O slideshow foi denunciado.
Seu SlideShare está sendo baixado. ×

tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf

Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Próximos SlideShares
Manfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafat
Carregando em…3
×

Confira estes a seguir

1 de 167 Anúncio

Mais Conteúdo rRelacionado

Semelhante a tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf (20)

Mais recentes (20)

Anúncio

tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf

  1. 1. Pengantar Filsafat Ilmu Dr.Sigit Sardjono,M.S. Kelompok 1: 1211900006_Yanuanda Milennia 1212100151_Alfinatur Rosyida 1212100157_Desy Putri Ameliasari
  2. 2. KULIAHFILSAFATILMU -Prof.BambangS- PENGANTAR ILMU FILSAFAT
  3. 3. FILSAFAT ? Refleksi rasional, kritis, radikal atas hal-hal pokok dalam hidup dan perenungan atas hal-hal yang penting mendasar dalam hidup, dan merupakan sebuah perenungan bebas yang tidak berdasarkan wahyu/tradisi/apapun, namun semata-mata atas "common sense/rational" Sering kali kebenaran yang paling tinggi justru muncul melawan pendapat umum. Filsafat ini memupuk sikap dan pemikiran.
  4. 4. Segala sesuatu, mana ilmu dan bukan ilmu dan batasan-batasan lainnya sekarang bertabrakan. Filsafat itu selalu berposisi ambifalen yang dimana dibutuhkan ilmu- ilmu dirangkum dan diprovokasi oleh filsafat untuk melihat berbagai dunia lain, karena tipikal dunia ilmu itu menemukan pola-pola yang baru. Filsafat dilihat sebagai intelektual game / permainan intelektual agar tidak stuck (mati). Fislafat ini memang tidak pasti, dekonstruktif, menggoncang-goncang tetapi filsfat digunaka untuk menggoyangkan fikiran agar berjalan Agama dan seluruh kebudayaan hanya akal- akalan dari suatu gen yang mecoba melestarikan diri lewat tubuh. Unsur manusiawi dalam agama antara lain kitab, sistem sosial, sistem hukum dan sistem ritual.
  5. 5. Di dunia filsafat ini ada yang disebut filsafat sistematik filosofi Filsafat sistrmatik (systrmatic philosophy) Kerangka besar filsafat Manusia = Antropologi filosofi Mempertanyakan tentang manusia / Antorpologi metofiisi Tuhan = Theodicea / filsafat ketuhanan Mempertanyakan tentang Tuhan Keindahan + Seni = Estetika / aesthetic Melahirkan keindahan Norma / Perilaku = Ethica / etika Pengetahuan = Epistemologi
  6. 6. Banyak pengetahuan yang tidak ilmiah tetapi tetap pengetahuan dan memiliki kecanggihan tersendiri. Dalam study filsafat ada semacam linieritas filsafat yang terjadi kompleksifikasi orang yang melihat lebih banyak dan lebih dalam lagi. Dalam dunia filsafat, mereka melihat banyak kemungkinan memahami hidup tetapi bukan berarti hidup berdasarkan filosofi, tetapi sesorang menguasai filsafat sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai profesi
  7. 7. TERIMAKASIH
  8. 8. Pengantar Filsafat Ilmu
  9. 9. Kelompok 1 Yanuanda Milennia_1211900006 Alfinatur Rosyida_1212100151 Desy Putri Ameliasari 1212100157
  10. 10. APA YANG AKAN DIBAHAS ? Pengertian Syarat – syarat yang perlu diperhatikan Tujuan Manfaat 01 02 03 04
  11. 11. PENGERTIAN 01
  12. 12. Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas). MENURUT KBBI (2007:1106)
  13. 13. PENGERTIAN MENURUT AHLI Aristoteles berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
  14. 14. SYARAT-SYARAT HAL PERLU DIPERHATIKAN 02
  15. 15. SYARAT-SYARAT syarat-syarat ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut: 1. Logis atau Masuk Akal, sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya. 2. Objektif, sesuai berdasarkan objek yang dikaji dan didukung dari fakta empiris. 3. Metodik, diperoleh dari cara tertentu dan teratur yang dirancang, diamati dan terkontrol.
  16. 16. 03 Tujuan
  17. 17. TUJUAN Filsafat berguna untuk membuat manusia memiliki sifat yang bijaksana dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Filsafat juga bertujuan untuk membuat manusia memiliki perspektif yang luas dalam melihat sesuatu. .
  18. 18. 04 CARA, CONTOH & MANFAAT
  19. 19. Mempelajari filsafat ilmu dapat memberikan manfaat antara lain 1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. 2. Merupakan metode untuk mereflleksi, menguji, mengkritisi memberikan asumsi keilmuan. 3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan
  20. 20. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik. TERIMA KASIH Apakah ada pertanyaan?
  21. 21. PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT Kelompok 1: Yanuanda Milennia_1211900006 Alfinatur Rosyida_1212100151 Desy Putri Ameliasari_1212100157
  22. 22. A. ALASAN PERLUNYA BELAJAR Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga mereka dapat saling mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk kepentingan bersama umat manusia. Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian calon-calon ilmuwan pada umumnya. Diharapkan dengan memahami Filsafat mahasiswa bisa lebih berpikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal, Sehingga menerima tranferknowledge lebih baik.
  23. 23. B. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN Manfaat filsafat didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu.
  24. 24. 01. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. 02. Filsafat mengajarkan bagaimana bergulat dengan pertanyaan- pertanyaan mendasar. 04. 03. Filsafat membuat kita lebih kritis. Manfaat Filsafat Secara Umum Filsafat mengembangkan kemampuan dalam menalar, membedakan argumen dan menyampaikan pendapat.
  25. 25. 01. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. 02. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. 04. 03. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan.
  26. 26. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT C.
  27. 27. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan, antara lain :
  28. 28. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang dikemukakan. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). 6 5 Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal Lelah. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.
