MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx

PENGUATAN TRANSISI PAUD – SD
YANG MENYENANGKAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN NGAWI
Transisi PAUD SD dan Miskonsepsi Kesiapan Bersekolah
Apa Perubahan yang ingin kita lihat di PAUD dan SD pada tahun ajaran 2023/2024?
Masa Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak
PPDB SD tidak melakukan tes calistung
Dua minggu
pertama di
tahun ajaran
baru (2023
SD:
Masa Perkenalan: anak (serta orang tua) dengan lingkungan belajarnya agar dapat merasa
nyaman dalamberkegiatan
Masa Perkenalan: sekolah dengan anak melalui kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
mendapatkanpotret capaian siswa melalui asesmen awal, dan digunakan sebagai basis perancangan
kegiatan pembelajaran selanjutnya
Pelaksanaan
pembelajaran
PAUD dan SD:
Memilih kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan dan bermakna
(memastikanketercapaian kemampuan fondasi)
Melaksanakan kegiatan asesmen di kelas dengan teknik yang menguatkan sikap terhadap belajar
yang positif(teknik yang digunakan tidak berupa tes lisan, tertulis atau penugasan)
Guru PAUD dan guru SD mampu menyusun informasi mengenai perkembangan anak yang penting
untukdiketahui oleh orang tua/wali murid
LINIMASA INTERVENSI
JANUARI FEBRUARI/MARET /APRIL MEI / JUNI JULI
Dinas Pendidikan
melakukan
advokasi ke
satpen dengan
menggunakan SE
Satpen menyiapkan rencana tahun ajaran
baru (PPDB; masa perkenalan di dua minggu
pertama; proses pembelajaran) dengan
menggunakan alat bantu yang disediakan
Sosialisasi dikuatkan
kembali oleh Dinas
Pendidikan
Perubahan Terobservasi
pada SD dan PAUD saat
Tahun Ajaran
2023/2024
Belajar bersama di komunitas belajar satuan, maupun antarsatuan
Forum Komunikasi PAUD-SD kab/kota mengawal advokasi yang dilakukan di kab/kota,
baiksecara mandiri atau melalui kemitraan; dan berperan sebagai narahubung antara
satpen/masyarakat yang ingin mendukung, dengan sumber informasi dan alat bantu yang
disiapkan Kementerian
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
Pernyataan 1.
Anak diharapkan mencapai kesiapan bersekolah di
usia 6 tahun (sebelum masuk SD)
JAWABANNYA
TIDAK TEPAT
→ Karena kesiapan bersekolah adalah suatu kondisi yang perlu dibangun
sejak di PAUD, dan dapat dilanjutkan di SD kelas awal. Jangan lupa
bahwa tidak setiap anak pernah mengalami PAUD, padahal PAUD
dirancang sebagai fondasi pendidikan dasar. Apakah kemudian anak
yang tidak pernah melalui PAUD tidak lagi memiliki kesempatan untuk
mendapatkan kemampuan fondasi?
Pernyataan 2.
PAUD boleh diajarkan calistung
JAWABANNYA
• TEPAT
→ Sesungguhnya yang dibangun sejak dari PAUD adalah kemampuan
literasi numerasi, di mana baca tulis hitung adalah bagian di
dalamnya. Kemampuan membaca dan berhitung terjadi secara
bertahap. Pengenalan kemampuan ini perlu sesuai dengan tahapan
perkembangan anak dalam konteks kemampuannya berkomunikasi.
serta harus diterapkan dengan cara yang sesuai bagi anak usia dini
(menyenangkan dan tidak drilling)
Pernyataan 3
Kemampuan baca tulis hitung hanya dilakukan
melalui pengenalan keaksaraan dan angka
JAWABANNYA
TIDAK TEPAT
→ Kurikulum sudah secara eksplisit mencerminkan bahwa tidak ada
kewajiban agar anak sudah harus bisa baca tulis hitung di kelas 1 SD.
Regulasi secara konsisten sudah melarang tes calistung sebagai bagian
dari penerimaan peserta didik baru.
Laju perkembangan anak beragam dan masih banyak anak yang belum
pernah dibina di PAUD.
Pernyataan 4
Anak sudah harus dapat baca tulis hitung saat
masuk di SD.
JAWABANNYA
TIDAK TEPAT
→ Kurikulum sudah secara eksplisit mencerminkan bahwa tidak
ada kewajiban agar anak sudah harus bisa baca tulis hitung di
kelas 1 SD.
Regulasi secara konsisten sudah melarang tes calistung sebagai
bagian dari penerimaan peserta didik baru.
Laju perkembangan anak beragam dan masih banyak anak yang
belum pernah dibina di PAUD.
PERLU DIINGAT…
• USIA Dini Adalah 0-8 tahun
Jadi jenjang PAUD dan SD kelas rendah ( fase A ) anak masih usia dini
Maka yang perlu dibangun adalah kesiapan bersekolah yang
bermakna
• Apa yang dimaksud dengan konsep kesiapan bersekolah dan transisi
PAUD-SD?
PAUD SD Kelas Awal
Transisi = Anak berpindah dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan belajar baru
Siap Sekolah = Kondisi di mana anak memiliki
kemampuan fondasi sebagai pembelajar
sepanjang hayat
Transisi PAUD-SD adalah proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik
PAUD, menjadi peserta didik SD. Transisi yang efektif adalah saat anak tidak perlu melakukan
terlalu banyak penyesuaian, sebagai akibat dari perpindahannya.
Siap sekolah = memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat
Kemampuan fondasi:
1. Mengenal nilai agama dan budi pekerti
2. Kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar
3. Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman
sebaya dan individu lainnya
4. Pemaknaan terhadap belajar yang positif
5. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri.
6. Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi,
numerasi serta pemahaman tentang hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari.
