7. Informasi pendukung
• Materi tiap pertemuan, download dari: slideshare
• Reference, download melalui : gen.lib.rus.ec
• Jounral atau hasil penelitian, download dari: Google scholar.com
8.
9. Bahan Kajian
1. Microeconomic Foundations
2. Demand, Supply and Equilibrium
3. The Price Elasticities of Demand and Supply
4. Consumer Choice: Maximizing Utility and Behavioral Economics
5. The Firm and Production
6. Costs and Profit-Maximizing Output
7. Output market: Pure Competition
8. Output market: Monopoly and Antitrust
9. Output market: Oligopoly and Monopolistic Competition
10. Input Market: Markets for Labor and Other Inputs and Earnings and Income
Distribution
11. Market failure and Government Action
12. Externalities and Common Property Resources and Public Choice
13. Policy toward Trade
14.General Equilibrium and Walfare
10. Market Structure
Costs and Profit-Maximizing Output
Output market: Pure Competition
Output market: Monopoly and Antitrust
Output market: Oligopoly and Monopolistic Competition
11.
12. TOTAL COST (TC)
• TC = FC + VCQ
• FC ; biaya terkait dengan waktu atau tidak terkait dengan volume
produksi atau penjualan
• VC ; biaya yang terkait dengan volume produksi atau penjualan
26. HUBUNGAN BIAYA, VOLUME & PENDAPATAN
(a) BEP
TC = FC + VCQ
TR = PQ
TR = TC BEP
PQ = FC + VCQ
(PQ – VCQ) = FC
Q (P-VC) = FC
Q = FC / (P-VC) BEP
Atau :
TR = TC
PQ = FC + VCQ
P = (FC + VCQ) / Q BEP
(b) Marjin Kontribusi (MK)
MK = P - VC
>0 : tiap pertambahan Q akan menambah keuntungan atau mengurangi kerugian
27. Break Even Point (BEP)
Contoh :
FC =Rp 50.000 perthun
VC = Rp 100 perunit
P = Rp 200 perunit
Q =......? BEP
BEP = FC / (P-VC)
BEP = 50.000 / (200 – 100)
BEP = 50.000 / 100 = 500 unit
28. BEP
Q = 500
Laba(Rugi)
TR = 500 x 200 = 100.000
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 500 x 100 : 50.000
- Total cost = 100.000
- Laba (Rugi)................. = 0
29. Q < BEP
Q = 499
Laba(Rugi)
TR = 499 x 200 = 99.800
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 499 x 100 : 49.900
- Total cost = 99.900
- Rugi .......................... = (100)
30. Q > BEP
Q = 501
Laba(Rugi)
TR = 500 x 200 = 100.200
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 501 x 100 : 50.100
- Total cost = 100.100
- Laba .......................... = 100
31. Break Even Point (BEP) - 1
FC
TC
Q
Rp
0
400 600
50.000
100.000
500
TR
BEP
90.000
120.000
80.000
110.000
Laba
Rugi
32. Break Even Point (BEP) - 2
FC
TC1
Q
Rp
0
400
50.000
100.000
500
TR
BEP1
Catatan :
BEP = FC / (P – VC)
BEP = 50.000/ (200-75) =400 unit
TR = 400 x Rp 200 = Rp 80.000
TC = 50.000 + (400 x Rp 100) = Rp 80.000
TC2
BEP2
80.000
Catatan :
- Pangsa Pasar < 500 unit
- Solusinya , VC ditekan
dari Rp Rp 100 perunit
menjadi Rp Rp 75 per unit
33. Break Even Point (BEP) - 3
FC1
TC1
Q
Rp
0
400
50.000
100.000
500
TR
BEP1
Catatan :
BEP = FC / (P – VC)
BEP = 40.000/ (200-100) =400 unit
TR = 400 x Rp 200 = Rp 80.000
TC = 40.000 + (400 x Rp 100) = Rp 80.000
TC2
BEP2
80.000
Catatan :
- Pangsa Pasar < 500 unit
- Solusinya , FC ditekan
dari Rp Rp 50.000 pertahun
menjadi Rp Rp 40.000 pertahun
FC2
40.000
34. Break Even Point (BEP) - 4
TC
Q
Rp
0
400
50.000
100.000
500
TR1
BEP1
Catatan :
BEP = FC / (P – VC)
BEP = 50.000/ (225-100) =400 unit
TR = 400 x Rp 225= Rp 90.000
TC = 50.000 + (400 x Rp 100) = Rp 90.000
TR2
BEP2
90.000
Catatan :
- Pangsa Pasar < 500 unit
- Solusinya , P dinaikkan
dari Rp Rp 200 perunit
menjadi Rp 225 perunit
FC
35. BEP (Q dan Rp)
BEP Q =
F
P−VC
=
50.000
200−100
= 500 unit
BEP Rp =
F
P − VC
x P =
50.000
200 − 100
x 200 = 500 x 200 = Rp 100.000
BEP Rp =
F x P
P−VC
=
50.000 x 200
200−100
= 10.000.000 / 100 = Rp 100.000
BEP Rp =
P
P−VC
x F =
200
200−100
x 50.000 = 2 x 50.000 = Rp 100.000
BEP Rp =
F
P−VC
P
=
50.000
200 −100
200
=
50.000
0,5
= 𝑅𝑝 100.000
BEP Rp =
F
P/P − VC/P
=
50.000
200/200 − 100/200
=
50.000
1 − 0,5
=
50.000
0,5
= 𝑅𝑝 100.000
BEP Rp =
F
1−VC/P
=
50.000
1−100/200
= 50.000/ 1 − 0,5 = 50.000/0,5 = 𝑅𝑝 100.000
36. Q pada Target Laba (Dgn Pajak)
Q =
F+ π / (1−t)
P−VC
Q =
50.000 + 10.000 / (1 − 0,20)
200 − 100
Q =
50.000 + 12.500
100
Q =
62.500
100
= 625 unit
Atau
Q =
F
P−VC
+
π / (1−t)
P−VC
Q = BEP +
π / (1 − t)
P − VC
Q = BEP +
π
1 − t (P − VC)
Q = 500 +
10.000
1 − 0,20 (200 − 100)
Q = 500 +
10.000
80
= 500 + 125 = 625 unit
37. Q pada Target Laba (Dgn Pajak)
Q =
F+ π / (1−t)
P−VC
Q =
50.000 + 10.000 / (1 − 0,20)
200 − 100
Q =
50.000 + 12.500
100
Q =
62.500
100
= 625
L/R (Q = 625)
TR = 625 x 200 = Rp 125.000
Cost :
- FC = 50.000
- VC = 62.500
TC = Rp 112.500
Laba = Rp 12.500
Tax 20% = Rp 2.500
Laba = Rp 10.000 (Sesuai Target)
38. Margin Kontribusi (MK)
MARGIN KONTRIBUSI (MK)
MK = P – VC
MK > 0 atau posisitif, tiap pertambahan volume penjualan akan
menambah laba atau mengurangi kerugian
Mis :
Q1 = 1.000, VC = 100, FC = 50.000, P = 200
Tambahan Q2 = 1.000 dengan P = 110
39. Margin Kontribusi
Laba (Rugi)
Q1 = 1.000 unit
TR = 1.000 x 200 .................. = 200.000
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 1.000 x 100 : 100.000
- Total cost ........................ = 150.000
