SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Sifat Shalat Nabi
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
1 Adzan: Adalah
panggilan.
Fardhu
kifayah
 Dilakukan berdiri (HR Muttafaq ‘Alaih)
 Menghadap kiblat (HR Al-Hakim)
 Di tempat yang tinggi (pengeras suara) (HR Abu
Dawud)
 Menengok ke kanan dan kiri saat melafazkan “hayya
‘alâ As-shalâh” (HR Bukhari)
 Meletakan jemari di telinga (HR Ahmad)
 Disunnahkan menjawab setiap kalimat kumandang
adzan (muadzin) (HR. Bukhari)
 Membaca do’a setelah adzan selesai
dikumanadangkan (HR Bukhari). Dengan bacaan doa
sebagai beritut:
‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ِ‫ت‬‫آ‬ ،ِ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ،ِ‫ة‬َّ‫م‬‫ا‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِ‫ة‬ َ‫ْو‬‫ع‬َّ‫د‬‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
،ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫د‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ًا‬‫د‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫ح‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫م‬ ُ‫ه‬ْ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ ،َ‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫س‬ َ‫و‬ْ‫ال‬
ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫َّللا‬
2x
ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬
.ُ َّ
‫َّللا‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ
‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬
2x
ِ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬
2x
.
ِ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬
2x
.
ِ‫ح‬ َ
‫ََل‬‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬
2x
ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫َّللا‬.
ُ َّ
‫َّللا‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ
‫َل‬
 Disyariatkan tahun
pertama hijriyyah.
 Diajarkan melalu mimpi
Abdullah bin Zaid diterima
oleh Bilal bin Rabah
 Tidak disyariatkan
perempuan
mengumandangkan azan.
Mayoritas ulma
menghukumi makruh
bahkan ada yang
mengharamkan.
2 Iqamah Sunnah  Lafadz iqamah dibaca witir (tunggal) “Rasulullah
memerintahkan Abu Mahdzurah agar meggenapkan
adzan dan mewitirkan qomat” (HR Bukhari)
 Iqamah tidaklah dikumandangkan sebelum imam
memberi isyarat shalat akan segera ditegakan.
 Iqamah dilakukan oleh laki-laki.
 Wanita hanya diperkenankan iqamah saat shalat
jemaah sesama wanita lagi.
 Azan dan iqamah hanya dilakukan untuk shalat wajib.
Sementara untuk Shalat Ied dan sejenisnya cukup
dengan ‘As-shalâtu jâmi‘ah’.
ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫َّللا‬
.ُ َّ
‫َّللا‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ
‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬
ِ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬
ِ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬
ِ‫ح‬ َ
‫ََل‬‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬
ُ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫د‬َ‫ق‬
ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫َّللا‬.
ُ َّ
‫َّللا‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ
‫َل‬
 Diperkenankan untuk
Iqamah dengan lafadz
takbir satu kali maupun
dua kali. Keduanya benar.
Namun bila dilihat dari
aspek periwayatan,
penggunaan satu kali
takbir lebih kuat.
3 Niat: Niat
adalah
Rukun Ibnu Qudamah menjelaskan : Karena niat adalah amalan hati
maka sudah cukup dengan
 Tidak menghadirkan niat
sama sekali baik disengaja
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
maksud serta
ketetapan hati
untuk
melaksanakan
sesuatu.
َ‫ء‬‫َا‬‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ة‬َ‫ه‬ ِ‫ج‬ ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬‫ال‬ ُ‫ه‬ُّ‫ج‬ َ‫َو‬‫ت‬
ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أل‬ِ ً‫َل‬‫ا‬َ‫ث‬ِ‫ت‬ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ِ‫هللا‬ ِ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬
ِ‫ه‬
“Menghadapnya hati ke arah pekerjaan, karena
mengharap ridha Allah dan karena melaksanakan
perintah-Nya. (Al-Mughni, I : 78)
Imam An-Nawawi mengatakan:
ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ٌ‫ة‬ َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫م‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ْع‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫الن‬
ِ‫ان‬َ‫س‬ِ‫الل‬ ُ‫ق‬ْ‫ط‬ُ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬
َ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ف‬َ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ُ‫م‬ ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ُ‫ط‬ َ‫َر‬‫ت‬ْ‫ش‬ُ‫ي‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ف‬َ‫غ‬ َ‫ع‬َ‫م‬
“Niat dalam semua ibadah yang dinilai adalah hati, dan
tidak cukup dengan ucapan lisan sementara hatinya
tidak sadar. Dan tidak disyaratkan dilafalkan. Ucapan
lisan yang menyalahi hati tidak mencederai suatu
perbuatan.” (Rawdhah at-Thalibin, 1:228)
menetapan hati saja sebelum
dimulainya amalan. Sehingga tidak
dipersyaratkan untuk melafadzkan
niat.
Adapun “Talafudz bi An-Niyyat”
atau mengucapkan niat dalam
bentuk kalimat seperti “ushalli..”
adalah bentuk kehati-hatian dalam
menyempurnakan niat. Dan ini
adalah pendapat dari madzhab
syafi’iyyah.
atau dengan alasan lupa.
Maka shalatnya tidak sah.
 Menganggap sepela, dan
kadan mengabaikan niat
(karena sudah biasa
kadang ruh tidak lagi
terasa)
 Mengganti niat di tengah
ibadah sedang berlangsung
tidak diperbolehkan.
4 Berdiri Rukun  Nabi bersabda:
‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِ‫َط‬‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ًا‬‫د‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِ‫َط‬‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ل‬َ‫ص‬
“Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu,
kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi,
maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.” (HR
Bukhari)
 Nabi berdabda:
“Jika seorang hamba jatuh sakit atau safar, ia tetap
diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau
sebagaimana ketika ia tidak dalam safar” (HR. Al
Bukhari)
 Shalat sunnah boleh dilakukan sambil duduk meski
tidak ada udzur atau kesulitan. Rasulullah bersabda.
“Barangsiapa yang shalat dengan berdiri, maka itu
lebih utama. Barangsiapa yang shalat dengan duduk,
 Tidak terdapat bacaan atau
do’a-do’a khsusu yang diajarkan
Rasulullah, ketika berdiri (baik
imam maupun makmum)
sebelum Takbiratul Ihram
 Membeca do’a tertentu
yang tidak diajarkan oleh
Nabi
 Menghadapkan jari-jari kaki
ke arah kiblat ketika berdiri,
sebagian ulama memang
menganjurkannya, namun
tidak ada dalil sharih
mengenai hal ini. Adapun
berargumen dengan
keumuman dalil-dalil
menghadapkan diri ke
kiblat tidaklah tepat.
 Menempelkan kaki ke
orang lain dalam shalat
jamaah bukanlah suatu
kewajiban, namun sebatas
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
maka baginya separuh pahala orang yang shalat
dengan berdiri. Barangsiapa yang shalat dengan tidur
(miring), maka baginya separo pahala orang yang
shalat dengan duduk.”
 Sebagian ulama menganjurkan untuk memandang
tempat sujud atau kea rah depan (kiblat) semua
batasan ini tidak ada yang didasari oleh atsar yang
shahih, sehingga tidak ada yang diwajibkan untuk
dipandang ketika shalat”
 Seseorang boleh memandang ke arah yang dapat
membuatnya lebih khusyu’, kecuali ketika duduk, ia
memang ke arah jari telunjuknya yang berisyarat
karena terdapat riwayat tentang hal ini” (Syarhul
Mumthi)
anjuran dalam hal
menyempurnakan barisan
shaf.
5  Takbiratul
Ihran:
Takbiratul
ihram
adalah
penanda
atau simbol
diharamka
nnya
sesuatu,
baik
ucapan
atau
gerakan
selain yang
telah
ditetapkan.
Rukun : َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
”
ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ‫هللا‬
”
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫و‬ْ‫ذ‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ َ‫و‬
َ‫ع‬ ِ
‫اض‬ َ‫و‬َ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ، ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬ ‫َي‬‫ت‬َ‫م‬ْ‫َح‬‫ش‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬
:
، ِ‫ام‬ َ‫ر‬ْ‫ح‬ِ‫اإل‬ ِ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬
، ِ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬‫ا‬ ِ‫د‬ُ‫ه‬َ‫ش‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬‫ال‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ، ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ع‬ْ‫ف‬َّ‫الر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ، ِ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬ُّ‫الر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬
َ‫ذ‬ِ‫ب‬ ْ‫ت‬َّ‫ح‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ح‬َ‫أل‬‫ا‬ َ‫ِك‬‫ل‬
.
“Jika berdiri shalat, maka mengucapkan ‘ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ‫هللا‬’ dan
mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan
pundak atau ujung telinga (cuping telinga).
Mengangkat tangan seperti ini dilakukan pada empat
keadaan yaitu saat: (1) takbiratul ihram, (2) ruku’, (3)
bangkit dari ruku’, (4) berdiri dari tasyahud awwal.
 Yang dimaksud “takbiratul ihram” adalah ucapan “ ُ‫هللا‬
ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬”. Dipermulaan shalat
 Takbir intiqol adalah takbir di setiap perpindahan
gerakan-gerakan shalat. Sebagian ulama
menganggap hukumnya wajib, sebagian lagi
: َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
"
ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ‫هللا‬
..
"  Pengucapkan takbir dalam
lafadz tajwid haanya
dipanjagkan pada huruf
lam lafdzul jalalah Allââh.
Selain itu setiap huruf
dibaca pendek
 Tidak didapati hadits yang
shahih mengenai
keharusan mengarahkan
telapak tangan menghadap
kiblat. Hanya sebagai
memang terdapat atsar
shahih dari Ibnu mar
‫يستقبل‬ ‫ان‬ ‫استحب‬ ‫كبر‬ ‫اذا‬ ‫كان‬ ‫انه‬
‫القبلة‬ ‫بإبهامه‬
“Ibnu Umar biasanya ketika
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
Rasulullah
bersabda,
ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫ح‬‫َا‬‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫م‬
ُ‫ور‬ُ‫ه‬ُّ‫الط‬
ُ‫ير‬ِ‫ب‬ْ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬
‫يم‬ِ‫ل‬ْ‫س‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬
“Pembuka
shalat adalah
bersuci, yang
mengharamka
n dari perkara
di luar shalat
adalah ucapan
takbir dan
yang
menghalalkan
kembali
adalah ucapan
salam.” (HR.
Tirmidzi dan
Ibnu Majah)
menganggap hukumnya sunnah.
 Wajib hukumnya melafalkan takbiratul ihram meski
shalat dilakukan dengan berjamaah.
 Jari-jari direnggangkan, tidak terlalu terbuka dan juga
tidak dirapatkan
 Tangan terbuka (bukan digenggam). Abu Hurairah
berkata,
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ك‬