Kemampuan fondasi dibangun secara berkesinambungan melalui lingkup pembelajaran di
PAUD hingga lingkup pembelajaran di SD kelas awal sampai kelas 2 (dua); serta dapat dipayungi
oleh Standar Kompetensi Lulusan Anak Usia Dini (STPPA)
Praktik Pembelajaran di SD dan di PAUD yang Mendukung
Transisi PAUD SD
“Masa transisi ini bukanlah masa yang mudah bagi anak, karena terdapat
berbagai perbedaan tuntutan antara di PAUD dengan SD. Peraturan dan
kebijakan di SD berbeda dengan PAUD, sehingga anak dituntut untuk dapat
melakukan berbagai penyesuaian secara cepat dan tepat yang kemudian
memunculkan tekanan bagi anak. Lingkungan belajar yang mendukung
penguatan transisi PAUD-SD adalah lingkungan belajar yang mampu
membangun jembatan yang layak agar anak didik dapat aman dan nyaman
berjalan hingga mencapai kesiapannya bersekolah.
Untuk dapat turut membangun jembatan, kita perlu satu persepsi dan satu visi mengenai apa
yang dimaksud dengan praktik pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD.
Pengingat : Transisi yang baik = anak tidak perlu melakukan
penyesuaian yang terlalu besar
Kasus 1
Ara merupakan peserta didik baru kelas 1 SD. Sudah seminggu Ara
mogok untuk pergi ke sekolah. Kalaupun masuk ke area sekolah, ia
menolak untuk masuk ke kelas. Hal ini terjadi sejak Ara diberikan tugas
membaca, kemampuan yang masih sulit untuk ia kuasai. Ketika
berusaha membaca, guru kelas Ara mengatakan ‘Kok begitu saja tidak
bisa?’. Sepulang sekolah, Ara pun menangis dan menolak untuk ke
sekolah, bahkan menunjukkan keengganan ketika mendengar kata
‘membaca’.
Pertanyaan pemantik :
a. Apa yang menyebabkan Ara (tokoh dalam kasus) mogok
sekolah?
b. Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika menghadapi
situasi tersebut?
Identifikasi Masalah Refleksi Akar Masalah
Anak tidak memaknai belajar sebagai kegiatanyang positif
akibat penerapan pendekatan pembelajaran yang kurang
tepat.
Ara mogok sekolah dan menghindar ketikabertemu atau
mendengar kata “membaca”’. Sepulang sekolah, Ara pun
menangis dan menolak untuk ke sekolah. Hal ini terjadi sejak
Ara diberikan tugas membaca, kemampuan yang masih sulit
untuk ia kuasai. Ketikaberusaha membaca, guru kelas Ara
mengatakan‘Kok begitu saja tidak bisa?’.
Keterkaitan dengan Indikator kinerja: 1. Pada masa
perkenalan & 2. Kegiatan pembelajaran yang memberikan
pengalaman menyenangkan dan bermakna.
Apa maksud dari pemberian tugas? Apakah kegiatan tersebut
tepat untuk dijadikan sebagai asesmen awal?
Tujuan dari pemberian tugas kurang jelas. Apakah
tugas diberikan untuk memilah mana anak yang
sudah bisa ataubelum bisa membaca? Jika betul
begitu, mengapa ada komentar “kok begitu saja tidak
bisa” pada Ara?
Pemilihan kegiatan (penugasan membaca) juga tidak
tepat. Hal ini karena anak yang belum mampu
membaca, tentunya akan kesulitan memahami
mengapa dan bagaimana cara mengolah simbol-simbol
huruf yang dilihat. Kondisi ini bukan#bermain yang
bermakna.
Benahi Bagi Guru SD Benahi Bagi Guru PAUD
Pemilihan kegiatan lebih tepat:
Guru memberikan tugas membaca untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik, dan menggunakan temuannya sebagai informasi untuk merancang kegiatan
pembelajaran selanjutnya agar setiap anak dapat membaca.
Interaksi dengan peserta didik yang lebih positf
Dalam STPPA, salah satu capaian perkembangan yang perlu dimiliki anak adalah
“mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki
rasa senang terhadap belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih
baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali ketika belum berhasil”.
Selaras dengan hal tersebut, salah satu kemampuan fondasi yang perlu dibangun
adalah “pemaknaan terhadap belajar yang positif”.
Yang seharusnya diberikan pada Ara: adalah dukungan afektif, seperti:
1. Motivasi bahwa Ara pasti akan bisa nantinya apabila Ara lebih
berusaha. Pemberianmotivasi ini akan membangun “growth
mindset”. Hal yang utama dan perlu dibangun adalah penghargaan
anak terhadap usahanya sendiri, adanya keinginan untuk menjadi
lebih baik, serta berusaha kembali ketika belum berhasil
2. Perhatian Lebih: Komentar yang lebih tepat adalah, “Belum bisa ya?
Tidak apa Ara, nanti Ibu/Bapak temani ya hingga Ara bisa.
Sekarang, Ara coba lingkari saja huruf yangAra sudah kenal ya..
Pembelajaran di PAUD membangunkemampuan
literasi anak
Dengan asumsi Ara pernah melalui PAUD, Berkaca
dari kemampuan awal Ara saat inidi SD, guru PAUD
dapat merefleksikan,
“Apakah kegiatan belajar di PAUD sudah mengajak
Ara untuk kenal dengan konsep keaksaraan?
Apakah sudah memanfaatkan pojok baca untuk
membantu Ara lebih familiar dengan buku bacaan?
Apakah sudah pernah ada kegiatan seperti
membaca nyaring, untuk mengenalkan anak dengan
bunyi fonem dan kosakata baru?”
Setidaknya, melalui contoh kegiatan-
kegiatan ini Ara maupun anak lainnya dapat
terbantu untuk dapat memiliki kemampuan fondasi
yang lebih ajeg dan kokoh saat menjalani kegiatan
pembelajaran di SD.
