SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 61
Baixar para ler offline
01
02
03
PPH Pasal 4 ayat 2
Annisa Noor Laili
Agustin Hanna Tita M. Davit
Rivaldo
Sharleen Mutia
A
01 02 03 04
ASP 21
(20/456878/SV/17325) (20/463770/SV/18089) (20/456884/SV/17331) (20/456894/SV/17341)
Pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan
maupun wajib pajak orang pribadi atas
beberapa jenis penghasilan yang mereka
dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat
final.
Pengertian
01
02
03
Penghasilan
yang dikenai
PPH pasal 4 ayat
2 bersifat final
Penghasilan berupa bunga deposito dan
tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat
utang Negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan koperasi kepada anggota
koperasi OP
Penghasilan berupa hadiah undian
Penghasilan dari trasaksi saham dan
sekuritas lainnya, transaksi derivative yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi
penjualan saham / pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang
diteima oleh perusahaan modal ventura
penghasilan dari transaksi pengalihan harta
berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan
Peraturan Pemerintah No. 131
Tahun 2000 telah diubah terakhir
dengan Peratturan Pemerintah No.
123 Tahun 2015
01
02
03
PPH
Pasal 4
ayat 2
Atas bunga deposito dalam mata uang dolar amerika
serikat yang dananya bersumber dari devisa hasil ekspor
dan ditempatkan di dalam negeri pada bank didirikan /
berkedudukan di indonesia
01
02
03
PPH
Pasal 4
ayat 2
10% 7,5% 2,5%
0%
Deposito jangka
1 bulan
Deposito jangka
waktu 3 bulan
Deposito jangka
waktu 6 bulan
Deposito jangka
waktu > 6
bulan
Penghitungan:
tarif x jumlah
bruto
Atas bunga deposito dalam mata uang rupiah yang
dananya bersumber dari devisa hasil ekspor dan
ditempatkan di dalam negeri pada bank didirikan /
berkedudukan di indonesia
01
02
03
PPH
Pasal 4
ayat 2
7,5% 5% 0%
Deposito jangka
1 bulan
Deposito jangka
waktu 3 bulan
Deposito jangka
waktu 6 bulan
atau lebih
Atas bunga dari tabungan dan diskonto Serifikat Bank
Indonesia serta bunga dari deposito selain yang
dimaksud pada ketentuan sebelumnya
01
02
03
PPH
Pasal 4
ayat 2
20%
20% atau tarif berdasarkan Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda yang
berlaku
Wajib Pajak
dalam negeri
dan BUT
Wajib Pajak
Luar negeri
1. Bunga & Deposito yang
diterima / diperoleh bank
yang didirikan di Indonesia
/cabang bank luar negeri di
Indonesia
2. Bunga deposito dan tabungan
serta Sertifikat Bank Indonesia
sepanajng jumlah deposito dan
tabungan serta Sertifikat Bank
Indonesia tersebut tidak
melebihi Rp 7.500.000 dan
bukan merupakan jumlah yang
terpecah –pecah
01
02
03
Pengecualian
PPH
Pasal 4
ayat 2
4. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk
pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap
bangun untuk rumah sederhana dan sangat
sederhana, attau rumah susun sederhana sesuai
dengan ketentuan yag berlaku untuk dihuni
sendiri
01
02
03
Pengecualian
PPH
Pasal 4
ayat 2
3. Bunga deposito dan
tabungan serta diskonto SBI
yang diterima /diperoleh dana
pensiun yang pendiriannya
telah di sahkan menkeu
“bagi wajib pajak dalam negeri,
orang pribadi yang seluruh
penghasilannya (termasuk
bunga dan diskonto) dalam
satu tahuntidak melebihi
PTKP atas pajak yang telah
dipotong dapat diajukan
permohonan restitusi”
PAJAK PENGHASILAN ATAS
PENGHASILAN BERUPA
BUNGA ATAU DISKONTO
OBLIGASI
PENGERTIAN
Pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa bunga atau
diskonto obligasi yang dijual di bursa efek diatur dengan Peraturan
Pemerintah No. 16 Tahun 2009 s.t.d.t.d. Peraturan Pemerintah No. 55
Tahun 2019. Menurut PP tersebut, atas penghasilan yang diterima Wajib
Pajak berupa bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan
dan/atau dilaporkan di bursa efek dikenakan Pajak Penghasilan yang
bersifat final.
Objek Pajak
Tax
surat utang dan surat
utang negara, yang
berjangka waktu lebih
dari 12 (dua belas)
bulan.
surat berharga yang berupa surat
pengakuan utang baik dalam mata
uang rupiah maupun valuta asing
yang dijamin pembayaran bunga dan
pokoknya oleh Negara Republik
Indonesia sesuai dengan masa
berlakunya, yang terdiri atas Surat
Perbendaharaan Negara dan Obligasi
Negara.
imbalan yang diterima
dan/atau diperoleh
pemegang Obligasi
dalam bentuk bunga
dan/atau diskonto.
Tarif Pajak
Penghasilan Pasal 4
Ayat 2
GO!
Bunga dari Obligasi dengan Kupon
Tax
15%
20% atau sesuai dengan tarif
berdasarkan persetujuan penghindaran
pajak berganda
Bagi Wajib Pajak
dalam negeri dan
bentuk usaha tetap
Bagi Wajib Pajak
luar negeri selain
bentuk usaha tetap
Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan organisasi
Diskonto dari Obligasi dengan Kupon
Tax
Bagi Wajib Pajak
luar negeri selain
bentuk usaha tetap
20% atau sesuai dengan tarif
berdasarkan persetujuan penghindaran
pajak berganda
Bagi Wajib Pajak
dalam negeri dan
bentuk usaha tetap
15%
Dari Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi,
