SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 1/8
Note
Mitra dari seorang pelupa :)
Seputar Nasionalisme
APRIL 15, 2013 BY NONE
(http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/images.jpg)Nasionalisme didefinisikan sebagai kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan serta mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan suatu bangsa, yakni
semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997;648).
Dari sisi lainnya, nasionalisme di pandang sebagai suatu paham untuk menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama. Identitas tersebut dapat
berupa kesamaan darah atau keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal, bahasa, kebudayaan dan
sejenisnya (wikipedia).
Sejarah nasionalisme bermula dari benua Eropa sekitar Abad Pertengahan. Gerakan Reformasi Protestan
yang dipelopori oleh Martin Lither di Jerman disinyalir sebagai pemici gerakan kebangsaan tersebut dalam
pengertian nation-state di Eropa. Saat itu, Luther yang menentang Gereja Katolik Roma menerjemahkan
Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman dengan menggunakan gaya bahasa yang dapat menumbuhkan
rasa kebanggaan sebagai bangsa Jerman. Penerjemahan ini tidak hanya mendobrak hak ekslusif bagi
mereka yang menguasai bahasa Latin (seperti para pastor, uskup, dan kardinal sebagai penafsir Injil)
namun juga sacara bertahap menghilangkan pengaruh bahasa Latin dari masyarakat Jerman (lihat:
Adhiyaksa Dault, Islam dan Nasionalisme, 2005: 4).
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 2/8
Nasionalisme yang tumbuh di Jerman kemudian menjalar secara cepat di dataran Eropa. Hal ini kemudian
menyulut persaingan fanatisme antarbangsa di Eropa yang masing-masing berusaha mendominasi lainnya.
Pada akhirnya persaingan tersebut melahirkan penjajahan negara-negara Eropa terhadap negeri-negeri di
benua Asia, Afrika dan Amerika Latin. Karena sejalan dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi Eropa
pada masa itu, mereka bersaing untuk mendapatkan bahan baku produksi dari negeri-negeri lain di luar
Eropa. Pandangan pemikiran Itali, Nikolo Machiaveli, yang menganjurkan seorang penguasa untuk
melakukan apapun demi menjaga eksistensi kekuasaannya, juga turut ‘menyemangati’ Eropa untuk
menggencarkan penjajahannya.
Ben Anderson dalam Imagined Communities menyebutkan bahwa nasionalisme terbentuk dari adanya
suatu ilusi akan suatu bangsa mandiri dan bebas dari kekuasaan kolonial; suatu bangsa yang diikat oleh
suatu kesatuan media komunikasi, yakni bahasa. Faktor kesamaan bahasa serta kesamaan pengalaman
bersama yang ditimbulkan oleh karya-karya sastra menghasilkan suatu Imagined Communities yang
didasari oleh perasaan senasib dan sepenanggungan (Anderson, Benedict, Imagined Communities).
Corak nasionalisme
Mahatma Gandhi dan pemikir Tiongkok menginspirasi Soekarno yang kemudian mencoba
mengejawenkan nasionalisme dengan corak yang berbeda dengan nasionalisme Barat (sosio-nasionalis).
Menurut dia, nasionalisme yang sejati nasionalismenya itu bukan semata-mata suatu copy atau tiruan dari
rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan; nasionalisme yang menerima rasa nasionalismenya itu sebagai
suatu wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai suatu bukti. Bagi Soekarno, rasa cinta bangsa itu adalah
lebar dan luas, dengan memberi tempat pada segenap suatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang
hidup. (Soekarno, 1964).
Sedikit dibalut atas nama agama, nasionalisme juga menjelma dengan istilah nasionalisme-religius. Konon
negara-negara di Timur Tengah mengadopsi madel nasionalisme ini. penambahan istilah religius seolah
selaras dengan ketentuan agama, padahal memiliki esensi yang sama.
Ikatan Nasionalisme
Syaikh Taqiyyudin an-Nabhani memaparkan alasan mengapa nasionalisme tidak mampu menjaga
persatuan dan kesatuan. Pertama: kualitas ikatannya rendah. Ia tidak mampu mengikat manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya tatkala mewujudkan persatuan.
Kedua: ikatannya hanya bersifat emosional dan muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri,
selain adanya peluang selalu berubah-ubah.
Ketiga: ikatan ini bersifat temporal, akan meningkat ketika ada ancaman dari luar, sebaliknya pada saat
keadaan normal atau aman ikatan ini tidak berarti sama sekali (An-Nabhani, Nizham al-Islam).
Nasionalisme dalam Kacamata Islam
Secara syar’i, umat Islam diharamkan mengadopsi nasionalisme karena ia bertentangan dengan perinsip
kesatuan umat yang diwajibkan oleh Islam. Kesatuan umat Islam wajib hanya didasarkan pada ikatan
akidah, bukan ikatan kebangsaan, seperti nasionalisme. Allah SWT berfirman:
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 3/8
Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara (TQS al-Hujurat: 10).
Ayat di atas menunjukkan behwa umat Islam adalah bersaudara, yang diikat oleh kesamaan akidah Islam
(Ideologi), bukan oleh kesamaan bangsa. Rasulullah saw. bahkan mengharamkan ikatan ‘ashabiyah
(fanatisme golongan), yaitu setiap ikatan pemersatu yang bertentangan dengan Islam, termasuk
nasionalisme:
Tidak tergolong umatku orang yang menyerukan ‘ashabiyah (fanatisme golongan) (HR Abu Dawud).
Dalam Piagam Madinah disebutkan kewajiban umat untuk menjadi satu kesatuan: “Dengan nama Allah
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah kitab (perjanjian) dari Muhammad Nabi saw. antara
orang-orang Mukmin dan Muslim dari golongan Quraisy dan Yatsrib. Sesungguhnya mereka adalah umat yang
satu, yang berbeda dengan umat lainnya.” (Sirah Ibnu Hisyam, II/119).
Pernah pada masa Rasulullah saw. salah seornag tokoh yahudi bernama Syas bin Qais –yang sangat benci
dengan bersatuan dua suku besar penghuni Kota Madinah Aus dan Khazraj dalam ikatan Islam- membuat
makar dengan mengirim seseorang penyair agar membacakan syair-syair Arab jahiliyah yang biasa
mereka pakai dalam perang Buats. Penyair itu berhasil. Perasaan kebangsaan dan kepahlawanan kaum
Aus maupun Khazraj intu memuncak hingga mereka lupa bahwa mereka sesama Muslim. Yang Aus
merasa Aus dan yang Khazraj merasa Khazraj. Dalam puncak emosi menyulut perang itu mereka akhirnya
berteriak-teriak. “Senjata-senjata”.
