Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis alat berat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi beserta fungsi dan perhitungan produktivitasnya. Alat-alat berat seperti excavator, loader, dump truck, bulldozer, motor grader dan compactor memiliki fungsi masing-masing dalam mempercepat proses konstruksi. Perhitungan produktivitas alat berat mempertimbangkan faktor seperti waktu siklus, efisiensi, jenis
3. Pekerjaan konstruksi tidak dapat terlepas dari keberadaan alat-alat
berat, semakin besar dan komplek pekerjaan konstruksi maka semakin
banyak jenis dan fungsi alat berat yang digunakan karena
Kehadirannya sangat membantu dalam mempercepat proses
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sehingga pekerjaan efektif dan
efisiensi dalam nilai ekonomi.
Penggunaan dan Pemilihan alat berat harus disesuaikan dengan kondisi
dan situasi proyek di lapangan. Hal ini dilakukan demi tercapainya
kelancaran proyek. Jika tidak akan berdampak pada kerugian antara
lain, rendahnya produksi, tidak tercapainya target sesuai jadwal yang
telah direncanakan, dan biaya yang tidak sesuai rencana atau
membengkak, dikarenakan perbaikan yang harus dilakukan.
1
4. JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
CRAWLER EXCAVATOR
Crawler Excavator digunakan pada Pekerjaan
konstruksi, Pertambangan dan Perkebunan,
Fungsi utama excavator adalah : Menggali parit,
membuat slope, profil, mengangkat dan
menurunkan material, mengeruk sungai. Dengan
attachment tambahan digunakan untuk
Penghancuran Gedung.
9. LOADER
Loader adalah alat yang digunakan untuk
pemuatan material ke dalam dumptruck, stock
pile, mengumpan motor grader atau bulldozer
pada pekerjaan penghamparan material.
sebagai primover loader menggunakan tractor,
Berdasarkan primover loader di bagi menjadi
dua, yaitu:
1. Loader dengan penggerak crawler tractor
disebut crawler loader
2. Loder denagan penggerak ban disebut
wheel loader
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
11. DUMP TRUCK
Dump truck berfungsi untuk memindahkan material
yang relatif banyak dengan jarak yang cukup jauh.
Syarat yang penting agar truck bekerja secara efektif
dan efisien adalah jalan kerja yang keras dan rata,
meskipun adakalanya truck didesign agar
mempunyai “cross country ability”
Kapasitas truck yang dipilih harus seimbang dengan
alat pemuatnya jika pembandingan ini tidak
proposional, maka alat pengangkut ini akan banyak
menunggu, begitupun sebaliknya.
Dumptruck pada pekerjaan konstruksi dikenal ada 3
macam, yaitu side dump truck, rear dump truk dan
Rear and side dump truck
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
14. BULLDOZER
Bulldozer merupakan traktor yang dipasangkan
blade dibagian depannya.
Fungsi Blade
Jenis Pekerjaan : Mengupas tanahbagianatas
(top soil)dan pembersihan lahan dari
pepohonan guna Pembukaan lahan/jalan baru,
menghampar material, Pemindahan material
pada jarak pendek/stockpile sampai dengan
100 m, bagian belakang BD dipasang ripper
untuk mengupas lapisan permukaan yang
keras
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
15. JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
Keterangan gambar :
1. Blade
2. Lift cylinder
3. Work lamp
4. Muffler
5. Precleaner
6. Cabin
7. ROPS Canopy
8. Fuel tank
9. Ripper tilt cylinder
10. Shank ripper
11. Ripper lift cylinder
12A. Ripper
12B. Shank protector
13. Point ripper
14. Arm ripper
15. Final drive
16. Teeth sprocket
17. Carrier roller
18. Track shoe
19. Track roller
20. Straight frame
21. Brace
22. Cutting edge
16. MOTOR GRADER
Digunakan untuk pemotongan tanah dengan tipis
atau pemotongan tanah dekat tanah keras
(subgrade) (setelah dilakukan pemotongan tanah
dengan dozer ataupun setelah diripper),
menghampar material pada saat membuat badan
jalan, memotong/merapikan tebing dan
pembuatan parit sementara di kanan/kiri.
Blade grader dapat diputar vertikal dan horisontal
sehingga dapat membuat parit sementara sesuai
sudut yang diinginkan.
