2. Target Belajar:
Setelah mempelajari materi
ini diharapkan mahasiswa
dapat:
1. Menjelaskan kegiatan
usaha bank umum dalam
menghimpun dana.
2. Menjelaskan kegiatan
usaha bank umum dalam
menyalurkan dana.
3. Menjelaskan simpanan (Al-
Wadi`ah).
4. Menjelaskan pembiayaan
dengan bagi hasil.
5. Menjelaskan Bailal-
murabahah.
6. Menjelaskan jenis dan
bentuk hukum Bank
Perkreditan Rakyat.
7. Menjelaskan fungsi Bank
10. Menjelaskan manajemen
pengelolaan Bank Perkreditan
Rakyat.
11. Mengidentifikasi jasa
pengiriman uang (transfer).
12. Mengidentifikasi jasa
kliring (clearing).
13. Mengidentifikasi jasa
inkaso (collection).
14. Mengidentifikasi jasa
kotak pengaman simpanan
(safe deposit box).
15. Mengidentifikasi jasa
kartu kredit (credit card).
16. Mengidentifikasi jasa
penukaran valuta acing (bank
notes).
4. Kegiatan usaha bank umum meliputi kegiatan menghimpun
dana (funding) dan menyalurkan dana (lending). Berikut ini
uraian masing-masing kegiatan yang dimaksud.
5. 1. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan bank umum
untuk mernbeli dana dari masyarakat. Keglatan Ini dikenal
juga dengan nama funding. Keglatan membeli dana dapat
dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan.
Simpanan seringkali disebut rekening atau account. Jenis-jenis
simpanan yang ada dewasa ini adalah simpanan giro,
simpanan tabungan, dan simpanan deposito,
6. a. Simpanan giro (demand deposit)
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek dan
bilyet giro. Setiap pemegang rekening akan diberikan bunga
yang dikenal dengan nama Jasa giro,
Besarnya jasa giro bergantung pada bank yang bersangkutan.
Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik
untuk perorangan maupun untuk perusahaannya. Bagi bank,
jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang
diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga
simpanan lainnya.
7. b. Simpanan tabungan (saving deposit)
Simpanan tabungan merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku
tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu ATM.
Pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan
yang merupakan jasa atas tabungannya, Seperti halnya
rekering giro, besarnya bunga tabungan bergantung pada
bank yang bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan
lebih besar dari jasa giro.
8. c. Simpanan deposito (time deposit)
Simpanan depositio merupakan simpanan yang memiliki
jangka waktu tertentu (jatuh tempo), Penarikannya pun
dilakukan sesuai dengan Jangka waktu tersebut. Namun, saat
ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat, jenis deposito pun
beragam sesuai dengan keinginan nasabah, Dalam praktiknya,
jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan deposit on call.
9. 2. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang
berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal
dengan nama kegiatan lending. Penyaluran dana yang
dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman
yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit.
Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis,
bergantung pada kemampuan bank yang menyalurkannya.
Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang
ditawarkan.
10. Sebelum kredit dikucurkan, bank terlebih dulu menilai
kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini
meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan
dikenakan bunga kredit yang besarnya bergantung pada bank
yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat
memengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan
utama bank diperoleh dari selisih antara bunga kredit dan
bunga simpanan.
Jenis kredit yang ditawarkan bank meliputi kredit investasi,
kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit produktif,
kredit konsumtif, dan kredit profesi.
11. a. Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan kepada
pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal.
Kredit jenis ini biasanya memiliki jangka waktu yang relatif
panjang, yaitu di atas 1(satu) tahun. Contoh jenis kredit ini
adalah kredit untuk membangun pabrik atau membeli
peralatan pabrik, seperti mesin-mesin.
12. b. Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Kredit jenis ini
biasanya berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari 1 (satu) tahun. Contoh kredit ini adalah
kredit untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, dan modal kerja lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka
memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. Contoh kredit
jenis ini adalah kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para supplier atau
agen.
d. Kredit produktif
Kredit produktif merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja atau perdagangan.
