SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Kelompok 1 1
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang dibawa
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam yang
bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita
dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
mobilitas dan kepadatan penduduk.
Di Indonesia, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) dari 1 Januari
-10 Agustus 2005 di seluruh Indonesia mencapai 38.635 orang, sebanyak 539
penderita diantaranya meninggal dunia. Menurut catatan Dinas Kesehatan Sumsel,
jumlah kasus DBD di Sumsel sebanyak 286 kasus pada Januari, dan 159 kasus pada
awal sampai pertengahan Februari 2005. Jumlah penderita sejak Januari 2005
mencapai 445 kasus. Palembang merupakan kota dengan jumlah penderita DBD
terbanyak, yaitu 192 orang pada Januari, dan 57 orang pada Februari 2005.
Di beberapa puskesmas didapatkan angka kejadian DBD pada tahun 2004
sebanyak 47 kasus, tahun 2005 sebanyak 57 kasus dan tahun 2006 sebanyak 57
kasus. Oleh karena itu, perlu tindak lanjut untuk menangani permasalahan ini
sehingga angka penderita DBD dapat dikurang.
Untuk itu sangat prlu kita sebagai masyarakat harus tanggap terhadapa hal –
hal yang demikian, karena peningkatan jumlah penderita demam berdarah merupakan
salah satu indicator desa atau kota yang sehat, setidaknya ini harus menjadi perhatian
kita bersama. Pelaksaan surveilens pun merupakan salah satu contoh untuk dapat
mewujudkan terkendalinya penderita demam berdarah agar menurun dengan kita
mengetahui langkah yang harus kita tempuh untuk menangani masalah ini. Hal yang
Kelompok 1 2
perlu kita lakukan adalah Perencanaan Surveilens Untuk Penyakit Demam
Berdarah.
I.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahu bagaimana penyebaran secara umum penyakit DBD di
wilyah kerja Puskesmas
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan jenis kelamin di
suatu daerah.
2. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan umur di satu
daerah.
3. Untuk mengetahui distribusi waktu penyebaran DBD di suatu daerah .
4. Untuk mengetahui distribusi wilayah penyebaran penyakit DBD.
1.3 Manfaat
1. Manfaat Untuk Peneliti
Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti serta berguna
dalam menambah wawasan peneliti mngenai masalah DBD. Serta di harapkan
dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Untuk Kesehatan
Merupakan masukan bagi instansi kesehatan yang terkait, terutama
tentang masalah DBD untuk menjadi suatu hal penting yang harus mendapat
perhatian.
3. Manfaat Untuk Masyarakat
Merupakan suatu pengetahuan bagi masyarakat khusnya mengenai
bahaya penyakit DBD. Sehingga mereka dapat melakukan pencegahan dini
mengenai penyakit DBD.
Kelompok 1 3
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KHUSUS TENTANG DBD
2.1 Definisi
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditandai dengan demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan dan kematian.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan
pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara,
India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-
tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan
tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam
penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai
penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
2.2 Klasifikasi
o Berdasarkan kapasitas diagnosis
 Tersangka Demam Berdarah (TDBD)
Panas tinggi akut, perdarahan pada uji torniquet, tidak disertai gejala lain.
 Demam dengue
Panas akut 2-7 hari, dengan manifestasi seperti adanya sakit kepala, sakit
belakang bola mata, mialgia, atralgia, rash, manifestasi perdarahan dan
leukopenia. Tidak terbukti adanya kebocoran plasma dan tidak terbukti
diagnosis klinis yang lain.
Kelompok 1 4
 Demam Berdarah Dengue
Minimal kriteria yang harus dipenuhi:
a. Panas dan riwayat demam akut berlangsung 2-7 hari, kadang bifasik.
b. Tendensi perdarahan dibuktikan dengan paling sedikit satu dari uji
torniquet, adanya ptekie, purpura, perdarahan gastrointestinal,
perdarahan pada tempat injeksi atau tempat lain, hematemesis, dan
atau melena.
c. Trombositopenia (< 100.000/mm3)
d. Adanya bukti kebocoran plasma yang terjadi karena kenaikan
permeabilitas kapiler dengan manifestasi sebagai berikut:
 Peningkatan Ht > 20% di atas rata-rata umur, seks, dan populasi
 Turunnya hematokrit setelah dilakukan volume replacement terapi
> 20% dari data dasar.
 Bukti kebocoran plasma misalnya: efusi pleura, ascites dan
hipoproteinemia.
o Menurut derajat penyakitnya
 Derajat I
Demam, uji torniquet positif dengan gejala yang tidak spesifik.
 Derajat II
Derajat I + perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lainnya.
 Derajat III
Kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi lembut, hipotensi, takikardia, kulit
dingin dan lembab, anak gelisah.
 Derajat IV (Dengue Shock Syndrome)
Renjatan berat, nadi tidak teraba, tensi tidak terukur
Kelompok 1 5
2.3 Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue
Keluhan dan gejala yang sering dialami oleh penderita DBD yaitu:
1. Bintik Merah, Seringkali di awal demam, tidak ada bintik merah. Ada
beberapa kasus juga yang memang tanpa bintik merah.
2. Panas Tinggi, Panas bisa turun naik, bisa juga tidak turun sama sekali
sepanjang hari.
3. Menggigil dan terasa ngilu tulang, Perasaan dingin di sekujur tubuh dan ada
titik tertentu di tubuh terasa ngilu menusuk tulang.
4. Buang Air Besar berwarna hitam dan keras, Gejala ini terlihat jika trombosit
sudah mulai rendah
5. Trombosit mulai turun, Kadar trombosit bisa diketahui dengan tes darah di
laboratorium.
6. Sakit saat mata memandang ke samping, Beberapa teman mengalami ini,
terasa sakit jika melirik ke samping kiri dan kanan.
7. Tengkuk sakit, Terkadang juga, terjadi pembengkakan di tengkuk dan terasa
sakit
8. Rasa sakit kepala yang parah, khususnya dirasakan di daerah belakang mata,
pilek dan flu
9. Radang pada persendian
10. Hilang nafsu makan, mual, muntah, dan diare
11. Letih, lemah, lesu
12. Pada penderita yang sudah parah biasanya menyebabkan pendarahanpada
mulut dan hidung
Kelompok 1 6
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus
dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam
berdarah sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir
bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan
trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai
Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,
penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan
sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada
persendian.
10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
2.4 Etiologi
Virus Dengue Tipe I, II, III, IV
2.5 Patogenesa
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi
yang memberikan gejala demam dengue. Bila mendapat infeksi virus dengue
berulang, maka akan terjadi reaksi yang berbeda, disebut secondary autologous
infection.
Kelompok 1 7
Hal ini menimbulkan komplek Ag-Ab yang mengakibatkan:
 Aktivasi komplemen C3a, C5a sehingga permeabilitas kapiler meningkat.
 Timbulnya agregasi trombosit
 Aktivasi faktor XII sehingga terjadi pembekuan intravaskuler yang meluas
