3. 3
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk okupasi Asesor Kompetensi. Modul disusun
berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 tentang Standar
Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa
Pendidikan Bidang Standadisasi, Pelatihan dan Sertifikasi; dan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 185 tahun 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan
dan Sertifikasi. Modul terdiri dari buku informasi dan buku kerja, sedangkan Media Pembelajaran
berupa bahan presentasi Power Point dan instrumen evaluasi dibuat terpisah.
Modul ini merupakan dokumen hidup yang masih terus akan dilakukan verifikasi untuk perbaikan
berlanjut baik oleh ahli konten, ahli komunikasi, para master trainer, termasuk para peserta
pelatihan dan akan dilakukan penyesuaian apabila standar kompetensi kerja yang menjadi
acuan diterbitkan yang terbaru.
Pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat menghasilkan
peserta yang kompeten dan berdaya saing dibuktikan dengan sertifikat kompetensi, sehingga
terwujud link and match sesuai persyaratan di Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan modul
ini, semoga menjadi amal ibadah dan semoga Tuhan YME memberikan petunjuk kepada kita
dalam melakukan pengembangan sistem pelatihan dan asesmen / uji kompetensi asesor
kompetensi
Jakarta, 3 Juli 2020
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Ketua,
Kunjung Masehat
4. 4
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
1. Pendahuluan
2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen
Berbasis Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)
3. Acuan Normatif
4. Istilah dan definisi
5. Skema Sertifikasi
6. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-4: (Sesuai dengan 4 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
C. MELAKSANAKAN ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-6: (sesuai dengan 6 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
D. MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM VALIDASI ASESMEN
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi (Elemen, KUK, dan Batasan Variabel)
3. Elemen 1-3: (sesuai dengan 3 elemen) dan aktivitas setiap elemen
4. Dimensi Kompetensi
5. Asesmen Mandiri
Lampiran
5. 5
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
A. MEMAHAMI DAN INTERNALISASI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
1. Pendahuluan
• Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para pelatih,
pendamping, fasilitator, mentor maupun para peserta baik dalam pelatihan formal maupun
belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten untuk mencapai kualifikasi Asesor
Kompetensi. Jabatan kerja/okupasi Asesor Kompetensi atau Workplace Competency Assessor
adalah orang yang mempunyai kompetensi (mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan), bersertifikat kompentesi, dan
mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan asesmen/uji kompetensi
dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
• Modul ini disusun secara khusus dengan pengembangan percepatan okupasi Asesor
Kompetensi dengan metode pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based training=CBT)
dan asesmen berbasis kompetensi (Competency Based Assessment = CBA). CBT dan CBA ini
merupakan sistem yang ditetapkan oleh Indonesia dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31
tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
2. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT= Competency Based Training) dan Asesmen Berbasis
Kompetensi (CBA= Competency Based Assessment)
• Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA=Competency Based Assessment) mencakupi
pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauhmana seorang pekerja dapat
mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika peserta sudah dapat
mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat
kerja, maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melalui RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau) untuk mengikuti jenjang pelatihan berikutnya atau Pengakuan
Kompetensi Terkini (RCC (Recognition Current Competency) untuk mendapatkan sertifikat
kompetensi. Terdapat tiga aspek esensial dalam filosofi CBA, yakni: Berbasis kriteria,
asesmen berdasarkan bukti dengan hubungannya dengan standar industri atau serangkaian
kriteria untuk menentukan kompetensi; Berbasis bukti, Suatu proses yang membandingkan
bukti kompetensi dengan suatu standar; dan Partisipatori, kandidat terlibat dalam proses
asesmen.
• Terdapat 4 konsep umum dalam asesmen berbasis kompetensi, yakni: konsepsi Kompetensi,
Skills for Employability, Pelatihan Berbasis Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi.
1) Konsepsi kompetensi adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang relevan dengan partisipasi efektif, secara konsisten dari waktu ke waktu di
lingkungan tempat kerja. Pengetahuan dan keterampilan dapat diidentifikasi bersamaan
atau dipisah. Pengetahuan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan seseorang untuk
diketahui dalam melakukan kinerja dalam pekerjaannya dengan cara yang benar dan
efektif. Keterampilan mendeskripsikan aplikasi dari pengetahuan pada situasi dimana
6. 6
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
pengetahuan dirubah menjadi hasil yang dibutuhkan di tempat kerja. Dan, Sikap
dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan pengetahuan tertentu atau mengapa
keterampilan dilakukan dengan cara tertentu. Konsepsi kompetensi ini kemudian
disepakati dan dikembangkan menjadi standar kompetensi.
Standar kompetensi mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan yang dipersyaratkan
untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas pada tingkat yang dipersyaratkan oleh
standar. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia), Standar Kompetensi Kerja Internasional, dan Standar
Kompetensi Kerja Khusus. Standar Kompetensi Asesor Kompetensi ini akan dibahas pada
setiap unit kompetensi. Dalam proses pengembangan standar, penerapan standar,
pengembangan kurikulum serta asesmen diidentifikasi adanya interface dan kemampuan
telusur antar keempatnya, sehingga akan memberikan kemudahan dalam penerapannya
baik didunia kerja maupun dunia pendidikan, seperti digambarkan dibawah ini.
Gambar 1. Diagram ketelusuran penerapan standar kompetensi pada pengembangan SOP
Industri, penerapan dalam pengembangan kurikulum Pendidikan dan pelatihan serta
sertifikasi kompetensi.
2) Employability skills didefinisikan sebagai keterampilan yang dapat ditransfer (diterapkan
pada beberapa kondisi) yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk membuatnya 'dapat
dipekerjakan‟. Dalam beberapa area fungsi kadang disebut sebagai life skills atau generic
skills. Employability skills ini diidentifikasi terdapat 8 keterampilan yakni:
7. 7
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 2. Delapan aspek Employability Skills
3) Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT=Competency Based Training) adalah model
pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja atau
yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu
peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang
dipersyaratkan tempat kerja. CBT berusaha mengembangkan keterampilan, pengetahuan
dan sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memilikinya) untuk mencapai
persyaratan standar kompetensi. Indonesia dan juga ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA
training system untuk menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan industri, sehingga akan
meningkatkan peluang peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan. Terdapat ciri-ciri PBK
yang dapat menjadi acuan Lembaga Pelatihan Kerja, yakni tersedianya: Standar
Kompetensi, Kerangka Kualifikasi, Strategi dan Materi Pembelajaran Mampu Telusur
Dengan Standar Kompetensi, dan Asesmen Berbasis Kompetensi.
EMPLOYABILITY
SKILLS
Komunikasi
Team work
Problem
solving
Inisiatif
Manajemen
diri
Perencanaan
dan
pengorganis
asian
Mengikuti dan
menggunakan
teknologi
Selalu
belajar
8. 8
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 3. Ciri-ciri pelatihan berbasis kompetensi (ASEC, 2013)
4) Asesmen Berbasis Kompetensi, disini kembali ditekankan dalam konsepsi CBA yang
merupakan pengukuran kompetensi peserta pelatihan terhadap standar kompetensi kerja.
Asesmen ini adalah proses mengumpulkan bukti untuk menganalisis kemajuan dan
prestasi peserta didik/pelatihan. Link and match antara CBT dan CBA terletak pada:
Standar kompetensi yang digunakan seharusnya sama antar CBT dan CBA.
Asesmen mandiri, capaian pembelajaran pada CBT adalah melatih peserta sampai
kompeten yang ditandai secara partisipatori peserta menyatakan saya kompeten yang
direkam dalam asesmen mendiri, sedangkan pada CBA yang salah satunya adalah
bersifat partisipatori, maka CBA diawali dengan peserta menyatakan kompeten. Maka
asesmen mandiri inilah menjadi jaminan link and match antara CBT dan CBA.
Gambar 4. Link and Match CBT dan CBA
PELATIHAN
BERBASIS
KOMPETENSI
Standar Kompetensi
Keterampilan
pengetahuan dan skap
yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu
pekerjaan
Kerangka Kualifikasi
Sistem untuk pengakuan
kompetensi
Strategi dan Materi
Pembelajaran Mampu
Telusur Dengan Standar
Kompetensi
Bagaimana membantu
orang untuk
mendapatkan
keterampilan dan
pengetahuan
Asesmen Berbasis
Kompetensi
Proses menilai apakah
orang memiliki
keterampilan,
pengetahuan, dan sikap
yang dibutuhkan
Pelatihan
Berbasis
Kompetensi
Asesmen
Berbasis
Kompetensi
•StandarKompetensi
•AsesmenMandiri
StandarKompetensi
AsesmenMandiri
9. 9
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3. Acuan Normatif:
1) UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2) PP 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
3) PP 10 tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
4) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 161 tahun 2015 Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan Dan Sertifikasi.
5) Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 185 tahun 2018 Perubahan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang
Standarisasi, Pelatihan dan Sertifikasi.
6) Surat Keputusan Ketua BNSP Nomor: KEP.0183.A/BNSP/III/2019 tentang penetapan skema
sertifikasi asesor kompetensi.
4. Istilah dan definisi
4.1. Asesor kompetensi adalah Seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai asesmen kompetensi pada jenis dan
kualifikasi tertentu. Jenjang asesor kompetensi adalah Calon asesor kompetensi, Asesor
Kompetensi dan Asesor Kompetensi Kepala (Lead assessor).
4.2. Master asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi master asesor,
kompeten bidang tertentu dan diberi tugas untuk melatih asesor kompetensi.
4.3. Lead asesor kompetensi adalah Personil bersertifikat kualifikasi asesor kepala, kompeten
bidang tertentu dan diberi tugas untuk memimpin pelaksanaan asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi.
4.4. Asesi / Peserta sertifikasi adalah Tenaga kerja (angkatan kerja) yang sudah memiliki latar
belakang pendidikan dan/atau pelatihan dan/atau pengalaman kerja yang relevan dengan
standar kompetensi kerja yang akan diases.
4.5. Sertifikasi kompetensi kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar
khusus.
4.6. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. 10
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.7. Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang
dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara
internasional.
4.8. Standar Kompetensi Kerja Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan
dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk
memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi
yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan.
4.9. Unit Kompetensi adalah kegiatan terkecil yang output atau hasilnya merupakan satu
satuan yang terukur.
4.10. Elemen Kompetensi adalah uraian tentang langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi
4.11. KUK (Kriteria Unjuk Kerja) adalah tentang kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen
kompetensi
4.12. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh
masyarakat.
4.13. Proses sertifikasi adalah kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi, yang mencakup pendaftaran, penilaian,
keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat
maupun logo atau penanda (mark).s
4.14. Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan
dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
4.15. Skema Sertifikasi KKNI Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja serta persyaratan lain yang berkaitan
dengan pengakuan kompetensi pada jenis pekerjaan dan/atau kompetensi pada jenjang
kualifikasi KKNI.
4.16. Skema Sertifikasi Okupasi Nasional Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai
acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi yang terdiri dari sekumpulan unit
kompetensi yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan pengakuan kompetensi pada okupasi nasional.
4.17. Skema Sertifikasi Klaster Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
pengakuan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari industri/pengguna.
11. 11
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
4.18. Persyaratan Sertifikasi adalah kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk
persyaratan skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara
sertifikasi.
4.19. Sertifikat adalah dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang
menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan
sertifikasi.
4.20. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4.21. Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya
dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
4.22. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan.
4.23. Asesmen / Uji Kompetensi adalah proses penilaian kepada seseorang terhadap
pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
5. Skema Sertifikasi Asesor Kompetensi
Skema Sertifikasi Okupasi Asesor Kompetensi, merupakan skema sertifikasi berdasarkan suatu
jabatan kerja asesor kompetensi pada sistem nasional sertifikasi profesi yang ditetapkan secara
nasional dan mampu telusur okupasi internasional untuk memastikan skema ini juga portable.