Pra - Masa Perkenalan Anak (Orang Tua) dengan Lingkungan
Belajar
Sebelum atau pada saat hari pertama MPLS, guru kelas didorong untuk
dapat membuat wadah komunikasi dan memberikan informasi terkait visi-
misi serta kegiatan pembelajaran selama satu semester kepada para
orang tua / wali dari peserta didik serta perannya dalam pembelajaran.
Guru kelas pun diharapkan agar dapat menyampaikan kepada orang tua
untuk menanyakan pertanyaan reflektif kepada anak sepulang sekolah
seperti : “Kegiatan apa yang Ananda lakukan di sekolah?’, “Ananda
berkenalan dengan siapa saja?’, ‘Bagaimana perasaanmu masuk ke
sekolah?”, “Apa yang menyebabkanmu merasakan demikian?”, dan
pertanyaan lainnya.
Miskonsepsi Literasi dan Numerasi Anak Usia Dini
Fakta yang Terjadi Bagaimana Seharusnya Hasil yang Diharapkan
Fakta yang ada di lapangan
dianggap hal yang benar dan
diterapkan dalam pembelajaran.
Pada literasi dan numerasi:
Baca-tulis-hitung
Huruf-angka
Buku paket-kursus calistung
Guru memahami konsep dasar
literasi dan numerasi
Guru memahami
perkembangan literasi dan
numerasi pada anak
Literasi dan numerasi diajarkan
dalam kehidupan nyata
(bermain dan belajar)
Guru dapat menyusun
pembelajaran literasi dan
numerasi dengan konsep yang
benar dan cara yang tepat.
Apa yang Anda Pikirkan
tentang Literasi dan
Numerasi pada PAUD-
SD?
Miskonsepsi Literasi
Pernyataan 1. Mengajar membaca dimulai dari
menghapal huruf A-Z
JAWABANNYA
TIDAK TEPAT
Membaca adalah proses yang bertahap mulai dari kemampuan
membedakan bunyi, membunyikan lambang yang berupa gambar dan
aksara. Pemahaman kata dikaitkan dengan pemahaman apa yang diindra
dan digunakan di lingkungannya. Huruf adalah lambang bunyi yang
secara bertahap membentuk suku kata ke kata sesuai dengan kekhasan
bahasa. Oleh karena itu pengucapan yang tepat akan membantu anak
melafalkan lambang (gambar/huruf) yang ditemuinya.
Pernyataan 2.
Anak yang dapat bercerita dari lingkungan di
sekitarnya adalah persiapan membaca awal.
JAWABANNYA
TEPAT
Bercerita dengan benda-benda yang ada di sekitar anak (mainan, alat-
alat makan, alat-alat tulis, makanan kesukaan) adalah latihan
pengindraan yang akan menguatkan otot mata, organ artikulasi dan
pemahaman makna kata. Pada saat membaca anak memerlukan
kelenturan otot mata agar anak fokus, dan kosa kata yang cukup.
Kemampuan ini akan membantu anak saat membaca teks (gambar-
aksara).
Pernyataan 3.
Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi
bacaan
JAWABANNYA
TEPAT
Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran
(kalimat). Pemahaman ujaran (nada, jeda, tempo) adalah dasar untuk
memahami tanda baca. Oleh karena itu anak perlu pemodelan saat
bercakap-cakap, saat bertanya, saat menyatakan kesediaan, menolak
dalam berkomunikasi lisan. Saat membaca lantang anak dimodelkan
cara membaca sesuai dengan tanda baca, dikuatkan dengan pertanyaan,
diskusi dan penulisan. Dengan cara ini anak dapat membaca sesuai
dengan kebutuhannya.
Literasi pada Anak Usia Dini dan SD Awal
Persepsi yang Salah Persepsi yang Benar
Masyarakat awam menganggap bahwa
literasi dimulai dengan pengenalan huruf,
kemampuan mengeja suku kata, kefasihan
melafalkan bacaan, dan keterampilan
menulis secara drilling dan mengabaikan
konteks.
1. Sejatinya, kecakapan literasi dimulai
dari anak mulai bisa berkomunikasi
dalam arti luas.
2. Kecakapan literasi ditumbuhkan dalam
lingkungan yang kaya interaksi dengan
komunikasi lisan melalui kegiatan
bercakap-cakap, menyimak lagu dan
cerita, bermain dan bersosialisasi.
3. Pengenalan aksara, kata, menulis dan
membaca dilakukan dalam konteks
bermain dan belajar, serta
berkomunikasi.
Perkembangan Literasi
Kegiatan literasi pada Transisi PAUD-SD memperhatikan jenjang
pengetahuan dan kemampuan literasi anak pada kegiatan membaca dan
menulis.
Berdasarkan panduan penjenjangan buku berdasarkan Pedoman Ka
BSKAP nomor 030/P/2022 yaitu:
1. Jenjang A Pembaca Dini
2. Jenjang B Pembaca Awal
Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada
usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di PAUD
dimulai dari Pembaca Dini (Emergent literacy)
Sebenarnya Mitos
atau Fakta ?
MISKONSEPSI NUMERASI
Pernyataan 1:
Anak usia dini belum siap untuk pendidikan
matematika
JAWABANNYA
MITOS
Anak-anak usia dini dapat secara aktif mengonstruksi dari pengalaman
sehari-hari mereka berbagai konsep dan strategi matematika informal
yang sangat penting, yang secara mengejutkan luas, kompleks, dan
terkadang canggih. Mereka tampaknya cenderung, mungkin secara
bawaan, untuk memperhatikan situasi dan masalah matematika. Mereka
siap dan bersemangat untuk belajar matematika yang merangsang dan
menantang, dan pembelajaran matematika mereka tidak terbatas pada
yang konkret saja; tetapi juga yang abstrak
Pernyataan 2:
Matematika adalah untuk sebagian anak cerdas dengan
gen matematika.