Pada saat genting itulah Rasulullah saw. datang dan melerai mereka. Rasulullah saw. lalu bersabda. “Wahai
kaum Muslim, apakah karena seruan Jahiliah ini (kalian hendak berperang), padahal aku ada di tengah-tengah
kalian, setelah Allah memberikan hidayah Islam kepada kalian. Dengan Islam itu Allah memuliakan kalian.
Dengan Islam Allah memutuskan urusan kalian pada masa Jahiliyah. Dengan Islam Allah menyelamatkan
kalian dari kekufuran. Dengan Islam itu pula Allah mempertautkan hati-hati kalian”. Serta merta kaum
Anshar itu segera menyadari bahwa perpecahan mereka itu adalah dari setan dan tipuan kaum kafir
sehingga mereka menangis dan berpelukan satu sama lain. Lalu mereka berpaling kepada Rasulullah saw.
dengan senantiasa siap mendengar dan taat. (Sirah Ibnu Hisyam, I/555).
Penolakan Nasionalisme
Menurut an-Nabhani, nasionalisme tidak bertolak dari ide yang lahir melalui proses berfikir yang benar dan
sadar. Maka dari itu, nasionalisme bukan ide yang layak untuk membangkitkan umat manusia. Sebab,
dalam suatu kebangkitan, diperlukan suatu pemikiran yang menyeluruh tentang kehidupan, alam semesta,
dan manusia, serta pemikiran tertentu tentang kehidupan untuk memecahkan problem kehidupan.
Kebangkitan umat Islam hanya bisa terjadi apabila didasarkan pada akidah Islam sebagai fikrah kulliyah
(Nihzham al-Islam, 2001: 22).
Tidak hanya an-Nabhani, banyak ulama lain terkemuka yang juga menolak nasionalisme. Di antaranya
adalah Muhammad Qutb yang mensejajarkan paham nasionalisme dengan komunisme dan sekularisme
yang sama-sama betentangan dengan akidah Islam. Menurut beliau, paham-paham tersebut dapat
membatalkan keislaman seseorang (Muhammad Qutb, Lailaha illallah ‘Aqidat[an] wa Syari’at[an], hlm.
140).
Abu A’la al Maududi, ulama asal Pakistan, juga menolak penggabungan Islam dengan nasionalisme.
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 4/8
Abu A’la al Maududi, ulama asal Pakistan, juga menolak penggabungan Islam dengan nasionalisme.
Menurut beliau, tidak mungkin seseorang menjadi Muslim nasionalis karena kedua-duanya tidak mungkin
bisa bertemu (Abu A’la Al Maududi, Ummah al-Islam wa Qadhiyah a-Qawmiyyah, hlm. 174).
Berdasarkan hal tersebut dapat difahami bahwa persatuan umat Islam berdasarkan akidah adalah wajib.
Sebaliknya, perpecahan umat adalah haram. Sejalan dengan menjaga persatuan umat tersebut maka
mempertahankan keutuhan wilayah umat Islam juga wajib. Karena itu separatisme adalah haram karena
akan merobek keutuhan wilayah umat Islam tersebut.
Agenda di balik Nasionalisme
Sebagaimana disebutkan di atas, nasionalisme yang tubuh di Eropa telah melahirkan penjajahan yang
menindas bangsa lain, khususnya Asia dan Afrika. Adapun negeri-negeri jajahannya mereka
menghembuskan ide nasionalisme untuk memecah-belah negeri-negeri tersebut, karena keterpecahbelahan
memudahkan bagi penjajah mereka (devide et impera). Kondisi umat Islam saat ini yang terpecah belah
menjadi 70 negara merupakan salah satu ‘hasil’ penjajahan tersebut terhadap Khilafah Islamiyah yang
dikerat-kerat berdasarkan nasionalisme menjadi negara-bangsa (nation-state).
Benih perpecahan tersebut dimulai sejak imperialis Barat menginfriltasikan racun nasionalisme ke dalam
tubuh umat Islam melalui kegiatan kristenisasi dan missi zending. Mereka sebagian besar berasal dari
Amerika, Ingris dan Prancis pada pertengahan abad ke 19 di Suriah dan Libanon. Melalui ide-ide
nasionalisme itu, kaum misionaris menyulut sentimen kebencian terhadap negara Khilafah Ustmaniyah,
yang mereka tuding sebagai negara penjajah bagi negeri-negeri di sekitarnya. Mereka kemudian
meniupkan nasionalisme di Arab saudi, Mesir, Libanon, Suriah, dan sebagainya untuk melakukan
perlawanan terhadap Khilafah Ustmaniyah.
Perjanjian Syeks-Picot (1915) yang membagi-bagi wilayah khilafah Ustmaniyah pada tangan penjajah
merupakan bukti ‘keampuhan’ ide nasionalisme dalam memecah belah kaum Muslim dan menghancurkan
Khilafah (Lihat: Abdul Qadim Zallum, Kaifah Hudimat al-Khilafah, 1990).
Pasca runtuhnya Khilafah mereka kemudian merancang payung nasionalisme yang permanen, yaitu Liga
Arab. Lembaga ini merupakan perpanjangan tangan dari nasionalisme Arab yang telah meruntuhkan
Khilafah Ustmaniyah. Kepentingan utama Barat dalam Liga ini adalah sebagai penopang penyebaran
paham nasionalisme di wilayah Timur Tengah untuk mencegah bangkitnya kembali Khilafah. Pendirian
Liga ini dilakukan oleh Antonie Adien, Menlu Britania, pada 22 Maret 1945, di Kairo yang beranggotakan
Mesir, Saudi Arabia, Libanon, Suriah, Irak, Yordania, dan Yaman.
Upaya Barat (AS, Eropa, dan sekutunya) untuk melemahkan negeri-negeri Islam melalui isu nasionalisme
dan separatisme terus dihembuskan hingga saat ini. apa yang terjadi di Sudan, Bangladesh hingga kasus
Timor Timur menunjukkan hal tersebut. Mereka terus berupaya mencerai beraikan negeri-negeri Islam
melalui gerakan separatisme tersebut dengan kedok penentuan nasib (right of self determinism) yang
dilegetimasi PBB.
Hingga detik ini, isu separatisme di Papua terus digulirkan oleh Barat, khususnya AS. Selain sejalan dengan
upaya mereka untuk melemahkan negeri Muslim, juga sejalan dengan upaya mereka merenggut kekayaan
dari bumi Papua melalui Freeport. Beberapa waktu lalu beredar berita terkait separatisme Papua tersebut di
Australia. Berita yang dipublikasikan jaringan media Fairfax dan The Canberra Times (13/8/2011) itu
menyebutkan tentang laporan rahasia mengenai kelompok separatis Papua. Laporan yang bertajuk
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 5/8
(http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/unduhan.jpg)
Demonstari “Ganyang Malaysia”
Anatomy of Papuan Separatis itu mengungkapkan sejumlah nama politisi, akademisi, wartawan, pekerja
sosial dan pemimpin agama dari seluruh dunia yang menyokong gerakan separatisme di Papua. Di antara
mereka ada senator Partai Demokrat AS Dianne Feinstein, Uskup Agung Desmod Tutu, anggota parlemen
Inggris dari Partai Buruh Andrew Smith serta mantan pemimpin Papua Nugini Michael Somare.
Semua itu menjelaskan satu hal, bahwa ide nasionalisme dan separatisme merupakan agenda asing untuk
melemahkan umat Islam dengan cara memecah belah dan menjauhkannya dari persatuan. Sebab,
