MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
Paparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptx
1. PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
DAN
PENGAWASAN PENATAAN RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG
Disampaikan oleh:
M. Shafik Ananta Inuman, S.T., MUM.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Makassar, 17 Februari 2023
2. IDENTIFIKASI
MASALAH
VARIABEL
PERENCANAAN
PERENCANAAN
STRATEGIS
IMPLEMENTASI
EVALUASI
SIKLUS
PERENCANAAN
ANALISA
Teoriperencanaankontekspengendalian
1
Moore, T. (1988). Planning without preliminaries. Journal of
the American Planning Association, 54(4), 525–528.
Pendekatan
Perencanaan Kota
Advocay planning:
fokus pada
perencanaan sosial
ekonomi
Incremental
planning: fokus
mencapai tujuan
realistis dalam waktu
singkat
1 2
Karakteristik:
• Merencanakan seluruh wilayah
dan semua kegiatan fungsional
• Umum
• Jangka panjang
Strategic planning:
fokus pada hal
strategis dan spesifik
Comprehensive
planning: fokus pada
pembangunan
lingkungan fisik
3 4
Produk:
• Rencana induk (masterplan)
• Rencana umum (general plan)
Indonesia
Faludi, A. (1973). The “systems view” and planning theory.
Socio-Economic Planning Sciences, 7(1), 67–77.
3. Penting karena dapat menentukan batasan hukum
untuk lahan publik dan privat pada suatu kawasan
Teoriperencanaankontekspengendalian
Urban development and
planning regulations
(Peraturan terkait perencanaan
dan pembangunan kawasan)
Reference: Arimah, B. C., & Adeagbo,
D. (2000). Compliance with urban
development and planning regulations
in Ibadan, Nigeria. Habitat
International, 24(3), 279–294.
https://doi.org/10.1016/s0197-
3975(99)00043-0
Definisi
Reference: Onokerhoraye, A.G., &
Omuta, G.E.D. (1986). Urban systems
and planning. Benin City: University of
Benin
Kumpulan dari peraturan yang saling terkait, instrument administratif, dan teknik yang
dirancang untuk:
• melindungi, mengatur, mengebangkan, dan mengkonservasi lahan yang sesuai
dengan keinginan seluruh pihak (masyarakat)
• mengontrol karakter, tampilan dan pengaturan bangunan/fasilitas untuk memastikan
kualitas ekonomi, kenyamanan dan estetika yang baik`dari suatu kawasan
1
4. Prosedur pengaturan (regulatory procedure) untuk
pengendalian pemanfaatan lahan agar sesuai rencana
Urban development and
planning regulations
(Peraturan terkait perencanaan
dan pembangunan kawasan)
Reference: Clarke, G. (1994).
Reappraisal of the urban planning
process as an instrument for
sustainable urban development and
management. In A.C. Mosha, A
reappraisal of the urban planning
process (pp. 13}28). Nairobi: UNCHS
Karakteristik
Reference: Mabogunje, A. L., Hardoy,
J. E., & Misra, R. P. (1978). Shelter
provision in developing countries,
Scope II. New York: John Wiley.
Normatif: tidak
menjelaskan kondisi
eksisting tapi
menyampaikan kondisi
yang diharapkan
Ketentuan insentif
bagi pembangunan
yang patuh dan
disinsentif untuk
ketidakpatuhan
terhadap rencana
Realistis: rencana
mungkin direalisasikan
karena standar
disesuaikan dengan
kemampuan pelaksana
kebijakan
Menjelaskan
hubungan antara
pembuat dan
pelaksana kebijakan
1 2 3 4
Teoriperencanaankontekspengendalian(…lanjutan)
1
5. 1. Pengendalian Pemanfaatan
Ruang adalah upaya untuk
mewujudkan TERTIB TATA
RUANG.
2. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
diselenggarakan untuk menjamin
terwujudnya Tata Ruang sesuai
dengan RTR
3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
terdiri atas instrumen pencegahan
dan penegakan hukum terhadap
pelanggaran pemanfaatan ruang.
PENGATURAN
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
• Peraturan Zonasi
• Perizinan
• Insentif/Disinsentif
• Sanksi
Perencanaan
• RTR Nasional
• RTR Provinsi
• RTR Kab/Kota
Pemanfaatan
Ruang
• Program
Pembangunan
• Pembiayaan
PELAKSANAAN PENATAAN
RUANG
T I B
PPNS/Gakum
D A L
Monev/
Pencegah
PEMBINAAN
PENGAWASAN
PosisistrategispengendalianpemanfaatanruangmenurutUUNO.26TAHUN2007
2
6. A.PERUBAHANASPEKPERENCANAANTATARUANG
Melayani, Profesional, Terpercaya
Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk
menghindari tumpang tindih antar produk RTR.
Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam RTRW
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)
UUCK memandatkan penyederhanaan (streamlining) hierarki
penataan ruang
PERUBAHANPENTINGPASCAUUciptakerjadanPPNo.21tahun2021
3
7. B. PERUBAHANASPEKPEMANFAATANRUANG
Melayani, Profesional, Terpercaya
KKPR
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang atau KKPR adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR
Berusaha
Nonberusaha
Kebijakan
yang Bersifat
Strategis
Nasional
Konfirmasi
KKPR
Persetujuan KKPR
Konfirmasi
KKPR
Persetujuan KKPR
Rekomendasi KKPR
RDTR
Perizinan Berusaha/
Perizinan lainnya
RDTR
RDTR
RDTR
Termuat
di RTR
Termuat
di RTR
Persetujuan KKPR
Konfirmasi KKPR
Konfirmasi KKPR
PERUBAHANPENTINGPASCAUUciptakerjadanPPNo.21tahun2021(…lanjutan)
3
8. C.PERUBAHANASPEKPENGENDALIANPEMANFAATANRUANG
Melayani, Profesional, Terpercaya
Tujuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Dilaksanakan untuk mendorong
setiap orang agar:
Memanfaatkan ruang
sesuai dengan Rencana
Tata Ruang
Mematuhi ketentuan
yang ditetapkan dalam
persyaratan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (KKPR)
Muatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Penilaian
Pelaksanaan KKPR
dan Pernyataan
Mandiri Pelaku UMK
Pengenaan
Sanksi
Pemberian
Insentif dan
Disinsentif
Penilaian
Perwujudan
RTR
Penyelesaian Sengketa
Penataan Ruang
Dilaksanakan untuk mendorong
terwujudnya Tata Ruang sesuai
dengan Rencana Tata Ruang
Menaati rencana tata
ruang yang telah
ditetapkan
PERUBAHANPENTINGPASCAUUciptakerjadanPPNo.21tahun2021(…lanjutan)
3
9. SEBELUM UUCK
SETELAH UU CK
SETELAH UUCK
Peraturan Zonasi Perizinan Pemberian
Insentif dan Disinsentif
Pengenaan Sanksi
Pemberian
Insentif dan Disinsentif
Pengenaan Sanksi
Administratif
Penilaian
Pelaksanaan KKPR dan
Pernyataan Mandiri Pelaku UMK
Penilaian
Perwujudan RTR
Penyelesaian
Sengketa Penataan Ruang
Melayani, Profesional, Terpercaya
INSTRUMENPENGENDALIANPEMANFAATANRUANG
4
10. 10
Penilaian Pelaksanaan KKPR dan Pernyataan Mandiri Pelaku UMK
Pemenuhan prosedur perolehan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Kepatuhan pelaksanaan ketentuan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Penilaian pelaksanaan KKPR dilaksanakan untuk memastikan:
Penilaian pernyataan mandiri pelaku UMK
dilaksanakan untuk memastikan :
1
2
Kebenaran pernyataan mandiri yang dibuat
oleh pelaku UMK
apabila ditemukan ketidaksesuaian, dilakukan pembinaan
Dilakukan dalam hal
• hasil penilaian kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR
terdapat ketidakpatuhan; atau
• hasil penilaian kepatuhan pelaksanaan KKPR terdapat
kepatuhan namun menimbulkan dampak
KKPR batal demi
Hukum
KKPR dibatalkan
Diterbitkan tidak
melalui prosedur
yang benar
Kegiatan Pemanfaatan
Ruang menimbulkan
dampak
Menteri
Pemerintah Daerah
sesuai kewenangannya
dapat
Didelegasikan
kepada
PENILAI PELAKSANAAN KKPR
c
Hasil penilaian kepatuhan pelaksanaan KKPR
dituangkan dalam bentuk tekstual dan spasial
KKKPR
PKKPR
RKKPR
Dokumen yang dinilai:
• Lokasi kegiatan
• Jenis kegiatan
pemanfaatan ruang
• KDB
• KLB
• Ketentuan tata bangunan
• Persyaratan pelaksanaan
kegiatan pemanfaatan
ruang
• Informasi tambahan
KKKPR PKKPR & RKKPR
Penilaian
dampak kegiatan
pemanfaatan ruang
• Kerawanan sosial
• Gangguan keamanan
• Kerusakan lingkungan hidup
• Gangguan terhadap fungsi
objek vital nasional
Waktu penilaian pernyataan
mandiri UMK:
Paling lambat satu tahun setelah
dokumen pernyataan dibuat atau
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
Hasil Penilaian pernyataan mandiri UMK
dituangkan dalam bentuk tekstual dan spasial
A.PENILAIANPELAKSANAANKKPRDANPERNYATAANMANDIRIPELAKUUMK
• Lokasi kegiatan
• Jenis peruntukan
pemanfaatan ruang