tidak termasuk bunga berjalan
Diskonto dari Obligasi tanpa bunga
Tax
20% atau sesuai dengan tarif
berdasarkan persetujuan penghindaran
pajak berganda
Bagi Wajib Pajak
luar negeri selain
bentuk usaha tetap
15%
Bagi Wajib Pajak
dalam negeri dan
bentuk usaha tetap
Dari Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi
Bunga dan/atau Diskonto dari Obligasi yang diterima
dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksa dana dan Wajib Pajak
dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi
kolektif, dana investasi real estat berbentuk kontrak
investasi kolektif, dan efek beragun aset berbentuk kontrak
investasi kolektif yang terdaftar atau tercatat pada Otoritas
Jasa Keuangan sebesar :
Tax
5% sampai dengan
tahun 2020
10% untuk tahun
2021 dan seterusnya
Pemotong Pajak
Tax
Penerbit Obligasi atau Kustodian
Selaku agen pembayaran yang
ditunjuk, atas bunga dan/atau
diskonto yang diterima
pemegang Obligasi dengan
kupon pada saat jatuh tempo
Bunga Obligasi, dan diskonto
yang diterima pemegang Obligasi
tanpa bunga pada saat jatuh
tempo Obligasi
Perusahaan efek,
dealer, atau bank
Selaku pedagang
perantara dan/atau
pembeli, atas bunga dan
diskonto yang diterima
penjual Obligasi pada
saat transaksi.
Pengecualian
Tax
Wajib Pajak dana pensiun yang
pendirian atau pembentukannya
telah disahkan oleh Menteri
Keuangan dan memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h
Undang-Undang PPh
Wajib Pajak bank
yang didirikan di
Indonesia atau
cabang bank luar
negeri di Indonesia.
PAJAK PENGHASILAN ATAS
PENGHASILAN BERUPA
SEWA TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN
PENGERTIAN
Pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa sewa tanah
dan/atau bangunan diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 5
Tahun 2002. Menurut Ketentuan tersebut, penghasilan berupa sewa
tanah dan/atau bangunan dikenakan PPh yang bersifat final.
Penghasilan berupa sewa atas
tanah dan atau bangunan berupa
tanah, rumah, rumah susun,
apartemen, kondominium, gedung
perkantoran, gedung pertokoan,
atau gedung pertemuan termasuk
bagiannya, rumah kantor, toko,
rumah toko, gudang dan bangunan
industri, dikenakan Pajak
Penghasilan yang bersifat final.
GO!
Tarif Pajak
Penghasilan Pasal 4
Ayat 2
GO!
Besarnya PPh yang
dipotong adalah
sebesar 10% baik atas
penghasilan yang
diterima oleh Wajib
Pajak badan maupun
OP dari jumlah bruto
nilai persewaan tanah
dan/atau bangunan.
PPh (Final) = 10% x Bruto
For
xample
Tax
01
Soal :
PT. BDS menyewa sebuah ruko
dari Tuan Wibawa untuk dijadikan
kantor dengan nilai sewa sebesar
Rp. 40.000.000,00.
PPh Pasal 4 Ayat 2 yang
dipotong oleh PT. BDS adalah:
10% x Rp. 40.000.000,00 =
Rp. 4.000.000,00.
Pemotong Pajak
Penghasilan atas
Penghasilan Berupa
Sewa Tanah dan/atau
Bangunan
Pemotongan dilakukan oleh penyewa dalam hal
penyewa adalah Badan Pemerintah, Subjek Pajak
badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, kerjasama operasi,
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan
orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak
Penghasilan adalah :
1. Akuntan, arsitek, dokter, Notaris, Pejabat Pembuat
Akte Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah
Camat, pengacara, dan konsultan, yang
melakukan pekerjaan bebas;
2. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang
menyelenggarakan pembukuan;
yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam
negeri.
Pph atas penghasilan
pengalihan hak atas
tanah dan atau
bangunan
GO!
● Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan adalah
penghasilan yang diterima pihak yang mengalihkan hak atas tanah
dan/ bangunan melalui:
● ⁃ Penjualan
● ⁃ Tukar - menukar
● ⁃ Pelepasan hak
● ⁃ Lelang
● ⁃ Hibah
● ⁃ Waris
● ⁃ Cara lain yang disepakati antar pihak
Pengertian
Objek
Pajak
penjualan, tukar-menukar,
perjanjian pemindahan hak,
pelepasan hak, penyerahan
hak, lelang, hibah, atau cara
lain yang disepakati dengan
pihak lain selain pemerintah;
1
penjualan, tukar-menukar,
pelepasan hak, penyerahan
hak, atau cara lain yang
disepakati dengan
pemerintah guna
pelaksanaan pembangunan,
termasuk pembangunan
untuk kepentingan umum
yang tidak memerlukan
persyaratan khusus;
2
3
penjualan, tukar-menukar,
pelepasan hak, penyerahan
hak, atau cara lain kepada
pemerintah guna pelaksanaan
pembangunan untuk
kepentingan umum yang
memerlukan persyaratan
khusus.
01
02
03
Table of
contents
01
02
03
Tax
● 2,5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/
bangunan selain yang berupa rumah sederhana atau rumah susun
sederhana yang dilakukan WP yang usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan
● 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan berupa rumah sederhana /
rumah susun sederhana yang dilakukan WP yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan
● 0% atas pengalihan kepada pemerintah, BUMN yang mendapat
penugasan khusus dari pemerintah, atau BUMD yang mendapat