Hal ini berarti kredit produktif diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian
kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai.
e. Kredit konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi, misalnya keperluan
konsumsi, balk pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit
perumahan dan kredit kendaraan bermotor yang semuanya untuk dipakai sendiri.
f. Kredit profesi
Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional, seperti dosen,
dokter, atau pengacara.
14. 1. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat memiliki fungsi-fungsi sebagai
berikut:
a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang
sulit atau tidak memiliki akses ke bank umum.
b. Membantu pemerintah untuk mendidik masyarakat agar
pembangunan di sektor pedesaan dapat dipercepat.
c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama
bagi masyarakat pedesaan.
d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat
terhadap pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga
terhindar dari jeratan rentenir.
15. 2. Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan
Rakyat
Kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat dapat dikelompokkan menjadi
kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan oleh Bank perkreditan
Rakyat dan kegiatan usaha yang tidak diperkenankan dilakukan oleh
Bank Perkreditan Rakyat.
a. Kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan Bank Perkreditan
Rakyat
Adapun kegiatan-kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan oleh
Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan dan/ atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman/kredit.
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
syariah.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito berjangka,
sertifikat deposito, atau tabungan dalam bentuk lain.
16. b. Kegiatan usaha yang tidak diperkenankan dilakukan Bank
Perkreditan Rakyat
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992,
kegiatan atau usaha yang dilarang bagi Bank Perkreditan
Rakyat, antara lain:
1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu
lintas pembayaran.
2) Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing.
3) Melakukan usaha perasuransian.
4) Melakukan penyertaan modal.
5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan yang ditetapkan di
atas.
17. 3. Tujuan Bank Perkreditan Rakyat
Pendirian Bank Perkreditan Rakyat memiliki beberapa tujuan.
Tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut:
a. Mengarah pada usaha untuk memenuhi kebutuhan jasa
pelayanan perbankan bagi masyarakat pedesaan.
b. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan
sehingga para petani, nelayan, dan para pedagang kecil di desa
dapat terhindar dari lintah darat, pengijon, dan pelepas uang.
c. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit
yang mudah dan sesederhana mungkin sebab yang dilayani adalah
orang-orang yang pendidikannya relatif rendah.
d. Ikut serta memobilisasi modal untuk keperluan pembangunan
dan turut membantu rakyat dalam berhemat dan menabung
dengan menyediakan tempat yang dekat, aman, dan mudah untuk
menyimpan uang bagi penabung kecil.
19. Kegiatan usaha bank syariah dalam hal penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada
kesepakatan antara bank dan nasabah penyimpan dana
sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya yang akan
menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan
diterima penyimpan.
Dalam rangka melayani masyarakat, terutama masyarakat
muslim, bank syariah menyediakan berbagai macam produk
perbankan. Jenis-jenis produk bank syariah yang ditawarkan
antara lain simpanan (AI-Wadi'ah), pembiayaan dengan bagi
hasil, dan Bai'al-Murabahah.
20. 1. Simpanan (Al-Wadi'ah)
Prinsip AI-Wadi'ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain baik perorangan maupun badan hukum yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
menghendakinya. Penerima simpanan disebut yad al-amanah
yang artinya tangan amanah. Penyimpan tidak bertanggung
jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada
titipan selama hal
21. itu bukan akibat kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan
dalam memelihara barang titipan.
Dewasa ini, agar uang yang dititipkan tidak menganggur begitu
saja, si penyimpan uang titipan tersebut menggunakannya untuk
kegiatan perekonomian. Penggunaan uang titipan itu harus
terlebih dahulu meminta izin kepada si pemilik uang dan dengan
catatan si pengguna uang menjamin akan mengembalikan uang
tersebut secara utuh. Prinsip tangan amanah (yad al-amanah)
menjadi tangan pengguna (yad adh-dhamanah), Mengacu pada
prinsip yad adh-dhamanah, bank sebagai penerima dana dapat
memanfaatkan dana titipan seperti simpanan giro dan tabungan,
serta deposito berjangka bagi kepentingan masyarakat dan
kepentingan negara.