‫ًّا‬‫د‬َ‫م‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamketika masuk
dalam shalat, beliau mengangkat kedua tangannya
dalam keadaan terbuka.” (HR. Ahmad)
Kemudian hadits lain menyebutkan: “Biasanya Nabi
jika shalat beliau begini, Abu Amir (perawi hadits)
mengisyaratkan dengan gerakan tangannya, beliau tidak
membuka jari-jarinya dan tidak merapatkannya” (HR.
Ibnu Khuzaimah)
 Setelah Takbir, lalu sedekap dengan meletakkan
tangan kanan di atas tangan kiri. Wail bin Hujr, ia
berkata bahwa,
َّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬
-
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬
-
‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ َ‫ين‬ ِ‫ح‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫ر‬
َ‫َّر‬‫ب‬َ‫ك‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬
–
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ح‬ ٌ‫م‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ه‬ َ‫ف‬َ‫ص‬ َ‫و‬
–
َ‫ع‬َ‫ض‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬َ‫ث‬ِ‫ب‬ َ‫ف‬َ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬
‫ى‬َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫ُم‬‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ي‬
Ia melihat Nabi mengangkat kedua tangannya ketika
memulai shalat dan beliau bertakbir lalu beliau
memasukkan kedua tangannya di bajunya, kemudian
beliau meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. (HR.
Muslim).
 Meletakkan tangan kanan bisa pada telapak tangan,
bertakbir beliau menyukai
menghadapkan kedua ibu
jarinya ke arah kiblat” Dinukil
dari Shifatu Shalatin Nabi, 63)
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
pergelangan atau lengan tangan kiri. Wail bin Hujr
menyebutkan,
ِ‫د‬ِ‫ع‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ْغ‬‫س‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬ ‫ى‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ف‬َ‫ك‬ ِ
‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ظ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫ُم‬‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ض‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬
“Kemudian meletakkan tangan kanan di atas punggung
telapak tangan kiri, di pergelangan tangan, atau di
lengan tangan kiri.” (HR. Ahmad)
 Atau bisa juga tangan kanan menggenggam tangan
kiri sebagaimana disebutkan dalam hadits Wail bin
Hujr, ia berkata,
ِ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ َّ
‫َّللا‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ُ‫ْت‬‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ر‬
ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ َ
‫ض‬َ‫ب‬َ‫ق‬
ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ش‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
“Aku pernah melihat Rasulullah ketika beliau berdiri
dalam shalat, tangan kanan beliau menggenggam
tangan kirinya.” (HR. An Nasai)
 Saat sedekap, tangan diletakkan di pusar, bawah
pusar atau di dada?
Mayoritas ulama berpendapat bahwa meletakkan
tangan ketika sedekap tidak pada tempat tertentu. Jadi
sah-sah saja meletakkan tangan di dada, di pusar, di
perut atau di bawah itu. Sedangkan menentukan posisi
tangan sedekap tersebut baiki dada maupun di bawah
pusar sama-sama berasal dari hadits yang dho’if.
 Kedua tangan diangkat setinggi pundak atau setinggi
ujung telinga Berdasarkan hadits:
‫يديه‬ ُ‫ع‬‫يرف‬ ِ‫ة‬‫الصَل‬ ‫إلى‬ ‫قام‬ ‫إذا‬ َ‫وسلم‬ ِ‫ه‬‫علي‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫صل‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫رسو‬ ‫كان‬
‫بيه‬َ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ َ‫حذو‬ ‫كانتا‬ ‫إذا‬ ‫حتى‬
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai
setinggi pundaknya” (HR. Ahmad)
Juga hadits:
‫حتى‬ ِ‫ه‬‫ي‬َ‫د‬‫َي‬ ‫رفع‬ َ‫ة‬‫الصَل‬ َ‫ح‬‫افتت‬ ‫إذا‬ ‫م‬َّ‫وسل‬ ‫عليه‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫صل‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫رسو‬ َ‫كان‬
ِ‫ه‬‫َي‬‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬ َ‫و‬ْ‫ذ‬َ‫ح‬ َ‫ا‬‫تكون‬
Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika
memulai shalat beliau mengangkat kedua tangannya
sampai setinggi kedua telinganya” (HR. Al Baihaqi)
5 Iftitah: Dapat
dipahami juga
sebagai
pembuka atau
Muqaddimah
Sunnah ‫إذا‬ َ‫م‬َّ‫وسل‬ ِ‫ه‬‫علي‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫صل‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫رسو‬ َ‫كان‬
ِ
‫كبير‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫بين‬ َ‫ت‬َ‫ك‬َ‫س‬ َ‫َّر‬‫ب‬‫ك‬
ِ
‫كبير‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫بين‬ َ‫ك‬َ‫ت‬‫كو‬ُ‫س‬ َ‫أرأيت‬ ، ‫ي‬ِ‫وأم‬ َ‫أنت‬ ‫بأبي‬ :ُ‫لت‬ُ‫ق‬‫ف‬ :َ‫ل‬‫قا‬ ، ِ‫ة‬‫والقراء‬
:َ‫ل‬‫قا‬ ، ُ‫ل‬‫َقو‬‫ت‬ ‫ما‬ ‫رني‬ِ‫ب‬‫فأخ‬ ، ِ‫ة‬‫والقراء‬
…
Hadits dari Abu Hurairah , Riwayat Muttafaq ‘alaih..
“Biasanya Rasulullah setelah bertakbir memulai
shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka
aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah,
kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu
berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau
baca ketika itu? … (beliau menyebutkan doa iftitah)”
 Do’a iftitah dibaca sirr.
 Do’a Ifitah hanya baca di rakaat pertama saja.
 Ketika masbuk maka tidak dibenarkan membaca ifitah.
Akan tetapi ia wajib mengikuti apa yang dikerjakan
imam atau jamaah.
1
‫كما‬ ، َ‫خطاياي‬ َ‫وبين‬ ‫يني‬َ‫ب‬ ‫د‬ِ‫ع‬‫با‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
َ‫دت‬َ‫ع‬‫با‬
َّ‫م‬‫ه‬َّ‫الل‬ ، ِ‫ب‬ ِ‫والمغر‬ ِ‫ق‬‫المشر‬ َ‫بين‬
‫ك‬ ، َ‫خطاياي‬ ‫من‬ ‫ني‬ِ‫نق‬
‫ينق‬ ‫ما‬
ِ‫ب‬‫و‬َّ‫ث‬‫ال‬
‫من‬ ‫ِلني‬‫س‬‫اغ‬ َّ‫م‬‫ه‬َّ‫الل‬ ، ِ
‫َّنس‬‫د‬‫ال‬ َ‫من‬ ِ
‫األبيض‬
‫والبرد‬ ِ‫لج‬َّ‫ث‬‫وال‬ ِ‫بالماء‬ َ‫خطاياي‬
)‫عليه‬ ‫(متفق‬
2
‫بهؤَلء‬ ‫يجهر‬ ‫كان‬ ‫الخطاب‬ ‫بن‬ ‫عمر‬ ‫أن‬
َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ : ‫يقول‬ ‫الكلمات‬
َ‫ار‬َ‫ب‬َ‫ت‬
َ‫ك‬ُ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ُّ‫د‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ُ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ َ‫ك‬
)‫المسلم‬ ‫(رواه‬
2
ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ط‬َ‫ف‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ي‬ِ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ ُ‫ت‬ْ‫ه‬َّ‫ج‬ َ‫و‬
َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ‫ا‬ً‫ف‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ح‬ َ
‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ
‫األ‬ َ‫و‬
َ‫اي‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ك‬ُ‫س‬ُ‫ن‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫ص‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ،َ‫ِين‬‫ك‬ ِ
‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫يك‬ ِ
‫َر‬‫ش‬ َ
‫َل‬ َ‫ين‬ِ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ب‬ َ‫ر‬ ِ َّ ِ
‫َلِل‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫م‬ َ‫و‬
َ‫ين‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ‫ت‬ ْ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬ َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ِ‫ب‬ َ‫و‬
َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ،
 Do’a iftitah disebut juga
istiftah.
 Terdapat lebih dari 10
macam do’a iftitah yang
diajarkan oleh Rasulullah .
 Jangan melewatkan bacaan
iftitah hanya dengan alasan
kedudukannya tidak wajib.
 Jika mendapati imam tidak
sedang berdiri, misalnya
sedang rukuk, atau duduk
di antara dua sujud atau
sedang sujud, maka
makmum langsung
mengikuti posisi imam dan
membaca sebagaimana
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ
‫َل‬ ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ yang dibaca imam. Tidak
perlu membaca doa iftitah
ketika itu.
6 Ta’awwudz:
Artinya
memita
perlindungan
kepada Allah
Sunah  Setelah membaca doa istiftah, disunnahkan
membaca ta’awudz secara sirr (lirih) sebelum
membaca Al-Quran (Al-Fatihah). Perintah ta’awwudz
didasarkan pada surah An-Nakhl [16]: 98
 Pada rakaat berikutnya para ulama berselisih
pendapat.
1
ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫يع‬ِ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫اهلل‬ِ‫ب‬ ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬
ِ‫ه‬ِ‫ث‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫و‬ ،ِ‫ه‬ ِ‫خ‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫و‬ ،ِ‫ه‬ ِ
‫ز‬ْ‫َم‬‫ه‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ،ِ‫يم‬ ِ‫ج‬َّ‫الر‬
2
َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ْع‬‫ي‬ِ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ِ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬‫ال‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ذ‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬
‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ج‬َّ‫الر‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬
3
ُ‫ذ‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬
ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ج‬َّ‫الر‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬
 Ta’awwudz idak membaca
di setiap raka’at,
“Rasulullah ketika
bangkit ke rakaat kedua,
beliau memulai dengan
membaca ‘alhamdulillahi
robbil ‘aalamiin … ‘.tidak
diam sejenak sebelum itu.”
(HR. Muslim)
7 Al-Fatihah
pada setiap
rakaat
Rukun  Al-Fatihah harus dibaca disetiap rakaat.
 Disunahkan dalam membaca Al-Fatihah dengan
benar. Menjaga hak-hak setiap hurufnya berdasarkan
tajwid, tahsin. Perhatikan wakaf dengan memberi
jeda di setiap ayat.
 Ketentuan lain surah Al-Fatihah, tentang Basmalah.
1. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata:
“Saya salat bersama Rasulullah Abu Bakar, ‘Umar dan
‘Utsman, tetapi saya tidak mendengar seorang pun di
antara mereka yang membaca: ‘Bismillahir-Rahmanir-
Rahim’.” [HR. Muslim].
“Saya salat di belakang Rasulullah Abu Bakar, ‘Umar
dan ‘Utsman r.a., tetapi saya tidak mendengar seorang
pun di antara mereka yang membaca ‘Bismillahir-
Rahmanir-Rahim’ dengan keras.” [HR. an-Nasa’i].
ِ‫بسم‬
ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬ ٰ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ ‫ه‬
‫َّللا‬
1
ِ‫ب‬ َ‫ر‬ ِ ‫ه‬ ِ
‫َلِل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
ََۙ‫ْن‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ل‬ٰ‫ع‬ْ‫ال‬
2
َِۙ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬ ٰ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬
3
ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬ ٰ‫م‬
ِِۗ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬‫ال‬
4
ُِۗ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ َ‫َّاك‬‫ي‬ِ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫َّاك‬‫ي‬ِ‫ا‬
5
‫َا‬‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ه‬ِ‫ا‬
َۙ َ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ط‬‫ا‬ َ‫ر‬ ِ
