Anúncio
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Apresentações para você(20)

Anúncio
Anúncio

Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9

  1. ISTANA MERDEKA : PUSAT PEMERINTAHAN
  2. Kantor Gubernur Jawa Tengah
  3. Ketua DPRD BLORA : H.MAULANA KUSNANTO,SH
  4. Kantor Kecamatan Japah
  5. KANTOR KEPALA DESA GAGAAN KUNDURAN
  6. A. OTONOMI DAERAH. 1. Hakekat otonomi daerah. Indonesia  Negara kesatuan yang berbentuk republik  Pelaksanaan pemerintahan dibagi atas daerah provinsi  propinsi dibagi atas kabupaten dan kota  mempunyai pemda yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas. Asas otonomi. Tugas pembantuan.
  7. APA ARTI OTONOMI DAERAH ITU ? UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemda : Pasal 1. Otonomi Daerah adalah Hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. HAKEKAT OTONOMI DAERAH Kemandirian rakyat di daerah untuk mengatur penyeenggaraan dan melaksanakan pembangunan daerah.
  8. MAKNA ARTI PENTING DARI OTONOMI DAERAH ? a. Mendorong untuk memperdayakan masyarakat. b. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas masyarakat c. Meningkatkan peran serta masyarakat d. Mengembangkan peran dan fungsi DPRD
  9. PRINSIP OTONOMI DAERAH ? a. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi keanekaragaman daerah. b. Didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. c . Sesuai dengan konstitusi d. Lebih meningkatkan kemandirian daerah. e. Lebih meningkatkan peranan dan fungsi bidang legislatif daerah
  10. DASAR HUKUM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH. UUD 1945 BAB VI PEMERINTAH DAERAH Pasal 18 (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. (2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. (3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
  11. (4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. (5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. (6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. (7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. SAYA HARUS BELAJAR AGAR LULUS
  12. PASAL 18 MENGANDUNG 4 POKOK PENGERTIAN 1. NKRI menganut sistem desentralisasi dan sistem dekonsentrasi 2. Menghendaki adanya UU organik tentang pemerintahan daerah 3. Menghendaki adanya DPR sebagai cerminan dari pemerintahan demokratis yang dilaksanakan permusyawaratan/perwakilan 4. Dihormati dan diakui hak asal usul dan kedudukan daerah yang bersifat istimewa
  13. ASAS ASAS OTONOMI DAERAH. Asas pemerintahan Daerah. Pasal 18 ayat 2 UUD 1945 Pemerintah daerah Propinsi, daerah Kabupaten, dan kota Mengatur dan me ngurus sendiri urusan Pemerintahan me muat asas otonomi dan tugas pemban tuan. Asas Desentralisasi : Penyerahan wewenang oleh pemerintahan kepada daerah otonum untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI. . Asas Dekonsentrasi: Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai sebagai wakil pemerintah dan atau instansi vertikal di wilayah tertentu. Asas tugas pembantuan : Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan / atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten / kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
  14. Penyelenggara pemerintah didalam pelaksanaan otonomi daerah PENYELENGGARA PEMERINTAH PUSAT Presiden yang dibantu Wakill Presiden dan para menteri yang bergabubg dalam kabinet PROPINSI Gubernur kepala daerah ) Wakil gubernur dan perangkat pemerintahan propinsi KABUPATEN/KOTA Bupati / Wali Kota Wakill Bupati/ Wakil Wai Kota, Kabupaen dan perangkat pemerintahan kabupaen/kota
  15. UU RI No. 32 tahun 2004  Pemerintahan daerah. UU RI No. 33 tahun 2004  Perimbangan keuangan antara Pemerintaha pusat dan daerah. Beberapa istilah : 1. Pemerintah 2. Pemerintah daerah. 3. Desentralisasi. 4. Dekonsentrasi. 5. Tugas pembantuan. Perangkat NKRI yang terdiri dari presiden bersama para Menteri. Kepala daerah beserta perangkat daerah otonomi yang lain Sebagai badan eksekutif daerah, DPRD adalah badan Legislative daerah. Penyerahan wewenag pemerintah oleh pemerintah kepada Daerah otonomi dalam kerangka NKRI. Pelimpahan wewenag dari pemerintah pusat kepada Gubenur sebagai wakil presiden dan / perangkat pusat Daerah. Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa untuk Melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, Sarana, prasarana dan SDM dg kewajiban melaporkan Pelaksanaanya.