- Laba .................................. = 50.000
Averga Cost (HPP) = 150.000 / 1000 = Rp 150 perunit
40. Margin Kontribusi
Laba (Rugi)
Q1 = 1.000 unit (P=Rp 200)
Q2 = 1.000 unit (P=Rp 110)
TR = (1000 x 200) + (1000 x 110) = 310.000
Cost :
- FC : 50.000
- VC ( 2.000 x 100) : 200.000
- Total cost ............................. = 250.000
- Laba ....................................... = 60.000
Averga Cost (HPP) = 250.000 / 2000 = Rp 120 perunit
57. STRUKTUR PASAR
• Pasar persaingan sempurna
• Monopoli
• Monopolistik
• Oligopoli
• Duopoli
• Monopsoni (pasar input)
58.
59. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang terdapat mobilitas sempurna dari sumber
daya serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual, sehingga
kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak bebas. Contoh pasar persaingan
sempurna antara lain bursa efek atau pasar modal atau pasar uang.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
1.Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
2.Barang yang diperdagangkan bersifat homogen.
3.Terdapat kebebasan keluar masuk pasar (free entry dan free exit), baik bagi pembeli
maupun penjual.
4.Tidak ada hambatan dalam mobilitas sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha lain.
5.Kurva permintaan yang dihadapi seorang produsen adalah garis lurus horizontal, artinya
harga cenderung stabil walaupun jumlah barang yang terjual mengalami perubahan.
6.Penjual dan pembeli memahami keadaan pasar secara sempurna.
7.Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur tangan
pemerintah.
8.Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak
langsung.
60. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Sebagai implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak dapat mengubah harga
pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai pengambil harga (price taker). Dan dalam
jangka pendek hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen yang berada pada pasar
persaingan sempurna adalah menentukan jumlah produksi yang dapat mendatangkan
keuntungan maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika pendapatan marjinal (MR) sama
dengan biaya marjinal (MC) dan juga sama dengan harga outputnya.
Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala produksinya dan tidak
menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk dalam industri jika
ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya ratarata atau AC). Akibatnya penawaran
output di pasar akan bertambah dan mendorong harga turun sampai pada posisi di mana harga
jual sama dengan biaya produksi. Akhirnya keuntungan menjadi normal, dan hal ini akan
merangsang adanya perluasan kapasitas produksi maupun pendirian pabrik baru. Keadaan
tersebut dinamakan ekuilibrium jangka panjang (harga jual atau P sama dengan biaya rata-rata
atau AC minimum).
61. Pembentukan Harga
Pada pasar persaingan sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga bentuk kurva permintaan
dan penawaran pada pasar sempurna berupa garis lurus mendatar sejajar dengan sumbu jumlah
barang (OQ). Berapa pun jumlah barang yang dibeli atau yang ditawarkan tidak akan menaikkan atau
menurunkan harga barang. Dan kurva tersebut juga merupakan kurva pendapatan rata-rata atau AR
(Average Revenue) dan pendapatan marginal atau MR (Marginal Revenue).
Kurva permintaan dan penawaran pada pasar persaingan sempurna
62. Grafik Keseimbangan Perusahaan
Pada pasar persaingan sempurna, grafik keseimbangan dapat digambarkan dalam dua macam.
Pertama, grafik keseimbangan pada perusahaan yang menghasilkan keuntungan maksimum
dan grafik yang menggambarkan adanya kerugian minimum.
Untuk menggambarkan grafik keseimbangan perusahaan yang menghasilkan laba
maksimum/keuntungan maksimum harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini.
1) Kurva AR = MR dan sejajar dengan sumbu OQ
2) Kurva AC (Average Cost) selalu berada di bawah kurva AR dan MR
3) Kurva MC (Marginal Cost) selalu memotong kurva AC minimum yang menunjukkan bahwa
produksi pada saat itu terjadi efisiensi produksi.
63. Keterangan gambar
Dari grafik pada Gambar diatas dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut.
- Harga terbentuk pada saat kurva MC memotong kurva MR, yaitu setinggi OP1
- Besarnya penerimaan total (TR) = O P1 AQ1
- Besarnya biaya total (TC) = P2 BQ1
- Keuntungan maksimum sebesar = P1P2AB
- Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum (pada titik yang terendah).
Adapun grafik keseimbangan perusahaan pada pasar persaingan sempurna yang
menggambarkan kerugian minimum harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1) Kurva AR = MR sejajar dengan sumbu OQ.
2) Kurva AC berada di atas kurva AR dan MR, atau kurva AR dan MR berada di bawah
titik terendah kurva AC.
3) Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum. Sebelum memotong AC, kurva AC
memotong kurva MR dan saat itulah menunjukkan produksi menderita kerugian
minimum.
64. Pasar Persaingan Sempurna
Dari grafik pada Gambar dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut.