JAWABANNYA
MITOS
Minat dan pengetahuan matematika yang dibawa anak-anak ke sekolah
mungkin memang berbeda, tetapi penyebabnya lebih mungkin karena
pengalaman mereka yang berbeda-beda, bukan karena faktor biologis
mereka. Sementara guru harus menyadari dan peka terhadap perbedaan
ini, mereka tidak boleh melupakan fakta bahwa semua anak, terlepas
dari latar belakang dan pengalaman sebelumnya, memiliki potensi untuk
belajar matematika
Numerasi Anak Usia Dini
Numerasi pada anak usia dini dipandang sebagai kemampuan
pemecahan masalah dasar dan penerapan matematika dalam
kehidupan sehari-hari, dan bukan sekedar keterampilan berhitung
bilangan, namun mencakup cara berpikir aljabar, geometri,
pengukuran, analisis data dan peluang. Numerasi terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kecenderungan (disposisi)
yang dibutuhkan seseorang untuk dapat menggunakan matematika
dalam berbagai situasi.
Penguatan :
Bapak/Ibu Transisi PAUD-SD merupakan proses perpindahan
peran anak sebagai peserta didik PAUD menjadi peserta didik
SD dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan belajar
baru. Kesiapan bersekolah harus berangkat dari tujuan
pembelajaran yang sesungguhnya, yaitu memastikan setiap
anak mendapatkan haknya untuk memiliki kemampuan
fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, di
tingkatan kelas manapun.
RENCANA TINDAK LANJUT….
• Bahan Transisi PAUD-SD ini dapat diakses di PMM episode ke 24
Pesan dari Dinas Pendidikan,mari diikuti pelatihannya kerjakan
sampai aksi nyata agar materi Transisi PAUD-SD yang
Menyenangkan ini dapat diimplementasikan dengan baik.
Bersinergi dengan wali murid,guru jenjang dibawahnya dan
menciptakan pembelajaran sepanjang hayat untuk generasi yang
berkarakter profil pelajar Pancasila.
SEKIAN TERIMAKASIH…
1 de 39

Recomendados

Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf por
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfIrman Ramly
12.6K visualizações106 slides
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptx por
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptxAksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptx
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptxQorry Debby Ismayati
101.7K visualizações11 slides
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdf por
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdfAksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdf
Aksi Nyata Profil Pelajar Pancasila Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD.pdfSriWahyuni909323
26.4K visualizações25 slides
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf por
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdfAKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdfSriWahyuni909323
35.2K visualizações13 slides
PPT AKSI NYATA.pptx por
PPT AKSI NYATA.pptxPPT AKSI NYATA.pptx
PPT AKSI NYATA.pptxswandanaputra1
85.3K visualizações10 slides
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx por
aksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptxaksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptxPurmeidiantopurmeidi
29.6K visualizações21 slides

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf por
Aksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdfAksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdfIwanSumantri7
61.2K visualizações19 slides
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx por
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxAKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxThesaFarizal1
11.1K visualizações7 slides
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx por
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptxSOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptxssuser05810e
2.2K visualizações15 slides
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx por
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxRPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxDianKurniawati19
13.2K visualizações18 slides
Aksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar por
Aksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka BelajarAksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar
Aksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka BelajarRizalAlFatih1
37.6K visualizações10 slides
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx por
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKartinaKartina4
13.7K visualizações6 slides

Mais procurados(20)

Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf por IwanSumantri7
Aksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdfAksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
IwanSumantri761.2K visualizações
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx por ThesaFarizal1
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxAKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
ThesaFarizal111.1K visualizações
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx por ssuser05810e
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptxSOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
ssuser05810e2.2K visualizações
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx por DianKurniawati19
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxRPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
DianKurniawati1913.2K visualizações
Aksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar por RizalAlFatih1
Aksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka BelajarAksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar
Aksi Nyata Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar
RizalAlFatih137.6K visualizações
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx por KartinaKartina4
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
KartinaKartina413.7K visualizações
MATERI P5 Batusuki.pptx por agus75172
MATERI P5 Batusuki.pptxMATERI P5 Batusuki.pptx
MATERI P5 Batusuki.pptx
agus7517211.2K visualizações
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx por Tesah2
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxPower Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Tesah270.4K visualizações
AKSI NYATA TOPIK 4 ASESMEN SD.pptx por AyuWulandari74414
AKSI NYATA TOPIK 4 ASESMEN SD.pptxAKSI NYATA TOPIK 4 ASESMEN SD.pptx
AKSI NYATA TOPIK 4 ASESMEN SD.pptx
AyuWulandari7441410.2K visualizações
AKSI NYATA UPLOAD.pdf por CaLang1
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
CaLang115.4K visualizações
KEYAKINAN KELAS por AlQariah
KEYAKINAN KELASKEYAKINAN KELAS
KEYAKINAN KELAS
AlQariah5.4K visualizações
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx por FadyaAnjani
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxPPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
FadyaAnjani12.3K visualizações
AKSI NYATA TOPIK 3 MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pdf por KhumairokKhumairok
AKSI NYATA TOPIK 3 MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pdfAKSI NYATA TOPIK 3 MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pdf
KhumairokKhumairok9.4K visualizações
Asesmen.pptx por AriWibowo592974
Asesmen.pptxAsesmen.pptx
Asesmen.pptx
AriWibowo5929744.6K visualizações
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf por TattiHerawati1
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
TattiHerawati170.2K visualizações
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx por IlaMayaSuprapti2
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptxAKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF (1).pptx
IlaMayaSuprapti22.9K visualizações
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx por ArmanDino4
Materi  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxMateri  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
ArmanDino418.7K visualizações
AKSI NYATA TOPIK PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx por SDN3IMOGIRI
AKSI NYATA TOPIK PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxAKSI NYATA TOPIK PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
AKSI NYATA TOPIK PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
SDN3IMOGIRI14K visualizações
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx por SethyaHandayani
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxAksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
SethyaHandayani23.2K visualizações
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx por SantiAprilia7