  29. 29. D. HAL-HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban Keraguan atau kegengsian Kesadaran akan keterbatasan
  30. 30. PERENUNGAN TENTANG FILSAFAT
  31. 31. A. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU Filsafat telah dimulai oleh Thales dan berkembang ke arah kosmologi, sedangkan filsafat spekulatif dikembangkan oleh Plato dan filsafat metafisika dikembangkan oleh Aristoteles. Sejak memasuki jaman romawi kuno, para pemikir mencari keselarasan antara manusia dengan alam semesta. Keselarasan tersebut dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam arti mengikuti petunjuk akal (sebagai asas tertinggi sifat manusiawi) dan mengikuti hukum alam dari logos (sebagai akal alam semesta). Filsuf romawi Marcus Tullius Cicero secara singkat memberikan definisi filsafat sebagai ars vitae atau the art of life yaitu pengetahuan tentang hidup. Konsepsi filsafat ini kemudian dianut secara luas oleh orang-orang terpelajar pada jaman Renaissance di Eropa. Pada zaman modern timbul kebutuhan untuk memisahkan secara nyata kelompok ilmu modern dari filsafat karena perbedaan ciri-cirinya yang menyolok. Filsafat kebanyakan masih bercorak spekulatif sedang ilmu modern telah menerapkan metode empiris, eksperimental, dan induktif.
  32. 32. B. HAKEKAT FILSAFAT
  33. 33. Hakikat filsafat ilmu selain sebagai patokan, penentu, sekaligus petunjuk arah ke mana ilmu pengetahuan akan berlayar atau berjalan juga filsafat ilmu menentukan kemana ilmu pengetahuan akan diantarkan atau dikembangkan. Filsafat ilmu merupakan kreativitas seorang filsuf dengan keilmuannya yang menggunakan logika berpikir dalam melahirkan ilmu pengetahuan yang beragam pada sebuah pohon ilmu kemudian mengantarkan dan mengembangkannya menjadi cabang yang banyak secara mandiri.
  34. 34. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN C.
  35. 35. Hubungan Filsafat Dengan Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata ke-budaya-an. Budaya berarti budi dan daya. Unsur budi adalah cipta (akal), rasa, dan karsa (kehendak). Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan cipta (akal), rasa dan karsa (kehendak) manusia yang hidup bermasyarakat. llmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan universal yang rohani. Demikian juga filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam. Oleh karena itu filsafat termasuk kebudayaan.
  36. 36. Hubungan Filsafat Dengan Lingkungan Manusia, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat, juga dengan alam sekitar atau lingkungan. Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Itulah sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
  37. 37. Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikian juga ilmu pengetahuan dan agama. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang kebenaran agama adalah kebenaran wahyu.
  38. 38. Hubungan Filsafat Dengan Agama Jika seseorang melihat sesuatu kemudian mengatakan tentang sesuatu tersebut maka dikatakan bahwa ia telah mempunyai pengetahuan tentang sesuatu. Pengetahuan adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran manusia. Misal, ia melihat manusia dan mengatakan bahwa itu manusia, Jika ia bertanya lebih lanjut mengenai manusia itu, darimana asalnya, bagaimana susunannya, ke mana tujuannya, dan sebagainya, maka akan diperoleh jawaban yang lebih rinci mengenai manusia tersebut.
  39. 39. GUNA DAN FUNGSI FILSAFAT D.
  40. 40. Melatih din untuk berpikir kritis dan runtut serta menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematis. Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa. Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa. Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem. Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tetutup. Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain Guna Filsafat
  41. 41. Fungsi Filsafat Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Sebelum ilmu pengetahuan lain ada, filsafat harus menjawab segala macam persoalan tentang manusia, masyarakat, sosial ekonomi, negara, kesehatan, dan lain sebagainya.
  42. 42. Terima Kasih
  43. 43. Nama Kelompok: 1. Yanuanda Milennia 1211900006 2. Alfinatur Rosyida 1212100151 3. Desy Putri Ameliasari 1212100157 KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
  44. 44. KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Kendati masih bersifat sederhana, kegiatan ini sudah diperlihatkan sejak dini. Lihatlah anak kecil. Ketika ia melihat sesuatu yang baru, secara spontan dia bertanya. Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui sesuatu. Kegiatan seperti ini berlangsung terus sepanjang hayat sang anak.
  45. 45. Apa Itu Filsafat? Manusia sebagai Sebuah Persoalan Filsafat Manusia dan Metodenya 1 2 3 4 Relevansi Filsafat Manusia
  46. 46. 2. Persona 3. Nilai-Nilai Absolut Pribadi 1. Pengertian Individu 4. Beberapa Elemen Persona MANUSIA SEBAGAI PERSONA Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia. Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri. Ia juga memiliki cara berada yang khas dibandingkan dengan makhluk yang lain. 5. Kesimpulan
  47. 47. TERIMA KASIH
  48. 48. PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN Kelompok 1: 1211900006_Yanuanda Milennia 1212100151_Alfinatur Rosyida 1212100157_Desy Putri Ameliasari
  49. 49. A. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).’ Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri.
  50. 50. Jenis Pengetahuan 0 1 Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang me- miliki sesuatu di mana is menerima secara baik. 0 3 Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. 0 2 Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. 0 4 Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
  51. 51. B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUA N Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguhsungguh.
  52. 52. 1. Hakikat Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu: Realisme teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Idealisme Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.
  53. 53. 2. Sumber Pengetahuan Intuisi intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. Empirisme Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Wahyu Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi.
  54. 54. C. DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN Dasar ilmu pengetahuan secara substansial yaitu bertolak dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
  55. 55. Aksiologis dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Epistemologis metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Ontologis ilmu tentang yang ada. 03 02 01
  56. 56. OBJEK DAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
  57. 57. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, secara filsafat pengeta- huan ilmiah atau ilmu memiliki perbedaan dengan bentuk pengetahuan yang umum (commom sense). Menurut Solly Lubis (2012), alasannya yaitu suatu jenis pengetahuan umum tidak memiliki objek, bentuk pernyataan, serta dimensi dan ciri yang khusus, sebaliknya suatu pengetahuan ilmiah atau pengetahuan keilmuan (ilmu) selalu mengandalkan adanya objek keilmuan, bentuk kenyataan, serta dimensi dan ciri yang khusus.