- Harga terbentuk saat kurva MC memotong kurva MR, yaitu setinggi OP1
- Besarnya penerimaan total (TR) = OP1AB
- Besarnya biaya total = OP2CB
- Kerugian minimum sebesar = P1P2CA
Grafik keseimbangan dengan kerugian minimum.
65. Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
1. Kebaikannya antara lain :
1) Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau
kekecewaan.
2) Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar.
3) Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen.
4) Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya.
5) Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan.
6) Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendah-rendahnya.
2. Kelemahannya antara lain:
1) Hanya terdapat satu atau dua industri/pasar yang mendekati persaingan sempurna,
sedang sektor yang lain banyak ketidaksempurnaan.
2) Terdapat faktor eksternal yang tidak diperhitungkan dalam posisi kesejahteraan
optimum konsumen.
3) Tidak ada barang subtitusi karena bersifat homogen.
67. 0
F
G
Rp
Q
AC
AVC
MC
MR3 = D3=P3
MR4 = D4=P4
MR2 = D2 = P2
MR1 = D1 = P1
C
B
A
E
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
A : laba max MR : maginal revenue
B : BEP D : demand
C : rugi min MC : marginal cost
G : tutup perusahaan AC : average cost
AVC : average variable cost
H AVC
68.
69.
70.
71. Pasar Persaingan Tidak Sempurna (Imperfect Competition Market)
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak terorganisasi
secara sempurna, atau bentuk-bentuk dari pasar di mana salah satu ciri
dari pasar persaingan sempurna tidak terpenuhi.
Pasar persaingan tidak sempurna terdiri atas
1. Pasar monopoli,
2. Pasar oligopoli, duopoly, dan
3. Pasar persaingan monopolistik.
72. Perfect competition
1. Characteristics
2. The equilibirium price
3. Profit-maximizing output in the shot-run
4. Profit-maximizing output in the long-run
5. Evaluation of perpect competition
73. Perfect competition
1. Characteristics
1) Banyak penjual dan pembeli
2) Tidak ada penjual dan pembeli yang mampu mempengaruhi pasar
3) Informasi pasar sempurna
4) Pembeli dan penjual bebas masuk dan keluar pasar
5) Tidak ada campur tangan pemerintah
74. Perfect competition
2. The equilibirium price
Q Q
D
Rp
Q
Pe
MC
S
Rp
Q1
AC
D=MR
Pe
Qe
Keseimbangan Pasar
Qe
Keseimbangan Perusahaan
77. Minimum Cost (AC min) :
Perfect competition
Pe = 48
S
MC
MR=D
D
Rp
Rp
Q
Q
170.000.000 2400
Pe = 48
AC
TC = 100 + 2Q + 0.01Q2
AC = TC/Q = 100/Q +2 +0.01Q
MC = 2 + 0.02Q
MC = AC
2+0.02Q = 100/Q +2+0.01Q
0.01 Q = 100/Q
0.01Q^2 = 100
0.01 Q = (100)1/2
0.01Q = (100)1/2
0.01Q = 10
Q = 1000
1000
78. Perfect competition
4. Profit-maximizing output in the long-run
Q Q
D
Rp
P1
MC
S1
Rp
Q3
AC
D1=MR1
P1
Q1
Keseimbangan Pasar
Q1
Keseimbangan Perusahaan
S3
S2
P3
P2
P3
P2 D2=MR2
D3=MR3
Q2
Q2 Q3
80. 0
F
G
Rp
Q
AC
AVC
MC
MR3 = D3
MR4 = D4
MR2 = D2
MR1 = D1
C
B
A
E
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
A : laba max MR : maginal revenue
B : BEP D : demand
C : rugi min MC : marginal cost
G : tutup perusahaan AC : average cost
AVC : average variable cost
81.
82. Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu keadaan pasar di mana hanya ada satu kekuatan atau
satu penjual yang dapat menguasai seluruh penawaran, sehingga tidak ada pihak
lain yang menyainginya atau terdapat pure monopoly (monopoli murni). Contoh
pasar monopoli antara lain perusahaan negara, dan perusahaan minyak bumi serta
gas alam.
Sebab-sebab terjadinya pasar monopoli antara lain:
1) penguasaan bahan mentah,
2) penguasaan teknik produksi tertentu,
3) pemberian hak istimewa dari pemerintah (misalnya hak paten),
4) adanya lisensi (pemberian izin kepada perusahaan tertentu yang ditunjuk),
5) adanya monopoli yang diperoleh secara alamiah,
6) memiliki modal yang besar (karena penggabungan perusahaan),
7) memiliki prestasi dan keahlian yang tidak dimiliki orang lain,
8) adanya keterbatasan pasar.
83. Ciri-ciri pasar monopoli
1) Di dalam pasar hanya terdapat satu penjual.
2) Jenis barang yang diproduksi tidak ada barang penggantinya
(nosubstituties) yang mirip.
3) Adanya hambatan atau rintangan (barriers) bagi perusahaan
baru yang akan masuk ke dalam pasar monopoli.
4) Penjual ini tidak memengaruhi harga serta output dari produk
lain yang dijual dalam perekonomian.
84. Pasar Monopoli
Pada pasar monopoli keuntungan maksimum dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari grafik keuntungan maksimum dapat dijabarkan sebagai berikut.
- Harga pembentuk saat kurva MC memotong kurva MR.
- Harga pasar setinggi OPl
- Kurva MC selalu memotong kurva AC pada titik yang terendah.
- Besarnya penerimaan total (TR) = OP1C Q1
- Besarnya biaya total (TC) = OP2BQ1
- Keuntungan maksimum sebesar = P1P2BC.
Grafik keuntungan maksimum.
85. Kebaikan & Kelemahan Pasar Monopoli
Kebaikan pasar monopoli antara lain :
1) Industri-industri yang berkembang banyak yang bersifat monopoli.
2) Mendorong untuk adanya inovasi baru agar tetap terjaga monopolinya.
3) Tidak akan mungkin timbul perusahaan-perusahaan yang kecil sehingga perusahaan
monopoli akan semakin besar.
Kelemahan pasar monopoli sebagai berikut.
1) Timbul ketidakadilan karena keuntungan banyak dinikmati oleh produsen.