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptxPPT aksi nyata modul 1.4 budaya  positif.pptx
PPT aksi nyata modul 1.4 budaya positif.pptx
SantiAprilia729.5K visualizações

Similar a MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx

b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans... por
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...RodhotunNiamah1
30 visualizações13 slides
Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdf por
Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdfBooklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdf
Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdfKomangBudiasa2
45 visualizações19 slides
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptx por
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptxMATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptx
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptxSitiAisyiahPurnamaSa
152 visualizações27 slides
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptx por
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptxMATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptx
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptxdylestari1973
3 visualizações22 slides
Transisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdf por
Transisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdfTransisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdf
Transisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdfELPRIDASULASTRILUMBA
36 visualizações19 slides
PANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.ppt por
PANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.pptPANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.ppt
PANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.pptssuser331c06
22 visualizações14 slides

Similar a MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx(20)

b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans... por RodhotunNiamah1
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
RodhotunNiamah130 visualizações
Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdf por KomangBudiasa2
Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdfBooklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdf
Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD.pdf
KomangBudiasa245 visualizações
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptx por SitiAisyiahPurnamaSa
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptxMATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptx
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM) PAKUSARI.pptx
SitiAisyiahPurnamaSa152 visualizações
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptx por dylestari1973
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptxMATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptx
MATERI 1 (KONSEP, MAKNA DAN DASAR HUKUM).pptx
dylestari19733 visualizações
Transisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdf por ELPRIDASULASTRILUMBA
Transisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdfTransisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdf
Transisi PAUD-SD Herlina Febriani.pdf
ELPRIDASULASTRILUMBA36 visualizações
PANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.ppt por ssuser331c06
PANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.pptPANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.ppt
PANDUAN & TOOLKITS KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH.ppt
ssuser331c0622 visualizações
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu... por BerryEndleslove
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
294a0c1b-9bb9-4bd3-8932-f3ed7fb1c4f5-2 - Modul 3.1 Miskonsepi Literasi dan Nu...
BerryEndleslove14 visualizações
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu por Athiletchumy Ramudu
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu
Athiletchumy Ramudu6.3K visualizações
285510f4-ef60-4f02-be78-14edfae65ea3-1 - Modul 2.1 Studi Kasus Pentingnya Pen... por BahriansyahSpd
285510f4-ef60-4f02-be78-14edfae65ea3-1 - Modul 2.1 Studi Kasus Pentingnya Pen...285510f4-ef60-4f02-be78-14edfae65ea3-1 - Modul 2.1 Studi Kasus Pentingnya Pen...
285510f4-ef60-4f02-be78-14edfae65ea3-1 - Modul 2.1 Studi Kasus Pentingnya Pen...
BahriansyahSpd34 visualizações
HASIL OBSERVASI DI TK AL- ISLAM 9 AL-FAJAR SURAKARTA por firafaris
HASIL OBSERVASI DI TK AL- ISLAM 9 AL-FAJAR SURAKARTAHASIL OBSERVASI DI TK AL- ISLAM 9 AL-FAJAR SURAKARTA
HASIL OBSERVASI DI TK AL- ISLAM 9 AL-FAJAR SURAKARTA
firafaris13.5K visualizações
Layanan bk di sekolah dasar por Khoiruddin Ahmuatd
Layanan bk di sekolah dasarLayanan bk di sekolah dasar
Layanan bk di sekolah dasar
Khoiruddin Ahmuatd7.7K visualizações
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman... por Boedi Santosa,
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Boedi Santosa, 95.9K visualizações
Laporan observasi kluwut2 por dihastinee
Laporan observasi kluwut2Laporan observasi kluwut2
Laporan observasi kluwut2
dihastinee144 visualizações
Laporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas Kluwut por dihastinee
Laporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas KluwutLaporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas Kluwut
Laporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas Kluwut
dihastinee2.2K visualizações
Laporan observasi kluwut (1) por dihastinee
Laporan observasi kluwut (1)Laporan observasi kluwut (1)
Laporan observasi kluwut (1)
dihastinee2.4K visualizações
Laporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas Kluwut por dihastinee
Laporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas KluwutLaporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas Kluwut
Laporan Observasi Praktikum Bimbingan dan Konseling Belajar MTS Al-Ikhlas Kluwut
dihastinee774 visualizações
Laporan observasi kluwut por dihastinee
Laporan observasi kluwutLaporan observasi kluwut
Laporan observasi kluwut
dihastinee1.3K visualizações
LK Bedah LMS.docx por KetutMarisnawati
LK Bedah LMS.docxLK Bedah LMS.docx
LK Bedah LMS.docx
KetutMarisnawati57 visualizações
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak) por Ruslan Mauliady
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Ruslan Mauliady2.2K visualizações
karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik por Fitri Yusmaniah
 karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
Fitri Yusmaniah1K visualizações

MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx

  • 1. PENGUATAN TRANSISI PAUD – SD YANG MENYENANGKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI
  • 2. Transisi PAUD SD dan Miskonsepsi Kesiapan Bersekolah Apa Perubahan yang ingin kita lihat di PAUD dan SD pada tahun ajaran 2023/2024? Masa Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak PPDB SD tidak melakukan tes calistung Dua minggu pertama di tahun ajaran baru (2023 SD: Masa Perkenalan: anak (serta orang tua) dengan lingkungan belajarnya agar dapat merasa nyaman dalamberkegiatan Masa Perkenalan: sekolah dengan anak melalui kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkanpotret capaian siswa melalui asesmen awal, dan digunakan sebagai basis perancangan kegiatan pembelajaran selanjutnya Pelaksanaan pembelajaran PAUD dan SD: Memilih kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan dan bermakna (memastikanketercapaian kemampuan fondasi) Melaksanakan kegiatan asesmen di kelas dengan teknik yang menguatkan sikap terhadap belajar yang positif(teknik yang digunakan tidak berupa tes lisan, tertulis atau penugasan) Guru PAUD dan guru SD mampu menyusun informasi mengenai perkembangan anak yang penting untukdiketahui oleh orang tua/wali murid
  • 3. LINIMASA INTERVENSI JANUARI FEBRUARI/MARET /APRIL MEI / JUNI JULI Dinas Pendidikan melakukan advokasi ke satpen dengan menggunakan SE Satpen menyiapkan rencana tahun ajaran baru (PPDB; masa perkenalan di dua minggu pertama; proses pembelajaran) dengan menggunakan alat bantu yang disediakan Sosialisasi dikuatkan kembali oleh Dinas Pendidikan Perubahan Terobservasi pada SD dan PAUD saat Tahun Ajaran 2023/2024 Belajar bersama di komunitas belajar satuan, maupun antarsatuan Forum Komunikasi PAUD-SD kab/kota mengawal advokasi yang dilakukan di kab/kota, baiksecara mandiri atau melalui kemitraan; dan berperan sebagai narahubung antara satpen/masyarakat yang ingin mendukung, dengan sumber informasi dan alat bantu yang disiapkan Kementerian
  • 4. Permainan “Mana yang Miskonsepsi”?
