PANDUAN MODERATOR
Diskusi Penyiapan Masukan RPJPN 2026-2045 Bidang Pembiayaan Perumahan:
Optimalisasi Ekosistem Pembiayaan Perumahan
Kota Tangerang Selatan, 15 Maret 2023
Sesi Desk 3 : Pembiayaan untuk Masyarakat Informal
Fasilitator : Adang Sutara
Peserta Desk : 1. Direktorat Perumahan dan Permukiman, Bappenas
2. Direktorat Rumah Swadaya, DJP
3. Direktorat Pengembangan Sistem dan Strategi
4. Penyelenggaraan Pembiayaan
5. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman,
6. Provinsi Jawa Tengah
7. Arief Sabaruddin
8. Iskandar Saleh
9. Encep R. Marsadi
10. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Provinsi
11. Sumatera Selatan
12. PT. SMF
13. Bank BTN
14. Bank BRI
15. Bank BSI
16. BP Tapera
17. Subdirektorat Legalisasi Rencana Investasi
18. Subdirektorat Kemudahan dan Bantuan Pembiayaan
19. Perumahan
No Isu Masalah
Identifikasi
Solusi/Kebutuhan
Program
Tahapan RPJMN
Tahap 1
2025 -2030
Tahap 2
2031-2035
Tahap 3
2036-2040
Tahap 4
2041-2045
1 Di Indonesia, saat ini sangat sedikit
penjaminan untuk MBR yang bekerja
secara informal
Pekerja informal memenuhi syarat
untuk subsidi FLPP –> Sekitar 9%
pinjaman FLPP BTN hingga saat ini
disalurkan bagi masyarakat informal
Masyarakat informal seringkali tidak
muncul di Sistem Layanan Informasi
Keuangan (SLIK) atau memiliki
catatan kredit yang sangat terbatas
…jika ada tambahan…
Dari Hasil Desk 2:
1.Belum ada skema pembiayaan
yang adaptif dengan pola
penghasilan masyarakat di
perdesaan (missal petani, nelayan,
pedagang dll) yang biasanya tidak
tetap dan rutin
2.Belum ada standard perumahan
khususnya yg dibangun oleh
masyarakat di perdesaran untuk
memastikan kualitas rumah
3.Ada skema Rumah Inti Tumbuh
Tahan Gema yang sedang
1.Skema Pembiayaan Mikro :
a. Rumah Inti Tumbuh
Tahan Gempa (green and
resilient)
b. Peningkatan Kualitas
c. Pembangunan Baru
Penyaluran
Pembiayaan Mikro
Penyaluran
Pembiayaan
Mikro
Penyaluran
Pembiayaan
Mikro
Penyaluran
Pembiayaan
Mikro
2.Pengembangan Biro Kredit
3.Pembentukan Lembaga
Penjaminan
4.Pengembangan scoring data
bagi pekerja informal:
BTN sudah mulai
mengembangkan
5.Peningkatan peran lembaga
keuangan bank dan non-
bank:
a. Multifinance
b. Koperasi
c. BPR/BPRS
d. BumDes
e. Perusahaan Fintech
- Capacity
Building
- Pengembangan
system
pengendalian
bersama OJK
- Pilot Project
beberapa
lembaga
pembiayaan
- Peningkatan
partisipasi
lembaga
pembiayaan
- Peningkatan
partisipasi
lembaga
pembiayaan
- Peningkatan
partisipasi
lembaga
pembiayaan
No Isu Masalah
Identifikasi
Solusi/Kebutuhan
Program
Tahapan RPJMN
Tahap 1
2025 -2030
Tahap 2
2031-2035
Tahap 3
2036-2040
Tahap 4
2041-2045
dikembangkan oleh RUK (DJP),
apakah akan ada skema
pembiayaannya?
4.Kategori Masyarakat Informal:
Mampu, tapi tidak punya akses;
Punya akses tapi tidak mampu,
tidak mampu dan tidak punya
akses
5.Masyarakat Informal lebih prefer
tenor pendek
6.Untuk memperluas jangkauan
skema pembiayaan perlu
meningkatkan partisipasi lembaga
keuangan bank dan non-bank
Catatan Pembahas Desk 3:
Rumah Swadaya tidak harus
dibangun oleh masyarakat,
diperbolehkan menggunakan
kontraktor
Perbedaan KPR Mikro dan
pembiayaan mikro
Akses kredit untuk sektor informal
(prefer bunga pasar)
Intervensi pemerintah dapat melalui:
bantuan langsung, pendampingan,
dan PSU
Membuka peluang BP Tapera untuk
menfasilitasi sektor informal dalam
6.Masyarakat Informal
menjadi Peserta Tapera
Masyarakat
Informal
menjadi Peserta
Tapera
Masyarakat
Informal
menjadi Peserta
Tapera
7.Optimalisasi sumber
pendanaan : CSR, CSV,
Baznas, dana wakaf, dll
8.Skema alternative non bank
9.Pemberdayaan
komunitas/UMKM dalam
pengembangan perumahan
Modular
No Isu Masalah
Identifikasi
Solusi/Kebutuhan
Program
Tahapan RPJMN
Tahap 1
2025 -2030
Tahap 2
2031-2035
Tahap 3
2036-2040
Tahap 4
2041-2045
hal perbaikan, pembangunan baru
rumah
Dalam RPJMN sebelumnya belum
ada target spesifik untuk
pembiayaan perumahan swadaya
dan mikro
Perlu ada standarisasi rumah
swadaya termasuk RAB
Pelibatan OJK dalam hal
pengawasan
Peran pengembang porsinya
diperkecil dan perannya tidak hanya
sebagai kontraktor namun sebagai
“tukang”
Penerapan: menabung sambil
membangun
Tidak semua rumah yang dibangun
oleh masyarakat memenuhi standar
yang berlaku
Perlu ada lembaga khusus
pembiayaan mikro
Pentingnya konsep dana bergulir
Kategori Masyarakat Informal:
oMampu, tapi tidak punya akses;
oPunya akses tapi tidak mampu,
otidak mampu dan tidak punya
akses
Perlu dirumuskan agar NFI dalam