Karena skema ini berlaku secara nasional dan portable antar negara, skema Sertifikasi Okupasi
Asesor Kompetensi ditetapkan oleh Komite Skema yang dibentuk oleh otoritas kompeten sesuai
bidangnya yakni Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Skema ini terdiri atas unit-unit kompetensi,
sebagai berikut:
No: Kode Unit: Nama Unit SKKNI Yang Diacu
1. P.85ASM00.001.2 Merencanakan Aktivitas dan Proses
Asesmen
KEPMENAKER NO.
185/2018
2. P.85ASM00.003.2 Melaksanakan Asesmen
3. P.854900.047.01 Memberikan Kontribusi dalam Validasi
Asesmen
KEPMENAKER NO.
161/2015
Dengan adanya skema sertifikasi okupasi Asesor Kompetensi ini, maka program dan kurikulum
pelatihan Asesor Kompetensi dikembangkan berdasarkan skema sertifikasi ini yang dapat
digambarkan dalam diagram dibawah ini.
12. 12
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 5. Program Pelatihan Asesor Kompetensi berdasarkan Skema Sertifikasi Okupasi Asesor
Kompetensi.
6. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Umum (TIU) dari pelatihan ini adalah peserta mampu: merencanakan aktivitas
dan proses asesmen, melaksanakan asesmen; dan memberikan kontribusi dalam validasi
asesmen, sesuai dengan persyaratan tempat kerja dalam lima dimensi kompetensi (task skills,
task management skills, contingency management skills, jobs/roles environment skills, dan transfer
skills) sebanyak dua Unit Kompetensi sesuai bidangnya.
Sedangkan indikator kompetensi dari setiap peserta pelatihan ini adalah hasil kerja praktek dari
ketiga unit kompetensi Asesor Kompetensi dalam rekaman buku kerja dan mengomunikasikan
tersebut kepada calon klien (sesuai tujuan sertifikasi) dan pemangku kepentingan.
•Asesmen berbasis
kompetensi
•Standar Kompetensi
•Sistem Nasional
Sertifikasi Profesi, dan
•Harmonisasi Sistem
Profesi Internasional
PEMAHAMAN DAN
INTERNALISASI TENTANG
ASESMEN BERBASIS
KOMPETENSI
•Menentukan
Pendekatan
Asesmen
•Mempersiapkan
rencana Asesmen
•Mengidentifikasi
peersyaratan
modifikasi dan
kontektualisasi
•Megorganisasikan
asesmen
MERENCANAKAN
AKTIVITAS DAN
PROSES ASSMEN
•Menetapkan dan
memelihara lingkungan
asesmen
•Mengumpulkan bukti
yang berkualitas
•Mendukung asesi
•Membuat keputusan
asesmen
•Merekam dan
melaporkan keputusan
asesmen
•Meninjau proses
asesmen
MELAKSANAKAN
ASESMEN
•Menyiapkan
validasi
•Memberikan
kontribusi dalam
proses validasi
•Memberikan
kontribusi dalam
hasil validasi
MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM
VALIDASI ASESMEN
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
•
• SkemaSertifikasi/Standar
sertifikasi,
• Standar kompetensi,
• SistemNasional Sertifikasi
Profesi, dan
• Harmonisasi Sistem
Sertifikasi Profesi
Internasional
PEMAHAMAN DAN
INTERNALISASI
TENTANG ASESMEN
BERBASIS KOMPETENSI
• Menentukan Pendekatan
Asesmen
• Mempersiapkan rencana
asesmen
• Mengidentifikasi persyaratan
modifikasi dan
kontekstualiasi
• Mengembangkan Materi Uji
Kompetensi/Asesmen
MERENCANAKAN
AKTIVITAS DAN
PROSES ASESMEN
• Menetapkan dan memelihara
lingkungan asesmen
• Mengumpulkan bukti yang
berkualitas
• Mendukung asesi
• Membuat keputusan asesmen
• Merekam dan melaporkan
keputusan asesmen
• meninjau proses asesmen
MELAKSANAKAN
ASESMEN
• Menyiapkan validasi
• Memberi kontribusi
dalam proses validasi
• Memberikan kontribusi
dalam hasil validasi
MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM
VALIDASI ASESMEN
Untuk menjadi asesor kompetensi, calon asesor harus mempunyai kualifikasi/Pendidikan/pelatihan
area fungsi/bidang teknis yang menjadi ruang lingkup asesmen dan selanjutnya mengikuti pelatihan
asesor kompetensi dengan lingkup:
13. 13
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
MerencanakanAktivitasdanProsesAsesmen
Kode Modul: P.85ASM00.001.2
14. 14
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
B. MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Pendahuluan
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam merencanakan aktivitas dan proses asesmen, termasuk Rekognisi Pembelajaran
Lampau (RPL), di dalam sistem asesmen berbasis kompetensi.
Unit ini dapat digunakan dalam perencanaan aktivitas dan proses asesmen pada lembaga
sertifikasi profesi, lembaga pelatihan, dan lembaga pendidikan. Skils for employability
(kompetensi untuk bekerja) dalam unit sudah menjadi bagian dari kriteria unjuk kerja.
Tujuan Instruksional Khusus
Berdasarkan standar kompetensi kerja tujuan khusus unit ini adalah peserta mampu:
1. Menentukan pendekatan asesemen
2. Mempersiapkan rencana asesmen
3. Identifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi
4. Mengorganisasikan asesmen
Tujuan tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Pengetahuan esensial
Untuk memastikan pencapaian kognitif dari peserta pelatihan maka diidentifikasi pengetahuan
penting atau esensial yang harus disampaikan dalam pelatihan ini. Pengetahuan esensial
yang harus dimiliki peserta setelah pelatihan ini harus dapat menunjukkan pengetahuan
esensial yang diperlukan secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen dan
kriteria kinerja unit ini, pengetahuan esensial tersebut adalah kemampuan peserta membuat
merencanakan aktivitas dan proses asesmen.
Gambar 1 Tujuan Instruksional Khusus
• MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
• MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
• IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN KONTEKTUALISASI
• MENGORGANISASIKAN ASESMEN
15. 15
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Keterampilan Esensial:
Sangat penting bahwa pesera menunjukkan kemampuan untuk merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.
Selain ini, peserta harus dapat secara efektif melakukan tugas yang diuraikan dalam elemen
dan kriteria kinerja unit ini, mengelola tugas dan mengelola kontinjensi dalam konteks peran
kerja yang diidentifikasi, yang dapat mencakupi:
Mendemonstrasikan penerapan keterampilan dalam:
- Merencanakan dan mengatur proses pada minimal dua dari lima kesempatan terpisah.
- Mengikuti pengaturan organisasi
- Meneliti dan mengevaluasi
- Merencanakan dalam rangka memformulasikan rencana asesmen
- Mengorgansasikan dalam pengorganisasian kebutuhan sumber daya.
Keterampilan literasi
Keterampilan komunikasi
Kepekaan untuk mengakses dan memperhatikan berbagai keragaman asesi
Kapasitas untuk mempromosikan dan menerapkan kebersamaan, keadilan, keabsahan,
keandalan dan keluwesan dalam merencanakan suatu proses asesmen.
Sikap
Sikap kerja yang diperlukan pada unit kompetensi ini adalah sikap dapat menjaga
rahasia, berwawasan luas, diplomatis, beradaptasi baik dengan lingkungan dan
perubahan, fokus mencapai sasaran merencanakan aktivitas dan proses asesmen
yang akan disusun.
Aspek Kritis
Pengembangan suatu rencana asesmen yang akan digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam
pelaksanaan asesmen berbasis kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi tolok ukur
asesmen dan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan
dilaksanakan serta pengorganisasian orang, bahan dan sumber daya fisik yang diperlukan dalam
pelakasanaan asesmen.
16. 16
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MERENCANAKAN AKTIFITAS DAN PROSES ASESMEN
Elemen KUK Batasan Variabel
1. Menentukan
pendekatan
asesmen
1.1 Kandidat, tujuan dan
konteks asesmen
diidentifikasi dan
dikonfirmasikan dengan
orang yang relevan
sesuai dengan
persyaratan hukum,
organisasi dan etika.
1. Konteks variabel
1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan
kerja dimana unit kompetensi dapat
dilaksanakan, adalah adanya akses
sumber informasi tentang pendekatan
asesmen yang mencakupi target
asesi, jalur asesmen, konteks
asesmen, dan acuan pembanding.
1.2 Kandidat, dapat mencakupi :
1.2.1 Hasil pelatihan dan / atau
pendidikan:
1.2.2 Pekerja berpengalaman
1.2.3 Pelatihan / belajar mandiri
1.3 Tujuan asesmen dapat mencakupi
1.3.1 Sertifikasi Kompetensi
1.3.2 Pengakuan Kompetensi Terkini
(PKT) yang sudah dimiliki asesi.
1.3.3 Rekognisi Pembelajaran
Lampau
1.3.4 Hasil pelatihan / proses
pembelajaran.
1.3.5 Penetapan kemajuan dalam
rangka pencapaian kualifikasi.
1.3.6 Pengukuran kinerja.
1.3.7 Pengklasifikasian
karyawan/pemberian dukungan
pengembangan karir.
1.3.8 Rekrutmen berbasis
kompetensi.
1.3.9 Pemberian lisensi, registrasi,
penugasan atau persyaratan
regulator.
1.4 Konteks Asesmen, dapat mencakupi
1.4.1 Dengan lingkungan tempat kerja
(tempat kerja riil atau
simulasi).
1.4.2 Dengan Peluang untuk
mengumpulkan bukti dalam
berbagai situasi (tersedia atau
terbatas).
1.2 Standar industri atau
tempat kerja yang berlaku
diidentifikasi dan diakses
untuk asesmn, dan
persyaratan asesmen
spesifik apapun.
2. Mempersiapkan
rencana
asesmen
2.1 Unit kompetensi dan
persyaratan asesmen
dianalisis untuk
mengidentifikasi bukti dan
jenis bukti yang
diperlukan untuk
menunjukkan
kompetensi, sesuai
dengan aturan bukti
2.2 Metode dan instrumen
asesmen dipilih untuk
mendukung pengumpulan
bukti yang ditetapkan,
dengan
mempertimbangkan
konteks di mana
asesmen akan
berlangsung
2.3 Rencana asesmen
dikembangkan dan
persetujuan didapatkan
dari para pemangku
kepentingan terkait
3. Identifikasi
persyaratan
modifikasi dan
3.1 Informasi dari kandidat
dan, jika relevan, tempat
kerja kandidat digunakan
17. 17
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Kontekstualisasi untuk mengidentifikasi
kebutuhan
kontekstualisasi.
1.4.3 Dalam hubungan antar standar
kompetensi dengan bukti untuk
mendukung assmen, aktivitas
pekerjaan kandididat ditempat
kerja, dan aktivitas belajar.
1.4.4 Dalam hubungannya dengan
siapa yang melakukan asesmen
(lembaga sertifikasi, lembaga
pelatihan, asesor dari dunia
usaha (enterprise assessor).
1.5 Orang yang relevan, harus mencakupi
1.5.1 Manajer sertifikasi.
1.5.2 Lembaga pelatihan kerja
1.5.3 Manajer pelatihan
1.5.4 Lainnya.
1.6 Standar industri atau tempat kerja,
dapat mencakupi
1.6.1 Standar kompetensi:
1.6.2 Kriteria asesmen kurikulum
saja:
1.6.3 Spesifikasi kinerja suatu
perusahaan atau industri:
1.6.4 Spesifikasi Produk:
1.6.5 Pedoman khusus
1.6.6 Pelanggan, perusahaan atau
organisasi
1.7 Bukti dapat mencakupi:
1.7.1 Demonstrasi, produk,
portofolio, dan penghafalan
yang diidentifikasi
berdasarkan kriteria kinerja
dan pendekatan asesmen.
1.8 Jenis Bukti, dapat mencakupi
1.81 Langsung, contohnya
1.8.1.1 Observasi aktivitas
kerja, baik pada keadaan
sebenarnya ataupun dalam
kondisi disimulasikan.
1.81.2 Contoh hasil kerja.
1.8.2 Tidak langsung, contohnya
laporan pihak ketiga
yang kredible, portfolio.