Pemberian jasa berupa bonus biasanya dalam bentuk bagi hasil
antara bank dan nasabah. Bonus biasanya diberikan kepada yang
memiliki dana rata-rata minimal yang telah ditetapkan. Dalam
praktiknya, nisbah antara bank dan deposan biasanya bonus untuk
giro wadi'ah sebesar 30%, nisbah 40%:60% untuk simpanan
tabungan, dan nisbah 45%:55% untuk simpanan deposito.
22. Contoh Studi Kasus 1
Yolanda memiliki rekening giro wadi'ah di Bank Muamalat
Semarang dengan saldo rata-rata pada Mei 2017 adalah
Rp10.000.000,00. Bonus yang diberikan Bank Muamalat Semarang
kepada nasabah adalah 30% dengan saldo rata-rata minimal
Rp5.000.000,00. Diasumsikan total dana giro wadi'ah di Bank
Muamalat Semarang adalah Rp5.000.000.000,00. Pendapatan
Bank Muamalat Semarang dari penggunaan giro wadi'ah adalah
Rp200.000.000,00.
Berdasarkan data di atas, Anda diminta menjelaskan bonus yang
diterima oleh Yolanda pada akhir Mei 2017.
Jawab:
Bonus yang diterima Ananda =
Rp10.000.000,00
Rp5.000.000.000,00
× Rp200.000.000,00 × 30%
= Rp120.000,00 (sebelum dipotong pajak)
23. 2. Pembiayaan dengan Bagi Hasil
Dalam bank konvensional, penyaluran dananya dikenal
dengan istilah pinjaman. Sementara itu, dalam bank syariah,
penyaluran dananya dikenal dengan istilah pembiayaan.
Dalam bank konvensional, keuntungan bank diperoleh dari
bunga yang dibebankan, sedangkan dalam bank syariah
diterapkan sistem bagi hasil.
Dalam bank syariah, prinsip bagi hasil yang diterapkan dalam
pembiayaan dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu:
24. a. Al-Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak
memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa
keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan. Al-Musyarakah dalam praktik perbankan
diaplikasikan dalam hal pembiayaan proyek. Nasabah yang
dibiayai bank sama-sama menyediakan dana untuk
melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari proyek
dibagi sesuai dengan kesepakatan bank setelah terlebih
dahulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-
Musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi
seperti pada lembaga keuangan modal venture.
25. Contoh Studi Kasus 2
Aryanto membuka usaha. Modal yang dibutuhkan sebesar
Rp400.000.000,00, sedangkan modal yang dimilikinya hanya
Rp200.000.000,00. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut,
Aryanto meminta bantuan Bank Syariah Semarang dan disetujui.
Dengan demikian, modal untuk usaha atau proyek sebesar
Rp400.000.000,00 dipenuhi oleh Aryanto 50% dan Bank Syariah
Semarang 50%. Pembagian hasil usaha dengan perbandingan
50%:50%. Jika pada akhirnya proyek tersebut memberikan
keuntungan sebesar Rp80.000.000,00, berapakah bagian laba yang
diterima oleh Aryanto dan Bank Muamalat?
Jawab:
Pembagian hasil keuntungan adalah 50:50, artinya 50% untuk Bank
Syariah Semarang (Rp40.000.000,00), 50% untuk Aryanto
(Rp40.000.000,00).
Catatan: pada akhir suatu usaha, Aryanto tetap akan
mengembalikan uang sebesar Rp200.000.000,00 ditambah
Rp40.000.000,00 untuk keuntungan Bank Syariah Semarang dari
bagi hasil.
26. b. Al-Mudharabah
Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di
mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak
lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila
mengalami kerugian, hal itu akan ditanggung pemilik modal
selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, si
pengelolalah yang bertanggung jawab.
Dalam praktiknya, mudharabah terbagi dalam dua jenis, yaitu
mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah,
Mudharabah muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak
pertama dan pihak lain yang cakupannya lebih luas, tidak
dibatasi waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis.
