SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
1
Keterangan Pers
Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G201
(Gyeongju, Korea Selatan, 22 - 23 Oktober 2010)
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 melakukan pertemuan
menjelang KTT di Seoul bulan November. Pertemuan kali ini terutama membahas
kondisi terkini ekonomi global dan upaya untuk memperkuat proses pemulihan dan
membangun pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong penciptaan lapangan
pekerjaan. G20 memandang bahwa proses pemulihan terus terjadi dengan didorong
oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di Emerging Markets. Namun G20 menyadari
bahwa masih ada risiko yang dapat mengancam proses pemulihan, khususnya terkait
kondisi ekonomi di negara maju yang tetap lambat, serta adanya masalah fundamental
dalam perekonomian dunia terkait ketidakseimbangan neraca pembayaran global.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, para menteri keuangan dan gubernur bank
sentral G20 sepakat untuk melakukan respon bersama yang terkoordinir melalui:
1. Reformasi struktural untuk mendorong dan memelihara tingkat permintaan global,
menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan potensi pertumbuhan.
2. Melanjutkan implementasi reformasi regulasi sektor keuangan.
3. Negara maju melaksanakan konsolidasi fiskal secara kredibel dengan
memperhatikan dampak pada pemulihan ekonomi global.
4. Melanjutkan kebijakan moneter yang berorientasi untuk menjaga inflasi.
5. Melakukan upaya untuk menerapkan sistem nilai tukar yang merefleksikan
fundamental ekonomi dan menghindari devaluasi kompetitif mata uang. Negara
maju akan menjaga agar volatilitas mata uang tidak terlalu besar sehingga turut
melindungi emerging market dari dampak arus modal yang fluktuatif. G20
sepakat untuk mendorong sistem moneter internasional yang efektif dan stabil,
serta menugaskan IMF untuk membantu analisa terhadap dampak sistemik
kebijakan ekonomi.
6. Menjaga komitmen untuk menghindari proteksionisme.
7. Memperkuat kerja sama multilateral untuk mendorong sustainabilitas eksternal
dan mendorong kebijakan yang kondusif untuk mengurangi ketidakseimbangan
neraca pembayaran termasuk dengan mengeksplorasi panduan indikatif sebagai
bagian dari Mutual Assessment Process, dengan tetap memperhatikan
karakteristik masing-masing negara anggota. G20 menugaskan kepada IMF untuk
1
Anggota G-20: Argentina, Australia, Brazil, Canada, China, France, Germany, India, Indonesia,
Italy, Japan, Mexico, Republic of Korea, Russia, Saudi Arabia, South Africa, Turkey, United
Kingdom, United States, dan European Union; serta institusi Financial Stability Forum, IMF, dan
World Bank. Sebagai proses outreach ke negara-negara non-anggota, Summit kali ini
mengundang Spain, Netherland, UN SG, OECD, ASEAN, APEC, NEPAD, WTO, dan ILO.
2
membantu analisa terhadap upaya mencapai sustainabilitas eksternal dan
konsistensi dari kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, struktural, dan nilai
tukar dari masing-masing anggota G20.
Pertemuan kali ini juga menyepakati untuk menyusun rencana aksi untuk
dipertimbangkan oleh para Kepala Negara G20 pada KTT Seoul terkait upaya