2) Tidak efisiensinya biaya produksi, karena perusahaan monopoli tidak memanfaatkan
secara penuh penghematan ongkos produksi atau sering disebut timbulnya pemborosan.
3) Konsumen merasa berat karena harus membeli barang dengan harga sangat tinggi oleh
perusahaan monopoli.
4) Adanya unsur eksploitasi terhadap konsumen dan pemilik faktor-faktor produksi.
Untuk mencegah timbulnya dampak negatif adanya monopoli, maka pemerintah harus ikut
campur tangan, misalnya dalam hal penetapan harga maksimum dan penetapan Undang-
Undang Antimonopoli atau UU yang mengatur ekspor impo
86. Monopoly
1. Caracteristic
2. Profit-maximizing price and output in the shot-run
3. Profit-maximizing price and output in the long-run
4. Allocative inefficiency and income redistibution
5. Technical inefficiency and rent seekin
6. Relevance of perfect copetition and monopoly
87. Monopoly
1. Caracteristic
• Satu penjual dan banyak pembeli dalam pasar (industri)
• Perusahaan mampu memproteksi masuknya perusahaan baru
• Produk atau jasa yang dipasarkan berbedah jauh dengan
produk atau jasa lainnya
100. Monopoly
4. Allocative inefficiency and income redistibution
B
MC=AC
P
Pc
Q
Qc
Q
Qm
A
D
C
Consumter surplus
Monopoly (ABPm)
Q
Pm
Deadweight
Loss (BCD)
Income
Transfer
(PmBCPe)
Asumsi : MC dan AC constant pd berbagai Q
Allocative inefficiency
101. 4. Allocative inefficiency and income redistibution
• Berdasarkan gambar diatas, diasumsikan MC dan AC konstan pd berbagai tingkat
output (Q)
• Maksimium profit dicapai pd Qm dan Pm yaitu pd posisi MR=MC
• Dengan mengikuti harga pasar persaingan yaitu sebesar Pc, maka penjualan meningkat
menjadi Qc (lebih besar dr Qm).
• Surplus konsumen meningkat menjadi ADPc (lebih besar dari ABPm)
• Jadi dgn monomopoly, terjadi redistribusi income dr konsumen ke produsen,
sedangkan BDC sebagai daerah inefisiensi atau hilangnya suplus konsumen dari dari
monopoli.
Monopoly
103. 5. Technical inefficiency and rent seekin
• Technical efficiency dan rent seeking merupakan bagian dari surplus konsumen yang
hilang bila harga ditentukan pada Pc
• Economic profit sebagai redistribution income dari konsumen ke pemilik perusahaan
• BDC sebagai bagian yg menciptakan alokasi inefisiensi bagi monopoli, karena tdk ada
tambahan produktivitas dari produk baru
Monopoly
104. Monopoly
6. Relevance of perfect copetition and monopoly
• Perfect competition dan monopoly keduanya masih relevan digunakan sebagai model
ekonomi yang banyak dunakan dalam menilai kinerja industri, maupun dalam
penentuan kebijakan pemerintah.
105. Price Discrimination
1. Tingkat pertama (first-degree price discrimination), membedakan harga pada
tiap titik kelas konsumen, sehingga surplus konsumen terserap sepenuhnya
2. Tingkat dua (second-degree price discrimination), membedakan harga pada
kelompok konsumen tertentu, sehingga surplus konsumen sebagian dapat
diserap. Perbedaan harga pada kurva demand yang sama
3. Tingkat tiga, membedakan harga pada kelompok konsumen dimana
perusahaan memperoleh keuntungan maksimum (harga pada kondisi MR=MC).
Perbedaan harga pada kurva deman yang berbeda
106. • Diskriminasi harga tingkat satu dan dua :
Q
30
20
10
D
P
15
10
5
• Diskriminasi harga tingkat satu, perbedaan harga sepanjang kurva deman,
sehingga tidak ada lagi surplus konsumen
• Diskriminasi harga tingkat dua, membedakan harga pada konsumen tertentu
misalnya P=15 dengan Q=10, dan P=10 dengan Q=20
Price Discrimination
107. Surplus Konsumen vs Surplus Produser
Surplus produsen dan surplus konsumen adalah istilah yang terkait erat satu sama lain karena
keduanya menunjukkan nilai ekonomi bagi produsen dalam menjual barang dan jasa, dan kepada
konsumen dalam pembelian barang dan jasa.
Terlepas dari kenyataan bahwa kedua konsep berjalan beriringan, mereka sangat berbeda satu sama
lain karena surplus produsen melihat keuntungan yang diperoleh produsen dan surplus konsumen
melihat keuntungan yang diperoleh konsumen.
Surplus produsen menunjukkan perbedaan antara jumlah minimum yang diinginkan produsen untuk
menjual produknya dan harga di mana produk itu sebenarnya dijual. Harga untuk produk yang
sebenarnya dijual adalah harga pasar dan harga minimum untuk produsen yang dapat menjual
produk berada pada kurva penawaran. Surplus produsen dapat ditunjukkan secara grafis dan akan
menjadi area di bawah titik harga pasar dan di atas kurva penawaran.
Surplus konsumen, ini menunjukkan barang dijual dengan harga lebih rendah dari maksimum yang
bersedia dibayar oleh konsumen (menghasilkan kepuasan pelanggan)
Surplus produsen menunjukkan bahwa barang dijual dengan harga lebih tinggi dari harga minimum
produsen. bersedia menerima produknya (penjualan yang lebih tinggi untuk produsen).