Mudharabah muqayyadah dibatasi oleh waktu, spesifikasi
usaha dan daerah bisnis.
27. Dalam dunia perbankan, Al-mudharabah biasanya
diaplikasikan pada produk pembiayaan modal kerja. Dana
untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan tabungan
haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat diambil dari
deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah
untuk usaha tertentu.
28. Contoh Studi Kasus 3
Novita melakukan usaha dengan modal Rp500.000.000,00.
Diperkirakan dari usaha tersebut akan diperoleh pendapatan
Rp25.000.000,00 per bulan. Modal tersebut disediakan seluruhnya
oleh Bank Niaga Syariah Semarang. Dari keuntungan ini disisihkan
dulu untuk mengembalikan modal, sebesar Rp10.000.000,00.
Selebihnya dibagikan antara Bank Niaga Syariah Semarang dan
nasabah sesuai dengan kesepakatan bersama, yaitu 60%:40%.
Berapakah bagian laba untuk Bank Niaga Syariah dan Novita?
Jawab:
Bagian laba masing masing adalah:
Laba yang diperoleh Rp25.000.000,00 — anggaran pengembalian =
Laba yang dibagikan.
Rp25.000.000 — Rp10.000.000,00 = Rp15.000.000,00.
Bank Niaga Syariah menerima 60% x 15.000.000,00 =
Rp9.000.000,00.
Novita menerima 40% x Rp15.000.000,00 = Rp6.000.000,00.
29. c. Al-Muzara'ah
Al-Muzara'ah merupakan kerja sama pengolahan pertanian
antara pemilik lahan dan penggarap. Pemilik lahan
menyediakan lahan kepada penggarap untuk ditanami produk
pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.
Dalam hal ini, pemilik lahan menyediakan lahan, benih, dan
pupuk, sementara penggarap menyediakan keahlian, tenaga,
dan waktu. Keuntungan diperoleh dari hasil panen dengan
imbalan yang telah disepakati.
30. d. Al-Musaqah
Al-Musaqah merupakan bagian dan al-muzara'ah, yaitu
penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan
pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan
mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase hasil
panen pertanian. Jadi, konteksnya tetap kerja sama
pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap.
31. 3. Bai'al-Murabahah
Bai'al-Murabahah merupakan kegiatan jual bell pada harga
pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual
harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia
beli ditambah keuntungan yang diinginkannya. Dalam istilah
perbankan syariah, murabahah diartikan sebagai suatu
perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dan nasabah di
mana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian
bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan
nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar
harga jual bank pada waktu yang ditetapkan. Dalam dunia
perbankan, kegiatan Bai'al-Murabahah terdapat pada
pembiayaan produk barang-barang investasi, balk dalam
negeri maupun luar negeri, seperti letter of credit atau lebih
dikenal dengan nama L/C.
32. Contoh Studi Kasus 4
Hartini memerlukan sebuah mobil senilai Rp300.000.000,00.
Bank Syariah Mandiri Semarang membiayai pembelian mobil
tersebut, dengan mengharapkan suatu keuntungan sebesar
Rp60,000.000,00 selama 5 tahun. Martini menyetujui
kesepakatan tersebut. Berapakah jumlah angsuran setiap
bulan, jika mobil tersebut diangsur selama 5 tahun?
Jawab:
Harga sebuah mobil Rp300.000.000,00. Bank menghendaki
keuntungan Rp60.000.000,00. Maka, harga yang ditetapkan
untuk sebuah Hartini adalah Rp360.000.000,00. Hartini
mengangsur selama 60 bulan.
Rp360.000.000,00 : 60 bulan = Rp6.000.000,00. Jadi, Martini
mengangsur Rp6.000.000,00 kepada Bank Syariah Mandiri
Semarang setiap bulan selama 60 bulan.
33. a. Bai'as-Salam
Bai'as-Salam artinya pembelian barang yang diserahkan di
kemudian hari, sementara pembayaran dilakukan di muka.