  58. 58. Konsep Ilmu Konsep sangat penting bagi pembentukan atau untuk membangun suatu teori bagi kepentingan suatu penelitian yang menghasilkan ilmu atau kepentingan praktis. Konsep evolusi kemudian diterapkan pula dalam memahami per- kembangan ilmu dengan menunjukkan bahwa cabang-cabang ilmu khusus terlahir dalam jalinan umum dari pemikiran reflektif filsafat, dan setelah itu berkembang mencapai suatu taraf pematangan sehingga dipandang berbeda dan kemudian dipisahkan dari filsafat.
  59. 59. Konsep Pengetahuan Ada enam komponen proses dari pengetahuan menuju ilmu penge- tahuan, sebagaimana dikernukakan dalam Koento Wibisiono, 2005 : Keempat, adanya aktivitas (activity). Kelima, adanya kesimpulan (conclusions Keenam, adanya beberapa pengaruh (effects). Keenam hal ini menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan ctalam proses lahirnya ilmu. Pertama, adanya masalah (problem). Kedua, adanya sikap (attitude). Ketiga, adanya rnetode (method).
  60. 60. Konsep Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan sebagai objek, menurut Ali Maksum (2011) merupakan himpunan inforrnasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Ilmu pengetahuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan filsafat. Bagi para filsafat ilmu pengetahuan itu, filsafat yaitu ilmu pengetahuan.
  61. 61. Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, sebagaimana dikemukakan oleh Darsono Prawinegoro (2011), yakni: Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia. Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa pengembangan ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan. Tujuan Ilmu Pengetahuan
  62. 62. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Kedua, empiris. Bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh ber- dasarkan pengamatan serta percobaan secara terstruktur di dalam bentuk pengalaman, baik secara lansung maupun tidak lansung. Pertama, sistematis. Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu adalah pengetahuan atau kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Ciri sistematis ilmu menunjukkan bahwa ilmu merupakan berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan tersebut mempunyai hubungan saling ketergantungan yang teratur (pertalian tertib).
  63. 63. D. JENIS ILMU PENGETAHUAN
  64. 64. Pengetahuan Manusia Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang hanya diper- oleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pertama, pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense. Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya di- peroleh dari Tuhan lewat Para utusannya.
  65. 65. Jenis Ilmu Pengetahuan Ketiga, Kebenaran tersebut tidak akan dapat diuji dengan observasi, perhitungan, atau eksperimen, karena intuitif tidak hipotesis. Kedua, pengetahuan intuitif (intuitive knowledge). Pertama, pengetahuan wahyu (revaled knowledge). Keempat, pengetahuan rasional (rational knowledge).
  66. 66. Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme Pertama, metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari, biasanya bersifat sepotong- sepotong (piece meal). Menurut pengakuan kaum rasionalis, mereka mencari kepastian dan kesempurnaan yang sisitematis. Kedua, pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan empiris diperoleh atas bukti pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indra lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita. Ketiga, pengetahuan otoritas (authoritative knowledge). Kita menerima suatu pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki hak) di lapangan.
  67. 67. E. PENJELASAN ILMU Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu membatasi lingkup penjelasannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji secara empiris.
  68. 68. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik Thanks ! Do you have any questions?
  69. 69. 1. Yanuanda Millenia (1211900006) 2. Alfinatur rosyida (1212100151) 3. Desy Putri ameliasari (1212100157) Kelompok 1
  70. 70. Zaman Modern (1500 - 1800) Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda itu.
  71. 71. dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M). Dalam buku Discourse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis.
  72. 72. Descartes Adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam pikiran.
  73. 73. Descartes menerima 3 realitas atau substansi bawaan, yang sudah ada sejak kita lahir, yaitu (1) realitas pikiran (res cogitan), (2) realitas perluasan (res extensa, "extention") atau materi, dan (3) Tuhan (sebagai Wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas itu).
  74. 74. Aliran empririsme nyata dalam pemikiran David Hume (1711-1776), yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan.
  75. 75. Dengan kritisisme Imanuel Kant (1724-1804) mencoba mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing- masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh.
  76. 76. Catatan
  77. 77. 1. Positivisme menyatakan bahwa pemikiran tiap manusia, tiap ilmu dan suku bangsa melalui 3 tahap, yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah. 2. Marxisme (diberi nama mengikuti tokoh utama Karl Marx, 1818-1883) mengajarkan bahwa kenyataan hanya terdiri atas materi belaka, yang berkembang dalam proses dialektis (dalam ritme tesis-antitesis-sintesis).
  78. 78. 3. Eksistensialime merupakan himpunan aneka pemikiran yang memiliki inti sama, yaitu keyakinan, bahwa filsafat harus berpangkal pada adanya (eksistensi) manusia konkrit, dan bukan pada hakekat (esensi) manusia-pada- umumnya. 4. Pragmatisme tidak menanyakan "apakah itu?", melainkan "apakah gunanya itu?" atau "untuk apakah itu?". Yang dipersoalkan bukan "benar atau salah", karena ide menjadi benar oleh tindakan tertentu. Tokoh aliran ini: John Dewey (1859-1914).
  79. 79. TOKOH-TOKOH FILSAFAT Filasafat dan agama merupakan dua kekuatan yang mewarnai dunia. Filsafat pada hakiketnya adalah akal dan agama pada hakekatnya adalam hati atau iman. Dengan demikian perkembangan peradaban manusia selalu dilatarbelakangi oleh pertarungan antara akal dengan hati, antara filsafat dengan agama. Kita awali penjelajahan sejarah peradaban pemikiran sebagai berikut:
  80. 80. THALES (624-546 sm) Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang filsafat jagat raya. Ia diberi gelar Bapak Filsafat. Ia mengajukan pertanyaan aneh, yaitu: Apakah sebenarnya bahan alam semesta itu ? (What is the nature of the world stuff ?), kemudian ia menjawab: Air . Jawaban sederhana ini sebenarnya belum tuntas, karena masih ada pertanyaan lanjutan, yaitu: dari apa air itu ? . Perhatikan, ia menjadi filsuf karena ia bertanya.