RPJMN dapat terakomodir, seperti
land banking oleh pemda
No Isu Masalah
Identifikasi
Solusi/Kebutuhan
Program
Tahapan RPJMN
Tahap 1
2025 -2030
Tahap 2
2031-2035
Tahap 3
2036-2040
Tahap 4
2041-2045
Pemanfataan sumber pendanaan
lainnya selain APBN, seperti CSR,
CSV, dana charity lainnya
Perlu dibuatkan payung hukum
untuk dana CSR
Inovasi program berdasarkan
kebutuhan (berdasarkan desil)
Tingginya risiko kredit bagi sektor
informal, maka dapat diberikan
syarat tertentu untuk dapat lebih
mudah mengakses perbankan
Perlu adanya central database untuk
sektor informal
Ketidakpastian pendapatan sektor
informal yang akan berpengaruh
dalam kesanggupan membayar KPR
Perumusan program dapat dilakukan
menurut sumber pendanaannya
Pemetaan data by name by address
Penataan legalitas lahan
Peran Stakeholders
Stakeholder Peran Rekomendasi lain/tambahan
Kementerian
Bappenas
Menyeleraskan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penyelenggaraan perumahan dengan perencanaan rencana
negara berdasarkan dokumen perencanaan negara (RPJMN)
Stakeholder Peran Rekomendasi lain/tambahan
Kementerian PUPR Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penyelenggaraan perumahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan
Pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi rumah umum,
rumah khusus, dan rumah swadaya bagi MBR
Pelaksana, pemberi bimbingan teknis, supervisi, penyusun
norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyelenggaraan perumahan sesuai UU serta melakukan
evaluasi dan pelaporan
Membuat perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pelaksanaan pembiayaan infrastruktur, pekerjaan umum,
dan perumahan sesuai UU.
Penetapan sumber pendanaan dan skema pembiayaan di
bidang pelaksanaan pembiayaan infrastruktur perkerjaan
umum dan perumahan
Percepatan kerja sama pemerintah dan badan usaha
Koordinasi, sinkronisasi, pelaksanaan penyusun norma,
standar, prosedur kriteria, pemberian bimbingan teknis,
supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan
pembiayaan infrastruktur perkerjaan umum dan perumahan
Mengkoordinasikan stakeholder pada ekosistem perumahan
subsidi dalam rangka penyedian rumah subsidi dan
pembiayaan rumah subsidi
Kementerian ATR Melakukan perencanaan tata ruang wilayah khususnya untuk
alokasi wilayah untuk perumahan subsidi baik secara rumah
tapak maupun vertikal.
Menjadi pengawas atas keberjalanan Bank Tanah untuk
pengelolaan lahan yang dipergunakan untuk pembangunan
perumahan subsidi
Kementerian
Keuangan
Melakukan perumusan, penetapan, pelaksanaan dan
pengawasan kebijakan fiskal di bidang penganggaran terkait
perumahan, baik dalam bentuk pemberian bantuan langsung,
program subsidi maupun insentif perpajakan.
Stakeholder Peran Rekomendasi lain/tambahan
Kementerian Dalam
Negeri
Melakukan penetapan kebijakan dan pengawasan terkait
otonomi daerah khususnya terkait wewenang Pemda pada
ekosistem perumahan subsidi
Badan Percepatan
Penyelenggaraan
Perumahan (BP3)
Mempercepat dan menjamin penyediaan rumah umum yang
layak dan terjangkau untuk MBR.
Mengkoordinasi perizinan, pemastian kelayakan hunian,
penyediaan tanah, koordinasi lintas sektor, pengalihan
kepemilikan rumah umum, dan pengembangan kerjasama di
bidang rumah susun dengan berbagai instansi dalam dan
luar negeri
Melakukan monitoring keterhunian atas supply hunian
bersubsidi
Bank Tanah Melakukan perencanaan, perolehan, dan pengadaan, dan
pemanfaatan tanah untuk digunakan sebagai perumahan rakyat
Pengembang (BUMN
dan Swasta)
Menyediakan rumah subsidi sesuai target Pemerintah yang
mengikuti ketentuan yang berlaku baik dari sisi kualitas
bangunan dan batas harga jual di setiap daerah.
BP TAPERA Pengelola dana FLPP untuk penyaluran program pembiayaan
hunian bersubsidi
Penyedia pembiayaan perumahan berbasis tabungan
Pemerintah Daerah Melakukan tata ruang dan wilayah yang diperuntukan untuk
wilayah hunian bersubsidi
Membantu pengurusan perizinan terkait dengan
pembangunan hunian bersubsidi
Membuat system housing queue dan penentuan eligibility
dari masyarakat dalam memiliki hunian subsidi
Perbankan Menyalurkan program pembiayaan seperti FLPP, BP2BT
kepada masyarakat sesuai dengan target sasaran yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah.
Bank penyalur juga berperan dalam menyediakan sumber
dana program FLPP sesuai skema yang dijalankan
SMF Lembaga yang menyediaan pembiayaan sekunder atas
perumahan.