1. PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi
Dosen Pengampu : MITA SICILLIA S.Kom. , M.M.
Disusun Oleh
1. MUHAMMAD AS’AD (2016120142)
2. RIA INDRIANI (181011250484)
3. RIKA PUTRI AMELIA L (2016121325)
4. SABRIAH (2016120470)
5. SITI PATIMA (2016120056)
6. STEFANI AMELIA (2016121155)
7. VERA NISCHA (2016122231)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan semaksimal
mungkin. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah manajemen
operasi. Adapun judul dari makalah ini adalah “Perencanaan dan penjadwalan
proyek”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan memperdalam tentang “Perencanaan dan penjadwalan
proyek”.
Atas perhatian dan bantuannya penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tangerang, 11 September 2019
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................ 2
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................ 3
BAB II 5
ISI 5
2.1 SIKLUS DAN TAHAPAN PERENCANAAN PROYEK ........................ 5
2.2 MENGAPA “PERENCANAAN” ?....................................................... 12
2.3 ASUMSI & KEMAMPUAN DASAR DALAM PERENCANAAN
PROYEK ........................................................................................................ 15
2.4 KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN DALAM MANAJEMEN
PROYEK ........................................................................................................ 16
2.5 MASALAH DASAR YANG DIHADAPI DALAM PERENCANAAN
DAN PENJADWALAN PROYEK ............................................................... 20
2.6 FUNGSI PENJADWALAN PROYEK.................................................... 22
2.7 METODE-METODE PENJADWALAN PROYEK ............................... 23
BAB III 36
PENUTUP 36
3.1 KESIMPULAN 36
3.2 SARAN 37
DAFTAR PUSTAKA 2
4. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen
proyek. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses kegiatan yang ada di
dalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal.
Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis
dan administratif agar dapat diimplementasikan. Tujuannya melakukan usaha
untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan
biaya, mutu dan waktu serta faktor keselamatan.
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam
hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat
lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian
waktu yang tersedia melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka
menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
5. 3
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan
proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating
selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar
alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan
proyek.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana siklus dan tahapan perencanaan proyek ?
2. Mengapa “perencanaan” ?
3. Bagaimana asumsi dan kemampuan dasar dalam perencanaan proyek?
4. Apa saja keahlian yang dibutuhkan dalam manajemen proyek?
5. Masalah dasar apa saja yang dihadapi dalam perencanaan dan penjadwalan
proyek?
6. Apa saja fungsi penjadwalan proyek?
7. Apa saja metode-metode penjadwalan proyek?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada pokok masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
6. 4
1. Mengetahui siklus dan tahapan perencanaan proyek.
2. Mengetahui mengapa perencanaan dibutuhkan.
3. Mengetahui asumsi dan kemampuan dasar dalam perencanaan proyek.
4. Mengetahui keahlian yang dibutuhkan dalam manajemen proyek.
5. Mengetahui masalah dasar yang dihadapi dalam perencanaan dan
penjadwalan proyek.
6. Mengetahui fungsi penjadwalan proyek.
7. Mengetahui metode-metode penjadwalan proyek.
7. 5
BAB II
ISI
2.1 SIKLUS DAN TAHAPAN PERENCANAAN PROYEK
Dalam mengelola sebuah proyek, manajer proyek harus memperhatikan
siklus hidup proyek. Siklus hidup proyek menyatakan rentang waktu yang terdiri
dari tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam sebuah proyek. Siklus hidup proyek
minimal memiliki empat tahap yang harus dilalui, yaitu:
Siklus Hidup Proyek
1. Tahap Inisiasi Proyek
Pertanyaan sederhana yang tertuju pada tahap inisiasi proyek adalah apakah
menemukan tantangan dan masalah? Tujuan dari tahap inisiasi adalah proses
identifikasi terhadap segala hal yang harus dilakukan, serta memahami lingkup
8. 6
proyek. Pada tahap ini, seorang manajer proyek akan dipilih dan diberi wewenang
untuk membentuk tim yang akan menjalankan proyek.
2. Tahap Perencanaan Proyek
Pertanyaan sederhana yang tertuju pada tahap perencanaan proyek adalah
bagaimanakah langkah penyelesaiannya? Perencanaan proyek merupakan proses
pengembangan detail atas perencanaan suatu proyek, yang meliputi daftar semua
tugas, pengalokasian sumber daya, penjadwalan, perencanaan anggaran / budget,
manajemen resiko, dan lain-lain.
Proses perincian ini sangat bermanfaat agar dapat memahami rangkaian tugas
yang akan dilakukan, yang meliputi pihak-pihak yang bertanggung jawab, batasan
waktu tugas, dan lain-lain. Perencanaan proyek yang telah disetujui sponsor
disebut project baselin. Project baseline tersebut digunakan sebagai kerangka
acuan pengendalian proyek.
3. Tahap Pengontrolan Proyek
Pertanyaan sederhana yang tertuju pada tahap pengontrolan proyek adalah
apakah kita pada jalur yang benar? Pada tahap ini tugas-tugas mulai dilaksanakan.
Secara teknis, project baseline dijadikan sebagai pedoman / acuan tugas yang
dilaksanakan. Seorang manajer proyek harus memantau tugas agar proyek dapat
berjalan tepat waktu, sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan berada pada
budget yang telah ditetapkan.