  • 5. Pernyataan 1. Anak diharapkan mencapai kesiapan bersekolah di usia 6 tahun (sebelum masuk SD)
  • 6. JAWABANNYA TIDAK TEPAT → Karena kesiapan bersekolah adalah suatu kondisi yang perlu dibangun sejak di PAUD, dan dapat dilanjutkan di SD kelas awal. Jangan lupa bahwa tidak setiap anak pernah mengalami PAUD, padahal PAUD dirancang sebagai fondasi pendidikan dasar. Apakah kemudian anak yang tidak pernah melalui PAUD tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendapatkan kemampuan fondasi?
  • 7. Pernyataan 2. PAUD boleh diajarkan calistung
  • 8. JAWABANNYA • TEPAT → Sesungguhnya yang dibangun sejak dari PAUD adalah kemampuan literasi numerasi, di mana baca tulis hitung adalah bagian di dalamnya. Kemampuan membaca dan berhitung terjadi secara bertahap. Pengenalan kemampuan ini perlu sesuai dengan tahapan perkembangan anak dalam konteks kemampuannya berkomunikasi. serta harus diterapkan dengan cara yang sesuai bagi anak usia dini (menyenangkan dan tidak drilling)
  • 9. Pernyataan 3 Kemampuan baca tulis hitung hanya dilakukan melalui pengenalan keaksaraan dan angka
  • 10. JAWABANNYA TIDAK TEPAT → Kurikulum sudah secara eksplisit mencerminkan bahwa tidak ada kewajiban agar anak sudah harus bisa baca tulis hitung di kelas 1 SD. Regulasi secara konsisten sudah melarang tes calistung sebagai bagian dari penerimaan peserta didik baru. Laju perkembangan anak beragam dan masih banyak anak yang belum pernah dibina di PAUD.
  • 11. Pernyataan 4 Anak sudah harus dapat baca tulis hitung saat masuk di SD.
  • 12. JAWABANNYA TIDAK TEPAT → Kurikulum sudah secara eksplisit mencerminkan bahwa tidak ada kewajiban agar anak sudah harus bisa baca tulis hitung di kelas 1 SD. Regulasi secara konsisten sudah melarang tes calistung sebagai bagian dari penerimaan peserta didik baru. Laju perkembangan anak beragam dan masih banyak anak yang belum pernah dibina di PAUD.
  • 13. PERLU DIINGAT… • USIA Dini Adalah 0-8 tahun Jadi jenjang PAUD dan SD kelas rendah ( fase A ) anak masih usia dini Maka yang perlu dibangun adalah kesiapan bersekolah yang bermakna
  • 14. • Apa yang dimaksud dengan konsep kesiapan bersekolah dan transisi PAUD-SD? PAUD SD Kelas Awal Transisi = Anak berpindah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar baru Siap Sekolah = Kondisi di mana anak memiliki kemampuan fondasi sebagai pembelajar sepanjang hayat Transisi PAUD-SD adalah proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik PAUD, menjadi peserta didik SD. Transisi yang efektif adalah saat anak tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian, sebagai akibat dari perpindahannya.
  • 15. Siap sekolah = memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat Kemampuan fondasi: 1. Mengenal nilai agama dan budi pekerti 2. Kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar 3. Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya 4. Pemaknaan terhadap belajar yang positif 5. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri. 6. Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi, numerasi serta pemahaman tentang hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Kemampuan fondasi dibangun secara berkesinambungan melalui lingkup pembelajaran di PAUD hingga lingkup pembelajaran di SD kelas awal sampai kelas 2 (dua); serta dapat dipayungi oleh Standar Kompetensi Lulusan Anak Usia Dini (STPPA)
  • 16. Praktik Pembelajaran di SD dan di PAUD yang Mendukung Transisi PAUD SD “Masa transisi ini bukanlah masa yang mudah bagi anak, karena terdapat berbagai perbedaan tuntutan antara di PAUD dengan SD. Peraturan dan kebijakan di SD berbeda dengan PAUD, sehingga anak dituntut untuk dapat melakukan berbagai penyesuaian secara cepat dan tepat yang kemudian memunculkan tekanan bagi anak. Lingkungan belajar yang mendukung penguatan transisi PAUD-SD adalah lingkungan belajar yang mampu membangun jembatan yang layak agar anak didik dapat aman dan nyaman berjalan hingga mencapai kesiapannya bersekolah. Untuk dapat turut membangun jembatan, kita perlu satu persepsi dan satu visi mengenai apa yang dimaksud dengan praktik pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD. Pengingat : Transisi yang baik = anak tidak perlu melakukan penyesuaian yang terlalu besar
  • 17. Kasus 1 Ara merupakan peserta didik baru kelas 1 SD. Sudah seminggu Ara mogok untuk pergi ke sekolah. Kalaupun masuk ke area sekolah, ia menolak untuk masuk ke kelas. Hal ini terjadi sejak Ara diberikan tugas membaca, kemampuan yang masih sulit untuk ia kuasai. Ketika berusaha membaca, guru kelas Ara mengatakan ‘Kok begitu saja tidak bisa?’. Sepulang sekolah, Ara pun menangis dan menolak untuk ke sekolah, bahkan menunjukkan keengganan ketika mendengar kata ‘membaca’. Pertanyaan pemantik : a. Apa yang menyebabkan Ara (tokoh dalam kasus) mogok sekolah? b. Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika menghadapi situasi tersebut?
