pengakuan Kompetensi Terkini), bukti langsung harus diikuti suatu verifikasi terhadap pekerjaan atau tugas yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut memang dilakukan secara konsisten.
  • 28. 28 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Bukti Tidak Langsung (TL) Bukti tidak langsung adalah bukti yang dikumpulkan yang tidak secara langsung diamati oleh asesor. Hal ini termasuk Laporan pihak ketiga, video dan bukti audio, hasil proyek, contoh produk dan bukti portofolio. Bagi asesi RPL atau RCC, bukti tidak langsung adalah informasi tentang asesi terhadap bukti yang dikumpulkan asesi untuk mendapatkan pengakuan. Bukti-bukti yang dikumpulkan harus relevan bagi suatu unit (unit-unit) kompetensi yang mereka ajukan. Suatu surat referensi dari pihak pemberi kerja yang menyatakan bahwa asesi telah dapat mengerjakan seluruh tugas terkait merupakan bukti yang belum memadai. Perangkat asesmen yang berkualitas mempersyaratkan bahwa setiap unit kompetensi didukung oleh contoh dimana dan kapan tugas-tugas tersebut diselesaikan. Bukti Tambahan (T) Bukti Tambahan adalah bukti yang digunakan untuk memastikan kecukupan bukti-bukti yang diajukan baik secara pengetahuan atau verifikasi bukti tersebut. Bukti ini dapat dilakukan melalui pertanyaan lisan atau tertulis atau wawancara yang secara akurat merefleksikan kinerja asesi. Contoh Jenis Bukti: Jenis Bukti Contoh Langsung  Observasi aktivitas kerja, baik pada keadaan sebenarnya ataupun dalam kondisi disimulasikan.  Contoh hasil kerja. Tidak Langsung  Laporan pihak ketiga yang kredibel, portofolio. Tambahan  Pertanyaan Lisan  Pertanyaan Tertulis  Pertanyaan Wawancara Contoh: Jika Anda akan mengumpulkan bukti dari seorang asesi agar mampu melakukan elemen pertama pada unit kompetensi Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja, Anda perlu mengkaji hasil yang diminta pada elemen kompetensi no. 1.
  • 29. 29 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Metode Asesmen Contoh Observasi langsung Kerja nyata / aktivitas waktu nyata di tempat kerja,aktivitas kerja dalam lingkungan tempat kerja yang disimulasikan Kegiatan terstruktur Latihan simulasi dan permainan peran,proyek,presentasi, lembar kegiatan Tanya jawab Pertanyaan tertulis,wawancara,asesmen diri,tanya jawab lisan, angket, ujian lisan atau tertulis Verifikasi Portofolio Contoh pekerjaan yang disusun oleh kandidat,produk dengan dokumentasi pendukung,bukti sejarah,jurnal atau buku catatan,informasi tentang pengalaman hidup. Ulasan produk Testimonial dan laporan dari atasan dan atasan,bukti pelatihan, pencapaian sebelumnya yang diautentikasi,wawancara dengan atasan,atasan,atau rekan kerja. Gambar 6 Contoh Unit Kompetensi Elemen kompetensi pada judul di atas memberikan indikasi yang jelas yaitu mempersiapkan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja. Secara cepat dapat ditangkap pada kriteria unjuk kerja bagaimana tugas-tugas ini dilaksanakan di tempat kerja nyata; misalnya mengelompokan faktor bahaya, mempersiapkan formulir pengukuran dan mempersiapkan sarana pengukuran. Apabila asesi asesmen adalah seseorang dari proses pelatihan atau pendidikan, maka bukti bahwa asesit mempersiapkan suatu proses diperlukan. Ada banyak sumber bukti potensial dan banyak metode dan teknik untuk mengumpulkan bukti, seperti contoh di bawah ini :
  • 30. 30 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Berdasarkan dari beragamnya metode dan teknik dalam pengumpulan bukti, agar bukti yang dikumpulkan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh unit (unit-unit) kompetensi maka diperlukan instrumen asesmen. Instrumen asesmen adalah kegiatan atau pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk mengases kompetensi bagi individu atau kelompok., yang mencakupi :  Lembar periksa observasi langsung  Lembar asesmen kegiatan terstruktur  Daftar pertanyaan  Lembar periksa verifikasi portofolio  Lembar periksa ulasan produk  Dan lain nya
  • 31. 31 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Latihan 2: Isilah formulir dibawah ini, sebagai lanjutan dari bagian 1 dengan menggunakan unit kompetensi yang Anda pilih. 2. Mempersiapkan Rencana Asesmen Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Kriteria Unjuk Kerja Bukti-Bukti (Kinerja, Produk, Portofolio, dan / atau Hafalan) diidentifikasi berdasarkan Kriteria Unjuk Kerja dan Pendekatan Asesmen. Jenis Bukti Metode dan Perangkat Asesmen CL (Daftar Periksa), DIT (Daftar Instruksi Terstruktur), DPL (Daftar Pertanyaan Lisan), DPT (Daftar Pertanyaan Tertulis), VP (Verifikasi Portofolio), CUP (Ceklis Ulasan Produk), PW (Pertanyaan Wawancara) L TL T Obsevasilangsung (kerjanyata/aktivitaswaktunyataditempatkerjadi kingkungantempatkerjayangdisimulasikan) KegiatanStruktur (latihansimulasidanbermainperan,proyek,presentasi, lembarkegiatan) TanyaJawab (pertanyaantertulis,wawancara,asesmendiri,tanya jawablisan,angket,ujianlisanatautertulis) VerifikasiPortfolio (sampelpekerjaaanyangdisusunolehAsesi,produk dengandokumentasipendukung,buktisejarah,jurnal ataubukucatatan,informasitentangpengalamanhidup) Reviewproduk (testimonidanlaporandariatasan,buktipelatihan, otentikasipencapaiansebelumnya,wawancaradengan atasan, ataurekankerja) Lainnya:…………… Elemen: 1. 1.1. 1.2. 1.3. Elemen: 2. 2.1. 2.2. 2.3.