persatuan umat Islam dan penyatuan wilayah negeri-negeri Islam bisa menjadi mimpi buruk bagi Barat
sang penjajah.
Dampak Buruk Nasionalisme
Pertama: Memecah belah umat. Barat menyadari betul, selama umat Islam bersatu dengan ikatan akidah
Islam dan tersemai dalam institusi pemersatu umat, yaitu Khilafah Islamiyah, maka kaum muslim tetap
kuat. Mereka tau jika Islam bersatu maka Islam tak bisa dikalahkan. Karena itu mereka begitu massif
menyebarkan pemikiran-pemikiran berbisa –salah satunya nasionalisme-, dalam rangka terus menerus
merongrong kekuatan umat Islam.
Kedua: Menyuburkan berbagai konflik. Akibat paham nasionalisme diemban oleh kaum Muslim, Negara
Islam sebelumnya bernaung di bawah panji tauhid Khilafah Islamiyah akhirnya dipecah-pecah menjadi
sekitar 70 negeri-negeri kecil yang satu sama lain saling bersengketa. Negara serumpun Indonesia-Malaysia
sejak 1961 tak luput dari sengketa. Semua itu berakar dari perebutan wilayah teritorial hingga tema
kebudayaan. Berawal dari rebutan wilayah Serawak atau sabah, Kalimantan, pama masa kini terus
merembet dengan saling klaim kepemilikan tari pendet, angklung, keris, reog ponorogo, kain batik, lagu
kebangsaan, hingga masalah kedaulatan Ambalat. Ajakan “ganyang Malaysia” pun terus bergulir di
Tanah Air.
Ketiga: Memunculkan disintegrasi. Selain mengakibatkan pecahnya negara-negara di Timur Tengah,
nasionalisme juga tidak mampu mencegah adanya ancaman disintegrasi, seperti halnya di Indonesia.
Ancaman terjadi sejak pasca Kemerdekaan hingga sekarang. Pada tahun 1948, misalnya, sebuah konflik
kekerasan terjadi di jawa timur. Peristiwa ini diawali dengan adanya proklamasi negara Soviet Republik
Indonesia oleh PKI. Di Sumatra sekitar tahun 1950-an muncul pula gerakan separatis PRRI (Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia) pimpinan kolonel Ahmad Husen. Di Sulawesi ada PERMESTA (Piagam
Perjuangan Rakyat Semesta) pimpinan D.J Somba dan Kolonel Samual.
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 6/8
(http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/unduhan-6.jpg)
Organisasi Papua Merdeka
(http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/unduhan-8.jpg)
wilayah umat Muslim dalam naungan khilafah
(http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/532199_349172255182482_1615533175_n.jpg)
Kekejaman Tentara Israel Terhadap Penduduk Palestina
Keempat: melemahkan umat. Nasionalisme terbukti menghilangkan kepedulian umat sehingga kaum
Muslim menjadi lemah. Negeri-negeri Islam menjadi santapan empuk
bangsa-bangsa Imperialis. Namun, mereka menghadapi persoalan itu hanya dengan sendiri-sendiri.
Kesadaran bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh pun telah meluntur. Padahal persaudaraan mereka
berjumlah lebih dari satu milyar manusia.
Nasionalisme inilah yang menyebabkan Palestina terus dinistakan oleh bangsa zionis Israel. Kaum zionis
tau, sistem nation-state yang diterapkan di negeri-negeri Muslim adalah benteng penghalang umat Islam
untuk membantu saudaranya.
Penyatuan Umat Islam
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 7/8
Penyatuan Umat Islam
Sebagai wujud persatuan seluruh umat Islam, Islam mewajibkan umatnya untuk hidup di bawah datu
kepemimpinan atau negara, yakni Khilafah Islamiyah. Haram bagi mereka tercerai berai di bawah
kepemimpinan yang lebih dari satu. Rasulullah saw. bersabda:
Jika dibaiat dua orang khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya (HR Muslim).
Rasulullah saw. juga bersabda:
Siapa saja yang datang kepada kalian, sedangkan urusan kaliah terhimpun pada satu rang laki-laki (seorang
khalifah), lalu dia (orang yang datang itu) hendak memecah kesatuan kalian dan mencerai-beraikan jamaah
kalian, maka bunuhlah dia (HR. Muslim).
Nas hadis di atas dengan jelas menunjukkan adanya kewajiban untuk bersatu di bawah satu negara:
Khilafah. Tidak debunarkan umat memiliki lebih dari seorang Khalifah (imam). Terkait dengan hal tersebut,
Abdurrahman al-Jaziri menjelaskan pendirian empat Imam Mazhab sebagai berikut,
“Para Imam (Abu Hanifah, Malik, Syafii dan Ahmad) rahimahumullah bersepakat bahwa umat Islam tidak
boleh pada waktu yang sama di seluruh dunia mempunyai dua orang Imam (Khalifah), baik keduanya sepakat
maupun bertentangan.” (Abdurrahman al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, V/308).
Berdasarkan hadis tersebut serta fakta Khilafah Islamiyah yang berjalan selama 14 abad, Imam
Taqiyyuddin an-Nabhani mendefinisikan Khilafah sebagai kepemimpinan umat bagi seluruh kaum Muslim di
dunia untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia
(Abdul Qadim Zallum, Nizham al-Hukmi fi al-Islam, 2002:34).
Dari definisi ini, Khilafah adalah hanya satu untuk seluruh dinia karena nas-nas syariah memang
menunjukkan kewajiban umat Islam untuk bersatu dalam satu istitusi negara. Menurut Abdul Qadim
Audah, Islam menjadikan kaum Muslim sebagai umat yang satu; menyatukan mereka dalam satu negara;
memberikan satu imam bagi mereka guna memerintah negara yang satu; dan umat yang satu tersebut
bertugas menegakkan Islam dan mengendalikan berbagai urusannya dalam batas-batas yang ditetapkan
oleh Islam (Abdul Qodim Audah, Al-Islam wa Awdha’unah as-Siyasiyah, 1981: 278).
Dengan demikian substansi dari ide Khilafah yang wajib diperjuangkan oleh umat Islam adalah
terwujudnya kehidupan Islam yang dicirikan dua hal pokok. Pertama: kehidupan yang didalamnya
diterapkan syariat Islam dalam seluruh sendi kehidupan, baik kehidupan pribadi, keluarga maupun
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang menyangkut aspek ibadah, makanan, minuman, pakaian,
akhlak maupun muamalat serta ‘uqubat. Kedua: bersatunya kembali umat Islam yang kini bercerai berai
dalam lebih dari 70 negara ke dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah dengan seorang Khalifah sebagai
pemimpinnya.
Referensi: al-Wa’ie
This entry was posted in Analisis and tagged Keburukan Nasionalisme, mengenal nasionalisme, Nasionalisme,
nasionalisme dalam sudut pandang Islam, Pengaruh Nasionalisme terhadap Islam. Bookmark the permalink.
Blog at WordPress.com. | Theme: Sunspot by Automattic.
lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 8/8

