SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
Baixar para ler offline
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Chassis
Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan,
mesin serta penumpang. Biasanya chassis terbuat dari kerangka baja yang
memegang body dan engine dari sebuah kendaraan [1]. Saat proses manufaktur
body kendaraan dibentuk sesuai dengan struktur chassisnya. Chassis mobil
biasanya terbuat dari logam ataupun komposit. Material tersebut harus memiliki
kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk
menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending [2].
Komponen Utama Chassis:
1. Frame
Frame adalah struktur dari beberapa batang yang dihubungkan dengan
sambungan (pin ataupun rigid joint) dimana pada frame ini terdapat variasi
gaya aksial, gaya lintang dan momen pada batang itu sendiri.
Lain halnya dengan truss yang merupakan struktur yang dibentuk dari
batangan – batangan yang pada kedua ujung masing – masing batang
dihubungkan oleh pin. Pada truss ini beban terletak di titik sambungan
atau joint dimana batang hanya mampu menerima beban aksial ( batang 2
gaya).
2. Dudukan mesin
Dudukan mesin merupakan tempat yang utama dalam peletakan mesin
pada suatu kendaraan dan juga harus disesuaikan dengan model kenderaan
yang dibuat.
2.2 Jenis – Jenis Chassis
Chassis memilki beberapa jenis diantaranya:
1. Ladder frame
2. Tubular space frame
Universitas Sumatera Utara
7
3. Monocoque
4. Backbone chassis
5. Aluminium space frame
2.2.1 Ladder Frame
Ladder Frame adalah dua batangan panjang yang menyokong kendaraan dan
menyediakan dukungan yang kuat dari berat beban dan umumnya berdasarkan
desain angkut. Bentuk bodi ini merupakan salah satu contoh yang bagus dari tipe
chassis. Dinamakan demikian karena kemiripannya dengan tangga, Ladder Frame
adalah yang paling sederhana dan tertua dari semua desain. Ini terdiri hanya dari
dua rel simetris, atau balok, dan crossmembers menghubungkan mereka.
Ladder frame merupakan chassis paling awal yang digunakan sekitar tahun
1960-an, namun sampai sekarang masih banyak kendaraan yang menggunakan
chassis jenis ini terutama kendaraan jenis SUV. Bahan material yang paling
umum untuk jenis Ladder frame ini adalah material dengan bahan baja ringan [3].
Dua batang memanjang tersebut merupakan bagian yang utama untuk
menahan beban longitudinal akibat percepatan dan pengereman. Kemudian batang
yang melintang hanya menahan agar chassis tetap dalam keadaan rigid/kaku.
Berikut adalah salah satu contoh Ladder Frame modern yang biasa digunakan
pada mobil pickup dan SUV dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Ladder Frame
Universitas Sumatera Utara
8
Dalam hal lain untuk chassis Ladder Frame ini ada juga penambahan
komponen untuk lebih menguatkan chassis yaitu dengan cara penambahan
penguatan palang X. Hal ini dimungkinkan untuk merancang kerangka untuk
membawa beban torsi di mana tidak ada unsur frame dikenakan saat torsi. Palang
X yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini terbuat dari dua balok lurus dan
hanya akan memiliki beban lentur diterapkan pada balok.
Jenis frame ini memiliki kekakuan torsi yang baik terbagi di pusat
rancangan frame ladder. Perlu dicatat bahwa beban lentur maksimum terjadi pada
bagian sambungannya oleh karena itu bagian sambungan (joint) menjadi kritis.
Menggabungkan sifat dari penguatan palang X dengan ladder frame membantu
dalam memperoleh kedua sifat baik beban lentur dan torsi. Dapat dilihat pada
gambar 2.2 balok silang di bagian depan dan belakang tidak hanya membantu
pada saat terjadi torsi tetapi juga membantu dalam membawa beban lateral dari
suspensi titik pemasangan.
Gambar 2.2 Ladder Frame dengan palang X
2.2.2 Tubular Space Frame
Berdasarkan salah satu jenis metode chassis terbaik yang kekuatan
luluhnya sangat bagus di perlindungan kekakuan torsional, ketahanan beban berat,
dan beban impak, frame ini juga mudah untuk di desain dan cukup lumayan sulit
dalam membangunnya. Desain ini membuat bentuknya sempurna untuk
Universitas Sumatera Utara
9
kebanyakan aplikasinya di kompetisi balap Formula Sae untuk proyek mobil dan
bahkan mobil balap kecil. Sebagai contoh pada gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3 Tubular Space Frame
Dalam struktur jenis ini sangat penting untuk memastikan semua bidang
sepenuhnya triangulasi sehingga elemen balok dasarnya dimuat dalam ketegangan
atau kompresi. Oleh karena sambungan las, beberapa hambatan lentur dan torsi
akan terjadi pada sambungannya, dengan mengandalkan pembatasan tersebut
akan membuat struktur jauh lebih kaku.
Tubular Space Frame memakai berbagai macam pipa circular (kadang –
kadang dipakai bentuk squaretube agar mudah disambung, meskipun begitu
bentuk circular memiliki kekuatan begitu besar).
Posisinya yang berbagai arah menghasilkan kekuatan mekanikal untuk
melawan gaya dari berbagai arah. Pipa tersebut dilas sehingga terbentuk struktur
yang kompleks.
2.2.3 Monocoque
Monocoque merupakan satu kesatuan stuktur chassis dari bentuk
kendaraannya sehingga chassis ini memiliki bentuk yang beragam yang
menyesuaikan dengan body mobil. Meskipun terlihat seperti satu kesatuan dari
rangka dan body mobilnya, namun sebenarnya chassis ini dibuat dengan
menggunakan pengelasan melalui proses otomasi sehingga hasil pengelasan yang
berbentuk sempurna dan terlihat seperti tidak ada hasil pengelasan.
Universitas Sumatera Utara
10
Material yang digunakan adalah baja sedangkan pada chassis lain
digunakan campuran material antara baja dengan aluminium sehingga bobotnya
lebih ringan. Kelemahan lainnya adalah tidak mungkin untuk pembuatan mobil
bersekala kecil karena membutuhkan proses produksi menggunakan robot.
Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.4. Dimana chassis ini terlihat
kesatuan struktur yang senyawa mulai dari bagian depan higga belakang dimana
merupakan produk massal untuk kebutuhan tranportasi pada umumnya.
Gambar 2.4 Chassis Monocoque
2.2.4 Backbone
Ini adalah aplikasi langsung dari teori jenis rangka pipa. Ide awalnya
adalah dengan membuat struktur depan dan belakangnya yang terhubung dengan
sebuah rangka tube yang melintang disepanjang mobil. Tidak seperti transmisi
tunel, chassis backbone ini hampir seluruhnya adalah struktur kaku dan dapat
menahan semua beban. Ini terdapat beberapa lubang yang kontinu. Karena begitu
sempit diindingnya umumnya dibuat tebal. Chassis Backbone memiliki kekakuan
dari luas area bagian „backbone‟ itu sendiri. Ukuran luas penampangnya sekitar
[6]. Beberapa jenis chassis mengintegrasikan jenis chassis
backbone ini ke struktur utama seperti mobil “Locost”. Bentuk rancang bangun
chassis jenis tipe ini adalah tetap dengan mengandalkan backbone tetapi dengan
menambahkan srtuktur tambahan untuk lebih mengkakukan backbone itu sendiri
sepert balap mobil DP1.
Harus dicatat bahwa chassis backbone ini bisa di buat dalam berbagai
bentuk konstruksi. Space Frame Triangular, chassis monocoque angular ataupun
Universitas Sumatera Utara
11
tube kontinu. Semua jenis chassis ini digunakan dalam memproduksi sebuah
mobil. Hampir semua motor penggerak belakang dan penggerak depan
mengizinkan chassis backbone ini untuk cover dari transmisi dan ruang poros
penggerak.
Chassis Backbone Space Frame Hybrid
Balapan DP1 menggunakan space Frame untuk membangun sebuah
struktur chassis backbone. Juga ada ruang mesin dan ruang cockpit. Secara umum
ini tidak menyerupai struktural tetapi oleh karena penyatuan alami dari balapan
DP1 dan kekakuan chassis backbone yang triangular. Berikut chassis backbone
yang ditunjukkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Chassis Backbone
2.2.5 Aluminium Chassis Frame
Chassis jenis ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan mobil Audy
bersama-sama dengan perusahaan pembuat aluminium Alcoa. Aluminium Chassis
Frame dibuat untuk menggantikan chassis baja monocoque karena untk
menghasilkan sebuah rangka yang ringan [7]. Aluminium Space Frame diklaim
40% lebih ringan dibanding dengan rangka baja monocoque namun 40% lebih
rigid. Berikut adalah Aluminium Chassis frame yang ditunjukkan pada gambar
2.6.
Universitas Sumatera Utara
12
Gambar 2.6 Aluminium Chassis Frame
Demikianlah beberapa jenis daripada chassis, oleh karena itu adapun tipe
chassis mobil Mesin USU yang akan di analisis dengan menggunakan adalah tipe
chassis Tubular Chassis Frame, karena terdapat bentuk batangan hollow sebagai