  16. 6. Otonomi daerah. 7. Daerah otonom. 8. Wilayah adminitrasi. 9. Instansi vertical. 10. Pejabat yang berwenang. 11. kecamatan. 12. Kelurahan. Kewengan daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus Kepentingan masyarakat setempat menurut pelaksaan Sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan Peraturan perundang – undangan. Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas Daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus Kepentingan masyarakat setempat menurut prakasa Sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI. Wilayah kerja gubenur selalu wakil pemerintah. Perangkat departemen dan / atau lembaga pemerintah Non departemen di daerah. Pejabat pemerintah di tingkat pusat / pejabat pemerintah di Tingkat propensi yang berwenang memilih dan mengawasi Penyelengaraan pemda. Wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten Dan daerah kota. Wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten / Kota di bawah kecamatan.
  17. 13. Desa. Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat Berdasarkan asal usul dan adapt istiadat setempat yang diakui dalam Sistim pemerintahan nasional dan brada di daerah kabupaten. Desentralisasi. Transfer ( perpindahan ) kewenangan dan tanggung jawab Fungsi – fungsi publik. Pemerintah pusat kepada pihak lain. Daerah Bawahan. Organisasi pemerintah Yang semi bebas. Sektor swasta.
  18. 13. Desa. Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat Berdasarkan asal usul dan adapt istiadat setempat yang diakui dalam Sistim pemerintahan nasional dan brada di daerah kabupaten. Desentralisasi. Transfer ( perpindahan ) kewenangan dan tanggung jawab Fungsi – fungsi publik. Pemerintah pusat kepada pihak lain. Daerah Bawahan. Organisasi pemerintah Yang semi bebas. Sektor swasta.
  19. 4 macam Desentralisasi. Desentralisasi politik. Bertujuan menyalurkan semangat demokrasi secara positif di Masyarakat. Desentralisasi admitrasi. Dekonsentrasi. Memiliki 3 bentuk utama : delegasi. Devolosi. Bertujuan agar penyelenggaraan pemerintah dapat Berjalan secara efektif dan efesien. Desentralisasi fiskal. Bertujuan memberikan kesempatan kepada daerah untuk Menggali berbagai sumber dana. Desentralisasi ekonomi / pasar. Bertujuan untuk lebih memberikan tanggung jawab yang ber Kaitan sektor publik ke sektor privat.
  20. HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH UU NO. 32 TAHUN 2004 Pasal 21. HAK –HAK DAERAH a. Mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri b. Memilih pemimpin daerah c. Mengelola aparatur daerah d. Mengelola kekayaan daerah e. Mengatur pajak dan retribusi daerah f. Mendapatkan bagi hasil dan mengelola SDA yang berada di daerahnya g. Mendapatkan sumber 2 pendapatan yang ada di daerah h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur perundang-undangan
  21. KEWAJIBAN DAERAH 1. Melindungi masy. Menjaga persatuan dan kesatuan nasional, serta keutuhan NKRI 2. Meningkatkan kwalitas kehidupan masyarakat 3. Mengembangkan kehidupan demokrasi 4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan 5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan 6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 7. Menyediakan fasilitas sosial dan umum. 8. Mengembangkan sistem jaminan sosial 9. Menyusun perencanaan tata ruang daerah. 10. Mengembangkan sumber daya produktif. 11. Melestarikan lingkungan hidup 12. Melestarikan nilai nilai sosial budaya
  22. KEWAJIBAN DAERAH 13. Mengelola administrasi kependudukan 14. Membentuk dan menerapkan perundang-undangan
  23. VISI OTONOMI DAERAH 1 . Bidang politik :  Proses untuk membuka lahirnya kepala pemda yang di pilih secara demokrasi.  penyelenggaraan pemerintahan yang reponsip terhadap kepentingan masy luas.  Memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yg taat kepada asas Pertanggung jawaban public. 2 . Bidang ekonomi :  Menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah.  Mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan Profesi ekonomi di daerahnya.  Membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di daerahnya. 3. Bidang sosial budaya :  Menciptakan harmoni sosial  Memelihara nilai lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat.  Merespon dinamika kehidupan disekitarnya.