9. 7
4. Tahap Penutupan Proyek
Tahap ini memiliki tiga sub tahap penting, yaitu: pertanggungjawaban,
pembelajaran proyek dan perayaan. Setelah proyek selesai, manajer proyek
mempertanggungjawabkan hasil proyek kepada sponsor (pemilik proyek) dan
recipient (pihak yang akan menggunakan / menerima hasil proyek). Pada
umumnya, pihak sponsor lah yang akan memberikan pernyataan resmi mengenai
selesainya proyek tersebut.
Setiap proyek pasti memiliki keunikan yang dapat dipelajari. Tidak ada
proyek yang identik walaupun memiliki tema yang sama, namun masalah yang
dihadapi, persyaratan, maupun sumber dayanya (termasuk teknologi) pastilah
berbeda. Hal ini yang menimbulkan keunikan pada setiap proyek. Mengadakan
pertemuan evaluasi selama berlangsungnya proyek bagi seluruh tim merupakan
pembelajaran yang berharga.
Hal umum yang biasa terjadi dalam dunia kerja adalah dinamika proyek yang
cukup aktif, munculnya proyek baru begitu sebuah proyek selesai dilaksanakan.
Oleh karena itu, seorang manajer proyek memiliki peran aktif yang sangat penting
untuk memastikan berhasilnya penyebaran proses pembelajaran proyek dalam tim
yang dipimpinnya.
Tahap yang terakhir adalah tahap perayaan, janganlah meremehkan sebuah
acara perayaan, karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan atas
usaha-usaha yang telah dilakukan. Di samping itu, perayaan dapat mempererat
10. 8
kebersamaan dalam sebuah tim hingga menjadi sebuah tim yang solid.
(Trihendradi. 2007)
Siklus Perencanaan Proyek
Tahap Perencanaan Proyek melibatkan penciptaan seperangkat rencana
untuk membantu membimbing tim proyek melalui tahap pelaksanaan dan
penutupan proyek. Rencana yang dibuat pada tahap ini akan membantu tim
proyek untuk mengatur waktu, biaya, kualitas, perubahan, risiko dan isu-isu.
Perencanaan akan menghasilkan keuntungan-keuntungan apabila
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
11. 9
Menentukan Lingkup dari Proyek. Unit organisasi, kegiatan atau sistem
yang mana akan terlibat? Mana yang tidak? Informasi ini memberikan
perkiraan awal dari skala sumber daya manusia yang diperlukan.
Mengenali Berbagai Area Permasalahan Potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin salah sehingga hal-hal ini dapat
dicegah.
Mengatur Urusan Tugas. Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan
untuk mencapai sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis
berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
Memberikan Dasar untuk Pengendalian. Tingkat kinerja dan metode
pengukuran tertentu harus dispesifikasikan sejak awal.
Menurut Raymond McLeod Jr dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen.
Langkah-langkah dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Menyadari Masalah
Kebutuhan akan proyek biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non
manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2. Mendefinisikan Masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya
dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan tersebut. Sebaiknya
manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan dimana letak
permasalahannya dan apa kemungkinan penyebabnya.
3. Menentukan Tujuan Sistem
12. 10
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem
yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Namun
tujuan dinyatakan secara umum lalu tujuan-tujuan ini akan dibuat lebih
spesifik.
4. Mengidentifikasi Kendala-Kendala Sistem
Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala. Kendala-kendala ini
penting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar dikerjakan.
Dengan cara ini, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan
berada di antara kendala-kendala ini.
5. Membuat Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama
yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-
tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan:
Teknis
Dalam dimensi teknis yang perlu dipertimbangkan adalah,
tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan
yang diperlukan?
Pengembangan Ekonomis
Dalam dimensi Pengembangan Ekonomis yang perlu
dipertimbangkan adalah, dapatkah sistem yang diajukan dinilai
secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?
Pengembalian non Ekonomis
13. 11
Dalam dimensi Pengembalian non Ekonomis yang perlu
dipertimbangkan adalah, dapatkah sistem yang diajukan dinilai
berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan
uang?
Hukum dan Etika
Dalam dimensi Hukum dan Etika yang perlu dipertimbangkan
adalah, akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan
hukum dan etika?
Operasional
Dalam dimensi Operasional yang perlu dipertimbangkan adalah
apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan
menggunakannya?
Jadwal
Dalam dimensi Jadwal yang perlu dipertimbangkan adalah
mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang
ditetapkan?
6. Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem
Jika sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem yang
menyeluruh. Penelitian Sistem (system study) akan memberikan dasar
yang terinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang harus
dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem itu melakukannya. Analis akan
menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberikan dasar bagi manajer
untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis. Hal penting
14. 12
yang harus diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar
isinya didasarkan pada perkiraan. Analis sistem memberikan salinan
tertulis dari usulan kepada komite pengarah SIM, dan kadang-kadang
memberikan penyajian lisan.
7. Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra dari proyek dan
rancangan sistem yang diusulkan serta menentukan apakah perlu
diteruskan atau dihentikan. Jika keputusannya adalah diteruskan, proyek
akan berlanjut ke tahap penelitian. Jika keputusannya adalah dihentikan,
semua pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8. Menetapkan Mekanisme Pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, komite pengarah SIM (Sistem
Informasi Manajemen) menetapkan pengendalian proyek dengan
menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan
kapan akan dilaksanakan.
9. Memonitor Kemajuan Proyek
Setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan
dalam bentuk yang memudahkan pengendalian.