1.8.3 Tambahan, contohnya
3.2 Saran yang diberikan
oleh paket pelatihanatau
pengembang kursus
yangrelevan diperiksa
dengan kebutuhan
kontekstualisai yang
diidentifikasi
3.3 Alat asesmen yang ada
dianalisis dan
amandemen yang
diperlukan dicatatat untuk
mengatasi kebutuhan
kontekstualisasi yang
diidentifikasi
4. Mengorganisasi
kan asesmen
4.1 Menganalisis instrumen
asesmen yang tersedia
untuk kesesuaian
penggunaan dianalisisi,
dan modifikasi yang
diperlukan diidentifikasi.
4.2 Instrumen asesmen
untuk memenuhi standar
dan kebutuhan tempat
kerja / kandidat yang
diperlukan
dikembangkan.
4.3 Instrumen asesmen
terhadap persyaratan
unit atau kursus
dipetakan.
4.4 Instruksi yang jelas
ditulis untuk kandidat
dan asesor
mengenai penggunaan
instrumen asesmen
4.5 Draf instrumen
asesmen memenuhi
standar yang disyaratkan
dan kebutuhan tempat
kerja / kandidat tertentu
18. 18
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
serta catat hasil
pemeriksaan diperiksa,
dicatat dan dikonfirmasi
pertanyaan dan jawaban
jawab, rekaman kerja,
rekaman pelatihan, portofolio.
1.8.4 Kombinasi hal-hal di atas
1.9 Aturan bukti, mencakupi:
1.9.1 Valid/Sah:
• Berkaitan dengan unit
kompetensi yang tepat.
• Mencerminkan kelima
dimensi kompetensi.
• Memberikan bukti keterampilan
kerja.
•Apakah sesuai dengan
keberpihakan NQF / KKNI
yang sedang dinilai.
1.9.2 Asli : apakah karya siswa /
asesi sendiri (dan prosedur
telah dikembangkan untuk
memastikan ini).
1.9.3 Terkini/Andal : menunjukkan
bahwa kandidat secara
konsisten memenuhi unit
kompetensi yang didukung
1.9.4 Memadai/ Cukup:
• Memberikan bukti yang cukup
untuk membuat asesmen
tentang kompetensi individu
dalam kaitannya dengan
kelima dimensi kompetensi.
• Memenuhi semua persyaratan
bukti untuk unit kompetensi.
1.10 Metode asesmen, dapat mencakupi:
1.10.1 Observasi langsung (kerja
nyata / aktivitas waktu nyata
di tempat kerja ,kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang
disimulasikan)
1.10.2 Kegiatan terstruktur (latihan
simulasi dan permainan
peran, proyek, presentasi,
lembar kegiatan)
1.10.3 Tanya jawab (pertanyaan
tertulis, wawancara, asesmen
19. 19
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
diri, tanya jawab lisan, angket,
ujian lisan atau tertulis)
1.10.4 Verifikasi Portofolio (contoh
pekerjaan yang disusun oleh
kandidat, produk dengan
dokumentasi pendukung, bukti
sejarah, jurnal atau buku
catatan, informasi tentang
pengalaman hidup)
1.10.5 Ulasan produk (testimonial
dan laporan dari atasan dan
atasan, bukti pelatihan,
pencapaian sebelumnya yang
diautentikasi, wawancara
dengan atasan, atasan, atau
rekan kerja)
1.10.6 Lainnya.
1.11 Instrumen asesmen, dapat
mencakupi:
1.11.1 Lembar periksa Observasi
langsung
1.11.2 Lembar asesmen Kegiatan
terstruktur
1.11.3 Daftar pertanyaan
1.11.4 Lembar periksa Verifikasi
Portofolio
1.11.5 Lembar periksa Ulasan
produk
1.11.6 Lainnya
1.12 Prinsip-prinsip asesmen harus
mencakupi
1.13.1 Validitas.
1.13.2 Reliabilitas.
1.13.3 Flexibilitas.
1.13.4 Fairness/keadilan.
1.13 Skills for employability,
mencakupi ketrampilan:
1.13.1 Komunikasi (communication
skills).
1.13.2 Bekerja dalam kelompok
(team works skills).
1.13.3 Mengatasi masalah (problem
solving skills).
20. 20
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
1.13.4 Berinisiasi dan kewirusahaan
(initiative and enterprise
skills).
1.13.5 Perencanaan dan
pengorganisasian (planning
and organizing skills).
1.13.6 Manajemen diri (self-
management skills).
1.13.7 Belajar (learning skills).
1.13.8 Teknologi (technology skills).
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan.
2.1.1 Peralatan untuk akses
informasi dan untuk
mengembangkan dokumen
perencanaan dan
pengorganisasian.
2.2 Perlengkapan.
2.2.1 Peralatan komputer dan
program teknologi informasi
dan komunikasi.
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2016 tentang Sistem
Standarisasi Kompetensi
Kerja Nasional.
21. 21
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN 1: MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
1.1. Kandidat, tujuan dan konteks
asesmen diidentifikasi dan
dikonfirmasikan dengan orang yang
relevan sesuai dengan persyaratan
hukum, organisasi dan etika
1.2. Standar industri atau tempat kerja
yang berlaku diidentifikasi dan
diakses untuk asesmen, dan
persyaratan asesmen spesifik apa
pun
Gambar 2 Langkah-langkah Menentukan Pendekatan Asesmen
1. ELEMEN/LANGKAH 1 : MENENTUKAN PENDEKATAN ASESMEN
Asesmen adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan bahwa kompetensi telah
tercapai. Hal ini membuktikan bahwa seseorang yang kompetensinya telah tercapai dapat melakukan
sesuai dengan standar yang diharapkan di tempat kerja sesuai dengan yang dinyatakan dalam
standar kompetensi yang disahkan secara nasional atau pada standar kompetensi yang dikembangkan
industri, organisasi, komunitas atau kelompok profesional terkait.
Pendekatan Asesmen adalah dasar dalam konteks mendukung merencanakan aktivitas dan
proses asesmen.
Kandidat/ Asesi
adalah seseorang yang akan mengikuti proses asesmen, bisa berasal dari :
hasil pelatihan dan / atau pendidikan
pekerja berpengalaman
pelatihan / belajar sendiri
Tujuan Asesmen, dalam hal ini mencakupi :
Sertifikasi kompetensi
Pengakuan Kompetensi Terkini (PKT) yang sudah dimiliki asesi.
Rekognisi Pembelajaran Lampau
Hasil pelatihan/proses pembelajaran.
Penetapan kemajuan dalam rangka pencapaian kualifikasi.
Pengukuran kinerja.
Pengklasifikasian karyawan/pemberian dukungan pengembangan karir.
Rekrutmen berbasis kompetensi.
Pemberian lisensi, registrasi, penugasan atau persyaratan regulator.
Konteks Asesmen
Dengan lingkungan tempat kerja (tempat kerja riil atau simulasi).
Dengan Peluang untuk mengumpulkan bukti dalam berbagai situasi (tersedia atau
terbatas).
22. 22
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Dalam hubungan antar standar kompetensi dengan bukti untuk mendukung assmen,
aktivitas pekerjaan kandididat ditempat kerja, dan aktivitas belajar.
Dalam hubungannya dengan siapa yang melakukan asesmen (lembaga sertifikasi,
lembaga pelatihan, asesor dari dunia usaha (enterprise assessor).
Tujuan asesmen dan konteks asesmen sangat berhubungan, dimana konteks asesmen adalah kondisi
asesmen yang akan dilakukan dan jika asesmen akan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda dan
sejumlah lokasi maka setiap lokasi harus dirinci sehubungan dengan komponen asesmen yang akan
dilakukan
Pihak yang relevan
Manajer sertifikasi
Lembaga pelatihan kerja
Manajer pelatihan
Lainnya.
Standar industri atau tempat kerja, dapat mencakupi
Standar kompetensi:
Kriteria asesmen kurikulum saja:
Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri:
Spesifikasi Produk:
Kandidat / Asesi Tujuan Asesmen Konteks Asesmen
Pendekatan Asesmen
Gambar 3 Pendekatan Asesmen
23. 23
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pedoman khusus
Pelanggan, perusahaan atau organisasi
Latihan 1:
Lakukan identifikasi dan konfirmasi kandidat (asesi), tujuan dan konteks asesmen dengan
orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum, organisasi dan etika.
Pilih salah satu kandidat/ asesi:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek
mampu telusur terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis
kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
24. 24
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.MAPA.01-MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
1. Menentukan Pendekatan Asesmen
1.1. Asesi Hasil pelatihan dan / atau pendidikan:
Pekerja berpengalaman
Pelatihan / belajar mandiri
Tujuan
Asesmen
Sertifikasi
Sertifikasi Ulang
Pengakuan kompetensi terkini (PKT)
Rekognisi Pembelajaran Lampau
Lainnya
Konteks
Asesmen:
Lingkungan Tempat kerja nyata Tempat kerja simulasi
Peluang untuk
mengumpulkan
bukti dalam
sejumlah situasi
Tersedia Terbatas
Hubungan antara
standar
kompetensi dan:
Bukti untuk mendukung asesmen / RPL:
Aktivitas kerja di tempat kerja Asesi:
Kegiatan Pembelajaran:
Siapa yang
melakukan
asesmen / RPL
Lembaga Sertifikasi
Organisasi Pelatihan
Asesor Perusahaan
Konfirmasi
dengan orang
yang relevan
Manajer sertifikasi LSP
Master Asesor / Master Trainer / Asesor Utama Kompetensi
Manajer Pelatihan Lembaga Training terakreditasi / Lembaga Training
terdaftar
Lainnya:
1.2 Tolok Ukur
Asesmen
Standar Kompetensi:
Kriteria asesmen dari kurikulum pelatihan
Spesifikasi kinerja suatu perusahaan atau industri:
Spesifikasi Produk:
Pedoman khusus:
25. 25
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
2.1. Unit kompetensi dan
persyaratan asesmen
dianalisis untuk
mengidentifikasi bukti dan
jenis bukti yang
diperlukan untuk
menunjukkan kompetensi,
sesuai dengan aturan
bukti
2.2. Metode dan instrumen
asesmen dipilih untuk
mendukung pengumpulan
bukti yang ditetapkan,
dengan
mempertimbangkan
konteks di mana asesmen
akan berlangsung
2.3. Rencana asesmen
dikembangkan dan
persetujuan didapatkan
dari para pemangku
kepentingan terkait.
ELEMEN 2: MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
Gambar 4 Tahapan Mempersiapkan Rencana Asesmen
2. ELEMEN/LANGKAH 2 : MEMPERSIAPKAN RENCANA ASESMEN
Pada langkah ke dua ini adalah mempersiapkan rencana asesmen, ada tiga aktivitas yang harus
dilakukan agar dalam mempersiapkan rencana asesmen dapat silakukan secara efektif dan efisien.
Bukti adalah sesuatu yang mendukung asesi terhadap kompetensi yang diajukan asesi. Bukti-
bukti dapat mencakup demonstrasi, produk, portofolio, dan penghafalan yang diidentifikasi
berdasarkan kriteria kinerja dan pendekatan asesmen. Bukti dikumpulkan melalui berbagai
aktivitas untuk mengkonfirmasikan kompetensi, seperti:
26. 26
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Gambar 5 Bukti-bukti - Adaptasi dari Training in Australia
Proses:
- Prosedur yang tepat diikuti
- Pekerjaan dilaksanakan
dengan aman
- Pelanggan puas terhadap
layanan yang diberikan.
- Keterampilan komunikasi
diaplikasikan dan dipelihara
Produk:
- Suatu produk sesuai dengan
spesifikasi
- Suatu produk yang
diselesaikan dalam kerangka
waktu yang ditetapkan
- Suatu penjualan yang
dilakukan
Pengetahuan:
- Prosedur bekerja
- Persyaratan Hukum
- Persyaratan Keselamatan, Keamanan
dan Keselamatan Kerja
- Prosedur Penelitian
Produk
Pengetahuan
yang diperlukan
Proses
27. 27
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat pengumpulan bukti yang relevan, terdapat aturan pengumpulan bukti yang harus
dipatuhi yaitu :
Aturan Bukti Panduan proses pengumpulan
Valid
Bukti yang dikumpulkan
memenuhi persyaratan dari
unit kompetensi atau standar
yang spesifik.