penugasan khusus dari kepala daerah, sebagaimana yang dimaksud
dalam UU tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum
1. OP dengan penghasilan dibawah PTKP yang
melakukan pengalihan dengan jumlah bruto
pengalihannya kurang dari 60 juta rupiah dan
bukan merupakan jumlah yang dipecah- pecah
PENGECUALIAN
01
02
03
1
2. OP dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan
dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus sederajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial,
termasuk yayasan, koperasi, atau OP yang menjalankan usaha mikro
dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK,
Sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penggunaan antara pihak- pihak
bersangkutan
3. Badan yang melakukan pengalihan dengan cara hibah kepada badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, termasuk yayasan,
koperasi, atau OP yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK, Sepanjang hibah
tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penggunaan antara pihak- pihak bersangkutan
4. Pengalihan hak karena waris
5. Badan yang melakukan pengalihan dalam rangka penggabungan,
peleburan, atau pemekaran usaha yang telah ditetapkan menteri
keuangan untuk menggunakan nilai buku
6. OP dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan
harta berupa bangunan dalam rangka melaksanakan perjanjian
bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang
milik negara berupa tanah dan/ bangunan.
7. OP atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukan
pengalihan.
pemotong
Untuk transaksi penjualan, tukar-
menukar, perjanjian pemindahan hak,
pelepasan hak, penyerahan hak, lelang,
hibah, atau cara lain yang disepakati
pihak lain selain pemerintah, PPh
terutang wajib dibayar sendiri oleh
pribadi atau badan yang bersangkutan
dengan menggunakan SSP pada bank
persepsi atau Kantor Pos dan Giro,
sebelum akta, keputusan, perjanjian,
kesepakatan atau risalah lelang ditanda
tangani oleh pejabat yang berwenang.
Untuk penjualan, tukar-menukar,
pelepasan & penyerahan hak, atau
cara lain disepakati pemerintah
guna pelaksanaan pembangunan,
termasuk pembangunan untuk
kepentingan umum tanpa
persyaratan khusus PPh terutang
dipungut oleh bendaharawan atau
pejabat yang melakukan
pembayaran atau pejabat yang
menyetujui tukar menukar.
Pph Atas Usaha
Jasa Konstruksi
● Jasa konstruksi: layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan
layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konsultasi.
● Pengenaan pajak penghasilan usaha jasa konstruksi diatur dalam PP
no.51 tahun 2008 s.t.d.t.d PP No. 40 tahun 2009
Pengertian
Atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Objek pajak Pph atas jasa konstruksi
01
02
03
1
Tarif Pph Atas
Usaha Jasa
Konstruksi
● 2% untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan penyedia jasa
dengan kualifikasi usaha kecil (pph final=2%x jumlah jasa)
● 4% untuk pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa yang tidak
memiliki kualifikasi usaha (pph final=4%x jumlah jasa)
● 3% untuk pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa selain penyedia
jasa dalam angka 1 dan 2 (pph final=3%x jumlah jasa)
● 4% untuk perencanaan konstruksi atau pengawasan konstruksi oleh
penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha (pph final=4%x jumlah
jasa)
● 6% untuk perencanaan konstruksi atau pengawasan konstruksi oleh
penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha (pph final= 6%x
jumlah jasa)
Pemotongan dan penyetoran pph atas
jasa konstruksi
• dipotong oleh pengguna jasa saat pembayaran, dalam hal pengguna jasa
merupakan pemotong pajak
• Disetor sendiri oleh penyedia jasa, dalam hal pengguna jasa bukan
pemotong pajak
• Besarnya, Pajak Penghasilan yang dipotong atau disetor sendiri adalah:
a. jumlah pembayaran, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai,
dikalikan tarif Pajak Penghasilan di atas; atau
b. jumlah penerimaan pembayaran, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai, dikalikan taril Pajak Penghasilan di atas dalam hal Pajak
Penghasilan disetor sendiri oleh Penyedia Jasa.
• Jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan pembayaran di atas
merupakan bagian dari Nilai Kontrak Jasa Konstruksi.
Pajak Penghasilan
Atas Undian
Objek Pajak
Atas penghasilan berupa hadiah undian dengan
nama dan dalam bentuk apapun dipotong atau
dipungut Pajak Penghasilan yang bersifat final.
01
02
03
TAX
25% dari jumlah
bruto hadiah
undian
TARIFdan ATURAN
• Pph final= 25% x
bruto
01
02
03
• Diatur dalam PP No.132
tahun 2000.
• Penghasilan berupa
undian dengan nama
dan dalam bentuk
apapun dipotong atau
dipungut pph final
Penyelenggara undian wajib
memotong atau memungut PPh
Final atas Hadiah Undian.
01
02
03
Pemotong Pajak
Table of
contents
Contoh:
PT Dia menyelenggarakan undian
berupa uang tunau senilai
Rp100.000.000
Pph pasal 4 ayat 2 yang dipotong
PT Dia adalah 25% x Rp100.000.000