2.2 MENGAPA “PERENCANAAN” ?
Suatu proyek dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan membutuhkan suatu sistem yang dapat menjaga agar kerjasama dalam
suatu proyek berjalan dengan baik. Untuk menciptakan suatu kerjasama yang baik
15. 13
dibutuhkan suatu sistem yang disebut manajemen proyek. Manajemen proyek
bertugas merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber
daya perusahaan agar dapat mencapai tujuan proyek. Secara garis besarnya
konsep manajemen proyek bertujuan untuk menciptakan keterkaitan yang erat
antara perencanaan dan pengendalian. Perencanaan proyek merupakan unsur
yang sangat penting dari konsep manajemen proyek karena perencanaan
merupakan suatu usaha untuk meletakan dasar dan tujuan serta menyusun
langkah-langkah kegiatan untuk melaksanakan proyek.
Perencanaan mengarahkan keputusan yang dibutuhkan dalam memulai suatu
proyek. Perencanaan yaitu memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan
yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Dalam perencanaan
penyelenggaraan proyek, tahap dan kegunaan perencanaan dapat dibedakan
menjadi perencanaan dasar dan perencanaan pengendalian. Perencanaan dasar
dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar dari suatu penyelenggaraan proyek,
sedangkan perencanaan pengendalian merupakan kegiatan menganalisis dan
membandingkan hasil pelaksanaan yang diperlukan.
Perencanaan yang tepat disusun secara sistematis akan dapat berfungsi
sebagai berikut:
1. Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
2. Dasar pengaturan alokasi sumber daya
3. Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan
menyadari pentingnya unsur waktu
4. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian
16. 14
Unsur-unsur dalam perencanaan proyek sekurang-kurangnya meliputi:
1. Sasaran
Sasaran merupakan target dimana semua kegiatan diarahkan dan
diusahakan untuk mencapainya. Pada umumnya, sasaran proyek dinyatakan dalam
bentuk waktu, biaya, dan mutu. Disamping sasaran proyek secara keseluruhan,
sasaran dari masing-masing tugas sebaiknya juga dibuat, sehingga akan
memudahkan dalam mengendalikan proyek. Sasaran dari masing-masing kegiatan
ini merupakan milestone (tonggak kemajuan), yang menjadi patokan dalam
memantau dan mengendalikan perkembangan proyek.
2. Organisasi
Organisasi merupakan sarana dimana para anggota bekerja sama untuk
mencapai tujuan proyek. Organisasi proyek harus diusahakan efisien serta
memiliki pembagian tugas dan wewenang yang jelas.
3. Jadwal
Jadwal merupakan salah satu perencanaan yang paling penting yang
mencakup urutan langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran.
Penjadwalan berguna sebagai sarana koordinasi dan integrasi bagi kegiatan para
peserta proyek menjadi suatu rangkaian yang berurutan, pengendalian yang
dipakai sebagai tolak ukur dalam mengkaji waktu penyelesaian yang perlu
mendapatkan prioritas supaya penyelesaian proyek sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
17. 15
4. Anggaran
Anggaran merupakan salah satu bentuk perencanaan yang harus ditentukan
sejak awal. Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan dana untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements):
1. Faktual dan Realistis
2. Logis dan Rasional
3. Fleksibel
4. Komitmen
5. Komprehensif atau menyeluruh
2.3 ASUMSI & KEMAMPUAN DASAR DALAM PERENCANAAN
PROYEK
Asumsi perencanaan:
1. Bersifat POSITIF
Faktor penunjang keberhasilan
2. Bersifat NEGATIF
Faktor penghambat keberhasilan
Kemampuan dasar dalam perencanaan proyek, adalah kemampuan
forecasting (meramalkan apa yang terjadi dimasa depan) dan kemampuan untuk
menuliskan rencana agar realistis, yang meliputi tahapan kerja sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi proyek pengembangan sistem
2. Mengidentifikasi sasaran proyek sistem
18. 16
3. Mengidentifikasi kendala proyek sistem
4. Mengidentifikasi prioritas proyek sistem
5. Menyusun laporan perencanaan proyek sistem
6. Meminta persetujuan manajemen
2.4 KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN DALAM MANAJEMEN PROYEK
Dalam proses perencanaan proyek, kemampuan seorang manajer proyek harus
mencakup sembilan knowledge area yang tujuannya adalah sebagai panduan
dalam pelaksanaan proyek. Sembilan knowledge area tersebut adalah :
1. Project integration management: memastikan bahwa unsur-unsur berbagai
proyek secara efektif dikoordinasikan.
2. Project scope management: untuk memastikan semua pekerjaan yang
diperlukan dimasukkan.
3. Project time management: menyediakan jadwal proyek yang efektif
4. Project cost management: untuk mengidentifikasi sumber daya yang
dibutuhkan dan mengontrol anggaran
5. Project quality management: untuk memastikan bahwa persyaratan
fungsional sudah terpenuhi.
6. Project human resource management: mengembangkan dan
mempekerjakan personil yang efektif.
7. Project communications management: untuk memastikan komunikasi
internal dan eksternal yang efektif.
19. 17
8. Project risk management: untuk menganalisa dan mengurangi risiko
potensial.
9. Project procurement management: untuk memperoleh sumber daya yang
diperlukan dari sumber eksternal.
Sedangkan skill atau keahlian dalam manajemen proyek meliputi:
1. The project management body of knowledge
Seorang manajer yang baik harus memiliki skill ini karena ini merupakan
implementasi dari nine project management knowledge sehingga seorang manajer
yang baik dapat menggunakan itu termasuk teknik dan alat-alat yang mendukung
kemajuan suatu proyek
2. Application area knowledge, standard and regulation
Manajer yang memiliki skill ini mempunyai pengetahuan tentang
proyeknya ini, misalnya dia seorang manajer pada proyek IT maka dia
mengetahui apa standar dan regulasi dari sebuah proyek IT tersebut.