• KDB & KLB
• Indikasi program
pemanfaatan ruang
• Persyaratan
pelaksanaan kegiatan
pemanfaatan ruang
• Informasi tambahan
Muatan yang termuat
didalam dokumen KKPR
(KKKPR, PKKPR, RKKPR)
akan dinilai kepatuhan
pelaksanaan ketentuan
KKPR
Kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR selama pembangunan
Dilakukan paling lambat 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya KKPR
11. Melayani, Professional, Terpercaya
Dapat dilakukanPENILAIAN DAMPAK berdasarkan:
a. laporan atau pengaduanmasyarakat;
b. temuanpetugas yang membidangi PenataanRuang;
c. hasil pertimbangan forum penataanruang;
d. publikasi hasil penelitian ahli/pakar
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota melakukan penilaian
dengan dapat meminta pertimbangan pada Forum Penataan Ruang
Dapat dilakukan
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota melakukan penilaian
dengan dapat meminta pertimbangan pada Forum Penataan Ruang
12. Melayani, Profesional, Terpercaya
Penetapan Hasil Penilaian Pelaksanaan KKPR
Permohonan Keberatan
Patuh
Tidak Patuh
SURAT KEPUTUSAN
BERITA ACARA
Dalam waktu 3 bulan ditetapkan:
Surat keputusan dikeluarkan
berdasarkan akumulasi:
• Berita Acara penilaian
pelaksanaan ketentuan KKPR
• Berita Acara penilaian
pemenuhan prosedur perolehan
(apabila dilakukan)
Hasil Penilaian: Dituangkan dalam bentuk:
Penetapan hasil penilaian oleh:
MENTERI
GUBERNUR
BUPATI/WALIKOTA
keputusan Menteri, untuk penilaian pelaksanaan KKPR
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
keputusan gubernur, untuk penilaian pelaksanaan KKPR yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah provinsi; dan
keputusan bupati/wali kota, untuk penilaian pelaksanaan KKPR
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Dapat didelegasikan
Dapat
didelegasikan
kepada Direktur
Jenderal
kepada Kepala
Perangkat Daerah
yang membidangi
penataan ruang
Pemegang dokumen KKPR dapat mengajukan permohonan
keberatan terhadap hasil penilaian pelaksanaan KKPR
Pengajuan permohonan keberatan dilakukan paling lambat
20 Hari setelah hasil penilaian pelaksanaan KKPR ditetapkan
dan diterima oleh pemegang KKPR
Pengajuan permohonan keberatan wajib dilengkapi
dengan kajian dampak, risiko, dan nilai tambah dari
pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang
kajian dampak, resiko, dan nilai tambah dilakukan
oleh ahli/pakar
Pembiayaan penyusunan kajian dibebankan kepada
pemohon
1. Pengajuan permohonan keberatan diajukan kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan
kewenangannya
2. Terhadap permohonan keberatan Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota melakukan penilaian.
3. Dalam melakukan penilaian, Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota dapat meminta pertimbangan kepada
Forum Penataan Ruang
1. Dikabulkan
2. Dikabulkan sebagian
Penetapan Hasil permohonan keberatan:
PEMBANGUNAN
DILANJUTKAN
SANKSI
3. Ditolak/tidak dikabulkan
Dapat
disertai
pemberian
Disinsentif
14. Penilaian perwujudan RTR dilakukan terhadap RTR yang telah DITETAPKAN
Tahapan Penilaian:
a. Pengumpulan data dan
informasi
b. Penyusunan matriks
persandingan indikasi
program utama struktur
ruang dengan muatan
rencana struktur ruang
(untuk perwujudan rencana
struktur ruang)
c. Penyusunan matriks
persandingan indikasi
program utama pola
ruang dengan muatan
rencana pola ruang
(untuk perwujudan rencana pola
ruang)
d. Penilaian perwujudan
rencana struktur dan
pola ruang
Penilaian Tingkat Perwujudan
Rencana Struktur Ruang
Penilaian Tingkat Perwujudan
Rencana Pola Ruang
dilakukan dengan:
Pengendalian Implikasi Kewilayahan:
Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
Dominasi Pemanfaatan Ruang Tertentu
Zona Kendali Zona yang Didorong
dilakukan pada:
merupakan zona dengan
Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
tinggi, melampaui daya dukung
lahan, terdapat dampak yang
ditimbulkan, dan/atau terjadi
Dominasi Pemanfaatan Ruang
Tertentu
merupakan zona dengan Konsentrasi
Pemanfaatan Ruang tinggi, sedang
atau rendah, tidak melampaui daya
dukung lahan, tidak terdapat dampak
yang ditimbulkan, tidak terjadi
Dominasi Pemanfaatan Ruang
Tertentu, dan perlu ditingkatkan
perwujudannya sesuai dengan RTR
pelaksanaan penilaian:
periodik dan
menerus *dalam hal terdapat perubahan yang
kebijakan yang bersifat strategis nasional
1x dalam 5 tahun >1x dalam 5 tahun*
Dilakukan terhadap
a. Penilaian
perwujudan kawasan
peruntukan/zona
lindung
b. Penilaian
perwujudan kawasan
peruntukan/zona
budidaya
Dilakukan terhadap
Sistem Jaringan Prasarana
(Pembentuk Utama Struktur
Ruang)
Muatan Terwujud
Belum Terwujud
Pelaksanaan Program
Pembangunan Tidak
Sesuai
Hasil Penilaian Pelaksanaan KKPR + Penilaian Perwujudan RTR dilakukan :
*1 tahun sebelum PK
Hasil penilaian
dituangkan secara
tekstual
(narasi/matriks)
dan spasial (peta)
B.PENILAIANPERWUJUDANRTR
Melayani, Profesional, Terpercaya
15. 1. Pengumpulan Data dan Informasi
Menyandingkan: Muatan
Rencana
Struktur Ruang
Diperoleh :
Selaras
Tidak Selaras
Rekomendasi
penyesuaian
indikasi program
utama melalui
PK/Revisi RTR
3. Penilaian Perwujudan Rencana Struktur Ruang
diawali dengan menyandingkan hasil
sintesis program Pemanfaatan Ruang pada
matriks arahan spasial dan indikasi program
utama RTR serta matriks sintesis RTR dan
rencana pembangunan yang termuat dalam
dokumen SPPR dengan kondisi aktual atau
realisasi program pembangunan sistem
jaringan prasarana.
Evaluasi kesesuaian program, lokasi, dan waktu indikasi program utama berdasarkan hasil persandingan
Penempatan lokasi sistem jaringan prasarana berdasarkan dokumen hasil penilaian pelaksanaan KKPR,
dokumen pelaksanaan pembangunan sektoral, dan/atau dokumen pelaksanaan pembangunan
kewilayahan ke dalam peta rencana Struktur Ruang
Realisasi
diidentifikasi menggunakan
dokumen hasil penilaian
pelaksanaan KKPR, dokumen
pelaksanaan pembangunan sektoral,
dan/atau dokumen pelaksanaan
pembangunan kewilayahan
Perhitungan tingkat perwujudan sistem jaringan prasarana berdasarkan persentase progres tahapan
pembangunan jaringan prasarana
Penilaian perwujudan struktur ruang dilakukan dengan:
Penilaian Perwujudan Rencana Struktur Ruang
Melayani, Profesional, Terpercaya
Indikasi Program
Utama Struktur
Ruang
a. pengamatan secara langsung melalui survei primer berupa survei
lapangan dan wawancara; dan
b. pengamatan secara tidak langsung melalui survei sekunder berupa
data dan informasi yang diperoleh dari instansi terkait (dokumen RTR
yang telah ditetapkan, dokumen SPPR, dokumen hasil penilaian
pelaksanaan KKPR, dokumen pelaksanaan program pembangunan
sektoral dan/atau kewilayahan).
2. Penyusunan Mastriks Persandingan
Dokumen SPPR Tidak Tersedia
menyandingkan muatan program, lokasi,
dan waktu IPU terkait Struktur Ruang
dengan muatan rencana berdasarkan
komponen penyusun Struktur Ruang
dalam RTR
Dokumen SPPR Tersedia
mengacu pada matriks arahan spasial dan
IPU RTR serta matriks sintesis RTR dan
rencana pembangunan dalam dokumen
SPPR
menghasilkan nilai
kategori Muatan Terwujud
Belum Terwujud
Pelaksanaan Program
Pembangunan Tidak
Sesuai
Hasil penilaian
dituangkan
secara tekstual
(narasi/
matriks) dan
spasial (peta)
Pemberian
rekomendasi
PK/Revisi RTR
16. 1. Pengumpulan Data dan Informasi
Menyandingkan:
Muatan
Rencana Pola
Ruang
Diperoleh :
Selaras
Tidak Selaras
Rekomendasi
penyesuaian
indikasi program
utama melalui
PK/Revisi RTR
3. Penilaian Perwujudan Rencana Pola Ruang
Penilaian Perwujudan Rencana Pola Ruang
Indikasi Program
Utama Pola
Ruang
a. pengamatan langsung melalui survei primer berupa survei lapangan dan wawancara; dan
b. pengamatan secara tidak langsung melalui survei sekunder berupa data dan informasi
yang diperoleh dari instansi terkait (dokumen RTR yang telah ditetapkan, dokumen SPPR,
dokumen hasil penilaian pelaksanaan KKPR, dokumen pelaksanaan program
pembangunan sektoral dan/atau kewilayahan).