Bukti harus sesuai dengan persyaratan dari unit
kompetensi yang diases. Jika unit kompetensi
memerlukan keterampilan yang akan didemonstrasikan –
Bukti keterampilan dapat diobservasi atau dikumpulkan
melalui cara lain oleh asesor sesuai dengan pedoman
penilaian pada standar kompetensi tersebut.
Autentik/Asli
Bukti yang dikumpulkan adalah
hasil pekerjaan asesi itu
sendiri. (Jika asesor belum
yakin, maka bukti tambahan
diperlukan).
Bukti harus dengan jelas menunjukkan kompetensi asesi
bukan bukti yang dikerjakan orang lain. Hal ini memiliki
implikasi bahwa untuk RPL atau PKT proses yang
dikerjakan pada saat lampau harus diverifikasi oleh pihak
otoritas yang telah ditentukan.
Terkini
Bukti harus berhubungan
dengan keterbaruan dan
apakah bukti tersebut
berhubungan dengan
kompetensi asesi terkini.
Bukti harus dikumpulkan dalam kerangka waktu yang
ditentukan. Harus didemonstrasikan oleh asesi pada
tingkatan keterampilan dan pengetahuan, bukti yang lebih
lama masih mungkin diperbolehkan sepanjang asesi
dapat menunjukkan bukti pendukung yang menyatakan
bahwa keterampilan dan pengetahuan tersebut masih
diaplikasikan di tempat kerja. Untuk memastikannya,
pertimbangan profesional diperlukan dari asesor.
Memadai
Berhubungan dengan
banyaknya bukti yang
dikumpulkan, memenuhi
seluruh aspek dari unit
kompetensi, dimensi
kompetensi dan employability
skills.
Pertimbangkan aspek kritis pada unit kompetensi,
termasuk keterampilan atau pengetahuan yang
didemonstrasikan dari waktu ke waktu dengan konteks
yang berbeda.
Ada tiga jenis bukti yaitu:
Bukti Langsung (L)
Bukti Langsung adalah bukti yang dikumpulkan oleh asesor melalui pengamatan.
Disebut langsung karena asesor secara langsung mengamati dan merekam bukti-
buktinya. Bukti langsung merupakan bukti yang paling terbaik dan terpercaya dari
suatu bukti, tetapi tidak selalu sesuai atau memungkinkan untuk suatu proses
asesmen. Sebagai contoh untuk RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) atau PKT
(Pengakuan Kompetensi Terkini), bukti langsung harus diikuti suatu verifikasi terhadap
pekerjaan atau tugas yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut memang dilakukan
secara konsisten.
28. 28
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti Tidak Langsung (TL)
Bukti tidak langsung adalah bukti yang dikumpulkan yang tidak secara
langsung diamati oleh asesor. Hal ini termasuk Laporan pihak ketiga, video
dan bukti audio, hasil proyek, contoh produk dan bukti portofolio. Bagi asesi
RPL atau RCC, bukti tidak langsung adalah informasi tentang asesi
terhadap bukti yang dikumpulkan asesi untuk mendapatkan pengakuan. Bukti-bukti yang
dikumpulkan harus relevan bagi suatu unit (unit-unit) kompetensi yang mereka ajukan.
Suatu surat referensi dari pihak pemberi kerja yang menyatakan bahwa asesi telah dapat
mengerjakan seluruh tugas terkait merupakan bukti yang belum memadai. Perangkat
asesmen yang berkualitas mempersyaratkan bahwa setiap unit kompetensi didukung oleh
contoh dimana dan kapan tugas-tugas tersebut diselesaikan.
Bukti Tambahan (T)
Bukti Tambahan adalah bukti yang digunakan untuk memastikan
kecukupan bukti-bukti yang diajukan baik secara pengetahuan atau
verifikasi bukti tersebut. Bukti ini dapat dilakukan melalui pertanyaan
lisan atau tertulis atau wawancara yang secara akurat merefleksikan
kinerja asesi.
Contoh Jenis Bukti:
Jenis Bukti Contoh
Langsung Observasi aktivitas kerja, baik pada keadaan
sebenarnya ataupun dalam kondisi disimulasikan.
Contoh hasil kerja.
Tidak Langsung Laporan pihak ketiga yang kredibel, portofolio.
Tambahan Pertanyaan Lisan
Pertanyaan Tertulis
Pertanyaan Wawancara
Contoh:
Jika Anda akan mengumpulkan bukti dari seorang asesi agar mampu melakukan elemen
pertama pada unit kompetensi Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja, Anda
perlu mengkaji hasil yang diminta pada elemen kompetensi no. 1.
29. 29
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Metode Asesmen Contoh
Observasi langsung Kerja nyata / aktivitas waktu nyata di tempat kerja,aktivitas kerja dalam
lingkungan tempat kerja yang disimulasikan
Kegiatan
terstruktur
Latihan simulasi dan permainan peran,proyek,presentasi, lembar kegiatan
Tanya jawab
Pertanyaan tertulis,wawancara,asesmen diri,tanya jawab lisan, angket,
ujian lisan atau tertulis
Verifikasi
Portofolio
Contoh pekerjaan yang disusun oleh kandidat,produk dengan dokumentasi
pendukung,bukti sejarah,jurnal atau buku catatan,informasi tentang
pengalaman hidup.
Ulasan produk Testimonial dan laporan dari atasan dan atasan,bukti pelatihan, pencapaian
sebelumnya yang diautentikasi,wawancara dengan atasan,atasan,atau rekan
kerja.
Gambar 6 Contoh Unit Kompetensi
Elemen kompetensi pada judul di atas memberikan indikasi yang jelas yaitu mempersiapkan
pengukuran faktor bahaya di tempat kerja. Secara cepat dapat ditangkap pada kriteria unjuk kerja
bagaimana tugas-tugas ini dilaksanakan di tempat kerja nyata; misalnya mengelompokan faktor
bahaya, mempersiapkan formulir pengukuran dan mempersiapkan sarana pengukuran.
Apabila asesi asesmen adalah seseorang dari proses pelatihan atau pendidikan, maka bukti bahwa
asesit mempersiapkan suatu proses diperlukan.
Ada banyak sumber bukti potensial dan banyak metode dan teknik untuk mengumpulkan bukti, seperti
contoh di bawah ini :
30. 30
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berdasarkan dari beragamnya metode dan teknik dalam pengumpulan bukti, agar bukti yang
dikumpulkan sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh unit (unit-unit) kompetensi maka diperlukan
instrumen asesmen.
Instrumen asesmen adalah kegiatan atau pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk mengases
kompetensi bagi individu atau kelompok., yang mencakupi :
Lembar periksa observasi langsung
Lembar asesmen kegiatan terstruktur
Daftar pertanyaan
Lembar periksa verifikasi portofolio
Lembar periksa ulasan produk
Dan lain nya
31. 31
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 2:
Isilah formulir dibawah ini, sebagai lanjutan dari bagian 1 dengan menggunakan unit kompetensi yang
Anda pilih.
2. Mempersiapkan Rencana Asesmen
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kriteria Unjuk Kerja
Bukti-Bukti
(Kinerja, Produk,
Portofolio, dan /
atau Hafalan)
diidentifikasi
berdasarkan
Kriteria Unjuk Kerja
dan Pendekatan
Asesmen.
Jenis
Bukti
Metode dan Perangkat Asesmen
CL (Daftar Periksa), DIT (Daftar Instruksi Terstruktur), DPL (Daftar
Pertanyaan Lisan),
DPT (Daftar Pertanyaan Tertulis), VP (Verifikasi Portofolio),
CUP (Ceklis Ulasan Produk), PW (Pertanyaan Wawancara)
L TL T
Obsevasilangsung
(kerjanyata/aktivitaswaktunyataditempatkerjadi
kingkungantempatkerjayangdisimulasikan)
KegiatanStruktur
(latihansimulasidanbermainperan,proyek,presentasi,
lembarkegiatan)
TanyaJawab
(pertanyaantertulis,wawancara,asesmendiri,tanya
jawablisan,angket,ujianlisanatautertulis)
VerifikasiPortfolio
(sampelpekerjaaanyangdisusunolehAsesi,produk
dengandokumentasipendukung,buktisejarah,jurnal
ataubukucatatan,informasitentangpengalamanhidup)
Reviewproduk
(testimonidanlaporandariatasan,buktipelatihan,
otentikasipencapaiansebelumnya,wawancaradengan
atasan,
ataurekankerja)
Lainnya:……………
Elemen: 1.
1.1.
1.2.
1.3.
Elemen: 2.
2.1.
2.2.
2.3.
32. 32
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
ELEMEN 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN
MODIFIKASI DAN KONTEKSTUALISASI
3.3 Alat asesmen yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatatat untuk mengatasi
kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikas
3.4 Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap perubahan yang
diperlukan untuk alat asesmen dicatat.
3.1 Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat kerja kandidat digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
3.2 Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang relevan diperiksa
dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi
Gambar 7 Tahapan Identifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi
ELEMEN/LANGKAH 3: IDENTIFIKASI PERSYARATAN MODIFIKASI DAN
KONTEKSTUALISASI
Pada langkah ketiga ini terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan agar dapat
mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi sesuai dengan situasi
yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni
Informasi dari asesi dan, jika relevan, tempat kerja asesi digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi.
Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang kursus yang
relevan diperiksa dengan kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
Perangkat yang ada dianalisis dan amandemen yang diperlukan dicatat
untuk mengatasi kebutuhan kontekstualisasi yang diidentifikasi.
Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi diidentifikasi dan setiap
perubahan yang diperlukan untuk perangkat asesmen dicatat.
Sangat penting untuk diperhatikan bagi peserta pelatihan pada saat memilih atau mengembangkan
instrumen asesmen bahwa kontekstualisasi unit kompetensi adalah :
tidak boleh menghapus atau menambah jumlah dan konten elemen dan kriteria kinerja
dapat menambahkan terminologi industri tertentu ke kriteria kinerja di mana ini tidak
mendistorsi atau mempersempit hasil kompetensi
33. 33
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
dapat membuat amandemen dan penambahan pada pernyataan jangkauan selama
perubahan tersebut tidak mengurangi luasnya penerapan kompetensi dan mengurangi
portabilitasnya, dan / atau
dapat menambahkan detail pada panduan bukti di bidang-bidang seperti aspek kritis bukti
atau sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan di mana hal ini memperluas luasnya
kompetensi tetapi tidak membatasi penggunaannya.
Pada standar kompetensi terdapat pedoman kontekstualisasi yang sebagai pedoman bagi asesor
untuk mengembangkan instrumen asesmen. Biasanya pada standar kompetensi tersebut
memungkinkan untuk mengganti terminologi umum dan deskripsi umum dari suatu peralatan atau
proses dan prosedur dengan contoh yang spesifik dari kriteria unjuk kerja dan termasuk dari
contoh-contoh batasan variabel dari unit kompetensi. Kualitas instrumen asesmen
mempersyaratkan penggunaan kontekstualisasi untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik dari latar
belakang asesi dan karakteristik industri atau tempat kerja.