  • 18. Identifikasi Masalah Refleksi Akar Masalah Anak tidak memaknai belajar sebagai kegiatanyang positif akibat penerapan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Ara mogok sekolah dan menghindar ketikabertemu atau mendengar kata “membaca”’. Sepulang sekolah, Ara pun menangis dan menolak untuk ke sekolah. Hal ini terjadi sejak Ara diberikan tugas membaca, kemampuan yang masih sulit untuk ia kuasai. Ketikaberusaha membaca, guru kelas Ara mengatakan‘Kok begitu saja tidak bisa?’. Keterkaitan dengan Indikator kinerja: 1. Pada masa perkenalan & 2. Kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan dan bermakna. Apa maksud dari pemberian tugas? Apakah kegiatan tersebut tepat untuk dijadikan sebagai asesmen awal? Tujuan dari pemberian tugas kurang jelas. Apakah tugas diberikan untuk memilah mana anak yang sudah bisa ataubelum bisa membaca? Jika betul begitu, mengapa ada komentar “kok begitu saja tidak bisa” pada Ara? Pemilihan kegiatan (penugasan membaca) juga tidak tepat. Hal ini karena anak yang belum mampu membaca, tentunya akan kesulitan memahami mengapa dan bagaimana cara mengolah simbol-simbol huruf yang dilihat. Kondisi ini bukan#bermain yang bermakna.
  • 19. Benahi Bagi Guru SD Benahi Bagi Guru PAUD Pemilihan kegiatan lebih tepat: Guru memberikan tugas membaca untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, dan menggunakan temuannya sebagai informasi untuk merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya agar setiap anak dapat membaca. Interaksi dengan peserta didik yang lebih positf Dalam STPPA, salah satu capaian perkembangan yang perlu dimiliki anak adalah “mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali ketika belum berhasil”. Selaras dengan hal tersebut, salah satu kemampuan fondasi yang perlu dibangun adalah “pemaknaan terhadap belajar yang positif”. Yang seharusnya diberikan pada Ara: adalah dukungan afektif, seperti: 1. Motivasi bahwa Ara pasti akan bisa nantinya apabila Ara lebih berusaha. Pemberianmotivasi ini akan membangun “growth mindset”. Hal yang utama dan perlu dibangun adalah penghargaan anak terhadap usahanya sendiri, adanya keinginan untuk menjadi lebih baik, serta berusaha kembali ketika belum berhasil 2. Perhatian Lebih: Komentar yang lebih tepat adalah, “Belum bisa ya? Tidak apa Ara, nanti Ibu/Bapak temani ya hingga Ara bisa. Sekarang, Ara coba lingkari saja huruf yangAra sudah kenal ya.. Pembelajaran di PAUD membangunkemampuan literasi anak Dengan asumsi Ara pernah melalui PAUD, Berkaca dari kemampuan awal Ara saat inidi SD, guru PAUD dapat merefleksikan, “Apakah kegiatan belajar di PAUD sudah mengajak Ara untuk kenal dengan konsep keaksaraan? Apakah sudah memanfaatkan pojok baca untuk membantu Ara lebih familiar dengan buku bacaan? Apakah sudah pernah ada kegiatan seperti membaca nyaring, untuk mengenalkan anak dengan bunyi fonem dan kosakata baru?” Setidaknya, melalui contoh kegiatan- kegiatan ini Ara maupun anak lainnya dapat terbantu untuk dapat memiliki kemampuan fondasi yang lebih ajeg dan kokoh saat menjalani kegiatan pembelajaran di SD.
  • 20. Pra - Masa Perkenalan Anak (Orang Tua) dengan Lingkungan Belajar Sebelum atau pada saat hari pertama MPLS, guru kelas didorong untuk dapat membuat wadah komunikasi dan memberikan informasi terkait visi- misi serta kegiatan pembelajaran selama satu semester kepada para orang tua / wali dari peserta didik serta perannya dalam pembelajaran. Guru kelas pun diharapkan agar dapat menyampaikan kepada orang tua untuk menanyakan pertanyaan reflektif kepada anak sepulang sekolah seperti : “Kegiatan apa yang Ananda lakukan di sekolah?’, “Ananda berkenalan dengan siapa saja?’, ‘Bagaimana perasaanmu masuk ke sekolah?”, “Apa yang menyebabkanmu merasakan demikian?”, dan pertanyaan lainnya.
  • 21. Miskonsepsi Literasi dan Numerasi Anak Usia Dini Fakta yang Terjadi Bagaimana Seharusnya Hasil yang Diharapkan Fakta yang ada di lapangan dianggap hal yang benar dan diterapkan dalam pembelajaran. Pada literasi dan numerasi: Baca-tulis-hitung Huruf-angka Buku paket-kursus calistung Guru memahami konsep dasar literasi dan numerasi Guru memahami perkembangan literasi dan numerasi pada anak Literasi dan numerasi diajarkan dalam kehidupan nyata (bermain dan belajar) Guru dapat menyusun pembelajaran literasi dan numerasi dengan konsep yang benar dan cara yang tepat.