 Kerusakan sel endotel, ekstravasi plasma, hemokonsentrasi, renjatan, efusi
cairan, ensefalopati, hipoksia jaringan.
2.6 Diagnosa
Biasa diagnosa berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien, pemeriksaan uji
bendung positif (uji Rumple Leede +), perdarahan kulit (ptechiae) dan perdarahan
mukosa. Manifestsi klinik yang berat disebut Sindrom Renjatan Dengue. Jumlah
trombosit turun (normalnya < 150 – 450) μL) dan yang penting adalah monitoring
jumlah trombosit dari hari ke hari.
Kini telah beredar di pasaran suatu sarana pemeriksaan yang cukup sensitif
(80-90%) dengan spesifisitas mencapai 100%. Pemeriksaan ini disebut pemeriksaan
NS-1. Prinsip pemeriksaan ini adalah reaksi antigen – antibodi yang hanya
memerlukan waktu < 15 menit. Pemeriksaan NS-1 ini akan memperkuat diagnosa
dini DBD sehingga akan cepat ditangani dan segera diberikan infus.
NS-1 dapat mendeteksi dini DBD, tetapi sebenarnya diagnosa akan lebih akurat bila
disertai dengan pemeriksaan IgM dan IgG antibodi terhadap DBD (lihat gambar 3).
2.7 Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan
penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan
wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.
Kelompok 1 8
2.8 Pengobatan Penyakit Demam Berdarah
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi
perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24
jam (air teh dan gula sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet
dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-
obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
- Paracetamol membantu menurunkan demam
- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.
Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji
bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi
jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai
trombosit darah.
2.9 Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi
sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya
hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah
yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah
penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah.
Kelompok 1 9
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air
kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Kelompok 1 10
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAMALATE
3.1 Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate
A. Geografis
Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur merupakan salah satu dari enam
(6) Puskesmas yang ada di Kota Gorontalo, dimana wilayahnya mencakup 11
Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Kota Timur, Puskesmas Tamalate
terdapat di Kelurahan Tamalate dan berbatasan langsung dengan Kecamatan
Kabila yang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di kabupaten Bone
Bolango.
Adapun batas-batas wilayah Puskesmas tamalate adalah sebagai berikut :
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dembe II Kota Utara.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Biawu Kecamatan Kota
Selatan.
B. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah 15,96
Km2 dengan perincian luas wilayah tiap Kelurahan adalah sebagai berikut :
 Kelurahan Tamalate 0,85 Km2
 Kelurahan Padebuolo 0,62 Km2
 Kelurahan Moodu 1,99 Km2
 Kelurahan Heledulaa Utara 0,91 Km2
 Kelurahan Heledulaa Selatan 1,18 Km2
 Kelurahan Ipilo 0,59 Km2
 Kelurahan Bugis 0,48 Km2
 Kelurahan Botu 1,78 Km2
Kelompok 1 11
 Kelurahan Talumolo 3,79 Km2
 Kelurahan Leato Utara 1,72 Km2
 Kelurahan Leato Selatan 2,08 Km2
Total luas 15,96 Km2
GRAFIK 1
LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE
TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE
TAHUN 2008
WILAYAH
JUMLAH PENDUDUK
TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Leato Sel 1.241 1.271 2.512
Leato Ut 1.162 1.237 2.399
5%
4%
12%
6%
7%
4%
3%
11%
24%
11%
13%
tamalate
padebuolo
moodu
Heledulaa Utara
Heledulaa selatan
ipilo
bugis
botu
talumolo
leato utara
Kelompok 1 12
Talumolo 2.445 2.482 4.927
Bugis 2.272 2.310 4.582
Botu 917 890 1.807
Ipilo 2.921 3.092 6.013
Padebuolo 1.713 1.746 3.459
Tamalate 1.467 1.495 2.962
Moodu 1.820 1.859 3.679
Heledulaa Ut 1.356 1.529 2.885
Heledulaa Sel 2.290 2.324 4.614
Jumlah 19.604 20.235 39.839
GRAFIK 2
JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE
TAHUN 2008
Leato
Sel
Leato
Ut
Talu
molo
Bugis Botu Ipilo
Pade
buol
o
Tama
late
Moo
du
Hele
dulaa
Ut
Hele
dulaa
Sel
Juml
ah
Series1 1,241 1,162 2,445 2,272 917 2,921 1,713 1,467 1,820 1,356 2,290 19,60
Series2 1,271 1,237 2,482 2,310 890 3,092 1,746 1,495 1,859 1,529 2,324 20,23
Series3 2,512 2,399 4,927 4,582 1,807 6,013 3,459 2,962 3,679 2,885 4,614 39,83
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
Grafik Jumlah Pendudukdi Wilayah Kerja Puskesmas
Tamalate Tahun 2008
Kelompok 1 13
TABEL 2
DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008
BULAN UMUM ASKES JPS GRATIS JUMLAH
JANUARI 2.334 613 1.105 4.052
FEBRUARI 2.213 728 1.576 4.517
MARET 2.210 623 1.223 4.056
APRIL 2.319 701 1.600 19 4.639
MEI 2.208 700 1.274 27 4.209
JUNI 2.564 711 1.350 5 4.630
JULI 2.047 574 1.466 104 4.191
AGUSTUS 2.175 751 1.853 15 4.794
SEPTEMBER 2.097 696 1.716 3 4.512
OKTOBER 1.819 664 1.551 4.034
NOVEMBER 1.509 677 1.593 739 4.518
DESEMBER 2.296 223 1.445 3 3.967
JUMLAH 25.791 7.661 17.752 915 52.119
Kelompok 1 14
GRAFIK 3
DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008
C. Transportasi
Jalur perhubungan antar kelurahan yang ada di wilayah kerja puskesmas
Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah bias di lalui oleh berbagai jenis alat
angkutan baik roda empat, roda dua, maupun roda tiga.
D. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas Tamalate berdasarkan
data terbaru saat ini berjumlah 39.839 jiwa dengan perincian laki-laki berjumlah
19.604 jiwa dan perempuan 20.235 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Tamalate adalah 2.296/km2.
3.2 Sarana dan Prasarana
1. Sarana Kesehatan
a. 1 buah Puskesmas induk
b. 1 buah rumah dinas dokter
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
JumlahPengunjung
Bulan
UMUM
ASKES
JPS
GRATIS
JUMLAH
Kelompok 1 15
c. 8 buah rumah dinas tenaga para medis
d. 6 buah puskesmas pembantu
e. 6 buah polindes dan 32 posyandu
2. Kendaraan
a. 1 buah mobil pusling
b. 9 buah sepeda motor
3.3 Tenaga Sumber Lain
1. Tenaga Kerja
a. 3 orang dokter umum
b. 1 orang dokter gigi
c. 7 orang keperawatan
d. 4 orang D3 Nutrisionis
e. 6 orang bidan
f. 5 orang sanitarian
g. 2 orang perawat gigi
h. 3 orang pekarya kesehatan
i. 2 orang administrasi kesehatan
j. 1 orang tenaga laboratorium
k. 1 orang supir
l. 1 orang operator computer
m. 2 orang honorer daerah
n. 7 orang honorer puskesmas
Jumlah tenaga 45 orang
2. Kader Kesehatan
a. 155 orang kader posyandu
b. 35 orang guru UKS
c. 10 orang dukun terlatih
Kelompok 1 16
BAB IV
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan
surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans
dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan
penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi
antar wilayah kabupaten/kota, Propinsi dan Pusat.
4.1 Data Orang, Tempat, Waktu
 Data Orang dan Waktu
TABEL 3
REKAPITULASI PENDERITA DBD
MENURUT BULAN KEJADIAN TAHUN 2008