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
17. 1. Blade lift cylinder
2. Drawbar lift cylinder
3. Cab
4. Ripper
5. Rear wheel
6. Articulate cylinder
7. Blade
8. Front wheel
9. Head lamp
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
18. Motor Grader digunakan dalam berbagai keperluan berikut posisi
dari blade yang dapat memanipulasi bentuk tanah.
Posisi operasi motor grader pada saat perataan (leveling). Roda depan di
tanah yang sudah level, dan roda belakang pada posisi di belakang blade
yang akan memotong tanah.
Perataan tanah pada posisi miring dengan membentuk slope.
Perataan pada slope yang landai, posisi roda depan pada tanah yang akan di
potong dan roda belakang pada posisi tanah yang telah rata.
Posisi blade pada saat menggali parit
Posisi blade dan roda depan saat menimbun kembali.
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
19. Compactor
Adalah jenis road roller yang berfungsi untuk memadatkan
tanah atau material agar dapat dicapai suatu nilai
kepadatan yang diinginkan sesuai dengan beban atau
muatan serta frekuensi lintasan yang akan dilalui
kendaraan.
Compactor yang dilengkapi dengan vibro atau getaran
akan mampu lebih cepat mencapai kepadatan material
yang diinginkan.
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
21. 1. Drum
2. Frame
3. Work Lamp
4. Cab
5. Engine
6. Rear wheel
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
22. Asphalt Finisher
Asphaltfinisher adalah alat untuk menghamparkan
campuran aspal hot mix, yang dihasilkan dari alat produksi
aspal (AMP). Untuk menghampar pada permukaan jalan
yang akan dikerjakan.
Terdapat dua jenis asphalt finisher ya itu jenis crawler yang
menggunakan track dan jenis roda karet.
Pada asphalt finisher jenis track, penghamparannya lebih
halus serta lebih datar dibandingkan asphalt finisher yang
menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama.
JENIS & FUNGSI ALAT BERAT
2
25. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
Dalam merencanakan kebutuhan alat maka masalah pokok yang harus dianalisa adalah perhitungan produksi
alat tersebut yang sesuai dengan kondisi material/medan kerjanya.
Produksi alat pada medan kerja / material yang berbeda-beda akan menghasilkan produksi yang berbeda
beda meskipun jenis/spesifikasi alat persis sama. Hal ini bisa terjadi karena adanya faktor-faktor yang
terlibat dalam pekerjaan itu mempunyai besaran-besaran yang berbeda, misalnya faktor : waktu siklus,
efisiensi kerja dll.
Prinsip dasar untuk menghitung produksi alat secara teoritis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q = q x N x E = q x
60
𝐶𝑚
𝑋 𝐸
dimana :
Q = Produksi perjam dari alat (m3/jam)
q = Produksi (m3) dalam satu siklus untuk memindahkan tanah lepas
N = jumlah siklus dalam satu jam =
60
𝐶𝑚
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus (menit)
26. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
Kondisi Operasi Alat Pemeliharaan Mesin
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
1. Efisiensi Kerja
Produktivitas kerja suatu alat adalah kondisi ideal alat itu bekerja dikalikan faktor efisiensi kerja. Dimana
efisiensi sangat tergantung pada kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti keadaan topografi,
keahlian operator, pemilihan standard perawatan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat.