More Related Content

What's hot

AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANAGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANprimagraphology consulting
 
Propaganda penyatuan-agama-pada-hari-ini
Propaganda penyatuan-agama-pada-hari-iniPropaganda penyatuan-agama-pada-hari-ini
Propaganda penyatuan-agama-pada-hari-iniRa Hardianto
 
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)Muhyidin Abdillah
 
Fahd melacak kesalehan-transformatif
Fahd melacak kesalehan-transformatifFahd melacak kesalehan-transformatif
Fahd melacak kesalehan-transformatifNa'imatur Rofiqoh
 
Detik detik hidupku hasan al banna
Detik detik hidupku   hasan al bannaDetik detik hidupku   hasan al banna
Detik detik hidupku hasan al bannaKammi Daerah Serang
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Rizky Faisal
 
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...fahmi firdaus
 
Strategi barat memecah belah Umat Islam
Strategi barat memecah belah Umat IslamStrategi barat memecah belah Umat Islam
Strategi barat memecah belah Umat IslamAlat_Survey_Pemetaan
 

What's hot (13)

AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANAGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
 
Propaganda penyatuan-agama-pada-hari-ini
Propaganda penyatuan-agama-pada-hari-iniPropaganda penyatuan-agama-pada-hari-ini
Propaganda penyatuan-agama-pada-hari-ini
 
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
Islam indonesia (tugas mata kuliah dakwah multikultural)
 
Fahd melacak kesalehan-transformatif
Fahd melacak kesalehan-transformatifFahd melacak kesalehan-transformatif
Fahd melacak kesalehan-transformatif
 
Detik detik hidupku hasan al banna
Detik detik hidupku   hasan al bannaDetik detik hidupku   hasan al banna
Detik detik hidupku hasan al banna
 
Media dan Agama
Media dan AgamaMedia dan Agama
Media dan Agama
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
 
Jurnalistik dakwah
Jurnalistik dakwahJurnalistik dakwah
Jurnalistik dakwah
 
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
 
Strategi barat memecah belah Umat Islam
Strategi barat memecah belah Umat IslamStrategi barat memecah belah Umat Islam
Strategi barat memecah belah Umat Islam
 
Agenda Sekularisasi Barat Di Dunia Islam
Agenda Sekularisasi Barat Di Dunia IslamAgenda Sekularisasi Barat Di Dunia Islam
Agenda Sekularisasi Barat Di Dunia Islam
 
Krisis nasionalisme
Krisis nasionalismeKrisis nasionalisme
Krisis nasionalisme
 

Viewers also liked

Field irish jewelry
Field irish jewelryField irish jewelry
Field irish jewelryJohnluke12
 
Avancerx
AvancerxAvancerx
Avancerxlausgeu
 
Vitogaz france vous faire découvrir
Vitogaz france vous faire découvrirVitogaz france vous faire découvrir
Vitogaz france vous faire découvrirVITOGAZ FRANCE
 
Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12CLADSM
 

Viewers also liked (6)

Field irish jewelry
Field irish jewelryField irish jewelry
Field irish jewelry
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
Pei
PeiPei
Pei
 
Avancerx
AvancerxAvancerx
Avancerx
 
Vitogaz france vous faire découvrir
Vitogaz france vous faire découvrirVitogaz france vous faire découvrir
Vitogaz france vous faire découvrir
 
Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12Announcements, 4/29/12
Announcements, 4/29/12
 

Similar to Seputar Nasionalisme

Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamNasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamAlat_Survey_Pemetaan
 
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docxKELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docxdevvypertiwi
 
Nasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasiNasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasiDzikriani Yugi
 
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASIIDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASIKuliahMandiri.org
 
Character Building Nasionalisme
Character Building NasionalismeCharacter Building Nasionalisme
Character Building NasionalismeIsaka Yoga
 
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...Episteme IAIN Tulungagung
 
PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)
PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)
PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)DPK GmnI FISIP Undip
 
Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...
Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...
Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...Okt Unhan
 
nasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politik
nasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politiknasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politik
nasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politikabdul rouf
 
Nasionalisme kita
Nasionalisme kitaNasionalisme kita
Nasionalisme kitaIndra Jaya
 
Perkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di DuniaPerkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di DuniaWashfa Aulia
 

Similar to Seputar Nasionalisme (20)

Sejarah Nasionalisme
Sejarah NasionalismeSejarah Nasionalisme
Sejarah Nasionalisme
 
Makalah wawasan-kebangsaan
Makalah wawasan-kebangsaanMakalah wawasan-kebangsaan
Makalah wawasan-kebangsaan
 
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamNasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
 
3304118 makalah
3304118 makalah3304118 makalah
3304118 makalah
 
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docxKELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
 
Nasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasiNasionalisme di era globalisasi
Nasionalisme di era globalisasi
 
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASIIDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
IDE DAN PRAKSIS NEO-NASIONALISME DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
 
Makalah PAI
Makalah PAIMakalah PAI
Makalah PAI
 
Character Building Nasionalisme
Character Building NasionalismeCharacter Building Nasionalisme
Character Building Nasionalisme
 
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...
 