109. • Diskriminasi harga tingkat tiga, membedakan harga pada pasar yang yang berbeda
(kurva demand berbeda), sehingga penjualan disetiap pasar akan diperoleh MR=MC
(keuntungan maksimum)
• Contoh :
Q1 = 120 – 10P1 atau P1 = 12 – 0.1 Q1, MR1 = 12 – 0.2 Q1
Q2 = 120 – 20P2 atau P2 = 6 – 0.05 Q2, MR2 = 6 – 0.1 Q2
TC = 90 + 2Q, MC = 2
• Dengan menentukan MR1=MC dan MR2=MC, maka diperoleh :
MR1 = MC 12-0.2Q1 = 2 Q1 = 10/0.0.2 = 50
MR2 = MC 6-0.1Q2 = 2 Q2 = 4/0.1 = 40
• Maka :
P1 = 12-0.1(50) = 7
P2 = 6- 0.05(40) = 4
• Sehingga TR = P1Q1 + P2Q2 = 7(50) + 4(40) = 350 + 160 = 510
• TC = 90 + 2 (50+40) = 270
• Π = TC – TR = 510 – 270 = 240 (Laba dengan diskriminasi harga)
Price Discrimination
110. • Jika tidak terdapat diskriminasi harga maka perusahaan menjual produk tersebut
dengan harga yang sama antara kedua pasar (P1 = P2= P)
Q = Q1 + Q2
Q = (120 – 10P1) +( 120- 20P2 )
Q = 240 – 30 P P = 240/30 – Q/30 P = 8 – 0.033Q
P = 8 – 0.033 Q
• Sehingga : TR = 8Q – 0.033^2 Q MR = 8 - 0.067Q
TC = 90 +2Q MC = 2
• Max profit : MR = MC
8 – 0.067Q =2
6 = 0.067Q
Q = 89.96 = 90
• P = 8 – 0.033 (90)
P = 8 – 2.997
P = 8 – 3 = 5
• TR = 5 (90) = 450 , dan TC = 90 + 2(90) = 270,
• Sehingga π = 450 – 270 = 180 (Laba tanpa diskriminasi harga)
• Jika tidak ada diskriminasi harga maka keuntungan lebih kecil 180
(sebelum diskriminasi harga) dibanding 240 (setelahdiskriminasi harga ).
Price Discrimination
111.
112. Monopolistic competition
• Cracteristic
• Profit-maximizing price and output in the short run
• Profit-maximizing price and output in the long run
• Evaluation of monopolistic competition
113. Cracteristic
• Banyak pembeli dan penjual
• Kegiatan penjual secara individual tidal berpengaruh secara siginifikan
terhadap penjual lainnya
• Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar
114. Pasar Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terjadi bila dalam suatu pasar
terdapat banyak produsen, tetapi ada diferensiasi produk (perbedaan merk,
bungkus, dan sebagainya) di antara produk-produk yang dihasilkan oleh masing-
masing produsen.
Model pasar persaingan monopolistik pada dasarnya sama dengan model pasar
persaingan sempurna, hanya saja dalam pasar monopolistik diperkenalkan adanya
diferensiasi produk, sehingga produk yang dijual bersifat heterogen (beragam).
Istilah diferensiasi produk di sini ditentukan secara riil dua barang yang tidak
berbeda, namun dapat dianggap berbeda oleh konsumen. Pasar ini juga mengakui
adanya kekuasaan monopoli tertentu yang timbul dari penggunaan merk dan tanda
dagang yang berbeda.
Kurva permintaannya mempunyai kemiringan negatif. Contoh pasar persaingan
monopolistik adalah rumah makan, tukang cukur, dan perusahaan angkutan.
115. Kebaikan & Kelemahan Pasar Monopolistik
Kebaikan pasar monopolistik antara lain sebagai berikut.
1) Konsumen memiliki banyak pilihan barang.
2) Produsen dapat menentukan harga sendiri-sendiri dalam satu pasar karena tidak
ada persaingan.
3) Masing-masing monopolistik mempunyai keuntungan sendiri-sendiri karena
memiliki pasar (konsumen) sendirisendiri.
Kelemahannya antara lain:
1) Tidak efisiennya produksi karena produsen tidak berproduksi dengan biaya rata-
rata (AC) yang minimum.
2) Terlalu banyak perusahaan kecil.
3) Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari biaya
produksi untuk menghasilkan produk tersebut, atau P lebih besar dari MC.
116.
117.
118.
119.
120. Profit-maximizing price and output in the short run
MC
AC
D
MR
Q
P
Pc
Qc
Catatan : Keseluruhan perusahaan memiliki kurva permintaan dan kurva biaya
yang hampir sama
121. Profit-maximizing price and output in the long run
MC
AC
D
MR
Q
P
Pc
Qc
Catatan : Dalam jangka panjang P sama dengan AC dan tidak ada keuntungan
ekonomi. Tidak incentive bagi perusahaan baru. Perusahaan yang ada
hanya memperoleh return yang normal dan perusahaan yang ada tidak
bersedia keluar pasar.
122. Evaluation of monopolistic competition
• Monopolistic competition sering mengalami inefiensi operasi seperti
digambarkan pada gambar diatas (kondisi keseimbangan jangka panjang)
• Demand yang dihadapi perusahaan tidak horizontal seperti pada perfect
competition tetapi kurva demand yang menurun, sehingga tidak dapat mencapai
AC yang minimum.
• Disinilah pentingnya monopolistic melakukan generic brands karena banyak
pembeli bersedia membayar harga extra untuk itu.
• Efisiensi operasi monopolistic tergantung pada bagaimana mendapatkan benefit
dari product differentiation dan tambahan biaya atas produk tsb
123.
124. • Sama dengan oligopoli, tetapi lebih spesifik hanya dua penjual dan
banyak pembeli
125.
126. Oligopoly
• Characteristics
• Price regidity : the kinked demand model
• Interdependence : the cournot model (Duopoly dan oligopoly)
• Cartels and collution (collution and cheaters)
• Price leadership (dominant firm price leadership and barometric price
leadership)
127. Characteristics
• Beberapa penjual dan banyak pembeli
• Produk bisa homogen atau juga berbeda dengan lainnya
• Masuk dan keluar pasar sulit
128. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu keadaan pasar di mana terdapat beberapa produsen atau
penjual menguasai penawaran, baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara
diam-diam bekerja sama.
Contoh pasar oligopoli antara lain pasar bagi perusahaan industri motor, industri baja,
industri rokok, dan industri sabun mandi.
Ciri-ciri pasar oligopoli di antaranya sebagai berikut.
1.Terdapat sedikit penjual (3 sampai dengan 10) yang menjual produk substitusi, artinya
yang mempunyai kurva permintaan dengan elastisitas silang (cross elasticity of demand)
yang tinggi.