‫الص‬
6
َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ط‬‫ا‬ َ‫ر‬ ِ
‫ص‬
ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ َۙ‫ە‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
َ
‫َل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ل‬ۤ‫َّا‬‫ض‬‫ال‬
7
Abu Hurairah berkata
ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
-
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬
-
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ُ‫ح‬ْ‫ب‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُّ‫ن‬ُ‫ظ‬َ‫ن‬ ً‫ة‬َ‫َل‬َ‫ص‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أ‬ِ‫ب‬
«
‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫أ‬ َ‫ر‬َ‫ق‬ ْ‫َل‬‫ه‬
.»
.‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
«
َ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ع‬َ‫َاز‬‫ن‬ُ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬
.»
“Aku mendengar Abu Hurairah
berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi
Al-Fatihah merupakan bagian
dari rukun shalat. Karena
Nabi bersabda, “Tidak sah
shalatnya orang yang tak
membaca Surat Al-Fatihah”
(HR Muttafaq ‘alaih)
Imam Nawawi member
penjelasan hadits di atas;
bahwa membaca Al-Fatihah
wajib hukumnya bagi orang
yang shalat baik ia menjadi
imam, makmum, maupun
shalat sendirian.
Membaca Al Fatihah di
belakang imam: Jika imam
menjahrkan bacaannya,
maka cukup bagi makmum
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
2. Abu Hurairah ia berkata:
Rasulullah saw bersabda: “Apabila kamu membaca al-
Hamdu Lillah (surat al-Fatihah), maka bacalah
‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’, sebab surat al-Fatihah
adalah Ummul-Qur’an dan Ummul-Kitab dan Sab’ul-
Matsani, adapun basmalah adalah salah satu ayat dari
surat al-Fatihah.” [HR. ad-Daruquthni].
“Nu’aim al-Mujammir berkata: Saya salat dibelakang
Abu Hurairah (makmum). Maka beliau membaca
‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’,.., Lalu sesudah selesai,
beliau berkata: Demi Allah yang jiwaku berada di
tangan-Nya, sesungguhnya saya orang yang paling mirip
salatnya dengan salat Rasulullah ” [HR. an-Nasa’i].
Dari ke-empat hadits di atas kiranya dapat disimpulkan,
Rasulullah kadang-kadang membaca basmalah dalam
shalat secara jahr dan kadang-kadang membacanya
secara sirri.
wasallam shalat bersama para
sahabatnya yang kami mengira
bahwa itu adalah shalat subuh.
Beliau bersabda: “Apakah salah
seorang dari kalian ada yang
membaca surat (di belakangku)?”
Seorang laki-laki menjawab, “Saya.
” Beliau lalu bersabda: “Kenapa
aku ditandingi dalam membaca Al
Qur`an?” (HR Ahmad)
mendengar dan menyimak
bacaan tersebut.
“Dan apabila dibacakan Al
Quran, maka dengarkanlah
baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat.” (QS. Al-
A’raf: 204)
“Barangsiapa yang shalat di
belakang imam, bacaan
imam menjadi bacaan
untuknya.” (HR. Ahmad)
8 Amin Sunah 3. Setelah membaca surah Al-Fatihah diperintahkan
membaca AAMIIN, hukumnya sunnah muakkad
4. Bahwa Rasulullah bersabda,
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬
َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫آم‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫ض‬‫ال‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ِ ْ
‫اإل‬
َ‫ين‬ِ‫م‬ْ‫َأ‬‫ت‬ ُ‫ه‬ُ‫ن‬‫ي‬ِ‫م‬ْ‫َأ‬‫ت‬ َ‫ق‬َ‫ف‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫آم‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫ام‬َ‫م‬ِ ْ
‫اإل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫آم‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬ َ
‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬
ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َّم‬‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ِ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬ َ
‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬
“Jika imam membaca ‘ghoiril maghdhubi ‘alaihim wa
laaddhoolliin’, maka ucapkanlah ‘aamiin’ karena malaikat
akan mengucapkan pula ‘aamiin’ tatkala imam
mengucapkan aamiin. Siapa saja yang ucapan aamiin-nya
berbarengan dengan ucapan ‘aamiin’ dari malaikat,
maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. An-
َ‫ين‬ِ‫آم‬
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
Nasa’i)
9 Baca surah
atau ayat-ayat
pilihan
Sunah  Setelah membaca surah Al-Fatihah, disunnahkan
membaca surah lainnya. Hal ini berdasarkan hadits
dari Abu Hurairah
ِ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬‫ال‬ ِ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ع‬ ْ‫د‬ ِ
‫َز‬‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫وإن‬
ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫هو‬َ‫ف‬ َ‫ت‬ْ‫د‬ ِ
‫ز‬ ْ‫وإن‬ ْ‫ت‬َ‫أ‬ َ‫ز‬ْ‫أج‬
“Jika engkau tidak menambah selain surah Al-Fatihah,
maka itu boleh. Adapun jika engkau menambah lebih
dari itu, maka itu lebih baik.” (HR.
 Anjurkan membaca surah-surah pilihan hanya pada
dua rakaat pertama.
 Di rakaat ketiga dan keempat, orang yang shalat bisa
hanya membaca surah Al Fatihah saja.
 Panjang-pendek surah yang dibaca harus
berdasarkan pertimbangan sunah.
 Ketika berjamaah, Rasulullah menganjurkan
mempermudah dan tidak memberatkan makmum
dengan memperpanjang bacaan.
 Berbeda lagi dalam rangka mendidik dan
membiasakan shalat dengan kualitas bacaan dan
surah pilihan yang panjang seperti di bulan
Ramadhan.
Berikut beberapa hadist yang
menerangkan tentang surat apa
saja yang sering dibaca Rasulullah
ketika shalat.
Pertama: Al-Kafirun (QS. 109) dan
al-Ikhlas (QS.112). Hadist
diriwayatkan Muslim, Rasulullah
disebut kerap kali membaca
keduanya saat menunaikan shalat
lima waktu, termasuk ketika shalat
qobliyah Shubuh.
Kedua, Surat at-Tin (QS. 95). Suatu
hari, Rasulullah berada dalam
suatu perjalanan. Pada saat waktu
shalat Isya tiba, ia mengajak
sahabat-sahabatnya untuk shalat.
Adapun surat yang dibaca pada
salah satu rakaat shalat Isya adalah
Surat at-Tin. Hal ini didasarkan
pada hadist riwayat Bukhari dan
Muslim.
Ketiga, Surat asy- Syams (QS. 91).
Buraidah menyebut kalau
Rasulullah pernah membaca Surat
asy-Syams pada saat shalat Isya.
Keempat, Surat al-Buruj (QS. 85)
dan at-Thariq (QS. 86). Keduanya
 Tidak ada aturan pasti
terkait dengan surat atau
ayat apa saja yang harus
dibaca ketika shalat. Surat
atau ayat yang dibaca
adalah yang paling
mudah/hafal.
َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ء‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬
ِ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ي‬َ‫ت‬ ‫ا‬
Maka bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al
Quran
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
pernah dibaca Rasulullah ketika
menunaikan shalat Dzuhur dan
Ashar sebagaimana yang
diceritakan Jabir dari Samrah.
Kelima, Surat Qaf (QS. 50). Tidak
hanya membaca surat-surat
pendek yang ada di juz 30 saja,
Rasulullah juga membaca surat-
surat lainnya yang memiliki ayat
panjang. Sahabat Quthbah
menceritakan bahwa suatu ketika
Rasulullah membaca Surat Qaf
pada saat menjalankan shalat
Subuh.
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
10,11 Ruku
(dan
thuma'ninah)
Rukun  Meletakkan kedua tangan di lutut dengan cara
menggenggamnya. (HR. Abu Daud)
 Posisi punggung rata, diilustrasikan jika bejana
berisi air diletakan di atas punggungnya, maka
seimbang, tidak tumpah (HR. Ibnu Majah)
 Kepala dijadikan sejajar dengan punggung. Tidak
terlalu menunduk dan tidak terlalu mengangkat
(melebihi punggung), yang beliau lakukan adalah
pertengahan. (HR Ibnu Majah)
 Setelah posisi ruku’ dipastikan thumaninah,
dilanjut degan membaca do’a.
 Thuma’ninah adalah sikap tenang dan mantapnya
anggota tubuh, antar gerakan shalat.
1
ِ‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫ى‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬
3x
)‫مسلم‬ ‫(رواه‬
2
َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬
َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬
)‫البخاري‬ ‫(رواه‬
3
ٌ‫ح‬‫ُّو‬‫ب‬ُ‫س‬
ٌ‫ُّوس‬‫د‬ُ‫ق‬
ُّ‫ب‬ َ‫ر‬
ِ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬
ِ‫وح‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬
)‫مسلم‬ ‫(رواه‬
 Sebagai ihtitiyath (kehati-
hatian) Al-Faqir tidak
memasukannya bacaan
ruku’ dengan tambahan
“Wabihamdihi”
dikarenakan terdapat
keraguan dalam
penetapan kesahihan
haditsnya.
 Sementara bacaan yang
telah jelas keshahihannya
yang tidak menggunakan
tambahan redaksi
Wabihamdihi ini cukup
banyak, maka pilih saja
yang telah jelas
shahihnya.
 Makruh Membaca Al
Quran Saat Ruku’ (HR
Muslim)
12,13 I’tidal (dan
thuma'ninah)
Rukun  Bangkit dari ruku, disyariatkan mengangkat kedua
tangan sambil mengucapkan: “ُ‫ه‬َ‫د‬ِ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ُ َّ
‫َّللا‬ َ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬”
 Ucapkan “sami’allahu liman hamidah”. Ini berlaku
bagi imam dan orang yang shalat sendirian.
 Adapun bagi makmum, bila imam mengucapkan
‘“ُ‫ه‬َ‫د‬ِ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ُ َّ
‫َّللا‬ َ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬” cukup baginya mengucapkan
“ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬
َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬
ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ” (HR. Bukhari)
 Kemudian I’tidal berdiri tegak lurus setelah bangkit
Do’ I’tidal,
1
ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬
2
ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬
2
ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
2
َ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬
2
‫ًا‬‫ب‬ِ‫ي‬َ‫ط‬ ‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ًا‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬
ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً‫ك‬ َ‫ار‬َ‫ب‬ُ‫م‬
)‫البخاري‬ ‫(رواه‬
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
dari ruku’. I’tidal adalah berdiri yang memisahkan
antara ruku’ dan sujud.
 Kedua tangan posisi tangan dibiarkan menjulur dan
tidak bersedekap
 Thumaninah dalam posisi ‘Itidal tidak beranjak
sebelum sempurna.
2
َ‫ء‬ْ‫ل‬ِ‫م‬
ِ‫ت‬‫موا‬َّ‫س‬‫ال‬
َ‫ء‬ْ‫ل‬ِ‫وم‬
ِ
‫األرض‬
َ‫ء‬ْ‫ل‬ِ‫وم‬
‫ما‬
َ‫ِئت‬‫ش‬
‫ن‬ِ‫م‬
‫شيء‬
ُ‫د‬‫بع‬
‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬
َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬
ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬
14,15 Sujud dua kali
dalam satu
rakaat (dan
thuma'ninah)
Rukun  Cara sujud paling baik adalah dengan
mendahulukan kedua lutut sebelum kedua tangan.
 Bersujud dengan bertumpu pada tujuh bagian
anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung),
(2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut
kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan
kiri. ” (HR. Bukhari)