  81. 81. ANAXIMANDER (610-546 sm) Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Substansi itu adalah: Udara. Argumentasinya, yaitu: Udara merupakan sumber segala kehidupan . PYTHAGORAS (572-497 sm) Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari semua benda. Ia orang pertama yang menggunakan istilah philosophia.
  82. 82. HERACLITUS (544-484 sm) Ia mengatakan bahwa alam semesta itu selalu dalam keadaan berubah. Ia menyatakan: Engkau tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir (You can not step twice into the same river, for the fresh waters are ever flowing upon you). PARMANIDES (450 sm) Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama.
  83. 83. ZENO (490 sm) Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran. Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran relatif. Ia telah mendorong lahirnya konsep-konsep matematika. PROTAGORAS (480-411 sm) Ia menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Pernyataan itu merupakan tulang punggung humanisme. Ia menyatakan pula bahwa kebenaran itu bersifat pribadi. Akibatnya tidak akan ada ukuran yang absulut dalam etika, metafisika maupun agama.
  84. 84. SOCRATES (470-399 sm) Ia tidak meninggalkan tulisan. Doktrin bahwa semua kebenaran itu relatif telah mengguncangkan sains telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. PLATO (427-347 sm) Ia murid dan sahabat Socrates. Sebagai muridnya, Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea.
  85. 85. ARISTOTELES (384-322 sm) Ia dikenal sebagai Bapak Logika. Logikanya disebut logika tradisional (dalam perkembangannya ada logika modern). Logika Aristoteles disebut juga logika formal. Ia percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak atau a first cause of motion.
  86. 86. Fiisafat Sebagai Dialog Rasional Garis pembagi tebal dalam filsafat Yunani kuno--garis yang menempatkan para filsuf yang memiliki pandangan yang terlihat jauh dan asing di satu sisi dan para filsuf an mempunyai pandangan yang dengan jelas tampak lebih relevan dengan permasalahan filosofis kontemporer di sisi lain—terdapat dalam bentuk secrang filsuf saja yang, sepengetahuan kita, tidak pernah menulis buku. Filsuf tersebut, Sokrates (470-399 S.M.), Plato (427-347 S.M.), Aristoteles (384- 322 S.M.)
  87. 87. Sokrates menyimpulkan (PA 23a-b) bahwa peramal itu memang mengetengahkan suatu teka-teki, tetapi solusinya merupakan sebutir pil pahit bagi orang-orang yang perlu membela kemuliaan-kemuliaan kealiman manusia demi peran mereka di masyarakat: Plato menggunakan metode dialog, berlandaskan pemahamannya atas ide-ide Sokrates (walaupun dalam hal-hal tertentu tak pelak lagi melampaui gagasan- gagasan tersebut), dalam membangun sistem metafisika pertama yang lengkap dengan nada modern.
  88. 88. Filsafat Sebagal iImu Teleologis Aristoteles mendasarkan sistemnya pada suatu metafisika yang sedikit-banyak menempatkan idealisme Plato di benaknya dengan berpendapat bahwa yang pada hakikatnya nyata itu partikula, bukan universa. Ia menyangkutpautkan partikula dengan suatu istilah khusus, "ousia", yang bermakna "realitas", walau biasanya istilah ini diterjemahkan menjadi "substansi".
  89. 89. Dalam menerapkan realismenya pada hal-hal partikula, Aristoteles menggunakan metode teleologis. Artinya, ia berpendapat bahwa forma benda sebaiknya terketahui melalui penyelidikan tentang maksud forma tersebut. Kata Yunani telos ("maksud") juga mengacu pada akhir atau tujuan benda atau peristiwa.
  90. 90. ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ Pandangan mereka bisa diringkas secara cukup sederhana sebagai berikut: Idealisme plato Realisme Aristoteles - forma = realitas - forma + bahan - bahan = ilusi -substansi (realitas)
  91. 91. Thanks!
  92. 92. Filsafat kebenaran
  93. 93. - 1211900006 YANUANDA MILLENIA - 1212100151 ALFINATUR ROSYIDA - 1212100157 DESY PUTRI AMELIASARI Kelompok 1
  94. 94. FILSAFAT KEBENARAN Pluto pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Dalam waktu belakangan yang cukup lama Bradley seakan menjawab bahwa Kebenaran itu adalah kenyataan. Jadi untuk membuktikan bahwa hari benar-benar hujan, kita harus membedakan dengan melihat kenyataan terjadi di luar rumah. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang tidak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das solen tidak sama dengan das sein. Di muka bumi ini berapa banyak kita melihat ketidakbenaran, seperti berbagai penindasan, penjajahan dan
  95. 95. Seorang murid Plato bemama Aristoteles, menjawab pertanyaan hanya ini dengan pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, Minya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak. Sekarang agar penelitian cenderung lebih objektif, maka seorang :seneliti yang bertanya kepada seorang responden yang berpendapat subjektif, perlu ditanyakan kepada beberapa responden lain yang memenuhi syarat agar valid (dalam Islam disebut dengan shahih) itupun. Harus diuji kebenarannya, bahkan terkadang dalam kurun waktu tertentu kebenaran itu berubah sesuai corak berpikir manusia (paradigma).
  96. 96. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut: 1. Pengetahuan Akal. 2. Pengetahuan Budi. 3. Pengetahuan Indrawi. 4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif). 5. Pengetahuan Intuitif
  97. 97. Menurut penulis, yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnya disebut logika, pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk membahasnya disebut etika, pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika. Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal in tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti kebenarannya, keindahannya dan kebaikannya.Jadi titik temu antara logika, etika dan estetika adalah Islam, oleh karena itu pengetahuan intuitif kepada seseorang yang kemudian disebut nabi harus diuji lebih dahulu seperti halnya keberadaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana penulis lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru menerimanya.