Pertimbangan kebutuhan yang spesifik dari asesi anda, diantaranya adalah:
Tingkat pengalaman kerja
Tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya
Tingkat kemampuan berbahasa, baca tulis dan hitung
Ketidakmampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen
Ketidakmampuan intelektual yang berdampak terhadap asesmen
Kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen
Perbedaan pada kemajuan belajar
Kepercayaan dan spritual
Latar belakang budaya, imej dan persepsi
Usia dan jenis kelamin
Sebagai asesor, perlu memahami bahwa konteks asesmen/RPL diantaranya adalah:
Bagian dari proses pendaftaran
Lingkungan dimana proses asesmen/ RPL dilakukan, termasuk bekerja secara
langsung/ simulasi
Kesempatan untuk mengumpulkan bukti dari sejumlah situasi
Hubungan antara standar kompetensi dan bukti untuk mendukung rekognisi
pembelajaran lampu
Seseorang yang melaksanakan asesmen/ RPL
Hubungan antara standar kompetensi dan kegiatan belajar
Pengaturan hubungan kerjasama
Periode waktu selama pelaksanaan asesmen
Mekanisme penjaminan mutu
34. 34
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Latihan 3:
Isilah formulir dibawah ini sebagai menggunakan unit kompetensi yang sama pada Latihan 2
*Coret yang tidak perlu
3. Mengidentifikasi Persyaratan Modifikasi dan Kontekstualisasi:
3.1. a. Karakteristik Kadidat: Ada / tidak ada* karakteristik khusus Kadidat
Jika Ada, tuliskan
b. Kebutuhan kontekstualisasi terkait tempat kerja: Ada / tidak ada* kebutuhan kontekstualisasi
Jika Ada, tuliskan
3.2. Saran yang diberikan oleh paket pelatihan atau
pengembang pelatihan
Ada / tidak ada* saran
Jika Ada, tuliskan
3.3. Penyesuaian perangkat asesmen terkait kebutuhan
kontekstualisasi
Ada / tidak ada* penyesuaian perangkat
Jika Ada, tuliskan
3.4. Peluang untuk kegiatan asesmen terintegrasi dan
mencatat setiap perubahan yang diperlukan untuk
alat asesmen
Ada / tidak ada* peluang
Jika Ada, tuliskan
35. 35
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ELEMEN 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN
4.3 Instrumen asesmen terhadap persyaratan unit atau kursus dipetakan
4.4 Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan penilai mengenai
penggunaan instrumen asesmen
4.1. Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia untuk kesesuaian
penggunaan dianalisis, dan modifikasi yang diperlukan diidentifikasi
4.2 Instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat
kerja/ kandidat yang diperlukan dikembangkan
4.5 Draft asesmen memenuhi standar yang diisyaratkan dan kebutuhan
tempat kerja/ kandidat tertentu serta catat hasil pemeriksaan diperiksa,
dicatat dan dikonfirmasi
Gambar 8 Mengorganisasikan Asesmen
ELEMEN/LANGKAH 4 : MENGORGANISASIKAN ASESMEN
Pada langkah keempat ini terdapat lima aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mengorganisasikan
asesmen sesuai dengan situasi yang asesmen secara efektif dan efisien, yakni:
Menganalisis instrumen asesmen yang tersedia dan modifikasi
Mengembangkan instrumen asesmen untuk memenuhi standar dan kebutuhan tempat
kerja asesi.
Memetakan instrumen asesmen terhadap persyaratan unit kompetensi
Menuliskan instruksi dengan jelas untuk asesi/ kandidat dan asesor
Memeriksa draft instrumen asesmen sesuai standar yang dipersyaratkan dan kebutuhan di
tempat kerja/ asesi/ kandidat.
36. 36
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Setelah mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi, maka seorang asesor
menganalisis instrumen asesmen berdasarkan metode yang akan digunakan.
Dibawah ini adalah tabel uraian metode asesmen dan instrumen yang mungkin dapat digunakan.
Metode Contoh Aplikasi
Observasi Mengamati pekerjaan sesungguhnya saat
bekerja di tempat kerja.
Mengamati aktivitas pekerjaan pada
lingkungan simulasi seperti di ruang kelas
atau fasilitas yang telah disiapkan.
Instrumen Asesmen Terdiri terdiri dari:
FR.IA.01: Ceklis Observasi Aktivitas
di tempat kerja atau Tempat Kerja
Simulasi (CL)
FR.IA.02: Tugas Praktik
Demonstrasi
FR.IA.03: Pertanyaan untuk
mendukung observasi.
Ketika keterampilan harus
ditunjukkan sesuai dengan
standar kompetensi dan
persyaratan di tempat kerja,
observasi langsung merupakan
metode yang terbaik. Asesor
berkolaborasi dengan asesi
dan supervisor di tempat kerja
(jika diperlukan) untuk
mengatur waktu untuk melihat
kinerja asesi pada tugas yang
relevan.
Kegiatan
Terstruktur
Menyelesaikan suatu project
Melakukan suatu presentasi
Menggunakan simulasi, termasuk
bermain peran
Instrumen Asesmen dapat terdiri dari:
FR.IA.04 – Penjelasan Singkat Proyek
Terkait Pekerjaan/ Kegiatan Terstruktur
lainnya – DIT (Daftar Instruksi
Terstruktur)
Aktivitas terstruktur
memberikan asesi peluang
untuk mendemonstrasikan
kompetensinya dalam tugas
yang kompleks pada suatu
pekerjaan atau situasi simulasi.
Aktivitas akan mengumpulkan
bukti melalui suatu proses dan
mengkombinasikan dalam
bentuk bukti bagi asesor saat
melengkapi suatu projek atau
aktivitas yang telah dibuat.
37. 37
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tanya Jawab Jawaban tertulis terhadap pertanyaan
singkat, pilihan berganda dan/ atau esai
(pada kertas, online atau metode
elektronik lainnya)
Melakukan wawancara atau pertanyaan
lainnya.
Menggunakan kuesioner untuk
mengumpulkan informasi.
Ujian secara lisan dan/atau tertulis untuk
teori lainnya.
Instrumen asesmen metode tanya jawab dapat
terdiri dari:
FR.IA.05 – Pertanyaan Tertulis Pilihan
Ganda (DPT)
FR.IA.05.A – Lembar Kunci Jawaban
Pertanyaan Tertulis Pilihan Ganda
FR.IA.05.B – Lembar Jawaban Pilihan
Ganda
Saat mendapatkan bukti dari
pengetahuan yang esensial
dan pekerjaan, pertanyaan
adalah metode yang paling
efektif. Sebagian besar
kompetensi memerlukan suatu
tingkatan pengetahuan teori
sebelum melakukan suatu
tugas. Pertanyaan adalah
metode untuk mengumpulkan
bukti ini. Observasi tidak dapat
menentukan apakah asesi
memiliki pengetahuan dan
mengapa suatu kinerja
dilakukan dengan cara
tersebut.
FR.IA.06 – Pertanyaan Tertulis Esai
FR.IA.06.A – Lembar Kunci Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
FR.IA.06.B – Lembar Jawaban
Pertanyaan Tertulis Esai
FR.IA.07 – Pertanyaan Lisan (DPL)
FR.IA.09 – Pertanyaan Wawancara (PW)
Portofolio Menyediakan suatu koleksi bukti yang
dikumpulkan oleh asesi dalam suatu
waktu.
Menyediakan suatu contoh produk
dengan dokumentasi pendukung
Suatu kompilasi bukti
Suatu jurnal pekerjaan atau logbook
Instrumen metode Portofolio, dapat terdiri
dari:
FR.IA.8 – Ceklis Verifikasi Portofolio (CP)
Peran kerja mempersyaratkan
aplikasi dari berbagai tugas-
tugas yang berbeda untuk
memenuhi standar
kompetensi, suatu bukti
portofolio memberikan peluang
kepada asesi untuk
menunjukkan bukti-bukti yang
telah dikumpulkan pada waktu
tertentu. Biasanya melibatkan
supervisor di tempat kerja dan
komunikasi dengan asesor
pada waktu pengumpulan
bukti.
Review Produk Mengamati suatu produk yang dihasilkan.
Membandingkan spesifikasi produk
Pekerjaan yang memerlukan
pembuatan suatu produk,
38. 38
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
terhadap standar.
Instrumen yang dapat dikembangkan:
Standar produk Industri
Form pengamatan sesuai standar
dengan memastikan sudah ada
cakupan aspek penting/ kritis yang
dipersyaratkan.
Contoh : FR Ceklis Ulasan Produk
(CPU)
asesi diminta untuk melakukan
tugas yang relevan dan
memenuhi spesifikasi yang
dituntut dalam suatu unit (unit-
unit) kompetensi.
Laporan pihak
ketiga/
Klarifikasi pihak
ketiga
Suatu pernyataan kompetensi oleh
seorang manager atau supervisor.
Suatu pernyataan yang mendukung bukti
yang diberikan oleh pihak otoritas di
tempat kerja atau asesor yang qualified.
Instrumen dapat berupa:
FR.IA.10 – Klarifikasi bukti pihak ketiga
Bukti pihak ketiga sering
diminta pada saat RPL/PKT
sebagai pengganti dari bukti
langsung. Laporan pihak ketiga
dapat memberikan kontribusi
terhadap bukti project di
tempat kerja, magang atau
asesmen dalam waktu jangka
panjang.
Mengembangkan instrumen asesmen dan metode-metode yang efektif, asesmen yang
direncanakan akan memenuhi prinsip-prinsip asesmen. Prinsip-prinsip asesmen mencakup valid,
reliabel, fleksibel dan adil harus diterapkan dalam usaha menjamin mutu dari hasil asesmen.
Empat prinsip asesmen tersebut sangat penting untuk mencapai efektifitas dalam sistem sertifikasi
kompetensi serta pelatihan berbasis kompetensi. Deskripsi keempat prinsip asesmen tersebut
adalah:
1. Valid
Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang seharusnya dinilai
(standar kompetensi).
2. Reliabel (Dapat dipercaya)
Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya diinterpretasikan secara konsisten
dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang.
3. Fleksibel
Asemen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks. Suatu
asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya atua gagal
memberikan kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk diases.
4. Adil/Fair
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan.
39. 39
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Untuk mengumpulkan bukti yang sesuai dari asesi, seorang asesor memerlukan
beberapa bentuk instrumen asesmen untuk merekam pencapaiannya. Rekaman harus
valid, autentik, terkini dan memadai, perangkat untuk mendapatkan bukti-bukti tersebut disebut
perangkat asesmen.
Perangkat asesmen terdiri dari:
1. Instrumen asesmen: Aktivitas spesifik atau pertanyaan yang digunakan untuk
mengases kompetensi terhadap individu atau kelompok. Instrumen dapat
didukung oleh profil, yang memiliki pengukuran kinerja yang spesifik, aturan
pembuatan keputusan, peran atau pedoman yang dapat digunakan oleh asesor.
2. Prosedur asesmen: Informasi dan instruksi diberikan baik bagi asesi dan aseor terkait
dengan proses asesmen, bagaimana asesmen akan dilakukan dan harapan dari setiap
pihak yang terlibat.
Instrumen asesmen dikembangkan oleh asesor sebagai bagian dari aktivitas asesmen yang
dapat terdiri dari:
Profil yang dapat diterima oleh pengukuran kinerja
Template dan performa
Pertanyan atau aktivitas yang spesifik
Bukti dan ceklis observasi
Ceklis untuk mengevaluasi hasil kerja
Pengakuan portofolio
Ada berbagai macam instrumen asesmen yang digunakan dalam mengumpulkan bukti
keterampilan, pengetahuan dan sikap. Cara yang dilakukan tergantung dari konteks pekerjaan
yang akan dilakukan di tempat kerja.
Struktur dasar dari instrumen adalah sama. Semua instrumen terdiri dari:
Nama Asesi
Nama Asesor
Tanggal asesmen
Benchmark yang digunakan sebagai referensi
Deskripsi dari tugas
Materi asesmen yang memenuhi prinsip asesmen dan aturan bukti
Deklarasi keaslian (tanda tangan dan tanggal)
Observasi adalah salah satu metode yang penting digunakan pada asesmen berbasis
kompetensi, yang mempersyaratkan asesi untuk mendemonstrasikan apa yang mereka
ketahui tetapi juga apa yang dapat mereka lakukan. Observasi adalah metode yang dapat
diamati secara langsung oleh asesor. Instrumen yang dapat dikembangkan untuk mendukung
metode ini adalah:
1. Ceklis Observasi
2. Tugas Praktik Demonstrasi
3. Pertanyaan Pendukung Observasi
40. 40
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Ceklis observasi memungkinkan asesor untuk mengamati secara fokus, membuat catatan
terstruktur yang dapat dirujuk saat membuat keputusan, memberikan umpan balik informasi
kepada asesi.