2. Penyusunan Mastriks Persandingan
Dokumen SPPR Tidak Tersedia
menyandingkan muatan program, lokasi,
dan waktu IPU terkait Pola Ruang dengan
muatan rencana Pola Ruang berdasarkan
kawasan peruntukan/zona dalam RTR
Dokumen SPPR Tersedia
mengacu pada matriks arahan spasial dan
IPU RTR serta matriks sintesis RTR dan
rencana pembangunan dalam dokumen
SPPR
menghasilkan nilai
kategori Muatan Terwujud
Belum Terwujud
Pelaksanaan Program
Pembangunan Tidak
Sesuai
Hasil penilaian
dituangkan
secara tekstual
(narasi/
matriks) dan
spasial (peta)
Dengan cara :
Penilaian Perwujudan Kawasan Lindung Penilaian Perwujudan Kawasan
Budidaya
Identifikasi luas kawasan peruntukan/zona lindung
dalam rencana Pola Ruang
Penempatan lokasi KKPR & perhitungan luas
aktual Pemanfaatan Ruang dengan KKPR yang
terbit di dalam kawasan peruntukan/zona lindung
Identifikasi & perhitungan luas aktual
penambahan kawasan peruntukan/zona lindung
berdasarkan dokumen kehutanan;
Perhitungan persentase perwujudan kawasan
peruntukan/zona lindung
Perhitungan total luas aktual kawasan
peruntukan/zona lindung dengan mengurangi
dan/atau menambahkan kawasan
peruntukan/zona lindung dalam rencana Pola
Ruang; dan
KKPR belum terbit maka menggunakan data &
informasi geospasial untuk identifikasi dan
menghitung luas aktual Pemanfaatan Ruang pada
kawasan peruntukan/zona lindung yang tidak
menunjang fungsi peruntukan
Identifikasi luas kawasan peruntukan/zona
budi daya dalam rencana Pola Ruang
Penempatan lokasi KKPR & perhitungan luas
aktual Pemanfaatan Ruang dengan KKPR
yang terbit di dalam kawasan
peruntukan/zona budi daya
Perhitungan persentase perwujudan
kawasan peruntukan budi daya
Perhitungan total luas aktual kawasan
peruntukan/zona budi daya dengan
menjumlahkan hasil perhitungan
KKPR belum terbit maka menggunakan data
& informasi geospasial untuk penghitungan
luas aktual kawasan peruntukan/zona budi
daya sebelum KKPR terbit dengan
mempertimbangkan arahan/ketentuan
zonasi yang termuat dalam RTR
Pemberian
rekomendasi
PK/Revisi RTR
17. Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
Ditentukan dengan cara :
Delineasi densitas Pemanfaatan Ruang
terhadap sebaran KKPR dan/atau perwujudan
Struktur dan Pola Ruang berdasarkan
pengamatan visual dan pertimbangan jumlah
dan kedekatan jarak, serta menggunakan
sistem informasi geografis
Identifikasi tingkat desitas atau
konsentrasi pemanfaatan
ruang berdasarkan skala
penilaian: tinggi, sedang,
rendah, dan tidak terjadi
konsentrasi
Daya Dukung dan Daya Tampung
Penyandingan Hasil Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung (Lingkungan Hidup) dengan
Pemanfaatan Ruang di dalam delineasi Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
Dominasi Pemanfaatan Ruang Tertentu
Ditentukan dengan cara :
Penentuan jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam setiap delineasi
Konsentrasi Pemanfaatan Ruang yang diperoleh dari peta Konsentrasi
Pemanfaatan Ruang
Perhitungan persentase luasan jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
diperbolehkan dan diperbolehkan bersyarat sesuai arahan/ketentuan
zonasi
Penentuan satu jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan
dan diperbolehkan bersyarat dan memiliki persentase luasan terbesar
dibanding persentase luasan jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
yangdiperbolehkan sesuai arahan/ketentuan zonasi
Pengendalian Implikasi Kewilayahan
Dampak Negatif
Penilaian Dampak Negatif merupakan
hasil penilaian dampak negatif kegiatan Pemanfaatan
Ruang pada penilaian pelaksanaan KKPR
Jika tidak ditemukan satu jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
diperbolehkan dan diperbolehkan terbatas/bersyarat dan memiliki
persentase luasan terbesar dibanding persentase luasan jenis kegiatan
Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan sesuai arahan/ketentuan zonasi
Tidak Terjadi Dominasi Pemanfaatan Ruang Tertentu
Melayani, Profesional, Terpercaya
Menyesuaikan
delineasi densitas
pemanfaatan ruang
dengan batas fisik
dan/atau
administrasi
18. Hasil Penilaian Perwujudan RTR
Laporan
Forum Penataan Ruang
Dapat dimintakan
pertimbangan
Dituangkan dalam
bentuk berita acara
Laporan disampaikan kepada
pemangku kebijakan terkait
Menteri menyampaikan
kepada K/L terkait
Gubernur menyampaikan
Menteri, tembusan ke
Perangkat Daerah terkait
Laporan hasil penilaian perwujudan RTR
menjadi:
1. Dasar Penerapan Perangkat
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
2. Masukan untuk PK/Revisi RTR
3. Masukan terhadap kegiatan
Penertiban Pemanfaatan Ruang
Melayani, Profesional, Terpercaya
Hasil penilaian perwujudan RTR
dituangkan dalam laporan sesuai
tingkatan
(nasional, provinsi, dan kab/kota)
Dilengkapi dengan hasil
pengendalian implikasi
kewilayahan
Bupati/wali kota
menyampaikan Menteri dan
gubernur, tembusan ke
Perangkat Daerah terkait
19. diselenggarakan untuk:
Meningkatkan upaya Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dalam rangka mewujudkan tata ruang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang
Memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan
dengan Rencana Tata Ruang
Meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan
dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan dengan
Rencana Tata Ruang
Diberikan kepada
Pelaku Kegiatan
Pemanfaatan Ruang
Bertujuan untuk
Mendukung
Perwujudan RTR
pemberian insentif dan disinsentif
kewenangan pemberian
Pemerintah Pusat Pemda Pemda
lainnya
Masyarakat
pengertian dan penjelasan
INSENTIF NON FISKAL DISINSENTIF NON FISKAL
selanjutnya disebut Insentif adalah
perangkat Pengendalian Pemanfaatan
Ruang untuk memotivasi, mendorong,
memberikan daya tarik, dan/atau
memberikan percepatan terhadap
kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
sejalan dengan RTR, yang tidak
berkenaan dengan urusan pajak atau
pendapatan negara
selanjutnya disebut Disinsentif adalah
perangkat Pengendalian Pemanfaatan
Ruang untuk mencegah dan/atau
memberikan batasan terhadap kegiatan
Pemanfaatan Ruang yang sejalan dengan
RTR namun berpotensi melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan,
yang tidak berkenaan dengan urusan pajak
atau pendapatan negara
1. kompensasi
2. subsidi
3. imbalan
4. sewa ruang
5. urun saham
5. fasilitasi PKKPR
6. penyediaan sarana &
prasarana
7. penghargaan
8. publikasi/promosi
1. kewajiban memberi kompensasi/
imbalan
2. pembatasan penyediaan prasarana &
sarana
3. pemberian status tertentu
Dilaksanakan untuk
a. Tindak lanjut pengendalian
implikasi kewilayahan
b. Tindak lanjut implikasi kebijakan
atau rencana strategis nasional
c. Tindak lanjut hasil kesepakatan
Sengketa Penataan Ruang
d. Mendukung penerapan sanksi
administratif terhadap
pelanggaran Pemanfaatan Ruang
C.PEMBERIANINSENTIFDANDISINSENTIF
20. Bentuk dan Ketentuan Insentif
1 Pemberian Kompensasi
Pemberian Kompensasi
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Pemerintah Pusat Pemda Pemda lainnya Masyarakat
Ketentuan pemberian kompensasi
a. kegiatan yang berkontribusi dalam
penyediaan fasilitas publik;
b. kegiatan yang berkontribusi pada
program prioritas Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah;
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
perangkat balas jasa kepada Masyarakat dan/atau Pemerintah Daerah atas
penyediaan prasarana, fasilitas publik tertentu, dan/atau ruang terbuka publik
yang melebihi ketentuan minimal yang dipersyaratkan.
a. Mendorong peran Masyarakat dalam penyediaan prasarana, fasilitas publik
tertentu, dan/atau ruang terbuka publik yang melebihi ketentuan minimal yang
dipersyaratkan; dan
b. Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah,
antar-Pemerintah Daerah, serta Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
dengan Masyarakat dalam percepatan perwujudan RTR.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang masih dapat dioptimalkan
intensitas Pemanfaatan Ruangnya;
b. kawasan yang mempunyai integrasi
antarmoda transportasi;
c. Bentuk kompensasi
d. Besaran dan mekanisme kompensasi
c. kawasan yang dilindungi atau
dilestarikan; dan/atau
d. kawasan yang mempunyai daya dukung
dan daya tampung mencukupi.
c. kegiatan pelestarian kawasan dan/atau
bangunan bersejarah; dan/atau
d. kegiatan yang berkontribusi pada
penyediaan ruang terbuka hijau publik.
