3. Kutipan tidak langsung adalah kutipan
berdasarkan sumber lain namun
dimodivikasi dengan bahasa si penulis.
Kutipan tidak langsung lebih baik singkat
dan merupakan pokok-pokok pikiran dan
simpulan dari teks yang dikutip.
Pengertian
4. Ketentuan penulisan:
1. Tulis nama sumber kutipsn untuk memulai
sebuah kutipan (tanpa tahun dan nomor
halaman) kemudian tulis sumber kutipan di
akhir kalimat kutipan (nama, tahun, nomor
halaman dalam tanda kurung)
2. Tidak ditulis dalam tanda petik, karena
integral dalam teks
3. Ketentuan spasi dan margin sama dengan
teks yang lain
Kutipan Tidak Langsung
Panjang
5. Wujud penalaran ilmiah dalam
pelaksanaannya sesuai dengan buah pikiran
Shurter dan Pierce yang menyatakan
bahwa penalaran induktif merupakan
proses penalaran untuk menarik suatu
prinsip/sikap … (Shurter & Pierce,
1997:8)
Contoh
6. Ketentuan penulisan:
1. Ditulis integral dalam teks
2. Tidak ditulis di antara tanda petik
3. Sumber tulisan dapat diletakkan di awal dan di akhir. Sumber kutipan di
awal teks kutipan, terdiri dari nama akhir pengarang (ditulis di luar tanda
kurung), tahun dan nomor halaman (ditulis di dalam tanda kurung). Bila
sumber kutipan diakhir teks kutipan maka nama pengarang, tahun terbit,
dan nomor halaman ditulis di dalam kurung.
Kutipan Tidak
Langsung Pendek
8. Pemahaman manusia terhadap simbol-
simbol yang digunakan membutuhkan
manusia untuk berpikir secara jernih dalam
merumuskan simbol. Cassier (1979:31-32)
membedakan tanda dengan simbol,….
Ditulis oleh satu orang
pengarang
9. Boglan & Biklen (1982) mengatakan
bahwa bentuk data yang dikumpulkan….
Ditulis oleh dua orang
pengarang
10. Hal ini ditegaskan oleh Esten, dkk.
(1981:155) yang menyatakan bahwa
permainan Randai adalah …
Ditulis oleh lebih dari dua
orang pengarang
11. Pemahaman baginya adalah sebagai modus
eksistensi manusia, bukan suatu proses
subjektif manusia yang dihadapkan kepada
suatu objek. Gadmer pulalah yang
mengupayakan bahwa hermeuneutik perlu
ditingkatkan menjadi masalah
kebahasaan, selain dikaitkan dengan
estetika dan pemahaman yang historikal
(Gadamer, 1975 : 429-421).
Contoh sumber kutipan
ditulis di akhir teks
12. • Ketentuan penulisan:
1. Apabila kutipan ditulis di awal teks
Nama pengarang asli/sumber awal tanpa tahun dan
nomor halaman (ditulis di luar tanda kurung) kemudian
menuliskan sumber kutipan yang dirujuk dengan
menuliskan nama pengarang, tahun, dan nomor
halaman (ditulis dalam tanda kurung diawali dengan kata
“dalam”.
2. Apabila kutipan ditulis di akhir teks
Nama pengarang asli/sumber asal lalu menyebutkan
sumber kutipan yang dirujuk (semua dalam tanda kurung
dibatasi dengan kata “dalam”)
Kutipan tidak langsung
pendek yang bersumber
dari kutipan lain
13. 1. Di awal teks
Alland, J.R. ( dalam Budhisantosa, 1991:2 )
menyatakan bahwa di samping upaya aktif
manusia….
2. Di akhir teks
… membedakan diri mereka dari makhluk
hidup lainnya (Alland, J.R. dalam
Budhisantosa, 1991:2)
contoh
14. Contoh apabila kutipan berasal dari beberapa sumber
1. Di awal teks
Brown & Yule, (1983); Samsuri, (1987); Kartomuharjo,
(1992) sependapat mengatakan bahwa untuk memahami
…
2. Di akhir teks
… dan merupakan pemahaman makna di balik fakta
(Bodgan & Taylor, 1982:42; Faisal, 1990:19; dan Milles &
Huberman, 1992:25-26).