Besarnya faktor efisiensi kerja dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Efisiensi Kerja
Sumber : Rochmanhadi, 1984
27. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
Kondisi kerja tergantung hal-hal berikut :
1.Apakah alat sesuai dengan topografi yang ada
2.Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan peralatan
3.Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin
4.Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja
5.Keterampilan operator dan pengawas untuk pekerjaan tersebut
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah :
1.Penggantian pelumas (grease/gemuk) secara berkala
2.Kondisi peralatan pemotong (blade, bucket)
3.Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat yang bersangkutan
28. Jenis Material Kondisi Awal Kondis i Tanah yang Dike rjakan
Kondisi Asli Kondisi Lepas Kondisi Padat
Sand / Tanah Pasir A
B
C
1.00
0.90
1.05
1.11
1.00
1.17
0.99
0.80
1.00
Sandy Clay / Tanah Biasa A
B
C
1.00
0.80
1.11
1.25
1.00
1.39
0.90
0.72
1.00
Clay / Tanah Liat A
B
C
1.00
0.70
1.11
1.35
1.00
1.59
0.90
0.63
1.00
Tanah Campur Kerikil A
B
C
1.00
0.85
0.93
1.18
1.00
1.09
1.08
0.91
1.00
Kerikil A
B
C
1.00
0.88
0.97
1.13
1.00
1.10
1.03
0.91
1.00
Kerikil Kasar A
B
C
1.00
0.70
0.77
1.42
1.00
1.10
1.29
0.91
1.00
Pecahan Cadas atau Batuan Lunak A
B
C
1.00
0.61
0.82
1.65
1.00
1.35
1.22
0.74
1.00
Pecahan Granit atau Batuan Keras A
B
C
1.00
0.59
0.76
1.70
1.00
1.30
1.31
0.77
1.00
Pecahan Batu A
B
C
1.00
0.57
0.71
1.75
1.00
1.24
1.40
0.80
1.00
Batuan Hasil Ledakan A
B
C
1.00
0.56
0.77
1.80
1.00
1.38
1.30
0.72
1.00
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
Faktor Konversi Volume Tanah
Volume tanah dalam perhitungan produksi alat-alat
berat ada 3 macam yaitu kondisi tanah asli, lepas dan
padat. Hal ini terjadi karena faktor pengembangan dan
penyusutan tanah itu sendiri. Secara praktis perhitungan
perubahan volume tanah untuk 3 keadaan tersebut
dapat memakai factor konversi volume tanah pada table
disebelah ini
Keterangan :
A = Tanah Asli
B = Tanah Lepas
C = Tanah Padat
29. 1. BULLDOZER
Produksi Perjam Rumus :
Q = 𝑞 𝑥
60
𝐶𝑚
𝑥 𝐸
dimana :
Q = Produksi perjam (m3/jam)
q = Produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus (menit)
Produksi Per Siklus (q) Rumus :
q = L x 𝐻2
𝑥 𝑎
dimana :
L = Lebar blade/pisau/sudu (m)
H = tinggi blade (m)
a = faktor blade
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
30. Derajat Penggusuran Faktor Blade
Ringan
Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudu penuh tanah
lepas. Kadar Air rendah, tanah berpasir tak dipadatkan, tanah
biasa, bahan material untuk timbunan persediaan (stockpile)
1.1 – 0.9
Sedang
Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur dengan sudu
penuh. Tanah bercampur kerikil atau split, pasir, batu pecah.
0.9 – 0.7
Agak Sulit
Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat
yang sangat kering dan asli.
0.7 – 0.6
Sulit Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar. 0.6 – 0.4
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
Sumber : Rochmanhadi, 1984
Tabel Faktor Blade/Pisau/Sudu dalam Penggusuran
31. Waktu Siklus (cycle time)
Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer untuk menyelesaikan satu siklus pengoperasian dimulai pada saat menggusur, ganti
persnelling dan mundur, dihitung dengan rumus :
Cm =
𝐷
𝐹
+
𝐷
𝑅
+ 𝑍
dimana :
Cm = waktu siklus (menit)
D = jarak angkut/gusur (m)
F = kecepatan maju (m/menit)
R = kecepatan mundur (m/menit)
Z = waktu ganti persneling (menit)
a. Kecepatan maju (Forward speed) Berkisar antara 3 – 5 km/jam. Bila alat menggunakan torqflow (aliran fluida)
maka kecepatan maju = 0,75 x kecepatan maksimum.