NO BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Januari 2 3 5
2 Februari 1 0 1
3 Maret 0 0 0
4 April 1 1 2
5 Mei 1 1 2
6 Juni 0 1 1
7 Juli 0 0 0
8 Agustus 0 0 0
9 September 0 0 0
10 Oktober 0 0 0
Kelompok 1 17
11 November 1 0 1
12 Desember 0 0 0
JUMLAH 6 6 12
GRAFIK 4
Janu
ari
Febr
uari
Mar
et
Apri
l
Mei Juni Juli
Agu
stus
Sept
emb
er
Okt
obe
r
Nov
emb
er
Des
emb
er
JUM
LAH
Laki-laki 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 6
Perempuan 3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6
Jumlah 5 1 0 2 2 1 0 0 0 0 1 0 12
0
2
4
6
8
10
12
14
JumlahKunjungan
DATA KUNJUNGAN 2008
Kelompok 1 18
 Data tempat
TABEL 4
REKAPITULASI PENDERITA DBD
MENURUT GOLONGAN UMUR TAHUN 2008
Kelurahan
UMUR Jumlah
Total
< 1
Thn
1-4
thn
5-9
thn
10-14
thn
15-
19
thn
20-
24
thn
45-
54
thn Laki2 Prmp
Tamalate 1 1 1
Padebuolo 1 1 2 2
Moodu 0
Ipilo 2 2 2
Bugis 0
Talumolo 1 1 1
Botu 0
L. Utara 0
L. Selatan 0
Hel-sel 0
Hel-ut 1 1 4 1 5 6
Jumlah 0 2 2 1 1 6 0 6 6 12
Kelompok 1 19
GRAFIK 5
GRAFIK 6
0
2
4
6
8
10
12
0
1
1
2
2
2
1 11 1
1 1
4
6
0
1
2
0
2
0
1
0 0 0 0
6
12
penderita
wilayah
RekapitulasiPenderita
menurut golongan umur
< 1 Thn
1-4 thn
5-9 thn
10-14 thn
15-19 thn
20-24 thn
45-54 thn
Total
0
1
2
3
4
5
6
1
2
0
2
0 0 0 0 0
1
0 0 0 0 0
1
0 0 0
5
1
2
0
2
0
1
0 0 0 0
6
penderita
willayah
Rekapitulasipenderita menurut jenis
kelamin
laki-laki perempuan total
Kelompok 1 20
GRAFIK 7
REKAPITULASI PENDERITA DBD
MENURUT GOLONGAN UMUR DALAM 1 TAHUN (2008)
4.2 Narasi Data Surveilans Epidemiologi
Keadaan wilyah kerja puskemas Tamalate merupakan wilayah yang belum
tergolong endemic untuk kasus demam berdarah dengue. Hal tersebut dibuktikan
dengan jumlah penderita DBD yang masih tergolong rendah yaitu sebanyak 12 orang.
12 orang tersebut terbagi dalam 6 wanita dan 6 laki laki. Menurut bulan kejadian
penyakit Demam berdarah dengue pada tahun 2008 diperoleh bahwa kejadian
terbanyak terjadi pada Bulan Januari yaitu sebanyak 5 penderita dengan 2 laki-laki
dan 3 perempuan.
Menurut golongan umur penderita DBD tahun 2008 diperoleh data pada
kisaran umur 1-4 tahun terdapat 2 penderita, umur 5-9 tahun 2 penderita, 10-14 tahun
1 penderita, umur 15-19 tahun 1 penderita, pada umur 20-44 tahun dengan 4
penderita, dan untuk kisaran umur 45- 54 tahun tidak ada penderita. Dalam hal ini
diketahui bahwa jumlah penderita terbanyak pada kisaran umur 20-44 tahun.
Berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Tamalate, diperoleh data untuk
Kelurahan Tamalate dan Talumolo dengan 1 penderita, Kelurahan Padebuolo dan
0
2
4
6
8
10
12
14
penderita DBD
Kelompok 1 21
Ipilo dengan 2 penderita, untuk Kelurahan Moodu, Bugis, Botu, Leato Utara, Leato
Selatan dan Heledulaa Selatan tidak terdapat penderita. Untuk Kelurahan Heledulaa
Utara diperoleh data dengan jumlah penderita terbanyak sebanyak 6 orang.
4.3 Analisis Data Surveilans Epidemiologi
Dengan merujuk data survei diatas maka dapat dianalisis disribusi DBD di
wilayah kerja Puskesmas maka dapat digolongkan kejadian yang belum luar biasa.
Karena menurut data yang ada belum terjadi kematian dan kasus yang terjadi belum
endemic.
Distribusi terjadi pada 12 orang penduduk di wilayah kerja. Sebanyak 6 orang
wanita dan 6 laki-laki dengan kisaran umur 2 sampai 44 tahun. Gigitan nyamuk pun
tidak memandang bulu bagi mereka yang tidak memiliki sistem pertahanan anti bodi
akan penyakit ini akan dengan gampang mengalami gejala awal DBD sampai pada
puncaknya pada proses pelana kuda jika tidak ditanganinya.
Berdasarkan letak wilayah, daerah yang paling banyak terdapat penderita
DBD yaitu di wilayah Heledulaa Utara dengan jumlah penderita sebanyak 6 orang
dengan penderita laki-laki 1 orang dan penderita perempuan 5 orang. Hal ini
disebabkan karena di daerah heledulaa utara banyak terdapat sawah, ehingga terdapat
banyak genangan air. Sementara pemukiman di daerah tersebut masi merupakan
rumah tradisional, sehingga banyak lingkungan yang menjadi tempat sarang nyamuk.
Berdasarkan umur, jumlah penderita terbanyak pada kisaran umur 20-44
tahun sejumlah 6 orang. Hal ini terjadi karena penderita pada kiasaran umur tersebut
mereka paling banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan aktivitas tersebut paling
banyak dilakukan pada siang hari . Sementara nyamuk aedes aegypti banyak keluar
mencari makan pada siang hari. Akibat dari kesibukan yang mereka jalani sehingga
tidak terkontrol lingkungan dan kesehatan mereka.
Kelompok 1 22
Kejadian tertinggi terjadi pada bulan Januari sebagai bulan yang diindikasikan
bulan pergantian musim, yaitu pergantian musim dari penghujan kemusim panas.
Dimana pada masa ini banyak genangan air yang menjadi habitat untuk
berkembangnya nyamuk pembawa. Sehingga menyebabkan terjadi banyak kasus di
bulan ini. Selain itu nyamuk ini tergolong nyamuk elit dimana hidup di tempat –
tempat yang justru bersih, maka dari itu kemungkinan terjadi kasus pada bulan –
bulan lain pun sangat berpotensi. Maka kita tidak bisa berwaspada pada bulan
pancaroba saja tetapi selalu waspada setiap saat dengan menjalankan PHBS ( Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat).
4.4 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data yang telah diakukan survei dapat disimpulkan bahwa:
 Menurut jenis kelamin, terdapat jumlah yang sama antara perempuan dan laki-
laki yang menderita DBD.
 Menurut waktu kejadian terdapat jumlah terbanyak pada bulan januari yang
menderita DBD, yang dikarenakan pada bulan ini merupakan musim
penghujan.
 Menurut tempatnya terjadinya, terdapat jumlah terbanyak di Kelurahan
Heledulaa Utara yang menderita DBD, dikarenakan wilayah tersebut terdapat
banyak sawah yang merupakan tempat berkembang biaknya nyamuk.
 Menurut Umur, penderita DBD terbanyak berada pada kisaran umur 20-24
tahun.
Kelompok 1 23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
 Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.
 Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi
sampai sore. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit
DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Pemeliharaan ikan pemakan jentik,
Pengasapan/fogging dan Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-
tempat penampungan air.
 Kasus DBD yang ada di wilayah kerja Puskesmas tamalate belum bisa
dikatakan wilayah endimik DBD karena jumlah penderita hanya sebanyak 12
orang dalam 1 tahun
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat di berikan yaitu diharapkan agar masyarakat dapat
lebih memperhatikan pola hidup sehat dan lingkungan di sekitar dalam upaya
pencegahan dini terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue . Diharapkan pula
pihak kesehatan terkait dalam hal ini pihan Puskesmas Tamalate agar lebih intensif
dalam melakukan penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk di wilayah
kerja Pukesmas Tamalate.
Kelompok 1 24
DAFTAR PUSTAKA
Fathil. 2010. Penyakit Demam Berdarah Dengue. Tersedia di
http://www.freeonlineusers.com/. Diakses 15 April 2010
Anonim. 2010. Demam Berdarah. Tersedia di
http://www.indonesiaindonesia.com/#menjadikan-hidup-baik. Diakses 15
April 2010
Anonim. 2008. Demam Berdarah Dengue. Tersedia di
http://en.wordpress.com/tag/keperawatankesehatan-masyarakatkebidanan/.
Diakses 15 April 2010