 Sikut diangkat dan direnggangkan sedikit dari iga.
 Kedua telapak tangan diletakan bertepatan/sejajar
dengan bahu.
 Ujung-ujung jari kaki diberdirikan atau dihadapkan
ke arah kiblat
 Setelah sujud dipastikan thuma’ninah, kemudian
membaca do’a.
2
‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أل‬‫ا‬ َ‫ى‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬
3x
2
،َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ ،َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬
)‫البخاري‬ ‫(رواه‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
Selesai membaca do’a sujud,
diperbolehkan menambahkan
do’a-doa lain sesuai hajat
masing-masing. Pergunakanlah
sebaik-baiknya, karena sujud
merupakan waktu mustajabnya
doa.
 Lalu turun sujud dan
bertakbir tanpa
mengangkat tangan.
 Imam Nawawi berkata,
“Jika dari anggota tubuh
tersebut tidak menyentuh
lantai, shalatnya berarti
tidak sah.
16,17 Duduk antara
dua sujud
(dan
tuma’ninah)
Rukun  Cara duduk antara dua sujud adalah iftirasy. Yaitu
dengan menduduki telapak kaki kiri (bagian dalam)
dengan kaki kanan ditegakkan bertumpu pada Jari-
jari yang dilipat ke dalam.
 Kemudian, membaca di antara do’a yang
dianjurkan berikut ini;
 Duduk saat shalat adalah duduk iftirosy kecuali
2
‫ب‬ َ‫ر‬
‫ى‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬
‫ب‬ َ‫ر‬
‫ى‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬
2
‫ى‬ِ‫ن‬ ْ‫ُر‬‫ب‬ْ‫اج‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫الل‬
‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫ق‬ُ‫ز‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬
)‫الترمذي‬ ‫(رواه‬
Variasi urutan bacaan:
 ROBBIGHFIR LII
WARHAMNII WAJBURNII
WARFA’NII WARZUQNII
WAHDINII. (HR. Ahmad,
1:371)
 ALLOHUMMAGHFIR LII
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
pada tasyahud akhir, duduknya adalah duduk
tawarruk, yaitu dengan duduk di lantai, lantas kaki
kiri dikeluarkan dari sisi kaki kanan. (HR Bukhari)
WARHAMNII WAJBURNII
WAHDINII WARZUQNII.
(HR. Tirmidzi, no. 284)
 ROBBIGHFIR LII
WARHAMNII WAJBURNII
WARZUQNII WARFA’NII.
(HR. Ibnu Majah, no. 898)
 ALLOHUMMAGHFIR LII
WARHAMNII WA’AAFINII
WAHDINII WARZUQNII.
(HR. Abu Daud, no. 850)
 ALLOHUMMAGHFIR LII
WARHAMNII WAHDINII
WA’AAFINII WARZUQNII.
(HR. Al-Hakim, 1:383)
18 Duduk Tahiyat
awal
Sunah  Bacaan ketika Tasyahud awal dan Tasyahud akhir
adalah sama
 Duduk Tahiyat awal dilakukan dengan cara Iftirasy.
Sedangkan tasyahud akhir dengan tawarruq. (HR.
Bukhari, no. 828)
1
ُ‫ات‬َّ‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬
ُ‫َات‬‫ك‬ َ‫ار‬َ‫ب‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬
ُ‫ات‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َّ‫الط‬
ِ َّ ِ
‫َلِل‬
ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬
ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬ َ‫ر‬ َ‫و‬
ِ َّ
‫َّللا‬
ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ َ‫و‬
ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬
ِ َّ
‫َّللا‬
َ‫ين‬ ِ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬
ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬
ْ‫ن‬َ‫أ‬
َ‫َل‬
َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
َّ‫َل‬ِ‫إ‬
ُ َّ
‫َّللا‬
ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬
Di hadits lain, bacaan Ibnu
Mas’ud dengan redaksi.
ُ‫ات‬َّ‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬
ِ َّ ِ
‫َلِل‬
ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬
ُ‫ات‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َّ‫الط‬ َ‫و‬
،
ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬
ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ َ‫و‬
ِ َّ
‫َّللا‬
19 Duduk Tahiyat Rukun
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
Akhir ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
َ
‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬
‫ى‬ِ‫ف‬
ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬َ‫ع‬ْ‫ك‬َّ‫الر‬
َ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬
‫ى‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬
َ‫ب‬َ‫ص‬َ‫ن‬ َ‫و‬
‫َى‬‫ن‬ْ‫ُم‬‫ي‬ْ‫ال‬
،
‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬
َ
‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬
‫ى‬ِ‫ف‬
ِ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ك‬َّ‫الر‬
ِ‫ة‬ َ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬
َ‫َّم‬‫د‬َ‫ق‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬
‫ى‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬
َ‫ب‬َ‫ص‬َ‫ن‬ َ‫و‬
‫ى‬ َ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫األ‬
َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ق‬ َ‫و‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬
 Posisi tangan di atas lutut. Jemari tangan kanan
mengepal membentuk angkat 53 sambil berisyarat
dengan jari.
“Adalah Rasulullah ketika duduk tasyahud, tangan
kiri diletakkan di lutut kiri, sedangkan tangan kanan
diletakkan di lutut kanan. Lalu ia berisyarat dengan
menggenggam simbol lima puluh tiga dan berisyarat
dengan jari telunjuk (maksudnya: jari kelingking, jari
manis dan jari tengah digenggam, lalu jari telunjuk
memberi isyarat, sedangkan jari jempol berada di
samping jari telunjuk). (HR. Muslim, no. 580).
 Pandangan mata fokus pada isyarat telunjuk. Tidak
dibenarkan melebihi jari tangan. “Janganlah
pandangannya melebihi isyarat jarinya.” (HR. Abu
Daud)
 Diniatkan dengan isyarat tersebut untuk
menunjukkan ikhlas dan tauhid. Hal ini disebutkan
oleh Al-Muzani dalam Mukhtashar Al-Muzani, juga
pendapat ulama Syafi’iyah lainnya.
 Isyarat hanya diperitahkan untuk tangan kanan.
 Berdoa meminta empat perlingungan
 Memperbanyak doa.
‫ا‬
‫ا‬َ‫ذ‬
َ‫د‬َّ‫ه‬َ‫ش‬َ‫ت‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬
ْ‫ذ‬ َّ‫و‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬
ِ َّ
‫اَلِل‬ِ‫ب‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬
‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬
َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫ه‬َ‫ج‬
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ
‫ْر‬‫ب‬َ‫ق‬ْ‫ال‬
ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ َ‫و‬
‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫م‬ْ‫ال‬
ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫و‬
ِ
‫َر‬‫ش‬
ِ‫ِيح‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬
ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ج‬َّ‫د‬‫ال‬
َّ‫م‬ُ‫ث‬
‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬
ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬
‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬
‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬
َّ‫ن‬َ‫أ‬
‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬
ِ َّ
‫َّللا‬
2
َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
ِ‫ل‬َ‫ص‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬
،
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ‫ل‬‫آ‬
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬
،
‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬
َ‫ْت‬‫ي‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ‫ل‬‫آ‬
َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬
،
ْ‫ك‬ ِ
‫ار‬َ‫ب‬ َ‫و‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬
،
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ‫ل‬‫آ‬
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬
،
‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬
َ‫ت‬ْ‫ك‬ َ‫ار‬َ‫ب‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬
،
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ‫ل‬‫آ‬
َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬
،
َ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
ٌ‫د‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ح‬
ٌ‫د‬‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫م‬
2
َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬
ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬
َ‫ك‬ِ‫ب‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬
ِ
‫ْر‬‫ب‬َ‫ق‬ْ‫ال‬
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ
‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬
ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ َ‫و‬
‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫م‬ْ‫ال‬
ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬
ِ
‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬
ِ‫ِيح‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬
ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ج‬َّ‫د‬‫ال‬
ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ َ‫و‬
،
ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ِ‫ع‬
ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬
ِ َّ
‫َّللا‬
َ‫ين‬ ِ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬
،
ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬
ْ‫ن‬َ‫أ‬
َ‫َل‬
َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
َّ‫َل‬ِ‫إ‬
ُ َّ
‫َّللا‬
ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬
َّ‫ن‬َ‫أ‬
‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬
ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬
ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬
.
َ‫و‬ْ‫ه‬ َ‫و‬
َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬
‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ن‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ظ‬
،
‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬
َ
‫ض‬ِ‫ب‬ُ‫ق‬
‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬
ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
.
‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ِ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
–
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
Kemudian hendaklah ia
berdoa untuk dirinya sendiri
dengan doa apa saja yang ia
inginkan.
“Dengan catatan, hendaklah
dengan bahasa Arab atau
yang lebih baik adalah
dengan doa yang berasal dari
Al Quran dan hadits”.
20 Salam Rukun  Nabi mengucapkan salam dua kali dalam shalat.
Namun, salam kedua itu dihukumi sunnah, bukan
Lafadz salam memang biasa
diucapkan dengan berbagai versi
Salam 1. Aisyah
Salam 2. Ibn Mas’ud & Ibn
No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan
wajib. Inilah pendapat ulama Malikiyyah dan
Syafiiyah,
 Sampai terlihat putih pipinya
َّ‫أن‬
َّ‫ي‬‫النب‬
َّ‫صل‬
‫عم‬
‫كان‬
ُ‫م‬ِ‫ُسل‬‫ي‬
‫عن‬
‫ه‬ِ‫ن‬‫يمي‬
‫وعن‬
‫ه‬ ِ
‫يسار‬
:
ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
‫عليكم‬
ُ‫ة‬‫ورحم‬
،ِ‫هللا‬
ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
‫عليكم‬
ُ‫ة‬‫ورحم‬
ِ‫هللا‬
‫ى‬َّ‫ت‬‫ح‬
‫ى‬ َ‫ُر‬‫ي‬
ُ‫ياض‬َ‫ب‬
‫ِه‬‫َد‬‫خ‬
ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
‫عليكم‬
ُ
‫الم‬َّ‫س‬‫ال‬
ُ
‫عليكم‬
ُ
ُ
‫ورحمة‬
ُ
ُ
‫ه‬‫للا‬
ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬
‫عليكم‬
ُ‫ة‬‫ورحم‬
ِ‫هللا‬
‫وبركاته‬
Umar 3. Ibn Umar (tp
Riwayat Syad)