16. Sekumpulan sumber-sumber
informasi (media cetak dan
media elektronik) yang
digunakan untuk mendapat
keterangan yang lebih banyak
tentang sesuatu yang dirujuk.
Pengarang maupun pembaca
dapat memperdalam
pengetahuan serta
mengetahui seberapa banyak
sumber informasi yang
digunakan untuk melengkapi
sebuah tulisan.
Dapat diketahui seberapa
jauh keterkaitan antara
tulisan dengan disiplin ilmu
lain yang mendukung tulisan
tersebut.
Jika ada sumber lain
yang dijadikan rujukan,
namun tidak secara
langsung dikutip dalam
sebuah tulisan, maka ini
bukanlah daftar rujukan,
melainkan disebut
daftar pustakan.
Semua sumber yang
terdapat dalam daftar
rujukan haruslah sumber-
sumber yang relevan baik
dari segi isi maupun waktu.
18. Ditulis di awal dan diakhiri dengan tanda titik.
Nama Pengarang ditulis terbalik yaitu nama belakang pengarang ditulis di depan diikuti
tanda koma lalu nama depan.
Tanpa diikuti gelar/title apapun.
Dibolehkan menyingkatkan nama pengarang.
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Alatas, Syed Husen. 1988. Intelektual Masyarakat Berkembang. Jakarta: LP3ES
(nama pengarang asli: Syed Hussen Alatas)
Schiffrin, D. 1993. Approaches to Discours. Oxford: Blackwell.
Schiffrin, D. 1993. Approaches to Discours. Oxford: Blackwell.
19. Bila pengarangnya dua orang, keduanya harus dicantumkan dan pengarang pertama
dibalik dan pengarang kedua tidak ditulis terbaik (versi pusat bahasa).
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 1990. Komunikasi Antarbudaya.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jika pengarangnya lebih dari dua orang, cukup pengarang pertama yang ditulis lalu
diikuti tanda koma (,) dan dkk.
Wardani, I.G.A.K. dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Jika dalam daftar rujukan terdapat lebih dari satu rujukan yang ditulis oleh seorang
pengarang, maka setiap daftar rujukan harus mencantumkan nama pengarang.
Suhartono. 2000. Pengantar Psikolinguistik. Surabaya: Unesa Press.
Suhartono. 2001. Pertuturan. Surabaya: Bina Ilmu.
Suhartono. 2002. Jurnalistik. Surabaya: Aksara Kata.
Jika pengarang merupakan editor/penyunting, maka sesudah nama ditulis ‘Eds’ atau
‘penyunting’ (dalam kurung).
Purwo, Bambang Kaswanti (Penyunting). 1992. PELLBA 5: Bahasa, Budaya. Yogyakarta: Kanisius.
20. Ditulis sesudah nama pengarang, diakhiri tanda titik.
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Tidak boleh ditulis dalam tanda kurung (..).
Jika ada dua rujukan yang ditulis oleh pengarang yang sama dan tahun terbitnya juga
sama, maka pada angka tahun harus diberi tanda pembeda berupa huruf.
Fairclough, Norman. 1995a. Critical Discourse Analysis. London: Longman.
Fairclough, Norman. 1995b. Media Discourse. London: Edward Arnold.
Jika rujukan tidak diketahui tahu terbitnya, maka ditulis dengan kata “Tanpa tahun”.
Sumargono, Achmad. Tanpa Tahun. Pengantar Biokimia. Malang: Aneka.
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
21. Ditulis sesudah tahun terbit, diakhiri tanda titik.
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Anak judul ditulis sesudah judul dibatasi oleh titik dua (:).
Judul artikel, skripsi, laporan penelitian (selain buku) ditulis diantara tanda petik.
Suyitno. 2004. “Pengembangan Pola Pembinaan dan Peningkatan Disiplin
Guru”. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
Keterangan menyertai judul (jilid, edisi, terjemahan) ditulis sesudah judul diakhiri
tanda titik. Khusus karya terjemahan dilengkapi nama penerjemah.
Kridalaksana, H. 1998. Kamus Linguistik. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia.
Chaer, Abdul dan Austina, Leonie. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ditulis cetak miring (italic) atau garis
bawah (bila ketik manual).
