1. Kelompok 6 :
Alfiah Khumaida (18144354 A)
Desi Mulyawati (18144356 A)
Indah Irawati (18144357 A)
Kuni Zuka ‘Abidah (18144358 A)
Merisa Setyara (18144359 A)
Nabila Karsan (18144360 A)
Ni Luh Ayu Guna P. (18144361 A)
Wahyu Agustina (18144367 A)
Muhammad Far’ie (19133711 A)
GLOMERULONEFRITIS
2. ANATOMI GINJAL
Organ ganda, terletak
dalam rongga
abdomen,
retroperitoneal, antara
vertebra L1 – L4
Panjang bervariasi
dari 6 -12 cm, dan
berat bervariasi dari
24 – 150 gram
Terdiri dari korteks
dan medulla
4. NEFRON
Tiap ginjal terdiri dari
± 1 juta nefron
Tiap nefron terdiri dari
glomerulus dan
kapsula bowman,
tubulus proksimal,
anse henle dan
tubulus distal
6. GLOMEROLUS
Suatu anyaman kapiler
yang sangat khusus
dan diliputi oleh simpai
Bowman
Jalinan glomerulus
merupakan kapiler-
kapiler khusus yang
berfungsi sebagai
penyaring
Membran basal
glomerulus membentuk
suatu lapisan yang
berkesinambungan,
antara sel endotel
dengan mesangial pada
satu sisi dan sel epitel
7. FILTRASI GLOMEROLUS
Membran tersebut mempunyai 3 lapisan yaitu :
1. Lamina dense yang padat (ditengah)
2. Lamina rara interna, yang terletak diantara lamina
densa dan sel endotel
3. Lamina rara eksterna, yang terletak diantara lamina
densa dan sel epitel
Tidak ada protein plasma yang lebih besar dari albumin
pada filtrat gromerulus menyatakan efektivitas dari dinding
kapiler glomerulus sebagai suatu barier filtrasi
Sel endotel, membran basal dan sel epitel dinding kapiler
glomerulus memiliki kandungan ion negatif yang kuat
Protein dalam darah relatif memiliki isoelektrik yang
rendah dan membawa muatan negatif murni. Karena itu,
mereka ditolak oleh dinding kapiler gromerulus yang
muatannnya negatif, sehingga membatasi filtrasi
8. FILTRASI GLOMEROLUS (2)
Dengan mengalirnya darah ke dalam kapiler
glomerulus, plasma disaring melalui dinding
kapiler glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut yang
bebas sel, mengandung semua substansi plasma
seperti elektrolit, glukosa, fosfat, ureum,
kreatinin, peptida, protein-protein dengan berat
molekul rendah kecuali protein yang berat
molekulnya lebih dari 68.000 (seperti albumin dan
globulin). Filtrat dikumpulkan dalam ruang
bowman dan masuk ke dalam tubulus sebelum
meningalkan ginjal berupa urin.
9. FUNGSI GINJAL
1. Fungsi ekskresi
Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol
dengan mengubah ekskresi air.
Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan
kelebihan H+dan membentuk kembali HCO3ˉ
Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.
Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
2. Fungsi non ekskresi
Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.
Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam
stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.
Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Degradasi insulin.
Menghasilkan prostaglandin
10. GLOMERULONEFRITIS AKUT
Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi
imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus
tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat infeksi
kuman streptococcus
Menurut kejadiannya GN dibedakan atas GN
primer dan GN sekunder. Dikatakan GN primer
jika penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri
dan GN sekunder jika kelainan ginjal terjadi
akibat penyakit sistemik lain seperti penyakit
autoimun tertentu, infeksi, keganasan atau
penyakit metabolik.
11. Streptococcus
Adalah bakteri gram
positif berbentuk bulat
yang secara khas
membentuk pasangan
atau rantai selama
masa pertumbuhannya
Sebagian besar (75%)
glomerulonefritis akut
paska streptokokus
timbul setelah infeksi
saluran pernapasan
bagian atas, yang
disebabkan oleh kuman
Streptokokus beta
hemolitikus grup A tipe
1, 3, 4, 12, 18, 25, 49
13. PREVALENSI
GNAPS dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun
tersering pada golongan umur 5-15 tahun
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1
Prevalensi meningkat pada orang yang sosial ekonominya
rendah, sehingga lingkungan tempat tinggalnya tidak sehat
GEJALA KLINIS
Hematuria
Albuminuria
Edema ringan (periorbita)
Hipertensi
Demam
Gejala gastrointestinal (muntah, tidak nafsu makan,
konstipasi, diare)
14. GAMBARAN LABORATORIUM
Proteinuria (+1 - +4)
Hematuria makroskopik
Kelainan sedimen urin
Peningkatan ureum dan kreatinin
Peningkatan titer ASTO
GAMBARAN PATOLOGI
Makroskopis ginjal tampak agak membesar,
pucat dan terdapat titik-titik perdarahan pada
korteks.
Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus
terkena, sehingga dapat disebut glomerulonefritis
difusa.