rangkanya dan juga bentuk posisi yang menghasilkan kekuatan mekanikal untuk
melawan gaya dari berbagai arah. Batangan hollow ini berbentuk tubesquare dilas
sehingga terbentuk struktur yang kokoh.
2.3 Pembebanan pada Chassis Mobil Mesin USU
Pada dasarnya pembahasan utama daripada chassis mobil Mesin USU ini
adalah dengan pemberian beban pada saat diam (static load). Berikut ini
merupakan gaya yang diterima oleh chassis mesin USU, yaitu pada bagian driver.
Dalam hal ini pembebanan pada mesin tidak diterapkan oleh karena batasan
masalah skripsi. Oleh karena gaya tersebut adalah beban yang merupakan gaya
berat oleh driver itu sendiri, maka akan terjadilah gaya – gaya reaksi yang
diberikan oleh chassis itu sendiri. Dan akan menimbulkan defleksi dan tegangan
yang terjadi oleh karena gaya berat itu. Berikut ini gambar utama chassis mesin
Mesin USU yang ditunjukkan pada gambar 2.7.
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 2.7 Chassis mobil Mesin USU
Adapun pada gambar 2.8 merupakan gambar beban yang diterima oleh chassis
mesin USU.
Gambar 2.8 Gaya yang diterima chassis
2.4 Tegangan
Sebelum membahas tentang tegangan, peninjauan beberapa prinsip penting
dari statika dan menunjukkan bagaimana mereka digunakan untuk menentukan
beban internal (gaya – gaya dalam).
W driver
Universitas Sumatera Utara
14
Kesetimbangan Benda Tegar
1. External load (Gaya – Gaya Luar), yaitu gaya yang disebabkan oleh
kontak langsung dari satu benda dengan permukaan benda yang lain.
Dalam semua kasus ini kekuatan didistribusikan ke daerah kontak antara
benda.
2. Reaksi Pendukung, gaya luar yang terjadi pada dukungan atau titik kontak
antara 2 benda disebut reaksi. Untuk masalah dua dimensi yaitu, benda
mengalami sistem kekuatan coplanar (gaya-gaya luar), dukungan yang
paling sering ditemui ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis –Jenis Reaksi Dukungan
Tipe Koneksi Reaksi Tipe Koneksi Reaksi
Sumber: Hibbler, R. C. 2011. Mechanics of Materials, Eighth Edition [8].
3. Persamaan Kesetimbangan
Di bidang engineering gaya pada benda dapat diwakili sebagai sistem
gaya koplanar. Dalam hai ini, gaya terletak pada bidang x-y, maka kondisi untuk
kesetimbangan benda dapat ditentukan dengan hanya tiga persamaan
kesetimbangan skalar [8], yaitu:
Universitas Sumatera Utara
15
𝐹𝑥 =
𝐹𝑦 =
𝑀𝑜 =
......................................(2-1)
4. Resultan Gaya – Gaya Dalam
Untuk mendapatkan beban internal yang bekerja pada daerah tertentu
dalam tubuh, maka perlu untuk melogikakan gaya yang terjadi pada potongan
melalui daerah di mana beban internal harus ditentukan. Metode sebagian
(pemotongan) digunakan untuk menentukan beban resultan internal yang bekerja
pada permukaan benda yang dipotong. Secara umum, resultant ini terdiri dari
gaya normal, gaya geser, momen torsi, dan momen lentur.
5. Free-Body Diagram (Diagram Benda Bebas)
Gambar diagram benda bebas dari salah satu segmen yang telah dipotong
(gaya dalam) akan menunjukkan resultant gaya normal N, gaya geser V, momen
lentur M, dan momen torsi T . Resultant ini biasanya ditempatkan pada titik yang
mewakili pusat geometris atau pusat massa bidang dipotong.
2.4.1 Transformasi Tegangan
Kondisi tegangan pada satu titik tertentu dapat diketahui dari orientasi
sebuah unsur dari material tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Kondisi tegangan pada bidang x-y
Universitas Sumatera Utara
16
Dalam hal lain juga didapat kondisi tegangan di sebuah elemen yang
memiliki orientasi dengan sudut . Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.10.
Gambar 2.10 Kondisi tegangan pada bidang x‟-y‟
Transformasi tegangan pada komponen tegangan normal dan tegangan
geser dari bidang x, y ke bidang x‟, y‟ dapat diketahui melalui diagram benda
bebas elemen tersebut. Maka dalam hal ini segmen dipotong sepanjang bidang
miring seperti ditunjukkan pada gambar 2.11.
Gambar 2.11 Bidang menerima tegangan (a) segmen yang dipotong; (b) potongan
segmen
Dengan demikian didapat diagram benda bebas seperti ditunjukkan pada
gambar 2.12.
Gambar 2.12 diagram benda bebas potongan segmen
a b
Universitas Sumatera Utara
17
Maka dengan menerapkan persamaan kesetimbangan akan didapat
variabel dan sebagai berikut.
=
( ) ( ) ( )
( ) =
= ( )
= ( ) ( ) ( )
= ( )
= ( ) ( )
......................(2-2)
=
( ) ( ) ( )
( ) =
= ( ) ( )
= ( )
...........................(2-3)
𝜎 𝑥 =
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦) (𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝜏 𝑥𝑦(𝑠𝑖𝑛 𝜃)
𝜏 𝑥 𝑦 =
𝜎𝑥 𝜎 𝑦
𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝜏 𝑥𝑦 𝑐𝑜𝑠 𝜃
Universitas Sumatera Utara
18
Dan apabila tegangan normal yang bekerja pada sumbu y‟ diperlukan, seperti
pada gambar 2-13.
Gambar 2.13 Diagram benda bebas bidang x‟-y‟
maka dapat ditentukan dengan mensubstitusi = kedalam persamaan 2-
7, maka:
................(2-4)
2.4.2 Tegangan utama (principal stress)
Untuk menentukan tegangan normal maksimum dan minimum yaitu
dengan mendiferensialkan persamaan 2-2 terhadap sama dengan nol. Maka:
=
(
( ) ( )
( ))
=
( )
( ) =
( ) = ( )
=
( )
....................................(2-5)
𝜎 𝑦 =
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦) (𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝜏 𝑥𝑦(𝑠𝑖𝑛 𝜃)
𝑡𝑎𝑛 𝜃 =
𝜏 𝑥𝑦
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
Universitas Sumatera Utara
19
Maka didapat segitiga trigonometri seperti pada gambar 2.14.
Gambar 2.14 Segitiga trignometri tegangan utama
Dengan mensubstitusikan nilai trigonometri ke persamaan 2-2, maka:
=
( ) ( )
( )
=
( ) ( )
(
( )
√(
( )
)
) (
√(
( )
)
)
.....................(2-6)
2.4.3 Tegangan Geser Maksimum
Untuk mendapatkan tegangan geser maksimum yaitu dengan
mendiferensialkan persamaan 2-3 terhadap sama dengan nol. Maka:
( = )
=
=
=
=
𝜃
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
𝜏 𝑥𝑦
√(
(𝜎 𝑥
𝜎 𝑦)
) 𝜏 𝑥𝑦
𝜎 𝑥 =
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
± √(
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
) 𝜏 𝑥𝑦
Universitas Sumatera Utara
20
.......................................(2-7)
Maka didapat segitiga trigonometri seperti pada gambar 2.15.
Gambar 2.15 Segitiga trignometri tegangan geser
Dengan mensubstitusikan nilai trigonometri ke persamaan 2-3, maka:
........................(2-8)
2.5 Regangan
2.5.1 Transformasi Regangan
Elemen yang mengalami suatu regangan pada suatu bidang x-y seperti
ditunjukkan pada gambar 2.16.
Gambar 2.16 Regangan pada elemen (a) Regangan normal, ; (b) Regangan
geser,
𝑡𝑎𝑛 𝜃 =
𝜎𝑥 𝜎 𝑦
𝜏 𝑥𝑦
𝜃
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
𝜏 𝑥𝑦
√(
(𝜎 𝑥
𝜎 𝑦)
) 𝜏 𝑥𝑦
𝜏max 𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑛𝑒 = √(
(𝜎𝑥 𝜎 𝑦)
) 𝜏 𝑥𝑦
a b
Universitas Sumatera Utara
21
Persamaan transformasi regangan pada regangan normal pada arah adalah:
...............(2-9)
Untuk regangan geser yang berorientasi pada sudut adalah:
.......................(2-10)
2.5.2 Regangan Utama
Seperti halnya sama dengan pencarian tegangan utama dalam menentukan
regangan normal maksimum dan minimum yaitu dengan mendiferensialkan
persamaan 2-9 terhadap sama dengan nol. Maka:
(
( ) ( )
( ))
=
( )
( ) =
=
( )
.........................................(2-11)
Maka didapat segitiga trigonometri seperti pada gambar 2.17.
Gambar 2.17 Segitiga trignometri regangan utama
Dengan mensubstitusikan nilai trigonometri ke persamaan 2-9, maka:
..........................(2-12)
𝜖 𝑥 =
(𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦)
𝑐𝑜𝑠 𝜃
𝛾𝑥𝑦
(𝑠𝑖𝑛 𝜃)
𝛾𝑥 𝑦
=
(𝜖 𝑥 𝜖 𝑦)
𝑠𝑖𝑛 𝜃
𝛾𝑥𝑦
(𝑐𝑜𝑠 𝜃)
𝑡𝑎𝑛 𝜃 =
(𝜖 𝑥 𝜖 𝑦)
𝛾𝑥𝑦
𝜃
(𝜖 𝑥 𝜖 𝑦)
𝛾𝑥𝑦
( 𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) 𝛾 𝑥𝑦
𝜖 𝑥 =
(𝜖 𝑥 𝜖 𝑦)
± √(
(𝜖 𝑥 𝜖 𝑦)
) (
𝛾𝑥𝑦
)
Universitas Sumatera Utara
22
2.5.3 Regangan Geser Maksimum
Untuk mendapatkan regangan geser maksimum pada arah yaitu dengan
mendiferensialkan persamaan 2-10 terhadap sama dengan nol. Maka:
.....................................(2-13)
Ragangan geser maksimum didapat:
...........................(2-14)
2.6 Hukum Hooke
Diagram tegangan-regangan di kebanyakan material engineering
memperlihatkan hubungan yang linear antara tegangan dan regangan di wilayah
elastis. Dengan demikian peningkatan tegangan menyebabkan kesebandingan
peningkatan regangan. Fakta inilah yang ditemukan oleh Robert Hooke 1676
dalam penerapan pegas dan dikenal dengan hukum Hooke.
.................................................(2-15)
Dimana : = Tegangan (N/m2
)