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (19)

Asuhan keperawatan pada klien dengan dhf
Asuhan keperawatan pada klien dengan dhfAsuhan keperawatan pada klien dengan dhf
Asuhan keperawatan pada klien dengan dhf
 
Askep dhf print
Askep dhf printAskep dhf print
Askep dhf print
 
Askep dhf
Askep dhfAskep dhf
Askep dhf
 
Dengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic feverDengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic fever
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)
 
Askep dhf atau dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dhf atau dbd AKPER PEMDA MUNA Askep dhf atau dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dhf atau dbd AKPER PEMDA MUNA
 
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)
 
Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA
Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA
Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA
 
Preskas dhf
Preskas dhfPreskas dhf
Preskas dhf
 
Artikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahArtikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarah
 
Tata%20 laksana%20dbd
Tata%20 laksana%20dbdTata%20 laksana%20dbd
Tata%20 laksana%20dbd
 
Virus dbd. bag.16
Virus  dbd.  bag.16Virus  dbd.  bag.16
Virus dbd. bag.16
 
Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 
Dengue syok
Dengue syokDengue syok
Dengue syok
 

Semelhante a DBD Penyebaran

Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkinierma permata
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxkurnia537765
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxpromkespkmpangalenga
 
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptxAtika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptxwirdawirahayu3
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxSyauqiFaidhunNiam
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptnurfa30
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2Dodit Mujiono
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Rosyid Ridho
 
Demam Berdarah Dengue presentasi OK.pptx
Demam Berdarah Dengue presentasi OK.pptxDemam Berdarah Dengue presentasi OK.pptx
Demam Berdarah Dengue presentasi OK.pptxmardawira
 
VC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdf
VC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdfVC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdf
VC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdfWisnuDipoyono2
 

Semelhante a DBD Penyebaran (20)

Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptxAtika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
DHF dan Demam Typhoid.ppt
DHF dan Demam Typhoid.pptDHF dan Demam Typhoid.ppt
DHF dan Demam Typhoid.ppt
 
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
 
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
 
SLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptxSLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptx
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Demam Berdarah Dengue presentasi OK.pptx
Demam Berdarah Dengue presentasi OK.pptxDemam Berdarah Dengue presentasi OK.pptx
Demam Berdarah Dengue presentasi OK.pptx
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
VC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdf
VC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdfVC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdf
VC41_Dr Leo_pentingnya elektrolit hadapi DBD.pdf
 
Lp dbd
Lp dbdLp dbd
Lp dbd
 
Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Demam berdarah
 

Mais de Amir Uddin

8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp028 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02Amir Uddin
 