  98. 98. 1. Teori Kebenaran Korespondensi. 2. Teori Kebenaran Koherensi. 3. Teori Kebenaran Pragmatis. 4. Teori Kebenaran Sintaksis. 5. Teori Kebenaran Semantis. 6. Teori Kebenaran Non Deskripsi. 7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan. SELANJUTNYA UNTUK MELIHAT SESUATU ITU BENAR ATAU TIDAK BENAR, MAKA BEBERAPA KRITERIA YANG SUDAH DILEMBAGAKAN AKAN PENULIS SAMPAIKAN BEBERAPA KRITIK ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT: 8. Teori Kebenaran Performatif. 9. Teori Kebenaran Paradigmatik. 10. Teori Kebenaran Proposisi.
  99. 99. Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara pernyataan dengan fakta di lapangan. Misalnya bila dinyatakan Sengkon dan Karta bersalah, lalu dihukum lima tahun maka Sengkon dan Karta harus benar-benar melakukan kejahatan itu, bukan sekedar membuktikan dengan berbagai berita acara. Apabila Sengkon dan Karta tidak melakukan maka secara secara kebenaran korespondensi itu tidak benar. Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet mempunyai hidung pada pemyataan pertama, dan pada pemyataan kedua dinyatakan manusia juga mempunyai hidung.
  100. 100. Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu :-konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinluas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua an sating bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang dalam hal ini kita tidak membicarakan yang tidak teratur. Jengan adanya yang mengatur peredaran darah dalam tubuh maka buh manusia terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu adalah salah, tetapi seharusnya ada yang mengatur yaitu Tuhan, karena hanya ada dua kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan tidak ada yang mengatur, apabila diterima salah satu maka yang lain dicoret karena bertolak belakang.
  101. 101. Kebenaran sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari tata bahasa yang melekat. Karena teori ini dipengaruhi pula oleh kejiwaan dan ekspresi, maka ada kemungkinan merek yang menerimanya yang juga mempunyai keterkaitan jiwa akan terpengaruh, apalagi susunan bahasa yang bernuansa rasa. Misalnya pernyataan "Saya makan nasi" akan berbeda bila ditulis dan ditekankan bacaannya (intonasi) ketika "Saya, makan nasi" atau "Saya makan, nasi" atau "Saya makan nasi!" atau "Saya makan nasi?" yaitu pada subjek, predikat dan objek. Kebenaran seperti ini juga mirip dengan kebenaran semantis yang berbicara tentang makna bahasa.
  102. 102. Kebenaran logika yang berlebihan adalah kebenaran yang sebenamya telah merupakan fakta. Jadi akan menjadi pemborosan dalam pembuktiannya, misalnya sebuah lingkaran harus berbentuk bulat. Para ahli agama menganggapnya dengan dalil aksioma yang tidak perlu dibuktikan, tetapi sebenamya pembuktian yang berangkat dari keraguan untuk menjadi keyakinan itu perlu dalam mencari titik temu agama dan ilmu. Misalnya apakah Allah itu Tuhan? Apakah Muhammad itu Nabi? Apakah Yesus itu Juru Selamat? Apakah Kresna itu Awatara? Apakah Sidharta Gautama itu Budha? dan lain sebagainya.
  103. 103. Kebenaran paradigmatik adalah kebenaran yang berubah pada berbagai ruang dan waktu, jadi setelah kurun waktu tertentu berubah (untuk kategori waktu) dan pada tempat tertentu berubah (untuk kategori ruang). Thomas Kuhn adalah orang yang mempercayai kebenaran seperti ini. Contohnya dapat dilihat ketika pendapat yang mengatakan bumi mengelilingi matahari, merubah pendapat dahulu yang mengatakan matahari mengelilingi bumi. Dalam dunia ilmu-ilmu sosial perubahan ini sangat menyolok sehingga keberadaan suatu disiplin ilmu, memerlukan berbagai paradigma untuk melacaknya.
  104. 104. Jadi pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan ini, kita akan bergelut dengan kegiatan berpikir yang mengasah kemampuan intelektual mulai dari kegiatan yang sederhana, seperti mengingat sampai pada pemecahan masalah (problem solving). Menurut Benjamin S. Bloom hal tersebut disebut juga dengan pembelajaran kognitif yang diurut sebagai berikut: 1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi, fakta terminologi, rumus (sehingga dengan demikian kita akan mengidentifikasi, memilih, menyebut nama, dan membuat daftar, sebagai tingkat yang paling rendah).
  105. 105. 2. Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan kata-kata sendiri (sehingga dengan demikian kita akan membedakan, menjelaskan, menyimpulkan, merangkumkan dan memperkirakan sebagai tingkat selanjutnya). 3. Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi ke dalam situasi konteks yang bare (sehingga kita dengan demikian akan menghitung, mengembangkan, menggunakan, memodifikasi dan mentransfer sebagai tingkat berikutnya). 4. Analisis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen-elemen, suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan kesimpulan (sehingga dengan demikian kita akan membuat diagram, membedakan, menghubungkan, menjabarkan ke dalam bagian-bagian pada tingkat seterusnya).
  106. 106. 5. Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan atau struktur yang lebih besar (sehingga kita dengan demikian akan membentuk, mendesain, memformulasikan dan membuat prediksi sebagai tingkat yang lebih tinggi. 6. Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide, gagasan penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu (sehingga dengan demikian kita akan membuat kritik, penilaian, perbandingan dan evaluasi sebagai tingkat terakhir)
  107. 107. YANG MAHA RENAR Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang Maha enar (Al Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian :-.enemuan ilmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu ,, - ebanyak tiga puluh tiga kali. Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, di bukan hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam -embicaraan kita sehari- hari biasanya disebut dengan Imtaq iman dan Taqwa). Seorang ilmuwan sekular dapat saja berkata bahwa agar tidak terkena penyakit kelamin maka hendaklah memakai kondom bila -ersetubuh dengan pelacur. Pada kesempatan lain keberadaan pejabat r.,emerintah juga dapat dinilai tidak balk tetapi benar secara logika bila menjatuhkan hukuman mati kepada pelaku kejahatan.
  108. 108. Thanks!