mencapai tujuan bersama dalam kerangka Framework for Strong, Sustainable, and
Balanced Growth.
Terkait dengan reformasi sektor keuangan, G20 telah berhasil mencapai kemajuan
yang signifikan sejak kesepakatan di Washington tahun 2008. G20 bertekad untuk
memperkuat kemajuan yang telah dicapai dalam hal regulasi sektor keuangan melalui
implementasi secara konsisten termasuk antara lain:
1. Implementasi menyeluruh dari kerangka likuiditas dan permodalan perbankan
yang telah ditetapkan oleh Basel Committee.
2. Mendorong rekomendasi FSB dalam upaya meningkatkan efektivitas dan
intensitas pengawasan.
3. Mendukung upaya FSB untuk memitigasi masalah lembaga keuangan sistemik
dan mengatasi masalah “too big to fail”.
4. Implementasi seluruh agenda regulasi keuangan G20 secara terkoordinir,
termasuk komitmen menyangkut OTC derivatives, praktek kompensasi, dan
standar akuntansi serta prinsip-prinsip FSB untuk mengurangi ketergantungan
pada credit rating agencies.
5. Meneruskan upaya membentuk kerangka kebijakan macro-prudential,
termasuk dalam rangka memitigasi dampak volatilitas arus modal,
merefleksikan perspektif emerging market dalam reformasi regulasi keuangan,
pasar derivatif komoditi, shadow banking, dan integritas pasar.
6. Melanjutkan upaya untuk mengatasi masalah non-cooperative jurisdictions.
Terkait dengan reformasi kuota dan governance IMF, G20 bertekad memenuhi
komitmen KTT Pittsburgh dalam rangka menciptakan IMF yang lebih kredibel,
efektif dan legitimate, termasuk dengan menyepakati:
1. pengalihan kuota shares ke negara berkembang dan dynamic emerging
markets (EMDCs) dan kepada negara yang under-represented sebesar 6%
dengan tetap melindungi voting share dari negara miskin.
2. Penggandaan jumlah kuota, yang diikuti dengan penyesuaian shares di NAB.
3. Melakukan review komprehensif terhadap formula kuota pada bulan Januari
2013 agar lebih mencerminkan bobot ekonomi, dan meningkatkan suara dan
keterwakilan EMDCs, serta menyelesaikan review kuota berikutnya pada
bulan Januari 2014.
3
4. Mengalihkan kursi Eropa di Dewan Eksekutif IMF sebanyak 2 kursi, untuk
dialihkan ke EMDCs.
5. Menyepakati proses seleksi menyeluruh di Dewan, menjaga jumlah kursi tetap
sebanyak 24 buah, dan melakukan review terhadap hal ini setiap 8 tahun sekali.
G20 juga sepakat untuk melanjutkan pembahasan terkait pembentukan global
financial safety net, termasuk dengan menyempurnakan instrumen-instrumen IMF
agar lebih menyuarakan kepentingan negara anggota.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga mendorong progress dan
rencana aksi di Kelompok Kerja Pembangunan, dalam rangka mendorong inklusivitas
dan ketahanan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. G20 berkomitmen untuk
mencapai MDGs di tahun 2015, termasuk dengan memperkuat ODA. G20 akan
meningkatkan sumber daya di IDA Bank Dunia, serta mendorong kemajuan di Global
Agriculture and Food Security Program.
G20 juga sepakat untuk memajukan agenda financial inclusion dan pendanaan SMEs,
serta akan membentuk mekanisme konsultasi global untuk memaksimalkan
Agenda tersebut.
Jakarta, 24 Oktober 2010
Communique October 23