Bentuk Kompensasi
a. penambahan, pengalihan, dan/atau
peningkatan intensitas
Pemanfaatan Ruang;
b. program peningkatan kapasitas;
c. pemberian barang kebutuhan;
d. penyediaan prasarana dan sarana;
e. kemudahan perolehan hak atas
tanah; dan/atau
f. uang.
a. jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang;
b. nilai jasa yang diberikan;
c. kebutuhan penerima kompensasi;
d. ketersediaan sumber daya;
e. kapasitas kelembagaan;
f. keberdayagunaan dan
keberhasilgunaan; dan
g. kemitraan.
Melayani, Profesional, Terpercaya
Penetapan bentuk kompensasi serta besaran & mekanisme
pemberian kompensasi mempertimbangkan aspek
21. 2 Subsidi
Subsidi
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Pemerintah Pusat Pemda Masyarakat
Ketentuan pemberian subsidi
a. kegiatan yang berkontribusi dalam
penyediaan fasilitas publik;
b. kegiatan yang berkontribusi pada
program prioritas Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah;
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
bantuan finansial dan/atau nonfinansial atas dukungan terhadap
perwujudan komponen Ruang tertentu yang diprioritaskan atau
rehabilitasi kawasan pasca bencana alam.
a. Atas pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Ruang prioritas yang mendukung
perwujudan RTR;
b. Dalam upaya perwujudan pemerataan pembangunan; dan/atau
c. Dalam perwujudan Pemanfaatan Ruang pasca bencana alam.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang dikembangkan untuk
mewujudkan program pembangunan
prioritas nasional/daerah;
b. kawasan dengan kerentanan tertentu
c. Bentuk subsidi; dan
d. Besaran dan mekanisme subsidi
atau berpotensi tinggi mengalami
perubahan fungsi dan/atau bentuk fisik;
dan/atau.
c. kawasan rehabilitasi pasca bencana alam.
c. kegiatan pelestarian kawasan dan/atau
bangunan bersejarah; dan/atau
d. kegiatan yang berkontribusi pada
penyediaan ruang terbuka hijau publik.
Bentuk Subsidi
a. Pendanaan/uang;
b. Bentuk lain yang
dapat dinilai
dengan uang;
dan/atau
c. Program dan/atau
kegiatan
pembangunan
daerah
Penetapan bentuk subsidi serta besaran & mekanisme pemberian
subsidi mempertimbangkan aspek
a. skala kepentingan;
b. dampak program pembangunan daerah atau prioritas
pembangunan daerah;
c. kebutuhan penerima subsidi;
d. kapasitas kelembagaan;
e. jenis kegiatan;
f. kemampuan dan ketersediaan sumber daya penerima
subsidi; dan
g. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan.
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
22. 3 Imbalan
Imbalan
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Pemerintah Pusat Pemda Masyarakat
Ketentuan pemberian imbalan
a. pemulihan lingkungan hidup;
b. konservasi;
c. perlindungan tata air;
d. penyerapan dan penyimpanan karbon;
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
perangkat balas jasa terhadap kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
memberikan nilai tambah pada jasa lingkungan.
a. Memberikan daya tarik bagi kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
mendukung perwujudan fungsi lindung kawasan di lokasi
tertentu; dan
b. Mendorong dan meningkatkan kemitraan antara pemerintah dan
Masyarakat dalam perwujudan dan pelestarian daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup di kawasan kritis lingkungan.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang dilindungi dan/atau dilestarikan;
b. kawasan budidaya yang memberikan jasa lingkungan hidup; dan/atau
c. kawasan kritis lingkungan.
c. Bentuk imbalan; dan
d. Besaran dan mekanisme imbalan
e. pelestarian keindahan alam; dan
f. kegiatan lainnya sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan penyediaan jasa lingkungan
hidup.
Bentuk imbalan
a. pengalihan hak membangun;
b. penyediaan prasarana dan
sarana pendukung
pelestarian lingkungan
hidup;
c. Pendanaan/uang; dan/atau
d. bentuk lain yang dapat
dinilai dengan uang.
Penetapan bentuk imbalan serta besaran & mekanisme
pemberian imbalan mempertimbangkan aspek
a. jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang;
b. kebutuhan penerima imbalan;
c. efektivitas dalam mewujudkan RTR;
d. nilai tambah terhadap jasa
lingkungan;
e. biaya upaya pelestarian lingkungan
hidup;
f. ketersediaan sumber daya;
g. kapasitas kelembagaan;
h. kemitraan;
i. biaya pemberdayaan
masyarakat; dan
j. biaya pelaksanaan
kerjasama.
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
23. 4 Sewa Ruang
Sewa Ruang
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Pemerintah Pusat Pemda Masyarakat
Ketentuan pemberian sewa ruang
a. dapat mempercepat pengembangan
kawasan sesuai dengan prioritas
pembangunan RTR; dan/atau
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
penyewaan tanah dan/atau Ruang milik negara dan/atau daerah
kepada Masyarakat dengan tarif di bawah harga pasar atau
kenormalan dalam jangka waktu tertentu.
a. Mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara dan/atau barang
milik daerah dalam mendorong perwujudan RTR; dan
b. Memberikan kemudahan dan daya tarik bagi pengembangan
kawasan baru yang sulit berkembang, dimana asetnya banyak
dikuasai Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang baru dikembangkan dan/atau sulit dikembangkan dimana asetnya banyak
dimiliki oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah;
b. kawasan yang dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan ekonomi wilayah
atau kepentingan umum; dan/atau
c. kawasan yang dapat mempercepat pengembangan kawasan sesuai dengan prioritas
pembangunan RTR.
c. Bentuk sewa ruang; dan
d. Besaran dan mekanisme sewa ruang
b. mampu memberikan dampak positif terhadap
pengembangan ekonomi wilayah atau
kepentingan umum.
Bentuk Sewa Ruang
a. sewa
tanah;
dan/atau
b. sewa
bangunan.
Penetapan bentuk sewa ruang serta besaran & mekanisme pemberian
sewa ruang mempertimbangkan aspek
a. peningkatan nilai kemanfaatan ruang;
b. biaya dan manfaat;
c. ketersediaan sumber daya;
d. kapasitas kelembagaan;
e. kebutuhan penerima; dan
f. jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang.
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
24. 5 Urun Saham
Urun Saham
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Pemerintah Pusat Pemda Masyarakat
Ketentuan pemberian urun saham
a. memiliki peluang berkembang dan mampu mendorong perwujudan kawasan di
sekitarnya; dan/atau
b. sesuai dengan prioritas pembangunan.
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
penyertaan saham oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
untuk pengembangan kegiatan Pemanfaatan Ruang di lokasi tertentu.
a. Memperkuat atau meningkatkan modal dan/atau saham kegiatan
Pemanfaatan Ruang yang perlu didorong perwujudannya;
b. Meningkatkan peran Masyarakat serta menciptakan rasa memiliki Masyarakat
terhadap guna lahan tertentu; dan
c. Mencegah alih fungsi lahan pada kawasan tertentu yang disebabkan oleh
keterbatasan sumber daya.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang kurang
berkembang; dan/atau
c. Besaran dan mekanisme urun
saham
b. kawasan yang memiliki peluang
berkembang dan mampu mendorong
perwujudan kawasan di sekitarnya.
Penetapan besaran dan mekanisme urun saham paling sedikit mempertimbangkan aspek
a. nilai strategis kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap pengembangan
wilayah dan kawasan;
b. nilai aset dan peluang pengembangan;
c. biaya dan manfaat;
d. kapasitas kelembagaan;
e. kebutuhan penerima; dan
f. jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang.
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
25. 8
6 Fasilitasi PKKPR
Fasilitasi PKKPR
Ketentuan pemberian Fasilitasi PKKPR
Fasilitasi PKKPR diberikan untuk
kegiatan Pemanfaatan Ruang laut
Pemberian fasilitasi PKKPR dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang kelautan
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
26. 7 Penyediaan Prasarana dan Sarana
Penyediaan Prasarana dan Sarana
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Ketentuan penyediaan prasarana & sarana
a. memiliki keterbatasan prasarana dan sarana pendukung;
b. memiliki peluang berkembang dan mampu memberikan dampak positif; dan/atau
c. sesuai dengan prioritas pembangunan.
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
bantuan pembangunan prasarana dan sarana untuk mendorong
pengembangan wilayah dan kawasan sesuai dengan RTR.
a. Memberikan daya tarik berupa kelengkapan prasarana dan sarana
untuk mempercepat perwujudan kawasan;
b. Penguatan Struktur Ruang dalam mendorong perwujudan kawasan
sesuai dengan RTR; dan
c. Memberikan efek berganda pada percepatan pembangunan daerah.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang kurang
berkembang akibat
keterbatasan prasarana dan
sarana;
c. Bentuk prasarana & sarana yang dibutuhkan; dan
d. Mekanisme penyediaan prasarana dan sarana
Bentuk penyediaan
prasarana & sarana
a. sistem jaringan
prasarana;
b. fasilitas umum;
dan/atau
c. fasilitas sosial.
Penetapan bentuk prasarana dan sarana serta mekanisme penyediaan
prasarana dan sarana mempertimbangkan aspek
a. jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang;
b. jenis prasarana dan sarana yang dibutuhkan;
c. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
d. ketersediaan sumber daya; dan
e. kemitraan.
b. kawasan yang baru dikembangkan;
dan/atau
c. kawasan yang menjadi prioritas
pembangunan nasional atau daerah.