  109. 109. DILIHAT DARI SISI FILSAFAT Kelompok 1: 1211900006_Yanuanda Milennia 1212100151_Alfinatur Rosyida 1212100157_Desy Putri Ameliasari
  110. 110. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Kendati masih bersifat sederhana, kegiatan ini sudah diperlihatkan sejak dini. Lihatlah anak kecil. Ketika ia melihat sesuatu yang baru, secara spontan dia bertanya. Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui sesuatu. Kegiatan seperti ini berlangsung terus sepanjang hayat sang anak.
  111. 111. "Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah manusia. Segala pertanyaan yang menyangkut hal- hal lain, seperti tentang bumf, bulan, langit, udara, air dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan jika dikaitkan dengan manusia. Selain paling mendasar, pertanyaan "Siapakah manusia itu?" juga merupakan pertanyaan yang paling klasik. Sebelum Sokrates (469-399 sM) muncul di Yunani pertanyaan itu sudah ada. Pada zaman itu sudah banyak pemikir berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Filsuf-filsuf modern menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang tertinggi. Ia menjadi ukuran bagi dirinya sendiri serta ukuran dari segala hal, karena itu tidak ada hal yang lebih tinggi dan lebih luas dari manusia itu sendiri. menyebut beberapa nama filsuf dalam aliran ini antara lain Gabriel Marcel (1889-1973)8 dan Martin Buber (1878-1965). Keduanya sama-sama mengakui bahwa manusia adalah sebuah persoalan yang tidak akan pernah berujung. Manusia sebagai Sebuah Persoalan
  112. 112. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya mencintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan. Apa Itu Filsafat?
  113. 113. Filsafat Manusia dan Metodenya
  114. 114. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Karena itu cara kerja filsafat manusia tidak terlepas dari cara kerja filsafat pada umumnya.
  115. 115. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Karena itu cara kerja filsafat manusia tidak terlepas dari cara kerja filsafat pada umumnya.
  116. 116. Relevansi Filsafat Manusia Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu. Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan. Aristoteles (384-322 sM) telah mendefinisikan manusia dengan ungkapan homo est animal rationale, artinya manusia adalah binatang berpikir. Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat manusia mengantar kita untuk semakin mampu bertanggungjawab terhadap diri kita dan sesama.
  117. 117. MANUSIA SEBAGAI PERSONA
  118. 118. Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia. Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri. Ia juga memiliki cara berada yang khas dibandingkan dengan makhluk yang lain.
  119. 119. Setiap makhluk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri. Syarat sebagai individu ialah bahwa ia mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan dari yang lain. Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis. Makhluk Infrahuman
  120. 120. Bagi manusia pengertian "individu" tidak sekedar "jenis" atau "spesies", tidak pula bersifat seragam, apalagi bersifat numerik. Individu manusia terkait dengan keunikan. Keunikan itu berakar pada dimensi kerohanian. Sebagai individu manusia memang merupakan jenis yang sama. Namun nilainya tidak pada kesamaan jenis yang dimilikinya. Individualitas manusia terkait dengan kualitas. Manusia bukan suatu ulangan numerik dari jenis yang sama. Dia dikehendaki demi dirinya sendiri. la menentukan diri dan khan bagi dirinya sendiri. Manusia
  121. 121. Persona Selain kata "individu", kata "persona" juga dikenakan pada manusia. Di zaman sekarang kata ini bahkan lebih banyak digunakan daripada kata "individu". Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Dalam perkembangan selanjutnya, "persona" tidak lagi dimengerti sebagai sebuah topeng, melainkan kualitaskualitas pribadi yang ada dalam diri seseorang. Dengan demikian, arti "persona" tidak lagi menunjuk pada topeng, melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni jati diri.Dalam filsafat manusia pribadi dihubungkan dengan keunikan seseorang.
  122. 122. • Pertama adalah karakter. Setiap pribadi memiliki karakter yang unik. Kata "karakter" berasal dari bahasa Yunani, yakni "character", artinya "alat untuk memberi tanda atau cap" atau "tanda atau capnya sendiri". • Kedua, akal budi. Akal budi merupakan elemen persona yang paling hakiki. Dibandingkan dengan makhluk lainnya, akal budi merupakan keistimewaan manusia. manusia adalah binatang yang berakal budi. • Ketiga, kebebasan. Wacana mengenai kebebasan juga bersifat personal. Dalam proses pengambilan keputusan, seseorang harus menentukan pilihannya menurut suara hatinya. • Keempat, nama. Kendati ada ungkapan yang mengatakan "apalah artinya sebuah nama", namun nama mempunyai makna bagi setiap pribadi. Setiap orang memiliki nama. Nama merupakan perwujudan dan pengejawantahan sekaligus menjadi identitas pribadi seseorang. • Kelima, suara hati. Suara hati merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Suara hati ada dalam diri setiap orang. Karena itu suara hati tidak bersifat massal. Hati nurani selalu bersifat personal, karena itu melekat dengan pribadi seseorang. • Keenam, perasaan. Perasaan merupakan ungkapan lubuk hati yang mendalam dari setiap pribadi. Elemen Persona
  123. 123. Thanks!
  124. 124. PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT Kelompok 1: 1211900006_Yanuanda Milennia 1212100151_Alfinatur Rosyida 1212100157_Desy Putri Ameliasari
  125. 125. Pengetahuan Bahwa manusia itu tahu sesuatu, tidak ada yang menyangkal. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang-orang lain. Manusia tahu yang baik dan yang buruk, yang indah dan tidak indah. Terdapat 4 (empat) gejala tahu yaitu, (1) manusia ingin tahu, (2) manusia ingin tahu yang benar, (3) objek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada, dan (4) manusia tahu bahwa ia tahu. Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu. Berdasarkan 2 (dua) macam putusan, maka pengetahuan pun ada dua macam; pengetahuan khusus yang mengenai sesuatu yang satu atau tertentu saja dan pengetahuan umum yang berlaku bagi seluruhnya. Baik pengetahuan khusus maupun pengetahuan umum, keduanya milik manusia berlandaskan pengalaman, entah itu pengalaman manusia itu sendiri ataupun pengalaman orang lain. Yang harus dicatat, pengetahuan umum ini memang agak aneh. Karena yang bersentuhan dengan manusia adalah yang khusus, tidaklah manusia yang berindra itu bertemu dengan yang umum.