E = Modulus elastisitas atau modulus young (N/m2
)
= Regangan yang terjadi (m/m)
2.7 Momen Inersia
Momen inersia suatu luasan adalah perkalian antara luasan dengan jarak
kuadrat dari titik berat luasan terhadap garis. Adapun penampang daripada rangka
utama chassis ini adalah berbentuk hollow segi empat, dan untuk rollbarnya
berbentuk hollow lingkaran.
𝜎 = 𝐸𝜖
𝛾max 𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑛𝑒
= √(
(𝜖 𝑥 𝜖 𝑦)
) (
𝛾𝑥𝑦
)
𝑡𝑎𝑛 𝜃 =
𝜖 𝑥 𝜖 𝑦
𝛾𝑥𝑦
Universitas Sumatera Utara
23
2.7.1 Momen Inersia Penampang Hollow Segiempat
Untuk luas penampang dari rangka utama yang merupakan besi hollow
persegi dapat dilihat pada gambar 2.18.
Gambar 2.18 Penampang rangka utama
Dengan adanya dimensi dari penampang rangka utama maka dapat dicari momen
inersia luas penampang rangka utama. Untuk luas penampang persegi panjang
rumus inersia luas penampangnya adalah:
...............................................(2-16)
Maka dari persamaan 2-16, dapat dicari momen inersia luas penampang rangka
utama:
................................(2-17)
2.7.2 Momen Inersia Penampang Hollow Lingkaran
Untuk luas penampang dari rollbar yang merupakan besi hollow lingkaran
dapat dilihat pada gambar 2.19.
Gambar 2.19 Penampang rollbar
b
b’
h'
h
x
x’
y’y
𝐼 𝑥 = 𝑏ℎ3
𝐼 = 𝐼 𝑥 = 𝑏ℎ3
𝑏 ℎ 3
r’
r
x
y
Universitas Sumatera Utara
24
Dengan adanya dimensi dari penampang rollbar maka dapat dicari momen inersia
luas penampang rollbar. Untuk luas penampang lingkaran rumus inersia luas
penampangnya adalah:
.........................................(2-18)
Maka dari persamaan 2-23, dapat dicari momen inersia luas penampang rollbar :
......................................(2-19)
2.8 Defleksi
Ketika suatu batang dibebani dengan gaya atau momen, defleksi terjadi
pada batang. Sebelum mencari defleksi pada batanng perlu diketahui tegangan
normal dan tegangan geser. Untuk menentukan besarnya tegangan-tegangan ini
pada suatu bagian atau titik tersebut dan menentukan besarnya resultan pada
tumpuan dapat menggunakan persamaan-persamaan kesetimbangan.
Gambar 2.20 merupakan contoh analisis 1 dimensi arah x untuk menentukan gaya,
momen, dan defleksi pada batang yang ditumpu yang mengalami beban merata.
Gambar 2.20 Batang yang ditumpu dan diberi beban merata
Maka dari gambar 2.20 di atas didapat:
1. Diagram benda bebas kesetimbangan gaya - gaya luar dan momen dapat
dilihat pada gambar 2.21.
𝐼 =
𝜋𝑟4
4
𝐼 =
𝜋(𝑟4
𝑟 4)
4
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 2.21 Diagram benda bebas gaya luar
Maka dari gambar 2.21 di atas didapat gaya – gaya yang bekerja sebagai berikut:
∑ =
( ) ( ) =
= ( )
=
∑
=
∑ =
=
=
=
𝐵𝑦
𝐴 𝑦
𝐴 𝑦
L
𝑤 𝑝 = 𝑤𝐿
𝑣 𝑚𝑎𝑥
𝜃 𝑚𝑎𝑥
𝐴
𝐵
Universitas Sumatera Utara
26
2. Diagram benda bebas gaya – gaya dalam di sepanjang dapat
dilihat pada gambar 2.22.
Gambar 2.22 Diagram benda bebas gaya – gaya dalam
Maka dari gambar 2.22 di atas didapat:
∑
=
=
∑ =
=
=
= ( )
∑ =
( ) ( ) =
= ( ) ( )
= ( )
𝐴 𝑦
𝑀𝑥
𝑁𝑥
𝑥
𝑉𝑥
𝐴 𝑥
𝑤 𝑝𝑥 = 𝑤𝑥
Universitas Sumatera Utara
27
Untuk kondisi batas dengan = , maka gaya geser = ( ) bernilai
nol dan didapat momen maksimum:
= ( )
= ( ) ( ( ))
............................................(2-20)
Gambar 2.23 adalah diagram momen dan gaya geser yang terjadi pada batang
yang diberi beban merata [9].
Gambar 2.23 Diagram momen dan gaya geser
Untuk kebanyakan batang yang mengalami defleksi maka persamaan untuk
mencari kurva kemiringan adalah :
=
=
4
3
= 3
4
4
𝑀 𝑚𝑎𝑥 =
𝑤𝐿
8
Universitas Sumatera Utara
28
Nilai variabel dan dapat diketahui dengan kondisi batas = pada =
=
4
3
=
48
3 3
=
4
3
Maka didapat persamaan kemiringan kurva
=
4
3
4
3
........................(2-21)
Nilai variabel dan dapat diketahui dengan kondisi batas = pada =
= 3
4
4
= 3
4
4
4
3
=
Maka didapat persamaan defleksi kurva
= 3
4
4
4
3
..................(2-22)
𝜃 =
𝐸𝐼
(
4
𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥3
4
𝑤𝐿3
)
𝑣 =
𝐸𝐼
( 𝑤𝐿𝑥3
4
𝑤𝑥4
4
𝑤𝐿3
𝑥)
Universitas Sumatera Utara
29
Maka untuk rangka utama yang menerima beban seperti ditunjukkan pada
gambar 2.24.
Gambar 2.24 Pembebanan pada rangka utama
Dimana mengalami pembebanan merata dengan reaksi pendukung fixed
support A dan B pada gambar 2.25. Maka untuk analisisnya adalah
Gambar 2.25 Pembebanan merata batang
1. Diagram benda bebas kesetimbangan gaya - gaya luar dan momen dapat
dilihat pada gambar 2.26.
Gambar 2.26 Diagram benda bebas kesetimbangan gaya - gaya luar
A
B
𝑣 𝑚𝑎𝑥
L
𝐴 𝑦
𝐴 𝑥
𝐵𝑦
𝑤 𝑝 = 𝑤𝐿
𝐵𝑥
𝑀 𝐵 = 𝑀𝑀𝐴 = 𝑀
𝑣 𝑚𝑎𝑥
BA
Universitas Sumatera Utara
30
Dengan pembebanan dan bentuk yang simetris pada batang maka =
dan = , maka:
∑ =
=
=
∑ =
=
=
=
=
∑ =
( ) ( ) =
=
=
2. Diagram benda bebas gaya – gaya dalam di sepanjang dapat
dilihat pada gambar 2.27.
Gambar 2.27 Diagram benda bebas gaya – gaya dalam
𝐴 𝑦
𝑀𝑥
𝑁𝑥
𝑥
𝑉𝑥
𝐴 𝑥
𝑤 𝑝𝑥 = 𝑤𝑥
𝑀𝐴 = 𝑀
Universitas Sumatera Utara
31
Maka dari gambar 2.27 di atas didapat:
∑ =
=
∑ =
=
=
=
∑ =
( ) ( ) =
( ) ( ) =
=
=
Batang mengalami deflekdi maka untuk mencari kurva kemiringan adalah:
=
=
4
3
= 3
4
4
Universitas Sumatera Utara
32
Nilai variabel M, , dan dapat diketahui dengan kondisi batas:
1. Kondisi batas = pada =
= 3
4
4
=
2. Kondisi batas = pada =
=
4
3
=
3. Kondisi batas = pada =
= 3
4
4
= ( )3
4
4
=
4
4
=
Maka didapatkan persamaan kurva kemiringan:
=
=
4
3
.........................(2-23)
= 3
4
4
4
........................(2-24)
𝜃 =
𝐸𝐼
(
4
𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥3
𝑤𝐿 𝑥
)
𝑣 =
𝐸𝐼
( 𝑤𝐿𝑥3
4
𝑤𝑥4
𝑤𝐿 𝑥
4
)
Universitas Sumatera Utara
33
2.9 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga
Elemen hingga adalah idealisasi matematika terhadap suatu sistem dengan
membagi objek menjadi elemen-elemen diskrit yang kecil dengan bentuk yang
simpel. Metode elemen hingga adalah teknik yang sangat dominan pada structural
mechanics. Ada banyak perangkat lunak analisis elemen hingga yang digunakan
di industri saat ini dari beraneka disiplin ilmu teknik termasuk mechanical
engineering. Dan solusi yang tepat untuk masalah-masalah itu adalah “CAD/
CAE”. CAD (Computer Aided Design) atau Merancang Berbantuan Komputer
adalah proses perancangan model yang cepat dan akurat, sedangkan CAE
(Computer Aided Engineering) atau Rancang-Bangun Berbantuan Komputer
adalah proses analisis dan simulasi tegangan yang mudah dan efektif.
2.9.1 Ansys
ANSYS adalah suatu perangkat lunak komputer umum yang mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan elemen hingga dari pemodelan hingga
analisis. Ansys ini digunakan untuk mensimulasikan semua disiplin ilmu fisika
baik statis maupun dinamis, analisis struktural (kedua-duanya linier dan nonliner),
perpindahan panas, dinamika fluida, dan elektromagnetik untuk para engineer
[10].
ANSYS dapat mengimpor data CAD dan juga memungkinkan untuk
membangun geometri dengan kemampuan yang "preprocessing". Demikian pula
dalam preprocessor yang sama, elemen hingga model (jaring alias) yang
diperlukan untuk perhitungan dihasilkan. Setelah mendefinisikan beban dan
melakukan analisis, hasil dapat dilihat sebagai numerik dan grafis.
2.9.2 Cara Kerja Ansys
ANSYS bekerja dengan sistem metode elemen hingga, dimana
penyelesaiannya pada suatu objek dilakukan dengan pendeskritisasian dimana
membagi atau memecah objek analitis satu rangkaian kesatuan ke dalam jumlah
terbatas elemen hingga[11] yaitu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan
dihubungkan dengan node. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.28 dimana setelah
Universitas Sumatera Utara
34
adanya module goemetry berupa chassis mobil Mesin USU yang telah diimpor
dari file solidwork di Ansys workbench, maka chassis ini akan dideskritisasi untuk
mendapatkan bagian – bagian mesh yang lebih kecil yang dihubungkan oleh node.
Gambar 2.28 Material yang disusun dengan node
Hasil yang diperoleh dari ANSYS ini berupa pendekatan dengan
menggunakan analisa numerik. Ketelitiannya sangat bergantung pada cara
memecah model tersebut dan menggabungkannya.
Secara umum, suatu solusi elemen hingga dapat dipecahkan dengan
mengikuti 3 tahap ini. Ini merupakan panduan umum yang dapat digunakan untuk
menghitung analisis elemen hingga.
Ada 3 langkah utama dalam analisis Ansys yaitu:
1. Model generation:
a. Penyederhanaan, idealisasi.
b. Menentukan bahan/sifat material.
c. Menghasilkan model elemen hingga.
2. Solusi:
a. Tentukan kondisi batas.
b. Menjalankan analisisnya untuk mendapatkan solusi.
3. Hasil ulasan:
a. Plot/daftar hasil.
b. Periksa validitas [12].
Universitas Sumatera Utara