  24. KONSEP OTONOMI DAERAH MENGANDUNG MAKNA 1 . Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam hubungan domestik kepada Daerah, KECUALI bidang :  Keuangan dan moneter.  Politik luar negeri.  Peradilan.  Pertahanan  Keagamaan 2 . Penguatan peran DPRD dalam pemilihan dan penetapan kepada daerah 3. Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur ( budaya ) setempat 4. Peningkatan efektivitas fungsi – fungsi pelayanan eksekutif 5. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah 6. Perwujutan desentralisasi fiskal. 7. Pembinaan dan pemberdayaan lembaga dan nilai lokal yang bersifat kondosif.
  25. Tujuan pemberian Otonomi daerah Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang Semakin baik Pengembangan kehidupan demokrasi. Keadilan Pemerataan Pemeliharaan hubungan yang serasi antar pusat dan daerah. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat. Menumbuhkan prakarsa dan kreatipitas, peran serta masyarakat Mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
  26.  Pasal 16 ayat 6 UUD 1945. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan – peraturan lain Untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Prinsip penyelengaraan pemerintahan daerah :  Mengunakan asas :  Desentralisasi  Dekonsentrasi  Tugas pembantuan  menyelengarakan asas desentralisai secara utuh dan bulat yang di laksana Kan di daerah kabupaten / kota.  Asas pembantuan dilaksanakan di :  Daerah propinsi  Daerah kabupaten  Daerah kota  Daerah desa
  27. 4. Kewenangan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah. DASAR  Pasal 18 A ayat 1 UUD 1945  Pasal 18 A ayat 2 UUD 1945  Antar susunan pemerintahan memiliki hubungan yang bersifat hirarkis  Pengaturan hubungan pemerintahan tersebut memperhatikan ke khususan dan Keragaman Daerah.  Antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki hubungan keuangan, Pelayanan umum, dan pemanfaatan sumber daya.
  28. 5. BENTUK DAN SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH DAERAH DPRD ( Legislatif ) Pemerintahan daerah ( Eksekutif )  merupakan wahana Untuk Melaksanakan Demokrasi berdasar Pancasila  berkedudukan sejajar Dan menjadi mitra dari Pemerintahan darah ( pasal 40 UU RI No. 32 th 2004 ) Kepala daerah Perangkat daerah lainya Fungsi DPRD ( pasal 41 UU RI No. 32 Tahun 2004 ) Fungsi legislasi.  pembentuk PERDA Fungsi anggaran.  kewenangan dalam hal anggaran Daerah ( APBD ) Fungsi pengawasan.  mengontrol pelaksanaan perda Dan peraturan yang lain.
  29.  Cara pemilihan anggota DPRD. 1. Dasr pasal 18 ayat 3 UUD 1945. 2. Anggotanya di pilih melalui PEMILU. 3. Wakil pelaksanaan bersamaan dg pemilu untuk anggota DPR dan DPD  Tugas dan wewenang DPRD ( pasal 42 UU RI No. 32 tahun 2004 ) a. Membentuk perda yang di bahas bersama kepala daerah. b. Membahas dan menyetujui RAPERDA – APBD bersama dg kepala daerah c. Pelaksanaan pengawasan terhadap :  Perda dan aturan lain  Peraturan kepala daerah  APBD  Kebijakan pemda d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian :  DPRD provinsi  Gubenur dan wakil gubenur kepada presiden melalui Menteri dalam negeri  DPRD kabupaten  Bupati / wali kota dan wakilnya kepada menteri dalam / kota negeri melalui gubenur.