  126. 126. Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu. Jadi pengetahuan yang benar tentang objek itu tidak bisa dicapai secara langsung dan sifat daripadanya adalah khusus. Ilmu pengetahuan diciptakan manusia karena didorong oleh rasa ingin tahu manusia yang tidak berkesudahan terhadap objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian indra, karena indra dianggap sering menipu.
  127. 127. 6 sistem yang lazim dikenal dalam ilmu pengetahuan yaitu: sistem ini memang sudah sejak awal merupakan suatu kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan yang juga telah ditentukan sejak awal. Misal, susunan alam semesta ini, baik secara keseluruhan maupun secara bagian-bagian. Secara keseluruhan unsur-unsur yang jumlah jenisnya tetap dan tidak mengalami perubahan sejak memulai sampai masa berakhirnya. Sistem tertutup sistem ini tidak memungkinkan masuknya unsur unsur baru ke dalamnya, misal, susunan alam semesta yang merupakan satu kesatuan. Ini terdiri dari unsur- unsur yang jumlah jenisnya tetap dan tidak mengalami perubahan sejak dari mulai sampai masa berakhirnya. Sistem terbuka sistem ini memang dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi masuknya unsur-unsur baru agar keberadaan sesuatu hal kemungkinan bisa tetap berlangsung. Lebih dari itu agar perkembangan sesuatu itu juga dimungkinkan. Misalnya, kehidupan masyarakat manusia yang memiliki kodrat sebagai makhluk sosial di mana orang yang satu cenderung secara alami bergantung kepada orang lain secara timbal balik. Sistem alami
  128. 128. Sistem buatan sistem ini jelas merupakan hasil karya manusia. Hal ini tercipta atau diciptakan secara sengaja untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin kompleks yang disebabkan oleh perkembangan kualitas manusia itu sendiri. Ini terjadi mungkin karena ia memililki potensi cipta, rasa dan karsa. Sistem yang berbentuk lingkaran Sistem yang berbentuk garis lurus sistem ini merupakan perkembangan dari sistem buatan, yang dibuat agar lebih memudahkan tercapainya salah satu tujuan hidup. Dalam sistem ini masalah sentralnya diletakkan pada sentral dari satu lingkaran. Dari sini orang mulai menjelaskan sejauh mana masalah itu dapat memengaruhi bidang-bidang lainnya. Semakin jauh suatu titik dari titik sentral itu maka titik itu akan mendapatkan pengaruh yang semakin lemah. Sistem ini dapat diasosiasikan dengan berkas sinar yang semakin jauh jaraknya maka pancaran Jaya sinarnya akan semakin berkurang. sistem ini juga merupakan perkembangan dari sistem buatan. Agar dapat mencapai tujuan yang lebih mudah, sistem ini disusun menurut jenjang-jenjang atau tingkat-tingkat mulai dari yang paling tinggi ke jenjang yang paling rendah. Susunan ini memperlihatkan suatu tatanan bahwa jenjang yang lebih rendah mendasarkan diri kepada jenjang yang lebih tinggi.
  129. 129. 3 teori pokok tentang kebenaran keilmuan Teori Saling Hubungan (Coherence Theory) Teori Persesuaian (Correspondence Theory) Teori Kegunaan (Pragmatic Theory).
  130. 130. FILSAFAT ILMU DAN PENELITIAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR MELAKUKAN PENELITIAN
  131. 131. Ilmu Sebagai Pengetahuan Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut metodemdetode tertentu yang merupakan suatu kesatuan yanag sistematis.
  132. 132. Tingkat Kemantapan Teori Teori akan menjelaskan (meramalkan) fenomena. Dengan penjelasan itu orang menjadi mengerti. Penjelasan ini berkisar pada hubungan-hubungan (relationship). apabila prang dapat menjadikan relationship itu, dikatakan bahwa prang tersebut adalah prang yang mengerti. Sebelum mengerti prang harus tahu. Orang dapat tahu tentang fenomena melalui deskripsi. Deskripsi memberikan pengetahuan tentang apa, sedangkan teori memberikan penjelasan atau pengertian tentang mengapa (why). Bagaimana (how) mengaplikasikan pengetahuan dengan pengertiannya merupakan suatu keterampilan. Pada dasarnya terdapat tiga tingkat pemikiran ke arah memperoleh teori itu, yaitu tingkat klasikal, tingkat taksonomikal, dan tingkat teoretikal (teori eksak).
  133. 133. Berpikir Induktif dan Deduktif Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Pengetahuan yang dimaksud adalah suatu fenomena yang ditangkap oleh indra manusia. Menangkap berarti mengamati atau mengobservasi, sedangkan yang diamati dan fenomena itu tidak lain adalah fakta. Pekerjaan Induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus (particular) yang terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena, menuju generalisasi. Sedangkan Pekerjaan Deduktif ini berangkat dari hal yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular).
  134. 134. Metode Ilmiah Kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah dapat dikatakan hanya sebagian dari langkah- langkah sistematis dalam memperoleh ilmu, sebab metode penelitian baru merupakan prosedur sistematis dari bekerjanya pikiran aiau logic yang hanya menghasilkan kesimpulan atau ketetapan rasional saja. Untuk menelusuri langkah-langkah sistematika keilmuan (metode ilmiah) secara tuntas, masih harus dilanjutkan dengan langkah-- langkah sistematis pelaksanaan penelitian yang disebut teknik penelitian.
  135. 135. Terima Kasih
  136. 136. Filsafat pancasila
  137. 137. Kelompok 1 1211900006 YANUANDA MILLENIA 1212100151 ALFINATUR ROSYIDA 1212100157 DESY PUTRI AMELIASARI
  138. 138. filsafat Pancasila adalah pembahasan Pancasila secara filsafati, yaitu pembahasan Pancasila sampai hakikatnya yang terdalam (sampai intinya yang terdalam). Juga merupakan suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial, abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah.