Jika judul rujukan berupa artikel yang terdapat dalam sebuah buku, majalah, dan
media lain, ditulis diantara tanda petik dan dilanjutkan dengan pengarang, nama
media/buku tempat artikel itu dimuat, diakhiri tanda titik.
Contoh di halaman 100 no.13
22. Kota Tempat Sumber Dipublikasikan
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Ditulis setelah judul, diakhiri dengan titik dua (:).
Ditulis setelah nama kota, diakhiri dengan tanda titik.
Nama Lembaga yang Mempublikasikan
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Catatan 1
Nama Pengarang:
(1) Liem Swi King Liem Swi King
(2) Andy Lau Lau, Andy
(3) Muhammad bin Ishaq Muhammad bin Ishaq
23. Catatan 2
Penulisan daftar rujukan dapat dilakukan dalam tiga gaya:
1. Gaya Bidang Humoniara
2. Gaya Bidang Sains
2. Gaya Kombinasi (Humaniora-Sains)
Halim, Amran. Intonasi dalam Hubungannya dengan Sintaksis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Djambatan, 1984.
Halim, Amran. 1984. Intonasi dalam hubungannya dengan sintaksis bahasa Indonesia.
Jakarta: Djambatan.
Halim, Amran. 1984. Intonasi dalam Hubungannya dengan Sintaksis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Djambatan.
24. Hal yang perlu diperhatikan:
1. Nama pengarang, tanggal,bulan,
dan tahun terbit.
2. Nama majalah ditulis dengan
huruf kecil,kecuali huruf pertama
setiap kata dan ditulis miring.
3. Judul artikel ditulis diantara tanda
petik dua (“).
25. Ahmad, M. 17 Agustus, 2005.
”Interpretasi Proklamasi”. Dalam
Kompas, hlm. 8
Fauzan, Ali. 12 Juni 2000. ”Krisis
Energi”. Dalam Jawa Pos, hlm. 4.
Jawa Pos. 29 Januari 2010. “Judul
Tajuk”, hal. 4.
26. Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 1990. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian . Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
28. Pengarang, Nama. Tahun. Judul Artikel,
Nama Jurnal, (online), volume atau nomor,
(alamat sumber rujukan, tanggal akses)
Contoh:
Graham, J.L. 2000. A Suurvey of LES
Online Journals, 1999-2000: Learning
Analysis, (online),
(http://journal.ed.learn.mu.uk/analysis/anal
ysis.html, diakses 15 Agustus 2002)
29. Pengarang, Nama. Tanggal, Bulan, Tahun.
Topik bahan diskusi, Nama Jurnal, (online),
volume atau nomor, (alamat sumber
rujukan, tanggal akses)
Contoh:
Hanafi, Hasan. 1977.”Kepribadian Ganda”.
Jurnal Psikologi, (online), Jilid 2, No.6,
(http://www.surabaya.ac.id, diunduh 20
Juni 1998)
30. Pengarang, Nama. Tahun. Judul Artikel,
Nama Jurnal, (online), volume atau nomor,
(alamat sumber rujukan, tanggal akses)
Contoh:
David, E. 10 Desember 1994. Summary of
Citing Internet Sites. EDUCATION
Discussion List, (online),
(NETRRAIN@ubym.cc.buffalo.edu,
diakses 28 Desember 1994)
31. Pengarang, Nama. Tahun. Judul Artikel,
Nama Jurnal, (online), volume atau
nomor, (alamat sumber rujukan, tanggal
akses)
Contoh:
Aliyah, S. (unesa-sby@indo.net.id). 01
Januari 2005. Artikel untuk JPN. Pos-el
kepada Tom Haris (th@sby.ywcn.or.id).
33. Catatan Kaki (selanjutnya ditulis
CK) ialah keterangan mengenai
rujukan, kata, dan ungkapan di
dalam teks yang dicantumkan pada
margin bawah halaman buku untuk
menambah referensi uraian dalam
naskah pokok.
34. 1. Berfungsi sebagai pemberi
keterangan tambahan yang bersifat
umum atau yang bersumber dari
lisan.
2. Ditempatkan pada bagian bawah
halaman atau akhir tulisan.
3. Nomor di tempatkan di akhir tulisan.
4. Jika lebih dari dua baris maka ditulis
dengan satu spasi.
5. Nama akhir pengarang. Judul. Kota
penerbitan: Penerbit. Tahun, Nomor
halaman.