  30. e. Memiliki wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah. f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemda terhadap rencana perjanjian internasional di daerah. g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasiaonal oleh pemda. h. Menerima keterangan laporan pertanggung jawaban kepada daerah dalam penyelengaraan pemda. i. Membentuk PANWAS PILKADA. j. Melaksanakan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan PILKADA k. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah . HAK DPRD Pasal 43 UU No. 32 tahun 2004
  31. HAK DPRD Pasal 43 UU No. 32 tahun 2004 HAK Interpelasi Hak badan legis latif untuk Meminta keterangan atau Pertangung jawaban Mengenai suatu masalah Tertentu kpd pemerintah HAK Angkat Hak badan legeslatif untk Mengadakan penyelidi Kan tentang ketidak Beresan kekuasaan ter Tinggi. Menyatakan pendapat Hak anggota DPRD Pasal 44 UU No. 32 th 2004  Mengajukan Raperda.  Mengajukan pertanyaan  Menyampaikan usul dan pendapat  Memilih dan di pilih  Membela diri  Imunitas ( kekebalan )  Protokoler, keuangan dan admistratif  Tugas dan wewenag kepala daerah :
  32. KEWAJIBAN DPRD 1. Mentaati Peraturan Tata Tertib, Kode Etik, dan sumpah/janji anggota DPRD 2. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga 3. Mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI 4. Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dan mentaati segala perundang undangan 5. Mellaksanakan kehidupan demokrasi dlm penyelenggaran pemerintahan 6. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat daerah 7. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. 8. Mendahulukan kepentingan negara dia atas kepentingan pribadi dan golongan. 9. Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral dan politis terhadap daerah pemilihannya
  33. TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH (Pasal 25) UU. NO. 32 TAHUN 2004 1 Memimpin penyelenggaraan pemda berdasarkan kebijakan yang di tetapkan bersama BPRD. 2 Mengajukan RAPERDA. 3 Menetapkan perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD. 4 Menyusun dan mengajukan RAPERDA tentang APBD kepada DPRD. 5 Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah. 6 Mewakili daerahnya didalam dan di luar pengadilan, dapat menunjuk kuasa hukum untuk Mewakilinya 7 Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang – undangan
  34. KEWAJIBAN KEPALA DAERAH (Pasal 25 DAN Pasal 26) UU. NO. 32 TAHUN 2004 1 . Menegakan seluruh peraturan perundang-undangan 2 . Meningkatkan taraf keejahteraan rakyat. 3 . Mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI. 4 . Memegang teguh Pancasila dan UUD 1945.. 5 . Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. 6 . Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. 7 . Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik. 8 . Melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan daerah 9. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal didaerah dan semua perangkat daerah. 10. Memberi laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD.
  35. Kepala daerah Kepala Eksekutif PROVINSI Gubernur dan wakilnya Bupati dan wakilnya KABUPATEN KOTA Wali kota dan wakilnya
  36. KEUANGAN DAERAH. Sumber keuangan daerah PAD ( Pendapatan Asli Daerah )  Hasil pajak daerah  Hasil retribusi daerah  Hasil perusahaan daerah  Hasil pengolahan daerah  Pendapatan daerah yang lain yang sah Dana perimbangan.  Penerimaan pajak bumidan banggunan  Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan  Penerimaan dari SDA  DAU ( dana alokasi umum )  DAK ( dana alokasi khusus ) Pinjaman daerah. Penerimaan lain yang sah. Dana perimbangan   PBB  10% pemerintah pusat 90% pemerintah daerah  Bea perolehan hak atas tanah Dan bangunan :  20% pemerintah pusat 80% pemerintah daerah  Sektor kehutanaan, pertanggu Ngan umum dari perikanan :  20% pemerintah pusat 80% pemerintah daerah  Pertambangan minyak :  85% pemerintah pusat 15% pemerintah daerah  GAS alam  70% pemr pusat 30% pemr daerah.