Pemda Pemda lainnya Masyarakat
Pemerintah Pusat
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
27. 8 Pemberian Penghargaan
Pemberian Penghargaan
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Ketentuan pemberian penghargaan
a. mendukung Penyelenggaraan Penataan Ruang;
b. mendukung perwujudan Struktur Ruang;
c. mendukung perwujudan Pola Ruang;
d. mendukung perwujudan kawasan strategis; dan/atau
e. mendukung Pengendalian Pemanfaatan Ruang untuk perwujudan RTR.
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
pengakuan terhadap kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang
yang berkualitas dan/atau partisipasi Masyarakat dalam
perwujudan RTR.
a. Memotivasi Pemerintah Daerah agar memiliki kinerja
Penyelenggaraan Penataan Ruang yang baik dan berkualitas;
b. Memberikan bantuan finansial dan/atau nonfinansial dalam
mempertahankan dan/atau meningkatkan kinerja Penyelenggaraan
Penataan Ruang; dan
c. Mendorong partisipasi Masyarakat dalam perwujudan RTR.
a. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
b. Bentuk penghargaan
Bentuk penghargaan
piagam
Penetapan bentuk penghargaan serta mekanisme pemberian penghargaan
Dapat dilakukan melalui penilaian kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pemda Pemda lainnya Masyarakat
c. Mekanisme pemberian penghargaan
Pemerintah Pusat
barang
uang
bentuk
penghargaan
lainnya
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
28. 9 Publikasi atau Promosi
Publikasi atau Promosi
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Ketentuan pemberian publikasi atau promosi
a. merupakan program pembangunan prioritas; dan/atau
b. memberikan dampak positif bagi sosial, ekonomi, dan/atau lingkungan.
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
penyebarluasan informasi terkait kegiatan atau kawasan prioritas
melalui media cetak, media elektronik, maupun media lainnya.
a. Memperkenalkan atau mempromosikan suatu kawasan; dan
b. Mendorong perwujudan kawasan dan kegiatan prioritas
nasional atau daerah.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang baru dikembangkan;
b. kawasan yang menjadi prioritas pembangunan nasional atau daerah;
dan/atau
c. kawasan yang menjaga kelestarian lingkungan.
c. Bentuk publikasi atau promosi.
Bentuk Publikasi/Promosi
Pemda Pemda lainnya Masyarakat
Media elektronik
Pemerintah Pusat
Media cetak Media lainnya
Bentuk dan Ketentuan Insentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
29. Bentuk dan Ketentuan Disinsentif
1 Kewajiban Memberi Kompensasi atau Imbalan
Kewajiban Memberi Kompensasi atau Imbalan
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Ketentuan kewajiban memberi kompensasi atau imbalan
a. dapat berpotensi menimbulkan kerusakan;
b. dapat berpotensi menimbulkan degradasi
lingkungan; dan/atau
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
kewajiban memberikan ganti kerugian terhadap pihak-pihak yang
dirugikan akibat dampak negatif kegiatab Pemanfaatan Ruang
dan/atau melampaui ketentuan dalam peraturan zonasi dan/atau KKPR
a. Mengantisipasi kerusakan dan/atau degradasi lingkungan serta
dampak negatif lainnya dari kegiatan Pemanfaatan Ruang; dan
b. Mencegah kerugian yang ditimbulkan akibat kegiatan
Pemanfaatan Ruang.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang berpotensi melampaui ketentuan dalam peraturan zonasi dan/atau KKPR:
b. kawasan yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan/atau degradasi lingkungan serta eksternalitas
negatif lainnya dari kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap kawasan di sekitarnya; dan/atau
c. kawasan yang menerima jasa lingkungan hidup.
c. Bentuk kompensasi/imbalan; dan
d. Besaran & mekanisme kewajiban
memberi kompensasi atau imbalan
Bentuk
kompensasi/imbalan
a. Uang atau denda
administratif;
b. penyediaan fasilitas
publik lengkap dengan
penyampaian desain
dan kajian teknis yang
menjelaskan adanya
upaya pengurangan
dampak negatif
kegiatan Pemanfaatan
Ruang; dan/atau
c. bentuk lain yang dapat
dinilai dengan uang.
Penetapan bentuk kompensasi/imbalan serta besaran & mekanisme
kewajiban memberi kompensasi/imbalan mempertimbangkan aspek
a. jenis dampak yang
ditimbulkan;
b. kebutuhan penerima
kompensasi atau imbalan;
c. jenis kegiatan Pemanfaatan
Ruang;
d. potensi perubahan lahan
pada kawasan sekitar akibat
Pemanfaatan Ruang;
e. kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat yang berpotensi
terkena dampak;
Pemda Masyarakat
Pemerintah Pusat
c. dapat berpotensi menimbulkan eksternalitas
negatif lainnya dari kegiatan Pemanfaatan
Ruang terhadap kawasan di sekitarnya.
f. kerawanan kawasan sekitar
terhadap bencana;
g. luasan kawasan yang
berpotensi terkena
dampak;
h. jangka waktu terjadinya
dampak;
i. tingkat kesulitan
penanganan dampak; dan
j. ketersediaan kajian teknis
terkait dampak yang
berpotensi timbul.
Melayani, Profesional, Terpercaya
30. 2 Pembatasan Penyediaan Prasarana dan Sarana
Pembatasan Penyediaan Prasarana dan Sarana
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Ketentuan pembatasan penyediaan prasarana dan sarana
a. berpotensi mengganggu kinerja kawasan;
b. berpotensi mengganggu karakteristik kawasan yang dilindungi dan/atau dilestarikan; dan/atau
c. berpotensi menimbulkan dampak negatif dari aspek sosial, ekonomi, dan/atau lingkungan.
Kriteria lokasi
Kriteria jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang
pembatasan penyediaan jaringan transportasi beserta sarana
pendukungnya dan/atau prasarana dan sarana lainnya pada
kawasan tertentu.
a. Mengurangi daya tarik dan daya saing kawasan tertentu;
b. Mencegah, membatasi, dan/atau mengurangi pembangunan pada
kawasan yang dibatasi pengembangannya sesuai dengan RTR; dan
c. Mengarahkan pembangunan.
a. Lokasi
b. Jenis kegiatan
Pemanfaatan Ruang
a. kawasan yang berpotensi melampaui ketentuan dalam peraturan zonasi dan/atau KKPR:
b. kawasan yang berpotensi terlampaui daya dukung dan daya tampungnya;
c. kawasan yang dilindungi dan/atau dilestarikan; dan/atau
d. kawasan yang rentan terhadap pengembangan kegiatan tertentu.
c. Bentuk pembatasan penyediaan prasarana sarana
d. Mekanisme pembatasan penyediaan prasarana dan sarana
Bentuk
Pembatasan
a. jaringan
transportasi
beserta
prasarana
pendukungnya;
dan/atau
b. prasarana dan
sarana lainnya.
Penetapan bentuk dan mekanisme pembatasan prasarana dan sarana
mempertimbangkan aspek
a. keberdayagunaan dan
keberhasilgunaan
pembatasan
penyediaan prasarana
dan sarana;
b. standar pelayanan;
c. lokasi;
d. jenis kegiatan
Pemanfaatan Ruang;
Pemda Pemda
lainnya
Masyarakat
Pemerintah Pusat
e. jenis prasarana dan
sarana yang dibatasi;
f. kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat
lokal; dan
g. koordinasi dengan
pihak penyedia
prasarana dan sarana.
Bentuk dan Ketentuan Disinsentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
31. 3 Pemberian Status Tertentu
Pemberian Status Tertentu
merupakan:
Bertujuan untuk
kewenangan pemberian
Ketentuan pemberian status tertentu
a. penetapan dan penyebarluasan
informasi kawasan rawan bencana;
dan/atau
b. penyebarluasan informasi kinerja
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Kriteria lokasi
Bentuk Status Tertentu
pelekatan predikat atau keterangan tertentu pada kawasan rawan
bencana dan/atau Pemerintah Daerah yang memiliki kinerja
Penyelenggaraan Penataan Ruang rendah.
a. Mengurangi daya tarik kegiatan Pemanfaatan Ruang pada
kawasan rawan bencana;
b. Mencegah, membatasi, dan/atau mengurangi kegiatan
Pemanfaatan Ruang pada kawasan rawan bencana; dan
c. Meningkatkan kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang.
a. Lokasi
b. Bentuk status tertentu
a. kawasan rawan bencana; dan/atau
b. daerah dengan kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang rendah.
c. Mekanisme pemberian status
tertentu
Bentuk dan mekanisme pemberian status tertentu paling sedikit
mempertimbangkan aspek
a. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan pemberian status tertentu;
b. lokasi;
c. jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang;
d. tingkat kerawanan dan kerentanan kawasan terhadap bencana; dan
e. kondisi sosial dan ekonomi masyarakat lokal.
Pemda
Pemerintah
Pusat
a. hasil kajian dan/atau kejadian
bencana; dan/atau
b. hasil penilaian kinerja
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Pemberian status tertentu dilakukan
berdasarkan
Dalam hal kawasan ditetapkan sebagai
kawasan rawan bencana
pemberian status tertentu wajib dilengkapi
dengan pemasangan informasi pemberitahuan
yang memuat status kawasan serta kewajiban
yang diterapkan kepada pihak yang akan
mengusahakan kawasan
Bentuk dan Ketentuan Disinsentif…(lanjutan)
Melayani, Profesional, Terpercaya
32. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF
Ketentuan Pemantauan dan
Evaluasi
1) Pemantauan dan evaluasi pemberian
Insentif dan/atau Disinsentif
merupakan pemantauan dan evaluasi
terhadap keberlanjutan kegiatan
Pemanfaatan Ruang yang diberikan
Insentif dan/atau Disinsentif.
