Anúncio
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

TM2.MANAJEMEN BENCANA.pptx

  1. Perencanaan Tanggap Bencana
  2. Pentingnya Kesiap-siagaan Tujuan: 1. Mengurangi Ancaman 2. Mengurangi Kerentanan Masyarakat 3. Mengurangi Akibat 4. Menjalin Kerjasama
  3. Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB)  KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun, baik laki-laki maupun perempuan, yang peduli pada penanggulangan bencana dalam bentuk dan nama apapun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan dibentuk atas hasil keputusan bersama.  Masyarakat sendiri berhak untuk melakukan segala usaha untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.
  4.  KMPB muncul sebagai upaya penyatuan sumber- sumber yang dimiliki oleh masyarakat untuk menanggulangi bencana yang dihadapi bersama.  Pembentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada dalam masyarakat yang bersama-sama sesuai kemampuan masing-masing menyumbang agar dapat menanggulangi bencana secara tepat guna dan tepat waktu.
  5.  KMPB dapat menjadi bagian pemerintahan Desa yang dibentuk oleh Pemerintah Desa atau Kepala Desa.  Di tempat lain, KMPB dapat juga merupakan organisasi swadaya masyarakat di luar jalur pemerintahan Desa atau merupakan gabungan beberapa organisasi masyarakat yang sudah ada di Desa.
  6.  Tugas utama Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) ini adalah membuat perencanaan untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi di wilayahnya.  Apabila diperlukan, KMPB bisa bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam menanggulangi bencana seperti Polisi, TNI, SAR, dll.
  7. Anggota KMPB misalnya:  Wakil-wakil organisasi yang ada di Desa, misalnya organisasi Perempuan Desa (Pengurus Program Kesejahteraan Keluarga/PKK), organisasi Karang Taruna, organisasi Tani atau Nelayan, pengurus POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu), organisasi perlindungan masyarakat (Pecalang, LINMAS)  Perorangan yang mampu dan sanggup melibatkan diri dalam KMPB  Gabungan keduanya
  8.  Anggota kelompok harus dipilih berdasarkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang dibutuhkan.  Keanggotaan kelompok harus seimbang antara laki- laki dan perempuan, orang tua dan kaum muda.  Anggota perempuan harus terlibat dalam seluruh proses penanggulangan bencana, sejak saat pengkajian, analisis, perencanaan, pengerahan sumber-sumber, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
  9. Beberapa contoh kriteria anggota KMPB  Sehat  Mewakili salah satu kelompok masyarakat  Punya kemauan dan waktu untuk terlibat
  10. Pengorganisasian KMPB  Besarnya jumlah anggota KMPB ini tergantung pada besarnya wilayah, besarnya cakupan kemungkinan bencana dan sumber daya manusia yang ada.  Kelompok ini kemudian dibagi menjadi beberapa regu sesuai dengan kebutuhan yang masing-masing memiliki tugas khusus. Masing-masing regu memilih seorang koordinator.  Pilihlah orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kemauan sesuai dengan tugas yang ditunjuk.  KMPB ini sebenarnya adalah alat atau wadah operasional yang efektif dalam penanganan bencana di masing-masing Desa atau KeLurahan.
  11. Memperkirakan Risiko Bencana
  12. Berikut adalah langkah-langkah untuk memperkirakan risiko bencana :  Pembuatan profil Desa  Penilaian ancaman  Penilaian kerentanan dan kemampuan  Penilaian risiko
  13. Pembuatan Profil Desa Profil Desa dibuat dengan menggunakan data yang tersedia di Desa atau Kelurahan. Data yang biasanya digunakan antara lain:  Luas dan batas wilayah (Kota, Desa, Dusun)  Jumlah dan nama-nama wilayah  Sarana jalan (jalan Kabupaten, jalan Desa, jalan Dusun, jalan Kampung) dan jembatan  Tata guna lahan (hutan, kebun, sawah, permukiman, mata air, sungai, laut sesuai dengan keadaan setempat)  Sarana-sarana umum (balai Desa atau KeLurahan, Sekolah, pasar, tempat ibadah, puskesmas atau klinik kesehatan, lapangan yang ada di wilayah tersebut)
  14.  Jumlah masyarakat berdasarkan umur dan jenis kelamin (pisahkan data laki-laki dan perempuan serta kelompok- kelompok umur dari 0 tahun hingga di atas 60 tahun. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam mengetahui perbedaan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya)  Hitung kelompok rentan dalam wilayah tersebut (bayi, balita, anak-anak, para lanjut usia, perempuan hamil dan menyusui, para penyandang cacat, orang yang sedang sakit, orang yang hidup dengan HIV/AIDS).  Hitung tenaga kesehatan (Bidan atau kader Desa), tenaga keamanan, jumlah transportasi yang dimiliki (mobil, motor, truk), sarana komunikasi yang dimiliki.