  37. DAMPAK OTONOMI DAERAH DAMPAK POSITIP 1. Masyarakat akan lebih mengembangkan potensinya karena ada semangat bersaing dengan masyarakat daerah lain. 2. Perkembangan pembangunan ekonomi daerah luar jawa dan jakarta akan lebih baik , dari pada sebelum pelaksanaan otonomi daerah. DAMPAK NEGATIP 1. Pejabat daerah yang mempunyai kewenangan yang besar dan kurang kontrol , cenderung menyalah gunakan wewenang. 2. Merebaknya korupsi, kolosi, dan nepotisme
  38. DAMPAK POSITIP 3. Usaha masyarakat lebih kondusif dan berkembang. 4. Kesejahteraan masyarakat semakin meningkat 5. Pembangunan fasilitas umum semakin meningkat 6. Pelayanan aparat pemerintah daerah menjadi lebih cepat dan mudah 7. Aspirasi masyarakat akan lebih diperhatikan oleh pemda, karena mempunyai wewenang lebih besar. DAMPAK NEGATIP 3. Meningkatnya kriminalitas daerah 4. Munculnya sifat egosentrisme 5. Menimbulkan kesenjangan anatar daerah kaya dan miskin 6. Daeah yang merasa kuat , mendorong untuk hidup mandiri , dan tidak mau membantu daerah lain, serta mengarah sparatisme.
  39. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH 1. Sumber Daya Manusia Sangat menentukan pelaksanaan otonomi, karena sebagai penyusun program, pelaksana sekaligus pengawas. ( SDM : Sikap mental/budi pekerti, kecerdasan, ketrampilan dan nilai-nilai potensial ) 2. Sumber Daya Alam Kekayaan alam, keindahan alam kesuburan tanah dan potensi alam sangat mendorong keberhasilan. 3. Ketersediaan Dana Dana diperoleh Retribusi, keuntungan perusda, pengelolaan SDA, sehingga tidak tergantung pada pemerintah pusat 4. Sarana dan Prasarana. Akan memperlancar pelaksanaan otonomi daerah ( Alat komonikasi, Transportasi, alat alat kantor )
  40. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH 5. Managemen / Pengelolaan. Agar otonomi dapat berjalan lancar dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat maka perlu pengorganisasian yang baik ( Pelaku dan lembaga ) 6. Pengawasan dan Pembinaan Pembinaan ditekankan pada memfasilitasi pemberdayaan otonomi Pengawasan ditekankan pengawasan refresif untuk memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan serta memberi peran DPRD untuk mewujudkan fungsi lembaga sebagai pengawas. Rakyar wajib berpartisipasi aktif, jika ada kesalahan segera melaporkan kepada yang berwewenang.
  41. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH 1. Sumber Daya Manusia Sangat menentukan pelaksanaan otonomi, karena sebagai penyusun program, pelaksana sekaligus pengawas. ( SDM : Sikap mental/budi pekerti, kecerdasan, ketrampilan dan nilai-nilai potensial ) 2. Sumber Daya Alam Kekayaan alam, keindahan alam kesuburan tanah dan potensi alam sangat mendorong keberhasilan. 3. Ketersediaan Dana Dana diperoleh Retribusi, keuntungan perusda, pengelolaan SDA, sehingga tidak tergantung pada pemerintah pusat 4. Sarana dan Prasarana. Akan memperlancar pelaksanaan otonomi daerah ( Alat komonikasi, Transportasi, alat alat kantor )
  42. FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH 1. Tidak semua daerah mempunyai SDM/SDA yang tinggi sehingga masih memerlukan bantuan dari pusat / daerah lain. 2. Masih adanya daya tarik menarik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah tentang kewenangan pembagian pendapatan dan pengelolaan SDA. 3. Adanya kebiasaan sentralisasi, sehingga kreatifitas daerah sulit berkembang. 4. Sebagian besar otonomi daerah masih membiasakan ketergantungan pada pemerintah pusat , sehingga sulit mandiri 5. Timbulnya kesulitan mengatur SDA yang dimiliki beberapa daerah yang berbatasan. ( Sumber air minum/ mata air / sungai dll )
  43. LANGKAH – LANGKAH MENGATASI MASALAH OTONOMI DAERAH 1. Meningkatkan sistem pengamanan dengan melibatkan pertisipasi masyarakat. 2. Meningkatkan SDM, pengelolaan SDA. 3. Meningkatkan penggalian dana, sarana prasarana dan managemen 4. Meningkatkan pengawasan agar tidak terjadi korupsi, nepotisme, kolosi 5. Mengembangkan kreatifitas daerah untuk bersaing dengan daerah lain yang lebih maju. 6. Menciptakan peraturan perundang undangan yang lebih jelas. 7. Mengembangkan usaha dan investasi daerah agar pembangunan daerah cepat maju, tidak hanya dipusat saja.