2) Pemantauan dan evaluasi dilakukan
oleh pemberi Insentif dan/atau
Disinsentif dan Instansi yang
membidangi Penataan Ruang.
3) Pemantauan dan evaluasi paling sedikit
dilakukan terhadap:
a. bentuk Insentif dan/atau Disinsentif
yang diberikan;
b. pemberi Insentif dan/atau
Disinsentif;
c. penerima Insentif dan/atau
Disinsentif; dan
d. pembiayaan pelaksanaan pemberian
Insentif dan/atau Disinsentif.
1) Pencabutan Insentif dapat dilakukan dalam hal:
a. penerima Insentif tidak lagi melaksanakan kegiatan Pemanfaatan
Ruang yang dipersyaratkan sebagai penerima Insentif;
b. Pemanfaatan Ruang yang ada telah dialihfungsikan oleh penerima
Insentif; dan/atau
c. kegiatan Pemanfaatan Ruang melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Pencabutan Insentif dilaksanakan melalui tahapan:
a. pemberian peringatan; dan
b. pengurangan pemberian Insentif atau pencabutan Insentif.
3) Pencabutan Insentif dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi dari
Menteri dan/atau instansi yang membidang penataan ruang.
Penerapan pemberian,
hasil pemantauan dan
evaluasi pemberian
Insentif dan/atau
Disinsentif serta
pengadministrasian
pemberian Insentif
dan/atau Disinsentif
dilaporkan secara
berjenjang kepada
gubernur dan Menteri
paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu)
tahun atau sesuai
kebutuhan.
Disinsentif
Pencabutan Insentif
Dalam hal penerima Disinsentif tidak melaksanakan Disinsentif yang
diberikan, penerima Disinsentif dapat dikenai Sanksi Administratif berupa
peringatan tertulis dan/atau denda administratif.
Hasil Pemantauan
dan Evaluasi
Melayani, Profesional, Terpercaya
33. sanksi administratif dikenakan kepada:
menghalangi akses terhadap kawasan yang
oleh ketentuan peraturan perundang
undangan dinyatakan sebagai milik umum
dilakukan terhadap setiap Orang yang melakukan pelanggaran Pemanfaatan Ruang
tidak mematuhi ketentuan pemanfaatan ruang
dalam RTR
a. Peringatan tertulis;
b. Denda administratif;
c. Penghentian sementara
kegiatan;
d. Penghentian sementara
pelayanan umum;
Jenis sanksi administratif
f. Penutupan lokasi;
g. Pencabutan KKPR;
h. Pembatalan KKPR;
i. Pembongkaran bangunan;
dan/atau
j. Pemulihan fungsi ruang
Orang yang dikenakan Sanksi
Administratif dapat mengajukan
keberatan dan banding administrasi
Dapat dilaksanakan secara
a. langsung
b. bertahap
c. kumulatif
33
D.PENGENAANSANKSIADMISITRATIF
Melayani, Profesional, Terpercaya
tidak menaati RTR yang telah ditetapkan yang
mengakibatkan perubahan fungsi ruang a. Pemanfaatan Ruang yang tidak memiliki KKPR; dan/atau
b. Pemanfaatan Ruang yang tidak mematuhi ketentuan dalam muatan KKPR.
berupa penutupan akses secara sementara maupun permanen, yang terdiri atas:
a. menutup akses ke pesisir pantai, sungai, danau, situ, dan sumber daya alam serta
prasarana publik;
b. menutup akses terhadap sumber air;
c. menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka hijau;
d. menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki;
e. menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi bencana; dan/atau
f. menutup akses terhadap jalan umum tanpa izin pejabat yang berwenang.
34. DASAR PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
a
Hasil penilaian pelaksanaan KKPR memuat informasi
ketidaksesuaian kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan ketentuan
dalam KKPR
Hasil Pengawasan Penataan Ruang merupakan hasil
Pengawasan Penataan Ruang yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Pengaduan atau pelaporan Masyarakat terdiri atas
a. pengaduan atau pelaporan secara langsung; atau
b. pengaduan atau pelaporan secara tidak langsung melalui
media daring yang disediakan sebagai sarana pengaduan
atau laporan oleh pejabat yang berwenang dan/atau media
jurnalistik
Hasil temuan atau pengamatan langsung di lapangan merupakan
hasil temuan langsung atau pengamatan di lapangan oleh petugas
yang memiliki tugas dan fungsi di bidang Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Pengawasan Penataan Ruang
Hasil Audit Tata Ruang memuat informasi pelanggaran
Pemanfaatan Ruang yang mengakibatkan Perubahan Fungsi
Ruang
b
c
d
e
Melayani, Profesional, Terpercaya
hasil penilaian pelaksanaan
Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang
hasil audit
tata ruang
pengaduan atau
pelaporan masyarakat
hasil
Pengawasan
Penataan
Ruang
Temuan atau
pengamatan langsung di
Lapangan
rekomendasi Forum
Penataan Ruang
35. KRITERIA DAN KLASIFIKASI PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi administratif dikenakan berdasarkan
kriteria:
a. besar atau kecilnya dampak yang
ditimbulkan akibat pelanggaran
Pemanfaatan Ruang;
b. besar atau kecilnya nilai manfaat
pengenaan Sanksi Administratif yang
diberikan terhadap Pemanfaatan Ruang;
dan/atau
c. besar atau kecilnya kerugian publik yang
ditimbulkan akibat pelanggaran
Pemanfaatan Ruang.
a. menilai besar atau kecilnya
dampak yang ditimbulkan akibat
pelanggaran Pemanfaatan Ruang,
nilai manfaat pengenaan Sanksi
Administratif yang diberikan
terhadap Pemanfaatan Ruang;
dan/atau kerugian publik yang
ditimbulkan akibat pelanggaran
Pemanfaatan Ruang;
b. menentukan jenis Sanksi
Administratif yang akan dikenakan
terhadap pelanggaran
Pemanfaatan Ruang; dan
c. menentukan tenggat waktu yang
diberikan pada setiap jenis Sanksi
Administratif yang diberikan dalam
hal hasil penilaian sebagaimana
dimaksud pada huruf a dinyatakan
besar.
Klasifikasi pengenaan Sanksi
Administratif dituangkan dalam bentuk
tabel
Klasifikasi Pengenaan Sanksi
Administratif
2
Besar atau kecilnya dampak yang ditimbulkan akibat
pelanggaran Pemanfaatan Ruang dapat dihitung
dengan memperhatikan:
a. besar atau kecilnya jumlah penduduk yang
terkena dampak paling sedikit 500 (lima ratus)
jiwa dan/atau radius dampak paling sedikit 500
(lima ratus) meter; dan/atau
b. luas wilayah penyebaran dampak.
Kriteria Pengenaan Sanksi Administratif
1
Besar atau kecilnya nilai manfaat pengenaan Sanksi
Administratif yang diberikan terhadap Pemanfaatan
Ruang dinilai dengan memperhatikan:
a. manfaat untuk kepentingan umum yang
ditetapkan dalam RTR;
b. manfaat keberlanjutan fungsi kawasan;
dan/atau
c. manfaat selain yang dimaksud pada huruf a dan
huruf b.
Besar atau kecilnya kerugian publik yang ditimbulkan
akibat pelanggaran Pemanfaatan Ruang dinilai
dengan memperhatikan:
a. kerugian fisik;
b. kerugian sosial;
c. kerugian ekonomi; dan/atau
d. kerugian lingkungan.
a
b
c
Melayani, Profesional, Terpercaya
36. TAHAPAN PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Tahapan Pengenaan
Sanksi
1. Pelaksanaan
inventarisasi kasus
2. Pengumpulan dan
pendalaman materi,
data, dan informasi
3. Penyusunan kajian
teknis dan kajian
hukum
4. Penetapan tindakan
sanksi
5. Penyelenggaraan
forum sosialisasi
6. Pengenaan sanksi
administratif
Pengenaan Sanksi
Administratif
serangkaian proses dan tindakan pengumpulan kasus yang
diindikasikan sebagaipelanggaran pemanfaatan ruang. Indikasi kasus
diperoleh melalui:
a. laporan atau pengaduan dari masyarakat
b. temuan oleh petugas yang membidangi pengendalian
pemanfaatan ruang dan/atau pengawasan penataan ruang
c. hasil pengawasan penataan ruang
d. laporan hasil audit tata ruang.
Pelaksanaan Inventarisasi Kasus
1. Pengumpulan dokumen
2. Survei lapangan
3. Wawancara dengan pihak terkait
Pengumpulan dan Pendalaman Materi
Paling sedikit memuat:
A. data geografis dan adminitratif lokasi;
B. bentuk pelanggaran pemanfaatan ruang;
C. kronologis kasus pelanggaran pemanfaatan ruang;
D. pihak yang terlibat atau pihak yang diduga melakukan
pelanggaran pemanfaatan ruang;
E. delik pelanggaran pemanfaatan ruang yang disangkakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
F. hasil penilaian kriteria pengenaan sanksi administratif;
G. Penyusunan tabel klasifikasi pengenaan sanksi administratif; dan
H. kesimpulan dan rekomendasi penanganan kasus.
Penyusunan Kajian Teknis dan Kajian Hukum
Penetapan tindakan sanksi
merupakan penetapan
tindakan sanksi yang
disepakati bersama
berdasarkan hasil kajian teknis
dan kajian hukum.