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Business plan rental alat berat bima langgeng
Business plan rental alat berat bima langgengBusiness plan rental alat berat bima langgeng
Business plan rental alat berat bima langgengKimamura Wijaya
 
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdf
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdfmodul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdf
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdfsriagunggb
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mplMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks  stress analysis pada rangka mejaTutorial solidworks  stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka mejaZul Abidin
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearing51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearingoto09
 
Mekrek 3-2 struktur-stt
Mekrek 3-2 struktur-sttMekrek 3-2 struktur-stt
Mekrek 3-2 struktur-sttJaka Jaka
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
Spooring and balancing
Spooring and balancingSpooring and balancing
Spooring and balancingRohmat Syahrin
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XI
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XIPemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XI
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XIDiva Pendidikan
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxZwingCADAcademy
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
 

Mais procurados (20)

Business plan rental alat berat bima langgeng
Business plan rental alat berat bima langgengBusiness plan rental alat berat bima langgeng
Business plan rental alat berat bima langgeng
 
Mekanika Teknik 2 (Analisis Rangka Batang)
Mekanika Teknik 2 (Analisis Rangka Batang)Mekanika Teknik 2 (Analisis Rangka Batang)
Mekanika Teknik 2 (Analisis Rangka Batang)
 
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdf
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdfmodul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdf
modul ajar kurikulum merdeka gambar teknik otomotif.pdf
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
 
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks  stress analysis pada rangka mejaTutorial solidworks  stress analysis pada rangka meja
Tutorial solidworks stress analysis pada rangka meja
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearing51998292 teori-perhitungan-bearing
51998292 teori-perhitungan-bearing
 
Mekrek 3-2 struktur-stt
Mekrek 3-2 struktur-sttMekrek 3-2 struktur-stt
Mekrek 3-2 struktur-stt
 
Lingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk teganganLingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk tegangan
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Spooring and balancing
Spooring and balancingSpooring and balancing
Spooring and balancing
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XI
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XIPemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XI
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kelas XI
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Tabel baja standard
Tabel baja standardTabel baja standard
Tabel baja standard
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Statika
StatikaStatika
Statika
 

Destaque (10)

Inersia span pipa
Inersia span pipaInersia span pipa
Inersia span pipa
 
Bab 07-poros1
Bab 07-poros1Bab 07-poros1
Bab 07-poros1
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
 
Makalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkmMakalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkm
 
Elemen mesin 1
Elemen mesin 1Elemen mesin 1
Elemen mesin 1
 
Elemen mesin 1
Elemen mesin 1Elemen mesin 1
Elemen mesin 1
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
 
Elemen mesin II
Elemen mesin IIElemen mesin II
Elemen mesin II
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
1216webskbaexp
1216webskbaexp1216webskbaexp
1216webskbaexp
 

Semelhante a Chapter ii

Chasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraan
Chasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraanChasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraan
Chasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraanRahmat Anggi Marvianto
 
Chassis kendaraan
Chassis kendaraanChassis kendaraan
Chassis kendaraaneko jatmiko
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
Chasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptx
Chasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptxChasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptx
Chasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptxRahmat Anggi Marvianto
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 
7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...
7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...
7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...PEMIJURHIMAKA
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaNunu Nurul
 
Makalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakMakalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakHari Hidayat
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...Meda Aji Saputro
 
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanJurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanAli Hasan
 

Semelhante a Chapter ii (20)

Chasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraan
Chasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraanChasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraan
Chasis dan Body menjelaskan tentang bagian-bagian frame pada kendaraan
 
Axle shaft guru
Axle shaft guruAxle shaft guru
Axle shaft guru
 
Axle shaft guru
Axle shaft guruAxle shaft guru
Axle shaft guru
 
Chassis kendaraan
Chassis kendaraanChassis kendaraan
Chassis kendaraan
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Chasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptx
Chasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptxChasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptx
Chasis dan Body (Pertemuan 1, 2, dan 3).pptx
 
Jenis poros penggerak roda
Jenis poros penggerak rodaJenis poros penggerak roda
Jenis poros penggerak roda
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Ladder frame
Ladder frameLadder frame
Ladder frame
 
7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...
7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...
7. Jembatan komposit_Teknik Sipil_Institut Transportasi dan Logistik Trisakti...
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur baja
 
Uraian materi
Uraian materiUraian materi
Uraian materi
 
Makalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakMakalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan Pasak
 
Rangka..docx
Rangka..docxRangka..docx
Rangka..docx
 
Ban dan pelek
Ban dan pelekBan dan pelek
Ban dan pelek
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
 
Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)
Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)
Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)
 
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanJurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
 

Mais de Amardhiana

Resume populasi
Resume populasiResume populasi
Resume populasiAmardhiana
 
Overall recip compressor brochure
Overall recip compressor brochureOverall recip compressor brochure
Overall recip compressor brochureAmardhiana
 
Pembuataan Roda pada AutoCad
Pembuataan Roda pada AutoCadPembuataan Roda pada AutoCad
Pembuataan Roda pada AutoCadAmardhiana
 
Teknik pengikiran
Teknik pengikiranTeknik pengikiran
Teknik pengikiranAmardhiana
 
Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1Amardhiana
 
Membuat dalangan sepeda
Membuat dalangan sepedaMembuat dalangan sepeda
Membuat dalangan sepedaAmardhiana
 
Langkah install program spss 19
Langkah install program spss 19Langkah install program spss 19
Langkah install program spss 19Amardhiana
 
Turtorial membuat skateboard sederhana
Turtorial membuat skateboard sederhanaTurtorial membuat skateboard sederhana
Turtorial membuat skateboard sederhanaAmardhiana
 
Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1Amardhiana
 
Jurnalku pompa
Jurnalku pompaJurnalku pompa
Jurnalku pompaAmardhiana
 
Automatic clutch
Automatic clutchAutomatic clutch
Automatic clutchAmardhiana
 

Mais de Amardhiana (15)

Resume populasi
Resume populasiResume populasi
Resume populasi
 
Jurnal pompa
Jurnal pompaJurnal pompa
Jurnal pompa
 
Overall recip compressor brochure
Overall recip compressor brochureOverall recip compressor brochure
Overall recip compressor brochure
 
Pembuataan Roda pada AutoCad
Pembuataan Roda pada AutoCadPembuataan Roda pada AutoCad
Pembuataan Roda pada AutoCad
 
Teknik pengikiran
Teknik pengikiranTeknik pengikiran
Teknik pengikiran
 
Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1
 
Membuat dalangan sepeda
Membuat dalangan sepedaMembuat dalangan sepeda
Membuat dalangan sepeda
 
Turtor cad
Turtor cad Turtor cad
Turtor cad
 
Langkah install program spss 19
Langkah install program spss 19Langkah install program spss 19
Langkah install program spss 19
 
Turtorial membuat skateboard sederhana
Turtorial membuat skateboard sederhanaTurtorial membuat skateboard sederhana
Turtorial membuat skateboard sederhana
 
Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1Bab 3-pompa-sentrifugal1
Bab 3-pompa-sentrifugal1
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 
Jurnalku pompa
Jurnalku pompaJurnalku pompa
Jurnalku pompa
 