  • 32. 32 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. 3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi 3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi ELEMEN 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN KONTEKSTUALISASI 3.3 Alat asesmen yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatatat untuk mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikas 3.4 Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap perubahan yang diperlukan untuk alat asesmen dicatat. 3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi 3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi Gambar 7 Tahapan Identifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi ELEMEN/LANGKAH 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN KONTEKSTUALISASI Pada langkah ketiga ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi sesuai dengan situasi yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni  Informasi dari asesi dan, jika relevan, tempat kerja asesi digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi.  Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.  Perangkat yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatat untuk mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.  Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap perubahan yang diperlukan untuk perangkat asesmen dicatat. Sangat penting untuk diperhatikan bagi peserta pelatihan pada saat memilih atau mengembangkan instrumen asesmen bahwa kontekstualisasi unit kompetensi adalah :  tidak boleh menghapus atau menambah jumlah dan konten elemen dan kriteria kinerja  dapat menambahkan terminologi industri tertentu ke kriteria kinerja di mana ini tidak mendistorsi atau mempersempit hasil kompetensi
  • 33. 33 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.  dapat membuat amandemen dan penambahan pada pernyataan jangkauan selama perubahan tersebut tidak mengurangi luasnya penerapan kompetensi dan mengurangi portabilitasnya, dan / atau  dapat menambahkan detail pada panduan bukti di bidang-bidang seperti aspek kritis bukti atau sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan di mana hal ini memperluas luasnya kompetensi tetapi tidak membatasi penggunaannya. Pada standar kompetensi terdapat pedoman kontekstualisasi yang sebagai pedoman bagi asesor untuk mengembangkan instrumen asesmen. Biasanya pada standar kompetensi tersebut memungkinkan untuk mengganti terminologi umum dan deskripsi umum dari suatu peralatan atau proses dan prosedur dengan contoh yang spesifik dari kriteria unjuk kerja dan termasuk dari contoh-contoh batasan variabel dari unit kompetensi. Kualitas instrumen asesmen mempersyaratkan penggunaan kontekstualisasi untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik dari latar belakang asesi dan karakteristik industri atau tempat kerja. Pertimbangan kebutuhan yang spesifik dari asesi anda, diantaranya adalah:  Tingkat pengalaman kerja  Tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya  Tingkat kemampuan berbahasa, baca tulis dan hitung  Ketidakmampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen  Ketidakmampuan intelektual yang berdampak terhadap asesmen  Kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen  Perbedaan pada kemajuan belajar  Kepercayaan dan spritual  Latar belakang budaya, imej dan persepsi  Usia dan jenis kelamin Sebagai asesor, perlu memahami bahwa konteks asesmen/RPL diantaranya adalah:  Bagian dari proses pendaftaran  Lingkungan dimana proses asesmen/ RPL dilakukan, termasuk bekerja secara langsung/ simulasi  Kesempatan untuk mengumpulkan bukti dari sejumlah situasi  Hubungan antara standar kompetensi dan bukti untuk mendukung rekognisi pembelajaran lampu  Seseorang yang melaksanakan asesmen/ RPL  Hubungan antara standar kompetensi dan kegiatan belajar  Pengaturan hubungan kerjasama  Periode waktu selama pelaksanaan asesmen  Mekanisme penjaminan mutu
  • 34. 34 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Latihan 3: Isilah formulir dibawah ini sebagai menggunakan unit kompetensi yang sama pada Latihan 2 *Coret yang tidak perlu 3. Mengidentifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi: 3.1. a. Karakteristik Kadidat: Ada / tidak ada* karakteristik khusus Kadidat Jika Ada, tuliskan b. Kebutuhan kontekstualisasi terkait tempat kerja: Ada / tidak ada* kebutuhan kontekstualisasi Jika Ada, tuliskan 3.2. Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang pelatihan Ada / tidak ada* saran Jika Ada, tuliskan 3.3. Penyesuaian perangkat asesmen terkait kebutuhan kontekstualisasi Ada / tidak ada* penyesuaian perangkat Jika Ada, tuliskan 3.4. Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi dan mencatat setiap perubahan yang diperlukan untuk alat asesmen Ada / tidak ada* peluang Jika Ada, tuliskan
  • 35. 35 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. ELEMEN 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN 4.3 Instrumen asesmen terhadap persyaratan unit atau kursus dipetakan 4.4 Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan penilai mengenai penggunaan instrumen asesmen 4.1. Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia untuk kesesuaian penggunaan dianalisis, dan modifikasi yang diperlukan diidentifikasi 4.2 Instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja/ kandidat yang diperlukan dikembangkan 4.5 Draft asesmen memenuhi standar yang diisyaratkan dan kebutuhan tempat kerja/ kandidat tertentu serta catat hasil pemeriksaan diperiksa, dicatat dan dikonfirmasi Gambar 8 Mengorganisasikan Asesmen ELEMEN/LANGKAH 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN Pada langkah keempat ini terdapat lima aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mengorganisasikan asesmen sesuai dengan situasi yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni:  Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia dan modifikasi  Mengembangkan instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja asesi.  Memetakan instrumen asesmen terhadap persyaratan unit kompetensi  Menuliskan instruksi dengan jelas untuk asesi/ kandidat dan asesor  Memeriksa draft instrumen asesmen sesuai standar yang dipersyaratkan dan kebutuhan di tempat kerja/ asesi/ kandidat.
  • 36. 36 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Setelah mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi, maka seorang asesor menganalisis instrumen asesmen berdasarkan metode yang akan digunakan. Dibawah ini adalah tabel uraian metode asesmen dan instrumen yang mungkin dapat digunakan. Metode Contoh Aplikasi Observasi  Mengamati pekerjaan sesungguhnya saat bekerja di tempat kerja.  Mengamati aktivitas pekerjaan pada lingkungan simulasi seperti di ruang kelas atau fasilitas yang telah disiapkan. Instrumen Asesmen Terdiri terdiri dari:  FR.IA.01: Ceklis Observasi Aktivitas di tempat kerja atau Tempat Kerja Simulasi (CL)  FR.IA.02: Tugas Praktik Demonstrasi  FR.IA.03: Pertanyaan untuk mendukung observasi. Ketika keterampilan harus ditunjukkan sesuai dengan standar kompetensi dan persyaratan di tempat kerja, observasi langsung merupakan metode yang terbaik. Asesor berkolaborasi dengan asesi dan supervisor di tempat kerja (jika diperlukan) untuk mengatur waktu untuk melihat kinerja asesi pada tugas yang relevan. Kegiatan Terstruktur  Menyelesaikan suatu project  Melakukan suatu presentasi  Menggunakan simulasi, termasuk bermain peran Instrumen Asesmen dapat terdiri dari:  FR.IA.04 – Penjelasan Singkat Proyek Terkait Pekerjaan/ Kegiatan Terstruktur lainnya – DIT (Daftar Instruksi Terstruktur) Aktivitas terstruktur memberikan asesi peluang untuk mendemonstrasikan kompetensinya dalam tugas yang kompleks pada suatu pekerjaan atau situasi simulasi. Aktivitas akan mengumpulkan bukti melalui suatu proses dan mengkombinasikan dalam bentuk bukti bagi asesor saat melengkapi suatu projek atau aktivitas yang telah dibuat.