Kompleksitas ceklis observasi akan mencerminkan kompleksitas tugas yang sedang
mengamati. Pada asesmen secara klaster, daftar periksa akan membantu asesor untuk
mengamati kompleksitas tugas sesuai dengan integrasi antar unit kompetensi, khususnya
dalam hal kualifikasi tingkat yang lebih tinggi.
Perlu ada instruksi yang jelas untuk asesi dan asesor baik pada
Ceklis observasi.
Asesi memahami dengan tepat kinerja apa yang diharapkan dari mereka
Asesor perlu mengetahui secara tepat bukti apa yang mereka cari, sumber daya
yang diperlukan, masalah lain yang dipertimbangkan dan cara menggunakan
instrumen tersebut.
Peta Instrumen Asesmen yang dibutuhkan dari hasil persiapan Rencana Asesmen dan
ketersediannya diindentifikasi (FR.MAPA-02). Instrumen yang sudah tersedia dianalisa
kesesuaiannya dari hasil pendekatan asesmen, sedangkan instrumen asesmen yang
belum tersedia dibuat.
41. 41
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Berikut ini adalah instrumen asesmen – Ceklis Observasi
FR.IA.01. CEKLIS OBSERVASI AKTIVITAS DI TEMPAT KERJA ATAU TEMPAT KERJA SIMULASI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
No. Elemen Kriteria Unjuk Kerja*
Benchmark
(SOP /
spesifikasi
produk
industri)
Rekomendasi
Penilaian
Lanjut
K BK
1
☐ ☐
☐ ☐
2
☐ ☐
☐ ☐
*Cara penulisan KUK menggunakan kalimat aktif (Contoh: Dilakukan menjadi Melakukan)
Umpan Balik untuk
Asesi:
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
*) Bila diperlukan
PANDUAN BAGI ASESOR
Lengkapi nama unit kompetensi, elemen, dan kriteria unjuk kerja sesuai kolom dalam tabel.
Istilah Acuan Pembanding dengan SOP/spesifikasi produk dari industri/organisasi dari tempat kerja atau simulasi
tempat kerja
Beri tanda centang () pada kolom K jika Anda yakin asesi dapat melakukan/ mendemonstrasikan tugas sesuai
KUK, atau centang () pada kolom BK bila sebaliknya.
Penilaian Lanjut diisi bila hasil belum dapat disimpulkan, untuk itu gunakan metode lain sehingga keputusan dapat
dibuat.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Dapatkan SOP / spesifikasi produk industri dari tempat kerja, bukan SOP yang dibuat pada
saat pelatihan asesor kompetensi.
42. 42
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.02. TUGAS PRAKTIK DEMONSTRASI
*Coret yang tidak perlu
A. Petunjuk
1. Baca dan pelajari setiap instruksi kerja di bawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan
praktek
2. Klarifikasi kepada Asesor apabila ada hal-hal yang belum jelas
3. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
4. Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI yang dipersyaratkan
B. Skenario
C. Langkah kerja
Ceklis observasi dapat didukung oleh daftar pertanyaan kinerja yang berasal dari panduan penilaian
atau aspek kritis dalam unit kompetensi dan dapat di tanyakan sebelum, pada saat atau setelah proses
demonstrasi ( bila di perlukan ). Pertanyaan-pertanyaan ini termasuk dimensi kompetensi, seperti :
- Contigency Management Skills (misalnya – Apa yang akan Anda lakukan jika ...?),
- Job Role Environment Skills (misalnya Bagaimana prosedurnya dan kebijakan untuk ...?),
- Task Management Skills (misalnya-Apa fungsi anda dan bagaimana anda mengelolanya ketika anda )
- Transfer Skills (misalnya – Bagaimana Anda melakukan ...... dengan situasi ..... atau alat ..... ).
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Unit
Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
43. 43
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.03. PERTANYAAN UNTUK MENDUKUNG OBSERVASI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Pertanyaan
Rekomendasi
K BK
1.
☐ ☐
Tanggapan:
2.
☐ ☐
Tanggapan:
3.
☐ ☐
Tanggapan:
Umpan balik untuk asesi:
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
Diadaptasi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang instrumen
asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET, 2008
PANDUAN BAGI ASESOR
Formulir ini diisi pada saat asesor akan melakukan asesmen dengan metode observasi demonstrasi
Pertanyaan dibuat dengan tujuan untuk menggali, dapat berisi pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi
kompetensi, batasan variabel dan aspek kritis.
Tanggapan asesi dapat ditulis oleh asesor dikolom tanggapan, dan apabila tanggapan sesuai maka beri tanda
centrang pada kolom (K) dan apabila belum sesuai beri tanda centrang pada kolom (BK)
44. 44
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Pada saat kegiatan penilaian terstruktur / disimulasikan untuk diases, seorang asesor perlu
mengembangkan berbagai instrumen asesmen yang mencakup:
Skenario / garis besar situasi;
Instruksi untuk orang yang terlibat dalam kegiatan / simulasi;
Instruksi untuk asesi dan asesor; dan
Ceklis Observasi.
Skenario
Skenario dapat berupa lembaran sederhana yang menguraikan skenario kepada asesi dan
asesor. Skenario / role-play dikembangkan untuk mengumpulkan bukti seberapa efektif
seorang asesi dapat menunjukkan praktik kerja yang diminta suatu unit (unit-unit) kompetensi.
Contoh Skenario – Seorang Praktisi Pengembangan Karir
Seorang wanita muda yang pengembangan kariernya telah Anda dukung selama tiga bulan
ini telah menyarankan bahwa dia bermaksud untuk mengajukan pengunduran dirinya karena
dia tidak dapat bekerja selama 9 hingga 5 jam yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan.
Dia mencintai pekerjaannya dan tidak ingin meninggalkan perusahaan tetapi dia tidak bisa
lagi bekerja selama 37,5 jam di dalam waktu itu. Anda telah mengatur pertemuan dengan
direktur SDM untuk merekomendasikan adopsi praktik tempat kerja yang lebih fleksibel. Anda
diminta untuk melakukan diskusi bersama direktur SDM terhadap perubahan yang Anda
ajukan. Anda baru saja bergabung dengan perusahaan dan peran pengembangan karier
adalah peran baru bagi Anda.
45. 45
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT PEKERJAAN / KEGIATAN
TERSTRUKTUR LAINNYA
*Coret yang tidak perlu
Hal yang harus
dipersiapkan atau
dilakukan atau dihasilkan
untuk suatu kegiatan
terstruktur:
Hal yang perlu
didemonstrasikan
Umpan balik untuk asesi:
Tanda Tangan Asesi Tanda Tangan Asesor Nama & Tanda Tangan
Supervisor Tempat Kerja
*) Apabila asesi pada level 4 ke atas, berikan tugas proyek yang meliput tentang pemecahan masalah
dan analisa
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
46. 46
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN TERTULIS:
Hal-hal yang harus dipertimbangkan pada saat mendesain pertanyaan pengetahuan
Tahap Hal-hal yang dipertimbangkan
Sebelum menulis
pertanyaan atau
memilih pertanyaan.
Apakah sudah mengidentifikasi tujuan penilaian?
Apakah sudah mengidentifikasi pengetahuan yang relevan
dengan unit (unit-unit) kompetensi?
Apakah sudah mencakup keterampilan dasar yang relevan
terhadap kompetensi?
Apakah sudah memilih tipe pertanyaan yang paling sesuai?
Apakah tingkat kesulitannya sudah sesuai dengan tuntutan
deskripsi level KKNI?
Pada saat
mengembangkan
pertanyaan
Apakah pertanyaan sudah jelas, tepat dan secara tata bahasa
tepat?
Apakah sudah mempertimbangkan bahawa dan terminologi
yang sesuai dengan karakteristik asesi?
Apakah sudah menggunakan format pertanyaan yang
bervariasi?
Apakah sudah mencakup pengetahuan yang diperlukan dari
unit (unit-unit) kompetensi?
Apakah sudah sesuai waktu yang diberikan?
Apakah pertanyaan-pertanyaan tidak bias?
Apakah sudah diperiksa tingkat kesulitannya
Apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah diuji cobakan?
Jika berbasis komputer, apakah asesi mudah untuk
mengakses dan kesesuaian perangkat lunak yang digunakan?
Penentuan Struktur Apakah instruksi jelas bagi asesi?
Penentuan Tata
letak
Apakah menggunakan huruf yang mudah dibaca?
Apakah terdapat pertanyaan-pertanyaan yang ada terdapat
jarak yang membuat mudah dibaca?
Apakah pertanyaan tidak terpotong ke halaman berikutnya?
Apakah sudah menyediakan ruang yang cukup untuk
menuliskan jawaban?
Memeriksa hasil Apakah sudah terdapat pedoman penilaian terhadap jawaban-
jawaban yang dapat diterima?
47. 47
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.05. PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawab semua pertanyaan berikut:
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
Catatan:
Pertanyaan bisa dalam bentuk benar dan salah, pilihan ganda, dan menjodohkan
Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, Asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang
Penyusun dan Validator
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
48. 48
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.05.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda:
No. Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
49. 49
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.05.B. LEMBAR JAWABAN PERTAYAAN TERTULIS PILIHAN GANDA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Waktu :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kunci Jawaban Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda:
No. Jawaban
Rekomendasi
K BK
1. ☐ ☐
2. ☐ ☐
3. ☐ ☐
4. ☐ ☐
5. ☐ ☐
6 ☐ ☐
7 ☐ ☐
8 ☐ ☐
9 ☐ ☐
10 ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
50. 50
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06. PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawab semua pertanyaan di bawah ini:
1.
2.
* Pelatih / Asesor harus menggunakan kebijaksanaan (professional justification) saat menentukan
apakah jawaban yang diberikan oleh Asesi dapat diterima atau tidak.
Catatan:
Daftar pertanyaan dapat berisi pertanyaan dari semua dimensi kompetensi. Jika ada pertanyaan
yang tidak dijawab, maka dapat dieksplorasi dari menilai melalui pertanyaan verbal.
Pertanyaan juga dapat difokuskan pada akurasi dan presisi yang dapat membantu memberikan
rekomendasi tindak lanjut untuk menilai.
Pertanyaan presisi jika tidak dapat dijawab, asesor disarankan untuk menambahkan lebih banyak
latihan / bekerja di bawah pengawasan, sedangkan jika pertanyaan akurasi dilewatkan maka
asesor direkomendasikan untuk pelatihan ulang
Penyusun dan Validator
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
51. 51
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.06.A. LEMBAR KUNCI JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawaban:
1.
2.
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
52. 52
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.06.B. LEMBAR JAWABAN PERTANYAAN TERTULIS ESAI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
Waktu :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Jawaban: Rekomendasi
K BK
1. ☐ ☐
2. ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
53. 53
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PERTANYAAN LISAN DAN WAWANCARA
Metode tanya jawab dengan mengunakan daftar pertanyaan lisan atau wawancara dapat digunakan
untuk sejumlah pertanyaan pada berbagai situasi. Daftar pertanyaan lisan memberikan bukti yang
bermanfaat tentang: pemahaman mereka tentang prosedur di tempat kerja, peraturan perundang-
undangan dan persyaratan keselamatan.
Pertanyaan wawancara memungkinkan seorang asesor mendapatkan klarifikasi, konfirmasi atau
suplementasi saat dibutuhkan. Misalnya, respons terhadap ' berdasarkan bukti yang Anda ajukan
bagaimana-bagaimana melakukan cara yang efektif untuk menentukan ......... atau mengantisipasi
masalah yang pernah timbul dari proses kerja.
Instrumen yang dapat digunakan adalah:
54. 54
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.07. PERTANYAAN LISAN
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
Instruksi:
Pertanyaan lisan merupakan jenis bukti tambahan untuk mendukung bukti-bukti yang sudah ada.
Buatlah pertanyaan lisan yang dapat mencakupi penguatan informasi berdasarkan KUK, batasan variabel,
pengetahuan dan ketrampilan esensial, sikap dan aspek kritis.
Perkiraan jawaban dapat dibuat pada lembar lain.