3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatanAmir Uddin
 
Surveilans penyakit demam berdarah dengue
Surveilans penyakit demam berdarah dengueSurveilans penyakit demam berdarah dengue
Surveilans penyakit demam berdarah dengueAmir Uddin
 
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiBab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiAmir Uddin
 
Efektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatum
Efektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatumEfektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatum
Efektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatumAmir Uddin
 
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinMakalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinAmir Uddin
 
Lamp. keppres no.24-2010
Lamp. keppres no.24-2010Lamp. keppres no.24-2010
Lamp. keppres no.24-2010Amir Uddin
 
Lambang, atribut dan mars korpri
Lambang, atribut dan mars korpriLambang, atribut dan mars korpri
Lambang, atribut dan mars korpriAmir Uddin
 
Keppres2000 26 lamp
Keppres2000 26 lampKeppres2000 26 lamp
Keppres2000 26 lampAmir Uddin
 
Kepmenpan2004 120
Kepmenpan2004 120Kepmenpan2004 120
Kepmenpan2004 120Amir Uddin
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAmir Uddin
 
Korps pegawai republik indonesia (korpri)
Korps pegawai republik indonesia (korpri)Korps pegawai republik indonesia (korpri)
Korps pegawai republik indonesia (korpri)Amir Uddin
 
Arti lambang korpri
Arti lambang korpriArti lambang korpri
Arti lambang korpriAmir Uddin
 
5.sistem penggajian pns
5.sistem penggajian pns5.sistem penggajian pns
5.sistem penggajian pnsAmir Uddin
 
Artikel eman p ps prodi pend. biologi
Artikel eman  p ps prodi pend. biologiArtikel eman  p ps prodi pend. biologi
Artikel eman p ps prodi pend. biologiAmir Uddin
 
Buku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktifBuku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktifAmir Uddin
 
Buku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktifBuku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktifAmir Uddin
 

Mais de Amir Uddin (17)

8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp028 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
 
3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan
 
Surveilans penyakit demam berdarah dengue
Surveilans penyakit demam berdarah dengueSurveilans penyakit demam berdarah dengue
Surveilans penyakit demam berdarah dengue
 
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiBab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
 
Efektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatum
Efektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatumEfektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatum
Efektifitas variasi jenis puring oskar (codiaeum variegatum
 
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinMakalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
 
Lamp. keppres no.24-2010
Lamp. keppres no.24-2010Lamp. keppres no.24-2010
Lamp. keppres no.24-2010
 
Lambang, atribut dan mars korpri
Lambang, atribut dan mars korpriLambang, atribut dan mars korpri
Lambang, atribut dan mars korpri
 
Keppres2000 26 lamp
Keppres2000 26 lampKeppres2000 26 lamp
Keppres2000 26 lamp
 
Kepmenpan2004 120
Kepmenpan2004 120Kepmenpan2004 120
Kepmenpan2004 120
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
 
Korps pegawai republik indonesia (korpri)
Korps pegawai republik indonesia (korpri)Korps pegawai republik indonesia (korpri)
Korps pegawai republik indonesia (korpri)
 
Arti lambang korpri
Arti lambang korpriArti lambang korpri
Arti lambang korpri
 
5.sistem penggajian pns
5.sistem penggajian pns5.sistem penggajian pns
5.sistem penggajian pns
 
Artikel eman p ps prodi pend. biologi
Artikel eman  p ps prodi pend. biologiArtikel eman  p ps prodi pend. biologi
Artikel eman p ps prodi pend. biologi
 
Buku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktifBuku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktif
 
Buku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktifBuku pedoman desa_siaga_aktif
Buku pedoman desa_siaga_aktif
 