  • 37. 37 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Tanya Jawab  Jawaban tertulis terhadap pertanyaan singkat, pilihan berganda dan/ atau esai (pada kertas, online atau metode elektronik lainnya)  Melakukan wawancara atau pertanyaan lainnya.  Menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi.  Ujian secara lisan dan/atau tertulis untuk teori lainnya. Instrumen asesmen metode tanya jawab dapat terdiri dari:  FR.IA.05 – Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda (DPT)  FR.IA.05.A – Lembar Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda  FR.IA.05.B – Lembar Jawaban Pilihan Ganda Saat mendapatkan bukti dari pengetahuan yang esensial dan pekerjaan, pertanyaan adalah metode yang paling efektif. Sebagian besar kompetensi memerlukan suatu tingkatan pengetahuan teori sebelum melakukan suatu tugas. Pertanyaan adalah metode untuk mengumpulkan bukti ini. Observasi tidak dapat menentukan apakah asesi memiliki pengetahuan dan mengapa suatu kinerja dilakukan dengan cara tersebut.  FR.IA.06 – Pertanyaan Tertulis Esai  FR.IA.06.A – Lembar Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis Esai  FR.IA.06.B – Lembar Jawaban Pertanyaan Tertulis Esai  FR.IA.07 – Pertanyaan Lisan (DPL)  FR.IA.09 – Pertanyaan Wawancara (PW) Portofolio  Menyediakan suatu koleksi bukti yang dikumpulkan oleh asesi dalam suatu waktu.  Menyediakan suatu contoh produk dengan dokumentasi pendukung  Suatu kompilasi bukti  Suatu jurnal pekerjaan atau logbook Instrumen metode Portofolio, dapat terdiri dari:  FR.IA.8 – Ceklis Verifikasi Portofolio (CP) Peran kerja mempersyaratkan aplikasi dari berbagai tugas- tugas yang berbeda untuk memenuhi standar kompetensi, suatu bukti portofolio memberikan peluang kepada asesi untuk menunjukkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan pada waktu tertentu. Biasanya melibatkan supervisor di tempat kerja dan komunikasi dengan asesor pada waktu pengumpulan bukti. Review Produk  Mengamati suatu produk yang dihasilkan.  Membandingkan spesifikasi produk Pekerjaan yang memerlukan pembuatan suatu produk,
  • 38. 38 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. terhadap standar. Instrumen yang dapat dikembangkan:  Standar produk Industri  Form pengamatan sesuai standar dengan memastikan sudah ada cakupan aspek penting/ kritis yang dipersyaratkan. Contoh : FR Ceklis Ulasan Produk (CPU) asesi diminta untuk melakukan tugas yang relevan dan memenuhi spesifikasi yang dituntut dalam suatu unit (unit- unit) kompetensi. Laporan pihak ketiga/ Klarifikasi pihak ketiga  Suatu pernyataan kompetensi oleh seorang manager atau supervisor.  Suatu pernyataan yang mendukung bukti yang diberikan oleh pihak otoritas di tempat kerja atau asesor yang qualified. Instrumen dapat berupa:  FR.IA.10 – Klarifikasi bukti pihak ketiga Bukti pihak ketiga sering diminta pada saat RPL/PKT sebagai pengganti dari bukti langsung. Laporan pihak ketiga dapat memberikan kontribusi terhadap bukti project di tempat kerja, magang atau asesmen dalam waktu jangka panjang. Mengembangkan instrumen asesmen dan metode-metode yang efektif, asesmen yang direncanakan akan memenuhi prinsip-prinsip asesmen. Prinsip-prinsip asesmen mencakup valid, reliabel, fleksibel dan adil harus diterapkan dalam usaha menjamin mutu dari hasil asesmen. Empat prinsip asesmen tersebut sangat penting untuk mencapai efektifitas dalam sistem sertifikasi kompetensi serta pelatihan berbasis kompetensi. Deskripsi keempat prinsip asesmen tersebut adalah: 1. Valid Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang seharusnya dinilai (standar kompetensi). 2. Reliabel (Dapat dipercaya) Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya diinterpretasikan secara konsisten dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang. 3. Fleksibel Asemen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks. Suatu asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya atua gagal memberikan kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk diases. 4. Adil/Fair Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari penyimpangan.
  • 39. 39 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Untuk mengumpulkan bukti yang sesuai dari asesi, seorang asesor memerlukan beberapa bentuk instrumen asesmen untuk merekam pencapaiannya. Rekaman harus valid, autentik, terkini dan memadai, perangkat untuk mendapatkan bukti-bukti tersebut disebut perangkat asesmen. Perangkat asesmen terdiri dari: 1. Instrumen asesmen: Aktivitas spesifik atau pertanyaan yang digunakan untuk mengases kompetensi terhadap individu atau kelompok. Instrumen dapat didukung oleh profil, yang memiliki pengukuran kinerja yang spesifik, aturan pembuatan keputusan, peran atau pedoman yang dapat digunakan oleh asesor. 2. Prosedur asesmen: Informasi dan instruksi diberikan baik bagi asesi dan aseor terkait dengan proses asesmen, bagaimana asesmen akan dilakukan dan harapan dari setiap pihak yang terlibat. Instrumen asesmen dikembangkan oleh asesor sebagai bagian dari aktivitas asesmen yang dapat terdiri dari:  Profil yang dapat diterima oleh pengukuran kinerja  Template dan performa  Pertanyan atau aktivitas yang spesifik  Bukti dan ceklis observasi  Ceklis untuk mengevaluasi hasil kerja  Pengakuan portofolio Ada berbagai macam instrumen asesmen yang digunakan dalam mengumpulkan bukti keterampilan, pengetahuan dan sikap. Cara yang dilakukan tergantung dari konteks pekerjaan yang akan dilakukan di tempat kerja. Struktur dasar dari instrumen adalah sama. Semua instrumen terdiri dari:  Nama Asesi  Nama Asesor  Tanggal asesmen  Benchmark yang digunakan sebagai referensi  Deskripsi dari tugas  Materi asesmen yang memenuhi prinsip asesmen dan aturan bukti  Deklarasi keaslian (tanda tangan dan tanggal) Observasi adalah salah satu metode yang penting digunakan pada asesmen berbasis kompetensi, yang mempersyaratkan asesi untuk mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui tetapi juga apa yang dapat mereka lakukan. Observasi adalah metode yang dapat diamati secara langsung oleh asesor. Instrumen yang dapat dikembangkan untuk mendukung metode ini adalah: 1. Ceklis Observasi 2. Tugas Praktik Demonstrasi 3. Pertanyaan Pendukung Observasi
  • 40. 40 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Ceklis observasi memungkinkan asesor untuk mengamati secara fokus, membuat catatan terstruktur yang dapat dirujuk saat membuat keputusan, memberikan umpan balik informasi kepada asesi. Kompleksitas ceklis observasi akan mencerminkan kompleksitas tugas yang sedang mengamati. Pada asesmen secara klaster, daftar periksa akan membantu asesor untuk mengamati kompleksitas tugas sesuai dengan integrasi antar unit kompetensi, khususnya dalam hal kualifikasi tingkat yang lebih tinggi. Perlu ada instruksi yang jelas untuk asesi dan asesor baik pada Ceklis observasi.  Asesi memahami dengan tepat kinerja apa yang diharapkan dari mereka  Asesor perlu mengetahui secara tepat bukti apa yang mereka cari, sumber daya yang diperlukan, masalah lain yang dipertimbangkan dan cara menggunakan instrumen tersebut. Peta Instrumen Asesmen yang dibutuhkan dari hasil persiapan Rencana Asesmen dan ketersediannya diindentifikasi (FR.MAPA-02). Instrumen yang sudah tersedia dianalisa kesesuaiannya dari hasil pendekatan asesmen, sedangkan instrumen asesmen yang belum tersedia dibuat.