Nasionalisme vs ukhuwah islamiyah
Nasionalisme vs ukhuwah islamiyahNasionalisme vs ukhuwah islamiyah
Nasionalisme vs ukhuwah islamiyah
 
Nasionalisme dan persatuan bangsa
Nasionalisme dan persatuan bangsaNasionalisme dan persatuan bangsa
Nasionalisme dan persatuan bangsa
 
Nation State dan Khilafah
Nation State dan KhilafahNation State dan Khilafah
Nation State dan Khilafah
 
PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)
PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)
PPAB GmnI FISIP Undip 2021: Pengantar Nasionalisme Indonesia (27 Maret 2021)
 
Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...
Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...
Terorisme Mengancam Keamanan Nasional (B.D.O Siagian, Universitas Pertahanan ...
 
nasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politik
nasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politiknasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politik
nasionalisme, ideologi, model-model tannas konstitusi dan budaya politik
 
Nasionalisme kita
Nasionalisme kitaNasionalisme kita
Nasionalisme kita
 
Nasionalisme (ISBD)
Nasionalisme (ISBD)Nasionalisme (ISBD)
Nasionalisme (ISBD)
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Perkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di DuniaPerkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di Dunia
 

More from Alat_Survey_Pemetaan

Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalMedia kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalAlat_Survey_Pemetaan
 
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...Alat_Survey_Pemetaan
 
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?Alat_Survey_Pemetaan
 
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �Alat_Survey_Pemetaan
 
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah FadhilahLaporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah FadhilahAlat_Survey_Pemetaan
 
Kelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negaraKelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negaraAlat_Survey_Pemetaan
 
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HPentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HAlat_Survey_Pemetaan
 
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastianSebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastianAlat_Survey_Pemetaan
 
Khilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalismeKhilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalismeAlat_Survey_Pemetaan
 
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah Alat_Survey_Pemetaan
 
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnyaKhilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnyaAlat_Survey_Pemetaan
 
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks? Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks? Alat_Survey_Pemetaan
 
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...Alat_Survey_Pemetaan
 
Muktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap Khilafah
Muktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap KhilafahMuktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap Khilafah
Muktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap KhilafahAlat_Survey_Pemetaan
 
Kebijakan Khilafah di Bidang Pariwisata
Kebijakan Khilafah di Bidang PariwisataKebijakan Khilafah di Bidang Pariwisata
Kebijakan Khilafah di Bidang PariwisataAlat_Survey_Pemetaan
 

More from Alat_Survey_Pemetaan (20)

Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalMedia kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
 
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan  2011 Universitas Pen...
Daftar Tugas Hidrologi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2011 Universitas Pen...
 
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
Subsidi bbm dicabut mensejahterakan atau menyengsarakan?
 
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
Benarkah demokrasi sistem yang unggul �
 
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah FadhilahLaporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
Laporan Perkembangan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak _ Rhoudoh Mualifah Fadhilah
 
Kelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negaraKelahiran terorisme yang disponsori negara
Kelahiran terorisme yang disponsori negara
 
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HPentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
 
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastianSebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
Sebagaimana kematian, tegaknya Khilafah adalah kepastian
 
Khilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalismeKhilafah runtuh karena nasionalisme
Khilafah runtuh karena nasionalisme
 
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
Pertanyaan yang menjebak _ mana nash yang menyebut wajibnya Khilafah
 
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnyaKhilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
 
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks? Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
Tuhan jenis apa yang legalkan homoseks?
 
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
Sistem pendidikan ala demokrasi gagal ini solusinya ! asas dan format pendidi...
 
Menggugat Toleransi
Menggugat ToleransiMenggugat Toleransi
Menggugat Toleransi
 
Islam dan peradaban barat
Islam dan peradaban baratIslam dan peradaban barat
Islam dan peradaban barat
 
Seputar Sekularisme
Seputar SekularismeSeputar Sekularisme
Seputar Sekularisme
 
Negara Bangsa dan Khilafah
Negara Bangsa dan KhilafahNegara Bangsa dan Khilafah
Negara Bangsa dan Khilafah
 
Nasionalisme itu konyol
Nasionalisme itu konyolNasionalisme itu konyol
Nasionalisme itu konyol
 
Muktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap Khilafah
Muktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap KhilafahMuktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap Khilafah
Muktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap Khilafah
 
Kebijakan Khilafah di Bidang Pariwisata
Kebijakan Khilafah di Bidang PariwisataKebijakan Khilafah di Bidang Pariwisata
Kebijakan Khilafah di Bidang Pariwisata
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Seputar Nasionalisme

