3. Unsu-unsur yang terdapat dalam
konsep pewarisan
• A.Subjek hukum : yaitu anggota keluarga yang
meninggal, anggota keluarga yang ditinggalkan
dan orang yang diberi wasiat
• B. Status Hukum : anggota keluarga yang
meninggal sebagai pewaris, anggota keluarga
yang ditinggalkan sebagai ahli waris terdiri atas
anak dan istri/suami pewaris dan orang sebagai
penerima wasiat dari pewaris.
• C. Peristiwa hukum : meninggalnya anggota
keluarga sebagai pewaris
4. D. Hubungan hukum : timbulnya hak
dan kewajiban ahli waris terhadap
pewaris mengenai harta
peninggalan dan penyelesaian
utang pewaris.
E. Objek hukum ; Yaitu harta
warisan dan utang-utang
peninggalan pewaris
6. Pewarisan menurut hukum
Perdata
KUHPdt tidak membedakan antara anak alki-laki
dan anak perempuan antara suami dan istri.
Mereka berhak mewaris dengan mendapatkan
bagian yang sama.
KUHPerdata menganut sistem keturunan bilateral
. Artinya ahli waris berhak mewaris dari ayah jika
ayah meninggal dan berhak mewaris dari ibu jika
ibu meninggal.
7. Sistem pewaris yang dianut oleh
KUHPdt adalah sistem pewarisan
individual bilateral. Artinya setiap
ahli waris berhak menuntut
pembagian harta warisan dan
memeperoleh bagian yang sama
yang menjadi haknya, baik harta
warisan dari ibunya maupun harta
warisan dari ayahnya.
8. Pewarisan meneurut hukum
Islam
• Persamaan KUHperdata dan Hukum Islam
menganut sistem pewarisan individual bilateral.
Perbedaanya terletak pada besarnya bagian
yang diterima oleh ahli waris.
• A. Menurut hukum pewarisan Kuhperdata :
bagian anak laki-laki dan bagian anak perempuan
adaalah sama. Demikian juga bagian suami atau
bagian istri adalah sama dengan bagian anaknya.
9. • Menurut pewarisan islam : bagian anak laki-laki
dua kali bagian anak perempuan ( surat an Nisa
ayat 11 ). Bagian suami atau istri berdasar pada
surat an nisa ayat 12 :
• 1. suami mendapat seperdua dari harta
peninggalan istri jika istri tidak mempunyai anak;
suami mendapat seperempat dari haerta
peninggalan istri jika istri mempunyai anak.
• 2. Istri mendapatkan seperempat dari harta
peninggalan suami jika suami tidak mempunyai
anak, istri mendapat seperdelapan dari harta
peninggalan suami jika suami punya naak.
10. Pewarisan menurut Hukum Adat
!.sistem pewarisan individual :
Memperoleh harta warisan didasarkan
pada individu atau orang perorangan.
Setiap ahli waris memperoleh bagian
harta warisan secara bebas dimiliki,
dikuasai , dinikmati seniri dan
diusahakan sendiri, atau dialihkan
kepada pihak lain.
11. • Sistem pewarisan kolektif : sistem pewarisan
yang mengalihkan harta warisan kepada ahli
waris kerabat sebagai satu kesatuan yang tidak
terbagi-bagi.
• Sistem pewarisan mayorat : sistem pewarisan
kolektif dengan cara lebih khusus yaitu
meneruskan dan mengalihkan hak penguasaan
atas harta warisan yang tidak terbagi untuk
dilimpahkan kepaa anak tertyua sebagai
pemegamg amanah selaku kepala keluarga.
12. Konsep Pewaris
Pewaris adalah : peninggal warisan adalah
anggota keluarga yang meninggal dan
meninggalkan harta warisan kepada anggota
keluarga yang masih hidup,
Unsur yang penting : harta peninggalan dan
orang anggota keluarga yang masih hidup[.