Penetapan Tindakan Sanksi
Dilakukan dengan melakukan
sosialisasi kepada pihak yang
diduga terlibat dan melakukan
pelanggaran pemanfaatan
ruang
(dilakukan paling sedikit 1 kali)
Penyelenggaraan Forum
Sosialisasi
37. Kumulatif
Bertahap
Langsung
Menunjuk salah
satu atau
beberapa sanksi
administratif
secara langsung
setelah peringatan
tertulis
Jenis Sanksi Administratif
a. Peringatan Tertulis
b. Denda Administratif
c. Penghentian sementara
kegiatan
d. Penghentian sementera
pelayanan umum
e. Penutupan lokasi
f. Pencabutan KKPR
g. Pembatalan KKPR
h. Pembongkaran Bangunan
i. Pemulihan Fungsi Ruang
Diberikan sebanyak 3 kali, masing-
masing dalam jangka waktu 7 hari kerja.
Peringatan tertulis daoat disertai dengan
tanda pemberitahuan (stiker, papan,
spanduk, dan/atau media elektronik).
Peringatan Tertulis
mempertimbangkan:
1. nilai jual objek pajak;
2. luas lahan dan/atau luas bangunan
3. indeks kawasan
4. besar atau kecilnya dampak yang
ditimbulkan
Denda Administratif
Diberikan untuk menghentikan paksa
suatu kegiatan pemanfaatan ruang
dalam jangka waktu tertentu.
Kewajiban harus dipenuhi paling 25 hari
kerja sejak surat diterbitkan .
Penghentian Sementara Kegiatan
diberikan untuk menutup lokasi kegiatan
secara paksa dalam jangka waktu
tertentu atau selamanya.
Penutupan Lokasi
Pembatalan KKPR
Diberikan untuk menyatakan
KKPR yang diberikan tidak
berlaku lagi karena kesalahan
prosedur atau administrasi
dalam perolehan KKPR
Pencabutan KKPR
Diberikan karena pelaksanaan kegiatan
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
KKPR
Pembongkaran Bangunan
Kegiatan merobohkan atau
menghancurkan seluruh atau
sebagian bangunan gedung,
komponen, dan/atau prasarana
dan sarana.
Dilakukan dengan tetap
memperhatikan aspek
keselamatan bangunan,
keselamatan Masyarakat, dan
kepentingan umum.
dapat dilaksanakan dengan
bantuan aparat penertiban.
Pemulihan Fungsi Ruang
upaya untuk merehabilitasi
Ruang agar dapat kembali
sesuai dengan fungsi yang
ditetapkan dalam RTR.
Jangka waktu pemulihan
selama 30 hari kerja sejak
keputusan.
Biaya pemulihan dapat berasal
dari denda administratif.
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Melayani, Profesional, Terpercaya
Dikenakan lebih
dari satu jenis
sanksi
administratif
Diberikan secara
bertahan mulai
dari tingkat yang
ringan hingga
tingkat yang berat
Diberikan untuk menghentikan paksa
pelayanan umum yang diberikan oleh
penyedia jasa pelayanan umum dalam
jangka waktu tertentu.
Pengenaannya tidak boleh
mengakibatkan masyarakat tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya
Penghentian Sementara
Pelayanan Umum
38. Pelaksanaan Audit Tata Ruang
Tahapan Audit Tata Ruang
Pelaksanaan Audit Tata Ruang didasarkan pada:
a. temuan indikasi pelanggaran Pemanfaatan Ruang yang diduga mengakibatkan Perubahan Fungsi Ruang, kerugian harta benda dan kerusakan
barang, dan/atau kematian Orang;
a. laporan atau pengaduan dari Masyarakat terkait adanya dugaan pelanggaran Pemanfaatan Ruang yang mengakibatkan Perubahan Fungsi Ruang; atau
b. bencana yang diduga disebabkan adanya indikasi pelanggaran Pemanfaatan Ruang yang mengakibatkan Perubahan Fungsi Ruang.
E. AUDITTATARUANG
a. Pembentukan Tim Audit
Tata Ruang;
b. Perencanaan Audit Tata
Ruang;
c. Pelaksanaan Audit Tata
Ruang;
d. Penentuan Tipologi
Pelanggaran Pemanfaatan
Ruang.
Pembentukan Tim Audit Tata Ruang
a. Tim Audit Tata Ruang pusat (wilayah
nasional, KSN, dan kawasan lintas provinsi)
b. Tim Audit Tata Ruang provinsi (wilayah
provinsi dan kawasan lintas kab/kota)
c. Tim Audit Tata Ruang kabupaten/kota
(wilayah kab/kota yang bersangkutan)
Pelaksanaan Audit Tata Ruang
Dilakukan secara sistematis, objektif, dan terdokumentasi.
Audit Tata Ruang dilakukan untuk menilai:
a. Perubahan Fungsi Ruang;
b. kerugian terhadap harta benda dan kerusakan barang;
c. pelanggaran Pemanfaatan Ruang yang mengakibatkan
kematian Orang.
Perencanaan Audit Tata Ruang
a. penentuan delineasi lokasi Audit Tata Ruang;
b. penentuan jangka waktu Audit Tata Ruang;
c. penentuan kebutuhan sarana Audit Tata Ruang;
d. penentuan pembiayaan Audit Tata Ruang.
Penentuan Tipologi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
Penentuan tipologi pelanggaran Pemanfaatan Ruang
dilakukan berdasarkan hasil pelaksanaan Audit Tata
Ruang.
39. Penyusunan Laporan Hasil Audit Tata Ruang
dan Tindak Lanjut Hasil Audit Tata Ruang
Penyusunan Laporan Hasil Audit Tata Ruang
Melayani, Profesional, Terpercaya
Laporan hasil Audit Tata Ruang paling sedikit memuat:
a. delineasi lokasi Audit Tata Ruang;
b. gambaran umum lokasi Audit Tata Ruang;
c. hasil analisis Audit Tata Ruang;
d. rekomendasi tindak lanjut; dan
e. lampiran data pendukung.
a. keputusan Menteri, untuk hasil Audit Tata
Ruang yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat;
b. keputusan gubernur, untuk hasil Audit
Tata Ruang yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah provinsi; atau
c. keputusan bupati/wali kota, untuk hasil
Audit Tata Ruang yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/kota
dapat ditandatangani oleh
Direktur Jenderal atas nama
Menteri
dapat ditandatangani oleh
pejabat dengan jabatan paling
rendah pimpinan tinggi
pratama atas nama gubernur
atau bupati/wali kota
Laporan hasil Audit Tata Ruang ditetapkan dengan:
Disampaikan kepada Pemda provinsi, Pemda kab/kota, dan K/L terkait lainnya
Disampaikan kepada Menteri, Pemda kab/kota, dan K/L terkait lainnya
Disampaikan kepada Menteri, Pemda provinsi, dan K/L terkait lainnya.
Tindak Lanjut Hasil Audit Tata Ruang
Tindak lanjut hasil Audit Tata Ruang terdiri
atas:
a. penetapan kebijakan dan/atau
pelaksanaan kegiatan sesuai rekomendasi
dari pelaksana Audit Tata Ruang oleh
pihak atau instansi terkait; dan/atau
b. pelaksanaan penyidikan oleh penyidik
pegawai negeri sipil Penataan Ruang
untuk indikasi pelanggaran Pemanfaatan
Ruang yang memenuhi unsur pidana
Penataan Ruang
40. Penyelesaian Sengketa
VS
Pemangku kepentingan
a. Orang perseorangan
b. Pemerintah Pusat
c. Pemerintah Daerah
d. Masyarakat
Subjek Sengketa
perselisihan yang terjadi akibat pelaksanaan
kegiatan Pemanfaatan Ruang
perselisihan yang terjadi akibat adanya perubahan
kebijakan, yang diakibatkan oleh:
perubahan kebijakan sektoral
perubahan RTR
Kriteria Sengketa
Wewenang dalam
penyelesaian sengketa
Negosiasi
Musyawarah
Mufakat
tahap pertama
penyelesaian
sengketa
tahap di luar pengadilan
Pihak yang
bersengketa
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Provinsi
Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota
Masyarakat
Pemerintah Pusat Menteri Menteri Menteri
Pemerintah Daerah
Provinsi
Menteri Menteri
Menteri
dan
Gubernur
Gubernur
Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota
Menteri
Menteri
dan
Gubernur
Gubernur Bupati/Walikota
Masyarakat Menteri Gubernur Bupati/Walikota Bupati/Walikota
Pemangku kepentingan
a. Orang perseorangan
b. Pemerintah Pusat
c. Pemerintah Daerah
d. Masyarakat
perubahan kebijakan pembangunan
Diakibatkan oleh dampak kegiatan
pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTR
Mediasi
Melibatkanpihakketiga
(Mediator: mengoordinasikan
pihak yang bersengketa)
Konsiliasi
Melibatkan pihak ketiga
(Konsiliator: menawarkan solusi
untuk disepakati Para Pihak)
F.PENYELESAIANSENGKETAPENATAANRUANG
41. PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI NEGOSIASI
N E G O S I A S I Negosiasi adalah upaya penyelesaian
Sengketa Penataan Ruang antar Para Pihak
Penyelesaian sengketa dengan negosiasi dilakukan oleh Para
Pihak untuk mencapai kesepakatan mengenai tindakan tertentu
untuk menyelesaikan Sengketa Penataan Ruang
Dalam hal negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan, para
pihak dapat:
• menyampaikan permohonan penyelesaian sengketa kepada
Menteri, gubernur dan bupati/wali kota;
• menempuh alternatif penyelesaian sengketa lainnya; atau
• melanjutkan proses penyelesaian melalui pengadilan
Dapat didaftarkan di
Pengadilan Negeri untuk
memperoleh akta perdamaian
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
Jika mencapai suatu kesepakatan penyelesaian sengketa
penataan ruang melalui negosiasi, maka dibuat
hasil kesepakatan yang ditandatangani para pihak
PARA
PIHAK
Melayani, Profesional, Terpercaya
42. PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI
Pengajuan Permohonan Para Pihak
Pelaksanaan Mediasi
Verifikasi dan Klarifikasi
Menteri
Gubernur
Bupati/
Wali Kota
Dirjen PPTR
Kepala Perangkat
Daerah bidang
Penataan Ruang
Penanganan permohonan
dilakukan oleh:
Permohonan
diajukan kepada:
Objek Sengketa
Penataan Ruang
Dilakukan oleh:
Para
Pihak
Dirjen atau Kepala
Perangkat Daerah
bidang Penataan
Ruang
Ahli
Apabila
diperlukan
+ +
paling lama 30 hari kerja sejak
diterimanya permohonan
a. menerima, menelaah, dan
memeriksa kebenaran atau
fakta-fakta;
b. memutuskan permohonan
merupakan Sengketa PR
atau bukan; dan
c. menyampaikan status
pengaduan kepada
pemohon.