  • 1. lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 1/8 Note Mitra dari seorang pelupa :) Seputar Nasionalisme APRIL 15, 2013 BY NONE (http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/images.jpg)Nasionalisme didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan serta mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan suatu bangsa, yakni semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997;648). Dari sisi lainnya, nasionalisme di pandang sebagai suatu paham untuk menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama. Identitas tersebut dapat berupa kesamaan darah atau keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal, bahasa, kebudayaan dan sejenisnya (wikipedia). Sejarah nasionalisme bermula dari benua Eropa sekitar Abad Pertengahan. Gerakan Reformasi Protestan yang dipelopori oleh Martin Lither di Jerman disinyalir sebagai pemici gerakan kebangsaan tersebut dalam pengertian nation-state di Eropa. Saat itu, Luther yang menentang Gereja Katolik Roma menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman dengan menggunakan gaya bahasa yang dapat menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai bangsa Jerman. Penerjemahan ini tidak hanya mendobrak hak ekslusif bagi mereka yang menguasai bahasa Latin (seperti para pastor, uskup, dan kardinal sebagai penafsir Injil) namun juga sacara bertahap menghilangkan pengaruh bahasa Latin dari masyarakat Jerman (lihat: Adhiyaksa Dault, Islam dan Nasionalisme, 2005: 4).
  • 2. lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 2/8 Nasionalisme yang tumbuh di Jerman kemudian menjalar secara cepat di dataran Eropa. Hal ini kemudian menyulut persaingan fanatisme antarbangsa di Eropa yang masing-masing berusaha mendominasi lainnya. Pada akhirnya persaingan tersebut melahirkan penjajahan negara-negara Eropa terhadap negeri-negeri di benua Asia, Afrika dan Amerika Latin. Karena sejalan dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi Eropa pada masa itu, mereka bersaing untuk mendapatkan bahan baku produksi dari negeri-negeri lain di luar Eropa. Pandangan pemikiran Itali, Nikolo Machiaveli, yang menganjurkan seorang penguasa untuk melakukan apapun demi menjaga eksistensi kekuasaannya, juga turut ‘menyemangati’ Eropa untuk menggencarkan penjajahannya. Ben Anderson dalam Imagined Communities menyebutkan bahwa nasionalisme terbentuk dari adanya suatu ilusi akan suatu bangsa mandiri dan bebas dari kekuasaan kolonial; suatu bangsa yang diikat oleh suatu kesatuan media komunikasi, yakni bahasa. Faktor kesamaan bahasa serta kesamaan pengalaman bersama yang ditimbulkan oleh karya-karya sastra menghasilkan suatu Imagined Communities yang didasari oleh perasaan senasib dan sepenanggungan (Anderson, Benedict, Imagined Communities). Corak nasionalisme Mahatma Gandhi dan pemikir Tiongkok menginspirasi Soekarno yang kemudian mencoba mengejawenkan nasionalisme dengan corak yang berbeda dengan nasionalisme Barat (sosio-nasionalis). Menurut dia, nasionalisme yang sejati nasionalismenya itu bukan semata-mata suatu copy atau tiruan dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan; nasionalisme yang menerima rasa nasionalismenya itu sebagai suatu wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai suatu bukti. Bagi Soekarno, rasa cinta bangsa itu adalah lebar dan luas, dengan memberi tempat pada segenap suatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup. (Soekarno, 1964). Sedikit dibalut atas nama agama, nasionalisme juga menjelma dengan istilah nasionalisme-religius. Konon negara-negara di Timur Tengah mengadopsi madel nasionalisme ini. penambahan istilah religius seolah selaras dengan ketentuan agama, padahal memiliki esensi yang sama. Ikatan Nasionalisme Syaikh Taqiyyudin an-Nabhani memaparkan alasan mengapa nasionalisme tidak mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Pertama: kualitas ikatannya rendah. Ia tidak mampu mengikat manusia yang satu dengan manusia yang lainnya tatkala mewujudkan persatuan. Kedua: ikatannya hanya bersifat emosional dan muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, selain adanya peluang selalu berubah-ubah. Ketiga: ikatan ini bersifat temporal, akan meningkat ketika ada ancaman dari luar, sebaliknya pada saat keadaan normal atau aman ikatan ini tidak berarti sama sekali (An-Nabhani, Nizham al-Islam). Nasionalisme dalam Kacamata Islam Secara syar’i, umat Islam diharamkan mengadopsi nasionalisme karena ia bertentangan dengan perinsip kesatuan umat yang diwajibkan oleh Islam. Kesatuan umat Islam wajib hanya didasarkan pada ikatan akidah, bukan ikatan kebangsaan, seperti nasionalisme. Allah SWT berfirman:
  • 3. lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 3/8 Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara (TQS al-Hujurat: 10). Ayat di atas menunjukkan behwa umat Islam adalah bersaudara, yang diikat oleh kesamaan akidah Islam (Ideologi), bukan oleh kesamaan bangsa. Rasulullah saw. bahkan mengharamkan ikatan ‘ashabiyah (fanatisme golongan), yaitu setiap ikatan pemersatu yang bertentangan dengan Islam, termasuk nasionalisme: Tidak tergolong umatku orang yang menyerukan ‘ashabiyah (fanatisme golongan) (HR Abu Dawud). Dalam Piagam Madinah disebutkan kewajiban umat untuk menjadi satu kesatuan: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah kitab (perjanjian) dari Muhammad Nabi saw. antara orang-orang Mukmin dan Muslim dari golongan Quraisy dan Yatsrib. Sesungguhnya mereka adalah umat yang satu, yang berbeda dengan umat lainnya.” (Sirah Ibnu Hisyam, II/119). Pernah pada masa Rasulullah saw. salah seornag tokoh yahudi bernama Syas bin Qais –yang sangat benci dengan bersatuan dua suku besar penghuni Kota Madinah Aus dan Khazraj dalam ikatan Islam- membuat makar dengan mengirim seseorang penyair agar membacakan syair-syair Arab jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam perang Buats. Penyair itu berhasil. Perasaan kebangsaan dan kepahlawanan kaum Aus maupun Khazraj intu memuncak hingga mereka lupa bahwa mereka sesama Muslim. Yang Aus merasa Aus dan yang Khazraj merasa Khazraj. Dalam puncak emosi menyulut perang itu mereka akhirnya