3. Project environmental knowledge
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak hanya berhadapan dengan
situasi, tempat dan kondisi yang sama terus ada saatnya kita mengalami sebuah
perbedaan, baik itu kondisi, situasi dan tempat. Dari sana kita diperlukan
kemampuan kita untuk bisa beradaptasi dengan baik begitu juga dengan seorang
manajer proyek. Seorang manajer proyek tidak hanya akan menjadi seorang
manajer tidak hanya bekerja dengan organisasi yang sama setiap saat begitu juga
20. 18
tipe proyek yang sama. Maka dari itu dibutuhkan kemampuan untuk beradaptasi
dengan perbedaan tersebut dan mengetahui berbagai macam aspek / pengetahuan
dalam kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.
4. General management knowledge and skill
Seorang manajer yang baik tidak hanya menguasai salah satu aspek /
bidang pengetahuan tetapi dia harus menguasai berbagai macam ilmu karena
dengan menguasai berbagai macam ilmu tersebut dia bisa mengambil keputusan,
memberikan arahan menyelesaikan masalah yang berbeda dari bidang ilmu yang
dia sangat kuasai.
Untuk bisa menguasai berbagai macam bidang / aspek pengetahuan itu
sangat sulit tetapi bukan berarti tidak bisa. Manajer yang baik tidak harus
menguasai bidang ilmu sampai 100% tetapi separuhnya saja sudah cukup namun
dia tetap harus belajar dan memutuskan ilmu pengetahuan mana yang penting
bagi proyeknya tersebut
5. Soft skill or human relation skill
Untuk meraih nilai yang tinggi pada suatu proyek diperlukan Soft skill or
human relation skill. Soft skill yang bagus diperlukan / penting karena seorang
manajer proyek memerlukannya untuk mengetahui, mengarahkan, memenuhi
permintaan stakeholder, memimpin tim, memotivasi bernegosiasi dan
menyelesaikan masalah.
21. 19
Soft skill yang baik dapat membantu kerja manajer proyek dalam
menyelesaikan masalahnya, selain itu seorang manajer proyek memerlukan
human relation skill yang baik pula karena seorang manajer proyek tidak bekerja
sendirian, dia bekerja secara tim. Apabila seorang manajer tidak memiliki skill
tersebut maka kerja tim pada proyek akan buruk dan itu tidak baik dalam
menjalankan suatu proyek
Selain skill yang berjumlah 5 di atas, ada skill lain yang juga penting untuk
dimiliki seorang manajer proyek yaitu skill dalam memilih dan menggunakan
Teknologi informasi serta skill kepemimpinan. Seorang manajer proyek sering
dihadapkan dalam mengambil keputusan yang sulit, setiap keputusan yang
diambil dapat membahayakan suatu proyek. Maka diperlukan sebuah tim yang
solid serta kemampuan diri dalam menguasai teknologi informasi untuk
membantu menyelesaikan masalahnya dengan efektif.
Seorang manajer proyek juga harus memiliki skill kepemimpinan yang baik,
walaupun pemimpin dan manajer merupakan posisi yang berbeda dan spesifikasi
yang berbeda pula, tetapi seorang manajer proyek yang baik diharuskan memiliki
nya. Seorang manajer bekerja secara tim dan dia sebagai pemimpin sebuah proyek
sehingga dia harus mempunyai visi yang jelas, dapat mengambil keputusan
secara cepat dan tepat serta dapat menjadi contoh atau menginspirasi anggota
timnya
22. 20
2.5 MASALAH DASAR YANG DIHADAPI DALAM PERENCANAAN
DAN PENJADWALAN PROYEK
Masalah dasar yang sering ditemui dalam manajemen proyek ada berbagai
macam. Diantaranya adalah:
1. Keinginan klien berubah-ubah atau tidak jelas.
Keinginan klien yang tidak pasti dapat menjadi masalah besar. Penting untuk
memiliki alur yang jelas dari awal hingga akhir proyek sehingga klien akan bisa
lebih spesifik terhadap persyaratan yang dimilikinya.
2. Tidak menempatkan orang yang tepat untuk mengatur proyek
Biasanya, dalam pengalokasian sumber daya, sebagian besar usaha dikerahkan
untuk fokus mencari sumber daya yang tepat dibandingkan mencari manajer
proyek yang tepat. Kadangkala pula seorang manajer proyek dipilih berdasarkan
ketersediaan tenaga kerja yang ada, bukan berdasarkan skill nya. Sehingga untuk
menghindari masalah tersebut perlu dipilih seorang manajer proyek yang memang
sesuai dengan bidangnya.
3. Gagal untuk mendapatkan dukungan
Seringkali, sebuah proyek gagal karena mereka tidak mendapat support yang
cukup dari departemen atau orang-orang yang tergabung dalam proyek tersebut,
termasuk manajer. Hal ini bisa saja dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya:
23. 21
a. Tidak membuat jobdesk atau role yang jelas untuk seluruh tim.
b. Kedua karena tidak menjelaskan “personal payoff” dari masing-
masing orang ketika proyek berhasil.
c. Tidak menjelaskan bagaimana evaluasi dari kontribusi setiap
orang.
d. Gagal untuk membuat “sense of urgency” mengenai proyek.
4. Kurangnya Komunikasi
Komunikasi menjadi faktor terpenting kesuksesan sebuah proyek manajemen.