15. DIAGNOSIS BANDING
Nefritis IgA
Membrano proliferatif Glomerulonefritis (tipe I dan II)
Lupus nefritis
Glomerulonefritis kronis
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Pemberian penisilin pada fase aktif
Diit rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1
g/hari)
Pengobatan terhadap hipertensi
Diuretik
Dialisis
Digitalis, sedativa, dan oksigen
16. PEMBAGIAN
GLOMERULONEFRITIS
Berdasarkan gambaran histopatologisnya dapat
dibedakan atas;
GN lesi minimal = nefrosis lipoid
GN membranosa = ekstramembranosa = epimembranosa
GN proliferative = endokapiler = post streptococcal
GN kresentik = progresif cepat
GN membranoproliferatif = mesangiokapiler : tipe 1 dan 2
GN proloferatif fokal segmental = proliferative mesangial
Glomerulosklerosis fokal segmental
Berdasarkan gambaran klinisnya GN dikenal 5 macam
bentuk, yaitu;
Sindroma nefritis akut
Sindroma nefrotik
Kelainan urin persisten
Gagal ginjal akut progresif cepat
Gagal ginjal kronik
17. SINDROMA NEFRITIS AKUT
DEFINISI
Sindrom Nefritik Akut (Glomerulonefritis Akut,
Glomerulonefritis Pasca Infeksi) adalah suatu
peradangan pada glomeruli yang menyebabkan
hematuria (darah dalam air kemih), dengan gumpalan
sel darah merah dan proteinuria (protein dalam air
kemih) yang jumlahnya bervariasi.
ETIOLOGI
Bisa timbul setelah suatu infeksi oleh streptokokus,
juga bisa disebabkan oleh reaksi terhadap infeksi
lainnya, seperti:
infeksi pada bagian tubuh buatan, endokarditis
bakterialis, pneumonia, abses pada organ perut,
cacar air, hepatitis infeksius, sifilis, malaria, dll.
18. GEJALA KLINIS
Edema periorbital dan edema
tungkai
Urin berwarna gelap
Hipertensi
Nyeri kepala
Gangguan penglihatan
Gangguan fungsi hati
DIAGNOSA
Proteinuria
Peningkatan ureum dan
kreatinin darah
Peninggian kadar antibodi
streptococcus
Peningkatan kadar kalium darah
THERAPI
Antibiotik
Diit rendah protein dan garam
Diuretik
Anti hipertensi
PROGNOSIS
Sebagian besar penderita
mengalami penyembuhan yang
sempurna.
Pada 1% penderita anak-anak
dan 10% penderita dewasa,
sindroma nefritik akut
berkembang menjadi sindroma
nefritik yang berkembang
dengan cepat.
Sekitar 85-95% anak-anak
kembali mendapatkan fungsi
ginjalnya yang normal, tetapi
memiliki resiko tinggi menderita
tekanan darah tinggi di
kemudian hari.
Sekitar 40% dewasa mengalami
penyembuhan yang tidak
sempurna dan tetap memiliki
19. SINDROMA NEFROTIK
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis
ditandai oleh:
Peningkatan protein dalam urin secara bermakna
(proteinuria)
Penurunan albumin dalam darah
Edema
Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia)
20. ETIOLOGI
Sindrom nefrotik
bawaan
Sindrom nefrotik
sekunder
Sindrom nefrotik
idiopatik
Kelainan minimal
Nefropati
membranosa
Glomerulonefritis
proliferatif
Glomerulosklerosis
fokal segmental
GEJALA KLINIS
Proteinuria > 3,5 g/hari
pada dewasa atau 0,05
g/kg BB/hari pada anak-
anak.
Hipoalbuminemia < 30
g/l.
Edema generalisata.
Edema terutama jelas
pada kaki, namun dapat
ditemukan edema muka,
ascxites dan efusi pleura.
Anorexia
Fatigue
Nyeri abdomen
Berat badan meningkat
Hiperlipidemia, umumnya
ditemukan
hiperkolesterolemia.
Hiperkoagualabilitas,
yang akan
22. KOMPLIKASI
Infeksi (akibat defisiensi respon
imun)
Tromboembolisme (terutama
vena renal)
Emboli pulmo
Peningkatan terjadinya
aterosklerosis
Hypovolemia
Hilangnya protein dalam urin
Dehidrasi
DIAGNOSIS
Gejala klinis
Riwayat infeksi saluran nafas
atas
Analisa urin : meningkatnya
protein dalam urin
Menurunnya serum protein
Biopsi ginjal
TERAPI
Diit tinggi protein, diit rendah
natrium jika edema berat
Pembatasan sodium jika ada
hipertensi
Antibiotik untuk mencegah
infeksi
Terapi diuretik sesuai program
Terapi albumin jika intake dan
output urin kurang
Terapi prednison dgn dosis 2
mg/kg/hari sesuai program
23. KESIMPULAN
Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal
bilateral. Paling lazim terjadi pada anak-anak 3 sampai 7
tahun meskipun orang dewasa muda dan remaja dapat
juga terserang , perbandingan penyakit ini pada pria dan
wnita 2:1.
GNA ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap
bakteri atau virus tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat
infeksi. Tidak semua infeksi streptokokus akan menjadi
glomerulonefritis, hanya beberapa tipe saja. Timbulnya
GNA didahului oleh infeksi ekstra renal, terutama di traktus
respiratorius bagian kulit oleh kuman streptokokus beta
hemolitikus golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49
Tujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis
adalah untuk Meminimalkan kerusakan pada glomerulus,
Meminimalkan metabolisme pada ginjal, Meningkatkan
fungsi ginjal.
Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5%
diantaranya mengalami perjalanan penyakit yang
memburuk dengan cepat