  • 22. Apa yang Anda Pikirkan tentang Literasi dan Numerasi pada PAUD- SD?
  • 23. Miskonsepsi Literasi Pernyataan 1. Mengajar membaca dimulai dari menghapal huruf A-Z
  • 24. JAWABANNYA TIDAK TEPAT Membaca adalah proses yang bertahap mulai dari kemampuan membedakan bunyi, membunyikan lambang yang berupa gambar dan aksara. Pemahaman kata dikaitkan dengan pemahaman apa yang diindra dan digunakan di lingkungannya. Huruf adalah lambang bunyi yang secara bertahap membentuk suku kata ke kata sesuai dengan kekhasan bahasa. Oleh karena itu pengucapan yang tepat akan membantu anak melafalkan lambang (gambar/huruf) yang ditemuinya.
  • 25. Pernyataan 2. Anak yang dapat bercerita dari lingkungan di sekitarnya adalah persiapan membaca awal.
  • 26. JAWABANNYA TEPAT Bercerita dengan benda-benda yang ada di sekitar anak (mainan, alat- alat makan, alat-alat tulis, makanan kesukaan) adalah latihan pengindraan yang akan menguatkan otot mata, organ artikulasi dan pemahaman makna kata. Pada saat membaca anak memerlukan kelenturan otot mata agar anak fokus, dan kosa kata yang cukup. Kemampuan ini akan membantu anak saat membaca teks (gambar- aksara).
  • 27. Pernyataan 3. Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan
  • 28. JAWABANNYA TEPAT Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran (kalimat). Pemahaman ujaran (nada, jeda, tempo) adalah dasar untuk memahami tanda baca. Oleh karena itu anak perlu pemodelan saat bercakap-cakap, saat bertanya, saat menyatakan kesediaan, menolak dalam berkomunikasi lisan. Saat membaca lantang anak dimodelkan cara membaca sesuai dengan tanda baca, dikuatkan dengan pertanyaan, diskusi dan penulisan. Dengan cara ini anak dapat membaca sesuai dengan kebutuhannya.
  • 29. Literasi pada Anak Usia Dini dan SD Awal Persepsi yang Salah Persepsi yang Benar Masyarakat awam menganggap bahwa literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan menulis secara drilling dan mengabaikan konteks. 1. Sejatinya, kecakapan literasi dimulai dari anak mulai bisa berkomunikasi dalam arti luas. 2. Kecakapan literasi ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya interaksi dengan komunikasi lisan melalui kegiatan bercakap-cakap, menyimak lagu dan cerita, bermain dan bersosialisasi. 3. Pengenalan aksara, kata, menulis dan membaca dilakukan dalam konteks bermain dan belajar, serta berkomunikasi.
  • 30. Perkembangan Literasi Kegiatan literasi pada Transisi PAUD-SD memperhatikan jenjang pengetahuan dan kemampuan literasi anak pada kegiatan membaca dan menulis. Berdasarkan panduan penjenjangan buku berdasarkan Pedoman Ka BSKAP nomor 030/P/2022 yaitu: 1. Jenjang A Pembaca Dini 2. Jenjang B Pembaca Awal Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran di PAUD dimulai dari Pembaca Dini (Emergent literacy)
  • 32. MISKONSEPSI NUMERASI Pernyataan 1: Anak usia dini belum siap untuk pendidikan matematika
  • 33. JAWABANNYA MITOS Anak-anak usia dini dapat secara aktif mengonstruksi dari pengalaman sehari-hari mereka berbagai konsep dan strategi matematika informal yang sangat penting, yang secara mengejutkan luas, kompleks, dan terkadang canggih. Mereka tampaknya cenderung, mungkin secara bawaan, untuk memperhatikan situasi dan masalah matematika. Mereka siap dan bersemangat untuk belajar matematika yang merangsang dan menantang, dan pembelajaran matematika mereka tidak terbatas pada yang konkret saja; tetapi juga yang abstrak
  • 34. Pernyataan 2: Matematika adalah untuk sebagian anak cerdas dengan gen matematika.
  • 35. JAWABANNYA MITOS Minat dan pengetahuan matematika yang dibawa anak-anak ke sekolah mungkin memang berbeda, tetapi penyebabnya lebih mungkin karena pengalaman mereka yang berbeda-beda, bukan karena faktor biologis mereka. Sementara guru harus menyadari dan peka terhadap perbedaan ini, mereka tidak boleh melupakan fakta bahwa semua anak, terlepas dari latar belakang dan pengalaman sebelumnya, memiliki potensi untuk belajar matematika
  • 36. Numerasi Anak Usia Dini Numerasi pada anak usia dini dipandang sebagai kemampuan pemecahan masalah dasar dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan sekedar keterampilan berhitung bilangan, namun mencakup cara berpikir aljabar, geometri, pengukuran, analisis data dan peluang. Numerasi terdiri dari pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kecenderungan (disposisi) yang dibutuhkan seseorang untuk dapat menggunakan matematika dalam berbagai situasi.
  • 37. Penguatan : Bapak/Ibu Transisi PAUD-SD merupakan proses perpindahan peran anak sebagai peserta didik PAUD menjadi peserta didik SD dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan belajar baru. Kesiapan bersekolah harus berangkat dari tujuan pembelajaran yang sesungguhnya, yaitu memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, di tingkatan kelas manapun.
  • 38. RENCANA TINDAK LANJUT…. • Bahan Transisi PAUD-SD ini dapat diakses di PMM episode ke 24 Pesan dari Dinas Pendidikan,mari diikuti pelatihannya kerjakan sampai aksi nyata agar materi Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan ini dapat diimplementasikan dengan baik. Bersinergi dengan wali murid,guru jenjang dibawahnya dan menciptakan pembelajaran sepanjang hayat untuk generasi yang berkarakter profil pelajar Pancasila.