Komunikasi antar tim, tim dengan manajer proyek, tim dengan klien harus selalu
dijaga. Untuk menghindari masalah komunikasi, manajer proyek dapat
menentukan hari dan waktu untuk bertemu tim secara berkala untuk membantu
menjaga seluruh tim tetap bekerja di jalurnya yang tepat.
5. Kurang spesifik terhadap bidangnya
Proyek yang tidak memiliki “ultra-clear goal” akan gagal. Bidang atau
jangkauan yang berubah adalah hal yang paling berbahaya yang dapat terjadi
dalam sebuah proyek. Jika tidak ditangani dengan baik maka akan menghabiskan
dana dan waktu yang banyak. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, definisikan
bidang dari sebuah proyek dan monitor proyek tersebut secara berkala untuk
memastikan bahwa seluruh tim bekerja sesuai jalurnya.
6. Tidak memiliki ukuran untuk mendefinisikan keberhasilan
24. 22
Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang manajer proyek adalah ia
harus mengerti dan paham apa arti kesuksesan proyeknya, apa yang membuat
proyeknya berhasil, kapan proyek akan selesai dilaksanakan dan sebagainya.
2.6 FUNGSI PENJADWALAN PROYEK
Penjadwalan merupakan tahapan menerjemahkan suatu perencanaan ke dalam
suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan
menentukan kapan kegiatan-kegiatan akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan,
sehingga pengendalian sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut
kebutuhan yang ditentukan. Dalam proyek, penjadwalan sangat penting dalam
memproyeksikan keperluan tenaga kerja, material, dan peralatan.
Menjadwalkan adalah berpikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-
persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, serta menyusun berbagai macam tugas,
yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan bermacam-macam
kegiatan dalam kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat. (Luthan &
Syafriandi, 2006)
Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara lain :
1. Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2. Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.
3. Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda
pelaksanaannya dan menentukan jalur kritis.
4. Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
5. Sebagai dasar perhitungan cash flow proyek.
25. 23
6. Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja,
material, dan peralatan.
7. Sebagai alat pengendalian proyek.
Penjadwalan proyek juga merupakan sesuatu yang lebih spesifik dan
menjadi bagian dari perencanaan proyek (Tampubolon, 2004). Penjadwalan
memiliki dua tugas penting, yaitu (Prawirosentono, 2007):
1. Memutuskan proses yang harus berjalan, dan
2. Memutuskan kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan
Penjadwalan suatu proyek dapat membantu dalam beberapa hal,
diantaranya (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006) :
1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya dan
terhadap keseluruhan proyek
2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan
4. Membantu mengetahui hal-hal yang mungkin menghambat suatu proyek
2.7 METODE-METODE PENJADWALAN PROYEK
Penjadwalan merupakan pengalokasian waktu yang tersedia untuk
melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu
proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada (Husen, 2009).
Penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu dimulai, ditunda dan diselesaikan,
sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya bisa disesuaikan waktunya
26. 24
menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Untuk menyelenggarakan proyek, salah
satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilan adalah tenaga kerja
(Mertha Jaya dkk, 2007).
1. Gantt Chart (diagram balok)
Gantt Chart (diagram balok) merupakan penjadwalan menggunakan suatu
bagan batang atau bagan kejadian penting (Milestone chart). Dalam tiap kasus,
lama kegiatan diperlihatkan dalam bagan oleh balok atau garis. Bagan ini
memperlihatkan kapan suatu kegiatan dijadwalkan mulai dan kapan ia selesai.
Diagram balok disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan
dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu
penyelesaian, dan pada saat pelaporan (Nugraha, 1985).
No Aktivitas
Hari/Bulan/Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Penggambaran diagram balok seperti terlihat pada gambar diatas terdiri
dari kolom (sumbu vertikal) dan baris (sumbu horizontal). Kolom pertama berisi
daftar atau uraian pekerjaan dalam suatu proyek. Kolom selanjutnya dipergunakan
sebagai tempat melukiskan balok sesuai dengan durasi waktu yang diperlukan dari
27. 25
masing-masing pekerjaan. Satuan waktu misalnya hari, minggu, atau bulan
ditempatkan pada sumbu horizontal. Waktu mulai dan waktu akhir masing-masing
kegiatan ditunjukkan oleh ujung kiri dan ujung kanan dari balok-balok yang
bersangkutan.
Pada pembuatan diagram balok telah diperhatikan urutan kegiatan,
meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu aktivitas dengan
yang lain. Format penyajian diagram balok yang lengkap berisi perkiraan urutan
pekerjaan, skala waktu dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
Keuntungan penjadwalan dengan Gantt Chart:
a. Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat
sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
b. Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan.
Kerugian penjadwalan dengan Gantt Chart:
a. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara
satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui
dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap
jadwal keseluruhan proyek.
b. Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan / pembaharuan bila
diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok
baru.
28. 26
2. Jaringan PERT
Teknik tinjauan Evaluasi Program (PERT = program review technique) adalah
metode jaringan untuk penjadwalan proyek yang pertama kali dikembangkan pada
pertengahan 1950 an untuk proyek kapal selam Polaris. Teknik ini digunakan
untuk menjadwalkan lebih dari 3000 kontraktor, pemasok, dan agen, serta
mendapat penghargaan karena berhasil membawa proyek kapal selam Polaris
maju dari jadwal hingga 2 tahun.