2.Terdapat rintangan untuk memasuki industri oligopoli. Hal ini karena perusahaan yang
ada dalam pasar hanya sedikit.
3.Keputusan harga yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh
perusahaan yang lain dalam industri.
Berdasarkan ciri tersebut, maka seorang ahli ekonomi P. Sweezy memperkenalkan kurva
permintaan patah (Kinked Demand).
Menurutnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli patah pada satu titik
harga tertentu untuk mencerminkan perilaku produsen oligopoli.
129. Keseimbangan Pasar Oligopoli
Kurva permintaan patah (kinked demand).
Asumsi tentang teori kurva permintaan patah di antaranya:
1) industri telah dewasa, baik dengan diferensiasi produk maupun tanpa diferensiasi produk,
2) jika suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan lainnya akan mengikuti dan
menandingi penurunan harga tersebut,
3) jika perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan lainnya dalam industri tidak akan
mengikutinya.
130. Kebaikan & Kelemahan Pasar Oligopoli
Kebaikan pasar oligopoli antara lain:
1) Industri-industri oligopoly bisa mengadakan inovasi dan penerapan teknologi baru
yang paling pesat,
2) Terdorong untuk berlomba penemuan proses produksi baru dan penurunan ongkos
produksi,
3) Lebih mampu menyediakan dana untuk pengembangan dan penelitian.
Kelemahannya antara lain:
1) Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati
produsen.
2) Tidak efisiensi produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada biaya rata-rata
yang minimum.
3) Kemungkinan adanya eksploitasi konsumen maupun buruh.
4) Terdapat kenaikan harga (inflasi) yang merugikan masyarakat secara makro.
131.
132. SKENARIO PERMINTAAN ELASTIS
D
Q
P
Q2 Q1
P1
P2
Jika perusahaan menaikkan harga, seolah-olah berhadapan
dengan kurva permintaan yang elastis.
Kenaikan harga sebesar 1% akan menurunkan jumlah yang
diminta lebih besar dari 10%, sehingga nilai penjualan (total
revenue) akan turun
Karena itu, jika perusahaan menaikkan harga perusahaan lain
tidak mengikutinya
133. SKENARIO PERMINTAAN INELASTIS
D1
Q
P
Q1 Q2
P2
P1
Jika perusahaan menurunkan harga, seolah-olah berhadapan dengan
kurva permintaan yang inelastis.
Pada kurva D1 penurunan dari P2 ke P1 akan menaikan jumlah yang
diminta dari Q1 ke Q2 sehingga nilai penjualan (total revenue) akan
naik. Hal ini akan menimbulkan reaksi pesaing, sehingga ikut
menurunkan harga
Penurunan harga oleh para pesaing menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta
menjadi lebih kecil dari Q2, yaitu Q3. Perusahaan seolah-olah berhadapan dengan
kurva permintaan yang inelastis (D2)
Q3
D2
134. KINKED DEMAND CURVE
D1
Q
P
Q1 Q2
P2
P1
Q3
D2
A
B
Pengambilan keputusan yang interdependen
menyebabkan perusahaan seolah-olah
berhadapan dengan kurva permintaan yang
patah (kinked demand curve)
Jika harga lebih tinggi dari P1 kurva
permintaan yang berlaku adalah D1 namun
jika harga lebih rendah dari P2 kurva
permintaan yang berlaku adalah D2
Seolah-olah kurva permintaan yang dihadapi
perusahaan adalah kurva ABD2
135. KURVA PENDAPATAN MARJINAL
B
Q
P
Q1 Q2
Jika kurva permintaan yang berlaku adalah D1 maka kurva
MR adalah MR1
Jika kurva permintaan yang berlaku adalah D2 maka kurva
MR adalah MR2
Sehingga kurva MR oligopolis adalah ACDE
D2
MR1
MR2
A
C
D
E
136. Price regidity : the kinked demand model
Q1=Lebih Elastis(-2P) Q2= Kurang Elastis (0.5P)
Q1=100-2P MR1=100-4P Q2=30-0.5P MR2=30-P
Q P=50-0.5Q MR1=50-P P=60-2Q MR2=60-4P
50 50 60 60
-0.5 -1 -2 -4
D1 MR1 D2 MR2
1 49.5 49 58 56
2 49 48 56 52
3 48.5 47 54 48
4 48 46 52 44
5 47.5 45 50 40
6 47 44 48 36
7 46.5 43 46 32
8 46 42 44 28
9 45.5 41 42 24
10 45 40 40 20
11 44.5 39 38 16
12 44 38 36 12
13 43.5 37 34 8
14 43 36 32 4
Catatan :
- Terdapat 2 kurva demand dan 2 kurva MR (lebih elastis dan kurang elastis)
- Pada kurva D lebih elastis, bila ada penjual menaikkan P maka penjual lainnya
tidak mengikuti, sehingga Q menurun tajam
- Sebaliknya pada kurva D kurang elastis, bila penjual menurunkan P maka penjual
lainnya ikut turun sehingga Q hanya sedikit bertambah
137. Oligopoli - Kinked Demand curva
0
1
0
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 1
1 1
2 1
3 1
4
Quantity
D1
M R1
D2
M R2
Price regidity : the kinked demand model
Catatan :
- Terdapat 2 kurva demand dan 2 kurva MR (lebih elastis dan kurang elastis)
- Pada kurva D lebih elastis, bila ada penjual menaikkan P maka penjual lainnya
tidak mengikuti, sehingga Q menurun tajam (harga regidity atau kaku pd titik keseimbangan
- Sebaliknya pada kurva D kurang elastis, bila penjual menurunkan P maka penjual
lainnya ikut turun sehingga Q hanya sedikit bertambah
D2
MR1
MR2
D1
138. Price regidity : the kinked demand model
P1
Q2’
P2
Q2
Q1
Q
P
d
D
139. Price regidity : the kinked demand model
Q
D2
MR2
MR1
D1
Qk
a
MC’
Pk
b
P
b
a
MC
MC”
Catatan :
-Perubahan MC ke MC’ dan ke MC” akan tetap
memberikan keuntungan maksimum karena
MR = MC, kecuali bila pergeseran MCdiluar
batas titik a dan b
140.