Materi pompa
Materi pompaMateri pompa
Materi pompa
 
Automatic clutch
Automatic clutchAutomatic clutch
Automatic clutch
 

Chapter ii

  • 1. 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Chassis Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan, mesin serta penumpang. Biasanya chassis terbuat dari kerangka baja yang memegang body dan engine dari sebuah kendaraan [1]. Saat proses manufaktur body kendaraan dibentuk sesuai dengan struktur chassisnya. Chassis mobil biasanya terbuat dari logam ataupun komposit. Material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending [2]. Komponen Utama Chassis: 1. Frame Frame adalah struktur dari beberapa batang yang dihubungkan dengan sambungan (pin ataupun rigid joint) dimana pada frame ini terdapat variasi gaya aksial, gaya lintang dan momen pada batang itu sendiri. Lain halnya dengan truss yang merupakan struktur yang dibentuk dari batangan – batangan yang pada kedua ujung masing – masing batang dihubungkan oleh pin. Pada truss ini beban terletak di titik sambungan atau joint dimana batang hanya mampu menerima beban aksial ( batang 2 gaya). 2. Dudukan mesin Dudukan mesin merupakan tempat yang utama dalam peletakan mesin pada suatu kendaraan dan juga harus disesuaikan dengan model kenderaan yang dibuat. 2.2 Jenis – Jenis Chassis Chassis memilki beberapa jenis diantaranya: 1. Ladder frame 2. Tubular space frame Universitas Sumatera Utara
  • 2. 7 3. Monocoque 4. Backbone chassis 5. Aluminium space frame 2.2.1 Ladder Frame Ladder Frame adalah dua batangan panjang yang menyokong kendaraan dan menyediakan dukungan yang kuat dari berat beban dan umumnya berdasarkan desain angkut. Bentuk bodi ini merupakan salah satu contoh yang bagus dari tipe chassis. Dinamakan demikian karena kemiripannya dengan tangga, Ladder Frame adalah yang paling sederhana dan tertua dari semua desain. Ini terdiri hanya dari dua rel simetris, atau balok, dan crossmembers menghubungkan mereka. Ladder frame merupakan chassis paling awal yang digunakan sekitar tahun 1960-an, namun sampai sekarang masih banyak kendaraan yang menggunakan chassis jenis ini terutama kendaraan jenis SUV. Bahan material yang paling umum untuk jenis Ladder frame ini adalah material dengan bahan baja ringan [3]. Dua batang memanjang tersebut merupakan bagian yang utama untuk menahan beban longitudinal akibat percepatan dan pengereman. Kemudian batang yang melintang hanya menahan agar chassis tetap dalam keadaan rigid/kaku. Berikut adalah salah satu contoh Ladder Frame modern yang biasa digunakan pada mobil pickup dan SUV dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Ladder Frame Universitas Sumatera Utara
  • 3. 8 Dalam hal lain untuk chassis Ladder Frame ini ada juga penambahan komponen untuk lebih menguatkan chassis yaitu dengan cara penambahan penguatan palang X. Hal ini dimungkinkan untuk merancang kerangka untuk membawa beban torsi di mana tidak ada unsur frame dikenakan saat torsi. Palang X yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini terbuat dari dua balok lurus dan hanya akan memiliki beban lentur diterapkan pada balok. Jenis frame ini memiliki kekakuan torsi yang baik terbagi di pusat rancangan frame ladder. Perlu dicatat bahwa beban lentur maksimum terjadi pada bagian sambungannya oleh karena itu bagian sambungan (joint) menjadi kritis. Menggabungkan sifat dari penguatan palang X dengan ladder frame membantu dalam memperoleh kedua sifat baik beban lentur dan torsi. Dapat dilihat pada gambar 2.2 balok silang di bagian depan dan belakang tidak hanya membantu pada saat terjadi torsi tetapi juga membantu dalam membawa beban lateral dari suspensi titik pemasangan. Gambar 2.2 Ladder Frame dengan palang X 2.2.2 Tubular Space Frame Berdasarkan salah satu jenis metode chassis terbaik yang kekuatan luluhnya sangat bagus di perlindungan kekakuan torsional, ketahanan beban berat, dan beban impak, frame ini juga mudah untuk di desain dan cukup lumayan sulit dalam membangunnya. Desain ini membuat bentuknya sempurna untuk Universitas Sumatera Utara
  • 4. 9 kebanyakan aplikasinya di kompetisi balap Formula Sae untuk proyek mobil dan bahkan mobil balap kecil. Sebagai contoh pada gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2.3 Tubular Space Frame Dalam struktur jenis ini sangat penting untuk memastikan semua bidang sepenuhnya triangulasi sehingga elemen balok dasarnya dimuat dalam ketegangan atau kompresi. Oleh karena sambungan las, beberapa hambatan lentur dan torsi akan terjadi pada sambungannya, dengan mengandalkan pembatasan tersebut akan membuat struktur jauh lebih kaku. Tubular Space Frame memakai berbagai macam pipa circular (kadang – kadang dipakai bentuk squaretube agar mudah disambung, meskipun begitu bentuk circular memiliki kekuatan begitu besar). Posisinya yang berbagai arah menghasilkan kekuatan mekanikal untuk melawan gaya dari berbagai arah. Pipa tersebut dilas sehingga terbentuk struktur yang kompleks. 2.2.3 Monocoque Monocoque merupakan satu kesatuan stuktur chassis dari bentuk kendaraannya sehingga chassis ini memiliki bentuk yang beragam yang menyesuaikan dengan body mobil. Meskipun terlihat seperti satu kesatuan dari rangka dan body mobilnya, namun sebenarnya chassis ini dibuat dengan menggunakan pengelasan melalui proses otomasi sehingga hasil pengelasan yang berbentuk sempurna dan terlihat seperti tidak ada hasil pengelasan. Universitas Sumatera Utara
  • 5. 10 Material yang digunakan adalah baja sedangkan pada chassis lain digunakan campuran material antara baja dengan aluminium sehingga bobotnya lebih ringan. Kelemahan lainnya adalah tidak mungkin untuk pembuatan mobil bersekala kecil karena membutuhkan proses produksi menggunakan robot. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.4. Dimana chassis ini terlihat kesatuan struktur yang senyawa mulai dari bagian depan higga belakang dimana merupakan produk massal untuk kebutuhan tranportasi pada umumnya. Gambar 2.4 Chassis Monocoque 2.2.4 Backbone Ini adalah aplikasi langsung dari teori jenis rangka pipa. Ide awalnya adalah dengan membuat struktur depan dan belakangnya yang terhubung dengan sebuah rangka tube yang melintang disepanjang mobil. Tidak seperti transmisi tunel, chassis backbone ini hampir seluruhnya adalah struktur kaku dan dapat menahan semua beban. Ini terdapat beberapa lubang yang kontinu. Karena begitu sempit diindingnya umumnya dibuat tebal. Chassis Backbone memiliki kekakuan dari luas area bagian „backbone‟ itu sendiri. Ukuran luas penampangnya sekitar [6]. Beberapa jenis chassis mengintegrasikan jenis chassis backbone ini ke struktur utama seperti mobil “Locost”. Bentuk rancang bangun chassis jenis tipe ini adalah tetap dengan mengandalkan backbone tetapi dengan menambahkan srtuktur tambahan untuk lebih mengkakukan backbone itu sendiri sepert balap mobil DP1. Harus dicatat bahwa chassis backbone ini bisa di buat dalam berbagai bentuk konstruksi. Space Frame Triangular, chassis monocoque angular ataupun Universitas Sumatera Utara
  • 6. 11 tube kontinu. Semua jenis chassis ini digunakan dalam memproduksi sebuah mobil. Hampir semua motor penggerak belakang dan penggerak depan mengizinkan chassis backbone ini untuk cover dari transmisi dan ruang poros penggerak. Chassis Backbone Space Frame Hybrid Balapan DP1 menggunakan space Frame untuk membangun sebuah struktur chassis backbone. Juga ada ruang mesin dan ruang cockpit. Secara umum ini tidak menyerupai struktural tetapi oleh karena penyatuan alami dari balapan DP1 dan kekakuan chassis backbone yang triangular. Berikut chassis backbone yang ditunjukkan pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Chassis Backbone 2.2.5 Aluminium Chassis Frame Chassis jenis ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan mobil Audy bersama-sama dengan perusahaan pembuat aluminium Alcoa. Aluminium Chassis Frame dibuat untuk menggantikan chassis baja monocoque karena untk menghasilkan sebuah rangka yang ringan [7]. Aluminium Space Frame diklaim 40% lebih ringan dibanding dengan rangka baja monocoque namun 40% lebih rigid. Berikut adalah Aluminium Chassis frame yang ditunjukkan pada gambar 2.6. Universitas Sumatera Utara