  • 41. 41 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Berikut ini adalah instrumen asesmen – Ceklis Observasi FR.IA.01. CEKLIS OBSERVASI AKTIVITAS DI TEMPAT KERJA ATAU TEMPAT KERJA SIMULASI Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu No. Elemen Kriteria Unjuk Kerja* Benchmark (SOP / spesifikasi produk industri) Rekomendasi Penilaian Lanjut K BK 1 ☐ ☐ ☐ ☐ 2 ☐ ☐ ☐ ☐ *Cara penulisan KUK menggunakan kalimat aktif (Contoh: Dilakukan menjadi Melakukan) Umpan Balik untuk Asesi: Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal *) Bila diperlukan PANDUAN BAGI ASESOR  Lengkapi nama unit kompetensi, elemen, dan kriteria unjuk kerja sesuai kolom dalam tabel.  Istilah Acuan Pembanding dengan SOP/spesifikasi produk dari industri/organisasi dari tempat kerja atau simulasi tempat kerja  Beri tanda centang () pada kolom K jika Anda yakin asesi dapat melakukan/ mendemonstrasikan tugas sesuai KUK, atau centang () pada kolom BK bila sebaliknya.  Penilaian Lanjut diisi bila hasil belum dapat disimpulkan, untuk itu gunakan metode lain sehingga keputusan dapat dibuat. Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Dapatkan SOP / spesifikasi produk industri dari tempat kerja, bukan SOP yang dibuat pada saat pelatihan asesor kompetensi.
  • 42. 42 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.02. TUGAS PRAKTIK DEMONSTRASI *Coret yang tidak perlu A. Petunjuk 1. Baca dan pelajari setiap instruksi kerja di bawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan praktek 2. Klarifikasi kepada Asesor apabila ada hal-hal yang belum jelas 3. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan 4. Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI yang dipersyaratkan B. Skenario C. Langkah kerja Ceklis observasi dapat didukung oleh daftar pertanyaan kinerja yang berasal dari panduan penilaian atau aspek kritis dalam unit kompetensi dan dapat di tanyakan sebelum, pada saat atau setelah proses demonstrasi ( bila di perlukan ). Pertanyaan-pertanyaan ini termasuk dimensi kompetensi, seperti : - Contigency Management Skills (misalnya – Apa yang akan Anda lakukan jika ...?), - Job Role Environment Skills (misalnya Bagaimana prosedurnya dan kebijakan untuk ...?), - Task Management Skills (misalnya-Apa fungsi anda dan bagaimana anda mengelolanya ketika anda ) - Transfer Skills (misalnya – Bagaimana Anda melakukan ...... dengan situasi ..... atau alat ..... ). Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit :
  • 43. 43 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.03. PERTANYAAN UNTUK MENDUKUNG OBSERVASI Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Pertanyaan Rekomendasi K BK 1. ☐ ☐ Tanggapan: 2. ☐ ☐ Tanggapan: 3. ☐ ☐ Tanggapan: Umpan balik untuk asesi: Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal Diadaptasi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang instrumen asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET, 2008 PANDUAN BAGI ASESOR  Formulir ini diisi pada saat asesor akan melakukan asesmen dengan metode observasi demonstrasi  Pertanyaan dibuat dengan tujuan untuk menggali, dapat berisi pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi kompetensi, batasan variabel dan aspek kritis.  Tanggapan asesi dapat ditulis oleh asesor dikolom tanggapan, dan apabila tanggapan sesuai maka beri tanda centrang pada kolom (K) dan apabila belum sesuai beri tanda centrang pada kolom (BK)
  • 44. 44 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Pada saat kegiatan penilaian terstruktur / disimulasikan untuk diases, seorang asesor perlu mengembangkan berbagai instrumen asesmen yang mencakup:  Skenario / garis besar situasi;  Instruksi untuk orang yang terlibat dalam kegiatan / simulasi;  Instruksi untuk asesi dan asesor; dan  Ceklis Observasi. Skenario Skenario dapat berupa lembaran sederhana yang menguraikan skenario kepada asesi dan asesor. Skenario / role-play dikembangkan untuk mengumpulkan bukti seberapa efektif seorang asesi dapat menunjukkan praktik kerja yang diminta suatu unit (unit-unit) kompetensi. Contoh Skenario – Seorang Praktisi Pengembangan Karir Seorang wanita muda yang pengembangan kariernya telah Anda dukung selama tiga bulan ini telah menyarankan bahwa dia bermaksud untuk mengajukan pengunduran dirinya karena dia tidak dapat bekerja selama 9 hingga 5 jam yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan. Dia mencintai pekerjaannya dan tidak ingin meninggalkan perusahaan tetapi dia tidak bisa lagi bekerja selama 37,5 jam di dalam waktu itu. Anda telah mengatur pertemuan dengan direktur SDM untuk merekomendasikan adopsi praktik tempat kerja yang lebih fleksibel. Anda diminta untuk melakukan diskusi bersama direktur SDM terhadap perubahan yang Anda ajukan. Anda baru saja bergabung dengan perusahaan dan peran pengembangan karier adalah peran baru bagi Anda.