More Related Content

More from Badan Kebijakan Fiskal

Global financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approachGlobal financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approachBadan Kebijakan Fiskal
 
Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010Badan Kebijakan Fiskal
 
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010Badan Kebijakan Fiskal
 

More from Badan Kebijakan Fiskal (20)

Ministry of Finance Green Paper
Ministry of Finance Green PaperMinistry of Finance Green Paper
Ministry of Finance Green Paper
 
Pertemuan ke-17 Menteri Keuangan APEC
Pertemuan ke-17 Menteri Keuangan APECPertemuan ke-17 Menteri Keuangan APEC
Pertemuan ke-17 Menteri Keuangan APEC
 
Global financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approachGlobal financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approach
 
Pidato Menkeu
Pidato MenkeuPidato Menkeu
Pidato Menkeu
 
Indonesia oecd
Indonesia   oecdIndonesia   oecd
Indonesia oecd
 
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B IndonesiaRekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
 
Communique
CommuniqueCommunique
Communique
 
Pelantikan Eselon II
Pelantikan Eselon IIPelantikan Eselon II
Pelantikan Eselon II
 
Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010
 
PMK Nomor 144/PMK.011/2010
PMK Nomor 144/PMK.011/2010PMK Nomor 144/PMK.011/2010
PMK Nomor 144/PMK.011/2010
 
PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010
 
PMK Nomor 128/PMK.011/2010
PMK Nomor 128/PMK.011/2010PMK Nomor 128/PMK.011/2010
PMK Nomor 128/PMK.011/2010
 
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
 
Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010
Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010
Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010
 
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
 
PMK Nomor 44 Tahun 2008
PMK Nomor 44 Tahun 2008PMK Nomor 44 Tahun 2008
PMK Nomor 44 Tahun 2008
 
Perpres Nomor 91 Tahun 2007
Perpres Nomor 91 Tahun 2007Perpres Nomor 91 Tahun 2007
Perpres Nomor 91 Tahun 2007
 
PMK Nomor 30 Tahun 2007
PMK Nomor  30 Tahun 2007PMK Nomor  30 Tahun 2007
PMK Nomor 30 Tahun 2007
 
PP Nomor 1 Tahun 2007
PP Nomor 1 Tahun 2007PP Nomor 1 Tahun 2007
PP Nomor 1 Tahun 2007
 
Perpres Nomor 103 Tahun 2006
Perpres Nomor 103 Tahun 2006Perpres Nomor 103 Tahun 2006
Perpres Nomor 103 Tahun 2006
 