= Rp25.000.000
01
02
03
Atas Penghasilan
Dari Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka
Yang Diperdagangkan Di Bursa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2009
Tax
Penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh orang
pribadi atau badan dari transaksi derivatif berupa kontrak
berjangka yang diperdagangkan di bursa dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final.
"transaksi derivatif" adalah
transaksi yang didasari pada
kontrak atau perjanjian
pembayaran yang nilainya
merupakan turunan dari nilai
instrumen yang mendasari
seperti suku bunga, nilai
tukar, komoditi, ekuiti
"kontrak berjangka" adalah suatu
perjanjian termasuk kontrak
standar untuk membeli atau
menjual sejumlah efek atau
komoditi yang jumlah, mutu,
jenis, tempat, dan waktu
penyerahan di kemudian hari
telah ditetapkan
PPh ( final )
2,5% (dua koma lima persen) x margin awal
01
02
03
Tax
Sejak diberlakukan peraturan
pemerintah no 31 tahun 2011
ketentuan atas penghasilan dari
transaksi derivatif dinyatakan
tidak berlaku/dicabut
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2009 :
Lembaga kliring dan penjamin wajib, memungut Pajak Penghasilan
menyetor seluruh pajak yang dipungut kepada kantor pos atau, bank
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
menyampaikan laporan pemungutan dan penyetoran Pajak
Penghasilan Kantor Pelayanan Pajak.
lembaga kliring dan
penjamin" adalah badan
usaha yang
menyelenggarakan dan
menyediakan sistem
dan/atau sarana untuk
pelaksanaan kliring dan
penjaminan transaksi di
bursa, termasuk
lembaga kliring dan
penjamin berjangka.
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2018
Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima
atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu
Tarif Pajak Penghasilan final pada ayat
(1)
Sebesar 0,5% (nol koma
lima persen)
01
02
03
Tax
• Wajib Pajak orang pribadi
Wajib Pajak
01
02
03
Tax
• Wajib Pajak badan berbentuk koperasi,
CV, firma, atau PT yang menerima atau
memperoleh penghasilan dengan
peredaran bruto di bawah Rp 4,8
miliar.
2. penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri
yang pajaknya terutang atau telah dibayar di luar negeri
01
02
03
Yang tidak termasuk penghasilan
dikenai pajak final
1. penghasilan yang diterima dari
jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas
3. penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang
bersifat final dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan tersendiri
4. penghasilan yang dikecualikan
sebagai objek pajak.
pekerjaan bebas meliputi :
- tenaga ahli yang melakukan
pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, / PPAT,
penilai, dan aktuaris
- pemain musik, pembawa acara,
penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan,
sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain
drama, dan penari;
- Olahragawan
- pengarang, peneliti, dan penerjemah
- agen iklan
- pengawas atau pengelola proyek
- Perantara
- petugas penjaja barang dagangan
- agen asuransi
- distributor perusahaan pemasaran
berjenjang atau penjualan langsung dan
kegiatan sejenis lainnya.
- penasihat, pengajar, pelatih,
penceramah, penyuluh, dan moderator
01
02
03
Yang tidak termasuk penghasilan
dikenai pajak final
Tax
bagi Wajib Pajak
orang pribadi
Wajib Pajak badan
berbentuk koperasi,
persekutuan komanditer,
atau firma
bagi Wajib Pajak
badan berbentuk
perseroan terbatas
7 Tahun
Jangka waktu tertentu pengenaan Pajak
Penghasilan yang bersifat final yaitu paling lama
01
02
03
4 Tahun
3 Tahun
Tax
Contoh soal
01
02
03
Tax
Tuan R memiliki usaha toko elektronik dan
memenuhi ketentuan untuk dapat dikenakan Pajak
Penghasilan final berdasarkan ketentuan Peraturan
Pemerintah ini. Pada bulan September 2019, Tuan
R memperoleh penghasilan dari usaha penjualan
alat elektronik dengan peredaran bruto sebesar
Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah). Dari
jumlah tersebut, penjualan dengan peredaran bruto
sebesar Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)
dilakukan pada tanggal 17 September 2019 kepada
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang
merupakan Pemotong atau Pemungut Pajak,
sisanya sebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah) diperoleh dari penjualan kepada pembeli
orang pribadi yang langsung datang ke toko
miliknya. Tuan R memiliki surat keterangan Wajib
Pajak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final
berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
Pajak Penghasilan yang bersifat final yang
terutang untuk bulan September 2019
dihitung sebagai berikut :
01
02
03
Tax
Pajak Penghasilan yang bersifat final yang
dipotong oleh Dinas Perhubungan DKI
Jakarta:
= 0,5% x Rp60.000.000,00 = Rp300.000,00
Pajak Penghasilan yang bersifat final yang
disetor sendiri:
= 0,5% x Rp20.000.000,00 = Rp100.000,00
Jadwal Jatuh tempo pelaporan dan
penyetoran
Thank
You