Jaringan PERT adalah salah satu metode grafis yang digunakan untuk
memvisualisasikan jadwal proyek ke dalam rangkaian aktivitas, lengkap dengan
urutan pekerjaan dan hubungan ketergantungan antar aktivitas. Dalam diagram
PERT, aktivitas-aktivitas dinyatakan dalam bentuk panah, yang menghubungkan
event - event yang dinyatakan dalam bentuk lingkaran.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam jaringan PERT
(Nugraha, 1986):
a. Event (kejadian)
Titik pangkal dan titik akhir dari suatu aktivitas yang dinyatakan
dalam bentuk lingkaran. Sebuah event tidak memerlukan waktu dan
sumber daya karena event bukan sebuah aktivitas.
b. Aktivitas Nyata
Pelaksanaan kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Aktivitas
ini membutuhkan durasi dan sumber daya untuk pelaksanaannya.
Sebuah aktivitas nyata digambarkan dalam bentuk anak panah disertai
durasi pekerjaannya.
29. 27
c. Aktivitas Dummy
Aktivitas ini tidak menyatakan sebuah kegiatan yang nyata,
melainkan hanya berfungsi untuk menyatakan ketergantungan antar
aktivitas. Aktivitas dummy digambarkan dengan anak panah yang
terputus-putus.
d. Duration (D)
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu aktivitas.
Umumnya dengan satuan waktu : hari, minggu, bulan dan lain-lain.
e. Earliest Event Occurrence Time (TE)
Saat paling awal terjadinya suatu event / kejadian.
f. Latest Allowable Event Time (TL)
Saat paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu event/kejadian.
g. Earliest Activity Start Time (ES)
Saat mulai paling awal suatu aktivitas.
h. Earliest Activity Finish Time (EF)
Saat berakhir paling awal suatu aktivitas
i. Latest Allowable Activity Start Time (LS)
Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
j. Latest Allowable Activity Finish Time (LF)
Saat berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
k. Total Activity Slack atau Total Float atau Float (TF)
Sejumlah waktu sampai kapan suatu aktivitas boleh diperlambat.
TE = TL – EF = LF – EF = LS – ES (1)
30. 28
l. Free Slack (SF)
Waktu aktivitas bebas SF = TE – EF (2)
m. Aktivitas kritis
Aktivitas yang tidak memiliki keleluasaan dalam start time dan
finish time (Total Float sama dengan nol). Perubahan yang terjadi pada
durasi atau waktu pelaksanaan aktivitas kritis akan mempengaruhi
durasi proyek secara keseluruhan.
n. Lintasan kritis
Rangkaian aktivitas pada network diagram yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas kritis. Durasi lintasan kritis juga menunjukkan durasi
proyek secara keseluruhan.
Dalam PERT durasi waktu penyelesaian suatu aktivitas diprediksi dengan
tiga estimasi waktu yaitu:
a. Waktu optimis (optimistic estimate = a):
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
dengan asumsi jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan sangat
baik.
Waktu tercepat yang mungkin dapat dicapai untuk menyelesaikan
suatu aktivitas.
b. Waktu normal (most likely estimate = m) :
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
dengan asumsi jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan normal
c. Waktu pesimis (pessimistic estimate = b) :
31. 29
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
dengan asumsi jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan sangat
buruk
Waktu terlambat yang mungkin terjadi dalam penyelesaian suatu
aktivitas
Ketidakpastian dari dugaan waktu individual adalah ciri khas dari jaringan
PERT. Bila waktu kegiatan individual adalah acak, waktu proyek juga akan acak.
Oleh karena itu tidaklah tepat dalam kasus ini untuk menetapkan waktu
penyelesaian proyek secara konkrit. Setiap tanggal penyelesaian akan mempunyai
peluang tertentu untuk dapat dicapai, yang merupakan fungsi dari ketidakpastian
dari tiap kegiatan dan hubungan mana yang harus didahulukan. Dari sudut
pandang manajemen lebih baik untuk mengakui ketidakpastian dalam tanggal
penyelesaian daripada memaksakan persoalan ke dalam kerangka waktu konstan.
Konsep lain yang muncul dari jaringan PERT adalah gagasan tentang
lintasan kritis probabilitas. Mengikuti logika PERT, di sini pun tidak ada lintasan
kritis yang pasti. Sebaliknya, setiap kegiatan mempunyai peluang masuk ke dalam
lintasan kritis, beberapa kegiatan mempunyai peluang mendekati nol dan yang
lainnya mendekati satu. Lintasan kritis itu sendiri acak bila waktu kegiatan tidak
pasti.
Perhitungan PERT telah diperluas untuk mengurangi asumsi yang menjadi
sifat dari metodologi PERT. Satu cara untuk melakukan ini adalah mensimulasi
jaringan dengan waktu contoh yang ditarik secara acak untuk tiap kegiatan.
32. 30
Sebagai hasilnya, suatu sebaran yang pasti dari waktu penyelesaian proyek dan
peluang bahwa setiap kegiatan ada di lintasan kritis dapat dihitung.
3. Metode Lintasan Kritis (CPM)
Metode lintasan kritis (CPM = critical path method) dikembangkan oleh
E.I.du Pont de Nemours & Co. sebagai suatu cara untuk menyusun jadwal
pengoperasian dan penghentian mesin di pabrik. Karena kegiatan pabrik ini sering
berulang waktunya cukup diketahui dengan baik. Namun, waktu untuk tiap
kegiatan dapat dipadatkan dengan mengeluarkan lebih banyak uang. Dengan
demikian, CPM menggunakan keseimbangan waktu – biaya bukan waktu –
probabilitas seperti yang digunakan dalam PERT.