More Related Content

Similar to Sifat Shalat Nab (15-16).docx

Kelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'bal
Kelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'balKelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'bal
Kelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'balEkaSumarna3
 
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoTakhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoAswin Wyn
 
Kesalahan - kesalahan dalam shalat.pptx
Kesalahan - kesalahan dalam shalat.pptxKesalahan - kesalahan dalam shalat.pptx
Kesalahan - kesalahan dalam shalat.pptxFarahZahrani1
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
HADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptx
HADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptxHADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptx
HADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptxHayatiSyafri2
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
THAHARAH DAN SHALAT.pptx
THAHARAH DAN SHALAT.pptxTHAHARAH DAN SHALAT.pptx
THAHARAH DAN SHALAT.pptxwardiyati18
 
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Hendri Syahrial
 
Materi sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptx
Materi sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptxMateri sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptx
Materi sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptxSuarniSuarni5
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2mas_mughni
 
ppttekpen-161129095304.pptx
ppttekpen-161129095304.pptxppttekpen-161129095304.pptx
ppttekpen-161129095304.pptxkhoerudin6
 
Shalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbihShalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbihHelmon Chan
 
Power_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utama
Power_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utamaPower_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utama
Power_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utamaYopiPutra4
 
Power_point_shalat.pptx sholat tiang agama
Power_point_shalat.pptx sholat tiang agamaPower_point_shalat.pptx sholat tiang agama
Power_point_shalat.pptx sholat tiang agamaYopiPutra4
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniRodliyatamMardliyah1
 

Similar to Sifat Shalat Nab (15-16).docx (20)

Kelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'bal
Kelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'balKelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'bal
Kelas 7B SMPN 80 JAKARTA Kelompok Muadz bin Ja'bal
 
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoTakhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
 
Kesalahan - kesalahan dalam shalat.pptx
Kesalahan - kesalahan dalam shalat.pptxKesalahan - kesalahan dalam shalat.pptx
Kesalahan - kesalahan dalam shalat.pptx
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
HADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptx
HADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptxHADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptx
HADIS_TENTANG_NIAT_UNTUK_MENDAPAT_A.pptx
 
makalah Shalat
makalah Shalatmakalah Shalat
makalah Shalat
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
THAHARAH DAN SHALAT.pptx
THAHARAH DAN SHALAT.pptxTHAHARAH DAN SHALAT.pptx
THAHARAH DAN SHALAT.pptx
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Fiqh
FiqhFiqh
Fiqh
 
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
 
Materi sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptx
Materi sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptxMateri sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptx
Materi sholat dan ancaman meninggalkan sholat.pptx
 
SOLAT.pptx
SOLAT.pptxSOLAT.pptx
SOLAT.pptx
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 2
 
ppttekpen-161129095304.pptx
ppttekpen-161129095304.pptxppttekpen-161129095304.pptx
ppttekpen-161129095304.pptx
 
Shalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbihShalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbih
 
Power_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utama
Power_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utamaPower_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utama
Power_point_shalat.pptx shplat adalah amalan utama
 
Power_point_shalat.pptx sholat tiang agama
Power_point_shalat.pptx sholat tiang agamaPower_point_shalat.pptx sholat tiang agama
Power_point_shalat.pptx sholat tiang agama
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
 
Sholat
SholatSholat
Sholat
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Sifat Shalat Nab (15-16).docx