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanRoko Subagya
 
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIAmnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIRoko Subagya
 
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAKPENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAKLamsiskaRosalina
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...Roko Subagya
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakBbe Mee
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumDharaniKassapa
 
Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816 Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816 forum_dosen
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususkaromah95
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badanmateripenyuluhan
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniRiki Ardoni
 
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanheri baskoro
 

Mais procurados (20)

Perpajakan 2
Perpajakan 2Perpajakan 2
Perpajakan 2
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
 
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIAmnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
 
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAKPENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
 
PENAGIHAN PAJAK
PENAGIHAN PAJAKPENAGIHAN PAJAK
PENAGIHAN PAJAK
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan Umum
 
Uu tax amnesty
Uu tax amnestyUu tax amnesty
Uu tax amnesty
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Penagihan pajak
Penagihan pajak Penagihan pajak
Penagihan pajak
 
Pajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umumPajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umum
 
Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816 Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Pajak Penghasilan
Pajak PenghasilanPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khusus
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
 

Semelhante a Berikut ini adalah pengecualian pemotongan PPH pasal 4(2) atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan:1. Orang pribadi (OP) dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan dengan jumlah bruto pengalihan kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). 2. Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dilakukan oleh perusaha

Ppt p ph final
Ppt p ph finalPpt p ph final
Ppt p ph finalarnisyah
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMInoval dwi ridzkiana
 
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMIMeysi Resyanti
 
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2SilvaSandiarini
 
INISIASI pajak penghasilan umum.pptx
INISIASI pajak penghasilan umum.pptxINISIASI pajak penghasilan umum.pptx
INISIASI pajak penghasilan umum.pptxYudhiAprianto3
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isianisa_13
 
pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accounting
pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accountingpajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accounting
pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accountingjemimapanjaitan1
 
3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan finalDuni Rusnercih
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Yesica Adicondro
 
PPh final - Riki ardoni
PPh final  - Riki ardoniPPh final  - Riki ardoni
PPh final - Riki ardoniRiki Ardoni
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakankristina105
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxmatius7
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiNaila Karima
 

Semelhante a Berikut ini adalah pengecualian pemotongan PPH pasal 4(2) atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan:1. Orang pribadi (OP) dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan dengan jumlah bruto pengalihan kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). 2. Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dilakukan oleh perusaha (20)

Ppt p ph final
Ppt p ph finalPpt p ph final
Ppt p ph final
 
Ppt p ph final
Ppt p ph finalPpt p ph final
Ppt p ph final
 
PPh Final.pptx
PPh Final.pptxPPh Final.pptx
PPh Final.pptx
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
 
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
 
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
 
Objek PPh.pdf
Objek PPh.pdfObjek PPh.pdf
Objek PPh.pdf
 
INISIASI pajak penghasilan umum.pptx
INISIASI pajak penghasilan umum.pptxINISIASI pajak penghasilan umum.pptx
INISIASI pajak penghasilan umum.pptx
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isi
 
pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accounting
pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accountingpajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accounting
pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 accounting
 
3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final3.3. penghasilan final
3.3. penghasilan final
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak Penghasilan dan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
 
Bab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baruBab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baru
 
PPh final - Riki ardoni
PPh final  - Riki ardoniPPh final  - Riki ardoni
PPh final - Riki ardoni
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakan
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 

Último

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 

Último (20)

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 

Berikut ini adalah pengecualian pemotongan PPH pasal 4(2) atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan:1. Orang pribadi (OP) dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan dengan jumlah bruto pengalihan kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). 2. Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dilakukan oleh perusaha