Metode CPM dalam penjadwalan proyek menggunakan fungsi waktu – biaya.
Kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu secara proporsional, lebih sedikit waktu
jika lebih banyak uang dikeluarkan. Untuk mengungkapkan hubungan waktu –
biaya linear yang diasumsikan ini, ada empat angka yang dipasang untuk tiap
kegiatan: waktu normal, biaya normal, waktu pintas, dan biaya pintas.
Jaringan proyek mula- mual diselesaikan dengan menggunakan waktu normal
dan biaya normal untuk semua kegiatan. Jika waktu dan biaya penyelesaian
proyek yang terjadi memuaskan, semua kegiatan dijadwalkan pada waktu normal.
Jika waktu penyelesaian proyek terlalu panjang, proyek dapat diselesaikan dalam
waktu lebih sedikit dengan biaya yang lebih besar.
Untuk suatu waktu penyelesaian proyek yang diketahui lebih sedikit dari
waktu normal, ada sejumlah besar kemungkinan jaringan, masing-masing pada
33. 31
biaya total yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbagai waktu kegiatan yang
berbeda dapat diturunkan untuk memenuhi waktu penyelesaian proyek yang
ditetapkan. Semua kemungkinan ini dapat dievaluasi melalui persoalan
pemrograman linear. Persoalan pemrograman linear digunakan untuk mencari
jawaban yang menunjukkan biaya total proyek minimum untuk suatu waktu
penyelesaian proyek yang diketahui.
4. Precedence Diagram Method (PDM)
Precedence Diagram Method adalah metode jaringan kerja yang termasuk
dalam klasifikasi AON (Activity On Node). Dalam Metode ini kegiatan dituliskan
di dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya
sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan
demikian dummy yang merupakan tanda penting untuk menunjukkan hubungan
ketergantungan, di dalam PDM tidak diperlukan (Soeharto, 1995).
PDM pada dasarnya menitikberatkan pada persoalan keseimbangan antara
biaya dan waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan pada hubungan antara
pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber-sumber daya untuk mempersingkat
waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan biaya sebagai akibat penambahan
sumber-sumber daya tersebut.
Dalam PDM, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai
tahapan dari proyek konstruksi dianggap diketahui dengan pasti. Selain itu juga
hubungan antara jumlah sumber-sumber daya yang dipergunakan dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.
34. 32
Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga terdapat
bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur kritis adalah
rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start time dan finish
time. Dengan kata lain, aktivitas kritis adalah aktivitas yang tidak memiliki float
time. Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari aktivitas kritis, percepatan
atau perlambatan, akan mengakibatkan perubahan durasi proyek secara
keseluruhan.
Penjadwalan pada PDM mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar
aktivitas dan durasi setiap aktivitas. Bila terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja,
maka dilakukan penjadwalan ulang yang meliputi proses alokasi dan perataan
sumber daya, dan metode yang digunakan adalah Resource Scheduling Method.
Terdapat dua cara analisis dalam Resource Scheduling Method untuk
menentukan aktivitas mana yang akan diprioritaskan untuk dijadwalkan bila
terjadi konflik sumber daya, yaitu:
a. Analisis float time: Aktivitas yang memiliki float time paling kecil
akan diprioritaskan untuk dijadwalkan.
b. Analisis nilai Pertambahan Durasi Proyek (PDP): Dengan cara ini
selalu dipilih 2 aktivitas yang mengalami konflik untuk dianalisis.
Misalnya aktivitas A dan B. Bila A dijadwalkan lebih dulu daripada B,
maka besarnya PDP akibat hal itu adalah: PDPAB = EFA –LSB
35. 33
Prioritas diberikan kepada pasangan aktivitas yang memiliki nilai PDP
minimum. Agar diperoleh nilai PDP minimum, maka harus dipilih aktivitas A
dengan nilai EF terkecil dan aktivitas B dengan nilai LS yang terbesar.
Masalah akan timbul bila terdapat lebih dari satu alternatif yang memiliki
nilai minimum float time atau PDP yang sama. Pada project management
software yang biasa digunakan, seperti Microsoft Project 2007, bila ditemui
kondisi serupa, prioritas otomatis akan jatuh kepada aktivitas dengan kode
aktivitas yang terkecil. Hal ini tentu saja tidak dapat dipertanggungjawabkan
karena nilai kode aktivitas tidak mempersentasekan fungsi apapun dan
sepenuhnya tergantung pada keinginan operator / perencana.
Penjadwalan aktivitas proyek dengan RPWM akan melalui tahapan-
tahapan kegiatan yang dimulai dengan tahap pertama yaitu tahap mengidentifikasi
jenis-jenis aktivitas proyek beserta karakteristiknya (durasi dan volume). Tahap
kedua membuat precedence diagram dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tahap ketiga
dilakukan penentuan tingkat ketersediaan sumber daya selama proyek
berlangsung.
Pada tahap keempat ditentukan bobot posisi (positional weight) dari setiap
aktivitas, kemudian aktivitas-aktivitas tersebut disusun dengan urutan, menurut
aktivitas-aktivitas dengan bobot posisi terbesar dan tahap kelima adalah tahap
untuk menjadwalkan aktivitas dengan pedoman sebagai berikut: Aktivitas dengan
bobot posisi tertinggi dilaksanakan pada hari pertama proyek. Sumber daya per
hari yang tidak dipekerjakan (sumber daya yang tersisa) didapat dengan
mengurangi jumlah maksimal sumber daya yang telah terpakai. Aktivitas dengan
36. 34
bobot tertinggi berikutnya dipilih, kemudian dilakukan dua pemeriksaan yaitu
pemeriksaan Precedence dimana suatu aktivitas hanya bisa dijadwalkan bila
semua aktivitas yang mendahului telah dijadwalkan dan pemeriksaan Kebutuhan
Sumber Daya untuk memastikan suatu aktivitas harus lebih kecil atau minimal
sama dengan jumlah sumber daya yang tersisa pada saat itu. Jika kondisi
precedence dan kebutuhan sumber daya terpenuhi, aktivitas tersebut dapat
dijadwalkan pada hari tersebut dan tahap kedua dan ketiga diulangi untuk
aktivitas dengan bobot posisi tertinggi berikutnya.