  15. Penilaian Ancaman
  16. Beberapa hal yang perlu dicermati dalam penilaian ancaman adalah  Sumber atau jenis ancaman  Luas wilayah yang rawan bencana  Jumlah masyarakat (berdasarkan kelamin, umur dan kelompok rentan) di wilayah yang terancam  Jumlah dan jenis bangunan (rumah, kantor, Sekolah, tempat ibadah, KUD, pasar, puskesmas)  Sarana dan prasarana (jalan, jembatan, sarana listrik, sarana air, sarana telekomunikasi)
  17. Penilaian Kemampuan & Kerentanan
  18. Alasan mengapa proses penilaian kemampuan dan kerentanan ini dilakukan:  Menyadari kelemahan dalam menangani bencana  Menyadari sumber yang tersedia di dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk upaya penanggulangan bencana
  19.  Untuk membantu melakukan penilaian kemampuan dan kerentanan, kita bisa menggunakan sumber penghidupan sebagai alat penilaian kemampuan dan kerentanan yang ada di masyarakat.  Jika sumber kehidupan di masyarakat bersifat negatif maka hal itu disebut kerentanan dan jika bersifat positif disebut kemampuan.
  20. Sumber penghidupan tersebut adalah:  Alam (tanah, air, udara, tumbuhan, binatang)  Manusia (sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan, jenis kelamin, usia, kelengkapan anggota badan, fungsi alat indra)  Sosial (hubungan keluarga, organisasi, kelembagaan, jaringan sosial)  Ekonomi (mata pencaharian, keuangan, akses pinjaman)  Fisik (jalan, jembatan, puskesmas, pelabuhan, bandara, terminal angkutan, Sekolah, pasar, KUD, tempat pelelangan, rumah gadai, tempat ibadah, sarana rekreasi, perkantoran, pertokoan)
  21. Penilaian Risiko
  22. Kegiatan ini adalah proses untuk memperkirakan besarnya risiko kemungkinan bencana. Kegiatan ini dilakukan dengan cara:  Menemukan setiap unsur yang berisiko untuk setiap jenis ancaman  Mengkaji akar penyebab mengapa unsur tersebut berisiko
  23. Ada 3 komponen dalam penilaian risiko, yaitu:  Menghitung kemungkinan risiko  Mengenali unsur-unsur yang berisiko pada manusia, lingkungan, bangunan, ekonomi, sosial sesuai dengan ancaman yang ada  Mengenali kerentanan terhadap unsur-unsur yang berisiko seperti kerentanan yang ada di masyarakat/orang (sikap, perilaku, motivasi, keterampilan); kerentanan bangunan (lokasi, bahan baku, rancangan); lingkungan (kerusakan lingkungan)
  24. Relawan  Apa itu relawan?  Relawan atau sukarelawan adalah sumber daya manusia yang memiliki keahlian atau keterampilan yang sangat diperlukan sebelum, saat dan sesudah bencana.  Sering orang datang menawarkan diri menjadi relawan sehingga perlu diatur dengan baik.  Koordinator KMPB berhak untuk mengatur relawan- relawan tersebut.
  25.  Regu Relawan (KMPB) mengawasi seluruh kegiatan relawan, termasuk menetapkan kriteria relawan, penerimaan, penjadwalan, penempatan para relawan.  Kadang-kadang terlalu banyak relawan yang tidak terlatih dan tidak terkoordinasi di lokasi bencana justru dapat memperburuk keadaan.  Karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang memerlukan dukungan relawan.
  26. Relawan dapat sangat berguna untuk dua tujuan utama: 1. Untuk menyediakan keterampilan khusus yang dibutuhkan sebelum, saat dan sesudah bencana seperti penerjemahan, penggalian dana, penyusunan data, dukungan medis dan kejiwaan yang khusus, bangunan (rumah, sarana air, jamban, pengolahan sampah dll.) 2. Menjadi tenaga tambahan bagi anggota regu yang ada dalam bencana berskala besar, atau ketika banyak dari anggota regu penanggulangan tidak ada atau tidak tersedia saat bencana terjadi
  27. Terima kasih
Anúncio