Keterangan Pers

  • 1. 1 Keterangan Pers Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G201 (Gyeongju, Korea Selatan, 22 - 23 Oktober 2010) Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 melakukan pertemuan menjelang KTT di Seoul bulan November. Pertemuan kali ini terutama membahas kondisi terkini ekonomi global dan upaya untuk memperkuat proses pemulihan dan membangun pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong penciptaan lapangan pekerjaan. G20 memandang bahwa proses pemulihan terus terjadi dengan didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di Emerging Markets. Namun G20 menyadari bahwa masih ada risiko yang dapat mengancam proses pemulihan, khususnya terkait kondisi ekonomi di negara maju yang tetap lambat, serta adanya masalah fundamental dalam perekonomian dunia terkait ketidakseimbangan neraca pembayaran global. Untuk mengatasi tantangan tersebut, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 sepakat untuk melakukan respon bersama yang terkoordinir melalui: 1. Reformasi struktural untuk mendorong dan memelihara tingkat permintaan global, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan potensi pertumbuhan. 2. Melanjutkan implementasi reformasi regulasi sektor keuangan. 3. Negara maju melaksanakan konsolidasi fiskal secara kredibel dengan memperhatikan dampak pada pemulihan ekonomi global. 4. Melanjutkan kebijakan moneter yang berorientasi untuk menjaga inflasi. 5. Melakukan upaya untuk menerapkan sistem nilai tukar yang merefleksikan fundamental ekonomi dan menghindari devaluasi kompetitif mata uang. Negara maju akan menjaga agar volatilitas mata uang tidak terlalu besar sehingga turut melindungi emerging market dari dampak arus modal yang fluktuatif. G20 sepakat untuk mendorong sistem moneter internasional yang efektif dan stabil, serta menugaskan IMF untuk membantu analisa terhadap dampak sistemik kebijakan ekonomi. 6. Menjaga komitmen untuk menghindari proteksionisme. 7. Memperkuat kerja sama multilateral untuk mendorong sustainabilitas eksternal dan mendorong kebijakan yang kondusif untuk mengurangi ketidakseimbangan neraca pembayaran termasuk dengan mengeksplorasi panduan indikatif sebagai bagian dari Mutual Assessment Process, dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing negara anggota. G20 menugaskan kepada IMF untuk 1 Anggota G-20: Argentina, Australia, Brazil, Canada, China, France, Germany, India, Indonesia, Italy, Japan, Mexico, Republic of Korea, Russia, Saudi Arabia, South Africa, Turkey, United Kingdom, United States, dan European Union; serta institusi Financial Stability Forum, IMF, dan World Bank. Sebagai proses outreach ke negara-negara non-anggota, Summit kali ini mengundang Spain, Netherland, UN SG, OECD, ASEAN, APEC, NEPAD, WTO, dan ILO.
  • 2. 2 membantu analisa terhadap upaya mencapai sustainabilitas eksternal dan konsistensi dari kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, struktural, dan nilai tukar dari masing-masing anggota G20. Pertemuan kali ini juga menyepakati untuk menyusun rencana aksi untuk dipertimbangkan oleh para Kepala Negara G20 pada KTT Seoul terkait upaya mencapai tujuan bersama dalam kerangka Framework for Strong, Sustainable, and Balanced Growth. Terkait dengan reformasi sektor keuangan, G20 telah berhasil mencapai kemajuan yang signifikan sejak kesepakatan di Washington tahun 2008. G20 bertekad untuk memperkuat kemajuan yang telah dicapai dalam hal regulasi sektor keuangan melalui implementasi secara konsisten termasuk antara lain: 1. Implementasi menyeluruh dari kerangka likuiditas dan permodalan perbankan yang telah ditetapkan oleh Basel Committee. 2. Mendorong rekomendasi FSB dalam upaya meningkatkan efektivitas dan intensitas pengawasan. 3. Mendukung upaya FSB untuk memitigasi masalah lembaga keuangan sistemik dan mengatasi masalah “too big to fail”. 4. Implementasi seluruh agenda regulasi keuangan G20 secara terkoordinir, termasuk komitmen menyangkut OTC derivatives, praktek kompensasi, dan standar akuntansi serta prinsip-prinsip FSB untuk mengurangi ketergantungan pada credit rating agencies. 5. Meneruskan upaya membentuk kerangka kebijakan macro-prudential, termasuk dalam rangka memitigasi dampak volatilitas arus modal, merefleksikan perspektif emerging market dalam reformasi regulasi keuangan, pasar derivatif komoditi, shadow banking, dan integritas pasar. 6. Melanjutkan upaya untuk mengatasi masalah non-cooperative jurisdictions. Terkait dengan reformasi kuota dan governance IMF, G20 bertekad memenuhi komitmen KTT Pittsburgh dalam rangka menciptakan IMF yang lebih kredibel, efektif dan legitimate, termasuk dengan menyepakati: 1. pengalihan kuota shares ke negara berkembang dan dynamic emerging markets (EMDCs) dan kepada negara yang under-represented sebesar 6% dengan tetap melindungi voting share dari negara miskin. 2. Penggandaan jumlah kuota, yang diikuti dengan penyesuaian shares di NAB. 3. Melakukan review komprehensif terhadap formula kuota pada bulan Januari 2013 agar lebih mencerminkan bobot ekonomi, dan meningkatkan suara dan keterwakilan EMDCs, serta menyelesaikan review kuota berikutnya pada bulan Januari 2014.
  • 3. 3 4. Mengalihkan kursi Eropa di Dewan Eksekutif IMF sebanyak 2 kursi, untuk dialihkan ke EMDCs. 5. Menyepakati proses seleksi menyeluruh di Dewan, menjaga jumlah kursi tetap sebanyak 24 buah, dan melakukan review terhadap hal ini setiap 8 tahun sekali. G20 juga sepakat untuk melanjutkan pembahasan terkait pembentukan global financial safety net, termasuk dengan menyempurnakan instrumen-instrumen IMF agar lebih menyuarakan kepentingan negara anggota. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga mendorong progress dan rencana aksi di Kelompok Kerja Pembangunan, dalam rangka mendorong inklusivitas dan ketahanan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. G20 berkomitmen untuk mencapai MDGs di tahun 2015, termasuk dengan memperkuat ODA. G20 akan meningkatkan sumber daya di IDA Bank Dunia, serta mendorong kemajuan di Global Agriculture and Food Security Program. G20 juga sepakat untuk memajukan agenda financial inclusion dan pendanaan SMEs, serta akan membentuk mekanisme konsultasi global untuk memaksimalkan Agenda tersebut. Jakarta, 24 Oktober 2010 Communique October 23