berteriak-teriak. “Senjata-senjata”. Pada saat genting itulah Rasulullah saw. datang dan melerai mereka. Rasulullah saw. lalu bersabda. “Wahai kaum Muslim, apakah karena seruan Jahiliah ini (kalian hendak berperang), padahal aku ada di tengah-tengah kalian, setelah Allah memberikan hidayah Islam kepada kalian. Dengan Islam itu Allah memuliakan kalian. Dengan Islam Allah memutuskan urusan kalian pada masa Jahiliyah. Dengan Islam Allah menyelamatkan kalian dari kekufuran. Dengan Islam itu pula Allah mempertautkan hati-hati kalian”. Serta merta kaum Anshar itu segera menyadari bahwa perpecahan mereka itu adalah dari setan dan tipuan kaum kafir sehingga mereka menangis dan berpelukan satu sama lain. Lalu mereka berpaling kepada Rasulullah saw. dengan senantiasa siap mendengar dan taat. (Sirah Ibnu Hisyam, I/555). Penolakan Nasionalisme Menurut an-Nabhani, nasionalisme tidak bertolak dari ide yang lahir melalui proses berfikir yang benar dan sadar. Maka dari itu, nasionalisme bukan ide yang layak untuk membangkitkan umat manusia. Sebab, dalam suatu kebangkitan, diperlukan suatu pemikiran yang menyeluruh tentang kehidupan, alam semesta, dan manusia, serta pemikiran tertentu tentang kehidupan untuk memecahkan problem kehidupan. Kebangkitan umat Islam hanya bisa terjadi apabila didasarkan pada akidah Islam sebagai fikrah kulliyah (Nihzham al-Islam, 2001: 22). Tidak hanya an-Nabhani, banyak ulama lain terkemuka yang juga menolak nasionalisme. Di antaranya adalah Muhammad Qutb yang mensejajarkan paham nasionalisme dengan komunisme dan sekularisme yang sama-sama betentangan dengan akidah Islam. Menurut beliau, paham-paham tersebut dapat membatalkan keislaman seseorang (Muhammad Qutb, Lailaha illallah ‘Aqidat[an] wa Syari’at[an], hlm. 140). Abu A’la al Maududi, ulama asal Pakistan, juga menolak penggabungan Islam dengan nasionalisme.
  • 4. lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 4/8 Abu A’la al Maududi, ulama asal Pakistan, juga menolak penggabungan Islam dengan nasionalisme. Menurut beliau, tidak mungkin seseorang menjadi Muslim nasionalis karena kedua-duanya tidak mungkin bisa bertemu (Abu A’la Al Maududi, Ummah al-Islam wa Qadhiyah a-Qawmiyyah, hlm. 174). Berdasarkan hal tersebut dapat difahami bahwa persatuan umat Islam berdasarkan akidah adalah wajib. Sebaliknya, perpecahan umat adalah haram. Sejalan dengan menjaga persatuan umat tersebut maka mempertahankan keutuhan wilayah umat Islam juga wajib. Karena itu separatisme adalah haram karena akan merobek keutuhan wilayah umat Islam tersebut. Agenda di balik Nasionalisme Sebagaimana disebutkan di atas, nasionalisme yang tubuh di Eropa telah melahirkan penjajahan yang menindas bangsa lain, khususnya Asia dan Afrika. Adapun negeri-negeri jajahannya mereka menghembuskan ide nasionalisme untuk memecah-belah negeri-negeri tersebut, karena keterpecahbelahan memudahkan bagi penjajah mereka (devide et impera). Kondisi umat Islam saat ini yang terpecah belah menjadi 70 negara merupakan salah satu ‘hasil’ penjajahan tersebut terhadap Khilafah Islamiyah yang dikerat-kerat berdasarkan nasionalisme menjadi negara-bangsa (nation-state). Benih perpecahan tersebut dimulai sejak imperialis Barat menginfriltasikan racun nasionalisme ke dalam tubuh umat Islam melalui kegiatan kristenisasi dan missi zending. Mereka sebagian besar berasal dari Amerika, Ingris dan Prancis pada pertengahan abad ke 19 di Suriah dan Libanon. Melalui ide-ide nasionalisme itu, kaum misionaris menyulut sentimen kebencian terhadap negara Khilafah Ustmaniyah, yang mereka tuding sebagai negara penjajah bagi negeri-negeri di sekitarnya. Mereka kemudian meniupkan nasionalisme di Arab saudi, Mesir, Libanon, Suriah, dan sebagainya untuk melakukan perlawanan terhadap Khilafah Ustmaniyah. Perjanjian Syeks-Picot (1915) yang membagi-bagi wilayah khilafah Ustmaniyah pada tangan penjajah merupakan bukti ‘keampuhan’ ide nasionalisme dalam memecah belah kaum Muslim dan menghancurkan Khilafah (Lihat: Abdul Qadim Zallum, Kaifah Hudimat al-Khilafah, 1990). Pasca runtuhnya Khilafah mereka kemudian merancang payung nasionalisme yang permanen, yaitu Liga Arab. Lembaga ini merupakan perpanjangan tangan dari nasionalisme Arab yang telah meruntuhkan Khilafah Ustmaniyah. Kepentingan utama Barat dalam Liga ini adalah sebagai penopang penyebaran paham nasionalisme di wilayah Timur Tengah untuk mencegah bangkitnya kembali Khilafah. Pendirian Liga ini dilakukan oleh Antonie Adien, Menlu Britania, pada 22 Maret 1945, di Kairo yang beranggotakan Mesir, Saudi Arabia, Libanon, Suriah, Irak, Yordania, dan Yaman. Upaya Barat (AS, Eropa, dan sekutunya) untuk melemahkan negeri-negeri Islam melalui isu nasionalisme dan separatisme terus dihembuskan hingga saat ini. apa yang terjadi di Sudan, Bangladesh hingga kasus Timor Timur menunjukkan hal tersebut. Mereka terus berupaya mencerai beraikan negeri-negeri Islam melalui gerakan separatisme tersebut dengan kedok penentuan nasib (right of self determinism) yang dilegetimasi PBB. Hingga detik ini, isu separatisme di Papua terus digulirkan oleh Barat, khususnya AS. Selain sejalan dengan upaya mereka untuk melemahkan negeri Muslim, juga sejalan dengan upaya mereka merenggut kekayaan dari bumi Papua melalui Freeport. Beberapa waktu lalu beredar berita terkait separatisme Papua tersebut di Australia. Berita yang dipublikasikan jaringan media Fairfax dan The Canberra Times (13/8/2011) itu menyebutkan tentang laporan rahasia mengenai kelompok separatis Papua. Laporan yang bertajuk