  • 7. 12 Gambar 2.6 Aluminium Chassis Frame Demikianlah beberapa jenis daripada chassis, oleh karena itu adapun tipe chassis mobil Mesin USU yang akan di analisis dengan menggunakan adalah tipe chassis Tubular Chassis Frame, karena terdapat bentuk batangan hollow sebagai rangkanya dan juga bentuk posisi yang menghasilkan kekuatan mekanikal untuk melawan gaya dari berbagai arah. Batangan hollow ini berbentuk tubesquare dilas sehingga terbentuk struktur yang kokoh. 2.3 Pembebanan pada Chassis Mobil Mesin USU Pada dasarnya pembahasan utama daripada chassis mobil Mesin USU ini adalah dengan pemberian beban pada saat diam (static load). Berikut ini merupakan gaya yang diterima oleh chassis mesin USU, yaitu pada bagian driver. Dalam hal ini pembebanan pada mesin tidak diterapkan oleh karena batasan masalah skripsi. Oleh karena gaya tersebut adalah beban yang merupakan gaya berat oleh driver itu sendiri, maka akan terjadilah gaya – gaya reaksi yang diberikan oleh chassis itu sendiri. Dan akan menimbulkan defleksi dan tegangan yang terjadi oleh karena gaya berat itu. Berikut ini gambar utama chassis mesin Mesin USU yang ditunjukkan pada gambar 2.7. Universitas Sumatera Utara
  • 8. 13 Gambar 2.7 Chassis mobil Mesin USU Adapun pada gambar 2.8 merupakan gambar beban yang diterima oleh chassis mesin USU. Gambar 2.8 Gaya yang diterima chassis 2.4 Tegangan Sebelum membahas tentang tegangan, peninjauan beberapa prinsip penting dari statika dan menunjukkan bagaimana mereka digunakan untuk menentukan beban internal (gaya – gaya dalam). W driver Universitas Sumatera Utara
  • 9. 14 Kesetimbangan Benda Tegar 1. External load (Gaya – Gaya Luar), yaitu gaya yang disebabkan oleh kontak langsung dari satu benda dengan permukaan benda yang lain. Dalam semua kasus ini kekuatan didistribusikan ke daerah kontak antara benda. 2. Reaksi Pendukung, gaya luar yang terjadi pada dukungan atau titik kontak antara 2 benda disebut reaksi. Untuk masalah dua dimensi yaitu, benda mengalami sistem kekuatan coplanar (gaya-gaya luar), dukungan yang paling sering ditemui ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Jenis –Jenis Reaksi Dukungan Tipe Koneksi Reaksi Tipe Koneksi Reaksi Sumber: Hibbler, R. C. 2011. Mechanics of Materials, Eighth Edition [8]. 3. Persamaan Kesetimbangan Di bidang engineering gaya pada benda dapat diwakili sebagai sistem gaya koplanar. Dalam hai ini, gaya terletak pada bidang x-y, maka kondisi untuk kesetimbangan benda dapat ditentukan dengan hanya tiga persamaan kesetimbangan skalar [8], yaitu: Universitas Sumatera Utara
  • 10. 15 𝐹𝑥 = 𝐹𝑦 = 𝑀𝑜 = ......................................(2-1) 4. Resultan Gaya – Gaya Dalam Untuk mendapatkan beban internal yang bekerja pada daerah tertentu dalam tubuh, maka perlu untuk melogikakan gaya yang terjadi pada potongan melalui daerah di mana beban internal harus ditentukan. Metode sebagian (pemotongan) digunakan untuk menentukan beban resultan internal yang bekerja pada permukaan benda yang dipotong. Secara umum, resultant ini terdiri dari gaya normal, gaya geser, momen torsi, dan momen lentur. 5. Free-Body Diagram (Diagram Benda Bebas) Gambar diagram benda bebas dari salah satu segmen yang telah dipotong (gaya dalam) akan menunjukkan resultant gaya normal N, gaya geser V, momen lentur M, dan momen torsi T . Resultant ini biasanya ditempatkan pada titik yang mewakili pusat geometris atau pusat massa bidang dipotong. 2.4.1 Transformasi Tegangan Kondisi tegangan pada satu titik tertentu dapat diketahui dari orientasi sebuah unsur dari material tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Kondisi tegangan pada bidang x-y Universitas Sumatera Utara
  • 11. 16 Dalam hal lain juga didapat kondisi tegangan di sebuah elemen yang memiliki orientasi dengan sudut . Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Kondisi tegangan pada bidang x‟-y‟ Transformasi tegangan pada komponen tegangan normal dan tegangan geser dari bidang x, y ke bidang x‟, y‟ dapat diketahui melalui diagram benda bebas elemen tersebut. Maka dalam hal ini segmen dipotong sepanjang bidang miring seperti ditunjukkan pada gambar 2.11. Gambar 2.11 Bidang menerima tegangan (a) segmen yang dipotong; (b) potongan segmen Dengan demikian didapat diagram benda bebas seperti ditunjukkan pada gambar 2.12. Gambar 2.12 diagram benda bebas potongan segmen a b Universitas Sumatera Utara
  • 12. 17 Maka dengan menerapkan persamaan kesetimbangan akan didapat variabel dan sebagai berikut. = ( ) ( ) ( ) ( ) = = ( ) = ( ) ( ) ( ) = ( ) = ( ) ( ) ......................(2-2) = ( ) ( ) ( ) ( ) = = ( ) ( ) = ( ) ...........................(2-3) 𝜎 𝑥 = (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝜏 𝑥𝑦(𝑠𝑖𝑛 𝜃) 𝜏 𝑥 𝑦 = 𝜎𝑥 𝜎 𝑦 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝜏 𝑥𝑦 𝑐𝑜𝑠 𝜃 Universitas Sumatera Utara
  • 13. 18 Dan apabila tegangan normal yang bekerja pada sumbu y‟ diperlukan, seperti pada gambar 2-13. Gambar 2.13 Diagram benda bebas bidang x‟-y‟ maka dapat ditentukan dengan mensubstitusi = kedalam persamaan 2- 7, maka: ................(2-4) 2.4.2 Tegangan utama (principal stress) Untuk menentukan tegangan normal maksimum dan minimum yaitu dengan mendiferensialkan persamaan 2-2 terhadap sama dengan nol. Maka: = ( ( ) ( ) ( )) = ( ) ( ) = ( ) = ( ) = ( ) ....................................(2-5) 𝜎 𝑦 = (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝜏 𝑥𝑦(𝑠𝑖𝑛 𝜃) 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝜏 𝑥𝑦 (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) Universitas Sumatera Utara
  • 14. 19 Maka didapat segitiga trigonometri seperti pada gambar 2.14. Gambar 2.14 Segitiga trignometri tegangan utama Dengan mensubstitusikan nilai trigonometri ke persamaan 2-2, maka: = ( ) ( ) ( ) = ( ) ( ) ( ( ) √( ( ) ) ) ( √( ( ) ) ) .....................(2-6) 2.4.3 Tegangan Geser Maksimum Untuk mendapatkan tegangan geser maksimum yaitu dengan mendiferensialkan persamaan 2-3 terhadap sama dengan nol. Maka: ( = ) = = = = 𝜃 (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) 𝜏 𝑥𝑦 √( (𝜎 𝑥 𝜎 𝑦) ) 𝜏 𝑥𝑦 𝜎 𝑥 = (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) ± √( (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) ) 𝜏 𝑥𝑦 Universitas Sumatera Utara
  • 15. 20 .......................................(2-7) Maka didapat segitiga trigonometri seperti pada gambar 2.15. Gambar 2.15 Segitiga trignometri tegangan geser Dengan mensubstitusikan nilai trigonometri ke persamaan 2-3, maka: ........................(2-8) 2.5 Regangan 2.5.1 Transformasi Regangan Elemen yang mengalami suatu regangan pada suatu bidang x-y seperti ditunjukkan pada gambar 2.16. Gambar 2.16 Regangan pada elemen (a) Regangan normal, ; (b) Regangan geser, 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝜎𝑥 𝜎 𝑦 𝜏 𝑥𝑦 𝜃 (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) 𝜏 𝑥𝑦 √( (𝜎 𝑥 𝜎 𝑦) ) 𝜏 𝑥𝑦 𝜏max 𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑛𝑒 = √( (𝜎𝑥 𝜎 𝑦) ) 𝜏 𝑥𝑦 a b Universitas Sumatera Utara
  • 16. 21 Persamaan transformasi regangan pada regangan normal pada arah adalah: ...............(2-9) Untuk regangan geser yang berorientasi pada sudut adalah: .......................(2-10) 2.5.2 Regangan Utama Seperti halnya sama dengan pencarian tegangan utama dalam menentukan regangan normal maksimum dan minimum yaitu dengan mendiferensialkan persamaan 2-9 terhadap sama dengan nol. Maka: ( ( ) ( ) ( )) = ( ) ( ) = = ( ) .........................................(2-11) Maka didapat segitiga trigonometri seperti pada gambar 2.17. Gambar 2.17 Segitiga trignometri regangan utama Dengan mensubstitusikan nilai trigonometri ke persamaan 2-9, maka: ..........................(2-12) 𝜖 𝑥 = (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝛾𝑥𝑦 (𝑠𝑖𝑛 𝜃) 𝛾𝑥 𝑦 = (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝛾𝑥𝑦 (𝑐𝑜𝑠 𝜃) 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) 𝛾𝑥𝑦 𝜃 (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) 𝛾𝑥𝑦 ( 𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) 𝛾 𝑥𝑦 𝜖 𝑥 = (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) ± √( (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) ) ( 𝛾𝑥𝑦 ) Universitas Sumatera Utara
  • 17. 22 2.5.3 Regangan Geser Maksimum Untuk mendapatkan regangan geser maksimum pada arah yaitu dengan mendiferensialkan persamaan 2-10 terhadap sama dengan nol. Maka: .....................................(2-13) Ragangan geser maksimum didapat: ...........................(2-14) 2.6 Hukum Hooke Diagram tegangan-regangan di kebanyakan material engineering memperlihatkan hubungan yang linear antara tegangan dan regangan di wilayah elastis. Dengan demikian peningkatan tegangan menyebabkan kesebandingan peningkatan regangan. Fakta inilah yang ditemukan oleh Robert Hooke 1676 dalam penerapan pegas dan dikenal dengan hukum Hooke. .................................................(2-15) Dimana : = Tegangan (N/m2 ) E = Modulus elastisitas atau modulus young (N/m2 ) = Regangan yang terjadi (m/m) 2.7 Momen Inersia Momen inersia suatu luasan adalah perkalian antara luasan dengan jarak kuadrat dari titik berat luasan terhadap garis. Adapun penampang daripada rangka utama chassis ini adalah berbentuk hollow segi empat, dan untuk rollbarnya berbentuk hollow lingkaran. 𝜎 = 𝐸𝜖 𝛾max 𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑛𝑒 = √( (𝜖 𝑥 𝜖 𝑦) ) ( 𝛾𝑥𝑦 ) 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝜖 𝑥 𝜖 𝑦 𝛾𝑥𝑦 Universitas Sumatera Utara