Prinsip yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih
dahulu jenis, kualitas, dan jumlah barang dan hukum awal
pembayaran harus dalam bentuk uang.
34. Contoh Studi Kasus 5
Revan seorang petani tebu hendak menanam tebu dan membutuhkan
dana sebesar Rp200.000.000,00 untuk lahan satu hektar. Bank Syariah
Mandiri Semarang menyetujui dan melakukan akad di mana Syariah
Mandiri Semarang akan membeli hasil tebu tersebut sebanyak 10 ton
dengan harga Rp200.000.000,00. Pada saat jatuh tempo, petani harus
menyerahkan tebu sebanyak 10 ton. Selanjutnya, Bank Syariah Mandiri
Semarang menjual tebu tersebut dengan harga Rp25.000,00 per
kilogram. Berapakah keuntungan Bank Mandiri atas kerja sama dengan
nasabah Revan?
Jawab:
Penghasilan bank adalah 10 ton x Rp25.000,00 = Rp250.000.000,00.
Bank Syariah Mandiri Semarang akan memperoleh keuntungan sebagai
berikut:
Hasil penjualan tebu 10 ton x Rp25.000,00 sebesar Rp250.000.000,00
Modal yang diberikan kepada Revan sebesar Rp200.000.000,00—
Keuntungan Bank Syariah Mandiri Semarang Rp 50.000.000,00
35. b. Bai' Al-Istishna'
Bai' Al-istishna' merupakan bentuk khusus dari akad Bai'as-
salam. Ketentuan dalam Bai' Al-Istishna' mengikuti ketentuan
dan aturan Bai'as-salam. Bai' Al-Istishna' adalah kontrak
penjualan antara pembeli dan produsen (pembuat barang).
Kedua belah pihak harus saling sepakat terlebih dahulu
tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga
dapat dilakukan dengan tawar-menawar dan slstem
pembayaran dapat dilakukan di muka atau secara angsuran
per bulan atau di belakang.
36. Contoh Studi Kasus 6
PT Scorpion yang bergerak dalam bidang pembuatan dan
penjualan sepatu memperoleh order untuk membuat sepatu
anak sekolah SMP senilai Rp216.000,000,00 dan mengajukan
permodalan kepada Bank Syariah Mandiri Semarang. Harga
per pasang sepatu yang diajukan adalah Rp200.000,00 dan
pembayarannya diangsur selama tiga bulan. Harga per pasang
sepatu di pasaran sekitar Rp175.000,00. Dalam hal ini, Bank
Syariah Mandiri Semarang tidak mengetahui berapa biaya
pokok produksi. PT Scorpion hanya memberikan keuntungan
Rp40.000,00 per pasang sepatu atau keuntungan keseluruhan
adalah Rp43.200.000,00 yang diperoleh dari hitungan:
Rp216.000.000,00 x Rp40.000,00 = Rp43.200.000,00
Rp200.000,00
37. c. Al-Ijarah (Leasing)
Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya, kegiatan ini
dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating
lease maupun financial lease.
d. Al-Wakalah (Amanat)
Al-Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian
atau pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat
ini harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si
pemberi mandat.
e. Al-Kafalah
Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung
jawab dad satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan
dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan
seseorang.
38. f. Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang
berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya atau
dengan kata lain pemindahan beban utang dari satu pihak
kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan
dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau factoring.
g. Ar-Rahn
Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik
si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.
Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau
gadai.
40. Jasa bank lainnya berupa kegiatan penunjang untuk
mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana. Contoh:
1. Kiriman uang (transfer)
2. Kliring (clearing)
3. Inkaso (collection)
4. Safe Deposit Box (SDB)
5. Kartu Kredit
6. Bank Notes
7. Travellers Cheque
8. Letter of Credit (L/C)
9. Bank Garansi dan Referensi Bank
10. Memberikan jasa-jasa di Pasar Modal
11. Menerima setoran-setoran: pembayaran listrik, telepon,
air, pajak, dll
12. Melakukan pembayaran: gaji, pensiun, bonus, dividen, dll