  • 45. 45 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT PEKERJAAN / KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA *Coret yang tidak perlu Hal yang harus dipersiapkan atau dilakukan atau dihasilkan untuk suatu kegiatan terstruktur: Hal yang perlu didemonstrasikan Umpan balik untuk asesi: Tanda Tangan Asesi Tanda Tangan Asesor Nama & Tanda Tangan Supervisor Tempat Kerja *) Apabila asesi pada level 4 ke atas, berikan tugas proyek yang meliput tentang pemecahan masalah dan analisa Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit :
  • 46. 46 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. PERTANYAAN TERTULIS: Hal-hal yang harus dipertimbangkan pada saat mendesain pertanyaan pengetahuan Tahap Hal-hal yang dipertimbangkan Sebelum menulis pertanyaan atau memilih pertanyaan.  Apakah sudah mengidentifikasi tujuan penilaian?  Apakah sudah mengidentifikasi pengetahuan yang relevan dengan unit (unit-unit) kompetensi?  Apakah sudah mencakup keterampilan dasar yang relevan terhadap kompetensi?  Apakah sudah memilih tipe pertanyaan yang paling sesuai?  Apakah tingkat kesulitannya sudah sesuai dengan tuntutan deskripsi level KKNI? Pada saat mengembangkan pertanyaan  Apakah pertanyaan sudah jelas, tepat dan secara tata bahasa tepat?  Apakah sudah mempertimbangkan bahawa dan terminologi yang sesuai dengan karakteristik asesi?  Apakah sudah menggunakan format pertanyaan yang bervariasi?  Apakah sudah mencakup pengetahuan yang diperlukan dari unit (unit-unit) kompetensi?  Apakah sudah sesuai waktu yang diberikan?  Apakah pertanyaan-pertanyaan tidak bias?  Apakah sudah diperiksa tingkat kesulitannya  Apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah diuji cobakan?  Jika berbasis komputer, apakah asesi mudah untuk mengakses dan kesesuaian perangkat lunak yang digunakan? Penentuan Struktur  Apakah instruksi jelas bagi asesi? Penentuan Tata letak  Apakah menggunakan huruf yang mudah dibaca?  Apakah terdapat pertanyaan-pertanyaan yang ada terdapat jarak yang membuat mudah dibaca?  Apakah pertanyaan tidak terpotong ke halaman berikutnya?  Apakah sudah menyediakan ruang yang cukup untuk menuliskan jawaban? Memeriksa hasil  Apakah sudah terdapat pedoman penilaian terhadap jawaban- jawaban yang dapat diterima?
  • 47. 47 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Form yang dapat digunakan adalah: FR.IA.05. PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Jawab semua pertanyaan berikut: 1. a. b. c. d. 2. a. b. c. d. 3. a. b. c. d. Catatan:  Pertanyaan bisa dalam bentuk benar dan salah, pilihan ganda, dan menjodohkan  Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.  Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.  Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, Asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang Penyusun dan Validator Nama Jabatan Tandatangan Penyusun Validator
  • 48. 48 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.05.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda: No. Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6 7 8 9 10 Nama Jabatan Tandatangan Penyusun Validator
  • 49. 49 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.05.B. LEMBAR JAWABAN PERTAYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : Waktu : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda: No. Jawaban Rekomendasi K BK 1. ☐ ☐ 2. ☐ ☐ 3. ☐ ☐ 4. ☐ ☐ 5. ☐ ☐ 6 ☐ ☐ 7 ☐ ☐ 8 ☐ ☐ 9 ☐ ☐ 10 ☐ ☐ Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal
  • 50. 50 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.06. PERTANYAAN TERTULIS ESAI Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Jawab semua pertanyaan di bawah ini: 1. 2. * Pelatih / Asesor harus menggunakan kebijaksanaan (professional justification) saat menentukan apakah jawaban yang diberikan oleh Asesi dapat diterima atau tidak. Catatan:  Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.  Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.  Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang Penyusun dan Validator Nama Jabatan Tandatangan Penyusun Validator
  • 51. 51 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.06.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Jawaban: 1. 2. Nama Jabatan Tandatangan Penyusun Validator
  • 52. 52 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.06.B. LEMBAR JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : Waktu : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Jawaban: Rekomendasi K BK 1. ☐ ☐ 2. ☐ ☐ Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal
  • 53. 53 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. PERTANYAAN LISAN DAN WAWANCARA Metode tanya jawab dengan mengunakan daftar pertanyaan lisan atau wawancara dapat digunakan untuk sejumlah pertanyaan pada berbagai situasi. Daftar pertanyaan lisan memberikan bukti yang bermanfaat tentang: pemahaman mereka tentang prosedur di tempat kerja, peraturan perundang- undangan dan persyaratan keselamatan. Pertanyaan wawancara memungkinkan seorang asesor mendapatkan klarifikasi, konfirmasi atau suplementasi saat dibutuhkan. Misalnya, respons terhadap ' berdasarkan bukti yang Anda ajukan bagaimana-bagaimana melakukan cara yang efektif untuk menentukan ......... atau mengantisipasi masalah yang pernah timbul dari proses kerja. Instrumen yang dapat digunakan adalah:
  • 54. 54 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.07. PERTANYAAN LISAN Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu PANDUAN BAGI ASESOR Instruksi:  Pertanyaan lisan merupakan jenis bukti tambahan untuk mendukung bukti-bukti yang sudah ada.  Buatlah pertanyaan lisan yang dapat mencakupi penguatan informasi berdasarkan KUK, batasan variabel, pengetahuan dan ketrampilan esensial, sikap dan aspek kritis.  Perkiraan jawaban dapat dibuat pada lembar lain.  Tanggapan/penilaian dapat diisi dengan centang (v) pada kolom K (kompeten) atau BK (belum kompeten). Dibutuhkan jastifikasi profesional asesor untuk memutuskan hal ini. Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Instruksi: 1. Ajukan pertanyaan kepada Asesi dari daftar terlampir untuk mengonfirmasi pengetahuan, sebagaimana diperlukan. 2. Tulis jawaban Asesi secara singkat di tempat yang disediakan untuk setiap pertanyaan. 3. Tempatkan centang di kotak untuk mencerminkan prestasi Asesi (Kompeten „K‟ atau Belum Kompeten „BK‟). Pertanyaan Rekomendasi K BK Pertanyaan : Kunci Jawaban : Jawaban : ☐ ☐ Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal Nama Jabatan Tandatangan Penyusun Validator
  • 55. 55 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. PORTOFOLIO Portofolio adalah kumpulan bahan yang disiapkan untuk membuktikan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman secara konsisten. Dokumen ini sering digunakan sebagai instrumen untuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Pendekatan baru yang disederhanakan untuk RPL mendorong metode penilaian yang berkurang pada bukti berbasis kertas dan memberikan kesempatan bagi asesi untuk mengumpulkan bukti kompetensi mereka dalam berbagai cara yang lebih sesuai dengan persyaratan dari unit. Jika asesor memilih untuk menggunakan portofolio sebagai bagian dari bukti yang menjadi dasar penilaian asesor pedoman portofolio untuk asesi harus benar-benar jelas tujuan dan komposisi portofolio yang diharapkan. Portofolio bisa memakan waktu lama untuk kompilasi dan untuk menilai, jadi jika asesor memutuskan untuk menggunakan metodologi ini, asesor mengembangkan pedoman yang tepat. Bahan-bahan Portofolio BENTUK BUKTI PENERAPAN Jadwal Asesmen Mandiri Memberikan kesempatan asesi menilai kinerjanya sendiri terhadap persyaratan unit kompetensi yang relevan. Transkrip resmi, kualifikasi, Pernyataan Pencapaian, sertifikat Memberikan bukti pendidikan atau pelatihan sebelumnya yang diselesaikan di tempat atau di luar pekerjaan. Umpan balik asesmen atau daftar periksa yang lengkap Memberikan bukti kinerja di tempat kerja, komentar pengamat dan tindakan di masa depan sebagai hasil dari asesmen. Pernyataan atau referensi tertulis Memberikan bukti kinerja, tanggung jawab, prestasi, dan tingkat keterampilan asesi. Deskripsi pekerjaan Memberikan bukti pengalaman kerja sebelumnya. Jurnal kerja Memberikan bukti tugas, kegiatan, atau prestasi lain yang dicapai oleh asesi. selama berhari-hari atau berminggu-minggu di tempat kerja atau dalam peran komunitas / relawan. Contoh pekerjaan, misalnya laporan, surat, desain. Memberikan bukti kemampuan asesi untuk melakukan sebagian atau seluruh tugas atau proses kerja. Produk jadi Memberikan bukti kemampuan asesi untuk menghasilkan produk atau layanan. Deskripsi atau spesifikasi produk Memberikan bukti bahwa asesi mengetahui input, output atau standar yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau menyediakan layanan. Deklarasi berdasarkan undang- undang Memberikan bukti bahwa sampel pekerjaan adalah pekerjaan asesi.