DBD Penyebaran

  • 1. Kelompok 1 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam yang bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) dari 1 Januari -10 Agustus 2005 di seluruh Indonesia mencapai 38.635 orang, sebanyak 539 penderita diantaranya meninggal dunia. Menurut catatan Dinas Kesehatan Sumsel, jumlah kasus DBD di Sumsel sebanyak 286 kasus pada Januari, dan 159 kasus pada awal sampai pertengahan Februari 2005. Jumlah penderita sejak Januari 2005 mencapai 445 kasus. Palembang merupakan kota dengan jumlah penderita DBD terbanyak, yaitu 192 orang pada Januari, dan 57 orang pada Februari 2005. Di beberapa puskesmas didapatkan angka kejadian DBD pada tahun 2004 sebanyak 47 kasus, tahun 2005 sebanyak 57 kasus dan tahun 2006 sebanyak 57 kasus. Oleh karena itu, perlu tindak lanjut untuk menangani permasalahan ini sehingga angka penderita DBD dapat dikurang. Untuk itu sangat prlu kita sebagai masyarakat harus tanggap terhadapa hal – hal yang demikian, karena peningkatan jumlah penderita demam berdarah merupakan salah satu indicator desa atau kota yang sehat, setidaknya ini harus menjadi perhatian kita bersama. Pelaksaan surveilens pun merupakan salah satu contoh untuk dapat mewujudkan terkendalinya penderita demam berdarah agar menurun dengan kita mengetahui langkah yang harus kita tempuh untuk menangani masalah ini. Hal yang
  • 2. Kelompok 1 2 perlu kita lakukan adalah Perencanaan Surveilens Untuk Penyakit Demam Berdarah. I.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahu bagaimana penyebaran secara umum penyakit DBD di wilyah kerja Puskesmas 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan jenis kelamin di suatu daerah. 2. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan umur di satu daerah. 3. Untuk mengetahui distribusi waktu penyebaran DBD di suatu daerah . 4. Untuk mengetahui distribusi wilayah penyebaran penyakit DBD. 1.3 Manfaat 1. Manfaat Untuk Peneliti Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti serta berguna dalam menambah wawasan peneliti mngenai masalah DBD. Serta di harapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Untuk Kesehatan Merupakan masukan bagi instansi kesehatan yang terkait, terutama tentang masalah DBD untuk menjadi suatu hal penting yang harus mendapat perhatian. 3. Manfaat Untuk Masyarakat Merupakan suatu pengetahuan bagi masyarakat khusnya mengenai bahaya penyakit DBD. Sehingga mereka dapat melakukan pencegahan dini mengenai penyakit DBD.
  • 3. Kelompok 1 3 BAB II GAMBARAN UMUM DAN KHUSUS TENTANG DBD 2.1 Definisi Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai dengan demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan dan kematian. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat- tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid). 2.2 Klasifikasi o Berdasarkan kapasitas diagnosis  Tersangka Demam Berdarah (TDBD) Panas tinggi akut, perdarahan pada uji torniquet, tidak disertai gejala lain.  Demam dengue Panas akut 2-7 hari, dengan manifestasi seperti adanya sakit kepala, sakit belakang bola mata, mialgia, atralgia, rash, manifestasi perdarahan dan leukopenia. Tidak terbukti adanya kebocoran plasma dan tidak terbukti diagnosis klinis yang lain.
  • 4. Kelompok 1 4  Demam Berdarah Dengue Minimal kriteria yang harus dipenuhi: a. Panas dan riwayat demam akut berlangsung 2-7 hari, kadang bifasik. b. Tendensi perdarahan dibuktikan dengan paling sedikit satu dari uji torniquet, adanya ptekie, purpura, perdarahan gastrointestinal, perdarahan pada tempat injeksi atau tempat lain, hematemesis, dan atau melena. c. Trombositopenia (< 100.000/mm3) d. Adanya bukti kebocoran plasma yang terjadi karena kenaikan permeabilitas kapiler dengan manifestasi sebagai berikut:  Peningkatan Ht > 20% di atas rata-rata umur, seks, dan populasi  Turunnya hematokrit setelah dilakukan volume replacement terapi > 20% dari data dasar.  Bukti kebocoran plasma misalnya: efusi pleura, ascites dan hipoproteinemia. o Menurut derajat penyakitnya  Derajat I Demam, uji torniquet positif dengan gejala yang tidak spesifik.  Derajat II Derajat I + perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lainnya.  Derajat III Kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi lembut, hipotensi, takikardia, kulit dingin dan lembab, anak gelisah.  Derajat IV (Dengue Shock Syndrome) Renjatan berat, nadi tidak teraba, tensi tidak terukur
  • 5. Kelompok 1 5 2.3 Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue Keluhan dan gejala yang sering dialami oleh penderita DBD yaitu: 1. Bintik Merah, Seringkali di awal demam, tidak ada bintik merah. Ada beberapa kasus juga yang memang tanpa bintik merah. 2. Panas Tinggi, Panas bisa turun naik, bisa juga tidak turun sama sekali sepanjang hari. 3. Menggigil dan terasa ngilu tulang, Perasaan dingin di sekujur tubuh dan ada titik tertentu di tubuh terasa ngilu menusuk tulang. 4. Buang Air Besar berwarna hitam dan keras, Gejala ini terlihat jika trombosit sudah mulai rendah 5. Trombosit mulai turun, Kadar trombosit bisa diketahui dengan tes darah di laboratorium. 6. Sakit saat mata memandang ke samping, Beberapa teman mengalami ini, terasa sakit jika melirik ke samping kiri dan kanan. 7. Tengkuk sakit, Terkadang juga, terjadi pembengkakan di tengkuk dan terasa sakit 8. Rasa sakit kepala yang parah, khususnya dirasakan di daerah belakang mata, pilek dan flu 9. Radang pada persendian 10. Hilang nafsu makan, mual, muntah, dan diare 11. Letih, lemah, lesu 12. Pada penderita yang sudah parah biasanya menyebabkan pendarahanpada mulut dan hidung
  • 6. Kelompok 1 6 Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut : 1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius). 2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan. 3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya. 4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali). 5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok. 6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi). 7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala. 8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi. 9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian. 10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah. 2.4 Etiologi Virus Dengue Tipe I, II, III, IV 2.5 Patogenesa Virus Dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi yang memberikan gejala demam dengue. Bila mendapat infeksi virus dengue berulang, maka akan terjadi reaksi yang berbeda, disebut secondary autologous infection.