  • 1. 01 02 03 PPH Pasal 4 ayat 2 Annisa Noor Laili Agustin Hanna Tita M. Davit Rivaldo Sharleen Mutia A 01 02 03 04 ASP 21 (20/456878/SV/17325) (20/463770/SV/18089) (20/456884/SV/17331) (20/456894/SV/17341)
  • 2. Pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib pajak orang pribadi atas beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final. Pengertian
  • 3. 01 02 03 Penghasilan yang dikenai PPH pasal 4 ayat 2 bersifat final Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang Negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada anggota koperasi OP Penghasilan berupa hadiah undian Penghasilan dari trasaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivative yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham / pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diteima oleh perusahaan modal ventura penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan
  • 4. Peraturan Pemerintah No. 131 Tahun 2000 telah diubah terakhir dengan Peratturan Pemerintah No. 123 Tahun 2015 01 02 03 PPH Pasal 4 ayat 2
  • 5. Atas bunga deposito dalam mata uang dolar amerika serikat yang dananya bersumber dari devisa hasil ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank didirikan / berkedudukan di indonesia 01 02 03 PPH Pasal 4 ayat 2 10% 7,5% 2,5% 0% Deposito jangka 1 bulan Deposito jangka waktu 3 bulan Deposito jangka waktu 6 bulan Deposito jangka waktu > 6 bulan Penghitungan: tarif x jumlah bruto
  • 6. Atas bunga deposito dalam mata uang rupiah yang dananya bersumber dari devisa hasil ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank didirikan / berkedudukan di indonesia 01 02 03 PPH Pasal 4 ayat 2 7,5% 5% 0% Deposito jangka 1 bulan Deposito jangka waktu 3 bulan Deposito jangka waktu 6 bulan atau lebih
  • 7. Atas bunga dari tabungan dan diskonto Serifikat Bank Indonesia serta bunga dari deposito selain yang dimaksud pada ketentuan sebelumnya 01 02 03 PPH Pasal 4 ayat 2 20% 20% atau tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku Wajib Pajak dalam negeri dan BUT Wajib Pajak Luar negeri
  • 8. 1. Bunga & Deposito yang diterima / diperoleh bank yang didirikan di Indonesia /cabang bank luar negeri di Indonesia 2. Bunga deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia sepanajng jumlah deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia tersebut tidak melebihi Rp 7.500.000 dan bukan merupakan jumlah yang terpecah –pecah 01 02 03 Pengecualian PPH Pasal 4 ayat 2
  • 9. 4. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, attau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yag berlaku untuk dihuni sendiri 01 02 03 Pengecualian PPH Pasal 4 ayat 2 3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima /diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah di sahkan menkeu
  • 10. “bagi wajib pajak dalam negeri, orang pribadi yang seluruh penghasilannya (termasuk bunga dan diskonto) dalam satu tahuntidak melebihi PTKP atas pajak yang telah dipotong dapat diajukan permohonan restitusi”
  • 11. PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA ATAU DISKONTO OBLIGASI
  • 12. PENGERTIAN Pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa bunga atau diskonto obligasi yang dijual di bursa efek diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2009 s.t.d.t.d. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2019. Menurut PP tersebut, atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak berupa bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan/atau dilaporkan di bursa efek dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
  • 13. Objek Pajak Tax surat utang dan surat utang negara, yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. surat berharga yang berupa surat pengakuan utang baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya, yang terdiri atas Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara. imbalan yang diterima dan/atau diperoleh pemegang Obligasi dalam bentuk bunga dan/atau diskonto.
  • 15. Bunga dari Obligasi dengan Kupon Tax 15% 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda Bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap Bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan organisasi
  • 16. Diskonto dari Obligasi dengan Kupon Tax Bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda Bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap 15% Dari Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan
  • 17. Diskonto dari Obligasi tanpa bunga Tax 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda Bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap 15% Bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap Dari Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi
  • 18. Bunga dan/atau Diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksa dana dan Wajib Pajak dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi kolektif, dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif, dan efek beragun aset berbentuk kontrak investasi kolektif yang terdaftar atau tercatat pada Otoritas Jasa Keuangan sebesar : Tax 5% sampai dengan tahun 2020 10% untuk tahun 2021 dan seterusnya
  • 19. Pemotong Pajak Tax Penerbit Obligasi atau Kustodian Selaku agen pembayaran yang ditunjuk, atas bunga dan/atau diskonto yang diterima pemegang Obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo Bunga Obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang Obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo Obligasi Perusahaan efek, dealer, atau bank Selaku pedagang perantara dan/atau pembeli, atas bunga dan diskonto yang diterima penjual Obligasi pada saat transaksi.
  • 20. Pengecualian Tax Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang PPh Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
  • 21. PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA SEWA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