  • 56. 56 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Form yang dapat digunakan adalah: FR.IA.08. CEKLIS VERIFIKASI PORTOFOLIO Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu PANDUAN BAGI ASESOR  Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam tabel dibawah ini.  Beri tanda centang () pada hasil penilaian portfolio berdasarkan aturan bukti. Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Dokumen Portofolio: Aturan Bukti Valid Asli Terkini Memadai Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1. ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 2. ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 3. ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ Sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi bukti, substansi materi di bawah ini (no elemen yg di cek list) harus diklarifikasi selama wawancara: Cek List No. Elemen Materi/substansi wawancara (KUK)
  • 57. 57 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Bukti tambahan diperlukan pada unit / elemen kompetensi sebagai berikut: Contoh : Rekomendasi Asesor:  Asesi telah memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja, direkomendasikan KOMPETEN  Asesi belum memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja, direkomendasikan uji demonstrasi pada: Unit….. Elemen: ….. KUK: ……. Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal
  • 58. 58 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. FR.IA.09. PERTANYAAN WAWANCARA Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Setiap pertanyaan harus terkait dengan Elemen Tuliskan bukti-bukti yang terdapat pada Ceklis Verifikasi Portofolio yang memerlukan wawancara No. Bukti – Bukti Kompetensi 1 2 3 Daftar Pertanyaan Wawancara Kesimpulan Jawaban Asesi Rekomendasi K BK 1. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐ 2. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐ 3. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐ Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal
  • 59. 59 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. REVIEW PRODUK Pekerjaan yang memerlukan pembuatan suatu produk, asesi diminta untuk melakukan tugas yang relevan dan memenuhi spesifikasi yang dituntut dalam suatu unit (unit-unit) kompetensi. Berikut ini adalah contoh review produk – Tidak ada form baku, form yang dikembangkan disesuai dengan standar produk di industri. Contoh : Ceklis Ulasan Produk (CUP) Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Unit Kompetensi Kode Unit : C.310010.035.01 Judul Unit : Membuat Kerangka Kursi dan Sofa Produk yang dihasilkan : Kursi Makan Standar Industri/ Tempat Kerja: Ukuran Standar Kursi Makan  Tinggi dudukan kursi makan antara 46 cm hingga 50 cm dari lantai ke kursi,  Dimensi panjang kursi berkisar antara 50 cm - 60 cm, sementara lebarnya berkisar antara 45 cm - 55 cm.  Tinggi sandaran rata-rata untuk kursi makan adalah 45 cm - 60 cm
  • 60. 60 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Spesifikasi Kompetensi Hasil Review Produk Rekomendasi K BK 1. Konstruksi Ukuran konstruksi sesuai gambar kerja ☐ ☐ Kebersihan dan kerapian permukaan konstruksi ☐ ☐ 2. Performa/presentasi produk Kesesuaian ukuran ☐ ☐ Kesesuaian dengan gambar kerja ☐ ☐ Pemasangan perlengkapan bahan penolong ☐ ☐ Kerapian dan kerapatan sambungan ☐ ☐ Kerataan dan kehalusan permukaan dan sudut ☐ ☐ Pemukaan yang bebas cacat (mata kayu mati, noda, alur minyak, melengkung, retak) ☐ ☐ Kadar air (MC) komponen produk ☐ ☐ Kekuatan konstruksi ☐ ☐ Nama Asesi: Asesor: Tanda Tangan dan Tanggal
  • 61. 61 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. LAPORAN PIHAK KETIGA Penilaian melibatkan pengumpulan bukti dan membuat penilaian profesional kompetensi berdasarkan bukti itu. Bukti pihak ketiga adalah bukti yang dikumpulkan dari supervisor, rekan kerja, dan orang lain di tempat kerja untuk mendukung keputusan penilaian. Asesor tidak dapat selalu mengamati asesi selama periode waktu tertentu dan beberapa kompetensi sulit untuk menilai dengan pengamatan saja. Oleh karena itu, mengumpulkan bukti pihak ketiga dapat menjadi bagian penting dari proses penilaian. FR.IA.10. KLARIFIKASI BUKTI PIHAK KETIGA Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal : *Coret yang tidak perlu Informasi Rahasia PANDUAN BAGI ASESOR Lengkapi formulir ini sesuai dengan pertanyaan/pernyataan dalam tabel ini secara seksama. Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Nama Pengawas/penyelia/atasan/orang lain di perusahaan : Tempat kerja : Alamat : Telepon : Pertanyaan Ya Tdk  Apakah asesi bekerja dengan mempertimbangkan Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja? ☐ ☐  Apakah asesi berinteraksi dengan harmonis didalam kelompoknya? ☐ ☐  Apakah asesi dapat mengelola tugas-tugas secara bersamaan? ☐ ☐  Apakah asesi dapat dengan cepat beradaptasi dengan peralatan dan lingkungan yang baru? ☐ ☐  Apakah asesi dapat merespon dengan cepat masalah-masalah yang ada di tempat kerjanya? ☐ ☐
  • 62. 62 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.  Apakah Anda bersedia dihubungi jika verifikasi lebih lanjut dari pernyataan ini diperlukan? ☐ ☐ Apa hubungan Anda dengan asesi? Berapa lama Anda bekerja dengan asesi? Seberapa dekat Anda bekerja dengan asesi di area yang dinilai? Apa pengalaman teknis dan / atau kualifikasi Anda di bidang yang dinilai? (termasuk asesmen atau kualifikasi pelatihan) Secara keseluruhan, apakah Anda yakin asesi melakukan sesuai standar yang diminta oleh unit kompetensi secara konsisten? Identifikasi kebutuhan pelatihan lebih lanjut untuk asesi: Ada komentar lain: Tanda tangan Asesor: Tanggal: Diadopsi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang alat asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET. 2008 Latihan 4: Lakukan pengembangan Instrumen Asesmen sesuai dengan rencana asesmen yang telah ditetapkan atau revisi instrumen yang sudah tersedia sesuai dengan persyaratan unit (unit-unit) kompetensi, skema sertifikasi, KKNI.