141. Interdependence : the cournot model (Duopoly)
• Antara penjual saling tergantung, dan masing-masing
perusahaan memilih memproduksi pada profit
maximum (MR=MC)
• Asumsi duopoli memiliki output yg sama, tidak
melakukan perubahan output dan masing-masing
constan outputnya.
• Contoh :
P=950-Q, TR=950Q-Q^2, MR=950-2Q
AC konstan $50, sehingga MC=50
MR=MC
950-2Q =50
900 = 2Q
Q=450
142. Interdependence : the cournot model (Duopoly)
• Dalam hal duopoli maka 2 perusahaan akan memproduksi :
• Untuk Q1 :
P1=950-Q1-Q2, TR1= 950Q1 – Q1^2 – Q2Q1, MR1=950-2Q1-Q2
MC =50
MR1=MC
950-2Q1-Q2 =50
900 – 2Q1 – Q2 = 0
900 – Q2 = 2Q1
Q1 = 450 – 0.5Q2
• Untuk Q2
P2=950-Q1-Q2, TR2= 950Q2 – Q^2 – Q1Q2, MR2=950-2Q2-Q1
MC =50
MR2=MC
950-2Q2-Q1 =50
900 – 2Q2 – Q1 = 0
900 – Q1 = 2Q2
Q2 = 450 – 0.5Q1
144. Interdependence : the cournot model (Duopoly)
• The cournot model with n firms :
• Cournot oligopoli, diformulasikan :
Qn = Qc(n/(n+1), n = jumlah perusahaan
Q2 = 900 (2/(2+1) = 900(2/3) = 600
• Sehingga Q, P, dan π ountuk oligopoli model Cournot dapat sajikan dalam tabel
berikut ini :
Jumlah Output (Q) Price (P) Profit (TR-TC)
Firm (n) 900 P=950-Q AC=50
1 450 500 202,500
2 600 350 180,000
4 720 230 129,600
8 800 150 80,000
16 847 103 44,844
32 873 77 23,802
64 886 64 12,270
128 893 57 6,230
1000 899 51 808
Qn=Qc(n/(n+1)
Qc=900
n = Jumlah firm
145. Cartels and collution(collution and cheaters)
• Benefit dari cheating dari kesepakatan dalam kolusi :
d
D
Q
$
P1
P2
Q1
MC=AC
Q2
e
c
b g
f
a
Catatan :
- Secara individu perusahaan menetapkan harga P1 dan Q1, tetapi dengan
kolusi menetapkan harga lebih rendah pada P2 dan demand Q2, sehingga
terdapat benefit
- Benefit yg diperoleh adalah selisih antara tambahan keuntungan (befg) lebih
besar dari hilangnya keuntungan (aeP1P2)
Demand individu
(kurang elastis)
Demand asosiasi kolusi
(lebih elastis)
Harga yg disepakti oleh secara kolusi
146. Price leadership (dominant firm price leadership and barometric
price leadership)
• Dominant firm price leadershi
Q
MR-L
0
PL
Po
QL
P
QT
D - Leader
∑MC - Follower
D - Total
MC-Leader
Catatan :
- Jika harga Po maka perusahaan kecil (follower) akan memperoleh total demand
sementara perusahaan besar (leader) tidak dapat menjual karena tidak ada
kelebihan demand lagi (diserap oleh perusahaan kecil seluruhnya)
- Dengan harga PL, maka perusahaan leader akan memperoleh profit maximum
dengan QL
- Dengan harga PL maka perusahaan kecil akan menjual dengan jumlah QT – QL
dan perusahaan follower tidak memperoleh laba maximum
147. • Barometric price leadership
Penentuan harga mengarah pada bukan perusahaan dalam oligopoli
tetapi karena faktor lain diluar perusahaan
misalnya ;
• Meningkatnya upah buruh karena tuntutan SP
• Meningkatnya harga BBM, dll
• Perubahan kondisi pasar menentukan perubahan harga, dan
perubahan harga ini tidak sama antara perusahaan, tergantung
pada fungsi perusahaan dalam price leader
Price leadership (dominant firm price leadership and barometric
price leadership)
171. 5 JENIS RESEARCH GAP
(Research question)
Sumber: Hazierah dan Jahja (2017)
172. 1. Theoritical gap, berkaitan dengan teori-teori dan framework, dimana terdapat kelemahan, limitasi atau sesuatu
yang tidak perna. Merancang untuk menambahkan sesuatu yang baru dan menambahkan teori atau framework
kajian.
Strategi memenuhi gap theoretical, yaitu: (a) menambahkan variabel dalam framework dari suatu hasil kajian, (b)
menggunakan suatu teori yang cenderung digunakan dalam bidang lain, dan kemudian diuji dan digunakan
pada kajian tertentu, (c) menggunakan framework yang sama dengan menggunakan teori lain, (d) ambil suatu
framework untuk diuji pada kajian tertentu, (e) bangun suatu framework yang baru.
2. Conceptual gap, berkaitan dengan konsep yang digunakan dalam suatu kajian tertentu, terdapat banyak konsep
yang sama tetapi didefinisikan secara berbeda, terdapat pembangunan konsep yang tidak dibangun secara jelas
atau tidak dikaitkan dengan teori. Strategi memenuhi gap conceptual, yaitu: (a) meneliti maksud suatu konsep
dibangun, ada keraguan dan tidak jelas, (b) gunakan konsep bidang lain yang terdekat atau relevan, berikan
justifikasi, (c) berikan definisi yang lebih jelas jika terdapat keraguan, (d) bangun konsep baru jika belum
tersedia.
3. Empirical gap, terdapat bias, kelemahan atau limitasi dalam aspek metodologi yang mempengaruhi suatu kajian,
sampel dari sector yang berbeda sumbernya tidak dapat digunakan untuk generalisasi. Strategi memenuhi
empirical gap, yaitu: (a) test sekali lagi dengan menggunakan sampel yang sama dan lihat konsistensinya, (b)
perhatikan kelemahan dan limitasi kajian sebelumnya dalam aspek metode yang digunakan, dan atasi
kelemahan tersebut dengan metode yang lebih baik.