  • 22. PENGERTIAN Pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa sewa tanah dan/atau bangunan diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2002. Menurut Ketentuan tersebut, penghasilan berupa sewa tanah dan/atau bangunan dikenakan PPh yang bersifat final.
  • 23. Penghasilan berupa sewa atas tanah dan atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, gedung pertokoan, atau gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan bangunan industri, dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final. GO!
  • 25. Besarnya PPh yang dipotong adalah sebesar 10% baik atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak badan maupun OP dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan. PPh (Final) = 10% x Bruto
  • 26. For xample Tax 01 Soal : PT. BDS menyewa sebuah ruko dari Tuan Wibawa untuk dijadikan kantor dengan nilai sewa sebesar Rp. 40.000.000,00. PPh Pasal 4 Ayat 2 yang dipotong oleh PT. BDS adalah: 10% x Rp. 40.000.000,00 = Rp. 4.000.000,00.
  • 27. Pemotong Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Sewa Tanah dan/atau Bangunan Pemotongan dilakukan oleh penyewa dalam hal penyewa adalah Badan Pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan adalah : 1. Akuntan, arsitek, dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas; 2. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan; yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam negeri.
  • 28. Pph atas penghasilan pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan GO!
  • 29. ● Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan adalah penghasilan yang diterima pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/ bangunan melalui: ● ⁃ Penjualan ● ⁃ Tukar - menukar ● ⁃ Pelepasan hak ● ⁃ Lelang ● ⁃ Hibah ● ⁃ Waris ● ⁃ Cara lain yang disepakati antar pihak Pengertian
  • 31. penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain selain pemerintah; 1 penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, atau cara lain yang disepakati dengan pemerintah guna pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus; 2
  • 32. 3 penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, atau cara lain kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus. 01 02 03 Table of contents
  • 34. ● 2,5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan selain yang berupa rumah sederhana atau rumah susun sederhana yang dilakukan WP yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan ● 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan berupa rumah sederhana / rumah susun sederhana yang dilakukan WP yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan ● 0% atas pengalihan kepada pemerintah, BUMN yang mendapat penugasan khusus dari pemerintah, atau BUMD yang mendapat penugasan khusus dari kepala daerah, sebagaimana yang dimaksud dalam UU tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
  • 35. 1. OP dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari 60 juta rupiah dan bukan merupakan jumlah yang dipecah- pecah PENGECUALIAN 01 02 03 1
  • 36. 2. OP dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus sederajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, termasuk yayasan, koperasi, atau OP yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK, Sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penggunaan antara pihak- pihak bersangkutan 3. Badan yang melakukan pengalihan dengan cara hibah kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, termasuk yayasan, koperasi, atau OP yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK, Sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penggunaan antara pihak- pihak bersangkutan
  • 37. 4. Pengalihan hak karena waris 5. Badan yang melakukan pengalihan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang telah ditetapkan menteri keuangan untuk menggunakan nilai buku 6. OP dengan penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan harta berupa bangunan dalam rangka melaksanakan perjanjian bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/ bangunan. 7. OP atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukan pengalihan.
  • 38. pemotong Untuk transaksi penjualan, tukar- menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati pihak lain selain pemerintah, PPh terutang wajib dibayar sendiri oleh pribadi atau badan yang bersangkutan dengan menggunakan SSP pada bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro, sebelum akta, keputusan, perjanjian, kesepakatan atau risalah lelang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang. Untuk penjualan, tukar-menukar, pelepasan & penyerahan hak, atau cara lain disepakati pemerintah guna pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum tanpa persyaratan khusus PPh terutang dipungut oleh bendaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran atau pejabat yang menyetujui tukar menukar.
  • 39. Pph Atas Usaha Jasa Konstruksi
  • 40. ● Jasa konstruksi: layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konsultasi. ● Pengenaan pajak penghasilan usaha jasa konstruksi diatur dalam PP no.51 tahun 2008 s.t.d.t.d PP No. 40 tahun 2009 Pengertian
  • 41. Atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final. Objek pajak Pph atas jasa konstruksi 01 02 03 1
  • 42. Tarif Pph Atas Usaha Jasa Konstruksi
  • 43. ● 2% untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan penyedia jasa dengan kualifikasi usaha kecil (pph final=2%x jumlah jasa) ● 4% untuk pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha (pph final=4%x jumlah jasa) ● 3% untuk pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa selain penyedia jasa dalam angka 1 dan 2 (pph final=3%x jumlah jasa) ● 4% untuk perencanaan konstruksi atau pengawasan konstruksi oleh penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha (pph final=4%x jumlah jasa) ● 6% untuk perencanaan konstruksi atau pengawasan konstruksi oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha (pph final= 6%x jumlah jasa)