  • 63. 63 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. MEMETAKAN INSTRUMEN ASESMEN TERHADAP PERSYARATAN UNIT KOMPETENSI Peta instrumen asesmen yang dibutuhkan dalam unit kompetensi diidentifikasikan berdasarkan .hasil perencanaan asesmen pada langkah kedua dari unit ini. FR.MAPA.02- PETA INSTRUMEN ASESMEN HASIL PENDEKATAN ASESMEN DAN PERENCANAAN ASESMEN* Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : No. MUK Potensi Asesi ** 1 2 3 4 5 1. Ceklis Observasi Untuk Aktivitas di Tempat Kerja atau Tempat Kerja Simulasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 2. Tugas Praktik Demonstrasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 3. Pertanyaan untuk mendukung Observasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 4. Penjelasan Singkat Proyek terkait Pekerjaan / Kegiatan Terstruktur lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 5. Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 6. Pertanyaan Tertulis – Esai ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 7. Pertanyaan Lisan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 8. Ceklis Verifikasi Portofolio ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 9. Pertanyaan Wawancara ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 10. Klarifikasi Bukti Pihak Ketiga ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 11. Ceklis Meninjau Materi Uji Kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ 12. 13. 14. *) diisi berdasarkan hasil penentuan pendekatan asesmen dan perencanaan asesmen **) Keterangan: 1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur terhadap standar kompetensi. 2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi. 3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi. 4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya belum berbasis kompetensi. 5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
  • 64. 64 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. AKTIVITAS Periksa Instrumen Asesmen yang sudah ada, analisis instrumen-instrumen dengan menggunakan form pemetaan di atas. INSTRUKSI YANG JELAS DITULIS UNTUK KANDIDAT DAN ASESOR MENGENAI PENGGUNAAN INSTRUMEN ASESMEN Instruksi bagi asesor merupakan bagian yang penting dari instrumen asesemen. Tujuan dari instruksi pada instrumen asesmen untuk menjaga reabilitas dan konsistensi dari instrumen asesmen. Aspek penting dari instruksi diantaranya:  Standar yang digunakan  Durasi asesmen (Kapan, berapa lama, periode asesmen)  Sumber-sumber dan materi yang diperlukan untuk asesmen  Instruksi yang eksplisit bagi asesor untuk diberikan kepada asesi  Prosedur yang akan diikuti asesi. Instruksi Bagi Asesi Sebelum asesi melaksanakan aktivitas asesmen, asesi perlu memahami rincian tentang apa yang akan dilakukan, apa yang akan terjadi setelah aktivitas diselesaikan. Instruksi bagi asesi dapat terdiri dari:  Standar yang digunakan saat asesmen  Waktu dan durasi asesmen  Sumber-sumber yang disediakan oleh asesi dan hal-hal yang mereka perlukan  Interaksi yang diperbolehkan antara asesi dengan asesor atau ke pihak lainnya.  Pesan tentang kesehatan dan keamanan secara konsisten terkait dengan konteks asesmen  Persetujuan antara asesi dan asesor terhadap format instrumen asesmen yang akan digunakan MEMERIKSA DRAFT INSTRUMEN ASESMEN SESUAI STANDAR YANG DIPERSYARATKAN DAN KEBUTUHAN DI TEMPAT KERJA/ ASESI/ KANDIDAT. Uji coba dapat dilaksanakan pada situasi sesungguhnya atau pada situasi simulasi, misalnya di bengkel kerja atau suatu pertemuan dengan tim yang ditunjuk. Metode uji coba instrumen asesmen adalah: 1. Panel Ahli Pada Kompetensi Terkait – Informasi dapat diperiksa oleh suatu panel para ahli, seperti perwakilan industri atau kolega yang ahli di bidangnya, untuk memastikan kejelasan materi asesmen, istilah bahasa yang tepat dan relevan. 2. Panel Bersama Kolega – instrumen dianalisa oleh kolega sesama asesor yang memiliki keterampilan asesmen untuk memvalidasi instruksi bagi asesor dan validitas dari instrumen itu sendiri. 3. Percontohan – Instrumen dapat digunakan sebagai percontohan kepada sejumlah kecil individu yang merupakan dari target asesi. Penggunaan metode untuk mempertimbangkan waktu dan kesesuaian instrumen untuk asesinya. 4. Uji Coba – Instrumen asesmen dapat diuji cobakan kepada suatu kelompok atau individu dengan karakteristik tertentu. Uji coba tersebut diantaranya untuk memastikan bahwa proses sudah efektif, valid, reliabel, sesuai dengan tingkat kerangka kualifikasi.