  • 18. 23 2.7.1 Momen Inersia Penampang Hollow Segiempat Untuk luas penampang dari rangka utama yang merupakan besi hollow persegi dapat dilihat pada gambar 2.18. Gambar 2.18 Penampang rangka utama Dengan adanya dimensi dari penampang rangka utama maka dapat dicari momen inersia luas penampang rangka utama. Untuk luas penampang persegi panjang rumus inersia luas penampangnya adalah: ...............................................(2-16) Maka dari persamaan 2-16, dapat dicari momen inersia luas penampang rangka utama: ................................(2-17) 2.7.2 Momen Inersia Penampang Hollow Lingkaran Untuk luas penampang dari rollbar yang merupakan besi hollow lingkaran dapat dilihat pada gambar 2.19. Gambar 2.19 Penampang rollbar b b’ h' h x x’ y’y 𝐼 𝑥 = 𝑏ℎ3 𝐼 = 𝐼 𝑥 = 𝑏ℎ3 𝑏 ℎ 3 r’ r x y Universitas Sumatera Utara
  • 19. 24 Dengan adanya dimensi dari penampang rollbar maka dapat dicari momen inersia luas penampang rollbar. Untuk luas penampang lingkaran rumus inersia luas penampangnya adalah: .........................................(2-18) Maka dari persamaan 2-23, dapat dicari momen inersia luas penampang rollbar : ......................................(2-19) 2.8 Defleksi Ketika suatu batang dibebani dengan gaya atau momen, defleksi terjadi pada batang. Sebelum mencari defleksi pada batanng perlu diketahui tegangan normal dan tegangan geser. Untuk menentukan besarnya tegangan-tegangan ini pada suatu bagian atau titik tersebut dan menentukan besarnya resultan pada tumpuan dapat menggunakan persamaan-persamaan kesetimbangan. Gambar 2.20 merupakan contoh analisis 1 dimensi arah x untuk menentukan gaya, momen, dan defleksi pada batang yang ditumpu yang mengalami beban merata. Gambar 2.20 Batang yang ditumpu dan diberi beban merata Maka dari gambar 2.20 di atas didapat: 1. Diagram benda bebas kesetimbangan gaya - gaya luar dan momen dapat dilihat pada gambar 2.21. 𝐼 = 𝜋𝑟4 4 𝐼 = 𝜋(𝑟4 𝑟 4) 4 Universitas Sumatera Utara
  • 20. 25 Gambar 2.21 Diagram benda bebas gaya luar Maka dari gambar 2.21 di atas didapat gaya – gaya yang bekerja sebagai berikut: ∑ = ( ) ( ) = = ( ) = ∑ = ∑ = = = = 𝐵𝑦 𝐴 𝑦 𝐴 𝑦 L 𝑤 𝑝 = 𝑤𝐿 𝑣 𝑚𝑎𝑥 𝜃 𝑚𝑎𝑥 𝐴 𝐵 Universitas Sumatera Utara
  • 21. 26 2. Diagram benda bebas gaya – gaya dalam di sepanjang dapat dilihat pada gambar 2.22. Gambar 2.22 Diagram benda bebas gaya – gaya dalam Maka dari gambar 2.22 di atas didapat: ∑ = = ∑ = = = = ( ) ∑ = ( ) ( ) = = ( ) ( ) = ( ) 𝐴 𝑦 𝑀𝑥 𝑁𝑥 𝑥 𝑉𝑥 𝐴 𝑥 𝑤 𝑝𝑥 = 𝑤𝑥 Universitas Sumatera Utara
  • 22. 27 Untuk kondisi batas dengan = , maka gaya geser = ( ) bernilai nol dan didapat momen maksimum: = ( ) = ( ) ( ( )) ............................................(2-20) Gambar 2.23 adalah diagram momen dan gaya geser yang terjadi pada batang yang diberi beban merata [9]. Gambar 2.23 Diagram momen dan gaya geser Untuk kebanyakan batang yang mengalami defleksi maka persamaan untuk mencari kurva kemiringan adalah : = = 4 3 = 3 4 4 𝑀 𝑚𝑎𝑥 = 𝑤𝐿 8 Universitas Sumatera Utara
  • 23. 28 Nilai variabel dan dapat diketahui dengan kondisi batas = pada = = 4 3 = 48 3 3 = 4 3 Maka didapat persamaan kemiringan kurva = 4 3 4 3 ........................(2-21) Nilai variabel dan dapat diketahui dengan kondisi batas = pada = = 3 4 4 = 3 4 4 4 3 = Maka didapat persamaan defleksi kurva = 3 4 4 4 3 ..................(2-22) 𝜃 = 𝐸𝐼 ( 4 𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥3 4 𝑤𝐿3 ) 𝑣 = 𝐸𝐼 ( 𝑤𝐿𝑥3 4 𝑤𝑥4 4 𝑤𝐿3 𝑥) Universitas Sumatera Utara
  • 24. 29 Maka untuk rangka utama yang menerima beban seperti ditunjukkan pada gambar 2.24. Gambar 2.24 Pembebanan pada rangka utama Dimana mengalami pembebanan merata dengan reaksi pendukung fixed support A dan B pada gambar 2.25. Maka untuk analisisnya adalah Gambar 2.25 Pembebanan merata batang 1. Diagram benda bebas kesetimbangan gaya - gaya luar dan momen dapat dilihat pada gambar 2.26. Gambar 2.26 Diagram benda bebas kesetimbangan gaya - gaya luar A B 𝑣 𝑚𝑎𝑥 L 𝐴 𝑦 𝐴 𝑥 𝐵𝑦 𝑤 𝑝 = 𝑤𝐿 𝐵𝑥 𝑀 𝐵 = 𝑀𝑀𝐴 = 𝑀 𝑣 𝑚𝑎𝑥 BA Universitas Sumatera Utara
  • 25. 30 Dengan pembebanan dan bentuk yang simetris pada batang maka = dan = , maka: ∑ = = = ∑ = = = = = ∑ = ( ) ( ) = = = 2. Diagram benda bebas gaya – gaya dalam di sepanjang dapat dilihat pada gambar 2.27. Gambar 2.27 Diagram benda bebas gaya – gaya dalam 𝐴 𝑦 𝑀𝑥 𝑁𝑥 𝑥 𝑉𝑥 𝐴 𝑥 𝑤 𝑝𝑥 = 𝑤𝑥 𝑀𝐴 = 𝑀 Universitas Sumatera Utara
  • 26. 31 Maka dari gambar 2.27 di atas didapat: ∑ = = ∑ = = = = ∑ = ( ) ( ) = ( ) ( ) = = = Batang mengalami deflekdi maka untuk mencari kurva kemiringan adalah: = = 4 3 = 3 4 4 Universitas Sumatera Utara
  • 27. 32 Nilai variabel M, , dan dapat diketahui dengan kondisi batas: 1. Kondisi batas = pada = = 3 4 4 = 2. Kondisi batas = pada = = 4 3 = 3. Kondisi batas = pada = = 3 4 4 = ( )3 4 4 = 4 4 = Maka didapatkan persamaan kurva kemiringan: = = 4 3 .........................(2-23) = 3 4 4 4 ........................(2-24) 𝜃 = 𝐸𝐼 ( 4 𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥3 𝑤𝐿 𝑥 ) 𝑣 = 𝐸𝐼 ( 𝑤𝐿𝑥3 4 𝑤𝑥4 𝑤𝐿 𝑥 4 ) Universitas Sumatera Utara
  • 28. 33 2.9 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga Elemen hingga adalah idealisasi matematika terhadap suatu sistem dengan membagi objek menjadi elemen-elemen diskrit yang kecil dengan bentuk yang simpel. Metode elemen hingga adalah teknik yang sangat dominan pada structural mechanics. Ada banyak perangkat lunak analisis elemen hingga yang digunakan di industri saat ini dari beraneka disiplin ilmu teknik termasuk mechanical engineering. Dan solusi yang tepat untuk masalah-masalah itu adalah “CAD/ CAE”. CAD (Computer Aided Design) atau Merancang Berbantuan Komputer adalah proses perancangan model yang cepat dan akurat, sedangkan CAE (Computer Aided Engineering) atau Rancang-Bangun Berbantuan Komputer adalah proses analisis dan simulasi tegangan yang mudah dan efektif. 2.9.1 Ansys ANSYS adalah suatu perangkat lunak komputer umum yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan elemen hingga dari pemodelan hingga analisis. Ansys ini digunakan untuk mensimulasikan semua disiplin ilmu fisika baik statis maupun dinamis, analisis struktural (kedua-duanya linier dan nonliner), perpindahan panas, dinamika fluida, dan elektromagnetik untuk para engineer [10]. ANSYS dapat mengimpor data CAD dan juga memungkinkan untuk membangun geometri dengan kemampuan yang "preprocessing". Demikian pula dalam preprocessor yang sama, elemen hingga model (jaring alias) yang diperlukan untuk perhitungan dihasilkan. Setelah mendefinisikan beban dan melakukan analisis, hasil dapat dilihat sebagai numerik dan grafis. 2.9.2 Cara Kerja Ansys ANSYS bekerja dengan sistem metode elemen hingga, dimana penyelesaiannya pada suatu objek dilakukan dengan pendeskritisasian dimana membagi atau memecah objek analitis satu rangkaian kesatuan ke dalam jumlah terbatas elemen hingga[11] yaitu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dihubungkan dengan node. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.28 dimana setelah Universitas Sumatera Utara
  • 29. 34 adanya module goemetry berupa chassis mobil Mesin USU yang telah diimpor dari file solidwork di Ansys workbench, maka chassis ini akan dideskritisasi untuk mendapatkan bagian – bagian mesh yang lebih kecil yang dihubungkan oleh node. Gambar 2.28 Material yang disusun dengan node Hasil yang diperoleh dari ANSYS ini berupa pendekatan dengan menggunakan analisa numerik. Ketelitiannya sangat bergantung pada cara memecah model tersebut dan menggabungkannya. Secara umum, suatu solusi elemen hingga dapat dipecahkan dengan mengikuti 3 tahap ini. Ini merupakan panduan umum yang dapat digunakan untuk menghitung analisis elemen hingga. Ada 3 langkah utama dalam analisis Ansys yaitu: 1. Model generation: a. Penyederhanaan, idealisasi. b. Menentukan bahan/sifat material. c. Menghasilkan model elemen hingga. 2. Solusi: a. Tentukan kondisi batas. b. Menjalankan analisisnya untuk mendapatkan solusi. 3. Hasil ulasan: a. Plot/daftar hasil. b. Periksa validitas [12]. Universitas Sumatera Utara