  • 44. Pemotongan dan penyetoran pph atas jasa konstruksi • dipotong oleh pengguna jasa saat pembayaran, dalam hal pengguna jasa merupakan pemotong pajak • Disetor sendiri oleh penyedia jasa, dalam hal pengguna jasa bukan pemotong pajak • Besarnya, Pajak Penghasilan yang dipotong atau disetor sendiri adalah: a. jumlah pembayaran, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dikalikan tarif Pajak Penghasilan di atas; atau b. jumlah penerimaan pembayaran, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dikalikan taril Pajak Penghasilan di atas dalam hal Pajak Penghasilan disetor sendiri oleh Penyedia Jasa. • Jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan pembayaran di atas merupakan bagian dari Nilai Kontrak Jasa Konstruksi.
  • 46. Objek Pajak Atas penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan yang bersifat final. 01 02 03 TAX
  • 47. 25% dari jumlah bruto hadiah undian TARIFdan ATURAN • Pph final= 25% x bruto 01 02 03 • Diatur dalam PP No.132 tahun 2000. • Penghasilan berupa undian dengan nama dan dalam bentuk apapun dipotong atau dipungut pph final
  • 48. Penyelenggara undian wajib memotong atau memungut PPh Final atas Hadiah Undian. 01 02 03 Pemotong Pajak Table of contents
  • 49. Contoh: PT Dia menyelenggarakan undian berupa uang tunau senilai Rp100.000.000 Pph pasal 4 ayat 2 yang dipotong PT Dia adalah 25% x Rp100.000.000 = Rp25.000.000 01 02 03
  • 50. Atas Penghasilan Dari Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka Yang Diperdagangkan Di Bursa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2009 Tax Penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final. "transaksi derivatif" adalah transaksi yang didasari pada kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan turunan dari nilai instrumen yang mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti "kontrak berjangka" adalah suatu perjanjian termasuk kontrak standar untuk membeli atau menjual sejumlah efek atau komoditi yang jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan di kemudian hari telah ditetapkan
  • 51. PPh ( final ) 2,5% (dua koma lima persen) x margin awal 01 02 03 Tax Sejak diberlakukan peraturan pemerintah no 31 tahun 2011 ketentuan atas penghasilan dari transaksi derivatif dinyatakan tidak berlaku/dicabut
  • 52. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2009 : Lembaga kliring dan penjamin wajib, memungut Pajak Penghasilan menyetor seluruh pajak yang dipungut kepada kantor pos atau, bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. menyampaikan laporan pemungutan dan penyetoran Pajak Penghasilan Kantor Pelayanan Pajak. lembaga kliring dan penjamin" adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan transaksi di bursa, termasuk lembaga kliring dan penjamin berjangka.
  • 53. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018 Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Tarif Pajak Penghasilan final pada ayat (1) Sebesar 0,5% (nol koma lima persen) 01 02 03 Tax
  • 54. • Wajib Pajak orang pribadi Wajib Pajak 01 02 03 Tax • Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, CV, firma, atau PT yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan peredaran bruto di bawah Rp 4,8 miliar.
  • 55. 2. penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri yang pajaknya terutang atau telah dibayar di luar negeri 01 02 03 Yang tidak termasuk penghasilan dikenai pajak final 1. penghasilan yang diterima dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas 3. penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan tersendiri 4. penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
  • 56. pekerjaan bebas meliputi : - tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, / PPAT, penilai, dan aktuaris - pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, dan penari; - Olahragawan - pengarang, peneliti, dan penerjemah - agen iklan - pengawas atau pengelola proyek - Perantara - petugas penjaja barang dagangan - agen asuransi - distributor perusahaan pemasaran berjenjang atau penjualan langsung dan kegiatan sejenis lainnya. - penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator 01 02 03 Yang tidak termasuk penghasilan dikenai pajak final Tax
  • 57. bagi Wajib Pajak orang pribadi Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, atau firma bagi Wajib Pajak badan berbentuk perseroan terbatas 7 Tahun Jangka waktu tertentu pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final yaitu paling lama 01 02 03 4 Tahun 3 Tahun Tax
  • 58. Contoh soal 01 02 03 Tax Tuan R memiliki usaha toko elektronik dan memenuhi ketentuan untuk dapat dikenakan Pajak Penghasilan final berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah ini. Pada bulan September 2019, Tuan R memperoleh penghasilan dari usaha penjualan alat elektronik dengan peredaran bruto sebesar Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah). Dari jumlah tersebut, penjualan dengan peredaran bruto sebesar Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dilakukan pada tanggal 17 September 2019 kepada Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang merupakan Pemotong atau Pemungut Pajak, sisanya sebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) diperoleh dari penjualan kepada pembeli orang pribadi yang langsung datang ke toko miliknya. Tuan R memiliki surat keterangan Wajib Pajak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
  • 59. Pajak Penghasilan yang bersifat final yang terutang untuk bulan September 2019 dihitung sebagai berikut : 01 02 03 Tax Pajak Penghasilan yang bersifat final yang dipotong oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta: = 0,5% x Rp60.000.000,00 = Rp300.000,00 Pajak Penghasilan yang bersifat final yang disetor sendiri: = 0,5% x Rp20.000.000,00 = Rp100.000,00
  • 60. Jadwal Jatuh tempo pelaporan dan penyetoran