  • 7. Kelompok 1 7 Hal ini menimbulkan komplek Ag-Ab yang mengakibatkan:  Aktivasi komplemen C3a, C5a sehingga permeabilitas kapiler meningkat.  Timbulnya agregasi trombosit  Aktivasi faktor XII sehingga terjadi pembekuan intravaskuler yang meluas  Kerusakan sel endotel, ekstravasi plasma, hemokonsentrasi, renjatan, efusi cairan, ensefalopati, hipoksia jaringan. 2.6 Diagnosa Biasa diagnosa berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien, pemeriksaan uji bendung positif (uji Rumple Leede +), perdarahan kulit (ptechiae) dan perdarahan mukosa. Manifestsi klinik yang berat disebut Sindrom Renjatan Dengue. Jumlah trombosit turun (normalnya < 150 – 450) μL) dan yang penting adalah monitoring jumlah trombosit dari hari ke hari. Kini telah beredar di pasaran suatu sarana pemeriksaan yang cukup sensitif (80-90%) dengan spesifisitas mencapai 100%. Pemeriksaan ini disebut pemeriksaan NS-1. Prinsip pemeriksaan ini adalah reaksi antigen – antibodi yang hanya memerlukan waktu < 15 menit. Pemeriksaan NS-1 ini akan memperkuat diagnosa dini DBD sehingga akan cepat ditangani dan segera diberikan infus. NS-1 dapat mendeteksi dini DBD, tetapi sebenarnya diagnosa akan lebih akurat bila disertai dengan pemeriksaan IgM dan IgG antibodi terhadap DBD (lihat gambar 3). 2.7 Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.
  • 8. Kelompok 1 8 2.8 Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat- obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya : - Paracetamol membantu menurunkan demam - Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare - Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah. 2.9 Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah : 1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
  • 9. Kelompok 1 9 2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14). 3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion). 4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
  • 10. Kelompok 1 10 BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAMALATE 3.1 Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate A. Geografis Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur merupakan salah satu dari enam (6) Puskesmas yang ada di Kota Gorontalo, dimana wilayahnya mencakup 11 Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Kota Timur, Puskesmas Tamalate terdapat di Kelurahan Tamalate dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Kabila yang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di kabupaten Bone Bolango. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas tamalate adalah sebagai berikut :  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila.  Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dembe II Kota Utara.  Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.  Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Biawu Kecamatan Kota Selatan. B. Luas Wilayah Luas wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah 15,96 Km2 dengan perincian luas wilayah tiap Kelurahan adalah sebagai berikut :  Kelurahan Tamalate 0,85 Km2  Kelurahan Padebuolo 0,62 Km2  Kelurahan Moodu 1,99 Km2  Kelurahan Heledulaa Utara 0,91 Km2  Kelurahan Heledulaa Selatan 1,18 Km2  Kelurahan Ipilo 0,59 Km2  Kelurahan Bugis 0,48 Km2  Kelurahan Botu 1,78 Km2
  • 11. Kelompok 1 11  Kelurahan Talumolo 3,79 Km2  Kelurahan Leato Utara 1,72 Km2  Kelurahan Leato Selatan 2,08 Km2 Total luas 15,96 Km2 GRAFIK 1 LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE TABEL 1 JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008 WILAYAH JUMLAH PENDUDUK TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN Leato Sel 1.241 1.271 2.512 Leato Ut 1.162 1.237 2.399 5% 4% 12% 6% 7% 4% 3% 11% 24% 11% 13% tamalate padebuolo moodu Heledulaa Utara Heledulaa selatan ipilo bugis botu talumolo leato utara
  • 12. Kelompok 1 12 Talumolo 2.445 2.482 4.927 Bugis 2.272 2.310 4.582 Botu 917 890 1.807 Ipilo 2.921 3.092 6.013 Padebuolo 1.713 1.746 3.459 Tamalate 1.467 1.495 2.962 Moodu 1.820 1.859 3.679 Heledulaa Ut 1.356 1.529 2.885 Heledulaa Sel 2.290 2.324 4.614 Jumlah 19.604 20.235 39.839 GRAFIK 2 JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008 Leato Sel Leato Ut Talu molo Bugis Botu Ipilo Pade buol o Tama late Moo du Hele dulaa Ut Hele dulaa Sel Juml ah Series1 1,241 1,162 2,445 2,272 917 2,921 1,713 1,467 1,820 1,356 2,290 19,60 Series2 1,271 1,237 2,482 2,310 890 3,092 1,746 1,495 1,859 1,529 2,324 20,23 Series3 2,512 2,399 4,927 4,582 1,807 6,013 3,459 2,962 3,679 2,885 4,614 39,83 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 Grafik Jumlah Pendudukdi Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2008
  • 13. Kelompok 1 13 TABEL 2 DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008 BULAN UMUM ASKES JPS GRATIS JUMLAH JANUARI 2.334 613 1.105 4.052 FEBRUARI 2.213 728 1.576 4.517 MARET 2.210 623 1.223 4.056 APRIL 2.319 701 1.600 19 4.639 MEI 2.208 700 1.274 27 4.209 JUNI 2.564 711 1.350 5 4.630 JULI 2.047 574 1.466 104 4.191 AGUSTUS 2.175 751 1.853 15 4.794 SEPTEMBER 2.097 696 1.716 3 4.512 OKTOBER 1.819 664 1.551 4.034 NOVEMBER 1.509 677 1.593 739 4.518 DESEMBER 2.296 223 1.445 3 3.967 JUMLAH 25.791 7.661 17.752 915 52.119
  • 14. Kelompok 1 14 GRAFIK 3 DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008 C. Transportasi Jalur perhubungan antar kelurahan yang ada di wilayah kerja puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah bias di lalui oleh berbagai jenis alat angkutan baik roda empat, roda dua, maupun roda tiga. D. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas Tamalate berdasarkan data terbaru saat ini berjumlah 39.839 jiwa dengan perincian laki-laki berjumlah 19.604 jiwa dan perempuan 20.235 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tamalate adalah 2.296/km2. 3.2 Sarana dan Prasarana 1. Sarana Kesehatan a. 1 buah Puskesmas induk b. 1 buah rumah dinas dokter 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JumlahPengunjung Bulan UMUM ASKES JPS GRATIS JUMLAH
  • 15. Kelompok 1 15 c. 8 buah rumah dinas tenaga para medis d. 6 buah puskesmas pembantu e. 6 buah polindes dan 32 posyandu 2. Kendaraan a. 1 buah mobil pusling b. 9 buah sepeda motor 3.3 Tenaga Sumber Lain 1. Tenaga Kerja a. 3 orang dokter umum b. 1 orang dokter gigi c. 7 orang keperawatan d. 4 orang D3 Nutrisionis e. 6 orang bidan f. 5 orang sanitarian g. 2 orang perawat gigi h. 3 orang pekarya kesehatan i. 2 orang administrasi kesehatan j. 1 orang tenaga laboratorium k. 1 orang supir l. 1 orang operator computer m. 2 orang honorer daerah n. 7 orang honorer puskesmas Jumlah tenaga 45 orang 2. Kader Kesehatan a. 155 orang kader posyandu b. 35 orang guru UKS c. 10 orang dukun terlatih
  • 16. Kelompok 1 16 BAB IV SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah kabupaten/kota, Propinsi dan Pusat. 4.1 Data Orang, Tempat, Waktu  Data Orang dan Waktu TABEL 3 REKAPITULASI PENDERITA DBD MENURUT BULAN KEJADIAN TAHUN 2008 NO BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 Januari 2 3 5 2 Februari 1 0 1 3 Maret 0 0 0 4 April 1 1 2 5 Mei 1 1 2 6 Juni 0 1 1 7 Juli 0 0 0 8 Agustus 0 0 0 9 September 0 0 0 10 Oktober 0 0 0