Laporan Verifikasi dan
Klarifikasi dilengkapi
dengan berita acara
paling lama 30 hari kerja sejak
diterimanya permohonan
Para
Pihak
Mediator
+
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Dapat menempuh alternatif
penyelesaian sengketa atau melalui
pengadilan
Dapat didaftarkan ke pengadilan
negeri yang berwenang untuk
memperoleh akta perdamaian
Hasil:
atau
Melayani, Profesional, Terpercaya
43. PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI KONSILIASI
Para Pihak
Penelitian
Menteri
Gubernur
Bupati/
Wali Kota
Konsiliator
Paling lambat 5 hari kerja setelah menerima
permohonan
Diajukan kepada:
Paling lambat 10 hari
kerja sejak menerima
permintaan
Sidang
Konsiliasi paling
lambat pada
hari kesebelas
Para
Pihak
Konsiliator
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Ditandatangani para pihak dan dapat didaftarkan ke
pengadilan negeri yang berwenang untuk
memperoleh akta perdamaian
Hasil:
atau
Saksi/Ahli
Apabila
diperlukan
Daftar nama Konsiliator dipasang
dan diumumkan di kantor
Kementerian atau kantor
Perangkat Daerah yang
membidangi Penataan Ruang
Konsiliator
mengeluarkan
anjuran tertulis
Paling lambat 10 hari
kerja sejak sidang
Konsiliasi pertama
+
+ Para Pihak wajib memberikan
jawaban secara tertulis kepada
Konsiliator berupa:
persetujuan atau penolakan
paling lambat 10 hari kerja setelah
menerima anjuran tertulis
Setuju
Ditolak
Hasil:
atau
Dapat melanjutkan
penyelesaian melalui
pengadilan
*Konsiliator menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling lama 30 hari kerja terhitung sejak menerima penugasan
Pengajuan Permohonan
Verifikasi
dan
Klarifikasi
Penunjukan Konsiliator
Pelaksanaan Konsiliasi
Kesepakatan
Melayani, Profesional, Terpercaya
44. HASIL PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN
• Hasil kesepakatan Negosiasi, Mediasi, dan Konsiliasi dapat berupa
Insentif, Disinsentif, penggantian yang layak, revisi kebijakan,
dan/atau revisi peraturan perundang-undangan
• Hasil kesepakatan Negosiasi, Mediasi, dan Konsiliasi dapat didaftarkan
ke pengadilan negeri yang berwenang dengan melampirkan hasil
kesepakatan untuk memperoleh akta perdamaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Melayani, Profesional, Terpercaya
45. PENYELESAIAN SENGKETA PENATAAN RUANG ANTAR PEMERINTAH
K O O R D I N A S I
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Antar-kementerian/lembaga
Pemerintah Pusat–Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah–Pemerintah Daerah
Melayani, Profesional, Terpercaya
46. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KESEPAKATAN PENYELESAIAN
SENGKETA PENATAAN RUANG
• Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kesepakatan penyelesaian Sengketa Penataan Ruang di luar
pengadilan sesuai dengan kewenangannya.
• Pemantauan dan evaluasi dituangkan dalam:
a. berita acara pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kesepakatan penyelesaian
Sengketa Penataan Ruang di luar pengadilan; dan
b. laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kesepakatan penyelesaian
Sengketa Penataan Ruang di luar pengadilan.
• Hasil pemantauan dan evaluasi diinformasikan kepada Para Pihak dan dapat
dipublikasikan kepada Masyarakat.
Melayani, Profesional, Terpercaya
47. Pengawasan Penataan Ruang diselenggarakan untuk:
menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan
penataan ruang
menjamin terlaksananya
penegakan hukum bidang penataan ruang
meningkatkan kualitas
penyelenggaraan penataan ruang
Objek Kinerja Pemerintah Daerah
pengaturan,
pembinaan, dan
pelaksanaan
penataan ruang
fungsi dan
manfaat
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Subjek Pelaksana
Menteri Gubernur Bupati/Wali
kota
terhadap
kinerja
terhadap
kinerja
*apabila tidak dilakukan
oleh Pemda Provinsi
dan/atau Pemerintah
Pusat memiliki perhatian
khusus
Tujuan dan Objek Kinerja Pengawasan Penataan Ruang
pemenuhan
standar
pelayanan
bidang
penataan
ruang
+
pemenuhan
standar
teknis
Kawasan
(daftar
periksa)
Menteri dan/atau
Gubernur
Bupati/Wali
kota
membentuk
Inspektur
Terobosan Pengawasan Penataan Ruang
terhadap
kinerja
Masyarakat
*apabila tidak dilakukan oleh Pemda
Kabupaten/Kota dan/atau Pemda Provinsi
memiliki perhatian khusus
*Menteri dapat memberikan sanksi kepada Pemda
apabila tidak melakukan pengawasan
ASN
Non ASN
*perlu mempunyai lisensi
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
G.PENGAWASANPENATAANRUANG
dapat
membentuk
Tugas Inspektur:
a. membantu pelaksanaan pengawasan kinerja Turbinlak
b. membantu pelaksanaan pengawasan kinerja fungsi
dan manfaat;
c. membantu pelaksanaan pengawasan kinerja
pemenuhan standar pelayanan bidang PR; dan
d. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja
pemenuhan Standar Teknis Kawasan
48. Pengawasan Penataan Ruang Pengawasan Khusus
Pengawasan Penataan Ruang dilakukan secara berkala
setiap 2 (dua) tahun sejak RTRW ditetapkan
Pengawasan Khusus dilakukan dalam hal terdapat kondisi khusus yang bersifat mendesak dan
menjadi prioritas untuk ditindaklanjuti yang muncul dari hasil penilaian kinerja Pengaturan
Penataan Ruang, Pembinaan Penataan Ruang, dan Pelaksanaan Penataan Ruang, dan/atau
laporan atau aduan Masyarakat
Bentuk Kegiatan
merekonstruksi terjadinya
kondisi khusus
hasil pengawasan penataan ruang
laporan memuat
tingkat kinerja dan
rekomendasi:
Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang bernilai baik
(sebagian besar indikator kinerja terpenuhi)
Peran Masyarakat dalam Pengawasan Penataan Ruang
menganalisis dampak dan
prediksi
merumuskan alternatif
penyelesaian kondisi khusus
Bentuk Kegiatan
Pemantauan Evaluasi Pelaporan
pengamatan terhadap
penyelenggaraan penataan
ruang secara langsung,
tidak langsung, dan/atau
berdasarkan informasi
dari Masyarakat
penilaian terhadap
tingkat pencapaian
Penyelenggaraan
Penataan Ruang secara
terukur dan objektif
kegiatan
penyusunan dan
penyampaian
laporan hasil
pengawasan
penataan ruang
masyarakat sarana penyampaian
laporan dan/atau aduan
Pemerintah Pusat dan
Pemda menyediakan
Dapat membantu Pengawasan
Penataan Ruang
Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang bernilai sedang
(sebagian indikator kinerja terpenuhi)
Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang bernilai buruk
(sebagian besar indikator kinerja tidak terpenuhi)
Kondisi Khusus
berdampak besar, menjadi
perhatian publik, dan/atau
bersifat strategis nasional
predikat kepatuhan tinggi
predikat kepatuhan sedang
predikat kepatuhan rendah
hasil penilaian kinerja
Penyelenggaraan Penataan
Ruang yang bersifat
ekstrem dari hasil rata-rata
Permasalahan :
PENGAWASANPENATAANRUANG…(lanjutan)
49. TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
ditjenpptr
ditjenpptr@atrbpn.go.id
ditjenpptr.atrbpn.go.id