RESEARCH GAP
173. 4. Methodological gap, terkait dengan limitasi suatu metode, kelemahan justifikasi terhadap kajian
tertentu, memungkinkan dikembangkan suatu metode dengan menggunakan mix method, instrument
yang berbeda teapi menggunakan konsep yang sama memberikan hasil yang bereda. Staretgi
mengisi methodological gap, yaitu: (a) gunakan metode yang terbaik untuk menjawab permaslahan,
(b) tambahkan metode jika perlu, (c) gunakan instrument yang berbeda dengan menggunakan
konsep yang sama, (d) gunakan sampel yang berbeda dan bangun instrument baru.
5. Practical gap, terkait dengan intervensi atau pengaruh lingkungan yang menyebabkan sulit untuk
diaplikasikan, seperti pengaruh faktro budaya, agama, budaya organisasi, kepemimpinan dan
personality. Startegi mengisi practical gap, yaitu: siapkan suatu intervensi baru yang lebih bagus.
RESEARCH GAP
175. Istilah Yang Berkaitan
• Theory construction
• Theory development
• Theory building
• Theory generation
176. Perkembangan Teori
• Menggambarkan langkah akhir perkembangan teori dimana
komponen teori tergabung dan berkaitan
• Hal yang komplek, proses melibatkan waktu yang melingkupi
beberapa tahap atau fase lahirnya konsep yang diuji melalui
penelitian
177. Kategori Teori Berdasarkan Abstraksi
• Falsafah, pandangan, metateori
• Grand theories
• Middle range theories
• Practice theories atau Applied Theory
Teori Umum (General Theory), Middle Range Theory, dan Applied Theory.
178. Falsafah, pandangan, metateori
• Ditujukan pada filosofi dan pertanyaan metodologi yang
berhubungan dengan perkembangan teori yang mendasari
keperawatan
• Walker & Avant proses membentuk pengetahuan dan
mengungkapkan permasalahan yang berhubungan dengan sifat
teori, jenis teori, dan kriteria yang tepat dalam mengevaluasi
teori
179. Grand Theories
• Terdiri dari hubungan konsep-konsep abstrak yang tidak didefinisikan secara
operasional dan mencoba menjelaskan aspek pengalaman dan respon manusia
secara komprehensif
• Level abstrak sulit diuji
• Fokus awal hubungan perawat pasien dan peran perawat
• Perkembangan seluruh konsep (pandangan menyeluruh, hubungan
interpersonal, sistem sosial, kesehatan)
• Terbaru fenomena aspek nursing (caring, issu transkultural.
180. Middle Range Theories
• Menjawab gap antara grand teori dan practice
• Terbatas pada konsep dan situasi tertentu
• Meliputi konsep-konsep seperti nyeri, manajemen simptom, issu
budaya, promosi kesehatan
181. Practice Theories
• =microtheories, situasi khusus, teori yang ditunjuk
• Menjelaskan petunjuk atau modalitas untuk praktik
• Manfaat menemukan atau mengidentifikasi tujuan dan intervensi atau
aktivitas dalam mencapai tujuan
• Meliputi bagian-bagian khusus keperawatan seperti keperawatan onkologi,
obstetric, atau keperawatan kamar operasi, berhubungan dengan pendidikan
keperawatan tertentu
• Diturunkan dari middle range teori
182. Kategori Teori Berdasarkan Tujuan
• Descriptive theories
• Explanatory theories
• Predictive theories
• Prescriptive theories
183. Descriptive Theories
• Factor-isolating theories
• Gambaran, observasi, penamaan konsep, properti, dimensi
• Tidak menjelaskan hubungan diantara konsep
• Antara konsep tidak mempengaruhi
184. Explanatory Theories
• Level kedua dalam perkembangan teori
• Sekali fenomena diidentifikasi dan diberi nama, teori dapat dipandang dari
fenomena lain
• Terdapat korelasi antara konsep
• Kausalitas, korelasi, atutan interaksi regulasi
185. Predictive Theories
• Level ketiga perkembangan teori
• Menggambarkan ketentuan hubungan antara konsep
• Menungukkan adanya keberadaan teori sebelumnya dan banyak
elemen jenis teori
• Dihasilkan setelah konsep didefinisikan dan pernyataan relasional
dibuat dan memungkinkan menggambarkan hasil berikutnya secara
konsisten
186. Prescriptive Theories
• Level tertinggi perkembangan teori
• Menunjukkan kegiatan yang penting dalam mencapai tujuan
• Komponen: tujuan khusus, kegiatan tertentu dalam mencapai
tujuan, daftar survey yang menunjukkan teori konseptual dasar
• Survey list: siapa yang melakukan tindakan? (agen), siapa yang
menerima tindakan? (pasien) dalam kondisi apa tindakan
diberikan? (ruang lingkup), apakah panduan prosedur, tehnik atau
protokol tindakan? (SOP). Apakah sumber untuk kegiatan>
(dinamika)
189. Kritisi Jurnal (Review Artikel):
Bacalah artikel secara cermat, kemudian jelaskan hal-hal
berikut:
1. Apa tujuan penelitian ini?
2. Fenomena penelitian
3. Apa perumusan masalah (research question) dari
penelitian ini?
4. Apakah yang menjadi motivasi/isu atau fenomena yang
sedang terjadi sehingga memicu penelitian ini untuk
dilakukan?
5. Apakah kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini
(kontribusi teoritis, kontribusi praktis, dan kontribusi
kebijakan)?
190. Review Artikel:
5. Apakah grand theory yang digunakan di penelitian
ini?
6. Apakah riset-riset sebelumnya yang relevan dengan
penelitian ini?
7. Apakah hipotesis penelitiannya?
8. Jelaskan metode penelitian yang digunakan:
rancangan penelitian, operasionalisasi variabel dan
pengukurannya, unit analisis, jenis data, metode
analisis data!
191. Review Artikel:
9. Jelaskan hasil uji kelayakan dari model
yang digunakan!
10.Jelaskan pembahasan hasil penelitian,
apakah hipotesis terdukung data?
11.Apakah keterbatasan dan implikasi dari
penelitiannya?
Buatlah critical review untuk setiap
komponen di atas dari artikel ini!