b. Kecepatan mundur (Reverse speed) Berkisar antara 5 – 7 km/jam. Bila alat menggunakan torqflow (aliran fluida)
maka kecepatan mundur = 0,85 x kecepatan maksimum
c. Waktu yang dibutuhkan untuk ganti gigi/persnelling, seperti terlihat pada tabel
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
Mesin Waktu ganti persnelling
Mesin gerak langsung : - tongkat tunggal 0,10 menit
- tongkat ganda 0,20 menit
Mesin-mesin torqflow 0,05 menit
32. 2. LOADER
Produksi Perjam Rumus :
Q = 𝑞 𝑥
60
𝐶𝑚
𝑥 𝐸
dimana :
Q = Produksi perjam (m3/jam)
q = Produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus (menit)
Produksi Persiklus (q) Rumus :
q = q1 x 𝐾
dimana :
q1 = kapasitas bucket penuh (m3)
K = Faktor bucket
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
34. a. Cross loading = Cm =
𝐷
𝐹
+
𝐷
𝑅
+ 𝑍
b. V-shape loading = Cm = (
𝐷
𝐹
𝑥2) + (
𝐷
𝑅
𝑥2) + 𝑍
c. Load and carry = Cm = (
𝐷
𝐹
𝑥2) + 𝑍
dimana :
Cm = waktu siklus (menit)
D = jarak angkut/gusur (m)
F = kecepatan maju (m/menit)
R = kecepatan mundur (m/menit)
Z = fixed time (menit)
catatan
Truck
Loader
D
Truck
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
35. Besaran F, R dan Z :
a. Cross loading dan V-Shape :
F dan R = 0,8 x kecepatan maksimum (torqflow)
b. Load and Carry :
Bila : D < 50, F dan R = 10 – 15 km/jam
50 < D < 100, F dan R = 10 – 20 km/jam
D > 100, F dan R = 15 – 25 km/jam
c. Fixed time (Z) adalah waktu yang diperlukan untuk pergantian gigi (gear shifting), memuat (loading),
berputar (turning) dll. Besaran fixed time dapat dilihat pada tabel berikut.
Sistem kontrol Cross Loading V-Shape Loading Load and Carry
Direct drive 0,35 0,25 -
Hydraulic shift drive 0,30 0,20 -
Torqflow drive 0,30 0,20 0,35
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
36. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
3. EXCAVATOR
Produksi Perjam Rumus :
Q = 𝑞 𝑥
60
𝐶𝑚
𝑥 𝐸
dimana :
Q = Produksi perjam (m3/jam)
q = Produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus (menit)
Produksi Persiklus (q) Rumus :
q = q1 x 𝐾
dimana :
q1 = kapasitas bucket penuh (m3)
K = Faktor bucket
Tabel faktor bucket sama dengan faktor bucket pada Loader
37. Kedalaman
Gali
Kondisi Galian
Ringan Sedang Agak Sulit Sulit
0 – 2 m 6 9 15 26
2 – 4 m 7 11 17 28
> 4 m 8 13 19 30
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
4
Sudut Putar Waktu Putar
45 - 90° 4 – 7
90 - 180° 5 – 8
Waktu Siklus
Cm = waktu gali + waktu putar x 2 + waktu buang
Tabel Waktu Gali (detik)
Tabel Waktu Putar (detik)
Waktu buang tergantung dari kondisi pembuangan material :
- Pembuangan ke dalam dump truck = 4 – 7 detik
- Ke tempat pembuangan = 3 – 6 detik
38. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
4. DUMP TRUCK
Produksi Perjam Rumus :
Q = 𝐶 𝑥
60
𝐶𝑚𝑡
𝑥 𝐸t x M
dimana :
Q = Produksi perjam (m3/jam)
C = Produksi persiklus (m3)
Et = Efisiensi kerja dump truck
Cmt = Waktu siklus dump truck (menit)
M = Jumlah unit dumptruck
Produksi Persiklus (C) Rumus :
C = n x q1 x 𝐾
dimana :
C = Produksi Persiklus (m3)
q1 = kapasitas bucket loader penuh/ kondisi monjong (m3)
n = jumlah siklus yang dibutuhkan loader untuk mengisi muatan ke dalam dump truck
K = Faktor bucket Loader
39. Jumlah Unit Dump Truck yang dibutuhkang
M = jumlah dump truck yang dibutuhkan
n = jumlah siklus loader untuk memuat dump truck
Cmt = waktu siklus dump truck (menit)
Cms = waktu siklus loader (menit)
Waktu Siklus Dump truck
Cmt= n.Cms =
𝐷
𝑉1
+ 𝑡1 +
𝐷
𝑉2
+ 𝑡2
dimana :
Cmt = waktu siklus dump truck (menit)
n = jumlah siklus loader untuk memuat dump truck Cms = waktu siklus
loader (menit)
D = jarak angkutan dump truck (m)
V1 = kec. rata-rata dump truck dengan membawa muatan (m/menit) V2 = kec. rata-
rata dump truck dengan keadaan kosong (m/menit)
t1 = waktu membuang muatan + waktu menunggu untuk dimuat (menit)
t2 = waktu yang dibutuhkan dump truck saat mencari posisi sebelum dimuati (menit)
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT
3
M=
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑢𝑎𝑡
=
𝐶𝑚𝑡
𝑛 𝐶𝑚𝑠