  • 17. Kelompok 1 17 11 November 1 0 1 12 Desember 0 0 0 JUMLAH 6 6 12 GRAFIK 4 Janu ari Febr uari Mar et Apri l Mei Juni Juli Agu stus Sept emb er Okt obe r Nov emb er Des emb er JUM LAH Laki-laki 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 6 Perempuan 3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6 Jumlah 5 1 0 2 2 1 0 0 0 0 1 0 12 0 2 4 6 8 10 12 14 JumlahKunjungan DATA KUNJUNGAN 2008
  • 18. Kelompok 1 18  Data tempat TABEL 4 REKAPITULASI PENDERITA DBD MENURUT GOLONGAN UMUR TAHUN 2008 Kelurahan UMUR Jumlah Total < 1 Thn 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn 15- 19 thn 20- 24 thn 45- 54 thn Laki2 Prmp Tamalate 1 1 1 Padebuolo 1 1 2 2 Moodu 0 Ipilo 2 2 2 Bugis 0 Talumolo 1 1 1 Botu 0 L. Utara 0 L. Selatan 0 Hel-sel 0 Hel-ut 1 1 4 1 5 6 Jumlah 0 2 2 1 1 6 0 6 6 12
  • 19. Kelompok 1 19 GRAFIK 5 GRAFIK 6 0 2 4 6 8 10 12 0 1 1 2 2 2 1 11 1 1 1 4 6 0 1 2 0 2 0 1 0 0 0 0 6 12 penderita wilayah RekapitulasiPenderita menurut golongan umur < 1 Thn 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn 15-19 thn 20-24 thn 45-54 thn Total 0 1 2 3 4 5 6 1 2 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5 1 2 0 2 0 1 0 0 0 0 6 penderita willayah Rekapitulasipenderita menurut jenis kelamin laki-laki perempuan total
  • 20. Kelompok 1 20 GRAFIK 7 REKAPITULASI PENDERITA DBD MENURUT GOLONGAN UMUR DALAM 1 TAHUN (2008) 4.2 Narasi Data Surveilans Epidemiologi Keadaan wilyah kerja puskemas Tamalate merupakan wilayah yang belum tergolong endemic untuk kasus demam berdarah dengue. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah penderita DBD yang masih tergolong rendah yaitu sebanyak 12 orang. 12 orang tersebut terbagi dalam 6 wanita dan 6 laki laki. Menurut bulan kejadian penyakit Demam berdarah dengue pada tahun 2008 diperoleh bahwa kejadian terbanyak terjadi pada Bulan Januari yaitu sebanyak 5 penderita dengan 2 laki-laki dan 3 perempuan. Menurut golongan umur penderita DBD tahun 2008 diperoleh data pada kisaran umur 1-4 tahun terdapat 2 penderita, umur 5-9 tahun 2 penderita, 10-14 tahun 1 penderita, umur 15-19 tahun 1 penderita, pada umur 20-44 tahun dengan 4 penderita, dan untuk kisaran umur 45- 54 tahun tidak ada penderita. Dalam hal ini diketahui bahwa jumlah penderita terbanyak pada kisaran umur 20-44 tahun. Berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Tamalate, diperoleh data untuk Kelurahan Tamalate dan Talumolo dengan 1 penderita, Kelurahan Padebuolo dan 0 2 4 6 8 10 12 14 penderita DBD
  • 21. Kelompok 1 21 Ipilo dengan 2 penderita, untuk Kelurahan Moodu, Bugis, Botu, Leato Utara, Leato Selatan dan Heledulaa Selatan tidak terdapat penderita. Untuk Kelurahan Heledulaa Utara diperoleh data dengan jumlah penderita terbanyak sebanyak 6 orang. 4.3 Analisis Data Surveilans Epidemiologi Dengan merujuk data survei diatas maka dapat dianalisis disribusi DBD di wilayah kerja Puskesmas maka dapat digolongkan kejadian yang belum luar biasa. Karena menurut data yang ada belum terjadi kematian dan kasus yang terjadi belum endemic. Distribusi terjadi pada 12 orang penduduk di wilayah kerja. Sebanyak 6 orang wanita dan 6 laki-laki dengan kisaran umur 2 sampai 44 tahun. Gigitan nyamuk pun tidak memandang bulu bagi mereka yang tidak memiliki sistem pertahanan anti bodi akan penyakit ini akan dengan gampang mengalami gejala awal DBD sampai pada puncaknya pada proses pelana kuda jika tidak ditanganinya. Berdasarkan letak wilayah, daerah yang paling banyak terdapat penderita DBD yaitu di wilayah Heledulaa Utara dengan jumlah penderita sebanyak 6 orang dengan penderita laki-laki 1 orang dan penderita perempuan 5 orang. Hal ini disebabkan karena di daerah heledulaa utara banyak terdapat sawah, ehingga terdapat banyak genangan air. Sementara pemukiman di daerah tersebut masi merupakan rumah tradisional, sehingga banyak lingkungan yang menjadi tempat sarang nyamuk. Berdasarkan umur, jumlah penderita terbanyak pada kisaran umur 20-44 tahun sejumlah 6 orang. Hal ini terjadi karena penderita pada kiasaran umur tersebut mereka paling banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan aktivitas tersebut paling banyak dilakukan pada siang hari . Sementara nyamuk aedes aegypti banyak keluar mencari makan pada siang hari. Akibat dari kesibukan yang mereka jalani sehingga tidak terkontrol lingkungan dan kesehatan mereka.
  • 22. Kelompok 1 22 Kejadian tertinggi terjadi pada bulan Januari sebagai bulan yang diindikasikan bulan pergantian musim, yaitu pergantian musim dari penghujan kemusim panas. Dimana pada masa ini banyak genangan air yang menjadi habitat untuk berkembangnya nyamuk pembawa. Sehingga menyebabkan terjadi banyak kasus di bulan ini. Selain itu nyamuk ini tergolong nyamuk elit dimana hidup di tempat – tempat yang justru bersih, maka dari itu kemungkinan terjadi kasus pada bulan – bulan lain pun sangat berpotensi. Maka kita tidak bisa berwaspada pada bulan pancaroba saja tetapi selalu waspada setiap saat dengan menjalankan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). 4.4 Kesimpulan Berdasarkan analisa data yang telah diakukan survei dapat disimpulkan bahwa:  Menurut jenis kelamin, terdapat jumlah yang sama antara perempuan dan laki- laki yang menderita DBD.  Menurut waktu kejadian terdapat jumlah terbanyak pada bulan januari yang menderita DBD, yang dikarenakan pada bulan ini merupakan musim penghujan.  Menurut tempatnya terjadinya, terdapat jumlah terbanyak di Kelurahan Heledulaa Utara yang menderita DBD, dikarenakan wilayah tersebut terdapat banyak sawah yang merupakan tempat berkembang biaknya nyamuk.  Menurut Umur, penderita DBD terbanyak berada pada kisaran umur 20-24 tahun.
  • 23. Kelompok 1 23 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :  Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.  Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah : Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Pemeliharaan ikan pemakan jentik, Pengasapan/fogging dan Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat- tempat penampungan air.  Kasus DBD yang ada di wilayah kerja Puskesmas tamalate belum bisa dikatakan wilayah endimik DBD karena jumlah penderita hanya sebanyak 12 orang dalam 1 tahun 5.2 Saran Adapun saran yang dapat di berikan yaitu diharapkan agar masyarakat dapat lebih memperhatikan pola hidup sehat dan lingkungan di sekitar dalam upaya pencegahan dini terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue . Diharapkan pula pihak kesehatan terkait dalam hal ini pihan Puskesmas Tamalate agar lebih intensif dalam melakukan penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk di wilayah kerja Pukesmas Tamalate.
  • 24. Kelompok 1 24 DAFTAR PUSTAKA Fathil. 2010. Penyakit Demam Berdarah Dengue. Tersedia di http://www.freeonlineusers.com/. Diakses 15 April 2010 Anonim. 2010. Demam Berdarah. Tersedia di http://www.indonesiaindonesia.com/#menjadikan-hidup-baik. Diakses 15 April 2010 Anonim. 2008. Demam Berdarah Dengue. Tersedia di http://en.wordpress.com/tag/keperawatankesehatan-masyarakatkebidanan/. Diakses 15 April 2010