  44. B. PARTISIPASI PELAKSAAN OTONOMI DAERAH 1. Wujud PARTISIPASI dalam pelaksanaan otonomi daerah 1. Partisipasi Tenaga Menyumbangkan tenaganya : Gotong royong 2. Partisipasi buah pikiran Memberikan saran, gagasan, pendapat lisan/tertulis. 3. Partisipasi Harta benda dan uang/modal Memberikan sumbangan harta, uang/modal : Menabung di Bank. 4. Partisipasi Keterampilan Menyumbangkan ketrampilan/keahliannya . .
  45. Pengertian kebijakan publik. Kebijakan yang dinyatakan, dikeluarkan dilakukan, ataupun yang tidak dilakukan oleh pemerintah yang memuat program dan kegiatan atau program pembangunan yang dijalankan. PENGERTIAN YANG LAIN : 1 DYE  Apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak melakukan. 2 EDWAR III  Apa yang pemerintah katakan dan di lakukan atau tidak dilakukan kebijakan Merupakan serangkaian tujuan dan sasaran dari program – progam pemerinth 3 KARTA SASMITA  Kebijakan public merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan: 1 Apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan pemerintah 2 Apa yang menyebabkannya 3 Apa pengaruhnya 4 ANDERSON  Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang di ikuti dan diLaksanakan oleh pelaku atau kelompok guna memecahkan masalah tertentu
  46. Tujuan penerapan Kebijakan Publik. Apa yang telah di gariskan bukan hanya bersifat Apstrak belaka. Harus direalisasikan dalam kehidupan ber Masyarakat berbangsa dan bernegara. A B O O T E Y O O S I N A U I K U
  47. 3.
  48. Kebijakan Publik Dari Pembuatannyan PUSAT Dibuat oleh pemerintah / lembaga negara di pusat yang mengatur seluruh warga negara dan seluruh wilayah Indonesia. DAERAH Dibuat oleh pemerintah/ pejabat atau lembaga di daerah untuk mengatur daerahnya masing-masing.
  49. Kebijakan Publik Menurut Sifat BERSIFAT EKSTRAKTIF Kebijakan publik yang berupa penyerapan sumber-sumber material dari masyarakat luas : Kebijakan Bea Cukai BERSIFAT DISTRIBUTIF Kebijakan publik yang bermaksud dan mengalokasikan sumber-sumber material yang telah didapatkan masyarakat luas : Kebijakan Memberi kartu sehat bagi penduduk miskin . BERSIFAT REGULATIF Kebijakan publik yang isinya sejumlah peraturan dan kewajiban yang harus ditaati warga negara maupun penyelenggara negara . Bertujuan untuk menciptakan ketertiban, kelancaran pembangunan, jaminan Hak asasi warga negara dan untuk mencegah penyalah gunaan kekuasaan . Berguna kebijakan dapat berjalan efektif : Kebijakan UMR.