  • 5. lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 5/8 (http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/unduhan.jpg) Demonstari “Ganyang Malaysia” Anatomy of Papuan Separatis itu mengungkapkan sejumlah nama politisi, akademisi, wartawan, pekerja sosial dan pemimpin agama dari seluruh dunia yang menyokong gerakan separatisme di Papua. Di antara mereka ada senator Partai Demokrat AS Dianne Feinstein, Uskup Agung Desmod Tutu, anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh Andrew Smith serta mantan pemimpin Papua Nugini Michael Somare. Semua itu menjelaskan satu hal, bahwa ide nasionalisme dan separatisme merupakan agenda asing untuk melemahkan umat Islam dengan cara memecah belah dan menjauhkannya dari persatuan. Sebab, persatuan umat Islam dan penyatuan wilayah negeri-negeri Islam bisa menjadi mimpi buruk bagi Barat sang penjajah. Dampak Buruk Nasionalisme Pertama: Memecah belah umat. Barat menyadari betul, selama umat Islam bersatu dengan ikatan akidah Islam dan tersemai dalam institusi pemersatu umat, yaitu Khilafah Islamiyah, maka kaum muslim tetap kuat. Mereka tau jika Islam bersatu maka Islam tak bisa dikalahkan. Karena itu mereka begitu massif menyebarkan pemikiran-pemikiran berbisa –salah satunya nasionalisme-, dalam rangka terus menerus merongrong kekuatan umat Islam. Kedua: Menyuburkan berbagai konflik. Akibat paham nasionalisme diemban oleh kaum Muslim, Negara Islam sebelumnya bernaung di bawah panji tauhid Khilafah Islamiyah akhirnya dipecah-pecah menjadi sekitar 70 negeri-negeri kecil yang satu sama lain saling bersengketa. Negara serumpun Indonesia-Malaysia sejak 1961 tak luput dari sengketa. Semua itu berakar dari perebutan wilayah teritorial hingga tema kebudayaan. Berawal dari rebutan wilayah Serawak atau sabah, Kalimantan, pama masa kini terus merembet dengan saling klaim kepemilikan tari pendet, angklung, keris, reog ponorogo, kain batik, lagu kebangsaan, hingga masalah kedaulatan Ambalat. Ajakan “ganyang Malaysia” pun terus bergulir di Tanah Air. Ketiga: Memunculkan disintegrasi. Selain mengakibatkan pecahnya negara-negara di Timur Tengah, nasionalisme juga tidak mampu mencegah adanya ancaman disintegrasi, seperti halnya di Indonesia. Ancaman terjadi sejak pasca Kemerdekaan hingga sekarang. Pada tahun 1948, misalnya, sebuah konflik kekerasan terjadi di jawa timur. Peristiwa ini diawali dengan adanya proklamasi negara Soviet Republik Indonesia oleh PKI. Di Sumatra sekitar tahun 1950-an muncul pula gerakan separatis PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) pimpinan kolonel Ahmad Husen. Di Sulawesi ada PERMESTA (Piagam Perjuangan Rakyat Semesta) pimpinan D.J Somba dan Kolonel Samual.
  • 6. lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 6/8 (http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/unduhan-6.jpg) Organisasi Papua Merdeka (http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/unduhan-8.jpg) wilayah umat Muslim dalam naungan khilafah (http://lostin1924.files.wordpress.com/2013/04/532199_349172255182482_1615533175_n.jpg) Kekejaman Tentara Israel Terhadap Penduduk Palestina Keempat: melemahkan umat. Nasionalisme terbukti menghilangkan kepedulian umat sehingga kaum Muslim menjadi lemah. Negeri-negeri Islam menjadi santapan empuk bangsa-bangsa Imperialis. Namun, mereka menghadapi persoalan itu hanya dengan sendiri-sendiri. Kesadaran bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh pun telah meluntur. Padahal persaudaraan mereka berjumlah lebih dari satu milyar manusia. Nasionalisme inilah yang menyebabkan Palestina terus dinistakan oleh bangsa zionis Israel. Kaum zionis tau, sistem nation-state yang diterapkan di negeri-negeri Muslim adalah benteng penghalang umat Islam untuk membantu saudaranya. Penyatuan Umat Islam
  • 7. lostin1924.wordpress.com/2013/04/15/seputar-nasionalisme/ 7/8 Penyatuan Umat Islam Sebagai wujud persatuan seluruh umat Islam, Islam mewajibkan umatnya untuk hidup di bawah datu kepemimpinan atau negara, yakni Khilafah Islamiyah. Haram bagi mereka tercerai berai di bawah kepemimpinan yang lebih dari satu. Rasulullah saw. bersabda: Jika dibaiat dua orang khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya (HR Muslim). Rasulullah saw. juga bersabda: Siapa saja yang datang kepada kalian, sedangkan urusan kaliah terhimpun pada satu rang laki-laki (seorang khalifah), lalu dia (orang yang datang itu) hendak memecah kesatuan kalian dan mencerai-beraikan jamaah kalian, maka bunuhlah dia (HR. Muslim). Nas hadis di atas dengan jelas menunjukkan adanya kewajiban untuk bersatu di bawah satu negara: Khilafah. Tidak debunarkan umat memiliki lebih dari seorang Khalifah (imam). Terkait dengan hal tersebut, Abdurrahman al-Jaziri menjelaskan pendirian empat Imam Mazhab sebagai berikut, “Para Imam (Abu Hanifah, Malik, Syafii dan Ahmad) rahimahumullah bersepakat bahwa umat Islam tidak boleh pada waktu yang sama di seluruh dunia mempunyai dua orang Imam (Khalifah), baik keduanya sepakat maupun bertentangan.” (Abdurrahman al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, V/308). Berdasarkan hadis tersebut serta fakta Khilafah Islamiyah yang berjalan selama 14 abad, Imam Taqiyyuddin an-Nabhani mendefinisikan Khilafah sebagai kepemimpinan umat bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia (Abdul Qadim Zallum, Nizham al-Hukmi fi al-Islam, 2002:34). Dari definisi ini, Khilafah adalah hanya satu untuk seluruh dinia karena nas-nas syariah memang menunjukkan kewajiban umat Islam untuk bersatu dalam satu istitusi negara. Menurut Abdul Qadim Audah, Islam menjadikan kaum Muslim sebagai umat yang satu; menyatukan mereka dalam satu negara; memberikan satu imam bagi mereka guna memerintah negara yang satu; dan umat yang satu tersebut bertugas menegakkan Islam dan mengendalikan berbagai urusannya dalam batas-batas yang ditetapkan oleh Islam (Abdul Qodim Audah, Al-Islam wa Awdha’unah as-Siyasiyah, 1981: 278). Dengan demikian substansi dari ide Khilafah yang wajib diperjuangkan oleh umat Islam adalah terwujudnya kehidupan Islam yang dicirikan dua hal pokok. Pertama: kehidupan yang didalamnya diterapkan syariat Islam dalam seluruh sendi kehidupan, baik kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang menyangkut aspek ibadah, makanan, minuman, pakaian, akhlak maupun muamalat serta ‘uqubat. Kedua: bersatunya kembali umat Islam yang kini bercerai berai dalam lebih dari 70 negara ke dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah dengan seorang Khalifah sebagai pemimpinnya. Referensi: al-Wa’ie This entry was posted in Analisis and tagged Keburukan Nasionalisme, mengenal nasionalisme, Nasionalisme, nasionalisme dalam sudut pandang Islam, Pengaruh Nasionalisme terhadap Islam. Bookmark the permalink. Blog at WordPress.com. | Theme: Sunspot by Automattic.