2. Pendahuluan
Diare merupakan suatu kondisi buang air besar yang abnormal dan konsistensi
cair, tiga kali atau lebih, dalam periode 24 jam. Diare dapat dicirikan sebagai
`diare berair akut' jika berlangsung kurang dari 14 hari.
diare cair akut masih menjadi penyebab kematian kedua untuk anak di bawah
usia lima tahun. akibatnya manajemen diare yang efektif dan komprehensif sangat
diperlukan.
Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai peran terapi zink dan terapi
probiotik dalam mengurangi durasi dan keparahan diare cair akut. Tetapi tidak
banyak penelitian yang membandingkan penggunaan terapi kombinasi zinc-
probiotik dengan terapi zinc saja. Jadi penelitian kami dirancang untuk
membandingkan kemanjuran terapi kombinasi probiotik versus terapi zinc saja.
3. Bahan & Metode
Jenis penelian : Randomised Control Trial / uji klinis terkontrol acak (RCT)
berbasis rumah sakit
Waktu penelitian : Juli 2019 hingga Juni 2021
Tempat penelitian : Departemen Pediatri, Khwaja Yunus Ali Medical College
Jumlah partisipan penelian : 70 anak (usia 6 bulan - 5 tahun) dirawat di Rumah
Sakit dengan diare cair akut
4. Kriteria inklusi dan eksklusi
INKLUSI EKSKLUSI
(a) Status dehidrasi pada diare berair akut dengan
dehidrasi berat atau diare berair akut dengan
beberapa dehidrasi dengan muntah yang tak
tertahankan
(b) frekuensi diare (jumlah buang air besar/hari),
dan durasi diare (jam) setelah obat awal asupan
dan lama tinggal di rumah sakit (jam).
1. anak yang mengalami diare yang
dirawat lebih dari 3 hari di rumah,
2. disentri,
3. malnutrisi berat,
4. mendapat pengobatan (antibiotik, antiprotozoal
dll) kecuali cairan dan zinc,
5. septicemia atau penyakit peradangan
6. anomali jantung dan kondisi imunodefisiensi.
5. Pembagian obat
KELOMPOK A KELOMPOK B
Zinc Sulfat monohidrat 5 ml 2x1 selama 10 hari
Probiotic (Bacillus clausii) oral 5 ml 2x1
selama 5 hari
Zinc Sulfat monohidrat 5 ml 2x1 selama 10
hari
6. Metode follow up
1) adanya demam, muntah, frekuensi (berapa kali feses keluar/hari) dengan
konsistensi (feses encer atau encer) dicatat dan tanda dehidrasi dinilai.
2) ORS dan IV cholera saline diberikan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan. Selama tindak lanjut asupan oralit dan salin kolera IV diukur
dengan hati-hati dan hasil muntahan dicatat.
3) Tinja segar dikumpulkan saat masuk untuk tes mikroskopis rutin,
4) kultur tinja dan adanya Rotavirus oleh ELISA tidak dilakukan karena biaya
tinggi yang diperlukan.
7. Diskusi
1. Pada penelitian sebelumnya dan penelitian yang dilakukan rata rata penderita
Acute Waterry Diarrhea (AWD) terjadi pada anak <12 bulan, dan pebih
banyak pada pasien laki laki
2. Terlihat dalam penelitian kami bahwa pada akhir 3rdhari sebagian besar
pasien yang diberikan terapi kombinasi menunjukkan penurunan frekuensi
menjadi kurang dari 3 tinja/hari serta peningkatan konsistensi tinja. (Nikhurpa
dan Agnihotri)
3. Selain itu durasi diare (jam) dan lama tinggal di rumah sakit (jam) secara
signifikan lebih pendek pada anak yang menerima terapi kombinasi
dibandingkan dengan mereka yang menerima monoterapi. (Anggarwal &
Hatta)
8. Kesimpulan
walaupun terapi zinc oral efektif dalam menurunkan frekuensi dan durasi diare
namun kombinasi terapi zinc oral dan probiotik secara klinis lebih efektif daripada
zinc oral saja dalam menurunkan frekuensi BAB pada anak dibawah 5 tahun
dengan diare akut. diare cair.