  50. Kebijakan Publik Dalam Arti Luas Peraturan peraturan yang bersifat tertulis : berbentuk peraturan perundang undangan : UU, Perda, SK Presiden, Gubernur, Bupati Peraturan peraturan yang tidak tertulis namun disepakati dan dipatuhi : KONVENSI
  51. Norma dalam Masyarakat AGAMA Ketentuan yang mengatur cara hidup kita sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa / sebagai Umat Beragama KESUSILAAN Ketentuan dan pedoman hidup yang tumbuh dari hati sanubari manusia dan diakui secara universal : Pelanggarnya : Menyesal, Takut kepada diri sendiri bertentangan dengan hati. . KESOPANAN Ketentuan ketentuan dari sekelompok masyarakat pada daerah tertentu yang dipatuhi oleh warga masyarakat . Pelanggarnya : Dianggap kurang sopan, Tidak tahu tata krama , sehingga menjadi bahan pergunjingan masyarakat HUKUM Ketentuan yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ditetapkan oleh embaga yang berwewenag.
  52. 1. GERAKAN : GNOTA , Gerakan kembali kedesa, Gerakan Penghijauan. 2. PERATURAN PERUNDANGAN : UU Lalu lintas 3. PIDATO / PERNYATAAN PEJABAT : Pidato Presiden tgl. 16 Agustus. 4. PROGRAM : KB, IMUNISASI 5. PROYEK : Padat Karya 6. TINDAKAN PEJABAT / PENYELENGGARA PEMERINTAHAN : Pembukaan Hubungan Diplomatik, Perluasan Eksport Kebijakan Publik Disusun oleh Pemegang Kekuasaan/ Penyelenggara Pemerintahan Kebijakan Publik dari pusat dibuat oleh Pemerintah pusat : Program Transmigrasi, Keluarga Berencana Kebijakan Publik yang bersifat lokal/daerah dibuat oleh Pemerintah Daerah yang berlaku untuk daerah masing-masing.
  53. CARA MASYARAKAT MEMBERIKAN MASUKAN DAN USULAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK a. Membuat usulan kebijakan. b. Mengadakan tatap muka dengan para pejabat yang berwewenang. c. Mengadakan diskusi, dialog dengan para penyelenggara pemerintahan. d. Membuat kebijakan alternatif.
  54. MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN POLITIK a. Dapat membentuk perilaku / budaya demokrasi b. Dapat membentuk masyarakat hukum c. Dapat membentuk masyarakat yang bermoral dan beraklak mulia d. Dapat membentuk masyarakat madani : Masyarakat yang memilki kesukarelaan, tidak menggantungkan orang lain ( Swasembada ),
  55. PENGHAMBAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PUBLIK FAKTOR INTERNAL 1, Masyarakat masih terbiasa pada pola lama : Peraturan 2 tanpa partisipasi warga, warga tinggal menerima dan melaksanakan. 2, Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi. 3. Masyarakat tidak tahu prosedur partisipasi 4. Rendahnya kesadaran hukum di kalanganmasyarakat. 5. Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar kebijakan publik FAKTOR EKSTERNAL 1, Kadang 2 tidak dibuka kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi 2. Masih adanya anggapan sentralistik yang tidak sesuai dengan Otonomi daerah 3. Adanya anggapan partisipasi masyarakat akan memperlambat pembuatan kebijakan publik. 4. Kebijakan publik yang dibuat kadang kadang belum menyentuh kepentingan masyarakat secara langsung. 5. Kebijakan publik tidak memihak kepentingan rakyat.
  56. Konsekuensi Tidak Aktifnya Masyarakat Dalam Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Publik Di Daerah. A, Kebijakan Publik yang dibuat badan yang berwewenang tidak dapat diterapkan dengan baik sebab tanpa ada dukungan dari masyarakat. B. Akan menimbulkan kekerasan, kekecewaan, masyarakat bahkan dapat menimbulkan perselisihan dan kekacauan. C. Akan timbul berbagai penolakan terhadap kebijakan politik ( Demontrasi/Unjuk rasa secara besar-besaran. D. Kebijakan publik yang telah dibuat oleh badan yang berwewenang tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat. E. Kebijakan publik yang telah dibuat oleh badan yang berwewenang tidak menyelesaikan permasalahan yang ada justru menimbulkan permasalahan yang baru.
  57. SOAL ULANGAN
  58. TANGGAL 24 NOP ULANGAN bab 2 TANGGAL 1 DES ULANGAN BAB 1 DAN BAB 2
Anúncio