8. Penangan stunting dilakukan melalui
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
pada sasaran 1.000 hari pertama kehidupan
seorang anak sampai berusia 6 tahun
(PAUD) Serta pencegahan saat usia remaja
Periode 1.000 HPK meliputi 270 hari
selama kehamilan dan 730 hari
pertama setelah bayi yang dilahirkan.
MENANGANI MASALAH
STUNTING
9. Intervensi gizi spesifik merupakan kegiatan yang
langsung mengatasi terjadinya stunting seperti
asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit
menular, dan kesehatan lingkungan. Intervensi
spesifik ini umumnya diberikan oleh sektor
kesehatan
10. IBU HAMIL
1. Memberikan
makanan tambahan
pada ibu hamil
2. Mengatasi
kekurangan zat besi
dan asam folat
3. Mengatasi
kekurangan iodium
4. Menanggulangi
kecacingan pada
ibu hamil
5. Melindungi ibu hamil
dari malaria
Sasaran Intervensi
Spesifik, berfokus
pada:
a. Ibu Hamil
b. Ibu Menyusui dan
anak anak hingga
usia 6 bulan
c. Ibu menyusui dan
anak usia 6-2 th
IBU MENYUSUI
dan ANAK < 6Bln
1.Mendorong inisiasi
menyusui dini
2.Mendorong ASI
eksklusif
3.Melahirkan di
faskes
4.Tablet tambah
darah
5.Imunisasi dasar
hingga 6 bln
(BCG,Polio, DPT,
hepatitis B,
Haemophilus
Influenza tipe B
IBU MENYUSUI
dan ANAK 6 Bln s/d 2Th
1.Mendorong pemberian ASI
hingga usia 23 bulan
disampingi oleh pemberian
MP ASI
2.Menyediakan obat cacing
3.Menyediakan suplementasi
zink
4.Melakukan fortifikasi zat
besi ke dalam makanan
5.Memberika perlindungan
terhadap malaria
6.Memberi imunisasi lengkap
7.Melakukan pencegahan dan
pengobatan diare
11. Intervensi gizi sensitif mencakup:
(a) Peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
(b) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan;
(c) Peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu dan
anak; serta
(d) Peningkatan akses pangan bergizi.
Intervensi gizi sensitif umumnya dilaksanakan di luar Kementerian Kesehatan.
Sasaran intervensi gizi sensitif adalah keluarga dan masyarakat dan dilakukan
melalui berbagai program dan kegiatan
12.
13. KONVERGENSI
didefinisikan sebagai sebuah
pendekatan intervensi yang
dilakukan secara terkoordinir,
terpadu, dan bersama-sama
pada target sasaran wilayah
geografis dan rumah tangga
prioritas untuk mencegah
stunting.
Penyelenggaraan intervensi
secara konvergen dilakukan
dengan menggabungkan atau
mengintegrasikan berbagai
sumber daya untuk mencapai
tujuan bersama.
Upaya konvergensi akan terwujud apabila:
1. Program/kegiatan Nasional, daerah, dan desa
sebagai penyedia layanan intervensi gizi spesifik
dan gizi sensitif dilaksanakan secara terpadu
dan terintegrasi sesuai kewenangan.
2. Layanan dari setiap intervensi gizi spesifik dan
gizi sensitif tersedia dan dapat diakses bagi
kelompok masyarakat yang membutuhkan,
terutama rumah tangga 1.000 HPK (ibu hamil,
ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan).
3. Kelompok sasaran prioritas menggunakan dan
mendapatkan manfaat dari layanan tersebut.
14.
15.
16.
17. BAGAIMANA CARA MENANGANI ANAK YANG SUDAH
STUNTING
1. Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk anak dengan tinggi badan di bawah normal yang didiagnosis stunting,
yaitu dengan memberikannya pola asuh yang tepat
Dalam hal ini meliputi inisiasi menyusu dini (IMD), Pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, serta Pemberian ASI bersama
dengan MP-ASI sampai anak berusia 2 tahun
World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) menganjurkan
agar bayi usia 6-23 bulan untuk mendapatkan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang optimal.
Ketentuan pemberian makanan tersebut sebaiknya mengandung minimal 4 atau lebih dari 7 jenis makanan,
meliputi serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau sumber protein lain,
dan asupan kaya vitamin A atau lainnya
18. Anak stunting harus diatur pola makan yang seimbang untuk mengejar
ketertinggalannya selama dalam kandungan. Gizi seimbang adalah memenuhi
50% karbohidrat, 10% protein, dan maksimal 40% lemak. hitungan ini berlaku
untuk anak usia di bawah 2 tahun. Sedangkan untuk anak di atas 2 tahun lemak
maksimal 30%.
Di sisi lain, perhatikan juga batas ketentuan minimum meal frequency (MMF),
untuk bayi usia 6-23 bulan yang diberi dan tidak diberi ASI, dan sudah mendapat
MP-ASI.
Untuk bayi yang diberi ASI
Umur 6 – 8 bulan: 2 kali per hari atau lebih
Umur 9 – 23 bulan: 3 kali per hari atau lebih
Sementara itu untuk bayi yang tidak diberi ASI usia 6 – 23 bulan yaitu 4 kali per
hari atau lebih.
Bukan itu saja, ketersediaan pangan di masing-masing keluarga turut berperan
dalam mengatasi stunting. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan meningkatkan
kualitas makanan harian yang dikonsumsi.
19. ALUR PENANGANAN ANAK STUNTING
PENDATAAN
Petugas/Kader
Posyandu/Kunjungan Rumah
Fasilitas Alat Standar
• Dacing/Timbangan Bayi
• Alat Ukur Panjang Badan/Tinggi Badan
• Pita LILA
• Pita Lingkar Kepala
PENILAIAN STATUS GIZI
o Petuas Kesehatan
o Referensi Standar WHO
o Pencatatan/Pemetaan Stunting
o Kunjungan Rumah Petugas/Kader
o Pelaporan
SOSIALISASI
Ibu Bayi Balita Stunting
Petugas Kesehatan
Kepala Desa
Pendamping Desa
PKK
Lintas Sektor
PENANGANAN
Pemeriksaan Kesehatan
Pemberian PMT
Obat-obatan Medis dan Obat Gizi
Pengaturan Pola Makan dan Pola Asuh
Penyuluhan dan konseling Kesehatan
Evaluasi
Minimal 1 bulan sekali
20. CONTOH ALAT-ALAT ANTROPOMETRI STANDAR
Dacing
Timbangan Bayi
Alat Ukur Panjang Badan
Bayi (0-2 Tahun)
Alat Ukur Tinggi Badan
Anak (2-5 Tahun)
Pita LILA Bayi Balita
Pita Lingkar Kepala