  139. 139. Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila SECARA KESELURUHAN DALAM MEMPELAJARI PANCASILA DIPEROLEH SUATU PENGETAHUAN ILMIAH YANG TERDIRI ATAS EMPAT TINGKAT, YAITU : a) Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah "Bagaimana" maka akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat deskreptif. Pengetahuan jenis ini adalah jenis pengetahuan yang memberikan penjelasan serta keterangan tanpa disertai adanya pemboncengan kepentingan pribadi. sehingga bersifat objektif.
  140. 140. Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila b) Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah "Bagaimana" maka akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat deskreb) Dengan mencari suatu pertanyaan ilmiah "Mengapa", maka pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bersifat kausal, yaitu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab-akibat atau sebab-sebab dan asal-muasal terjadinya sesuatu pengetahuan tentang Pancasila yang bersifat kausal ptif. Pengetahuan jenis ini adalah jenis pengetahuan yang memberikan penjelasan serta keterangan tanpa disertai adanya pemboncengan kepentingan pribadi. sehingga bersifat objektif.
  141. 141. Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila c) Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah "Bagaimana" maka akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat deskreb) Dengan mencari suatu pertanyaan ilmiah "Mengapa", maka pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bersifat kausal, yaitu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebc) Dengan menjawab petanyaan ilmiah "Kemana": maka pengetahuan yang didapat adalah pengetahuan yang bersifat normatif. Pengetahuan normatif adalah pengetahuan yang merupakan petunjuk atau norma, maka sebelumnya dikaji, lebih dahulu hal-hal yang selalu terjadi.
  142. 142. Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila d) Dengan menjawab pertanyaan "Apa" akan diperoleh pengetahuan mengenai hakikat dari sesuatu yang dinyatakan. Hakikat adalah sesuatu yang secara mutlak menentukan bahwa sesuatu hal itu ada. Untuk membahas hakikat Pancasila, harus benar-benar dibahas sedalam-dalamnya sila demi sila, serta unsur-unsur yang mungkin ada. Bidang ini akan dibahas dalam filsafat Pancasila.
  143. 143. a)Manfaat Penggunaan Filsafat 1) Sebagai induk pengetahuan, maka filsafat berfungsi menentukan prinsip-prinsip metodis serta objek dari ilmu pengetahuan.
  144. 144. a)Manfaat Penggunaan Filsafat 2) Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan suatu pembuktian yaitu: (a) asas kebalikan (principium contradictionis). (b)Asas kesamaan dengan diri sendiri (principium ideutIfilos) (c)Asas kemustahilan ketiga (principium exclusitertii)
  145. 145. a)Manfaat Penggunaan Filsafat 3) Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila! dan ciri khasnya masing-masing.
  146. 146. a) Manfaat Penggunaan Filsafat 4) Secara umum semua metode ilmu pengetahuan berkembang dan pertama- tama ditentukan oleh filsafat karena kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan.
  147. 147. a)Manfaat Penggunaan Filsafat 5) Filsafat dapat memberikan dan mengarahkan ilmu pengetahuan ke arah tujuan demi kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.
  148. 148. a) Manfaat Penggunaan Filsafat 6) Dengan filsafat ilmu pengetahuan akan mampu menyelesaikan masalahnya (bahkan masalah yang menyangkut prinsip-prinsip metodisnya) yang bersifat terdalam (sampai pada paradigma ilmu).
  149. 149. b) Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan I. karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecer¬dasan berfikir bagi Para calon saijana.
  150. 150. b) Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan II. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya
  151. 151. b) Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan III. Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan pemikiran kemanusiaan yaitu tentang kemanusiaan dn masalah kemanusiaan sepanjang masa.
  152. 152. b) Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan IV. Pendidikan filsafat akan membantuk para sarjana menjadi ilmu¬wan yang bijaksana yang memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup, dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.
  153. 153. Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam me¬mandang realitas alarn semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara.
  154. 154. Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan ter¬tutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
  155. 155. Filsafat pancasila PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische Gronslag dari negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal itu meliputi segala peraturan perundang- undangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek kenegaraan yang lainnya.
  156. 156. Filsafat pancasila PANCASILA SEBAGAI ASAS PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah. 2. Memiliki satu wilayah di mans kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari sumber-sumber kehidupan.
  157. 157. Filsafat pancasila PANCASILA SEBAGAI ASAS PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA 3. Memiliki kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia dibesarkan di bawah gemilangnya kerajaan-kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan lain sebagainya. 4. Memiliki persamaan nasib yaitu berada di dalam kesenangan dan kesusahan, dijajah Belanda, Jepang dan lainnya.
  158. 158. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILASAFAT A. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh sistem lazinmya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) Suatu kesatuan bagian-bagian (2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri- sendiri
  159. 159. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILASAFAT A. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM (3) Saling berhubungan, saling ketergantungan (4) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tuuan bersama (tujuan sistem) (5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
  160. 160. Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal. Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam unit-urutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal sifat- sifatnya (kwalitas).
  161. 161. Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri¬sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasail ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memilikil hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga, disebut sebagai dasar antropologis.
  162. 162. Dalam fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia maka sangat perlu untuk diketahui tentang' hubungan antara negara Indonesia dengan landasan dari Pancasila yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. Hubunga tersebut merupakan suatu hubungan kesesuaian, maka arti inti setiap sila dari Pancasila adalah sebagai berikut :
  163. 163. 1.Ketuhana n 2.Kemanusiaan 3. Persatuan ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sesuai dengan akibat) merupakan suatu nilai-nilai agama). ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat manusia. yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara Indonesia sehingga terwujud suatu kesatuan. ARTI INTI SETIAP SILA DARI PANCASILA
  164. 164. 4. Kerakyatan 5. Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan hakikat rakyat. yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat adil. ARTI INTI SETIAP SILA DARI PANCASILA
  165. 165. Terima Kasih!

×