Tanggapan/penilaian dapat diisi dengan centang (v) pada kolom K (kompeten) atau BK (belum kompeten).
Dibutuhkan jastifikasi profesional asesor untuk memutuskan hal ini.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Instruksi: 1. Ajukan pertanyaan kepada Asesi dari daftar terlampir untuk mengonfirmasi
pengetahuan, sebagaimana diperlukan.
2. Tulis jawaban Asesi secara singkat di tempat yang disediakan untuk setiap
pertanyaan.
3. Tempatkan centang di kotak untuk mencerminkan prestasi Asesi (Kompeten „K‟
atau Belum Kompeten „BK‟).
Pertanyaan
Rekomendasi
K BK
Pertanyaan :
Kunci Jawaban :
Jawaban :
☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
Nama Jabatan Tandatangan
Penyusun
Validator
55. 55
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan bahan yang disiapkan untuk membuktikan pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman secara konsisten. Dokumen ini sering digunakan sebagai
instrumen untuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Pendekatan baru yang disederhanakan untuk RPL mendorong metode penilaian yang
berkurang pada bukti berbasis kertas dan memberikan kesempatan bagi asesi untuk
mengumpulkan bukti kompetensi mereka dalam berbagai cara yang lebih sesuai dengan
persyaratan dari unit.
Jika asesor memilih untuk menggunakan portofolio sebagai bagian dari bukti yang menjadi
dasar penilaian asesor pedoman portofolio untuk asesi harus benar-benar jelas tujuan dan
komposisi portofolio yang diharapkan. Portofolio bisa memakan waktu lama untuk kompilasi
dan untuk menilai, jadi jika asesor memutuskan untuk menggunakan metodologi ini, asesor
mengembangkan pedoman yang tepat.
Bahan-bahan Portofolio
BENTUK BUKTI PENERAPAN
Jadwal Asesmen Mandiri Memberikan kesempatan asesi menilai kinerjanya sendiri
terhadap persyaratan unit kompetensi yang relevan.
Transkrip resmi, kualifikasi,
Pernyataan Pencapaian,
sertifikat
Memberikan bukti pendidikan atau pelatihan sebelumnya yang
diselesaikan di tempat atau di luar pekerjaan.
Umpan balik asesmen atau
daftar periksa yang lengkap
Memberikan bukti kinerja di tempat kerja, komentar pengamat
dan tindakan di masa depan sebagai hasil dari asesmen.
Pernyataan atau referensi
tertulis
Memberikan bukti kinerja, tanggung jawab, prestasi, dan tingkat
keterampilan asesi.
Deskripsi pekerjaan Memberikan bukti pengalaman kerja sebelumnya.
Jurnal kerja Memberikan bukti tugas, kegiatan, atau prestasi lain yang
dicapai oleh asesi.
selama berhari-hari atau berminggu-minggu di tempat kerja atau
dalam peran komunitas / relawan.
Contoh pekerjaan, misalnya
laporan, surat, desain.
Memberikan bukti kemampuan asesi untuk melakukan
sebagian atau seluruh tugas atau proses kerja.
Produk jadi Memberikan bukti kemampuan asesi untuk menghasilkan
produk atau layanan.
Deskripsi atau spesifikasi
produk
Memberikan bukti bahwa asesi mengetahui input, output atau
standar yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau
menyediakan layanan.
Deklarasi berdasarkan
undang- undang
Memberikan bukti bahwa sampel pekerjaan adalah pekerjaan
asesi.
56. 56
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Form yang dapat digunakan adalah:
FR.IA.08. CEKLIS VERIFIKASI PORTOFOLIO
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI ASESOR
Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam tabel dibawah ini.
Beri tanda centang () pada hasil penilaian portfolio berdasarkan aturan bukti.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Dokumen Portofolio:
Aturan Bukti
Valid Asli Terkini Memadai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3.
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
Sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi bukti, substansi materi di bawah ini (no elemen yg di cek
list) harus diklarifikasi selama wawancara:
Cek List No. Elemen Materi/substansi wawancara (KUK)
57. 57
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Bukti tambahan diperlukan pada unit / elemen kompetensi sebagai berikut:
Contoh :
Rekomendasi Asesor: Asesi telah memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan KOMPETEN
Asesi belum memenuhi pencapaian seluruh kriteria unjuk kerja,
direkomendasikan uji demonstrasi pada:
Unit…..
Elemen: …..
KUK: …….
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
58. 58
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
FR.IA.09. PERTANYAAN WAWANCARA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Setiap pertanyaan harus terkait dengan Elemen
Tuliskan bukti-bukti yang terdapat pada Ceklis Verifikasi Portofolio yang memerlukan wawancara
No. Bukti – Bukti Kompetensi
1
2
3
Daftar Pertanyaan Wawancara Kesimpulan Jawaban Asesi
Rekomendasi
K BK
1. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
2. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
3. Sesuai dengan bukti : ☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
59. 59
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
REVIEW PRODUK
Pekerjaan yang memerlukan pembuatan suatu produk, asesi diminta untuk melakukan tugas yang
relevan dan memenuhi spesifikasi yang dituntut dalam suatu unit (unit-unit) kompetensi.
Berikut ini adalah contoh review produk – Tidak ada form baku, form yang dikembangkan disesuai
dengan standar produk di industri.
Contoh : Ceklis Ulasan Produk (CUP)
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Unit Kompetensi
Kode Unit : C.310010.035.01
Judul Unit : Membuat Kerangka Kursi dan Sofa
Produk yang dihasilkan :
Kursi Makan
Standar Industri/ Tempat Kerja:
Ukuran Standar Kursi Makan
Tinggi dudukan kursi makan antara 46 cm hingga 50 cm dari lantai ke kursi,
Dimensi panjang kursi berkisar antara 50 cm - 60 cm, sementara lebarnya berkisar antara 45
cm - 55 cm.
Tinggi sandaran rata-rata untuk kursi makan adalah 45 cm - 60 cm
60. 60
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Spesifikasi Kompetensi Hasil Review Produk
Rekomendasi
K BK
1. Konstruksi Ukuran konstruksi sesuai gambar kerja
☐ ☐
Kebersihan dan kerapian permukaan
konstruksi ☐ ☐
2. Performa/presentasi produk Kesesuaian ukuran ☐ ☐
Kesesuaian dengan gambar kerja ☐ ☐
Pemasangan perlengkapan bahan penolong ☐ ☐
Kerapian dan kerapatan sambungan ☐ ☐
Kerataan dan kehalusan permukaan dan
sudut ☐ ☐
Pemukaan yang bebas cacat (mata kayu
mati, noda, alur minyak, melengkung, retak) ☐ ☐
Kadar air (MC) komponen produk ☐ ☐
Kekuatan konstruksi
☐ ☐
Nama Asesi: Asesor:
Tanda Tangan dan
Tanggal
61. 61
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
LAPORAN PIHAK KETIGA
Penilaian melibatkan pengumpulan bukti dan membuat penilaian profesional kompetensi
berdasarkan bukti itu. Bukti pihak ketiga adalah bukti yang dikumpulkan dari supervisor, rekan
kerja, dan orang lain di tempat kerja untuk mendukung keputusan penilaian. Asesor tidak
dapat selalu mengamati asesi selama periode waktu tertentu dan beberapa kompetensi sulit
untuk menilai dengan pengamatan saja. Oleh karena itu, mengumpulkan bukti pihak ketiga
dapat menjadi bagian penting dari proses penilaian.
FR.IA.10. KLARIFIKASI BUKTI PIHAK KETIGA
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
*Coret yang tidak perlu
Informasi Rahasia
PANDUAN BAGI ASESOR
Lengkapi formulir ini sesuai dengan pertanyaan/pernyataan dalam tabel ini secara seksama.
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Nama Pengawas/penyelia/atasan/orang lain di perusahaan :
Tempat kerja :
Alamat :
Telepon :
Pertanyaan Ya Tdk
Apakah asesi bekerja dengan mempertimbangkan Kesehatan, Keamanan dan
Keselamatan Kerja? ☐ ☐
Apakah asesi berinteraksi dengan harmonis didalam kelompoknya? ☐ ☐
Apakah asesi dapat mengelola tugas-tugas secara bersamaan? ☐ ☐
Apakah asesi dapat dengan cepat beradaptasi dengan peralatan dan lingkungan yang
baru? ☐ ☐
Apakah asesi dapat merespon dengan cepat masalah-masalah yang ada di tempat
kerjanya? ☐ ☐
62. 62
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Apakah Anda bersedia dihubungi jika verifikasi lebih lanjut dari pernyataan ini
diperlukan? ☐ ☐
Apa hubungan Anda dengan asesi?
Berapa lama Anda bekerja dengan
asesi?
Seberapa dekat Anda bekerja dengan
asesi di area yang dinilai?
Apa pengalaman teknis dan / atau
kualifikasi Anda di bidang yang dinilai?
(termasuk asesmen atau kualifikasi
pelatihan)
Secara keseluruhan, apakah Anda yakin asesi melakukan sesuai
standar yang diminta oleh unit kompetensi secara konsisten?
Identifikasi kebutuhan pelatihan lebih lanjut untuk asesi:
Ada komentar lain:
Tanda tangan Asesor: Tanggal:
Diadopsi dari templat yang disediakan di Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Australia. Merancang
alat asesmen untuk hasil yang berkualitas di VET. 2008
Latihan 4:
Lakukan pengembangan Instrumen Asesmen sesuai dengan rencana asesmen yang telah ditetapkan
atau revisi instrumen yang sudah tersedia sesuai dengan persyaratan unit (unit-unit) kompetensi,
skema sertifikasi, KKNI.
63. 63
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MEMETAKAN INSTRUMEN ASESMEN TERHADAP PERSYARATAN UNIT KOMPETENSI
Peta instrumen asesmen yang dibutuhkan dalam unit kompetensi diidentifikasikan berdasarkan .hasil
perencanaan asesmen pada langkah kedua dari unit ini.
FR.MAPA.02- PETA INSTRUMEN ASESMEN HASIL PENDEKATAN ASESMEN DAN
PERENCANAAN ASESMEN*
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
No. MUK
Potensi Asesi **
1 2 3 4 5
1. Ceklis Observasi Untuk Aktivitas di Tempat Kerja atau Tempat
Kerja Simulasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
2. Tugas Praktik Demonstrasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
3. Pertanyaan untuk mendukung Observasi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
4. Penjelasan Singkat Proyek terkait Pekerjaan / Kegiatan
Terstruktur lainnya ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
5. Pertanyaan Tertulis – Pilihan Ganda ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
6. Pertanyaan Tertulis – Esai ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
7. Pertanyaan Lisan ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
8. Ceklis Verifikasi Portofolio ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
9. Pertanyaan Wawancara ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
10. Klarifikasi Bukti Pihak Ketiga ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
11. Ceklis Meninjau Materi Uji Kompetensi ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
12.
13.
14.
*) diisi berdasarkan hasil penentuan pendekatan asesmen dan perencanaan asesmen
**) Keterangan:
1. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana Kurikulum dan fasilitas praktek mampu telusur
terhadap standar kompetensi.
2. Hasil pelatihan dan / atau pendidikan, dimana kurikulum belum berbasis kompetensi.
3. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam
operasionalnya mampu telusur dengan standar kompetensi.
4. Pekerja berpengalaman, dimana berasal dari industri/tempat kerja yang dalam operasionalnya
belum berbasis kompetensi.
5. Pelatihan / belajar mandiri atau otodidak.
64. 64
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
AKTIVITAS
Periksa Instrumen Asesmen yang sudah ada, analisis instrumen-instrumen dengan
menggunakan form pemetaan di atas.
INSTRUKSI YANG JELAS DITULIS UNTUK KANDIDAT DAN ASESOR MENGENAI
PENGGUNAAN INSTRUMEN ASESMEN
Instruksi bagi asesor merupakan bagian yang penting dari instrumen asesemen. Tujuan dari instruksi
pada instrumen asesmen untuk menjaga reabilitas dan konsistensi dari instrumen asesmen. Aspek
penting dari instruksi diantaranya:
Standar yang digunakan
Durasi asesmen (Kapan, berapa lama, periode asesmen)
Sumber-sumber dan materi yang diperlukan untuk asesmen
Instruksi yang eksplisit bagi asesor untuk diberikan kepada asesi
Prosedur yang akan diikuti asesi.