  • 65. 65 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Asesor dapat menggunakan formulir FR.IA.11 – Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen, di bawah ini: FR.IA.11 CEKLIS MENINJAU INSTRUMEN ASESMEN *Coret yang tidak perlu PANDUAN BAGI PENINJAU/ASESOR  Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam table dibawah ini.  Beri tanda centang () pada hasil penilaian instrumen asesmen berdasarkan tinjauan anda dengan jastifikasi professional anda.  Berikan komentar dengan jastifikasi profesional anda Unit Kompetensi Kode Unit : Judul Unit : Kegiatan Asesmen Ya/Tidak Komentar  Instruksi perangkat asesmen dan kondisi asesmen diidentifikasi dengan jelas ☐ ☐  Informasi tertulis dituliskan secara tepat ☐ ☐  Kegiatan asesmen membahas persyaratan bukti untuk kompetensi atau kompetensi yang diases ☐ ☐  Tingkat kesulitan bahasa, literasi, dan berhitung sesuai dengan tingkat unit kompetensi yang dinilai. ☐ ☐  Tingkat kesulitan kegiatan sesuai dengan kompetensi atau kompetensi yang diases. ☐ ☐  Contoh, benchmark dan / atau ceklis asesmen tersedia untuk digunakan dalam pengambilan keputusan asesmen. ☐ ☐  Diperlukan modifikasi (seperti yang diidentifikasi dalam Komentar) ☐ ☐  Tugas asesmen siap digunakan: ☐ ☐ Nama Peninjau Tanggal Tanda Tangan Peninjau Komentar Latihan 5: Gunakan instrumen asesmen yang sudah anda dan lakukan uji coba bersama kolega asesor. Rekam hasil uji coba, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kualitas dengan menggunakan form IA.11 – Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen. Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri* Nama Asesor : Nama Asesi : Tanggal :
  • 66. 66 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. DIMENSI-DIMENSI TUGAS MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN Dalam melaksanakan tugas bekerja sebagai asesor kompetensi dalam konteks sertifikasi kompetensi, para asesor tidak hanya bekerja sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu bekerja dalam situasi riil yang terdiri lima dimensi kompetensi, yakni keterampilan menjalankan tugas (task skills) sesuai standar prosedur operasi keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task management skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills), keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skills), dan keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills). Keterampilan Menjalankan Tugas (Task Skills) Keterampilan melaksanakan suatu tugas yang dipersyaratkan, mampu melaksanakan tugas individu. Keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task management skills), Beberapa tugas lain terkait yang harus dikelola oleh seorang asesor sesuai dengan kualifikasinya pada unit ini melalui, perencanaan dan pengaturan proses asesmen. Tugas-tugas terkait dengan unit ini mencakupi:  Menentukan pendekatan asesmen  Mempersiapkan rencana asesmen  Mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi  Mengorganisasikan Asesmen Keterampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills), Masalah-masalah yang berpotensi dalam menjalankan tugas merencanakan aktivitas dan proses asesmen serta alternatif penyelesaiannya, dapat mencakupi:  Ketidak sesuaian batasan variabel yang ada di unit kompetensi terhadap variabel yang ada di tempat kerja/ industri.  Adanya karakteristik asesi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyesuaian. Keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skils), Para aseor akan mendapat tugas pada industri atau tempat kerja tertentu yang kemungkinan mempunyai aturan yang harus dikuti yang dapat mencakupi:  Standar Operasional Prosedur dari Proses Produksi atau Pelayanan  Standar Keamanan Kerja  Alur komunikasi yang berlaku Keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills) Asesor yang sudah berpengalaman diharuskan juga mempunyai kemampuan untuk mengadaptasi bila ditugaskan pada lokasi yang berbeda, maka harus menyiapkan kembali perencanaan asesmennya sesuai dengan konteks yang ada.
  • 67. 67 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Tabel 1. Contoh rekaman simulasi / skenario dimensi kompetensi dalam bekerja dalam Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen. DIMENSI KOMPETENSI SIMULASI /SKENARIO/PENJELASAN 1. Keterampilan menjalankan tugas sesuai standar (Task Skills) Tugas: Menentukan pendekatan asesmen. 2. Keterampilan mengelola tugas (Task Management Skills) 1. Menyusun dan memastikan bukti-bukti sesuai dengan tuntutan aspek kritis dan employability skills. 2. Memeriksa, mencatat dan mengkonfirmasi draf instrumen asesmen memenuhi standar yang disyaratkan dan kebutuhan tempat kerja/ asesi tertentu serta catat hasil pemeriksaan. 3. Keterampilan mengatasi masalah (Contigency Management Skills) Potensi masalah yang dapat menghambat merencanakan aktivitas dan proses asesmen Alternatif mengatasinya: - Jika penjelasan pada unit kompetensi untuk melakukan kontektualisasi tidak memadai. - Mengakses SOP atau kurikulum atau uraian pekerjaan yang ada di tempat kerja/ industri/ institusi. 4. Keterampilan bekerja/ berperan dalam lingkungan kerja (job roles environment skills) - Ketika asesor mengembangkan rencana asesmen, bukti- bukti yang dikumpulkan dipastikan telah memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja. - Rencana asesmen dikembangkan dengan mempertimbangkan employability skills sesuai dengan skema atau unit kompetensi yang diperlukan. 5. Keterampilan mengadaptasi/ menerapkan/ mentransfer pada lingkungan/ objek/konteks yang berbeda (transfer skills) - Melakukan penyesuaian/kontekstualisasi pada rencana asesmen berdasarkan karakteristik asesi, persyaratan di tempat kerja/ kurikulum.
  • 68. 68 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. ASESMEN MANDIRI FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) Judul : Nomor : PANDUAN ASESMEN MANDIRI Instruksi: Baca setiap pertanyaan di kolom sebelah kiri Beri tanda centang (√) pada kotak jika Anda yakin dapat melakukan tugas yang dijelaskan. Isi kolom di sebelah kanan dengan mendaftar bukti yang Anda miliki untuk menunjukkan bahwa Anda melakukan tugas -tugas ini Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen Dapatkah Saya ................? K BK Bukti 1. Elemen: Menentukan pendekatan asesmen. Kriteria Unjuk Kerja: 1.1. Mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan Kandidat, tujuan dan konteks asesmen dengan orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika. 1.2. Mengidentifikasi dan mengakses persyaratan asesmen yang spesifik untuk Standar industri atau tempat kerja yang berlaku. 2. Elemen: Mempersiapkan rencana asesmen. Kriteria Unjuk Kerja: 2.1. Menganalisis unit kompetensi dan Persyaratan asesmen untuk mengidentifikasi bukti dan jenis bukti yang diperlukan untuk menunjukkan kompetensi, sesuai dengan aturan bukti. 2.2. Memilih dan menetapkan pengumpulan bukti yang mendukung, untuk Metode dan instrument asesmen dengan mempertimbangkan konteks di mana asesmen akan berlangsung. 2.3. Mengembangkan rencana asesmen untuk mendapatkan persetujuan dari para pemangku kepentingan terkait. 3. Elemen: Identifikasi persyaratan modifikasi dan Kontekstualisasi. Kriteria Unjuk Kerja: 3.1. Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi. 3.2. Mengidentifikasi dan memeriksa Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan untuk kebutuhan kontekstualisasi. 3.3. Menganalisis Alat asesmen yang ada dan mencatat amandemen yang diperlukan untuk mengatasi dan mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
  • 69. 69 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen Dapatkah Saya ................? K BK Bukti 4. Elemen : Mengorganisasikan asesmen. Kriteria Unjuk Kerja: 4.1. Menganalisis instrument asesmen yang tersedia untuk kesesuaian penggunaan mengidentifikasi dan modifikasi yang diperlukan. 4.2. Mengembangkan Instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja / kandidat yang diperlukan. 4.3. Memetakan Instrumen asesmen terhadap persyaratan unit atau kursus. 4.4. Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan asesor mengenai penggunaan instrumen asesmen. 4.5. Draf instrument asesmen memenuhi standar yang disyaratkan dan kebutuhan tempat kerja / kandidat. Nama Asesi: Tanggal: Tanda Tangan Asesi: Ditinjau oleh Pelatih dan / atau Asesor
  • 70. 70 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia. MODUL PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Melaksanakan Asesmen Kode Modul: P.85ASM00.003.2