Jika salah satu atau keseluruhan kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka
aktivitas yang dimaksud tidak dapat dijadwalkan pada hari tersebut (dilewati).
Kemudian dipilih aktivitas berikutnya dengan bobot posisi terbesar dan
pengecekan kondisi precedence dan kebutuhan sumber daya diulang untuk
aktivitas ini.
Langkah kedua dan ketiga diulang untuk hari pertama (hari proyek yang
sama) sampai terjadinya kondisi. Kondisi pertama adalah kondisi yang
menunjukkan jumlah sumber daya total dari aktivitas-aktivitas yang telah
dijadwalkan sama dengan jumlah maksimal sumber daya yang tersedia. Kondisi
kedua adalah tidak ada lagi aktivitas yang dapat dijadwalkan akibat batas dalam
pemeriksaan precedence, dan yang ketiga aktivitas selanjutnya memerlukan
sumber daya yang tersedia pada saat itu.
Penjadwalan untuk hari berikutnya dimulai dengan memilih aktivitas yang
memiliki bobot posisi terbesar selanjutnya. Harus diperhatikan bahwa setiap
aktivitas yang telah dijadwalkan sebelumnya tidak dapat dihentikan sebelum
37. 35
aktivitas itu selesai, dan sumber daya yang masih digunakan tidak dapat dipakai
untuk aktivitas yang lain. Pedoman sesuai langkah kedua sampai dengan kelima di
atas diulang terus menerus sampai semua aktivitas selesai dijadwalkan. Jalur kritis
diperoleh dari network diagram yang telah dilengkapi dengan penjadwalan semua
aktivitas.
38. 36
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Siklus hidup proyek minimal memiliki empat tahap yang harus dilalui,
yaitu inisiasi proyek, perencanaan, pengontrolan dan penutupan
2. Perencanaan proyek merupakan unsur yang sangat penting dari konsep
manajemen proyek karena perencanaan merupakan suatu usaha untuk
meletakan dasar dan tujuan serta menyusun langkah-langkah kegiatan
untuk melaksanakan proyek
3. Asumsi perencanaan bersifat positif dan negatif
4. Kemampuan dasar dalam perencanaan proyek, adalah kemampuan
forecasting dan kemampuan untuk menuliskan rencana agar realistis
5. Skill atau keahlian dalam manajemen proyek yang meliputi: The project
management body of knowledge, Application area knowledge, standard
and regulation, Project environmental knowledge, General
management knowledge and skill, Soft skill or human relation skill
6. Masalah dasar yang sering ditemui dalam manajemen proyek:
Keinginan klien berubah-ubah atau tidak jelas, Tidak menempatkan
orang yang tepat untuk mengatur proyek, Gagal untuk mendapatkan
dukungan, Kurangnya Komunikasi, Kurang spesifik terhadap
bidangnya, Tidak memiliki ukuran untuk mendefinisikan keberhasilan
39. 37
7. Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara lain: Menentukan durasi
total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, Menentukan waktu
pelaksanaan dari masing-masing kegiatan, Sebagai alat pengendalian
proyek.
8. Metode penjadwalan: Gantt Chart (diagram balok), Jaringan PERT,
Metode Lintasan Kritis (CPM), Precedence Diagram Method (PDM)
3.2 SARAN
Penjadwalan dan perencanaan proyek harus sangat diperhatikan dan
dilakukan sebaik-baiknya karena menentukan keberhasilan suatu proyek.
40. 2
DAFTAR PUSTAKA
Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan & Pengendalian
Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
Information Technology Project Management 4th edition by Kathy Schwalbe
(halaman 1-31)
Luthan, Putri Lynna A., Syafriandi. “Aplikasi Microsoft Project Untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil ”. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
2006
Mahanavami, Gusti A. 2008. Perencanaan Waktu Pelaksanaan Proyek dengan
Metode PERT (Studi Kasus Graha Miracle Denpasar).
Mertha Jaya, N., Diah Parami Dewi, A. A. 2007. Analisa Penjadwalan Proyek
Menggunakan Rangked Positional Weight Method (Studi Kasus : Proyek
Pembangunan Pasar Mumbul di Kabupaten Buleleng), Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil, Vol. 11 No. 2, Juli, pp. 100 – 108.
Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1985. Manajemen Proyek Konstruksi 1,
Kartika Yudha, Surabaya.
Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi 2,
Kartika Yudha, Surabaya.
Raymond McLeod Jr. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT Prenhallindo.
1995
41. 3
Somantri, Agus. 2005. Studi Tentang Perencanaan Waktu dan Biaya Proyek
Penambahan Ruang Kelas Di Politeknik Manufaktur Pada PT. Hatyang
Kuning. Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional,
Erlangga, Jakarta.
Trihendradi. 2007. Mastering Microsoft Project 2007 - Konsep & Aplikasi.
Yogyakarta : CV. Andi Offset