13. Dua macam materi hukum pewarisan
Hukum pewarisan abintestato yang
didasarkan paa hubungan
perkawinan dan hubungan darah
Hukum pewarisan testamentair
yang didasarkan pada wasiat (
testamenht )
14. Surat Wasiat
Pasal 875 KUH perdata : bahwa testament
adalah suatu akta yang memuat pernyataan
seseorang tentang apa yang dikehendakinya
akan terjadi setelah dia meningal dan yang
olehnya dapat dicabut kembali
Surat wasiat tidak boleh memuat ketentuan
yang mengurangi bagian mutlak para ahli waris (
legitieme portie pasal 913 kuhperdata )
15. AHLI Waris
• Orang yang menerima harta peninggalan dari
pewaris
• Ahli waris : ahli waris asli, karib, sah.
a. Ahli waris asli : terdiri dari anak kandung dan
istri/suami pewaris. Dikatakan asli karena berasal
dari perkawinan suami dan istri dan anak
keturunanya termasuk anak luar kawin, ahli waris
wasiat, dan ahli waris pemgganti.
16. Ahli waris karib : yang dekat hubungan
kekerabatnanya dengan pewaris yang terdiri atas
orangtua kandung, kakaek/nenek, kakak/, adik
kandung dan paman/bibi
C. Ahlin waris lainnya : ahli waris jika urutan butir
a dan b tidak ada yaitu negara.
17. Hak dan kewajiban ahli waris
Ahli wrai stidak hanya berhak atas harta
peninggalan/ harta warisan pewaris , tetapi juga
berkewajiban menyelesaikan utang-utang dan
wasiatnya.
18. Pengolongan ahli waris
• Siapakah yang termasuk dalam keluarga
sedarah yang berhak mewarsi :
• 1. anak atau keturunan dari istri/suami yang
masih hidup
• 2. Orang tua (ayah dan ibu ) dan saudara
pewaris
• 3. Kakek dan nenek atau leluhur lainnya dalam
garis lurus keatas ( pasal 853 KUHperdata )
• 4. Sank keluarga dalam garis kesamping sampai
tingkat keenam ( pasal 861 KUHperdata )
19. Ahli waris yang tidak berhak
mewaris
• Pasal 838 KUHperdata :
• A. Mereka yang telah dihukum karena
dipersalahkan telah membunuh atau mencoba
membunuh pewaris.
• B. Mereka yang dengan putusan pengadilan
dipersalahkan karena dengan fitnah telah
mengadukan pewaris bahwa pewaris telah
melakukan suatu kejahatan yang diancam
dengan hukuman penjara lima tahun lamanyua
atau hukuman berat
20. C. Mereka yang engan kekerasan telah
mencegah pewaris membuat atau mencabut
surat wasiat
D. Mereka yang telaha amengelapkan , merusak
atau memalsukan surat wasiat pewaris.
21. Yang btidak berhak mewaris dalam
hukum islam
A. Pembunuh pewaris
B. Ahli waris yang murtad keluar dari penganut
agama islam
C. Orang yang berbeda agama dengan pewaris
D. Anak zina.
22. Konsep harta warisan
Adalah segala harta kekayaan peninggalan
pewaris setalh dikurangi dengan semua utang
dan wssiat pewaris. Warisan menjadi hak ahli
waris.
23. Bagian Mutlak (legitieme Portie )
Bagian mutlak adalah suatu bagian dari harta
peninggalan ( harta warisan ) yang harus
diberikan kepada ahli waris dalam garis lurus
menurut undang-undang, terhadap bagian mana
pewaris tidak diperbolehkan menguranginya
dengan suatu pemberian dimasa hidup atau
pemberian dengan wasiat ( pasal 913
KUHperdata )
24. Maksud diadakannya legitimie portie
• Untyuk melindungi hak poara ahli waris dari
perbuatan pewaris yang tidak bertanggungjawab.
Misalnya , semua harta kekayaan dihibahkan dan
diwasiatkan kepada orang lai n menurut
kemauannya sendiri tanpa memperhatikan
kepentingan ahli warisnya.
• Besarnya bagian mutlak ahli waris dalam garis
lurus kebawah diatur dalam pasal 914
KUHperdata.
25. Pembagian warisan
1. ahli waris dapat bertindak sendiri, ada
ditempat dapat dilakukan sesaui permufakatan
mereka sendiri
2. apabila diantara ahli waris adayang dibawah
pengampuan maka dilakukan dengan akta
notaris dihadapan balai harta peningalan
3. menunjuk pelaksana wasiat baca pasal 1005
KUHperdata