Instruksi Bagi Asesi
Sebelum asesi melaksanakan aktivitas asesmen, asesi perlu memahami rincian tentang apa yang akan
dilakukan, apa yang akan terjadi setelah aktivitas diselesaikan. Instruksi bagi asesi dapat terdiri dari:
Standar yang digunakan saat asesmen
Waktu dan durasi asesmen
Sumber-sumber yang disediakan oleh asesi dan hal-hal yang mereka perlukan
Interaksi yang diperbolehkan antara asesi dengan asesor atau ke pihak lainnya.
Pesan tentang kesehatan dan keamanan secara konsisten terkait dengan konteks asesmen
Persetujuan antara asesi dan asesor terhadap format instrumen asesmen yang akan
digunakan
MEMERIKSA DRAFT INSTRUMEN ASESMEN SESUAI STANDAR YANG DIPERSYARATKAN DAN
KEBUTUHAN DI TEMPAT KERJA/ ASESI/ KANDIDAT.
Uji coba dapat dilaksanakan pada situasi sesungguhnya atau pada situasi simulasi, misalnya di
bengkel kerja atau suatu pertemuan dengan tim yang ditunjuk.
Metode uji coba instrumen asesmen adalah:
1. Panel Ahli Pada Kompetensi Terkait – Informasi dapat diperiksa oleh suatu panel para ahli,
seperti perwakilan industri atau kolega yang ahli di bidangnya, untuk memastikan kejelasan
materi asesmen, istilah bahasa yang tepat dan relevan.
2. Panel Bersama Kolega – instrumen dianalisa oleh kolega sesama asesor yang memiliki
keterampilan asesmen untuk memvalidasi instruksi bagi asesor dan validitas dari instrumen itu
sendiri.
3. Percontohan – Instrumen dapat digunakan sebagai percontohan kepada sejumlah kecil individu
yang merupakan dari target asesi. Penggunaan metode untuk mempertimbangkan waktu dan
kesesuaian instrumen untuk asesinya.
4. Uji Coba – Instrumen asesmen dapat diuji cobakan kepada suatu kelompok atau individu
dengan karakteristik tertentu. Uji coba tersebut diantaranya untuk memastikan bahwa proses
sudah efektif, valid, reliabel, sesuai dengan tingkat kerangka kualifikasi.
65. 65
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Asesor dapat menggunakan formulir FR.IA.11 – Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen, di bawah ini:
FR.IA.11 CEKLIS MENINJAU INSTRUMEN ASESMEN
*Coret yang tidak perlu
PANDUAN BAGI PENINJAU/ASESOR
Isilah tabel ini sesuai dengan informasi sesuai pertanyaan/pernyataan dalam table dibawah ini.
Beri tanda centang () pada hasil penilaian instrumen asesmen berdasarkan tinjauan anda dengan
jastifikasi professional anda.
Berikan komentar dengan jastifikasi profesional anda
Unit Kompetensi
Kode Unit :
Judul Unit :
Kegiatan Asesmen Ya/Tidak Komentar
Instruksi perangkat asesmen dan kondisi
asesmen diidentifikasi dengan jelas
☐ ☐
Informasi tertulis dituliskan secara tepat ☐ ☐
Kegiatan asesmen membahas persyaratan bukti
untuk kompetensi atau kompetensi yang diases
☐ ☐
Tingkat kesulitan bahasa, literasi, dan berhitung
sesuai dengan tingkat unit kompetensi yang
dinilai.
☐ ☐
Tingkat kesulitan kegiatan sesuai dengan
kompetensi atau kompetensi yang diases.
☐ ☐
Contoh, benchmark dan / atau ceklis asesmen
tersedia untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan asesmen.
☐ ☐
Diperlukan modifikasi (seperti yang diidentifikasi
dalam Komentar)
☐ ☐
Tugas asesmen siap digunakan: ☐ ☐
Nama Peninjau Tanggal Tanda Tangan
Peninjau
Komentar
Latihan 5:
Gunakan instrumen asesmen yang sudah anda dan lakukan uji coba bersama kolega asesor. Rekam
hasil uji coba, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kualitas dengan menggunakan form IA.11 –
Ceklis Meninjau Instrumen Asesmen.
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*
Nama Asesor :
Nama Asesi :
Tanggal :
66. 66
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
DIMENSI-DIMENSI TUGAS
MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN
Dalam melaksanakan tugas bekerja sebagai asesor kompetensi dalam konteks sertifikasi kompetensi,
para asesor tidak hanya bekerja sesuai langkah-langkah sesuai standar atau SOP, tetapi harus mampu
bekerja dalam situasi riil yang terdiri lima dimensi kompetensi, yakni keterampilan menjalankan tugas
(task skills) sesuai standar prosedur operasi keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task
management skills), ketrampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skills), dan
keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills).
Keterampilan Menjalankan Tugas (Task Skills)
Keterampilan melaksanakan suatu tugas yang dipersyaratkan, mampu melaksanakan tugas individu.
Keterampilan mengelola tugas-tugas terkait (task management skills),
Beberapa tugas lain terkait yang harus dikelola oleh seorang asesor sesuai dengan kualifikasinya pada
unit ini melalui, perencanaan dan pengaturan proses asesmen. Tugas-tugas terkait dengan unit ini
mencakupi:
Menentukan pendekatan asesmen
Mempersiapkan rencana asesmen
Mengidentifikasi persyaratan modifikasi dan kontekstualisasi
Mengorganisasikan Asesmen
Keterampilan menyelesaikan masalah (contingency management skills),
Masalah-masalah yang berpotensi dalam menjalankan tugas merencanakan aktivitas dan proses
asesmen serta alternatif penyelesaiannya, dapat mencakupi:
Ketidak sesuaian batasan variabel yang ada di unit kompetensi terhadap variabel yang ada
di tempat kerja/ industri.
Adanya karakteristik asesi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyesuaian.
Keterampilan mengikuti kondisi/aturan lingkungan tempat kerja (job/roles environment skils),
Para aseor akan mendapat tugas pada industri atau tempat kerja tertentu yang kemungkinan
mempunyai aturan yang harus dikuti yang dapat mencakupi:
Standar Operasional Prosedur dari Proses Produksi atau Pelayanan
Standar Keamanan Kerja
Alur komunikasi yang berlaku
Keterampilan mengadaptasi pada kondisi/tempat kerja/konteks/obyek lain (transfer skills)
Asesor yang sudah berpengalaman diharuskan juga mempunyai kemampuan untuk mengadaptasi bila
ditugaskan pada lokasi yang berbeda, maka harus menyiapkan kembali perencanaan
asesmennya sesuai dengan konteks yang ada.
67. 67
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Tabel 1. Contoh rekaman simulasi / skenario dimensi kompetensi dalam bekerja dalam
Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen.
DIMENSI KOMPETENSI SIMULASI /SKENARIO/PENJELASAN
1. Keterampilan menjalankan
tugas sesuai standar (Task
Skills)
Tugas:
Menentukan pendekatan asesmen.
2. Keterampilan mengelola tugas
(Task Management Skills)
1. Menyusun dan memastikan bukti-bukti sesuai dengan
tuntutan aspek kritis dan employability skills.
2. Memeriksa, mencatat dan mengkonfirmasi draf instrumen
asesmen memenuhi standar yang disyaratkan dan
kebutuhan tempat kerja/ asesi tertentu serta catat hasil
pemeriksaan.
3. Keterampilan mengatasi
masalah (Contigency
Management Skills)
Potensi masalah yang
dapat menghambat
merencanakan aktivitas dan
proses asesmen
Alternatif mengatasinya:
- Jika penjelasan pada unit
kompetensi untuk
melakukan
kontektualisasi tidak
memadai.
- Mengakses SOP atau
kurikulum atau uraian
pekerjaan yang ada di tempat
kerja/ industri/ institusi.
4. Keterampilan bekerja/
berperan dalam lingkungan
kerja (job roles environment
skills)
- Ketika asesor mengembangkan rencana asesmen, bukti-
bukti yang dikumpulkan dipastikan telah memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
- Rencana asesmen dikembangkan dengan
mempertimbangkan employability skills sesuai dengan
skema atau unit kompetensi yang diperlukan.
5. Keterampilan mengadaptasi/
menerapkan/ mentransfer
pada lingkungan/
objek/konteks yang berbeda
(transfer skills)
- Melakukan penyesuaian/kontekstualisasi pada rencana
asesmen berdasarkan karakteristik asesi, persyaratan di
tempat kerja/ kurikulum.
68. 68
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
ASESMEN MANDIRI
FR. APL-02. ASESMEN MANDIRI
Skema Sertifikasi
(KKNI/Okupasi/Klaster)
Judul :
Nomor :
PANDUAN ASESMEN MANDIRI
Instruksi:
Baca setiap pertanyaan di kolom sebelah kiri
Beri tanda centang (√) pada kotak jika Anda yakin dapat melakukan tugas yang dijelaskan.
Isi kolom di sebelah kanan dengan mendaftar bukti yang Anda miliki untuk menunjukkan bahwa Anda
melakukan tugas -tugas ini
Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
1. Elemen: Menentukan pendekatan asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
1.1. Mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan Kandidat,
tujuan dan konteks asesmen dengan orang yang
relevan sesuai dengan persyaratan hukum,
organisasi dan etika.
1.2. Mengidentifikasi dan mengakses persyaratan
asesmen yang spesifik untuk Standar industri atau
tempat kerja yang berlaku.
2. Elemen: Mempersiapkan rencana asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
2.1. Menganalisis unit kompetensi dan Persyaratan
asesmen untuk mengidentifikasi bukti dan jenis
bukti yang diperlukan untuk menunjukkan
kompetensi, sesuai dengan aturan bukti.
2.2. Memilih dan menetapkan pengumpulan bukti yang
mendukung, untuk Metode dan instrument asesmen
dengan mempertimbangkan konteks di mana
asesmen akan berlangsung.
2.3. Mengembangkan rencana asesmen untuk
mendapatkan persetujuan dari para pemangku
kepentingan terkait.
3. Elemen: Identifikasi persyaratan modifikasi dan
Kontekstualisasi.
Kriteria Unjuk Kerja:
3.1. Informasi dari kandidat dan, jika relevan, tempat
kerja kandidat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan kontekstualisasi.
3.2. Mengidentifikasi dan memeriksa Saran yang
diberikan oleh paket pelatihan atau pengembang
kursus yang relevan untuk kebutuhan
kontekstualisasi.
3.3. Menganalisis Alat asesmen yang ada dan mencatat
amandemen yang diperlukan untuk mengatasi dan
mengidentifikasi kebutuhan kontekstualisasi
69. 69
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
Unit Kompetensi: Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen
Dapatkah Saya ................? K BK Bukti
4. Elemen : Mengorganisasikan asesmen.
Kriteria Unjuk Kerja:
4.1. Menganalisis instrument asesmen yang tersedia
untuk kesesuaian penggunaan mengidentifikasi dan
modifikasi yang diperlukan.
4.2. Mengembangkan Instrumen asesmen untuk
memenuhi standar dan kebutuhan tempat kerja /
kandidat yang diperlukan.
4.3. Memetakan Instrumen asesmen terhadap
persyaratan unit atau kursus.
4.4. Instruksi yang jelas ditulis untuk kandidat dan
asesor mengenai penggunaan instrumen asesmen.
4.5. Draf instrument asesmen memenuhi standar yang
disyaratkan dan kebutuhan tempat kerja / kandidat.
Nama Asesi: Tanggal: Tanda Tangan Asesi:
Ditinjau oleh Pelatih dan / atau Asesor
70. 70
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Jl. MT. Haryono Kavling 52, Jakarta, Indonesia.
MODUL PELATIHAN
ASESOR KOMPETENSI
Melaksanakan Asesmen
Kode Modul: P.85ASM00.003.2