  • 1. Sifat Shalat Nabi No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan 1 Adzan: Adalah panggilan. Fardhu kifayah  Dilakukan berdiri (HR Muttafaq ‘Alaih)  Menghadap kiblat (HR Al-Hakim)  Di tempat yang tinggi (pengeras suara) (HR Abu Dawud)  Menengok ke kanan dan kiri saat melafazkan “hayya ‘alâ As-shalâh” (HR Bukhari)  Meletakan jemari di telinga (HR Ahmad)  Disunnahkan menjawab setiap kalimat kumandang adzan (muadzin) (HR. Bukhari)  Membaca do’a setelah adzan selesai dikumanadangkan (HR Bukhari). Dengan bacaan doa sebagai beritut: ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ِ‫ت‬‫آ‬ ،ِ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ،ِ‫ة‬َّ‫م‬‫ا‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِ‫ة‬ َ‫ْو‬‫ع‬َّ‫د‬‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ،ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫د‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ًا‬‫د‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫ح‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫م‬ ُ‫ه‬ْ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ ،َ‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬ ِ ‫ض‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫س‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ 2x ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ .ُ َّ ‫َّللا‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ 2x ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ 2x . ِ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ 2x . ِ‫ح‬ َ ‫ََل‬‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ 2x ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫َّللا‬. ُ َّ ‫َّللا‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ‫َل‬  Disyariatkan tahun pertama hijriyyah.  Diajarkan melalu mimpi Abdullah bin Zaid diterima oleh Bilal bin Rabah  Tidak disyariatkan perempuan mengumandangkan azan. Mayoritas ulma menghukumi makruh bahkan ada yang mengharamkan. 2 Iqamah Sunnah  Lafadz iqamah dibaca witir (tunggal) “Rasulullah memerintahkan Abu Mahdzurah agar meggenapkan adzan dan mewitirkan qomat” (HR Bukhari)  Iqamah tidaklah dikumandangkan sebelum imam memberi isyarat shalat akan segera ditegakan.  Iqamah dilakukan oleh laki-laki.  Wanita hanya diperkenankan iqamah saat shalat jemaah sesama wanita lagi.  Azan dan iqamah hanya dilakukan untuk shalat wajib. Sementara untuk Shalat Ied dan sejenisnya cukup dengan ‘As-shalâtu jâmi‘ah’. ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ .ُ َّ ‫َّللا‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ ِ‫ح‬ َ ‫ََل‬‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ ُ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫َّللا‬. ُ َّ ‫َّللا‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ‫َل‬  Diperkenankan untuk Iqamah dengan lafadz takbir satu kali maupun dua kali. Keduanya benar. Namun bila dilihat dari aspek periwayatan, penggunaan satu kali takbir lebih kuat. 3 Niat: Niat adalah Rukun Ibnu Qudamah menjelaskan : Karena niat adalah amalan hati maka sudah cukup dengan  Tidak menghadirkan niat sama sekali baik disengaja
  • 2. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan maksud serta ketetapan hati untuk melaksanakan sesuatu. َ‫ء‬‫َا‬‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ة‬َ‫ه‬ ِ‫ج‬ ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬‫ال‬ ُ‫ه‬ُّ‫ج‬ َ‫َو‬‫ت‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أل‬ِ ً‫َل‬‫ا‬َ‫ث‬ِ‫ت‬ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ِ‫هللا‬ ِ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ “Menghadapnya hati ke arah pekerjaan, karena mengharap ridha Allah dan karena melaksanakan perintah-Nya. (Al-Mughni, I : 78) Imam An-Nawawi mengatakan: ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ٌ‫ة‬ َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫م‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ْع‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫الن‬ ِ‫ان‬َ‫س‬ِ‫الل‬ ُ‫ق‬ْ‫ط‬ُ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ َ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ف‬َ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ُ‫م‬ ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ُ‫ط‬ َ‫َر‬‫ت‬ْ‫ش‬ُ‫ي‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ف‬َ‫غ‬ َ‫ع‬َ‫م‬ “Niat dalam semua ibadah yang dinilai adalah hati, dan tidak cukup dengan ucapan lisan sementara hatinya tidak sadar. Dan tidak disyaratkan dilafalkan. Ucapan lisan yang menyalahi hati tidak mencederai suatu perbuatan.” (Rawdhah at-Thalibin, 1:228) menetapan hati saja sebelum dimulainya amalan. Sehingga tidak dipersyaratkan untuk melafadzkan niat. Adapun “Talafudz bi An-Niyyat” atau mengucapkan niat dalam bentuk kalimat seperti “ushalli..” adalah bentuk kehati-hatian dalam menyempurnakan niat. Dan ini adalah pendapat dari madzhab syafi’iyyah. atau dengan alasan lupa. Maka shalatnya tidak sah.  Menganggap sepela, dan kadan mengabaikan niat (karena sudah biasa kadang ruh tidak lagi terasa)  Mengganti niat di tengah ibadah sedang berlangsung tidak diperbolehkan. 4 Berdiri Rukun  Nabi bersabda: ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِ‫َط‬‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ًا‬‫د‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫ع‬ِ‫َط‬‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ل‬َ‫ص‬ “Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.” (HR Bukhari)  Nabi berdabda: “Jika seorang hamba jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia tidak dalam safar” (HR. Al Bukhari)  Shalat sunnah boleh dilakukan sambil duduk meski tidak ada udzur atau kesulitan. Rasulullah bersabda. “Barangsiapa yang shalat dengan berdiri, maka itu lebih utama. Barangsiapa yang shalat dengan duduk,  Tidak terdapat bacaan atau do’a-do’a khsusu yang diajarkan Rasulullah, ketika berdiri (baik imam maupun makmum) sebelum Takbiratul Ihram  Membeca do’a tertentu yang tidak diajarkan oleh Nabi  Menghadapkan jari-jari kaki ke arah kiblat ketika berdiri, sebagian ulama memang menganjurkannya, namun tidak ada dalil sharih mengenai hal ini. Adapun berargumen dengan keumuman dalil-dalil menghadapkan diri ke kiblat tidaklah tepat.  Menempelkan kaki ke orang lain dalam shalat jamaah bukanlah suatu kewajiban, namun sebatas
  • 3. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan maka baginya separuh pahala orang yang shalat dengan berdiri. Barangsiapa yang shalat dengan tidur (miring), maka baginya separo pahala orang yang shalat dengan duduk.”  Sebagian ulama menganjurkan untuk memandang tempat sujud atau kea rah depan (kiblat) semua batasan ini tidak ada yang didasari oleh atsar yang shahih, sehingga tidak ada yang diwajibkan untuk dipandang ketika shalat”  Seseorang boleh memandang ke arah yang dapat membuatnya lebih khusyu’, kecuali ketika duduk, ia memang ke arah jari telunjuknya yang berisyarat karena terdapat riwayat tentang hal ini” (Syarhul Mumthi) anjuran dalam hal menyempurnakan barisan shaf. 5  Takbiratul Ihran: Takbiratul ihram adalah penanda atau simbol diharamka nnya sesuatu, baik ucapan atau gerakan selain yang telah ditetapkan. Rukun : َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ” ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ‫هللا‬ ” ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫و‬ْ‫ذ‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ َ‫ع‬ ِ ‫اض‬ َ‫و‬َ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ، ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬ ‫َي‬‫ت‬َ‫م‬ْ‫َح‬‫ش‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ : ، ِ‫ام‬ َ‫ر‬ْ‫ح‬ِ‫اإل‬ ِ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ، ِ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬‫ا‬ ِ‫د‬ُ‫ه‬َ‫ش‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬‫ال‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ، ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ع‬ْ‫ف‬َّ‫الر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ، ِ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬ُّ‫الر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ َ‫ذ‬ِ‫ب‬ ْ‫ت‬َّ‫ح‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ح‬َ‫أل‬‫ا‬ َ‫ِك‬‫ل‬ . “Jika berdiri shalat, maka mengucapkan ‘ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ‫هللا‬’ dan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan pundak atau ujung telinga (cuping telinga). Mengangkat tangan seperti ini dilakukan pada empat keadaan yaitu saat: (1) takbiratul ihram, (2) ruku’, (3) bangkit dari ruku’, (4) berdiri dari tasyahud awwal.  Yang dimaksud “takbiratul ihram” adalah ucapan “ ُ‫هللا‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬”. Dipermulaan shalat  Takbir intiqol adalah takbir di setiap perpindahan gerakan-gerakan shalat. Sebagian ulama menganggap hukumnya wajib, sebagian lagi : َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ " ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ُ‫هللا‬ .. "  Pengucapkan takbir dalam lafadz tajwid haanya dipanjagkan pada huruf lam lafdzul jalalah Allââh. Selain itu setiap huruf dibaca pendek  Tidak didapati hadits yang shahih mengenai keharusan mengarahkan telapak tangan menghadap kiblat. Hanya sebagai memang terdapat atsar shahih dari Ibnu mar ‫يستقبل‬ ‫ان‬ ‫استحب‬ ‫كبر‬ ‫اذا‬ ‫كان‬ ‫انه‬ ‫القبلة‬ ‫بإبهامه‬ “Ibnu Umar biasanya ketika
  • 4. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan Rasulullah bersabda, ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫ح‬‫َا‬‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫م‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬ُّ‫الط‬ ُ‫ير‬ِ‫ب‬ْ‫ك‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ‫يم‬ِ‫ل‬ْ‫س‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫و‬ “Pembuka shalat adalah bersuci, yang mengharamka n dari perkara di luar shalat adalah ucapan takbir dan yang menghalalkan kembali adalah ucapan salam.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) menganggap hukumnya sunnah.  Wajib hukumnya melafalkan takbiratul ihram meski shalat dilakukan dengan berjamaah.  Jari-jari direnggangkan, tidak terlalu terbuka dan juga tidak dirapatkan  Tangan terbuka (bukan digenggam). Abu Hurairah berkata, ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ًّا‬‫د‬َ‫م‬ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamketika masuk dalam shalat, beliau mengangkat kedua tangannya dalam keadaan terbuka.” (HR. Ahmad) Kemudian hadits lain menyebutkan: “Biasanya Nabi jika shalat beliau begini, Abu Amir (perawi hadits) mengisyaratkan dengan gerakan tangannya, beliau tidak membuka jari-jarinya dan tidak merapatkannya” (HR. Ibnu Khuzaimah)  Setelah Takbir, lalu sedekap dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. Wail bin Hujr, ia berkata bahwa, َّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ - ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ - ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ َ‫ين‬ ِ‫ح‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫ر‬ َ‫َّر‬‫ب‬َ‫ك‬ ِ‫ة‬َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ – ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ح‬ ٌ‫م‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ه‬ َ‫ف‬َ‫ص‬ َ‫و‬ – َ‫ع‬َ‫ض‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬َ‫ث‬ِ‫ب‬ َ‫ف‬َ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫ُم‬‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ي‬ Ia melihat Nabi mengangkat kedua tangannya ketika memulai shalat dan beliau bertakbir lalu beliau memasukkan kedua tangannya di bajunya, kemudian beliau meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. (HR. Muslim).  Meletakkan tangan kanan bisa pada telapak tangan, bertakbir beliau menyukai menghadapkan kedua ibu jarinya ke arah kiblat” Dinukil dari Shifatu Shalatin Nabi, 63)
  • 5. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan pergelangan atau lengan tangan kiri. Wail bin Hujr menyebutkan, ِ‫د‬ِ‫ع‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ْغ‬‫س‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬ ‫ى‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ف‬َ‫ك‬ ِ ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ظ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫ُم‬‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ع‬َ‫ض‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ “Kemudian meletakkan tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, di pergelangan tangan, atau di lengan tangan kiri.” (HR. Ahmad)  Atau bisa juga tangan kanan menggenggam tangan kiri sebagaimana disebutkan dalam hadits Wail bin Hujr, ia berkata, ِ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ َّ ‫َّللا‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ُ‫ْت‬‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ َ ‫ض‬َ‫ب‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ش‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ “Aku pernah melihat Rasulullah ketika beliau berdiri dalam shalat, tangan kanan beliau menggenggam tangan kirinya.” (HR. An Nasai)  Saat sedekap, tangan diletakkan di pusar, bawah pusar atau di dada? Mayoritas ulama berpendapat bahwa meletakkan tangan ketika sedekap tidak pada tempat tertentu. Jadi sah-sah saja meletakkan tangan di dada, di pusar, di perut atau di bawah itu. Sedangkan menentukan posisi tangan sedekap tersebut baiki dada maupun di bawah pusar sama-sama berasal dari hadits yang dho’if.  Kedua tangan diangkat setinggi pundak atau setinggi ujung telinga Berdasarkan hadits: ‫يديه‬ ُ‫ع‬‫يرف‬ ِ‫ة‬‫الصَل‬ ‫إلى‬ ‫قام‬ ‫إذا‬ َ‫وسلم‬ ِ‫ه‬‫علي‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫صل‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫رسو‬ ‫كان‬ ‫بيه‬َ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ َ‫حذو‬ ‫كانتا‬ ‫إذا‬ ‫حتى‬ “Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika
  • 6. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai setinggi pundaknya” (HR. Ahmad) Juga hadits: ‫حتى‬ ِ‫ه‬‫ي‬َ‫د‬‫َي‬ ‫رفع‬ َ‫ة‬‫الصَل‬ َ‫ح‬‫افتت‬ ‫إذا‬ ‫م‬َّ‫وسل‬ ‫عليه‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫صل‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫رسو‬ َ‫كان‬ ِ‫ه‬‫َي‬‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬ َ‫و‬ْ‫ذ‬َ‫ح‬ َ‫ا‬‫تكون‬ Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika memulai shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai setinggi kedua telinganya” (HR. Al Baihaqi) 5 Iftitah: Dapat dipahami juga sebagai pembuka atau Muqaddimah Sunnah ‫إذا‬ َ‫م‬َّ‫وسل‬ ِ‫ه‬‫علي‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫صل‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫رسو‬ َ‫كان‬ ِ ‫كبير‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫بين‬ َ‫ت‬َ‫ك‬َ‫س‬ َ‫َّر‬‫ب‬‫ك‬ ِ ‫كبير‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫بين‬ َ‫ك‬َ‫ت‬‫كو‬ُ‫س‬ َ‫أرأيت‬ ، ‫ي‬ِ‫وأم‬ َ‫أنت‬ ‫بأبي‬ :ُ‫لت‬ُ‫ق‬‫ف‬ :َ‫ل‬‫قا‬ ، ِ‫ة‬‫والقراء‬ :َ‫ل‬‫قا‬ ، ُ‫ل‬‫َقو‬‫ت‬ ‫ما‬ ‫رني‬ِ‫ب‬‫فأخ‬ ، ِ‫ة‬‫والقراء‬ … Hadits dari Abu Hurairah , Riwayat Muttafaq ‘alaih.. “Biasanya Rasulullah setelah bertakbir memulai shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu? … (beliau menyebutkan doa iftitah)”  Do’a iftitah dibaca sirr.  Do’a Ifitah hanya baca di rakaat pertama saja.  Ketika masbuk maka tidak dibenarkan membaca ifitah. Akan tetapi ia wajib mengikuti apa yang dikerjakan imam atau jamaah. 1 ‫كما‬ ، َ‫خطاياي‬ َ‫وبين‬ ‫يني‬َ‫ب‬ ‫د‬ِ‫ع‬‫با‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ َ‫دت‬َ‫ع‬‫با‬ َّ‫م‬‫ه‬َّ‫الل‬ ، ِ‫ب‬ ِ‫والمغر‬ ِ‫ق‬‫المشر‬ َ‫بين‬ ‫ك‬ ، َ‫خطاياي‬ ‫من‬ ‫ني‬ِ‫نق‬ ‫ينق‬ ‫ما‬ ِ‫ب‬‫و‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫من‬ ‫ِلني‬‫س‬‫اغ‬ َّ‫م‬‫ه‬َّ‫الل‬ ، ِ ‫َّنس‬‫د‬‫ال‬ َ‫من‬ ِ ‫األبيض‬ ‫والبرد‬ ِ‫لج‬َّ‫ث‬‫وال‬ ِ‫بالماء‬ َ‫خطاياي‬ )‫عليه‬ ‫(متفق‬ 2 ‫بهؤَلء‬ ‫يجهر‬ ‫كان‬ ‫الخطاب‬ ‫بن‬ ‫عمر‬ ‫أن‬ َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ : ‫يقول‬ ‫الكلمات‬ َ‫ار‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ‫ك‬ُ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ُّ‫د‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ُ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ َ‫ك‬ )‫المسلم‬ ‫(رواه‬ 2 ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ط‬َ‫ف‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ي‬ِ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ ُ‫ت‬ْ‫ه‬َّ‫ج‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ‫ا‬ً‫ف‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ح‬ َ ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ ‫األ‬ َ‫و‬ َ‫اي‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ك‬ُ‫س‬ُ‫ن‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫ص‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ،َ‫ِين‬‫ك‬ ِ ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫يك‬ ِ ‫َر‬‫ش‬ َ ‫َل‬ َ‫ين‬ِ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ب‬ َ‫ر‬ ِ َّ ِ ‫َلِل‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُ‫ت‬ ْ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬ َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ،  Do’a iftitah disebut juga istiftah.  Terdapat lebih dari 10 macam do’a iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah .  Jangan melewatkan bacaan iftitah hanya dengan alasan kedudukannya tidak wajib.  Jika mendapati imam tidak sedang berdiri, misalnya sedang rukuk, atau duduk di antara dua sujud atau sedang sujud, maka makmum langsung mengikuti posisi imam dan membaca sebagaimana
  • 7. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ‫َل‬ ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ yang dibaca imam. Tidak perlu membaca doa iftitah ketika itu. 6 Ta’awwudz: Artinya memita perlindungan kepada Allah Sunah  Setelah membaca doa istiftah, disunnahkan membaca ta’awudz secara sirr (lirih) sebelum membaca Al-Quran (Al-Fatihah). Perintah ta’awwudz didasarkan pada surah An-Nakhl [16]: 98  Pada rakaat berikutnya para ulama berselisih pendapat. 1 ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫يع‬ِ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫اهلل‬ِ‫ب‬ ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ث‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫و‬ ،ِ‫ه‬ ِ‫خ‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫و‬ ،ِ‫ه‬ ِ ‫ز‬ْ‫َم‬‫ه‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ،ِ‫يم‬ ِ‫ج‬َّ‫الر‬ 2 َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ْع‬‫ي‬ِ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ِ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬‫ال‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ذ‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ج‬َّ‫الر‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ 3 ُ‫ذ‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ج‬َّ‫الر‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ِ‫ب‬  Ta’awwudz idak membaca di setiap raka’at, “Rasulullah ketika bangkit ke rakaat kedua, beliau memulai dengan membaca ‘alhamdulillahi robbil ‘aalamiin … ‘.tidak diam sejenak sebelum itu.” (HR. Muslim) 7 Al-Fatihah pada setiap rakaat Rukun  Al-Fatihah harus dibaca disetiap rakaat.  Disunahkan dalam membaca Al-Fatihah dengan benar. Menjaga hak-hak setiap hurufnya berdasarkan tajwid, tahsin. Perhatikan wakaf dengan memberi jeda di setiap ayat.  Ketentuan lain surah Al-Fatihah, tentang Basmalah. 1. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: “Saya salat bersama Rasulullah Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman, tetapi saya tidak mendengar seorang pun di antara mereka yang membaca: ‘Bismillahir-Rahmanir- Rahim’.” [HR. Muslim]. “Saya salat di belakang Rasulullah Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman r.a., tetapi saya tidak mendengar seorang pun di antara mereka yang membaca ‘Bismillahir- Rahmanir-Rahim’ dengan keras.” [HR. an-Nasa’i]. ِ‫بسم‬ ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬ ٰ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ ‫ه‬ ‫َّللا‬ 1 ِ‫ب‬ َ‫ر‬ ِ ‫ه‬ ِ ‫َلِل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ََۙ‫ْن‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ل‬ٰ‫ع‬ْ‫ال‬ 2 َِۙ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬ ٰ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬ 3 ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬ ٰ‫م‬ ِِۗ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬‫ال‬ 4 ُِۗ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ن‬ َ‫َّاك‬‫ي‬ِ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ن‬ َ‫َّاك‬‫ي‬ِ‫ا‬ 5 ‫َا‬‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ه‬ِ‫ا‬ َۙ َ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ط‬‫ا‬ َ‫ر‬ ِ ‫الص‬ 6 َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ط‬‫ا‬ َ‫ر‬ ِ ‫ص‬ ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ َۙ‫ە‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ل‬ۤ‫َّا‬‫ض‬‫ال‬ 7 Abu Hurairah berkata ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ - ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ - َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ُ‫ح‬ْ‫ب‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُّ‫ن‬ُ‫ظ‬َ‫ن‬ ً‫ة‬َ‫َل‬َ‫ص‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ « ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫أ‬ َ‫ر‬َ‫ق‬ ْ‫َل‬‫ه‬ .» .‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ « َ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ع‬َ‫َاز‬‫ن‬ُ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ .» “Aku mendengar Abu Hurairah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi Al-Fatihah merupakan bagian dari rukun shalat. Karena Nabi bersabda, “Tidak sah shalatnya orang yang tak membaca Surat Al-Fatihah” (HR Muttafaq ‘alaih) Imam Nawawi member penjelasan hadits di atas; bahwa membaca Al-Fatihah wajib hukumnya bagi orang yang shalat baik ia menjadi imam, makmum, maupun shalat sendirian. Membaca Al Fatihah di belakang imam: Jika imam menjahrkan bacaannya, maka cukup bagi makmum
  • 8. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan 2. Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Apabila kamu membaca al- Hamdu Lillah (surat al-Fatihah), maka bacalah ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’, sebab surat al-Fatihah adalah Ummul-Qur’an dan Ummul-Kitab dan Sab’ul- Matsani, adapun basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah.” [HR. ad-Daruquthni]. “Nu’aim al-Mujammir berkata: Saya salat dibelakang Abu Hurairah (makmum). Maka beliau membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’,.., Lalu sesudah selesai, beliau berkata: Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya saya orang yang paling mirip salatnya dengan salat Rasulullah ” [HR. an-Nasa’i]. Dari ke-empat hadits di atas kiranya dapat disimpulkan, Rasulullah kadang-kadang membaca basmalah dalam shalat secara jahr dan kadang-kadang membacanya secara sirri. wasallam shalat bersama para sahabatnya yang kami mengira bahwa itu adalah shalat subuh. Beliau bersabda: “Apakah salah seorang dari kalian ada yang membaca surat (di belakangku)?” Seorang laki-laki menjawab, “Saya. ” Beliau lalu bersabda: “Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al Qur`an?” (HR Ahmad) mendengar dan menyimak bacaan tersebut. “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al- A’raf: 204) “Barangsiapa yang shalat di belakang imam, bacaan imam menjadi bacaan untuknya.” (HR. Ahmad) 8 Amin Sunah 3. Setelah membaca surah Al-Fatihah diperintahkan membaca AAMIIN, hukumnya sunnah muakkad 4. Bahwa Rasulullah bersabda, َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫آم‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫ض‬‫ال‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ِ ْ ‫اإل‬ َ‫ين‬ِ‫م‬ْ‫َأ‬‫ت‬ ُ‫ه‬ُ‫ن‬‫ي‬ِ‫م‬ْ‫َأ‬‫ت‬ َ‫ق‬َ‫ف‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫آم‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫ام‬َ‫م‬ِ ْ ‫اإل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫آم‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬ َ ‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َّم‬‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ِ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬ َ ‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ “Jika imam membaca ‘ghoiril maghdhubi ‘alaihim wa laaddhoolliin’, maka ucapkanlah ‘aamiin’ karena malaikat akan mengucapkan pula ‘aamiin’ tatkala imam mengucapkan aamiin. Siapa saja yang ucapan aamiin-nya berbarengan dengan ucapan ‘aamiin’ dari malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. An- َ‫ين‬ِ‫آم‬
  • 9. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan Nasa’i) 9 Baca surah atau ayat-ayat pilihan Sunah  Setelah membaca surah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surah lainnya. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah ِ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬‫ال‬ ِ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ع‬ ْ‫د‬ ِ ‫َز‬‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫وإن‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫هو‬َ‫ف‬ َ‫ت‬ْ‫د‬ ِ ‫ز‬ ْ‫وإن‬ ْ‫ت‬َ‫أ‬ َ‫ز‬ْ‫أج‬ “Jika engkau tidak menambah selain surah Al-Fatihah, maka itu boleh. Adapun jika engkau menambah lebih dari itu, maka itu lebih baik.” (HR.  Anjurkan membaca surah-surah pilihan hanya pada dua rakaat pertama.  Di rakaat ketiga dan keempat, orang yang shalat bisa hanya membaca surah Al Fatihah saja.  Panjang-pendek surah yang dibaca harus berdasarkan pertimbangan sunah.  Ketika berjamaah, Rasulullah menganjurkan mempermudah dan tidak memberatkan makmum dengan memperpanjang bacaan.  Berbeda lagi dalam rangka mendidik dan membiasakan shalat dengan kualitas bacaan dan surah pilihan yang panjang seperti di bulan Ramadhan. Berikut beberapa hadist yang menerangkan tentang surat apa saja yang sering dibaca Rasulullah ketika shalat. Pertama: Al-Kafirun (QS. 109) dan al-Ikhlas (QS.112). Hadist diriwayatkan Muslim, Rasulullah disebut kerap kali membaca keduanya saat menunaikan shalat lima waktu, termasuk ketika shalat qobliyah Shubuh. Kedua, Surat at-Tin (QS. 95). Suatu hari, Rasulullah berada dalam suatu perjalanan. Pada saat waktu shalat Isya tiba, ia mengajak sahabat-sahabatnya untuk shalat. Adapun surat yang dibaca pada salah satu rakaat shalat Isya adalah Surat at-Tin. Hal ini didasarkan pada hadist riwayat Bukhari dan Muslim. Ketiga, Surat asy- Syams (QS. 91). Buraidah menyebut kalau Rasulullah pernah membaca Surat asy-Syams pada saat shalat Isya. Keempat, Surat al-Buruj (QS. 85) dan at-Thariq (QS. 86). Keduanya  Tidak ada aturan pasti terkait dengan surat atau ayat apa saja yang harus dibaca ketika shalat. Surat atau ayat yang dibaca adalah yang paling mudah/hafal. َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ء‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ي‬َ‫ت‬ ‫ا‬ Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran
  • 10. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan pernah dibaca Rasulullah ketika menunaikan shalat Dzuhur dan Ashar sebagaimana yang diceritakan Jabir dari Samrah. Kelima, Surat Qaf (QS. 50). Tidak hanya membaca surat-surat pendek yang ada di juz 30 saja, Rasulullah juga membaca surat- surat lainnya yang memiliki ayat panjang. Sahabat Quthbah menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah membaca Surat Qaf pada saat menjalankan shalat Subuh.
  • 11. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan 10,11 Ruku (dan thuma'ninah) Rukun  Meletakkan kedua tangan di lutut dengan cara menggenggamnya. (HR. Abu Daud)  Posisi punggung rata, diilustrasikan jika bejana berisi air diletakan di atas punggungnya, maka seimbang, tidak tumpah (HR. Ibnu Majah)  Kepala dijadikan sejajar dengan punggung. Tidak terlalu menunduk dan tidak terlalu mengangkat (melebihi punggung), yang beliau lakukan adalah pertengahan. (HR Ibnu Majah)  Setelah posisi ruku’ dipastikan thumaninah, dilanjut degan membaca do’a.  Thuma’ninah adalah sikap tenang dan mantapnya anggota tubuh, antar gerakan shalat. 1 ِ‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫ى‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ 3x )‫مسلم‬ ‫(رواه‬ 2 َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ )‫البخاري‬ ‫(رواه‬ 3 ٌ‫ح‬‫ُّو‬‫ب‬ُ‫س‬ ٌ‫ُّوس‬‫د‬ُ‫ق‬ ُّ‫ب‬ َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫وح‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬ )‫مسلم‬ ‫(رواه‬  Sebagai ihtitiyath (kehati- hatian) Al-Faqir tidak memasukannya bacaan ruku’ dengan tambahan “Wabihamdihi” dikarenakan terdapat keraguan dalam penetapan kesahihan haditsnya.  Sementara bacaan yang telah jelas keshahihannya yang tidak menggunakan tambahan redaksi Wabihamdihi ini cukup banyak, maka pilih saja yang telah jelas shahihnya.  Makruh Membaca Al Quran Saat Ruku’ (HR Muslim) 12,13 I’tidal (dan thuma'ninah) Rukun  Bangkit dari ruku, disyariatkan mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan: “ُ‫ه‬َ‫د‬ِ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬”  Ucapkan “sami’allahu liman hamidah”. Ini berlaku bagi imam dan orang yang shalat sendirian.  Adapun bagi makmum, bila imam mengucapkan ‘“ُ‫ه‬َ‫د‬ِ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ُ َّ ‫َّللا‬ َ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬” cukup baginya mengucapkan “ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ” (HR. Bukhari)  Kemudian I’tidal berdiri tegak lurus setelah bangkit Do’ I’tidal, 1 ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ 2 ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ 2 ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ 2 َ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ 2 ‫ًا‬‫ب‬ِ‫ي‬َ‫ط‬ ‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ًا‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً‫ك‬ َ‫ار‬َ‫ب‬ُ‫م‬ )‫البخاري‬ ‫(رواه‬
  • 12. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan dari ruku’. I’tidal adalah berdiri yang memisahkan antara ruku’ dan sujud.  Kedua tangan posisi tangan dibiarkan menjulur dan tidak bersedekap  Thumaninah dalam posisi ‘Itidal tidak beranjak sebelum sempurna. 2 َ‫ء‬ْ‫ل‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬‫موا‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ء‬ْ‫ل‬ِ‫وم‬ ِ ‫األرض‬ َ‫ء‬ْ‫ل‬ِ‫وم‬ ‫ما‬ َ‫ِئت‬‫ش‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ‫شيء‬ ُ‫د‬‫بع‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ 14,15 Sujud dua kali dalam satu rakaat (dan thuma'ninah) Rukun  Cara sujud paling baik adalah dengan mendahulukan kedua lutut sebelum kedua tangan.  Bersujud dengan bertumpu pada tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (HR. Bukhari)  Sikut diangkat dan direnggangkan sedikit dari iga.  Kedua telapak tangan diletakan bertepatan/sejajar dengan bahu.  Ujung-ujung jari kaki diberdirikan atau dihadapkan ke arah kiblat  Setelah sujud dipastikan thuma’ninah, kemudian membaca do’a. 2 ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫أل‬‫ا‬ َ‫ى‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ 3x 2 ،َ‫ِك‬‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ ،َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ َ‫َك‬‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬ )‫البخاري‬ ‫(رواه‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ Selesai membaca do’a sujud, diperbolehkan menambahkan do’a-doa lain sesuai hajat masing-masing. Pergunakanlah sebaik-baiknya, karena sujud merupakan waktu mustajabnya doa.  Lalu turun sujud dan bertakbir tanpa mengangkat tangan.  Imam Nawawi berkata, “Jika dari anggota tubuh tersebut tidak menyentuh lantai, shalatnya berarti tidak sah. 16,17 Duduk antara dua sujud (dan tuma’ninah) Rukun  Cara duduk antara dua sujud adalah iftirasy. Yaitu dengan menduduki telapak kaki kiri (bagian dalam) dengan kaki kanan ditegakkan bertumpu pada Jari- jari yang dilipat ke dalam.  Kemudian, membaca di antara do’a yang dianjurkan berikut ini;  Duduk saat shalat adalah duduk iftirosy kecuali 2 ‫ب‬ َ‫ر‬ ‫ى‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ ‫ب‬ َ‫ر‬ ‫ى‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ 2 ‫ى‬ِ‫ن‬ ْ‫ُر‬‫ب‬ْ‫اج‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬‫الل‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫ق‬ُ‫ز‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬ )‫الترمذي‬ ‫(رواه‬ Variasi urutan bacaan:  ROBBIGHFIR LII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII. (HR. Ahmad, 1:371)  ALLOHUMMAGHFIR LII
  • 13. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan pada tasyahud akhir, duduknya adalah duduk tawarruk, yaitu dengan duduk di lantai, lantas kaki kiri dikeluarkan dari sisi kaki kanan. (HR Bukhari) WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII. (HR. Tirmidzi, no. 284)  ROBBIGHFIR LII WARHAMNII WAJBURNII WARZUQNII WARFA’NII. (HR. Ibnu Majah, no. 898)  ALLOHUMMAGHFIR LII WARHAMNII WA’AAFINII WAHDINII WARZUQNII. (HR. Abu Daud, no. 850)  ALLOHUMMAGHFIR LII WARHAMNII WAHDINII WA’AAFINII WARZUQNII. (HR. Al-Hakim, 1:383) 18 Duduk Tahiyat awal Sunah  Bacaan ketika Tasyahud awal dan Tasyahud akhir adalah sama  Duduk Tahiyat awal dilakukan dengan cara Iftirasy. Sedangkan tasyahud akhir dengan tawarruq. (HR. Bukhari, no. 828) 1 ُ‫ات‬َّ‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ‫َات‬‫ك‬ َ‫ار‬َ‫ب‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫ات‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َّ‫الط‬ ِ َّ ِ ‫َلِل‬ ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ ِ َّ ‫َّللا‬ َ‫ين‬ ِ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫َل‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬ Di hadits lain, bacaan Ibnu Mas’ud dengan redaksi. ُ‫ات‬َّ‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِ َّ ِ ‫َلِل‬ ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ات‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َّ‫الط‬ َ‫و‬ ، ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ َ‫و‬ ِ َّ ‫َّللا‬ 19 Duduk Tahiyat Rukun
  • 14. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan Akhir ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬َ‫ع‬ْ‫ك‬َّ‫الر‬ َ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ى‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫ب‬َ‫ص‬َ‫ن‬ َ‫و‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫ُم‬‫ي‬ْ‫ال‬ ، ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ك‬َّ‫الر‬ ِ‫ة‬ َ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬ َ‫َّم‬‫د‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ى‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫ب‬َ‫ص‬َ‫ن‬ َ‫و‬ ‫ى‬ َ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫األ‬ َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬  Posisi tangan di atas lutut. Jemari tangan kanan mengepal membentuk angkat 53 sambil berisyarat dengan jari. “Adalah Rasulullah ketika duduk tasyahud, tangan kiri diletakkan di lutut kiri, sedangkan tangan kanan diletakkan di lutut kanan. Lalu ia berisyarat dengan menggenggam simbol lima puluh tiga dan berisyarat dengan jari telunjuk (maksudnya: jari kelingking, jari manis dan jari tengah digenggam, lalu jari telunjuk memberi isyarat, sedangkan jari jempol berada di samping jari telunjuk). (HR. Muslim, no. 580).  Pandangan mata fokus pada isyarat telunjuk. Tidak dibenarkan melebihi jari tangan. “Janganlah pandangannya melebihi isyarat jarinya.” (HR. Abu Daud)  Diniatkan dengan isyarat tersebut untuk menunjukkan ikhlas dan tauhid. Hal ini disebutkan oleh Al-Muzani dalam Mukhtashar Al-Muzani, juga pendapat ulama Syafi’iyah lainnya.  Isyarat hanya diperitahkan untuk tangan kanan.  Berdoa meminta empat perlingungan  Memperbanyak doa. ‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ َ‫د‬َّ‫ه‬َ‫ش‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ذ‬ َّ‫و‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ َّ ‫اَلِل‬ِ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫ه‬َ‫ج‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ ‫ْر‬‫ب‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫و‬ ِ ‫َر‬‫ش‬ ِ‫ِيح‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ج‬َّ‫د‬‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫د‬َ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ِ َّ ‫َّللا‬ 2 َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ِ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ، ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬‫آ‬ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ، ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ َ‫ْت‬‫ي‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬‫آ‬ َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ، ْ‫ك‬ ِ ‫ار‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ، ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬‫آ‬ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ، ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ َ‫ت‬ْ‫ك‬ َ‫ار‬َ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ، ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬‫آ‬ َ‫ِيم‬‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ، َ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ٌ‫د‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ح‬ ٌ‫د‬‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫م‬ 2 َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ ِ ‫ْر‬‫ب‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ ِ‫ِيح‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ج‬َّ‫د‬‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ، ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ع‬ ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ ِ َّ ‫َّللا‬ َ‫ين‬ ِ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ ، ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫َل‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ . َ‫و‬ْ‫ه‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ن‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ظ‬ ، ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ ‫ض‬ِ‫ب‬ُ‫ق‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ُ‫م‬َ‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ . ‫ى‬ِ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ – ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ Kemudian hendaklah ia berdoa untuk dirinya sendiri dengan doa apa saja yang ia inginkan. “Dengan catatan, hendaklah dengan bahasa Arab atau yang lebih baik adalah dengan doa yang berasal dari Al Quran dan hadits”. 20 Salam Rukun  Nabi mengucapkan salam dua kali dalam shalat. Namun, salam kedua itu dihukumi sunnah, bukan Lafadz salam memang biasa diucapkan dengan berbagai versi Salam 1. Aisyah Salam 2. Ibn Mas’ud & Ibn
  • 15. No Amalan Status Kaifiyah: Cara pekasanaan Bacaan Keterangan wajib. Inilah pendapat ulama Malikiyyah dan Syafiiyah,  Sampai terlihat putih pipinya َّ‫أن‬ َّ‫ي‬‫النب‬ َّ‫صل‬ ‫عم‬ ‫كان‬ ُ‫م‬ِ‫ُسل‬‫ي‬ ‫عن‬ ‫ه‬ِ‫ن‬‫يمي‬ ‫وعن‬ ‫ه‬ ِ ‫يسار‬ : ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫عليكم‬ ُ‫ة‬‫ورحم‬ ،ِ‫هللا‬ ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫عليكم‬ ُ‫ة‬‫ورحم‬ ِ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ح‬ ‫ى‬ َ‫ُر‬‫ي‬ ُ‫ياض‬َ‫ب‬ ‫ِه‬‫َد‬‫خ‬ ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫عليكم‬ ُ ‫الم‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ ‫عليكم‬ ُ ُ ‫ورحمة‬ ُ ُ ‫ه‬‫للا‬ ُ‫م‬‫َل‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫عليكم‬ ُ‫ة‬‫ورحم‬ ِ‫هللا‬ ‫وبركاته‬ Umar 3. Ibn Umar (tp Riwayat Syad)