35. 1. Ibid. (singkatan dari Ibidium, artinya sama yang sudah
disebutkan di atas).
a. Digunakan untuk CK yang sumbernya sama dengan CK
yang tepat diatasnya.
b. Contoh:
1. Kaelan. Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Paradigma. 1998. Hlm. 8
2. Ibid
2. Op.cit (singkatan dari opere citato, artinya karangan yang
telah dikutip).
a. Digunakan ketika yang dirujuk berada pada halaman yang
berbeda, diikuti nomor halaman yang dirujuk.
3. Loc.cit (singkatan dari loco citato, artinya pada tempat yang
di kutip)
a. Digunakan ketika merujuk karya yang telah dirujuk
sebelumnya pada halaman yang sama yang telah diselingi
sumber lain.
36. Unsur-unsur kepustakaan CK hampir sama dengan
unsur-unsur daftar pustaka, namun terdapat
beberapa perbedaan diantara kedua rujukan
tersebut yaitu:
1. CK dilengkapi dengan unsur halaman sumber
rujukan
2. Nama pengarang pada CK tidak harus dibalik
3. Di dalam Pedoman Umum EYD tanda baca
pemisah antar unsur pustaka sumber adalah
tanda koma, sedangkan keterangan penerbitan
diapit tanda kurung.
Contoh:
4Umar Junus, Kaidah dan Latihan Pemakaian
Bahasa Indonesia. (Djakarta: Bharata, 1967), hlm.
35
39. Penyuntingan Isi
Penyuntingan isi merupakan kegiatan
pembenahan kesalahan isi karya tulis ilmiah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyuntingan isi sebagai berikut :
a. Penggunaan contoh, ilustrasi, gambar dan
tabel
b. Penulisan teknis dan rumus
c. Penggunaan rujukan
40. Penyuntingan Bahasa
Penyuntingan isi merupakan kegiatan
pembenahan kesalahan bahasa karya tulis ilmiah.
Bahasa yang baik ialah bahasa yang penulisan
huruf dan ejaannya benar, pemilihan katanya
tepat, tata kata dan tatakalimatnya benar,
hubungan antarrkata, antarfrasa, dan
antarkalimatnya baik, kata-katanya fungsional,
logis, objektif dan bermakna tunggal.
41. Aspek-aspek ejaan dalam
penyuntingan:
1. Pemenggalan kata
2. Penggunaan tanda baca
3. Penggunaan huruf kapital dan huruf
miring
4. Penggunaan kata dan akronim
5. Penulisan kata
6. Penuisan angka
42. • Stubbs (1984:206) dan Kartomihardjo (1993:30)
menyatakan bahwa implikatur percakapan ialah
makna terselubung dalam tuturan. Suparno
(1994:39) menyatakan bahwa implikatur
percakapan ialah informasi bawaan implisit
dalam tuturan. Koktova (1998:371) dan Cruse
(2000:349) menyatakan bahwa implikatur
percakapan ialah proposisi yang tidak
ternyatakan (not encoded) pada pernyataan
yang dikatakan. Brown dan Yule (1983:31) dan
Samsuri (1987:3) menyatakan bahwa implikatur
percakapan digunakan untuk memperhitungkan
maksud penutur yang berbeda dengan makna
harfiah tuturannya
43. • Implikatur percakapan diartikan sebagai makna
terselubung dalam tuturan (Stubbs, 1984:206);
Kartomihardjo, 1993:30), informasi bawaan
implisit dalam tuturan (Suparno, 1994:39), dan
proposisi yang tidak ternyatakan (not encoded)
pada pernyataan yang dikatakan Koktova
(1998:371); Cruse (2000:349). Pengertian itu
sejalan dengan pemikiran Brown dan Yule
(1983:31) dan Samsuri (1987:3) bahwa
implikatur percakapan digunakan untuk
memperhitungkan maksud penutur yang
berbeda dengan makna harfiah tuturannya.
44. Penyuntingan Teknis
Penyuntingan teknis dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian karya ilmiah dengan
aspek teknisnya. Aspek teknis dalam makalah
antara lain:
1. Ketepatan format
2. Kelengkapan subjudul
3. Kelengkapan identitas penulis
4. Ukuran kertas dan pias
5. Jenis dan ukuran huruf
6. Model sampul
7. Penomoran halaman